RADAR LAMPUNG | Sabtu, 1 Mei 2010

Page 1

SABTU, 1 MEI 2010

32 HALAMAN/Rp3.000,-

Polisi Segera Periksa Rizki MESUJI - Kalah cepat dengan Inspektorat Kabupaten Mesuji, penyelidikan kasus dugaan penyalahgunaan ijazah palsu M. Rizki Thabrani yang dilakukan Polres Tulangbawang (Tuba) berlanjut. Polisi sudah mengumpulkan sejumlah keterangan dari tiga satuan kerja di lingkungan Pemkab Mesuji. Yakni inspektorat; Badan Kepegawaian Daerah (BKD); serta Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. ’’Pengumpulan keterangan sudah cukup. Saat ini, kami sedang menghimpun alat bukti terkait dugaan pe-

nyalahgunaan ijazah S-1 atas nama Rizki,” terang Kapolres Tuba AKBP Benny Ali kepada Radar Lampung melalui sambungan telepon kemarin (30/4). Ia mengakui bukti yang diberikan inspektorat sebenarnya cukup. Namun, mereka juga harus mengecek sendiri ke kampus ITPS (Institut Teknik Pembangunan Surabaya) Jawa Timur. Seperti diketahui, ijazah S-1 yang digunakan Rizki untuk melamar dan

akhirnya berhasil menjadi PNS Mesuji berasal dari Universitas Bawen (Uniba), Semarang. Dalam praktiknya, Uniba bekerja sama dengan ITPS yang merupakan induknya. Radar Lampung kali pertama mengecek ke Uniba dan baru ke ITPS. Dari sana diketahui, tak ada mahasiswa Uniba bernama M. Rizki Thabrani. Untuk menguji informasi ini, pihak Inspektorat Mesuji ikut terbang ke

Surabaya. Mereka berhasil menemui pihak rektorat ITPS dan memperoleh keterangan sama. Ijazah Rizki palsu! Kepada Radar Lampung, Benny menegaskan, setelah dari ITPS, pihaknya akan melayangkan panggilan kepada Rizki. Namun untuk waktunya, alumnus Akpol 1991 itu belum dapat memastikan. Upaya penyelidikan Polres Tuba ini memang terkesan lamban. Polisi masih setengah hati mengebut penyelidikan kasus Rizki. Baca POLISI Hal. 11

Benny Ali

Kasus Pajak Bos Ramayana Diusut Ulang JAKARTA – Pengungkapan kasus pajak benar-benar sedang menjadi tren. Setelah skandal pajak Gayus yang menyeret sejumlah oknum penegak hukum, kini mencuat kasus pajak Paulus Tumewu, komisaris utama PT Ramayana. Meski sudah mendapatkan surat ketetapan penghentian penuntutan (SKPP) dari kejaksaan, kasus itu besar kemungkinan diusut ulang. Kasus pajak Paulus Tumewu itu terjadi tahun 2005 lalu. Oleh Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, dia dinilai menyembunyikan kekayaan dan tidak membayarkan pajak senilai Rp7,99 miliar. Namun belakangan muncul dugaan jumlah itu sudah mengalami penciutan dari jumlah yang seharusnya dibayar Rp399 miliar. Kejaksaan Agung mempersilakan jika akan dilakukan penyelidikan atas dugaan penyusutan tersebut. ’’Kalau memang ada dugaan seperti itu, silakan diselidiki,” kata Wakil Jaksa Agung Darmono di Kejagung kemarin. Saat penghentian kasus itu, Darmono menjabat kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI Jakarta yang menerbitkan SKPP atas nama Paulus Tumewu pada Januari 2007.

FOTO JPNN

TINGGAL PUING: Puslabfor Mabes Polri memastikan ledakan yang merusak tiga rumah di Jalan Delima 6 RT 01/05 Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis sore bukan dari tabung gas elpiji. Ledakan diduga berasal sebuah benda yang jatuh dari luar angkasa.

Baca KASUS Hal. 11

FOTO MICHAEL GOTTSCHALK/AFP

TENAGA LISTRIK: Siemens Production memamerkan mobil dari tahun 1905 di depan Gerbang Brandenburg, Jerman, kemarin. Salah satunya, mobil tenaga listrik. Mobil ini disebut bisa mencapai kecepatan 30 kilometer per jam.

Bidik 3 Kelompok Penyidikan Kasus Gayus Tambunan JAKARTA - Pemeriksaan terhadap delapan tersangka kasus Gayus Tambunan sudah selesai. Polisi kini sedang berupaya menuntaskan pemberkasan supaya bisa segera dilimpahkan ke Kejaksaan Agung. Setelah delapan orang itu beres, penyidik melanjutkan ke kelompok baru. ’’Pola penuntasannya memang urut. Delapan ini dilimpahkan dahulu, lalu ke tiga kelompok utama,” ujar staf ahli Kapolri Bidang Hukum Pidana Dr. Chairul Huda kemarin. Chairul yang juga menjadi konsultan tim independen bentukan Kapolri itu mengungkapkan, penyidik tak bisa terburu-buru membidik yang lain sebelum berkas beres. Delapan orang itu adalah Gayus Tambunan, Andi Kosasih, Haposan Hutagalung, Syahril Djohan, Lambertus Ama, Alif Kuncoro, Mohammad Enanie, dan Sri Sumartini. ’’Mereka ini disebut sebagai simpul pokok atau aktor aktor utama,” kata Chairul. Sekarang, penyidik masih mengumpulkan alat bukti untuk tiga kelompok yang juga akan dijerat. ’’Berdasarkan aturan, harus ada dua alat bukti untuk menentukan status seseorang. Sekarang ini masih satu, ada juga yang masih berupa pengakuan,” katanya. Baca BIDIK Hal. 11

JAKARTA – Polisi memastikan kalau benda yang meledak dan merusak tiga rumah di Jl. Delima VI Gg. 1 RT 01/RW 05 Malakaasri, Duren Sawit, Jakarta Timur, bukan ledakan bom maupun tabung gas. Melainkan sebuah benda yang jatuh dari langit dalam kecepatan tinggi. Kuat dugaan itu adalah pecahan meteorit. Hal ini disampaikan Kepala Departemen Balistik Metalogi dan Forensik Mabes Polri Kombespol Amri Karim. Namun, Amri belum dapat memastikan apakah benda dari langit itu sebuah meteor atau bukan. ’’Kami masih menelitinya. Semua sisa-sisa serpihan debu seperti partikel-partikel pasir sudah dibawa untuk diteliti di laboratorium. Jelasnya, kedua tabung gas di dalam rumah itu utuh dan tidak ditemukan serbuk mesiu maupun benda mencurigakan lain,’’ ujarnya. Dikatakan, pihaknya juga tidak menemukan titik ledak maupun lekukan atau lubang di lantai ru-

mah akibat ledakan itu. ’’Tetapi dampak ledakan ada. Bukan ledakan itu, namun hantaman-hantaman dari benda berat yang jatuh ke bumi dengan kecepatan tinggi sampai menimbulkan kehancuran hingga berdebu-debu,’’ paparnya. Kabidpenum Mabes Polri Kombespol Zulkarnaen mengatakan, unsur kimia di dalam sisa-sisa debu maupun beberapa benda di dalam rumah seperti gorden dan jaket yang terkena dampak hantaman benda panas sehingga hangus. ’’Semuanya sedang diteliti dan kami bekerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Tetapi memang kalau berdasarkan keterangan beberapa saksi mata, diduga kuat benda itu dari luar angkasa yang menghantam rumah. Namun, kami masih mengumpulkan bukti-bukti,’’ terangnya. Baca METEOR Hal. 11

Pemeriksaan Wapres Cukup, Mulyani Berlanjut Boediono

Meteor Ledakkan Tiga Rumah

JAKARTA - Wapres Boediono, tampaknya, tidak akan menjalani pemeriksaan lanjutan terkait kasus Bank Century. Pemeriksaan selama lima jam yang berlangsung di lantai empat Wisma Negara dirasa cukup oleh tim penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun,

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang Kamis (29/4) lalu samasama diperiksa KPK, masih akan menjalani pemeriksaan lanjutan. Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan Mochammad Jasin kemarin menyatakan, berdasarkan laporan tim penyelidik, pemeriksaan Boediono

sudah selesai. Dituturkannya, KPK mengacu prinsip pengambilan info dari pihak yang bersangkutan dilakukan secepat mungkin. Sehingga, pemeriksaan tidak perlu dilakukan berulang-ulang. ’’Justru cara seperti itu yang lebih profesional. Makanya kemarin (Kamis, Red), tim penyelidik menyelesaikan pemeriksaan terhadap Boediono sampai malam. Sebab, kami memang berprinsip seperti itu,” paparnya. Sementara, keputusan pemeriksaan satu kali tidak berlaku bagi Sri Mulyani. Mantan ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu dipastikan kembali diperiksa Selasa pekan depan, sesuai kesepakatan dengan tim penyelidik KPK. Soal lokasi pemeriksaan, Jasin mengatakan, Sri Mulyani akan kembali diperiksa di kantor Kemenkeu. ’’Kemungkinan besar pemeriksaan kembali dilakukan di kantornya. Cuma, suatu saat bisa berubah,” paparnya. Terkait pemeriksaan Boediono yang dianggap sudah rampung, Jasin belum bisa memastikan pemeriksaan Boediono dan Sri Mulyani merupakan Baca PEMERIKSAAN Hal. 11

Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia

Menginap di Lapas Cipinang, Masuk Geng Surabaya mui di salah satu kafe di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis lalu. Topik perbincangan di TV itu adalah Rutan Kelas I Khusus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta, yang baru saja diresmikan. Ini hunian baru bagi para koruptor yang berstatus terpidana, terdakwa, maupun yang masih tahanan. Purwo memang salah seorang aktor penting di balik pembangunan rutan tersebut. Pria kelahiran Jombang itulah yang mengarsiteki pembangunan blok khusus penjahat kerah putih (white collar crime) itu.

Salah satu orang penting dalam pembangunan Rutan Khusus Tipikor di Cipinang, Jakarta, yang diresmikan Selasa lalu (27/4) adalah Purwo Ardoko. Dialah arsitek rutan tersebut. Purwo memang ’’spesialis” perancang bangunan penjara. Termasuk, penjara supermaximum security.

Laporan Naufal Widi A.R./JPNN, JAKARTA SITE plan Rutan (Rumah Tahanan) Cipinang dan buku tebal Building Type Basics for Justice Facilities serta setumpuk dokumen lain ada dalam dekapan Purwo Ardoko. ’’Saya baru mendampingi Pak Menteri (Menkum HAM Patrialis Akbar, Red) wawancara dengan reporter TV,” kata Purwo yang dite-

Baca MENGINAP Hal. 11

RANCANG PENJARA: Purwo Ardoko menunjukkan site plan Rutan Cipinang di Jakarta kemarin. FOTO JPNN

Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306-7410327

www.radarlampung.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.