Health behavior atau perilaku sehat berasal dari keyakinan untuk melakukan suatu perilaku yang berorientasi pada kesehatan. Keyakinan tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu pengetahuan dan sikap, persepsi, serta faktor eksternal yang mendukung maupun menghambat perilaku sehat. Keempat faktor ini dapat dijadikan indikator untuk mengukur perilaku sehat seseorang.(41) (38) 
Pengetahuan dan Sikap, merupakan variabel yang paling mudah diakses, simpel, dan tidak mahal. Pengetahuan dan sikap seseorang terhadap kesehatannya dapat diketahui melalui teknik survey dan wawancara. Hingga saat ini, paradigma penelitian sosial yang berlaku berasumsi bahwa hambatan dalam keberhasilan suatu program ada pada pikiran dan sifat seseorang. Terlebih lagi, pengukuran indikiator pengetahuan dan sikap bertujuan untuk mengetahui adanya kesalahpahaman sehingga informasi yang benar bisa disediakan, sehingga dapat membawa perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Persepsi dan kepercayaan, dipengaruhi oleh norma subjektif. Norma subjektif mengacu pada persepsi masyarakat dari bagaimana suatu kelompok yang dijadikan acuan (penilaian sekelompok orang terhadap apa yang diterima dan tidak diterima) merasa tentang sebuah perilaku. Misalnya saja, seseorang yang hidup dalam komunitas dimana banyak orang yang jarang melakukan check up kesehatan rutin dan hanya pergi ke dokter apabila benar-benar sakit akan mempunyai persepsi atau merasa bahwa deteksi dini itu tidak perlu, rumit, dan merasa tidak mampu untuk melakukannya.

Faktor eksternal. Perilaku sehat seseorang dipengaruhi juga oleh faktor-faktor eksternal seperti faktor sosial dan faktor lingkungan. Faktor sosial yang dapat mendukung perilaku sehat adalah adanya dukungan keluarga maupun support group. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku sehat dapat ditemukan pada akses pelayanan kesehatan, peran pemerintah dalam mendukung kebijakan suatu program kesehatan. Contohnya, pada program promosi kesehatan peningkatan penggunaan topi pada anak usia sekolah sebagai upaya pencegahan kanker kulit, kebijakan guru dalam menerapkan aturan memakai topi di sekolah dapat membantu perilaku sehat yang menjadi tujuan program tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh antara lain layanan kesehatan, akses ke rumah sakit, maupun ketersediaan transportasi.
21