RADAR LAMPUNG | Rabu, 16 Februari 2011

Page 1

RABU, 16 FEBRUARI 2011

36 HALAMAN/Rp3.000,-

HONDA DBL 2011

JSS Solusi Kemacetan Juni, Tetapkan Kriteria Proyek BANDARLAMPUNG – Kemacetan di pintu gerbang Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan dan Pelabuhan Merak, Banten, bakal terus terjadi. Solusi untuk mengurai kemacetan itu tidak lain percepatan Jembatan Selat Sunda (JSS). ’’Pelabuhan Bakauheni-Merak yang rentan kemacetan membuat posisi Jembatan Selat Sunda di kemudian hari menjadi penting bagi Lampung dan Banten. Bahkan, provinsi lain di Indonesia. Inilah yang kami bolak-balik perjuangkan ke pemerintah pusat. JSS itu nggak mustahil,’’ kata Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. kepada wartawan. Dalam pandangan mantan deputi operasional Polri ini, selain mampu mengurai kemacetan di pintu gerbang Pulau Sumatera dan Jawa, kondisi alam seperti gelombang tinggi yang kerap membuat perjalanan menjadi terhambat sedikit banyak dapat diminimalisasi dengan adanya JSS. ’’Ini kan salah satu upaya,’’ tukasnya. Tercatat, beberapa waktu lalu, jalur lintas Sumatera di area Pelabuhan Bakauheni mengalami kemacetan akibat beberapa faktor. Antara lain pemberlakuan sistem pendataan penumpang (manifes) dalam kendaraan, kapal docking, kapal rusak, dan kapal sedang perawatan. Sementara volume kendaraan yang akan menyeberang ke Merak terus meningkat. ’’Nah yang paling mungkin ya dengan jembatan tadi,’’ kata Oedin, sapaan akrab kepala daerah yang dikenal terbuka dengan media itu. Informasi yang berkembang, sejauh ini peraturan presiden (perpres) mengenai pelaksanaan proyek JSS masih berada di Sekretariat Negara, menunggu untuk ditandatangani. Pemerintah pusat pun telah menyiapkan sejumlah langkah lanjutan setelah perpres dikeluarkan. Diketahui, pemerintah bakal menetapkan kriteria dan rencana pelaksanaan proyek pembangunan JSS pada Juni 2011 mendatang. Proses penentuan kriteria itu nantinya dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang penentuan pelaksana proyek jembatan pemersatu JawaSumatera tersebut.

FOTO ERWIN SAJJAH

SUPORTER YP UNILA

Suporter setia SMA YP Unila secara konsisten memberikan dukungan kepada tim kesayangannya. Mereka terkenal dengan slogan ’’Loyalitas Tanpa Batas’’.

Adu Fanatisme Suporter SUPORTER fanatik sangat berarti keberadaannya dalam pelaksanaan pertandingan. Terkadang, semangat para pemain yang sedang terjatuh bisa kembali bangkit ketika dukungan moral dari penonton setia mengalir begitu deras. Bukan hanya itu, atmosfer pertandingan akan semakin hangat dan seru ketika suara suporter bergemuruh. Pada Honda Development Basketball League (DBL) Lampung Series 2011 yang sudah sampai babak perempat final, keriuhan dan keramaian suporter menjadi pertunjukan tersendiri. Baca ADU Hal. 11

SUMBANGAN SAMPAI HARI SELASA, 15 FEBRUARI 2011 Saldo

Baca JSS Hal. 11

Rp 28.305.000

Mengungkap Pungli Jutaan Rupiah dalam Program Prona di Sumberrejo, Kemiling (2/Habis)

PENCULIKAN

Pengaduan Berlebihan PENGAKUAN Hendra (29), warga Jl. R.A. Basyid, Labuhandalam, Tanjungsenang dan Supartono (35), warga Jl. Urip Sumoharjo, Gunungsulah, Sukarame, Bandarlampung, ke Propam Polda Lampung dinilai mengada-ada dan berlebihan. Kuasa hukum Brigpol Yazir cs, Bambang Parikesit, S.H., menegaskan, Brigpol Yazir bersama lima rekannya masing-masing Anas, Gito, Eman, serta dua petugas Lapas Wayhuwi Marta dan Jumadi tidak pernah menculik dan menganiaya kedua korban. ’’Tidak pernah ada penculikan, apalagi penganiayaan. Laporan itu sama sekali tidak benar,’’ terang Bambang di Graha Pena –markas Radar Lampung– didampingi para kliennya itu kemarin (15/2). Ia membenarkan pada awalnya keenam kliennya tersebut memang sedang mencari keberadaan Iin, salah seorang narapidana Rutan Wayhuwi yang kabur beberapa waktu lalu. Baca PENGADUAN Hal. 11

Awas, Penjara Menunggu! Proyek nasional agraria (prona) seharusnya menolong masyarakat karena mereka dapat membuat sertifikat tanah secara gratis. Tetapi sayang di Kelurahan Sumberrejo, Kemiling, Bandarlampung, prona malah menjadi lahan subur pungutan liar (pungli). PUNGLI seolah telah menjadi budaya di mana-mana, tak terkecuali di Kota Bandarlampung. Prona yang seharusnya membantu masyarakat kecil justru dibisniskan oleh oknum di Kelurahan Sumberrejo. Seperti dilaporkan harian ini kemarin, hanya untuk mendapatkan tanda tangan lurah –yang menjadi salah satu kelengkapan sertifikasi tanah, pemohon prona dimintai uang antara

Rp250 ribu-Rp500 ribu. Pemohon prona di Kelurahan Sumberrejo mencapai 388 KK (kepala keluarga). Jika diratarata Rp200 ribu saja per KK, maka uang pungli yang terkumpul adalah Rp77,6 juta! Bisa dibayangkan jika ini juga terjadi di daerah lain. Lurah Sumberrejo M. Aidil Fitri, S.E. membantah dirinya mematok harga untuk

Napi Metro Tewas di OKU Timur MARTAPURA – Pelarian Indra (22), narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Metro, berakhir kemarin pukul 13.00 WIB. Napi kasus pencurian dan kekerasan itu tewas ditembak anggota Unit Resmob Satuan Reserse Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Timur di Jalan Raya Kecamatan Madang Suku I. Warga Desa Padangratu Dusun Proyek Cermin, Kota Metro, tersebut kabur dari lapas pada 2 Januari 2011. Sebelumnya, anggota Resmob Polres OKU Timur terlebih dahulu meringkus Dadang (20), warga Punggur, Lampung Tengah, yang juga napi pelarian dari Lapas Metro. Dia dibekuk pada Minggu (13/2) pukul 00.00 WIB di perempatan

Jalan Irigasi BP Piliung. Dadang yang menjalani hukuman karena terlibat kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur itu baru menyerahkan diri setelah kaki kanannya dihadiahi timah panas oleh petugas. Sementara Indra tewas setelah sebutir timah panas menembus dada kirinya. Penangkapan terhadap residivis kambuhan ini dipimpin Kasatres OKU Timur AKP Fitriadi Asnawi bersama Kanitresmob Aipda Soekandar dan Katimresmob Bripka Sudono.

tanda tangannya sebagaimana diungkapkan oleh Sekretaris Kelurahan Hairudin, S.Sos. Dia menegaskan tidak pernah meminta uang kepada warga untuk mengurus sertifikasi tanah. Namun yang agak janggal, dia mengatakan kalaupun ada warga yang memberikan uang, dana itu bisa digunakan untuk operasional pokmas (kelompok masyarakat) dan panitia prona kelurahan. Misalnya untuk bensin, rokok, dan pembelian meterai. Hairudin, S.Sos. yang dikonfirmasi Minggu

(13/2) terdengar marah. ’’Lho kan sudah konfirmasi lurah sih. Apalagi?! Kalau memang nggak mampu (bayar), datang aja ke kelurahan, nanti kita teken,” tandasnya sambil mematikan handphone. Mantan Camat Kemiling Safrilsyah menegaskan tidak mengetahui adanya pungli itu semasa dirinya menjabat. Baca AWAS Hal. 11

MENANGIS

Seorang anak menangis saat mengikuti zikir akbar di kawasan silang Monas, Jakarta, kemarin. Zikir akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,Wapres Boediono, sejumlah menteri, dan para ulama.

Baca NAPI Hal. 11 FOTO JPNN

Ironi Penggiat Antikorupsi di Jember; Sweeping Mobil Dinas Pejabat, 9 Tahun Berurusan dengan Hukum

Dua Kali Tantang Kejaksaan Minta Dieksekusi, tapi Malah Disuruh Pulang Gara-gara men-sweeping mobil dinas pejabat, seorang aktivis LSM antikorupsi di Jember, Jawa Timur, dipolisikan, lalu dimejahijaukan hingga Mahkamah Agung. Hasilnya, dia dinyatakan bersalah dan harus ditahan. Tetapi, sudah empat tahun ini terpidana yang berstatus buron itu tak juga dieksekusi. Padahal, dia tidak kabur dan malah sering tampil di hadapan umum.

STATUS DPO Meski ditetapkan sebagai DPO, Sudarsono

FOTO REUTERS

LUKISAN RAKSASA

Warga Tibet dan wisatawan melihat Thangka raksasa atau sebuah lukisan sutra dengan bordir. Lukisan ini ditampilkan pada sebuah bukit dekat Langmu, candi di Gannan Prefektur Otonomi Tibet, Provinsi Gansu. Mereka berkumpul untuk melakukan ’’Monlam’’ atau doa.

Laporan Nur Fitriana, JEMBER

tetap bisa bebas dalam

AKTIVIS LSM antikorupsi itu bernama Sudarsono. Di Jember, namanya sudah tak asing lagi. Melalui LSM Indonesia Bureaucracy Watch (IBW) yang didirikannya pada 2002, dia dikenal sebagai aktivis yang sering tampil

aksi-aksi kritisnya.

di hadapan umum. Tak jarang dia memimpin aksi demonstrasi yang membuka borok korupsi di lingkungan Pemkab Jember dan juga di lembaga lain. Salah satu aktivitas Sudarsono yang membuatnya tersandung masalah hukum adalah ketika dia bersama teman-temannya mensweeping mobil-mobil dinas milik pejabat. Mobil pelat merah yang di-sweeping adalah yang digunakan untuk keperluan pribadi atau dibawa keluar di luar jam kerja atau pada saat hari libur. Ketika melakukan sweeping pada Juli 2002, Sudarsono mengajak beberapa wartawan untuk menjadi saksi jika ditemukan adanya mobil dinas yang berkeliaran pada Sabtu, Baca DUA Hal. 11

FOTO JPNN

Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306-7410327

www.radarlampung.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.