RADAR LAMPUNG | Sabtu, 10 Desember 2011

Page 25

OPINI

SABTU, 10 DESEMBER 2011

General Manager: Purna Wirawan Pimpinan Perusahaan: Ismail Komar Manager Iklan: Desti Mulyati Staf Iklan: Leny Hartanti, Novi Sofian Fikri (Administrasi), M. Shahib (Design iklan) Iklan Perwakilan Jakarta: Aspandar Nasution (kepala), Falma Manager Event Organizer (EO) Liris Vawina Staf Event Organizer Indah Sumaputri Manager Pemasaran Marlinda (pjs) Staf Pemasaran: Hery,Agus, Supriyadi, Adi Irawan Manager Keuangan: Sarri Octarini, Anna Susanti (kasir) ,Pas Irvanus (akunting) Manager Personalia dan Umum: Faradiba Staf Manager Personalia dan Umum: Roby Junasari, Aris, Didik S, Hary, Erwin Sajjah Dewan Pengawas: Ardiansyah (Koordinator) Anggota Dewan Pengawas: Taswin Hasbullah, Abdurrahman, Ibnu Khalid Penerbit: PT Wahana Semesta Lampung Komisaris Utama: Alwi Hamu Komisaris: Lukman Setiawan, Dwi Nurmawan Direktur Utama: Suparno Wonokromo Direktur: Ardiansyah Percetakan: PT Lampung Intermedia Pencetak: Budi S.(kabag) Suparman, Z. Arifin, Pujianto, Jenianto, Alim, Joko

Pemimpin Redaksi: Nizwar Dewan Redaksi: Ade Yunarso (koordinator), Anggota: Nizwar, Eko Nugroho, Adi Pranoto, Irwansa, Redaktur Senior: Eko Nugroho Redaktur: Adi Pranoto, Irwansa, Alam Islam, Ary Mistanto Asisten Redaktur: Senen, Trufi Murdiani, Taufik Wijaya, Abdul Karim Staf Redaksi: Syaiful Amri, Widisandika, Nurlaila Yanti, Wirahadikusumah, Eka Yuliana, Maria Ulfa, Fajar Arifin, Yuda Pranata, Gatra Yuda(Bandarlampung), Muhammad Ma’ruf (Metro), Dwi Prihantono (Lamtim), Kohar Mega (Lampura), Edy Herliansyah (Tanggamus), Agus Suwignyo (Pringsewu-Pesawaran), Yusuf A,S. (Tulangbawang), Gede Putu Kristanto (Lamteng), Abdurahman (Lamsel), Hermansyah (Waykanan) Segan P.S( Mesuji) Wartawan Jakarta : Dina Puspasari, Kusumayuda Copy Editor: Rudy Saputra, Syaiful Mahrum Sekretaris Redaksi : Masriani Kabag Pracetak: Riswadi Pracetak: Ripto D., Helmi Jaya, Nopriyadi, Farabi Lincoln, Hendrawan Poerbantara, Asep Supriyadi, Iwan N, Heru, Arya Bayu Alamat: Jalan Sultan Agung No. 18 Kedaton, Bandarlampung, Telp. (0721) 789750-782306, Faks. (0721) BNI Cabang Tanjungkarang No. Rek. 007.149.0467 BCA Cabang Telukbetung No Rek 0200.721.799 Bank atas nama PT Wahana Semesta Lampung Email: redaksi@radarlampung.co.id Homepage: www.radarlampung.co.id

ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

TAJUK

Selamat Datang JSS!

T

AHAPAN demi tahapan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) terus berjalan. Peraturan presiden (perpres) yang mengatur pembangunan JSS telah keluar. Kini PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM) mulai melakukan feasibility study (FS) atau studi kelayakan JSS. FS ini ditargetkan selesai 2014. Pembangunan megaproyek ini memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain mudah, juga cepat. Namun, membutuhkan waktu dan penelitian yang matang. Paling tidak, tahapan yang dilakukan ini telah menunjukkan gerakan pembangunan JSS yang cukup signifikan. Semoga pembangunan JSS yang sepanjang 29 kilometer ini tak sekadar impian dan harapan masyarakat! Segera terwujud, meski membutuhkan waktu dan proses. Selamat datang JSS di Sai Bumi Ruwa Jurai! Perlu menjadi catatan, dalam FS yang akan dimulai pekan ini agar dilakukan secara matang. Karena FS adalah modal dasar dalam pembangunan secara teknis. Jangan sampai robohnya Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terulang kembali pada JSS! Diketahui, pembangunan JSS ini akan dilakukan PT BSM. Anak perusahaan multinasional PT Artha Graha itu pekan ini segera menggelar pertemuan untuk mengesahkan konsorsium yang terdiri atas PT Lampung Jasa Utama (LJU) dan PT Banten Global Dev. Perwakilan Artha Graha di Lampung, Babay Chalimi, mengatakan, selaku konsorsium yang bakal mengelola JSS dan kawasan di sekitarnya, kucuran dana dari PT BSM sebesar Rp150 triliun akan lebih banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur JSS dan pengembangan kawasan. (een)

• • •

Wartawan Radar Lampung selalu dibekali kartu pers Wartawan Radar Lampung tidak boleh menerima atau meminta sesuatu dari siapa pun dengan alasan apa pun. Jika menemukan pelanggaran terhadap dua poin tersebut, silakan hubungi Nizwar dengan nomor 0811723705.

25

Kembalikan Hak Asasi Petani Oleh Sugianto (1) Ketika pohon terakhir telah ditebang; ikan terakhir telah ditangkap; sungai terakhir telah penuh racun; manusia baru menyadari bahwa ternyata uang tidak bisa dimakan. (Anonim) SEKALIPUN data membuktikan bahwa kegiatan pertanianlah yang memberikan sumbangan terbesar bagi penghancuran (hutan) alam. Tapi, kegiatan pertanian jugalah pada perkembangannya -yang merupakan budaya yang paling beradab di muka bumi ini– yang bersahabat dengan kehidupan. Tapi, dalam budaya pertanian jugalah kita memiliki harapan untuk hidup dengan topangan alam yang seimbang. Petani: Antara Mulia dan Nista Petani selalu disanjung-muliakan dalam retorika politisi dan pejabat di negeri ini. Di manamana dikatakan bahwa petani merupakan saka guru dari kehidupan negeri ini. Mengapa petani disanjung-puji sebagai penyangga penting dari kehidupan ini? Jawabnya jelas: Karena produk yang dihasilkan oleh petani, yakni bahan makan dan bahan konsumsi lainnya. Bukan karena mereka sebagai petani. Selama manusia belum bisa kenyang dari makan aspal dan data komputer, kehadiran petani sangat dibutuhkan di planet ini. Tapi, ide ini tidak nyambung dengan realitas kehidupan kita. Dalam dunia yang kesurupan dengan uang, data dan informasi seperti sekarang ini petani menjadi minder mengakui profesinya. Kini orang sudah tidak bangga mencantumkan pekerjaan ’’petani” pada kolom pekerjaan di KTPnya. Orang lebih percaya diri jika dalam kolom pekerjaan pada KTP-nya dituliskan sebagai ’’swasta”. Padahal kata ’’swasta” ini merupakan plesetan dari kata ’’wiraswasta” –yang artinya pengusaha atau semacam pedagang. Realitasnya kategori ’’swasta” merupakan kategori umum yang dikenakan bagi masyarakat dengan jenis pekerjaan tidak jelas. Minimal ada tiga alasan me-

ngapa petani malu dan minder sebagai petani. Pertama, dari segi citra, petani adalah pekerjaan yang harus dilakukan dengan tubuh terpapar panas matahari, hujan, dan kotoran. Sehingga tidak mungkin seorang petani menggarap sawah atau ladangnya dengan pakaian bersih, bersepatu mengkilap, dan berdasi. Dalam kultur kerja di mana pakaian bersih, ruang AC, dan penjagaan satpam menjadi ideal dari tingkat kebaikan sebuah pekerjaan, maka pekerjaan sebagai petani jelas hadir sebagai citra pekerjaan kelas bawah. Kedua, dalam dunia yang mengagungkan dan mendewa-dewakan kekuasaan, petani adalah jenis pekerjaan yang nyaris sama sekali tidak memiliki siapa pun untuk dikuasai. Terhadap benih, petani kita sudah tidak berkuasa lagi. Terhadap air, petani kita sudah tidak berkuasa lagi – kecuali terhadap air hujan yang jatuh langsung dari langit ke ladang atau sawahnya. Terhadap pupuk dan asupan-asupan lainnya, petani kita sudah tidak berkuasa lagi. Terhadap tanah? Mereka tidak terlalu yakin. Musibah keluarga sakit, anak sekolah atau – bahkan kebutuhan sosial – dan kebutuhan pihak luar dengan atas nama ’’pembangunan” membuat petani kita tidak terlalu berkuasa atas tanah mereka. Terhadap nilai tukar, petani kita sama sekali tidak berkuasa. Dalam banyak hal petani kita adalah budak di tanah – yang untuk sementara ini – mereka kuasai sendiri. Ketiga, dalam dunia yang mengukur baik-buruknya sebuah pekerjaan berdasarkan besar-kecilnya ’’upah” uang yang dihasilkan, petani kita menjadi layak untuk menyadari bahwa mereka adalah termasuk golongan paling sial di negeri ini. Perubahan iklim global, perkembangan hama akibat dampak

negatif dari pemakaian pestisida dan insektisida tak terkendali dan kebijakan negara menyebabkan profesi petani laksana arena perjudian – dengan tingkat kemenangan yang sangat tipis. Petani bukan saja menjadi profesi yang memalukan, melainkan juga menjadi profesi yang rentan terhadap ketahanan hidup. Gejala petani bunuh diri, baik sengaja maupun tidak sengaja sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan dengan jelas rentannya kehidupan kaum tani. Kembalikan Hak Asasi Petani Profesi petani merupakan profesi tertua setelah berburu dan meramu. Harus diakui bahwa budi daya pertanian merupakan perusak (hutan) alam yang paling ekspansif di muka bumi ini. Artinya, budaya pertanian merupakan budaya yang secara inheren memiliki daya rusak besar. Daya rusak ini menjadi berlipat-lipat kekuatannya manakala dirasuki oleh kekuatan teknologi kapitalistik yang dikendalikan oleh kaum pemodal. Dengan dirasuki oleh kekuatan jahat teknologi kapitalistik yang maujud dalam bentuk pupuk, herbisida dan pestisida kimia, budaya pertanian bukan saja terus menggerogoti hutan alam yang masih tersisa, melainkan juga menghancurkan, meracuni, merusak lahan-lahan dan ekosistem pertanian yang sudah ada. Hal ini terjadi karena petani telah kehilangan kemandiriannya sebagai petani. Oleh kekuatan politik yang eksploitatif, petani (kita) dengan mudah dijadikan tunggangan dan budak oleh penguasa modal untuk menumpuk uang. Atas nama politik kepentingan nasional dan atas nama ketahanan pangan, petani (kita) telah dipersembahkan secara ramai-ramai kepada ilah jahat yang bernama kapitalisme global. Dalam sebuah upacara suci – yang bernama ’’pembangunan” – kita telah cabut roh petani dari budaya pertanian kita, lalu kita undang roh kapitalisme global untuk merasuki budaya pertanian (kita). Dengan kerasukan roh kapitalisme global, wajah pertanian

kita menjadi beringas dan serakah. Semua hendak dilahap dan diterkam untuk dimakan. Perilaku sopan dan lemah-lembut yang diperlihatkan sebelumnya mendadak menjadi hilang. Napasnya menebarkan racun yang mengacaukan ekosistem yang selama ribuan tahun telah menghidupinya dalam damai. Para petani lari pontang-panting seperti mengendalikan waluku (bajak) dengan penghela banteng yang kesurupan. Setelah proses adaptasi yang tidak terlalu lama, para petani kita nampak menikmati kegiatan bertaninya dengan high speed berkat teknologi kapitalistik. Tapi, saat ini petani kita sudah kehabisan energi, kehabisan semangat dan kehabisan akal. Sekarang petani kita sudah bukan pengendali lagi atas mainan teknologi (kapitalistik) yang pernah di tangannya. Teknologi itu telah secara pelan-pelan berubah menjadi tuan yang mengendalikan kaum tani. Petani telah kehilangan identitasnya sebagai petani. Karena bersamaan dengan masukkan industrialisasi pertanian, petani kita secara pelan-pelan telah dicabut hak asasinya sebagai petani. Oleh penguasa politik yang bekerja sama dengan penguasa modal petani kita telah kita korbankan hak-hak asasinya di atas mezbah pembangunan nasional. Maka menjadi nonsense upaya meningkatkan kesejahteraan kaum tani jika tidak dimulai dengan mengembalikan hak-hak asasi kaum tani, yakni mengembalikan kaum tani menjadi penguasa atas ’’tubuh tani” mereka. Negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia warganya harus berani mengubah orientasi pembangunan pertaniannya dari pembangunan pertanian yang mengorbankan petani demi kepentingan nasional menjadi pembangunan pertanian yang menempatkan petani sebagai subjek yang berhak secara merdeka mengenai apa yang hendak mereka tanam dan mengenai bagaimana mereka akan menanam. Bahkan negara harus mampu memberikan perlindungan secara efektif kepada

petani dari pertarungan yang tidak fair sebagaimana yang terjadi saat ini. Peran yang paling dasar dari negara dalam rangka memulihkan dan menegakkan hak asasi petani adalah menjamin kepastian akses bagi kaum tani untuk menguasai kembali tanah, air, teknologi (pembenihan, pupuk, obatan-obatan, dan lain-lain), budaya, modal dan pasar pertanian mereka. Agenda mendesaknya adalah agar negara (pemerintah) menghentikan kebijakan-kebijakan yang didektekan oleh penguasa modal yang menguasai industri asupan pertanian. Penutup Bagi kaum tani, jangan berpikir bahwa negara akan dengan sendirinya membantu kaum tani untuk mendapatkan hak-hak asasinya sebagai petani. Kaum tani harus melakukan perjuangan secara sistematis dan terorganisir untuk merebut hak-haknya, termasuk hak asasinya. Di atas semuanya, kaum tani harus yakin bahwa usaha mewujudkan hak asasi petani pasti bisa diwujudkan dengan damai. Para petani harus yakin bahwa memperjuangkan hak asasi kaum tani merupakan misi mulia (mission sacre). Karena hanya ketika ladang dan sawah pertanian kita dikuasai kembali oleh kaum tani, dunia akan mendapatkan makanan yang sehat dari tanaman yang ditanam dengan cinta-kasih dan hati merdeka. Karena petani sesungguhnya bukan pabrik racun pertanian. Ayo petani bangkit menegakkan hak asasi kaum tani agar kita bisa kembali menjadi petani yang mulia, karena hidup di dalam irama yang memuliakan alam dan kehidupan. Selamat Hari HAM 2011! (*) (1). Pembina IPPOL (Ikatan Pelopor Pertanian Organik Lampung); manajer program ICCO Yabima Indonesia; mengajar mata kuliah pemberdayaan masyarakat pada program pascasarjana bidang kesehatan masyarakat Universitas Malahayati, Bandarlampung; dan penggagas penanaman padi apung di Desa Gunungagung, Lampung Timur.

RUANG ini khusus bagi Anda yang berjiwa merdeka. Kirimkan apa pun pendapat Anda tentang apa saja. Baik berupa komentar, kritik, atau saran. Setiap pendapat yang masuk sedapat mungkin tidak akan diedit. Pendapat bisa dikirim lewat surat ke alamat redaksi, fax. di nomor (0721) 789752, e-mail: redaksi@ radarlampung.co.id atau radarlpg@indo.net.id. Sertakan identitas yang masih berlaku. Atau kirimkan Podium Rakyat Anda melalui SMS. Caranya, ketik: POD (Isi Podium). Contoh: POD Mohon pembangunan jalan. Lalu kirim ke No. Matrix: 08154056789. Podium melalui SMS diutamakan yang menyangkut persoalan-persoalan pelayanan publik.

Tanggapan Distannak Pesawaran MENANGGAPI SMS dari pemilik nomor ponsel 085769547340 melalui Podium Rakyat Radar Lampung halaman 25 pada 8 Desember 2011 tentang bantuan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Pesawaran. Menyatakan bahwa: 1. Tidak benar bantuan yang dialokasikan ke kelompok tani tidak didistribusikan ke masyarakat.

diusulkan ke kabupaten dan selanjutnya diteruskan ke provinsi serta pusat. Selanjutnya diverifikasi layak atau tidaknya mendapatkan bantuan-bantuan itu. 4. Untuk bantuan gagal panen 2011 sudah diproses dan diusulkan ke pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian Provinsi serta hingga kini belum terealisasi. Di mana realisasi bantuan itu berupa dana tunai Rp3,7 juta per hektare dan dana itu didistribusikan langsung ke re kening masing-masing kelompok tani.

2. Bantuan-bantuan yang didistribusikan ke kelompok tani hanya bersifat stimulan dan tidak semua kelompok menerima bantuan.

Kadistannak Pesawaran Ir. Lukmansyah, M.M.

3. Prosedur penetapan kelompok penerima bantuan atas usulan petugas lapangan (Ka. UPT kecamatan) dengan kriteria kelompok yang aktif, kemudian

BAPAK Bupati Lampung Selatan, bagaimana nasib para TKS dan honorer kesehatan yang sudah lama bekerja? Tolong pikirkan juga. (08998688712)

Nasib TKS

Ijazah Palsu

Pemekaran Kabupaten SBM

KASUS pemalsuan ijazah anggota DPRD Lampung Utara dari Partai Gerindra yang telah dipecat dari partainya jadi pelajaran bagi calon anggota legislatif Pemilu 2014. (081272075527)

BUKIT Abung Bersatu boleh bicara Pilkada 2013 Lampung Utara. Tetapi jangan lupa perjuangan realisasi Kabupaten Sungkai Bunga Mayang (SBM) yang sudah terlupakan. Ke mana para deklarator SBM. (081272075527)

Iuran di MTsN 2 YTH. Bapak Wali Kota Bandarlampung. Mohon kiranya diperiksa MTsN 2 Bandarlampung. Karena pihak komite sekolah mengharuskan setiap siswa MTsN 2 harus membayar Rp400 ribu untuk meningkatkan mutu belajar. Tapi, pihak komite sekolah tidak memberikan rincian secara detail apa saja yang akan dibelikan dari uang itu. Karena uang itu apabila dikalikan dengan jumlah siswa MTsN jumlahnya cukup besar. Mohon ditindaklanjuti secepatnya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Terima kasih. (085758939258)

Dugaan Pungli ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb. Yth. Bapak Gubernur Lampung. Kami ma hasiswa IAIN Raden Intan telah me laporkan pihak kampus IAIN terkait pungli penyalahgunaan wewenang dan anggaran wisuda mahasiswa Tulang Bawang yang sangat tidak logis ke Polda Lampung. Kami mohon agar kasus laporan kami segera di tindaklanjuti. Ka rena sampai hari ini belum ada tin dakan yang jelas yang dilakukan oleh pihak berwajib. (087899111915)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.