RADAR LAMPUNG | Selasa, 13 April 2010

Page 1

SELASA, 13 APRIL 2010

32 HALAMAN/Rp3.000,-

Korting Penjara Ayin Dicurigai JAKARTA - Korting hukuman enam bulan untuk Artalyta Suryani alias Ayin oleh Mahkamah Agung (MA) berbuntut. Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mencurigai keterlibatan markus (makelar kasus) dalam putusan PK (peninjauan kembali) itu. ’’Satgas sedang melakukan pemantauan tertutup terhadap MA,” tutur anggota Satgas Mas Achmad Santosa kemarin (12/4). Lelaki yang biasa dipanggil Ota itu mengatakan, putusan PK atas Ayin tersebut menjadi pintu masuk bagi satgas untuk mengusut. Seperti diwartakan, dalam putusan PK, majelis hakim MA memotong hukuman penyuap jaksa Urip Tri Gunawan itu dari 5 tahun menjadi 4 tahun 6 bulan. Ayin juga dihukum membayar denda Rp250 juta subsider kurungan 5 bulan. Ota mengatakan, putusan PK itu memang tidak bisa menjadi bukti adanya markus. Dugaan adanya permainan hakim dan pihak yang berkepentingan

ARTALYTA SURYANI

Baca KORTING Hal. 11

FOTO JPNN

TETAP CERIA: Susno Duadji usai diperiksa Propam di Pusat Provos Mabes Polri tadi malam (12/4).

Rekening Mantan Menteri Mencurigakan JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan rekening mencurigakan milik pejabat tinggi setingkat direktur jenderal (Dirjen), menteri, hingga anggota DPR. Ketua PPATK Yunus Husein mengatakan, pihaknya sudah menelusuri aliran itu. ’’Tetapi, kami tidak bisa sebut nama,” ujarnya di kantor PPATK kemarin (12/4). Yunus juga enggan menyebut berapa jumlah pejabat tinggi yang di rekeningnya ditemukan transaksi keuangan mencurigakan. Yang jelas, mereka sudah tidak menjabat. Meski demikian, Yunus tidak merinci apakah aliran dana mencurigakan tersebut masuk ke rekening saat yang bersangkutan masih menjabat menteri atau tidak. Selain pejabat eksekutif, kata Yunus, PPATK juga menemukan transaksi mencurigakan dalam rekening milik anggota DPR. ’’Untuk anggota DPR, saat ini sudah sampai di pengadilan dan ditangani KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” terangnya. Menurut Yunus, PPATK sudah memberikan 1.100 lebih laporan transaksi keuangan mencurigakan kepada aparat hukum, baik kepolisian, Kejaksaan Agung, maupun KPK. Baca REKENING Hal. 11

Malu, Mabes Lepas Susno JAKARTA – Mabes Polri benarbenar kebingungan menyikapi manuver mantan Kabareskrim Komjen Pol. Susno Duadji. Kemarin sore, mantan Kapolda Jabar ini ditangkap, namun malamnya pukul 22.35 WIB dilepas kembali. Susno sempat menjalani pemeriksaan paksa selama lima jam. Jenderal asal Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel), tersebut ditangkap karena dianggap melanggar pasal 6 b dan c PP Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian RI. Yakni, meninggalkan wilayah tanpa izin pimpinan dan meng-

hindarkan tanggung jawab dinas. Penangkapan dilakukan setelah ada otorisasi langsung dari Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Tim Propam yang memang mempunyai unit khusus yang selalu mengawasi Susno langsung bergerak begitu izin tersebut turun. Adegan Susno dibawa Propam itu terekam wartawan salah satu televisi swasta yang hendak pergi ke Singapura dengan pesawat yang sama yakni Singapore Airlines di Bandara Soekarno-Hatta. Empat anggota Propam Mabes

Polri menangkap Susno di depan pintu toilet gerbang keberangkatan Terminal II D gerbang D1 tepat pukul 16.15 WIB. Bahkan, Susno terlibat saling dorong dengan petugas yang akan menangkapnya. Kombes Budi Wasesa, salah satu penyidik Propam yang ikut membawa Susno dari bandara, membantah menangkap seniornya itu. ’’Pak Susno memang sempat menolak, tetapi beliau akhirnya mau kooperatif,” katanya. Baca MALU Hal. 11

Sally Datang, Astumaro Sakit BANDARLAMPUNG - Tersangka kasus pemalsuan ijazah Sally Budi Utami membuktikan janjinya. Kemarin (12/4), mantan mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Lampung itu mendatangi Mapoltabes Bandarlampung sekitar pukul 10.00 WIB untuk wajib lapor. Sebelumnya, penyidik mengharuskannya melaporkan diri dua kali dalam sepekan, yakni pada Senin dan Kamis. ’’Sesuai komitmen kami kepada penyidik, klien kami akan selalu kooperatif. Makanya kami hadir hari ini (kemarin, Red),” ujar kuasa hukum Sally, Nawawi, S.H. Dia menerangkan, kliennya tidak diperiksa. Sally hanya diminta untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa ia memenuhi kewajibannya. Lebih jauh Nawawi mengungkapkan, pihaknya berharap kepada polisi untuk membuka mata terhadap laporan Sally. Ia mengadukan mantan kekasihnya, Astumaro, ke polisi lantaran diduga membuat ijazah tersebut. Baca SALLY Hal. 11

FOTO JPNN

SOAL TERORIS: Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang (kiri) memberi keterangan pers mengenai penangkapan teroris di Medan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (12/4).

Yusuf Anak Eks Militan, Komarudin Otak Gerakan BANDARLAMPUNG - Satu dari dua tersangka teroris asal Lampung yang ditangkap Kepolisian Daerah Sumatera Utara pada Minggu (11/4) lalu di Kota Medan diketahui eks militan Talangsari. Dia adalah Yusuf Arifin (25), warga Desa Bauh, Gunungsari, Sekampungudik, Lampung Timur. Direktur Intelkam Polda Lampung Kombespol Suroso Hadi Siswoyo membeberkan, Yusuf merupakan anak dari Zamzuri yang pernah ditangkap pada 1988 lantaran keterlibatannya dalam peristiwa Talangsari. ’’Dia (Yusuf, Red) juga alumnus Ponpes Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah,” beber Suroso kemarin (12/4). Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1985 ini mengungkapkan, dari keterangan pihak keluarganya, diketahui Yusuf sudah meninggalkan kediamannya delapan tahun lalu. Anggotanya saat ini juga terus memantau saudarasaudara sekandung Yusuf. ’’Informasinya ada lima kakak dan adiknya yang saat ini masih menimba ilmu di Ponpes Ngruki. Mereka adalah Du, Mu, Ud, Bo,

dan Si. Inisial terakhir berjenis kelamin wanita. Mereka sering ke Lampung,” tandas Suroso. Perwira menengah ini menerangkan, untuk Komarudin alias Abu Musa (35) memang tinggal di Jl. Pulau Belitung, Sukabumi, Bandarlampung. Dia merupakan salah satu target atau buronan nomor wahid Densus 88 Antiteror Mabes Polri sejak awal Maret 2010. Ia menghilang, meninggalkan istrinya Nirhatini dan tiga anak kandungnya sejak Februari 2010. Tak ada pesan khusus untuk keluarga saat ia pamit. Namun sebelum hijrah ke Aceh, ia sempat berdagang pakaian muslim, pecah belah, dan barang-barang perhiasan rumah lainnya di Toko E’en Pasar Perumnas Wayhalim Blok H Nomor 1 yang belakangan diketahui milik mertuanya, Hambali. Zulfikar Ali Butho, S.H., M.Hum., kuasa hukum keluarga Komarudin, menjelaskan, dirinya tahu kliennya buronan ketika fotonya terpampang di sejumlah Baca YUSUF Hal. 11

Mengenal Lebih Dekat Dua Tersangka Teroris asal Lampung

Yang Satu Pendiam, yang Lain Hobi Modifikasi Sepeda Motor Masyarakat di provinsi ini kembali digegerkan tertangkapnya dua orang yang menjadi tersangka aksi terorisme. Keluarga keduanya pun mendadak jadi sorotan meski sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan itu.

Laporan Tim Radar Lampung

FOTO AFP

TELEVISI 3D: Seorang model yang mengenakan kacamata tiga dimensi menonton televisi LCD 60 inci Sharp di Tokyo, Jepang, kemarin. Sharp memperkenalkan TV generasi terbaru ini dan menyebutnya sebagai televisi yang bisa memunculkan efek 3D pertama di dunia.

RUMAH Komarudin berada di Jl. Pulau Belitung, Sukabumi, Bandarlampung. Bentuknya masih bata merah dengan ukuran 5 x 6 meter. Menurut keterangan beberapa warga setempat, rumah itu sejak beberapa hari ini sepi karena ditinggal penghuninya. ’’Sudah lama saya tidak melihat Pak Ustad, Mas. Yang lebih kaget, saat membaca Radar Lampung, Pak Ustad ditangkap di Medan,” terang Ahmad Siregar, tetangga Komarudin. Selama ini, Komarudin memang dikenal sebagai ustad. Ia pendiam dan tak banyak bicara sehingga ter-

kesan sedikit misterius. ’’Orangnya dingin, jarang ngomong Mas. Tetapi ceramahnya bagus. Terakhir saya lihat dia beberapa bulan lalu, persisnya saya tidak ingat,” beber pria yang memiliki bengkel tambal ban itu. Ketika Radar Lampung berupaya menyambangi toko milik mertuanya, Hambali, ZAMZURI hampir semua anggota keluarganya dan pihak-pihak yang mengenal memilih bungkam. ’’Semua sudah kami serahkan ke kuasa hukum. Ini bukti suratnya. Maaf ya, kami tak bisa bicara banyak,” terang Hambali sembari tersenyum.

SEPI: Kediaman Komarudin.

Baca YANG Hal. 11 FOTO-FOTO SYAIFUL AMRI/HERU

Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306-7410327

www.radarlampung.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.