STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN
No. Dok.
: SOP -0105
Revisi
: 04
Terbit
: 19/11/2011
dengan kegiatan tahap 3. Sehubungan dengan adanya komposisi dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan dalam setiap tahap kegiatan tidak merata, maka perlu dilakukan pengaturan kerja sebagai berikut : a). Kelebihan tenaga kerja 2 orang perinis jalur pada tahap 1 dapat dimanfaatkan untuk kegiatan angsur logistik. b). Karena adanya keperluan 2 orang timber marker pada tahap 4, maka hendaknya dalam menyiapkan 4 orang perintis jalur agar dibagi dalam 2 orang perintis dan 2 orang timber marker. c). Pada
saat
melakukan
kegiatan
tahap
2,
hendaknya
compassman dapat berfungsi minimal sebagai pencatat hasil pengukuran poligon trace jalan. 8.2.1.4.
Peralatan Kerja Peralatan kerja yang digunakan untuk kegiatan survey jalan angkutan adalah sebagai berikut : a. Alat ukur Teodolith (+ 2 rambu ukur) b. Compass (merk suunto) c. Clinometer (merk suunto) d. Pita ukur panjang 300 meter e. Tally sheet, untuk pencatatan dan setsing hasil pengukuran f.
8.2.2.
Peta kerja skala 1 : 25.000
Persiapan 
Jika tersedia peta topografi a.
Menetapkan titik ikat sesuai dengan titik kontrol yang telah ditetapkan pada saat merencanakan lay out alternatif trace.
b.
Berdasarkan penetapan titik ikatan tersebut diatas, kemudian dilakukan orientasi terhadap alternatif trace yang berpedoman pada azimuth dan jarak yang direncanakan dalam lay out.
c.
Melakukan pengukuran adverse
slope (kemiringan jalan yang
diijinkan), favorable slope (kemiringan jalan yang disukai), ground slope, dan jari-jari tikungan atas alternatif trace yang telah diorientasi. d.
Melakukan penilaian atas hasil ukur tersebut diatas yang kemudian dibandingkan dengan standar atau spesifikasi yang telah ditetapkan. (sesuai lampiran).