Arsip Karya - Submitted 01 - A Competition Submission Archive

01

Submitted_ National Institute of Technology, Bandung a collection of architecture competition submission.

2019 1

2

Submitted

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Kompetisi arsitektur memiliki hubungan erat dengan proses berarsitektur baik sebagai jalan untuk memperluas wawasan, pun untuk meningkatkan keterampilan.

Kompetisi arsitektur tidak melulu tentang kemenangan, tiap kompetisi memiliki area penyelesaian isu yang berbeda dan tiap individu memiliki persepsi yang berbeda dalam memaknai kompetisi. Baik untuk mengasah wawasan, mempertajam indra mendesain, maupun melatih kepekaan atas peran arsitektur dalam menyelesaikan isu tertentu.

Pada arsip karya edisi pertama, Kami mencoba mengarsipkan kumpulan karya kompetisi arsitektur sebagai bentuk apresiasi kepada Mahasiswa/i Arsitektur Institut Teknologi Nasional.

Kesadaran atas ketidaksempurnaan arsip ini mohon dimaklumkan. Kami sadar masih banyak ruang untuk berkembang.

Selamat membaca.

3

Submitted

Daftar Isi

Daftar Isi

4

Kata Pengantar Daftar Isi Ngobrol Sejam

3 4 5

Micro House Pragmatis House Omah Srawung Traumatic House Rumah Karat

6 8 10 12 14

Contextual Restroom Jakarta Paradoxes Holbung Mangaso Acitya Microlibrary Monumen Peanggana Sintuvu

16 18 20 22 24

Eco Friendly Station Buah Tangan Kali Besar Pasar Gedebage Imah Kriya

26 28 30 32

Submitted

Kata Pengantar

Ngobrol Sejam

Ngobrol Sejam, Ngobrol senja sampai malam. Sesuai makna literalnya yang berarti diskusi ringan mulai dari senja sampai malam. Memiliki tujuan sederhana; berbagi dan diskusi mengenai topik yang secara langsung maupun tidak langsung, berhubungan dengan proses berarsitektur.

Ngobrol Sejam Vol.1 yang diselenggarakan pada November 2018 di Kopi Kitaku, Bandung memiliki tema Kompetisi Arsitektur. Diisi oleh Aulia Arkan, Ival Nadhir, Ferdio Ariatama, dan moderator Reza Baihaqi.

5

Micro House

Micro House Competition : Archevent UNS Year : 2017 Team : Reza Baihaqi A. Ferdio Ariatama P. Status : Competition Entry

Dengan Lahan yang minim, sebesar 12m2 dapat dioptimalkan untuk menjadi hunian di tengah kepadatan kawasan yang sudah minim lahan untuk dijadikan tempat hunian. Konsep rumah microhouse ini dengan tetap mengusung tempat kontemplasi yang juga digunakan sebagai area produktif

6

Archevent // 2017

Micro House

Archevent // 2017

Micro House merupakan sayembara yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret dengan nama acara Archevent di tahun 2017 dengan tema Urban Resistance + Reconsiliation. Latar Belakang yang diangkat dari sayembara ini yaitu salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.Secara garis besar, fenomena urbanisasi tidak diimbangi oleh ketersediaan lahan hunian yang sesuai dan layak ini mengakibatkan sulitnya memiliki rumah tinggal di tengah kota. Permasalahan tersebut menuntut adanya rancangan hunian yang dapat mengakomodir kebutuhan pokok manusia di lahan yang terbatas. Salah satu konsep yang dapat diterapkan sebagai solusi untuk permasalahan ini adalah Microhouse Untuk dapat mengefisiensi ruang maka ruang dalam bangunan dioptimalkan dengan adanya ruang yang dapat multifungsi. Implementasi menggunakan furniture ruang yang fIeksibel

Massa bangunan Microhouse yang berbentuk kubus / persegi bertujuan untuk efisiensi aktivitas pengguna dimana ruang kubus memaksimalkan potensi ruang yang ada dengan bentuk rigidnya.

7

Pragmatis House

Pragmatis House adalah collaborative house atau co-

Competition : Sebaris, ITENAS Year : 2019 Team : Nahara M. M. Ilman M.N. Azhar Status : 3rd Place

Bandung. Mereka adalah tiga sekawan yang sudah

8

housing yang dihuni oleh tiga keluarga muda di Kota berteman sejak menginjak bangku perkuliahan. Setelah lulus memilih untuk tetap tinggal di Bandung untuk mecari nafkah dan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup di kota besar.

Pragmatis House

Sebaris // 2019

Ruang-ruang yang dapat digunakan secara bersama seperti ruang makan, musola, ruang service, dan area komunal yang dapat meningkatkan interaksi sosial antar penghuni, dan juga dapat mengatasi permasalahan krisis lahan dan mengefisiensikan biaya. pencapaian terhadap setiap rumah terhubung dengan baik dengan, baik secara aksesibilitas maupun visual sehingga memberikan rasa aman dan nyaman demi meningkatkan interaksi sosial antar penghuninya Mereduksi luasan tiap ruang dalam rumah dengan memaksimalkan fungsi furniture dan mereduksi luasan furniture sehingga mendapatkan luasan ruang yang efisien

9

Omah Srawung Competition : SEBARIS, ITENAS Year : 2019 Team : Fabian Satriana R. Raisha Inaya R. Status : 1st Place

Antidot untuk keterbatasan lahan dan isolasi sosial adalah co-housing. Pengurangan tingkat isolasi antar kehidupan bersama, terciptanya interaksi sosial, dan rasa kebersamaan diharapkan dapat terbentuk untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Memaksimalkan terciptanya ruang bersama selain ruang privat menjadi acuan utama dalam desain co-housing. Dengan adanya manifestasi ini, desain bukan hanya praktik semata namun bentuk kepedulian terhadap sesama manusia dalam kehidupan.

10

Omah Srawung

SEBARIS // 2019

Sayembara yang diadakan oleh ITENAS dengan judul acara SEBARIS yang taun ini bertema in between urban motion, dimana co housing diharapkan menjadi salah satu respon bagi permasalahan hunian di kota besar.

Jl. Gegerkalong Girang, Bandung. Merupakan kawasan pemukiman yang berada di dekat kawasan pendidikan yang pada saat ini didominasi oleh bangunan komersil sehingga site sudah tidak sesuai dengan fungsinya, maka co-housing menjadi solusi untuk kondisi site saat ini.

11

Traumatic House Competition : AFX, UNISMUH Year : 2019 Team : M. Rifsa Romi Reynaldo H. Ismat Nurhadi Status : 1st Place

Site berada di Jiput Caringin Pandeglang Banten dilahan yang jauh dari Potensi Bencana yang berjarak 1.56 km dari bibir pantai, site yang kami ambil berdekatan dengan pemukiman dan akses umum. Traumatic House ini merupakan Hunian sementara untuk menghilangkan efek traumatis setelah bencana.

12

Sayembara yang diadakan oleh universitas Muhammadiyah Makasar pada taun ini mengusung tema HUNTARA (Hunian Sementara) adalah tempat tinggal sementara selama korban bencana mengungsi baik berupa tempat tinggal massal maupun individu yang dibuat dengan cepat dan bersifat non-permanen Tujuan dirancangnnya HUNTARA(Hunian Sementara) adalah sebagai sarana atau fasilitas yang dapat membantu masyarakat yang kehilangan tempat tinggal serta menjauhkan masyarakat dari bencana selama masa transisi.

Ruang terbuka pada hunian sementara memungkinkan penghuni untuk melakukan aktivitas khususnya anak-anak yang memerlukan sebuah ruang berinteraksi dengan sebayanya menghilangkan efek traumatis akibat bencana. Ruang terbuka juga berguna bagi aktivitas massa dalam jumlah yang banyak

13

Rumah Karat Competition : Mitra 10 Year : 2018 Team : Ikbar F. Ananda R. Status : 3rd Place

Pengguna dari rumah karat adalah pasangan milenial yang dekat dengan isu isu kekinian. Pasangan ini memiliki keinginan rumah mereka, dapat terbuka dan dapat menampung berbagai aktivitas yang beragam dan komunal. Selain itu pasangan ini memiliki keinginan agar desian rumah memiliki keunikan, simple, dan fIeksibilitas ruang.

14

Rumah karat hadir dalam paduan pendekatan berpikir pragmatis maupun filosofis. Secara pragmatis rumah karat merespon isu ruang minimal, iklim tropis dan kontemporer, hal tersebut dimanifestasi dalam desain aristektur yang kontekstual dan komprehensif.

Dalam merespon isu ruang minimal, Rumah karat memanifestasikannya dengan furniture maupun fixture custom. Dalam merespon iklim tropis, Rumah karat memanfaatkan kolam untuk menciptakan passive cooling, dan bukaan untuk terjadinya cross ventilation.

Material utama yang dipilih adalah baja berkarat

dengan

maksud

menyampaikan

pesan bahwa arsitektur kontemporer hari ini akan menjadi semu dikemudian hari. Bahwa karya arsitektur akan menjadi “usang� dari waktu ke waktu.

15

Contextual Restroom Competition : WEX, UGM Year : 2019 Team : Fabian Satriana R. Pasca Rumpang Imam Status : 2nd Place

Gemah

Ripah

merupakan yang

serta

Jinawi

Sukabumi

tenteram sangat

dan subur

tanahnya menginspirasi, serta kontekstualitas

yang

dijadikan

sebuah acuan dalam mendesain restroom

16

slogan

artinya

makmur

Loh

Contextual Restroom

WEX // 2019

Sayembara yang diadakan oleh Universitas Gajah Mada dengan judul WEX 2019 dengan tema contextual restroom in tourism destination.

Tujuan utama dirancangnya ini adalah menunjang aktifitas pariwisata yang salah satunya adalah kebutuhan dasar wisatawan. Sebagai penunjang kebutuhan dasar wisatawan, fasilitas ini juga memperhatikan kenyamanan, aksesibilitas, dan konteks tapak.

Kawasan Geopark Ciletuh sendiri merupakan sebuah konsep manajemen pengelolaan kawasan yang menyerasikan keragaman geologi, hayati dan budaya melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan Salah satu penanganan dan pengolahan fasilitas umum yang baik adalah sebuah desain “contextual restroom� yang diharapkan dapat menyadarkan masyarakat dan pemerintah dalam pentingnya sebuah fasilitas umum.

Bentuk bangunan memanfaatkan kontur tanah yang cukup curam sehingga dilakukan cut & fill terhadap site agar mendapatkan bentuk bangunan yang menyatu dengan alam.

17

Jakarta Paradoxes Competition : Satu Ruang, UPH Year : 2018 Team : Reza Baihaqi A. Ferdio Ariatama P. Krisna Syahputra Status : Big 5

Alam adalah ruang yang paling baik untuk kesehatan mental manusia. Konsep terbuka dengan banyak pohon tinggi dan ruang pengalaman menjadi fokus utama pengembangan desain. Ruang hijau diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan pengalaman ruang meningkatkan wawasan masyarakat terhadap penyakit mental

18

Satu Ruang 2018 mengangkat tema mengenai kesehatan mental, dipusatkan terhadap gangguan emosional yang disebabkan oleh tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini menghasilkan gaya hidup masyarakat yang serba individualis, sehingga mengurangi keinginan untuk berinteraksi maupun berekspresi satu sama lain, dimana akhirnya dapat memicu semakin buruknya kesehatan mental seseorang.

Jakarta Paradoxes adalah ruang peduli kesehatan mental yang menyediakan ruang publik baik ruang personal. Desain adalah respon terhadap kepedulian masyarakat yang rendah terhadap penyakit mental yang ada. Dengan penyediaan ruang komunal dan

19

20

Holbung Mangaso

Visi yang digagas adalah sebuah restroom yang dapat

Competition : WEX, UGM Year : 2019 Team : Rio Nuryadi Windra R. Status : Competition Entry

melakukan trekking di Bukit Hobung. Memberikan

menunjang

kebutuhan

pengunjung

yang

sedang

edukasi atau wawasan terhadap pengunjung mengenai seluk beluk sejarah dan keistimewaan dari daerah Huta Holbung, Samosir.

Holbung Mangaso

Bukit Holbung, Terletak di Dolok Raja, Harian, Kab. Samosir, Sumatera Utara.

Pulau Samosir menampung banyak desa.

Huta Holbung adalah salah satunya.

Karena alamnya yang megah, desa ini telah dikenali oleh banyak wisatawan.

Holbung berusia lebih dari 200 tahun.

Desa ini juga menawarkan keunikan lainnya. Salah satu daya tariknya adalah Bukit Holbung. Wisatawan datang ke sini untuk menikmati pemandangan menakjubkan dari atas. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati potensi alam dan kehidupan masyarakat setempat. Integrasi ruang antara restroom dengan infografis dan pemanfaatan lahan yg berkontur yang terletak di perbukitan, selain melengkapi fasilitas penunjang tetapi sambil memberikan informasi atau edukasi.

21

Acitya Microlibrary

TEXTURE // 2019

Acitya Microlibrary Competition : TEXTURE Year : 2019 Team : Ismat Nurhadi Romi R. Mulvi Nizar Status : Competition Entry

Kota cimahi termasuk kedalam kota dengan intensitas kepadatan penduduk yang tinggi, dalam fasilitas penunjang pendidikan masih minim. Microlibrary merupakan penjawaban dari solusi isu tersebut.

22

Acitya Microlibrary

TEXTURE // 2019

Ide konsep dari microlibrary ini memiliki 5 strategi yaitu pneumatic, participative, permeable, sustainable, place making. Menciptakan ruang yang mewadahi kebutuhan masyarakat berkependudukan padat untuk memberikan kesadaran akan pentingnya membaca dan menambah wawasan maka dari itu Acitya Microlibrary hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Proses developing massa bangunan disusun secara vertikal agar mengoptimalkan luasan serta dibagian bawah dibuat pilotis agar menciptakan kesan ruang yang luas.

23

Monumen Peanggana Sintuvu

Monumen Peanggana Sintuvu Competition : TKIMAI, Sulteng Year : 2018 Team : M. Irfan T. Aisyah Z. Atikah Status : Competition Entry Kata Peanggana diambil dari bahasa kaili yang berarti tempat berdiri sedangkan Situnvu yang berartikan kebersamaan/ gotong royong menggambarkan hubungan kekerabatan masyarakat antar suku.

24

TKIMAI // 2018

Bentuk monumen mengambil konsep metafora dari bentuk alat musik tradisional khas palu yaitu lalovesebagai salah satu kekayaan budaya bangsa serta ciri khas yang melekat pada kota Palu yang dapat dijadikan sebuah ikon Kota. Bentuk lingkaran memiliki makna sebagai simbol kebersamaan yang tidak pernah putus diantara masyarakat sulawesi tengah dalam mewujudkan kelestarian budaya.

Bentuk aditif yang diambil dari metafora sarung donggala yang mengelilingi monumen memiliki pesan bahwa provinsi sulawesi tengah khususnya kota donggala memiliki pengrajin tenun yang menjadikan bangsa ini semakin kaya akan budaya karena adanya para pengrajin yang terus berkarya

25

Eco Friendly Station Competition : PARADESC Year : 2018 Team : Afif Hadi W. M. Muhjar Annur Dama Nugraha Dimas DeryW Khaerul Aji Razan Rayhan Status : 2nd Place

26

Masa kini dengan pertumbuhan penduduk meningkat sehingga menimbulkan kemacetan yang disebabkan oleh volume kendaraan membanjiri ruas ruas jalan Kota Bandung.

Moda transportasi public merupakan salah satu solusi dari kemacetan salah satunya adalah LRT.

Paradesc adalah sayembara yang diadakan oleh Universita Parahyangan yang dari tiap taun ke taunnya selalu mengusung tema yang menarik, untuk tema di taun 2018 ini yaitu Beyond Urban Motion yang dikaitkan dengan infrastruktur berupa LRT. Passenger Service merupakan salah satu gagasan dimana pengguna LRT diberi fasilitas mudah dengan menggunakan konsep transportation oriented development sehingga dapat melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi lainnya dengan mudah dan terintegrasi.

27

Buah Tangan Kali Besar

Propan // 2019

Buah Tangan Kali Besar Competition : Propan, Pariwisata Year : 2019 Team : Reza Baihaqi A. Ferdio Ariatama P. Krisna Syahputra Moch. Irfan T. Rio Nuryadi Status : 2nd Place

28

Buah tangan kali besar adalah pusat cenderamata Kota Tua Jakarta yang memiliki visi meningkatkan produk lokal dan pariwisata lewat galeri dan ruang publik yang ada di desain ini

Sayembara desain arsitektur nusantara merupakan kompetisi yang diadakan oleh Propan, BE KRAF, Pesona Indonesia, Bank BRI yang bekerja sama dengan kementrian pariwisata Indonesia yang pada tahun 2018 mengusung tema Sayembara Desain Pusat Cenderamata Pariwisata untuk mendukung Pengembangan 10 Destinasi Wisata Prioritas Indonesia.

Buah tangan kali besar merupakan sebuah sentra cenderamata yang berlokasi di Kota Tua, Jakarta Barat. Tapak yang dipilih termasuk dalam bangunan cagar budaya kelas B. Berangkat dari regulasi tersebut pengolahan dilakukan pada bangunan eksisting dengan tetap mempertahankan detail muka bangunan yang dianggap penting. Seperti repetisi bukaan. Ruang dalam lantai 1 dan 2 bangunan cagar budaya yang berada pada sisi kiri dan kanan diubah agar dapat mewadahi fungsi baru sebagai galeri, sedangkan ‘ruang antara’ yang berada kedua bangunan eksisting diperuntukan sebagai area menerima dan selasar menuju bangunan baru. Penambahan bangunan baru pada area belakang dimanfaatkan sebagai area workshop dan sentra buah tangan yang menjual berbagai cenderamata khas nusantara dan kolonial. Selain itu area servis juga ditempatkan pada bangunan baru yang berdampingan dengan bangunan tetangga. Pemilihan materail yang digunakan pada karya ini disesuaikan dengan konteks bangunan sekitar.

29

Pasar Gedebage

Archiray III // 2017

Pasar Gedebage Competition : Archiray III Year : 2017 Team : Afif Hadi Muhjar Annur Dama Nugraha Garnadi Gilang Ridwan Reza Baihaqi Gugun G. Ikbar F. Status : 1st Place

30

“Bring New Horizon into traditional market through spaces and nature element.� merupakan gagasan dari desain pasar gedebage ini yang massa bangunannya memiliki 2 fungsi yaitu sebagai pasar dan foodcourt.

Pasar Gedebage

Archiray III // 2017

Isu yang diangkat dalam tema sayembara ini adalah kondisi pasar tradisional di suatu daerah telah digeserkan oleh pasar- pasar modern. Dimana pasar modern tersebut sangat nyaman untuk pembeli, sehingga dibutuhkan keahlian untuk menciptakan ruang dan mengusulkan simulasi lingkungan binaan yang dapat menjembatani kebutuhan akan ruang fisik, ruang fungsional, ruang sosial, dan aspek esktetika ruang secara lebih ideal melekat dalam profesi arsitektur.

Konsep transformasi bentuk pada desain pasar gedebage ini mengadaptasi bentuk transformasi bentuk gunung. Gunung merupakan elemen penting bagi masyarakat sunda terutama gunung tangkuban perahu yang menjadi axis utama kota bandung.

Bentukan massa bangunan ini didasarkan pada fungsi pasar yang merupakan salah satu elemen penting dalam perekonomian dan kebudayaan masyarakat Indonesia.

Konsep lain yang diterapkan pada pasar ini adalah urban farming dan tambak ikan untuk menciptakan produksi yang berkelanjutan.

31

Imah Kriya

Propan // 2018

Imah Kriya Competition : Propan Year : 2018 Team : Afif Hadi Muhjar Annur Dama Nugraha Garnadi Dimas Derry Dina S. Status : 1st Place

32

Tanjung lesung direncanakan menjadi resort intersional kelas satu yang menggabungkan nuansa Bali dan Venesia.

Site ini dipilih di lokasi bibir pantai Tanjung Lesung dimana berdekatan juga dengan hotel resort dan jalan utama pada lokasi site.

Imah Kriya

Propan // 2018

Orientasi bangunan diarahkan pada view laut tanjung lesung sebagai potensi lokasi sebagai vista utama, agar view yang didapat menjadi maksimal pada bagian panjang bangunan terbuka sehingga mendapatkan view laut tanjung lesung. Konsep zoning berdasarkan 3 aktivitas utama pemicu wisatawan untuk merasakan nuansa suku baduy melalui aktivitas melihat, bermain dan membeli layaknya seperti workshop.

Transformasi bentuk mengadaptasi dari bangunan tradisional adat khas suku baduy yang merupakan rumah dari masyarakat suku baduy. Pada umumnya rumah suku baduy minim akan bukaan berupa jendela, konsep ini coba diterapkan dengan membuat box masif pada depan bangunan yang difungsikan sebagai ruang penunjang bangunan.

33

Submitted

Redaksi

REDAKSI

Penyunting Ferdio Ariatama Purwanto Desain Ferdio Ariatama Purwanto Reza Baihaqi Anwar Ilham Nurhadi Penulis Reza Baihaqi Anwar

X

34

35