RADAR LAMPUNG | Rabu, 17 Maret 2010

Page 1

RABU, 17 MARET 2010

32 HALAMAN/Rp3.000,-

’’Siapa Bilang Kami Ditangkap?!’’

FOTO JPNN

METRO - Kabar tertangkapnya lima warga Lampung yang diduga terlibat aksi terorisme di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) membuat keluarga Agus Sutan Sati di Kota Metro terkejut. Pasalnya, lima orang itu sampai kemarin masih beraktivitas seperti biasa. Yakni Agus Sutan Sakti bersama anak kedua, tiga, enam, dan ketujuhnya. Berturut-turut Armen (42), Gusmeli (41), Adri (33), dan Gusneli (30). ’’Keempat nama tersebut memang anak saya, tetapi mereka tidak pernah tergabung kelompok yang disebut teroris. Selain itu, mereka juga tidak pernah diamankan di Polda NAD,” terang Agus usai dimintai keterangan di Mapolresta Metro kemarin (16/3). Menurutnya, kabar tentang keterlibatan dirinya dan keempat anaknya tersebut membuat anggota keluarganya bingung. Sebab, mereka berada di rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa. Misalnya Armen, hingga Senin lalu masih berdagang di Pasar Sekampung, Lampung Timur.

RAZIA TERORIS: Mengantisipasi masuknya teroris di Kota Ambon, Selasa (16/3), sejumlah aparat kepolisian melaksanakan razia di berbagai tempat keramaian. Bagaimana dengan Lampung?

Baca SIAPA Hal. 19

Data Lima Warga Lampung Dipalsukan BANDARLAMPUNG - Data lima warga Lampung yang diduga terlibat terorisme sebagaimana dilansir Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Senin (15/3) lalu kemungkinan dipalsukan. Kelimanya yakni Agus Sutan Sakti dan anak kedua, tiga, enam,

serta tujuh lelaki asal Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, itu. Berturut-turut Armen (42), Gusmeli (41), Adri (33), dan Gusneli (30). Direktur Direktorat Intel dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Lampung Kombespol Suroso Hadi Sis-

woyo menegaskan hal itu semalam (17/3). ’’Karenanya, ini akan kami perdalam,” ungkapnya. Selain dugaan pemalsuan data administrasi kependudukan, ia melontarkan kemungkinan lain. Yaitu hanya kesamaan nama. Sebab, Gusmeli, yang ditangkap Densus 88

Mabes Polri di Aceh, mengaku warga Desa Pelindungjaya, Kecamatan Gunungpelindung, Lampung Timur. ’’Adapun pekerjaannya di Lamtim sebagai guru mengaji di Masjid Al Jihad yang posisinya tidak jauh dari tempatnya tinggal,” terang Suroso. Ia menunjukkan pesan singkat

dari salah seorang anggota Densus 88 kepada Radar Lampung. Sebelum hijrah ke Aceh, Gusmeli sempat mampir ke Pondok Pesantren Almuksin di Kota Metro. Dari data awal yang diterima, Gusmeli Baca DATA Hal. 19

Adik Jaja Berencana Bunuh SBY BANDA ACEH – Kepolisian menemukan fakta baru dari kelompok militan di Nanggroe Aceh Darussalam. Tono, adik Pura Sudarma alias Jaja, yang masih diburu merupakan perencana bom Jatiasih, Bekasi, untuk membunuh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Kepastian itu disampaikan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri di Mapolda NAD, Banda Aceh, kemarin. Selama kunjungan, orang nomor satu di korps baju cokelat tersebut juga melihat sejumlah tempat perburuan militan di NAD. Salah satunya lokasi penyergapan yang juga markas pelaku di Pegunungan Lamkabeu, Aceh Besar. Pria yang akrab disapa BHD tersebut kemudian mengunjungi dua polisi yang tertembak dalam penggerebekan. Juga memberikan penghargaan kepada polisi dan prajurit Koramil Leupung, yang berhasil menewaskan dua tokoh militan serta menangkap delapan anggota kelompok tersebut dalam razia dan penggerebekan di Leupung, Jumat lalu (12/3).

Kapolri menuturkan, dua teroris anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang tewas di Leupung, Encang Kurniawan dan Pura Sudarma alias Jaja, sudah lama diincar polisi. Keduanya tewas dalam baku tembak di lokasi yang hanya berjarak puluhan meter dari Mapolsek Leupung. Saat ini, kata Kapolri, sudah 38 anggota kelompok militan ditangkap di Aceh. Densus 88 Mabes Polri dan Polda Aceh pun terus memburu 14 tersangka lainnya yang masuk DPO (daftar pencarian orang). Seorang di antaranya adalah Tono. Dia diyakini terlibat dalam perencanaan bom Jatiasih, yang ditujukan kepada Presiden SBY. ’’Dia (Tono, Red) diyakini masih berada di Aceh,’’ terang Kapolri. Dilanjutkan, 14 teroris DPO itu tergolong kelas kakap dan memiliki berbagai keahlian. Mereka juga terlibat berbagai aksi pengeboman, seperti bom Bali I dan II, serta Hotel J.W. Marriot dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Baca ADIK Hal. 19

FOTO JPNN

TINJAU ACEH: Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri bersama Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Kapolda Irjen Adityawarman, dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Hambali Hanafiah meninjau lokasi penembakan dua orang yang diduga terlibat teroris di Jalan Banda Aceh-Meulaboh, Meunasah Mesjid, Kecamatan Leupueng, Aceh Besar, kemarin (16/3).

Melaporkan Pertempuran dengan Sketsa

TONY Rafty (94) adalah veteran tentara Australia keturunan Yunani dengan nama asli Tony Raftopoulos. Lahir pada 12 Oktober 1915, selain seorang veteran, dia adalah wartawan sekaligus seniman kelas dunia

Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306 - 7410327

Baca RIAU Hal. 19

ALANGKAH senangnya ketika pagi ini saya benar-benar akan bisa mendarat di Kota Sibolga. Inilah untuk kali pertamanya dalam hidup saya akan melihat kota yang menurut teman-teman saya sangat indah dengan pemandangan Samudera India yang biru. Jabatan saya yang baru sebagai direktur Dahlan Iskan utama PLN yang membuat saya harus datang ke Sibolga. Sejak dulu saya sangat ingin ke Sibolga, tetapi selalu saja terhambat kesibukan. Bahkan ketika teman-teman saya mendirikan surat kabar Metro Tapanuli di Sibolga ini pun saya tidak bisa datang di hari peresmiannya. Bahkan sampai surat kabar

yang punya kedekatan khusus dengan Indonesia. Kini Rafty tinggal sendirian di rumahnya di pinggiran Kota Sydney. Masih tampak sehat meski usianya sudah mendekati satu abad. Bicaranya lantang dan ingatannya masih tajam. Dia juga lancar menceritakan pengalamannya di Surabaya saat terjadi pertempuran hebat sekitar tahun 1945. Tentang Hotel Oranje yang kini menjadi Hotel Majapahit serta peristiwa-peristiwa lain di Jakarta dan Jogja. Pada Minggu pagi lalu (7/3), saya mengunjungi rumah Rafty yang dipenuhi sketsa dan karikatur. GambarBaca MELAPORKAN Hal. 19

JAKARTA – Kantor Perwakilan Riau Airlines (RAL) di Jakarta mendapat teror bom kemarin (16/ 3). Teror terjadi setelah 10 menit pesawat RAL ZRG100-Reg penerbangan RIU-196 yang membawa 54 penumpang mengudara dari Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang menuju Jakarta. Si peneror menginformasikan di dalam pesawat RAL yang baru terbang terdapat bom. Tak pelak, otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, panik. Informasi itu menyebar cepat dan begitu pesawat tiba langsung dilokalisasi di tempat yang jauh dari aktivitas kegiatan di bandara. Puluhan petugas keamanan dari otoritas bandara, polsek dan petugas keamanan bandara, termasuk pasukan Gegana Polri langsung melakukan pemeriksaan terhadap semua barang milik penumpang yang ada di dalam pesawat. Sedangkan mobil pemadam kebakaran bersiaga tak jauh dari pesawat. Seluruh penumpang juga tidak dibenarkan meninggalkan bandara. Mereka ditempatkan secara khusus (isolasi). Tidak ada barang yang boleh dibawa penumpang, kecuali ponselnya masingmasing. Pemeriksaan berlangsung sejak pesawat mendarat sekitar pukul 17.00 hingga 21.00 WIB. Setelah dilakukan penyisiran, ternyata bom yang dimaksud tidak ditemukan. Terkait teror bom itu, Polresta Tanjungpinang langsung melakukan penyelidikan. Kapolresta Tanjungpinang AKBP Djoko Rudy menyatakan dugaan pelaku teror atas nama Herjom, penumpang pesawat RAL tujuan Jakarta dari Tanjungpinang yang tertinggal pesawat. Kemudian, kepolisian memanggil dan memeriksa agen penjualan RAL di Tanjungpinang. Sayang, pencatatan identitas penumpang seperti KTP tidak lengkap. District Manager RAL Tanjungpinang Suhardi membenarkan adanya ulah orang tidak bertanggung jawab yang menelepon Kantor Perwakilan RAL di Bandara Soekarno-Hatta. Akibatnya, seluruh penumpang yang terbang dari Tanjungpinang dengan pesawat RAL harus tertahan beberapa jam di bandara. ’’Setelah diperiksa semuanya, ancaman bom itu tidak ada,’’ kata Suhardi. Dia juga membenarkan adanya penumpang yang tertinggal pesawat. Orang tersebut sempat marahmarah sebelum pergi karena saat dia datang dengan mobilnya, pesawat masih berada di landasan pacu. Namun, karena sudah di landasan pacu, pesawat

Agar Labuhan Angin Tidak Angin-anginan

Tony Rafty, Wartawan Australia yang Pernah Meliput Perang di Indonesia

Di sela mengikuti program Senior Editors’ Meeting di Australia, Pemimpin Redaksi Jawa Pos (grup Radar Lampung) Leak Kustiya menyempatkan diri mengunjungi Tony Rafty. Dia adalah wartawan Australia yang pernah meliput pertempuran di Surabaya pada 1945 untuk harian The Sun.

Riau Airlines Diteror Bom

FOTO JPNN

ADAM MALIK: Tony Rafty memperlihatkan sketsa Adam Malik di rumahnya di pinggiran Kota Sydney, Australia.

Baca AGAR Hal. 19

www.radarlampung.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.