Proyek 3_Album_201900648_Amadea

PROYEK 3 Prinsip Rancangan Berkelanjutan Nama Mahasiswa : Amadea Graciella NIM : 201900648 Dosen Pembimbing : Giska Raissa, M.U.P.

DAFTAR ISI 6 Kriteria umum untuk bangunan hijau.....................................................................................................................................................................................................................2 Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development) Tantangan dan Kesempatan............................................................................................................................................................................................................................3 Kriteria Lahan...................................................................................................................................................................................................................................................5 Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Ficiency and Conservation) Energy Efficiency..............................................................................................................................................................................................................................................6 Teknik Pasif Meminimalkan Transmisi Panas, Memaksimalkan Pencahayaan Alami, dan Memaksimalkan Penghawaan Alami........................................................................7 Teknik Aktif Solar Panel..............................................................................................................................................................................................................................................8 Light Emitting Diode (LED)...................................................................................................................................................................................................................9 Konservasi Air (Water Conservation)........................................................................................................................................................................................................................10 Siklus dan Sumber Material (Material Resource and Cycle)......................................................................................................................................................................................11 Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Environmental Quality).........................................................................................................................................................14 Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management)............................................................................................................................................................16

1

6 Kriteria Umum untuk bangunan hijau

Optimalisasi Lahan

Efisiensi dan Konservasi Energi

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang

Konservasi Air

Pemilihan Material

Manajemen Lingkungan Bangunan 2

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development).

Challenges and Opportunities Place Based Design

Site to Site

Desain yang memasukkan, mengintegrasikan, dan memberi koneksi dengan alam dan sumber daya di sekitar lahan ke dalam lahan.

- Menentukan relasi antara tapak dan tetangga di sekitarnya.

- Menentukan relasi kompatibel berasal dari analisa tapak dan lingkungan yang dapat diterapkan dalam desain.

- Menentukan tipe vegetasi asli wilayah tersebut.

- Menentukan iklim mikro tapak dan bagaimana dampaknya pada lahan yang berdekatan.

Analisa tapak dan mempelajari keadaan lingkungan memberikan informasi kepada arsitek dan perencana dalam merancang untuk keberlanjutan.

Site to Region

Building to Site

- Menentukan hubungan antara tapak dan keadaan lingkungan dan iklimnya.

- Menentukan perkotaan, pertanian, dan karakter alam dari wilayah.

- Menentukan aset budaya dan ekonomi yang ada di wilayah.

- Menentukan peran bencana alam sebagai bagian dari bentuk dan pola lahan, iklim, dan wilayah geologi.

- Menentukan relasi sinergi antara iklim tapak dengan kenyamanan dan kebutuhan manusia, serta tata letak bangunan.

- Menentukan iklim mikro tapak.

- Menentukan kapan penyesuaian desain diperlukan karena kelembapan, sirkulasi udara, dan suhu.

- Menentukan lokasi iklim mikro dan penghijauan asli tapak, dan menunjukkan solusi desain terhadap hal-hal tersebut.

3

STUDI KASUS Salah satu contoh bangunan yang desainnya dapat dengan baik mempertimbangkan tantangan dan kesempatan suatu tempat dan dituangkan ke dalam suatu desain adalah King Abdullah Petroleum Studies and Research Centre karya Zaha Hadid.

Bangunan ini berhasil mengatasi kriteria lingkungan, keselamatan, dan produktivitas, serta meraih sertifikasi LEED Platinum dari USGBC.

Wind catcher

Area terbuka di setiap area transisi dari satu bangunan ke bangunan lainnya yang berguna sebagai jalur teduh, area komunal, dan agar ada sirkulasi angin/udara.

Bayangan yang terbentuk saat bangunan terpapar sinar matahari.

King Abdullah Petroleum Studies and Research Centre (KASPARC)

Arsitek Lokasi Area Tahun Fungsi

: Zaha Hadid Architects : Riyadh, Saudi Arabia : 70000 m2 : 2017 : Pusat penelitian

Untuk eksterior bangunannya, dibuat seperti cangkang yang kokoh untuk melindungi dari sinar matahari (dari sisi selatan).

Ada juga bukaan ke sisi utara dan barat yang berguna untuk pengudaraan.

S

B

T U

KASPARC adalah lembaga nirlaba untuk penelitian independen tentang kebijakan yang berkontribusi pada penggunaan energi paling efektif untuk memberikan kesejahteraan sosial di seluruh dunia.

KAPSARC mengembangkan kebijakan dan kerangka kerja ekonomi yang mengurangi dampak lingkungan dan keseluruhan biaya pasokan energi dan memungkinkan solusi berbasis teknologi praktis untuk menggunakan energi secara lebih efisien.

Sirkulasi udara dan bentuk bangunan yang bertambah tinggi di sisi selatan, barat, dan timur.

Selain itu, mempertimbangkan kondisi matahari dan angin, bentuk kristal sel arsitektur bertambah tinggi ke arah selatan, barat, dan timur

Bukaan-bukaan

Ada penataan khusus dan bentuk bangunan berkontribusi untuk melembutkan cahaya dan panas

4

KRITERIA LAHAN Sustainable Site (LEED Green Building Rating System) 1. Pencegahan polusi saat kegiatan konstruksi 2. Pemilihan lahan 3. Kepadatan pembangunan dan konektivitas masyarakat 4. Brownfield redevelopment 5. Transportasi alternatif (contohnya: kendaraan umum)

Penerapan konsep TOD pada tapak dapat meminimalisir kemacetan dan memudahkan orang untuk mengakses kawasan bisnis dan perkantoran.

4. Transportasi umum

7. Heat Island Effect 8. Pengurangan polusi cahaya

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development)

Bus

Kereta Api

5. Fasilitas pengguna sepeda

1. Area dasar hijau

KDH (Koefisien Dasar Hijau) Luas Bidang Tanah KDH = x 100 (%) Luas Lahan

Jalur pesepeda

Menyediakan jalur sepeda dan kendaraan umum yang layak dapat mengurangi polusi dan kemacetan di jalan.

6. Pengembangan tapak (contohnya: memaksimalkan ruang terbuka)

Urban Sprawl

Transit Oriented Development/TOD

2. Pemilihan tapak 3. Aksesibitas komunitas

Transit Oriented Development

Parkiran sepeda

6. Lanskap pada lahan 7. Iklim mikro 8. Manajemen air limpasan

Grey Water System

5

Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Eficiency and Conservation) ENERGY EFFICIENCY CONTOH

Pemakaian energi

Contoh bangunan yang menerapkan efisiensi energi pasif adalah bangunan lokal seperti Rumah Joglo.

Rumah Joglo (rumah tradisional masyarakat Jawa)

72% Pemakaian Listrik 38% Emisi Karbon (CO2)

30% Limbah

40% Penggunaan Bahan Mentah

39% Penggunaan Energi

14% Konsumsi Air Minum

Meningkatkan efisiensi energi bangunan dengan mengurangi jejak lingkungan, merupakan satu-satunya langkah agar tuntutan energi dapat terpenuhi.

Sirkulasi udara dalam Rumah Joglo.

Kondisi udara dalam Rumah Joglo.

Bentuk atapnya memungkinkan udara keluar atau masuk melewati rongga tersebut.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, bangunan cenderung menjadi tipikal, sehingga tidak lagi context-sensitive.

6

TEKNIK PASIF 1. Meminimalkan Transmisi Panas

3. Memaksimalkan Penghawaan Alami si radia hari a t a m yebar men

Sirkulasi udara yang baik dapat membuat penghuni di dalam bangunannya nyaman dan kesehatannya terjaga.

Kanopi angin berkurang

Menggunakan overhangs, awnings, dan kanopi untuk membantu mengurangi panas matahari dalam bangunan.

Sama besar

Penghawaan alami merupakan sistem pertukaran udara dengan membuka komponen-komponen bangunan.

Berbagai jenis pohon dapat membantu mengurangi radiasi matahari dan angin ke dalam bangunan.

Sistem sirkulasi udara yang baik dapat menurunkan suhu di dalam ruangan hingga 1,5 derajat Celcius.

Untuk sistem pengudaraan yang baik, dapat dilakukan dengan meletakan inlet dan outlet secara bersebrangan.

Namun,

2. Memaksimalkan Pencahayaan Alami

Pantulan cahaya

Teknik pasif saja tidak dapat mencapai bangunan yang net-zero ataupun carbon-neutral.

Diperlukan juga teknik aktif dengan membuat bangunan dan peralatan berjalan lebih efisien dan bagaimana menghasilkan energi dari sumber alternatif.

Kaca jendela

Menyediakan bukaan sesuai dengan kebutuhan.

7

TEKNIK AKTIF 1. Solar Panel

Tipe Atap

Solusi Atap Penuh

Solusi Atap Penuh

Genteng PV

Tipe Balkon

Tipe Curtain Wall

Tipe Sunshade

Tipe Tembok

Genteng PV

Tipe Atap

Tipe Balkon Tipe Curtain Wall Tipe Sunshade Tipe Tembok

Tipe Building Integrated Photovoltaics (BIPV) berdasarkan letaknya

8

Tipe Atap

2. Light Emitting Diode (LED)

Tipe Curtain Wall

Tipe Sunshade

Tipe Tembok

9

Konservasi Air (Water Conservation) WATER EFFICIENCY Permukaan air di bumi terdiri atas

Laut 97%

70% permukaan bumi adalah air, tetapi tidak semuanya dapat dikonsumsi oleh manusia.

Oleh karena itu, kita perlu mengurangi dan mengontrol air limpasan. Salah satu caranya adalah grey water system, air akan didaur ulang dan dapat kembali dipakai untuk menyiram tanaman atau untuk flush toilet.

Air tawar 3%

Sebagian besar air di bumi merupakan air asin, air yang beku, dan air yang sudah terpolusi.

Es & gletser 80% (2.4% dari keseluruhan)

Air bekas mandi & cuci tangan

Mandi 16.8%

Air tawar 20% (0.6% dari keseluruhan)

Keran 15.7% Tercemar atau tidak dapat diakses 99.5% (0.6% dari keseluruhan) Air Minum 0.5% (0.003% dari keseluruhan)

Mencuci Baju 5.3%

Air untuk menyiram toilet Air untuk mencuci baju

Kamar Mandi 26.7% Bocor 13.7% Lainnya 5.3%

Persentase penggunaan air

Air untuk menyiram tanaman Grey Water System

Contohnya seperti pada gambar di atas. Air bekas mencuci tangan dan mandi dialirkan ke sebuah tangki. Kemudian air itu didaur ulang dan dipindahkan ke tangki yang lain. Air yang telah didaur ulang, dapat digunakan untuk menyiram toilet, mencuci baju, dan menyiram tanaman.

10

Siklus dan Sumber Material (Material Resource And Cycle) Bangunan merupakan penghasil emisi dan konsumsi energi terbesar.

40%

Bangunan-bangunan yang ada, menuntut penyediaan energi yang besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca terbesar. Efek rumah kaca ini mempercepat terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global.

Green Material: menyangkut keberlanjutan dari sumber material, proses produksi, distribusi, dan pemasangan, serta dapat mendukung penghematan energi (energi listrik dan air), meningkatkan kesehatan dan kenyamanan, dan efisiensi manajemen perawatan bangunannya.

Penerapan green material dalam green building harus didasarkan pada tahapan bangunan, baik dari perencanaan, konstruksi, hingga penghunian.

DAUR ULANG

EKSTRAKSI

Pada bangunan, ada material tidak terbarukan seperti Bahan Perusak Ozon (BPO) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca (GGE). Bahan seperti CO2, CFC, dan metana dapat merusak lapisan Ozon.

PEMBONGKARAN

Penggunaan Material Berkelanjutan

MANUFAKTUR

SIKLUS HIDUP BANGUNAN

TRANSPORTASI (PENGIRIMAN)

PERBAIKAN

Bangunan yang menerapkan Prinsip Ekologis dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya – sebagai bentuk penanganan dampak perubahan iklim.

Salah satu aspek: Pemilihan material bangunan yang tepat yaitu dengan menggunakan green material dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.

PEMELIHARAAN

KONSTRUKSI

11

Kriteria Green Material:

1. Tahap manufacturing process (pengadaan bangunan): extraction, processing, packaging dan shipping. Aspek Green Material yang dapat dilihat antara lain adalah waste reduction, pollution prevention, recycled, embodied energy reduction dan natural material.

Green Building – Material Resource and Recycle 1. Refrigeran Bukan Perusak Ozon (Non ODP – Ozone Depletion Potential - Refrigerant) Refrigeran tata udara yang digunakan mengadung material aman bagi penghuni maupun lingkungan. Refrigeran tata udara tidak menggunakan bahan yang mengandung Carbon Fluoro Carbon (CFC).

2. Penggunaan Material Bekas Memperpanjang daur hidup material dan mengurangi sampah konstruksi.

Menurut standar ASHRAE, bangunan yang ramah lingkungan menggunakan 10% material yang dapat didaur ulang dari keseluruhan bangunan.

2. Tahap building operation (penggunaan bangunan): construction, installation, operation, dan maintenance. Aspek Green Material yang dapat dilihat adalah energy efficiency, water treatment conservation, nontoxic, renewable energy source, dan longer life.

3. Tahap postbuilding (disposal/waste management - recycling dan reuse). Aspek Green Material yang dapat dilihat adalah biodegradable, recycleable, reusable dan lainnya.

Paviliun Botol Bekas

Paviliun ini terdiri atas obor LED dipasang pada modul segitiga pra-fabrikasi dengan botol terpasang di atasnya, dan 2.300 botol tambahan digantung di langit-langit.

12

3. Material dari sumber yang ramah lingkungan Bahan Baku terbarukan. Material alami lebih ramah lingkungan karena lebih sedikit menggunakan energi dan proses produksi, serta menghasilkan polusi yang lebih sedikit.

ZCB Bamboo Pavilion / The Chinese University of Hong Kong School of Architecture

5. Material Prefab Mengurangi sampah dari aktivitas konstruksi. Bangunan yang ramah lingkungan menggunakan minimum 30% material bangunan dengan system off site.

Material prefab yang dapat langsung dipasang di tempat.

4. Kayu Bersertifikat Mendukung penggunaan kayu legal dan menjaga keberlanjutan hutan. Contohnya seperti:

6. Material Lokal Mengurangi jejak karbon dari penggunaan moda transportasi dan meningkatkan ekonomi setempat. Dengan mencari pemasok lokal untuk bahan dan servis bahan,peralatan dan sistem, sebuah kota dapat membantu mempertahankan lokalnya.

LEI PEFC FSC mtcc SFI

Menurut standar ASHRAE, bangunan yang ramah lingkungan menggunakan minimal 15% bahan lokal dari keseluruhan bahan bangunan. Material lokal itu yang diproduksi dalam radius 500 mil (800 km).

: Lembaga Ekolabel Indonesia : Programme for Endorsement of Forest Certification : Forest Stewardship Council : Malaysian Timber Certification Council : Sustainable Forestry Initiative

Menggunakan bambu

Menggunakan batang jerami

Lor

Menggunakan tanah yang dipadatkan

Menggunakan hempcrete

13

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort) Sound Quality

90% Manusia menghabiskan waktunya di dalam ruangan.

Apalagi setelah terjadi pandemi, orang semakin banyak menghabiskan waktunya dalam ruangan. Mulai dari orang dewasa yang harus bekerja di rumah hingga anak-anak yang belajar di rumah.

Suara yang masuk ke dalam ruangan, dalam ruangan, dan getaran dalam ruangan.

Lighting Quality Iluminasi cahaya, pandangan, dan refleksi.

Thermal Comfort Quality

Indoor Environmental Quality

temperatur, aliran angin, dan kelembapan dalam ruangan.

Odour Quality Bekerja

Belajar

Polusi udara dalam ruangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, rumah dibangun dengan bahan bangunan yang memiliki zat-zat beracun. Hal ini menyebabkan polusi udara di dalam ruangan menjadi lebih tinggi 2-5 kali lebih tinggi daripada di luar ruangan. Terkadang dapat mencapai 100 kali lipat.

Indoor Health and Comfort = Indoor Air Quality + Room Comfort (visual, thermal, & noise level)

Air Quality Ketersediaan udara segar dan aliran udara dalam ruangan.

14

Sick Building Syndrome (SBS) SBS digunakan untuk menggambarkan situasi di mana penghuni gedung mengalami efek kesehatan dan kenyamanan akut yang tampaknya terkait dengan waktu yang dihabiskan di gedung, tetapi tidak ada penyakit atau penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi.

Penyebab 1. Loteng

2. Alergen

3. Ruang tamu

- Asbes - Insulation - Serat kaca - Debu dan tungau debu

- Polen (dari tanaman dalam ruang atau yang terbawa masuk ) - rambut binatang peliharaan

- Debu dan tungau debu - Alergen - Karpet - Humidifier

4. Kamar Mandi & Area Laundry - Bakteri - Spora jamur - Kelembapan berlebihan - Product kebersihan (aerosol, sprays, dll.)

Ketidaknyamanan akut (misalnya sakit kepala, mata, hidung, atau iritasi tenggorokan, batuk kering, kulit kering atau gatal, pusing dan mual, kesulitan dalam berkonsentrasi, kelelahan, dan kepekaan terhadap bau. Penyebab gejalanya tidak diketahui.

Building Related Illness (BRI)

BRI digunakan ketika gejala penyakit yang dapat didiagnosis diidentifikasi dan dapat dikaitkan langsung dengan kontaminan bangunan di udara

Penghuni gedung mengeluhkan gejala seperti batuk, dada sesak, demam, menggigil, dan nyeri otot. Gejala-gejala tersebut dapat didefinisikan secara klinis dan dapat diidentifikasi dengan jelas penyebab.Penderita mungkin memerlukan waktu pemulihan yang lama setelah meninggalkan gedung.

5. Kamar

6. Basement

- Alergen - Debu dan tungau debu - Karpet - Rambut binatang peliharaan

- Tingkat kelembaban tinggi - Bau yang tidak menyenangkan - Cetakan - Karbon monoksida (CO) - Merokok - Radon

- Pelarut - Tungku kayu - Debu dan tungau debu - Sistem pembakaran - Cat dan bahan kimia - Pembersih rumah tangga 15

Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management) Kriteria 1. Manajemen Dasar Sampah (Basic Waste Management)

4. Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut (Advanced Waste Management) Pengelolaan sampah tingkat lanjut merupakan tingkat lanjut yang diperlukan untuk mengurangi beban pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Solusinya dapat dengan menyediakan pengolahan sampah yang sistematis mulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik sampai mendaur ulang sampah.

Pemilahan sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi karena kurangnya kesadaran pengguna gedung dan kurangnya perhatian dari tempat pembuangan akhir.

2. GP Sebagai Anggota Tim Proyek (GP as a Member of Project Team)

5. Sistem Kommisioning yang Baik dan Benar (Proper Commissioning)

Greenship Professional (GP) membantu tim agar dapat mencapai target green yang diharapkan. Dengan begitu, pelaksanaan proses sertifikasi bangunan baru menjadi lebih mudah dan biaya tambahan untuk konstruksi maupun operasional dapat ditekan seminimum mungkin.

Komisioning adalah proses berorientasi kualitas untuk mencapai, memverifikasi, dan mendokumentasikan bahwa pabrik, sistem, dan kinerja perakitan memenuhi tujuan dan standar seperti yang direncanakan.

3. Polusi dari Aktivitas Konstruksi (Pollution Of Construction Activity)

6. Penyerahan Data Bangunan Hijau (Submission Green Building Data)

Konsep ramah lingkungan tidaklah hanya pada desain maupun perencanaan bangunan baru, tetapi juga dalam proses konstruksi. Penerapan konstruksi ini disebut green construction, gerakan konstruksi ramah lingkungan agar proses pembangunan gedung berkelanjutan.

Ini bertujuan untuk mengurangi biaya membangun bangunan hijau dengan meningkatkan standar dan bahan penelitian melalui database proyek bangunan hijau.

16

7. Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out Agreement)

8. Survei Pengguna Gedung (Occupant Survey)

Ini menekankan penerapan prinsip green building pada saat fit out gedung baru, karena penghuni atau penyewa gedung seringkali tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang gedung yang akan ditempati dari pengelola gedung. Untuk itu perlu adanya suatu standar untuk memberikan informasi edukasi kepada penyewa dan pengguna gedung yang diberikan oleh pemilik gedung melalui pengelola gedung.

Hal ini diperlukan sebagai penilaian oleh pengelola gedung untuk memelihara atau meningkatkan fasilitas terkait dengan konsep green building pada gedung tersebut.

Salah satu pendekatan survei yang dapat digunakan adalah pendekatan adaptif.

Mengedukasi tenant dan penghuni gedung untuk menjaga kinerja gedung yang optimal dalam menerapkan konsep green building. Sebab, jika penyewa dan pengguna gedung tidak terlibat dalam partisipasi dan kerjasama terkait pelaksanaan fit out, maka akan sulit untuk menjaga kelangsungan keberhasilan penggelaran awal gedung green building untuk gedung baru.

Penerapan konsep ramah lingkungan dapat diterapkan dalam kegiatan fit out yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumber daya, meminimalkan dampak lingkungan, dan mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan, kenyamanan pengguna ruang.

Yang dapat dilakukan adalah menggunakan kayu bersertifikat sebagai bahan yang sesuai, melakukan pelatihan yang akan diberikan oleh pengelola gedung, dan menerapkan manajemen Indoor Air Quality (IAQ) berikut saat setelah konstruksi fit out.

Metode adaptasi adalah metode survei yang dilakukan terhadap responden yang merupakan penghuni bangunan yang telah beradaptasi dengan kondisi iklim di sekitar bangunan.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan formulir yang berisi data-data yang akan berfungsi sebagai data dasar, antara lain sekurang-kurangnya nama-nama penghuni gedung, tanggal dan waktu pengisian survei, suhu rata-rata udara di luar iklim, kondisi cuaca, jenis pakaian yang digunakan oleh pengguna sebagai responden survei. , jenis pekerjaan dan aktivitas penghuni serta tingkat aktivitas, peralatan yang tersedia, tingkat kenyamanan termal umum dan lokasi penghuni gedung. Data ini kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang desain bangunan hijau baru atau digunakan untuk meningkatkan sistem operasional bangunan.

Kenyamanan penghuni gedung baru diharapkan dapat diukur melalui survei standar pengaruh desain gedung dan sistem operasi.

17

REFERENSI 123dok.com. (n.d.). PENERAPAN PRINSIP PENGHAWAAN ALAMI DENGA. [online] Available at: https://123dok.com/document/yd9kwrez-penerapan-prinsip-penghawaan-alami-denga.html [Accessed 8 Apr. 2022].

Anon, (n.d.). BEM-EB – Green Building Consultant. [online] Available at: https://bangunanhijau.com/gb/eb/bem-eb/ [Accessed 11 Apr. 2022].

Anon, (n.d.). BEM-NB – Green Building Consultant. [online] Available at: https://bangunanhijau.com/gb/new-building2-0-green-building/bem-nb/.

Anon, (n.d.). BIPV – Energy Cloud Australia. [online] Available at: https://energycloudaustralia.com.au/product/bipv/ [Accessed 9 Apr. 2022].

ArchDaily. (n.d.). Gallery of New Korea Hydro Nuclear Power Headquarters / H Architecture - 18. [online] Available at: https://www.archdaily.com/246768/new-korea-hydro-nuclear-power-headquarters-h-architecture/inner-facade-diagram [Accessed 9 Apr. 2022].

ArchDaily. (2016). ZCB Bamboo Pavilion / The Chinese University of Hong Kong School of Architecture. [online] Available at: https://www.archdaily.com/800173/zcb-bamboo-pavilion-the-chinese-university-of-hong-kong-school-of-architecture [Accessed 11 Apr. 2022].

Building integrated PhotoVoltaics (BiPV). (n.d.). [online] Available at: http://media.dem4bipv.eu/filer_public/3e/3c/3e3c8454-070b-4ccb-8174-2c8a956b30f3/lecture_1_bipv_introduction_course_.pdf.

Carter, B. (2019). Truth or Trend: Is Bamboo Sustainable? [online] Eco & Beyond. Available at: https://www.ecoandbeyond.co/articles/is-bamboo-sustainable/.

Chamberlains Aqua System. (n.d.). GreyWater Recycling. [online] Available at: https://www.chamberlainsaqua.co.uk/greywater/.

Climate Group. (n.d.). Net Zero Leaders. [online] Available at: https://www.theclimategroup.org/net-zero-leaders [Accessed 9 Apr. 2022].

Head, A. (2021). Save the ocean: 6 simple ways to help protect our seas. [online] Marie Claire. Available at: https://www.marieclaire.co.uk/life/sustainability/save-the-ocean-739177 [Accessed 6 Apr. 2022].

18