Portofolio

CONTENT

01 BLORA JATI CENTER

02 RUMAH TAMAH

03 ED HOUSE

04 OTHER WORKS

01 BLORA JATI CENTER Luas lahan Status Program Lokasi

: 6,6 ha : Proyek Tugas Akhir : Wana Wisata : Blora

Sektor pariwisata yang terus mengalami peningkatan hingga menjadi salah satu penyumbang terbesar devisa negara Indonesia. Kabupaten Blora sebagai salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah, memiliki jumlah wisatawan per tahunnya yang masih tergolong kecil. Hal tersebut karena kurangnya optimalisasi secara profesional terhadap sarana dan prasarana di destinasi wisata. Kabupaten Blora dikenal sebagai daerah yang memiliki kualitas hasil hutan jati yang baik. Luas wilayah hutan jati mencapai setengah dari total luas wilayah Kabupaten Blora sendiri.

Keberadaan hutan jati ini memiliki potensi sebagai destinasi wisata yang dapat dikembangkan secara profesional untuk mengembangkan eksistensi pariwisata di Blora. Potensi tersebut berupa hutan jati yang asri dan industri kerajinan kayu jati.

1. AKSESIBILITAS MAKRO, akses menuju site berasal dari jalur nasional yang menghubungkan antara Kabupaten Blora dengan Kecamatan Cepu.

Jalan tersebut dilalui banyak kendaraan pendatang dari luar daerah.

Kondisi jalan menuju site cukup baik dapat dilalui kendaraan roda empat.

2. LINGKAR WISATA SEKITAR, lokasi site terpilih berada di kawasan yang cukup strategis berdekatan dengan beberapa destinasi wisata lainnya.

3. POTENSI PENDUKUNG, terdapat objek yang dapat mendukung kegiatan wisata di lokasi site yaitu TPK Pasar Sore dan Gubug Payung.

4. LOKASI SITE PERANCANGAN, lokasi perancangan berada di Desa Temengeng berdekatan dengan salah satu objek pengembangan daerah wisata yaitu Gubug Payung. Lokasi tapak memiliki luas 66.126 m2 atau 6,6 ha. Berada di kawasan hutan jati dan permukiman desa.

EKOWISATA

Pengembangan Pariwisata

PARTISIPASI MASYARAKAT

Potensi

kontribusi

Hutan jati

Industri Jati

hasil

Galeri Kerajinan Kayu R. Pelatihan Kerajinan Jati ---> Menciptakan ruang yang memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk bisa berinteraksi secara langsung dengan para pelaku kerajinan jati lokal.

KONSERVASI

EKONOMI DAERAH

meningkat

Isu deforestasi R. Pembibitan Pohon Jati R. Terbuka Hijau R. Kelas Pelatihan ---> Upaya menjaga ruang terbuka melalui gerakan menanam pohon jati sebagai pendekatan untuk pengenalan mengenai pohon jati.

PRINSIP EKONOMI yang diterapkan melalui pengembangan pariwisata daerah bertujuan salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat lokal.

PRINSIP PARTISIPASI MASYARAKAT diwujudkan dalam perencanaan dan penerapan konsep ekowisata harus melibatkan masyarakat setempat.

Hal tersebut berkaitan dengan budaya dan tradisi setempat agar tercipta keselarasan yang baik antara masyarakat dan objek wisata.

PRINSIP KONSERVASI berarti memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap lingkungan alam dan budaya. Keberadaan objek wisata Blora Jati Center yang berada di sekitar area hutan jati, diperlukan sebuah pendekatan untuk mencapai keselarasan antar komponen objek wisata khususnya kawasan hutan jati.

Upaya edukasi

Aset daerah

Massa bangunan pada Blora Jati Center yaitu 5 bangunan dengan 2 fungsi utama dan 3 fungsi pendukung. Penataan massa bangunan dilakukan dengan pemisahan massa berdasarkan pada tiap fungsi bangunan. Selain itu, pemisahan banguan ingin menghadirkan stimulus bagi para wisatawan agar selalu berinteraksi dengan ruang terbuka. Sirkulasi antar bangunan tersebut memanfaatkan material batu alam untuk menambah kesan alami.

Ruang pelatihan pengolahan kayu jati dirancang dengan ruang yang luas dan fleksibel untuk kemudahan dan kenyamanan bagi pengrajin kayu dan pengunjung. Kayu yang dipasang dengan jarak tertentu yang digunakan sebagai pembatas antara ruang dalam dan luar bertujuan sebagai sirkulasi udara agar menciptakan kenyamanan termal di dalam ruangan pelatihan.

02 RUMAH TAMAH Luas lahan Status Program Lokasi

: 4 x 12 m2 : Individual (Participant Viridi Competition) : Rumah Mikro Mandiri Pangan : Kartasura

Perkembangan jumlah penduduk yang semakin meningkat selaras dengan kebutuhan ruang hidup atau rumah tinggal yang semakin tinggi. Hal tersebut berdampak pada ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Pembangunan rumah tinggal dituntut harus mampu mengadaptasi sesuai dengan kapasitas lahan yang tersedia. Ketersediaan lahan yang semakin berkurang menyebabkan kepadatan bangunan serta berkurangnya ruang terbuka.

Perancangan dan perencanaan rumah tinggal harus menerapkan desain yang berkelanjutan yang mampu menciptakan keseimbangan antara pengguna serta lingkungan sekitar. Fenomena alam yang tidak dapat diprediksi, seringkali menimbulkan masalah yang serius bagi manusia. Permasalahan bencana alam dan pandemi berdampak besar bagi ekonomi. Rumah sebagai tempat hidup utama diharapkan mampu memberikan perlindungan dan pertahanan pertama bagi manusia. Konsep rumah mandiri pangan menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan.

GUBAHAN MASSA

01

03

LAHAN

REGULASI

Lahan berada di Jalan Rajawali I, Nilagraha, Gonilan, Kartasura. Lahan memiliki luas yaitu panjang 4 meter dan lebar 12, total luas 48 m2. Berada di kawasan permukiman yang cukup padat dengan akses jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat.

Garis sempadan bangunan pada daerah perancangan yaitu 3 m dari muka jalan.

Secara perhitungan, luas yang dapat dibangun yaitu 4 x 9 m2. Lahan pada bagian depan akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.

02

04

MASSA UTAMA

RUANG TERBUKA HIJAU

Perencanaan rumah terdiri dari 2 lantai dengan menerapkan fungsi ruang sesuai dengan aktivitas. Lantai 1 bersifat publik dan semi-publik. Sedangkan pada lantai 2, akan digunakan sebagai aktivitas privat yaitu dua kamar tidur.

Bentuk massa utama pada bagian belakang dilakukan pengurangan massa untuk menciptakan ruang terbuka hijau.

Ruang tersebut akan digunakan sebagai kegiatan menanam serta menciptakan pencahayaan dan penghawaan pada ruangan.

DENAH LT. 2

DENAH LT. 1

LEGENDA 1. CARPORT 2. TERAS 3. TOILET 4. RUANG KELUARGA 5. DAPUR+R. MAKAN 6. TERAS BELAKANG 7. KEBUN BELAKANG 8. KEBUN DEPAN 9. KAMAR TIDUR 10. KAMAR TIDUR UTAMA 11. KAMAR MANDI 12. AREA KERJA 13. RUANG CUCI

KONSEP

Isu Permasalahan:

Masalah:

Fenomena kejadian tak terduga: pandemi, bencana alam, dan atau resesi global.

Saat pandemi: Aktivitas terbatas --> Kurang produktivitas Saat kelangkaan pangan: Menciptakan kemandirian pangan

Komoditas pangan langka atau harga pangan melonjak.

skala kecil

TANGGAP HASIL PANGAN, konsep rumah mandiri pangan menjadi tren yang banyak diterapkan pada masa pandemi COVID-19, pembatasan pada aktivitas manusia yang berdampak pangan yang semakin langka dan mahal. Pemanfaatan lahan kecil pada rumah tinggal akan diterapkan menjadi ruang yang lebih fungsional dengan menciptakan kebun sayuran. Selain itu, kegiatan berkebun merupakan salah satu hobi yang banyak diminati oleh masyarakat. Adanya lahan kosong di rumah dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan menanam sayuran.

Pemanfaatan botol bekas sebagai pot tanaman sayuran (Pakcoy)

Rumah

bagian atas potongan botol, dimanfaatkan sebagai media tanah

KETAHANAN PANGAN

fungsional lahan

bagian bawah potongan botol, dimanfaatkan sebagai media penyimpanan air

Lahan Kosong

tanggap MANUSIA

1 Kebun Sayuran

Alternatif kegiatan atau hobi yang positif. kemandirian 2 Terciptanya pangan di rumah.

3 Menciptakan kreativitas. hubungan sosial 4 Terjalin masyarakat. tanggap ALAM

tanggap HASIL PANGAN

BAK PENAMPUNGAN HUJAN Air hujan yang ditampung dapat dimanfaatkan untuk menyirami sayuran. Hal ini dapat memaksimalkan penggunaan air bersih PDAM untuk hal yang lain. Hal tersebut sebagai upaya pemanfaatan air secara efisien.

03 ED HOUSE Luas lahan Status Program Lokasi

: 10 x 17,9 m2 : Internship Project : Private House : Blora

Hunian pribadi yang menerapkan pendekatan konsep rumah minimalis dengan sentuhan gaya japandi. Penerapan elemen warna dinding putih pada fasad bangunan untuk menciptakan kesan yang bersih dan sederhana.

Taman tengah juga menjadi aksen utama pada hunian satu lantai ini untuk memberikan rasa keterbukaan ruang di rumah.

Konsep taman tengah dihadirkan pada layout rumah untuk memberikan kesan keterbukaan pada alam dan sirkulasi yang baik pada ruangan.

Ruang tamu sekaligus ruang keluarga berhubungan secara langsung dengan area dapur untuk memberikan kesan yang fleksibel dan keluwesan dalam beraktivitas di dalamnya. Ruang-ruang tersebut didesain dengan bukaan kaca yang dominan untuk terkoneksi dengan suasana area taman tengah. Adanya taman tengah menadaptasi dari konsep ZEN pada rumah japandi, klien menginginkan taman tersebut agar terlihat dari seluruh ruangan terutama ruang tamu dan dapur. Nuansa hangat terpancar dari penggunaan material dengna tekstur hangat pada furnitur kayu serta lantai keramik berwarna krem.

SCAN 360 view

Pada kamar utama, klien menginginkan dominasi motif kayu melalui penggunaan vinyl pada lantai menyerupai gaya interior japandi. Perpaduan warna HPL putih serta HPL motif kayu pada furnitur memberikan kesan kuat warna-warna japandi.

SCAN 360 view

04 OTHER WORKS

PADEPOK AN NARESWARI presentasi untuk instagram feed dan klien.

OMAH L AMPUNG presentasi untuk instagram feed dan klien.

TK SION menyiapkan materi presentasi untuk klien (proyek pengabdian) pada perbaikan sarana dan prasarana sekolah taman kanak-kanak

post digital rendering.

thank you