Crav’fin: A Journey from the Oven

Page 1




Crav’fin:

A Journey from the Oven

ISBN: 978-623-7489-36-8 ISBN (pdf): 978-623-7489-37-5 Tim Penulis Angela Maria Nadya Sujanto Fredella Agatha Lorentius Calvin Editor Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Jesslyn Kotandi Nama Desainer Sampul & Tata Letak Angela Maria Nadya Sujanto Fredella Agatha Lorentius Calvin Penanggung Jawab (Dekan): Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. Penerbit: Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Alamat Penerbit: Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan Gedung B Lantai 2 Universitas Pelita Harapan Jl. M. H. Thamrin Boulevard 1100 Lippo Village Tangerang, Banten 15811 Tel. +6221 5460901 Fax +6221 54609010 Sod.uph@uph.edu Cetakan pertama, Februari 2021

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.



Kata Sambutan Dekan Fakultas Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T.

Selamat datang kembali di dunia imajinasi dan eksplorasi mahasiswa/i Desain Komunikasi Visual di Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis! Buku ini akan berkisah tentang ekplorasi tugas desain visual identitas (branding) dan kemasan (packaging) mahasiswa/i MK. Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis, Desain Komunikasi Visual, School of Design (SoD), Universitas Pelita Harapan (UPH) dari berbagai macam produk makanan. Yang membuatnya menjadi menarik adalah bahwa tugas ini adalah hasil kolaboratif antara mahasiswa/i Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, UPH dan mahasiswa/i Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi (FaST), UPH pada semester yang sama dengan MK. yang dijalankan di Prodi masing-masing. Ini adalah bukti kerja sama lintas ilmu yang mumpuni karena sudah dijalankan sejak 4 tahun terakhir oleh kedua Prodi atas inisasi kreatif Koordinator MK. Studio Utama 3, Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Tentu keseruannya adalah bahwa kolaborasi ini menunjukkan bagaimana satu disiplin ilmu dapat memperkuat disiplin ilmu yang lain. Anda akan dapat melihat hal tersebut dalam buku ini, karena mahasiswa/i Prodi Teknologi Pangan benarbenar memproduksi makanan/minuman dengan bereksplorasi bahan-bahan makanan alami khas Indonesia dan mahasiswa/i Prodi Desain Komunikasi Visual harus mempelajari sifat dan karakter dari makanan yang akan dibuatkan identitas dan kemasannya.Yang juga menjadi kelebihan sekaligus tantangan adalah bahwa kolaborasi ini dilakukan secara daring oleh para mahasiswa/i dan pengajar di ke-2 Prodi sehingga hasilnya perlu untuk kita lihat bersama. Program Studi Desain Komunikasi Visual, SoD, Universitas Pelita Harapan memiliki key values: menghadirkan ’Design as storytelling/designer as storyteller with holistic narratives that position design as stewardships’ dan mendidik seorang untuk menjadi ‘Designer as culture shaper through mass media visual communication’.

iv


Buku ini secara jelas menunjukkan key values tersebut, saat bagaimana desain berperan membentuk narasi identitas yang ingin ditumbuhkan dari suatu Produk. Selain itu yang perlu juga digaris bawahi adalah semangat kolaborasi, lintas disiplin kelimuan yang telah dilakukan serta model pembelajaran kolaboratif secara daring yang alihalih menjadi penghambat, justru terlihat diubah menjadi potensi. Hal ini jelas sejalan dengan apa yang saat ini menjadi arah kebijaksanaan pendidikan tinggi di Indonesia: Kampus Merdeka - yang mensyaratkan para mahasiswa/i-nya belajar lintas disiplin sebagai refleksi sesungguhnya situasi kerja yang tak pernah terbatas disiplin ilmu. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan teruslah bangun semangat berkolaborasi! Stay safe, healthy and always be productive!

Only by His Grace, Dr. Martin L. Katoppo, S.T., M.T. Dekan Fakultas Desain (School of Design) – Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang, Banten, Jawa Barat www.uph.edu

v


Kata Sambutan Kepala Program Studi Dr. Lala Palupi Santyaputri, S.Sn., M.Si.

Kemasan adalah salah satu elemen fisik yang menghubungkan konsumen dan merek. Oleh karena itu, kemasan memiliki kuasa untuk pengambilan keputusan akhir dalam meyakinkan calon pembeli. Desain kemasan membutuhkan pendekatan visual. Komunikasi visual yang baik dalam kemasan adalah mengimplementasikan desain unik untuk menumbuhkan kesadaran merek dalam lingkungan yang kompetitif. Studi kolaborasi dan kemitraan dengan Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan mensimulasikan mahasiswa untuk terlibat dengan industri. Memiliki klien meningkatkan bentuk penelitian mendalam antara produk dan audiens. Penelitian tersebut meliputi mengidentifikasi kompetitor dan kompleksitas pemasaran. Mendesain perpaduan elemen unik dapat membuat produk dapat dibedakan dalam hitungan detik. Desain kemasan hanyalah cara lain untuk menceritakan sebuah narasi dan menyampaikan pesan kepada audiens. Storytelling sebagai key values Desain Komunikasi Visual-Universitas Pelita Harapan, memiliki manfaat lebih bagi mahasiswa. Sebagai desainer untuk membuat komposisi dengan kombinasi warna, gambar, simbol, dan tipe huruf, storytelling menjadi rahasia desain visual dan dapat menghasilkan keunggulan kompetitif. Pengetahuan mengenai produk membantu menentukan apakah elemen tertentu diperlukan untuk kemasan. Kemasan produk harus menarik bagi target audiens. Sebuah merek memiliki estetika tertentu, karakteristik dan semua spesifikasi tersebut akan dibuat & unik untuk disampaikan kepada audiens. Kemasan mampu mengirim sinyal kepada audiens dan menyampaikan perasaan tertentu. Misalnya perasaan menyenangkan atau ramah. Seperti merek dan kemasan Crav’fin yang disampaikan dalam buku ini, memiliki maksud dan tujuan di balik jenis keputusan desain ini untuk menunjukkan kepada pembeli bahwa Crav’fin adalah alternatif makanan dan produk sehat yang dibuat dari bahan terpilih.

vi


Diantara penelitian dan proses pembuatan buku ini, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh tim dosen Peminatan Desain Grafis yang telah mendukung mahasiswa-mahasiswa untuk melakukan tugas ini. Sehingga memiliki hasil yang berharga untuk membentuk masa depan dengan membimbing mereka, meskipun di masa pandemi ini.

Dr. Lala Palupi Santyaputri, S.Sn., M.Si. Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan

vii


Kata Sambutan Dosen Pengampu Mata Kuliah Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.

Buku “Crav’fin: A Journey from the Oven” adalah salah satu buku yang merupakan rekaman proses pembelajaran dan perancangan yang dilakukan oleh para penulis dalam perkuliahan Studio Utama 3 peminatan Desain Grafis tahun akademik 2020/2021. Seperti pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya, Studio Utama 3 bekerja sama dengan Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan untuk merancang logo, desain kemasan, dan juga desain media promosi untuk produk-produk yang dikembangkan untuk acara Food Explore 13. Perbedaan antara pelaksanaan kali ini dan juga tahun sebelumnya adalah kondisi pandemi yang menggeser perkuliahan dari ruang kelas menjadi ruang virtual, dimana perkuliahan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Perkuliahan desain yang sebelumnya mengandalkan perjumpaan fisik dan luaranluaran konkret dan taktil menjadi perkuliahan yang mengandalkan interaksi secara digital, yang akhirnya menggeser metodologi pendidikan tersebut. Pembelajaran selama empat bulan ini akhirnya menjadi pembelajaran bukan hanya dari segi ilmu atau materi dalam mata kuliah tersebut, tapi juga bagaimana desainer, pengajar, dan mahasiswa beradaptasi dalam lingkungan dan tantangan baru ini. Namun terlepas dari tantangan yang dihadapi dalam perkuliahan tersebut, tim penulis tetap mampu menyelesaikan dan menghasilkan desain-desain yang baik, seperti yang dapat dilihat dalam buku ini. Dokumentasi proses perancangan dalam bentuk buku ini tidak hanya digunakan sebagai instrumen penilaian perkuliahan, tapi juga sebagai sebuah manifesto dari apa yang mampu dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan.

viii


Kedepannya buku ini dapat menjadi artefak yang mengindikasikan pencapaian tim penulis, dan juga referensi untuk pembelajaran angkatan-angkatan selanjutnya. Semoga para pembaca dapat menelaah lebih lanjut dan memetik pembelajaran-pembelajaran baru dari buku ini.

Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Dosen Pengampu Mata Kuliah Studio Utama 3 Universitas Pelita Harapan

ix


Kata Pengantar Tim Penulis

Puji syukur kepada Tuhan atas limpahan rahmat, berkat, dan anugrah dari-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku tentang “Crav’fin: A Journey from the Oven”. Buku ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio Utama 3, yang pada semester ini sedang mendalami topik tentang identitas visual brand, atau secara spesifik, kemasan. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan buku yang menjadi tugas ujian akhir semester dengan judul “Proses Perancangan Identitas Visual Crav’fin”. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, selama pembuatan buku ini berlangsung sehingga dapat terealisasikan. Buku ini berisi tentang kumpulan proses asistensi hingga final, yang dilakukan selama mata kuliah Studio Utama 3. Setiap proses memiliki permasalahan design, hingga objektif yang harus dicapai. Secara progressif, setiap proses akan semakin kompleks seiring bertambahnya objektif beserta media untuk mengaplikasikan brand. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi parapembaca. Penulis sadar bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca terhadap buku ini agar kedepannya dapat diperbaiki.

x


Table of

Contents Kata Sambutan Dekan Fakultas Kata Sambutan Kepala Program Studi Kata Sambutan Dosen Pengampu Mata Kuliah Kata Pengantar Daftar Isi

iv-v vi-vii viii-xi x xi-xiii

00 The Journey

1-8

01 The Product

9-16

Latar Belakang Produk ...........................................................................................

11-12

Tentang Produk ...................................................................................................... 13-14 Keunikan Produk ......................................................................................................

15

Nilai Produk ...........................................................................................................

15

xi


02 The Brand

17-24

Brand Value

........................................................................................................

17

Target Audiens

........................................................................................................

18

Creative Brief

..................................................................................................

Tone and Manner

19-20

.................................................................................................

21

03 The Logo

25-38

Konsep Desain Logo ...........................................................................................

27-28

Eksplorasi Desain Logo ........................................................................................... 29-36 Desain Logo Final ......................................................................................................

37

Ketentuan Penggunaan Logo .....................................................................................

38

04 The Visual Identity Konsep Desain Identitas Visual

xii

39-52

......................................................................................................

41

Eksplorasi Desain Identitas Visual ..................................................................................................

41-46

Penjabaran Identitas Visual

47-52

..................................................................................................


05 The Packaging

53-72

Konsep Desain ............................................................................................................. Kemasan

55

Eksplorasi Desain Kemasan ............................................................................................................. 56-64 Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final ........................................................................................... 65-72

06 Digital Media Design

73-102

Konsep Desain Media Digital ...................................................................................................... 75-82 Eksplorasi Desain Media Digital ...................................................................................................... 83-88 Penjabaran Desain Media Digital Final ..............................................................................................

Refleksi Daftar Pustaka Penutup Biodata Ucapan Terima Kasih

89-102

105-106 109-110

113-115 116

xiii


The Journey Menceritakan perjalanan sebuah brand bernama Crav’fin. Bab ini akan menjelaskan tentang produk yang dijual, bagaimana proses pembentukan logo dan identitas visual, serta penerapannya dalam media digital.



Crav’fin,

sebuah perjalanan

Perancangan

identitas visual untuk sebuah brand merupakan salah satu topik pembelajaran dalam mata kuliah Studio Utama 3 konsentrasi Desain Grafis, Program Studi Desain Komunikasi visual Universitas Pelita Harapan 2020. Pada pelaksanaan perkuliahan, mahasiswa secara berkelompok akan bekerja sama untuk merancang identitas visual sebuah produk dan aplikasinya pada berbagai medium. Untuk mendukung hal ini, Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan konsentrasi Desain Grafis bekerja sama dengan Program Studi Teknik Pangan Universitas Pelita Harapan untuk berkolaborasi dalam acara Food Explore ke-13. Objek perancangan merupakan sebuah produk kue muffin puree labu kuning bernama Crav’fin, yang dikembangkan oleh mahasiswi Program Studi Teknik Pangan, Gabrielle Joanne.

3

The Journey

Sebelum melakukan tahap lebih lanjut, penulis dan pihak klien melakukan diskusi untuk menentukan nama produk. Setelah menyaring beberapa nama yang potensial, penulis dan klien sepakat untuk memilih nama Crav’fin. Nama Crav’fin terdiri dari crav yang berarti craving, yaitu mengidam. Craving sendiri identik dengan seseorang yang sedang diet tapi tetap ingin makan. Sedangkan fin merupakan singkatan dari kata muffin. Nilai yang ingin dijual oleh produk Crav’fin adalah friendly diet. Dengan penggunaan puree labu kuning yang mensubstitusi margarin sebesar 60%, produk Crav’fin menjadi produk yang rendah lemak, kaya serat, kaya antioksidan, serta kaya provitamin A. Produk ini tentu berbeda dengan produk muffin yang dijual di pasaran. Tidak hanya sehat, Crav’fin juga menyediakan varian rasa yang berbeda dan menarik.


“Kata kunci yang dipilih adalah energetik, whimsical atau unik, dan natural. Masing-masing kata kunci kemudian dikembangkan menjadi tiga gagasan identitas visual yang berbeda. Varian rasa Crav’fin terdiri dari rasa chocochip dengan ekstrak labu kuning, rasa ayam geprek dengan ekstrak kluwek, dan rasa manisan jahe dengan ekstrak blueberry. Crav’fin merupakan produk yang baru memasuki pasar food and beverages dan belum dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian, dibutuhkan sebuah identitas visual yang dapat diidentifikasi, dibedakan, eksistensi yang bertahan lama, serta memberikan rasa percaya kepada konsumen. (Landa,2014,p.245). Identitas brand yang mudah diingat dan dikenali akan membantu kemampuan seseorang dalam menyadari dan mengenal sebuah brand (Wheeler,2009,p.52). Sebelum melakukan perancangan identitas visual, sebuah produk perlu membentuk citra dan nilai brand yang diinginkan. Dalam hal ini, Crav’fin ingin menjadi suatu brand yang dapat memperkenalkan produk kue muffin sehat sebagai alternatif cemilan atau kue lain di pasaran. olahan labu kuning pada masyarakat luas. Produk ini ditargetkan untuk dikonsumsi oleh kalangan muda dengan rentang usia 20 (dua puluh) hingga 25 (dua puluh lima tahun) yang memiliki status ekonomi menengah keatas. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan dan persetujuan dari pihak klien, serta adanya diskusi lebih lanjut mengenai parameter visual yang diinginkan.

Setelah menentukan dasar dari brand dengan pihak klien, selanjutnya merupakan tahap eksplorasi kata kunci yang menggambarkan brand.Kata kunci yang dipilih adalah energetik, whimsical atau unik, dan natural. Masingmasing kata kunci kemudian dikembangkan menjadi tiga alternatif gagasan identitas visual yang berbeda. Pada alternatif desain pertama, pendekatan eksplorasi visual dilakukan berdasarkan kata kunci energetic. Kata kunci ini diambil dari target audiens yang dituju brand yaitu merupakan remaja dan pemuda yang beraktivitas secara aktif dan ekspresif. Selain itu, dengan pertimbangan untuk menunjukkan brand yang memiliki produk kue muffin, penulis memutuskan untuk mengeksplorasi elemen grafis yang dapat menggambarkan kata kunci energetic dan muffin. Dari pertimbangan ini, penulis memutuskan untuk memilih bentuk dasar segi lima sebagai elemen grafis utama. Bentuk segilima ini kemudian menjadi dasar pengembangan visual untuk rancangan visual logo, identitas visual dan desain kemasan produk secara keseluruhan. Selain itu, logotype menggunakan kesan bulky, namun tidak kaku. Pada alternatif desain kedua, eksplorasi identitas visual diambil dari kata Whimsical. Arti kata whimsical adalah gagasan yang aneh atau unik. Alternatif ini ingin menunjukkan citra brand Crav’fin yang berbeda dari brand muffin atau bakery lain di pasaran, baik dari pemilihan bahan utama ataupun varian rasanya yang unik. Mengingat kata whimsical sering diasosiasikan dengan visual yang bersifat surreal dan dongeng, maka identitas visual menggunakan penggambaran serta penyusunan komposisi ilustrasi yang terinspirasi dari buku dongeng. Selain itu, untuk menyesuaikan dengan target pasar menengah keatas, maka dilakukan upaya dengan memberi kesan premium melalui pemilihan typeface serif dan penambahan aksen sulur pada logotypenya.

The Journey

4


Pada alternatif desain ketiga, eksplorasi desain dikembangkan berdasarkan kata natural. Kata ini diambil dari buah labu yang merupakan bahan alami yang digunakan dalam produk kue muffin Crav’fin. Setelah melakukan eksplorasi pada buah labu kuning, penulis memutuskan untuk menggunakan abstraksi sulur labu kuning yang dinamis sebagai dasar identitas visual Crav’fin. Abstraksi ini kemudian dipadukan dengan gaya autentik untuk menunjukkan kesan kue buatan rumah. Setiap alternatif kemudian melakukan uji coba pengaplikasian identias visual pada kemasan. Kemasan yang dibutuhkan adalah kemasan primer, sekunder, dan tersier. Pada tahap ini, kemasan yang bersifat mandatory atau wajib adalah kemasan primer dan sekunder. Ketiga jenis kemasan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun tujuan utamanya adalah untuk mempermudah pendistribusian produk. Kemasan primer merupakan kemasan yang langsung melapisi produk. Kemasan sekunder merupakan kemasan yang melapisi kemasan primer, kuantitas kemasan primer yang dilapisi dapat berjumlah lebih dari satu. Kemudian, kemasan tersier merupakan kemasan yang melapisi kemasan sekunder, dan jumlah kemasan sekunder yang dilapisi dapat berjumlah lebih dari satu.

Seluruh hasil rancangan kemudian dikompilasi untuk dipresentasikan kepada klien. Setelah melakukan presentasi singkat bersama klien, penulis melakukan evaluasi dan diskusi terbuka tentang rancangan visual. Dari hasil diskusi, penulis menerima beberapa saran dan pendapat. Masukan ini akan digunakan untuk mengembangkan rancangan visual agar lebih optimal. Masukan juga digunakan sebagai landasan dalam pememilihan alternatif yang akan digunakan sebagai rancangan visual akhir. Masukan yang diterima adalah isu warna yang kurang sesuai pada beberapa aplikasi rancangan dan bentuk kemasan yang kurang aplikatif untuk dijual secara online. Selain diskusi kedua dengan pihak klien, dilakukan juga penyebaran kuesioner kepada audiens. Kuesioner ditujukan untuk mengetahui pendapat dan pilihan audiens dari ketiga alternatif yang telah dirancang. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 36 (tiga puluh enam) audiens, alternatif desain pertama dipilih sebanyak 15 (lima belas) suara, alternatif desain kedua dipilih sebanyak delapan suara dan alternatif desain ketiga dipilih sebanyak 13 (tiga belas) suara. Hasil diskusi dan kuesioner ini kemudian menjadi dasar untuk memilih alternatif desain pertama sebagai rancangan visual yang akan digunakan dan dikembangkan selanjutnya. Setelah memilih untuk berfokus pada identitas visual pertama, yaitu konsep energetik, penulis melakukan diskusi tambahan mengenai revisi, dan menyatukan pemahaman kelompok tentang konsep desain kedepannya. Bila sebelumnya terdapat dua alternatif bentuk kemasan, yaitu bentuk kubus dan segienam, maka penulis memutuskan untuk memilih kemasan bentuk kubus. Hal ini juga diikuti oleh pertimbangan dari klien dan biaya. Selain itu, terdapat juga penyesuaian


warna pada logo. Bila sebelumnya setiap varian rasa memiliki warna logo yang berbeda, maka penulis memutuskan untuk memilih satu warna untuk diaplikasikan ke dalam semua varian rasa. Penulis juga melakukan perbaikan pada bagianbagian kemasan primer dan sekunder yang terus berlanjut selama tahap asistensi dilakukan.

Logo Final Crav’fin Sumber: Dokumentasi Pribadi

Perancangan kemasan kemudian memasuki tahapan baru dengan penambahan jenis kemasan, yaitu kemasan tersier, kemasan dengan varian ukuran berbeda dan kemasan musiman. Kemasan tersier non-musiman dapat memuat dua hingga tiga kotak kemasan sekunder. Kemasan tersier hanya memiliki satu jenis rancangan. Hal ini dilakukan karena kemasan tersier merupakan kemasan yang sifatnya paling akhir untuk memuat kemasankemasan lain, sehingga desain yang dirancang juga bersifat umum. Kemudian untuk kemasan dengan varian ukuran berbeda, penulis sempat melakukan diskusi lebih di dalam kelompok, dan juga dengan klien. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan cara penjualan muffin. Dengan beberapa diskusi, akhirnya penulis memutuskan untuk merancang varian ukuran muffin yang lebih besar, dan ukuran muffin yang lebih kecil (sebagai tester). Selain membuat varian kemasan ukuran, penulis juga membuat kemasan khusus hari raya atau yang selanjutnya disebut sebagai kemasan musiman (seasonal).

Desain kemasan musiman merupakan penyesuaian desain kemasan terhadap event yang sedang dirayakan. Hari raya yang penulis dapatkan adalah hari raya Tahun Baru Imlek 2021. Dengan demikian, terjadi beberapa penambahan serta penyesuaian terhadap ilustrasi yang digunakan dalam kemasan. Awalnya penulis membuat varian logo khusus untuk kemasan musiman ini, namun dengan pertimbangan konsistensi pada asistensi, maka penulis memutuskan untuk tetap menggunakan logo Crav’fin biasa. Desain kemasan musiman memiliki varian yang sama dengan desain kemasan non musiman, namun penulis menambahkan varian family pack, agar konsep Tahun Baru Imlek, juga bisa diimplementasikan dalam sistem kemasannya. Konsep Tahun Baru Imlek yang ingin diimplementasikan adalah, waktu berkumpul bersama keluarga, yang mana ketika momen tahun baru, biasanya keluarga akan berkumpul untuk makan bersama, dan saling membagi makanan. Desain kemasan musiman terdiri dari tiga kemasan primer, tiga kemasan sekunder, kemasan family pack, kemasan varian ukuran besar dan kecil, serta kemasan tersier. Kemasan family pack terdiri dari kemasan primer, dan kemasan sekunder yang memiliki ukuran serta desain yang berbeda dari kemasan musiman biasa. Kemasan family pack lebih besar secara ukuran, karena memuat tiga kemasan primer, satu kemasan ukuran besar, dan empat kemasan ukuran kecil. Kemasan primer dan kemasan ukuran besar serta kecil pada family pack tentunya dirancang berbeda untuk memberikan distingsi khusus pada kemasan family pack. Kemasan primer serta kemasan varian ukuran pada family pack menggunakan bahan mika. Desain kemasan juga dibuat tidak terlalu meriah, karena daya tarik yang ingin ditekankan berada pada kemasan sekunder family pack. Interior pada bagian dalam kemasan family pack ini terinspirasi dari kotak kue bulan. Kue bulan merupakan kue khas dari The Journey

6


Kemasan primer dan kemasan ukuran besar serta kecil pada family pack tentunya dirancang berbeda untuk memberikan distingsi khusus pada kemasan family pack. Kemasan primer serta kemasan varian ukuran pada family pack menggunakan bahan mika. Desain kemasan juga dibuat tidak terlalu meriah, karena daya tarik yang ingin ditekankan berada pada kemasan sekunder family pack. Interior pada bagian dalam kemasan family pack ini terinspirasi dari kotak kue bulan. Kue bulan merupakan kue khas dari Negara China yang juga menjadi salah satu hari raya yang dirayakan setiap tahun. Kemasan tersier pada desain kemasan musiman memiliki penyesuaian pada ukurannya. Hal ini dilakukan karena kemasan tersier dirancang untuk dapat memuat satu hingga dua kemasan family pack. Kemasan tersier Crav’fin memiliki desain yang senada supaya ada konsistensi dari sistem implementasi identitas visual. Setiap proses asistensi akan terjadi penyesuaian-penyesuaian terhadap detail-detail rancangan. Kemasan primer non-musiman juga mengalami beberapa penyesuaian

dari penggunaan warna, hingga kesatuan dari setiap panel-panelnya. Kemasan sekunder jenis non-musiman merupakan kemasan yang paling banyak mengalami perbaikan desain. Revisi ini cukup signifikan, karena mengalami banyak perubahan dari rancangan setelah pemilihan alternatif identitas visual. Awalnya kemasan sekunder memiliki desain yang umum karena bersifat kombinasi dari ketiga kemasankemasan primer di dalamnya. Namun, dengan pertimbangan pada identitas masing-masing varian rasa ini, maka kemasan ini kemudian dirancang kedalam tiga varian rasa berbeda. Selain itu, kemasan sekunder non-musiman juga mendapat perbaikan pada bagian detaildetailnya, seperti penambahan elemen pada panel-panel kemasan supaya terlihat lebih meriah atau festive. Proses asistensi yang sama juga dilakukan pada kemasan musiman. Sama seperti kemasan sekunder non-musiman, kemasan-kemasan pada desain kemasan musiman mengalami banyak revisi yang signifikan. Mulai dari penempatan logo, kesatuan diantara panelpanelnya, dan juga distingsi diantara varian rasa. Awalnya kemasan musiman, terutama yang terbagi menjadi tiga varian rasa, kurang memiliki distingsi untuk membedakan varian rasanya. Hal yang terlihat mencolok adalah kesan Hari Raya Imlek. Dengan demikian, penulis berusaha memberikan distingsi lebih seperti penggunaan warna khas varian rasa pada bagian atap dan bagian muka kemasan. Kedua bagian panel ini dipilih karena, ketika sebuah produk dipajang dalam sebuah rak atau etalase, maka umumnya yang terlihat pertama oleh pembeli adalah bagian atap atau bagian muka kemasan. Setelah kemasan-kemasan dirasa sudah siap untuk proses cetak, maka selanjutnya penulis perlu menyiapkan cara pemasaran produk. Pemasaran produk


akan dilakukan secara digital, mengingat keterbatasan yang ada di tahun ini. Tahap pertama dalam menyiapkan strategi promosi secara digital adalah dengan membentuk user persona. User persona merupakan representasi fiktif calon konsumer yang ideal dari sebuah produk atau brand.[1] Pembentukan ini berfungsi untuk membangun empati dengan target audiens, dan mengidentifikasi dengan tepat, apa yang mereka butuhkan dari sebuah produk yang dijual. Dalam pembentukan persona, penulis melakukan riset tentang target audiens. Riset tersebut meliputi kebiasaan, gaya hidup, keinginan, aktivitas harian, dan kemungkinankemungkinan lain yang dapat mempengaruhi target audiens dalam membeli sebuah produk. Hasil persona ini kemudian menjadi bahan pertimbangan dasar dari desain media digital. Bagaimana konten yang disajikan, bagaimana visual yang tepat untuk menjadi daya tarik bagi target audiens. Metode strategi yang digunakan adalah metode AISAS (Attention, Interest, Search, Action, dan Sharing).[2] Metode ini banyak digunakan sebagai model kampanye iklan. Tahapan AISAS terdiri dari attention, yang berarti target audiens melihat atau memperhatikan iklan atau promosi produk pada media yang digunakan.

Tahap pertama dalam menyiapkan strategi promosi secara digital adalah dengan membentuk user persona. User persona merupakan representasi fiktif calon konsumer yang ideal.

Setelah memiliki attention, maka iklan dan promosi produk yang diperhatikan menimbulkan rasa ketertarikan (interest) pada diri target audiens. Ketertarikan ini yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga target audiens melakukan pencarian (searching) lebih tentang informasi produk. Setelah mendapatkan informasiinformasi yang diperlukan, maka target audiens kemudian memutuskan untuk membeli (action) produk tersebut. Setelah membeli produk, target audiens akan menjadi orang yang memberikan pengaruh (sharing) kepada orang-orang disekitarnya tentang produk yang ia dibeli. Tahapan ini yang menjadi struktur pembangun dalam media digital yang digunakan oleh Crav’fin. Media digital terdiri dari media Instagram, media Facebook, media marketplace, dan media website. Mengingat pemasaran digital di era sekarang yang sangat bersaing, maka tampilan produk di marketplace perlu memiliki daya tarik tersendiri yang dapat mengiring calon pembeli untuk membuka profil toko. Pada media Instagram dan website, struktur AISAS dibangun secara bertahap. User atau pengguna akan dikenalkan pada konten yang menarik perhatian, kemudian berikutnya konten yang menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih, hingga bagaimana target audiens menyebarkan produk kepada komunitas atau orang di sekitarnya.

[1] Raven L. Veal, PhD. How to Define a User Persona. CareerFoundry, 1 Mar. 2019, careerfoundry.com/en/blog/ux-design/how-to-define-auser-persona/#1-what-is-a-user-persona. [2] Elizabeth Meilyana. “AISAS Model.” Global Business Marketing, 13 Aug. 2018, bbs.binus.ac.id/gbm/2018/08/13/aisasmodel/#:~:text=AISAS merupakan singkatan dari Attention,(Search) tentang barang tersebut.

The Journey

8


01 Latar Belakang Produk Tentang Produk Keunikan Produk Nilai Produk


The Product Dalam proses pembentukan identitas visual, diperlukan pemahaman dan pengenalan yang mendalam terhadap produk. Bab ini akan membahas tentang produk yang ditawarkan oleh brand Crav’fin


01

LATAR BELAKANG PRODUK Kue muffin merupakan salah satu produk pangan yang dinilai praktis dan memiliki cita rasa yang akrab. Akan tetapi, kue muffin memiliki kelemahan yaitu, kandungan lemaknya yang cukup tinggi dibandingkan dengan kue bolu pada berat saji yang sama. Selain itu, kue muffin juga memiliki kandungan serat pangan yang rendah (Rismaya,dkk, 2018). Labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan bahan pangan dengan kandungan serat yang tinggi dan mengandung banyak beta karoten (β-Karoten). Beta karoten merupakan provitamin A dan antioksidan yang berfungsi untuk menghentikan kerusakan sel dan membantu meningkatkan kekebalan tubuh. (Krisnawati, 2009). Selain beta karoten, labu kuning juga banyak mengandung serat yang membantu melancarkan pencernaan, serta mengandung vitamin dan mineral.

Puree Labu Kuning Sumber:medium.com

Labu Kuning setelah Dioven Sumber: jessicainthekitchen.com

11

The Product | Latar Belakang

Menurut klien, budidaya labu kuning cukup berlimpah di Indonesia, namun sayang, masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama untuk inovasi pangan. Secara fisik, buah labu kuning memiliki tekstur daging buah yang sangat lembut dan rasa yang sedikit manis. Pada bagian dalam, terdapat biji dengan ukuran yang cukup besar dengan warna keputihan. Bagian luar labu kuning berwarna jingga atau kehijauan.


Labu kuning parang atau waluh berbeda dengan jenis kabocha, atau labu jepang. Meskipun secara fisik hampir sama, kabocha memiliki warna jingga yang lebih pekat, serta rasanya lebih manis. Labu kuning memiliki kandungan kalorinya yang rendah, serta kaya dengan kandungan vitamin A, flavonoid poli-fenolik antioksidan seperti leutin, xanthin, dan karoten. Labu kuning juga mempunyai kandungan karotenoid yang tinggi (sekitar 19,9 mg/100g), labu kuning juga memiliki banyak kandungan gizi yaitu protein, vitamin B dan C, serat, kalsium, fosfor, besi, dan karbohidrat yang penting untuk tubuh (Gardjito, 2006). Tanaman Labu Parang memerlukan suhu sekitar 25-30˚C untuk dapat bertahan hidup, namun tidak memerlukan ketinggian tempat yang khusus. Hal ini menyebabkan labu kuning dapat ditanam di lahan-lahan yang kering, karena cara penanaman dan pemeliharaannya yang cenderung mudah. Labu kuning memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti karbohidrat, protein, dan vitamin. Di sisi lain, buah dari tanaman merambat ini juga kaya akan kandungan serat, mineral, dan air, sehingga membuat labu kuning menjadi buah dengan sumber gizi yang sangat baik. Crav’fin menggunakan labu kuning atau waluh sebagai bahan utama produk. Labu kuning digunakan dalam bentuk puree. Terdapat tiga langkah dalam membuat puree labu kuning. Pertama labu kuning dibersihkan dan dipisahkan dari bijinya. Kemudian, labu kuning dikukus atau di panggang di dalam oven selama kurang lebih sepuluh menit. Pada proses pemanggangan, ada baiknya labu diuji kelembutannya dengan menusukkan garpu atau tusuk gigi. Setelah dirasa lembut, maka tahap berikutnya adalah memasukkan labu ke dalam blender untuk dihancurkan hingga berbentuk puree.

Pembuatan Puree Labu Kuning Sumber: jessicainthekitchen.com

Puree Labu Kuning Sumber: thekitchn.com

The Product | Latar Belakang

12


02

TENTANG PRODUK Crav’fin merupakan sebuah produk muffin labu kuning dengan komposisi yang terdiri dari puree labu kuning parang sebagai bahan utama, lalu diikuti dengan telur, gula, baking powder, susu, garam, butter dan tepung terigu. Crav’fin merupakan produk yang kaya serat, rendah lemak, kaya vitamin A, serta tidak mengandung pengawet dan pewarna buatan. Nama Crav’fin terdiri dari ‘crav’ yang berasal dari kata craving, yaitu mengidam. Craving sendiri identik dengan seseorang yang sedang diet tapi tetap ingin makan. Sedangkan ‘fin’ merupakan singkatan dari kata muffin. Sehingga nama Crav’fin sendiri memiliki arti mengidam kue muffin. Produk kue muffin milik Crav’fin sama seperti bentuk muffin pada umumnya.

Pada kedua varian rasa lain, yaitu rasa ayam geprek dan manisan jahe, keduanya menggunakan ekstrak tambahan seperti kluwek dan buah blueberry. Namun, penambahan ekstrak ini tidak menghilangkan kandungan labu kuning yang digunakan di dalam muffin. Ekstrak hanya bersifat sebagai bahan tambahan. Persentase labu kuning yang digunakan sebagai substitusi margarin pada muffin adalah sekitar 60% dari total berat margarin yang digunakan.

Ukuran: Diameter atas 6.5cm bawah 5.5 cm tinggi 5 cm Warna: Kuning, biru blueberry, coklat kehitaman Tekstur: Lembut Perkiraan teknis jual: Satuan, trio pack (3pcs), family pack Perkiraan harga jual: Rp. 7000,00/pcs (belum termasuk kemasan)

VARIAN RASA CRAV’FIN Produk Crav’fin terdiri dari tiga jenis varian rasa, yaitu rasa choco chip, rasa ayam geprek, dan rasa manisan jahe. Varian rasa choco chip menggunakan topping choco chip pada bagian atas muffin, tanpa tambahan ekstrak rasa.

13

The Product | Tentang Produk

Visualisasi Muffin Sumber: unsplash


Pada varian rasa ayam geprek, muffin menggunakan ayam geprek sebagai topping, dengan tambahan kluwek sebagai ekstrak rasa. Topping ayam geprek berbentuk suiran ayam dengan beberapa potongan cabai disekitarnya. Rasa yang dihasilkan sedikit pedas dengan campuran rasa yang agak asin. Kluwek adalah jenis biji tanaman yang dikenal sebagai pohon serba guna, karena hampir semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan. Selain membuat rasa dan aroma masakan jadi lebih sedap, kluwek juga mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Nutrisi yang terdapat dalam kluwek di antaranya zat besi, vitamin C, vitamin B1, fosfor, kalium dan kalsium. Kemudian pada varian rasa manisan jahe, muffin menggunakan manisan jahe sebagai topping dan ekstrak blueberry sebagai tambahan rasa. Jika seseorang sedang menjalani diet, maka buah blueberry ini cocok untuk dikonsumsi. Blueberry merupakan buah yang tinggi nutrisi dan rendah kalori. Satu cangkir blueberry hanya memiliki sekitar 84 kalori karena buah blueberry 85 persennya terdiri dari air. Manfaat blueberry tidak hanya menurunkan berat badan, tetapi juga mampu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Seseorang akan merasa kenyang lebih lama karena kandungan serat dalam blueberry yang tinggi. Selain itu, buah blueberry juga dinobatkan sebagai buah yang memiliki kandungan antioksidan paling tinggi dari buah dan sayuran lainnya. Antioksidan sangat penting untuk menanggulangi radikal bebas dan mengurangi kerusakan pada DNA. Kerusakan pada DNA dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker dan mengalami penuaan dini.

Ekstrak Blueberry Sumber: verywellhealth.com

Buah Kluwek Sumber: foodtravellerbandung.com

Buah Labu Kuning Parang Sumber: unsplash

The Product | Tentang Produk

14


03

KEUNIKAN PRODUK Produk Crav’fin memiliki keunikan pada varian rasanya yang menarik. Varian rasa ini jarang digunakan sebagai varian rasa muffin di pasaran. Penggunaan labu kuning sebagai salah satu bahan dasar muffin juga merupakan keunikan lain dari produk Crav’fin. Secara umum, pada pasar kue muffin, penggunaan labu belum terlalu populer atau umum digunakan. Penggunaan labu kuning ini bukan hanya memanfaatkan buah labu kuning yang budidaya nya melimpah, namun juga diolah menjadi salah satu produk pangan yang populer di masyarakat, yaitu kue muffin. Kue muffin pada umumnya memiliki kandungan gula dan lemak yang cukup tinggi, dan kandungan serat yang kurang. Namun di produk Crav’fin, dengan memanfaatkan buah labu kuning sebagai salah satu bahan dasar pengganti margarin, Crav’fin menghasilkan sebuah produk kue muffin yang tinggi serat dan rendah lemak. Kandungan serat yang tinggi didapatkan dari buah labu yang kaya serat, kemudian kandungan lemak yang rendah didapatkan karena memanfaatkan buah labu kuning untuk mensubtitusi margarin, yang menjadi penyebab tingginya kandungan lemak pada kue muffin biasa. Selain itu, penggunaan ekstrak kluwek juga dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi baru yang belum pernah diterapkan sebelumnya pada muffin yang dijual di pasaran. Dengan varian rasa yang unik dan tidak biasa, Crav’fin menggunakan pendekatan yang unik secara visualnya. Pada umumnya toko kue atau bakery memiliki visualisasi yang hangat dan kesan premium. Namun pada produk Crav’fin, brand mengedepankan keunikan yang membuat visualnya menjadi ekspresif, sekaligus terlihat bersemangat atau energik.

15

The Product | Keunikan dan Nilai Produk

Visualisasi Muffin Sumber: unsplash Visualisasi Muffin Crav’fin Sumber: dokumentasi pribadi

04

NILAI PRODUK Keunggulan produk terdapat pada kandungannya yang rendah lemak, namun tinggi serat. Nilai yang ingin dijual oleh produk Crav’fin adalah friendly-diet. Dengan penggunaan puree labu kuning yang mensubstitusi margarin, produk Crav’fin yang rendah lemak dan kaya serat tentu berbeda dengan produk muffin yang dijual di pasaran. Kandungan produk muffin yang tinggi serat membuat konsumen dapat merasa kenyang lebih lama, sekaligus dapat merasakan metabolisme yang lebih lancar. Kemudian dengan keunggulan produk yang rendah lemak, Crav’fin ingin menjadi sebuah produk kue pilihan masyarakat. Khususnya bagi anak muda yang sedang ingin menurunkan berat badan, atau tertarik untuk memiliki gaya hidup yang sehat.


Keunggulan produk terdapat pada kandungannya yang rendah lemak, namun tinggi serat. Nilai yang ingin dijual oleh produk Crav’fin adalah friendly-diet.


The Brand Setelah memahami produk secara mendalam, selanjutnya merupakan proses pembentukan branding. Bab ini akan menjelaskan bagaimana sistem brand Crav’fin dibentuk, apa nilai yang ingin ditanamkan dan apa citra yang diinginkan.


02 Brand Value Target Audiens Creative Brief Tone and Manner


01

BRAND VALUE Nilai yang menjadi inti dari brand Crav’fin adalah energik dan sehat. Crav’fin melalui produkproduk kue muffinnya ingin menunjukkan sebuah semangat dalam menjalani aktivitas harian,khususnya oleh anak muda. Melalui produk-produk yang ditawarkan, Crav’fin bukan hanya ingin menjadi alternatif dari produk kue lain di pasaran yang kurang sehat. Crav’fin ingin menjadi sebuah produk kue muffin yang menawarkan pola hidup sehat, sehingga konsumen dapat memiliki semangat, merasa aktif, dan ekspresif setelah memakan produk kue muffin Crav’fin. Bukan hanya fokus untuk menjual produk kue muffin, Crav’fin juga ingin agar anak muda Indonesia dapat memiliki pola hidup yang lebih sehat disela-sela kegiatan yang padat. Kegiatan yang padat cenderung membuat anak muda untuk lalai dalam menjaga kesehatannya. Dengan keunggulannya yang rendah lemak dan tinggi serat, Crav’fin berharap dapat menjadi produk kue pilihan masyarakat, khususnya anak muda.

19

The Brand | Brand Value


02

TARGET AUDIENS Berdasarkan hasil creative brief yang telah disusun dari riset dan diskusi dengan klien, maka penulis menganalisis perkiraan target audiens Crav’fin. Di sini akan dibahas lebih lanjut mengenai sifat personal dan alasan penetapan target audiens ini. Target audiens Crav’fin adalah mereka yang ingin melakukan diet ringan. Pada diet ringan, seseorang masih bisa memakan cemilan, namun diimbangi dengan berolahraga dan pengurangan porsi makan sehari-hari. Pada diet yang lebih berat atau ketat, seseorang akan secara ekstrem mengurangi porsi makannya, dan juga mengikuti rangkaian olahraga yang intens. Adanya kepedulian lebih terhadap postur tubuh dan kesehatan, maka Crav’fin menentukan target audiensnya sebagai seseorang dengan ekonomi menengah keatas, yang tinggal di daerah perkotaan, dan merupakan anak muda yang aktif bergerak. Secara visual, klien tidak memiliki tuntutan tertentu, namun klien ingin agar Crav’fin bisa memiliki kesan menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian semua usia.

The Brand | Target Audiens

20


03

CREATIVE BRIEF

Hasil riset dan rangkuman dari diskusi dengan klien kemudian disusun dalam sebuah dokumen bernama creative brief. Dokumen ini merupakan kompilasi dari data dan strategi visual yang akan digunakan untuk brand Crav’fin kedepannya.

Latar Belakang Labu kuning merupakan bahan pangan yang tinggi serat dan cukup melimpah di Indonesia, namun kurang dimanfaatkan. Salah satu produk pangan yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat saat ini adalah muffin. Selain kurang serat, muffin juga dikenal dengan kandungan lemak dan gula yang banyak. Crav’fin hadir untuk menjadi solusi pemanfaatan labu kuning, sekaligus menjadi alternatif cemilan atau kue yang sehat. Posisi Brand Crav’fin merupakan kue muffin yang terbuat dari bahan labu kuning, sebagai substitusi margarin, sehingga memiliki rendah lemak, namun tinggi serat. Crav’fin cocok menjadi alternatif kue sehat untuk bagi seseorang yang sedang mencoba diet ringan. Target Klien Crav’fin dapat menjadi alternatif bagi penikmat kue untuk mengonsumsi kue yang sehat dan rendah lemak, tanpa takut berat badan berlebih. Crav’fin dapat menjadi brand yang mengenalkan olahan kue labu yang masih kurang familiar di masyarakat Tantangan Brand Pengolahan labu kuning parang sebagai kue muffin kurang familiar di masyarakat.

21

The Brand | Creative Brief

Potensi Brand Sebagai alternatif kue sehat (tinggi serat dan rendah lemak) Sebagai alternatif cemilan bagi orang yang sedang diet Karakter Berdasarkan hasil riset dan pengetahuan tentang produk, maka penulis memutuskan tiga kata kunci umum untuk menjadi landasan dalam pembentukan identitas brand Crav’fin. Kata kunci tersebut terdiri dari kata energetik, whimsical (unik), dan natural. Kompetitor Kompetitor langsung Dunkin’ Donuts, Starbucks, Little Bites, Soozy’s Kompetitor tidak langsung Bread Talk, Francis, Tous les Jours, J.Co, Krispy Kreme (Seluruh toko kue/bakery menengah keatas) Target Audiens Umur: 20-25 tahun Geografis: Perkotaan besar di Indonesia Pekerjaan: Mahasiswa/i - Karyawan Ekonomis: menengah ke atas Pola hidup: Sehat, aktif Ketertarikan: olahraga, masak Kesibukan: belajar, berorganisasi, bekerja


Pertimbangan Bentuk Logo Klien menginginkan desain yang menarik dan sesuai dengan target audiens. Dengan demikian, kami mencoba untuk melakukan 3 pendekatan desain yang dilakukan atas pertimbangan target audiens. Ketiga pendekatan tersebut adalah energik yang menunjukkan keaktifan, whimsical yang menunjukkan keunikkan, dan natural yang menunjukkan kealamian.

Pertimbangan Penjualan Produk Crav’fin akan dijual melalui marketplace secara online dengan sistem penjualan satuan, trio (3pcs), dan family pack (6pcs). Harga perkiraan untuk penjualan satuan adalah 7.000 rupiah. Harga yang diperkirakan belum termasuk biaya kemasan dan distribusi.

Pertimbangan Bentuk Kemasan Proteksi: Kemasan tertutup dan memiliki penyangga di dalamnya, supaya muffin tidak bergeser dalam proses pengiriman. Identifikasi: Kemasan memiliki bagian yang transparan agar muffin mudah terlihat. Ekonomi: Harga kemasan tidak mahal Parameter Visual

The Brand | Creative Brief

22


04

TONE AND MANNER Sebuah brand memerlukan tone and manner yang konsisten agar dapat terlihat sebagai sebuah kesatuan. Tone and manner Crav’fin mencerminkan nilai brand yang dimiliki, sekaligus berisi strategi yang dilakukan agar brand Crav’fin dapat terlihat sebagai sebuah kesatuan brand.

Crav’fin ingin menjadi sebuah brand dengan gaya yang ekspresif, energetik, dan aktif. Pendekatan visual yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan yang bersifat illustratif, namun tetap diimbangi dengan penggunaan fotografi. Penggunaan ilustrasi bertujuan untuk memberikan kesan yang lebih ekspresif dibandingkan penggunaan fotografi. Tone warna yang ingin digunakan adalah warna-warna yang cerah, namun disisi lain juga menyiratkan kesan hangat untuk menggambarkan sebuah produk makanan. Untuk pendekatan dalam berinteraksi dengan audiens, Crav’fin menggunakan gaya bahasa yang ramah dan informal untuk menunjukkan keakraban dan kedekatan dengan audiens yang dituju, khususnya anak muda.

23

The Brand | Tone and Manner


Crav’fin ingin menjadi sebuah brand dengan gaya yang ekspresif, energetik, dan aktif.


03 Konsep Desain Logo Eksplorasi Desain Logo Desain Logo Final Ketentuan Penggunaan Logo


The Logo Sebuah brand membutuhkan penanda untuk merepresentasikan filosofi dan nilai-nilai yang ditanamkan. Bab ini akan menjelaskan bagaimana proses yang dilakukan brand Crav’fin dalam membentuk logo, hingga mencapai tahap final.


01

KONSEP DESAIN LOGO Sebelum mendapatkan nama ‘Crav’fin’, penulis membuat daftar nama potensial untuk brand ini. Setelah melakukan diskusi tentang nama, klien belum dapat menentukan nama final yang akan dipilih, namun klien memilih dua nama yang ia rasa cocok sebagai nama brand kedepannya,yaitu Pumffie dan Crav’fin. Sambil menunggu konfirmasi nama, kami menggunakan kedua nama tersebut sebagai eksplorasi visual dengan pertimbangan parameter visual yang terdapat pada creative brief.

Tabel Nama Potensial

Tim penulis juga sempat mengalami kesulitan untuk menentukan kata kunci yang menggambarkan brand. Beberapa cara digunakan untuk mendapatkan kata kunci final, seperti melakukan brainstorming dalam bentuk mindmap. Dari hasil mindmap, maka penulis menentukan 3 kata kunci yang dirasa menggambarkan brand Crav’fin, yaitu nostalgic, healthy, dan youthful.

Mindmap Brainstorming Tahap Pertama

27

The Logo | Konsep Desain Logo


Penulis kemudian melakukan eksplorasi visual dari kata kunci yang didapat, yaitu youthful, healthy, dan nostalgic. Setiap eksplorasi logo juga dilakukan dengan pertimbangan buah labu kuning sebagai figur yang ingin ditonjolkan, atau menjadi figur yang ingin direpresentasikan pada logo.

Kata Kunci Youthful

Kata Kunci Healthy

Kata Kunci Nostalgic

The Logo | Konsep Desain Logo

28


Proses asistensi kemudian membahas tentang kata kunci dari brand yang kurang memiliki ciri khas atau karakter yang kuat. Melihat hal ini, tim penulis kemudian melakukan kembali tahap brainstorming dan melakukan diskusi mengenai konsep. Setelah berdiskusi, tim penulis sepakat untuk memilih kata energetik, whimsical atau unik, dan natural sebagai kata kunci yang akan dikembangkan pada proses berikutnya. 02

EKSPLORASI DESAIN LOGO A. EKSPLORASI LOGO 01: ENERGETIK

Kata energetik dipilih untuk merepresentasikan kue muffin Crav’fin yang cocok sebagai pendamping aktivitas harian anak muda yang senang bergerak secara aktif dan ekspresif. Pada eksplorasi desain alternatif pertama ini, kami menggunakan skema warna yang cerah untuk menunjukkan kesan energik dan aktif. Bentuk segilima pada alternatif logo pertama merupakan abstraksi dari bentuk kue muffin. Selain itu pada eksplorasi desain logo ini, kami menggunakan logotype yang terkesan bulk, namun di sisi lain tetap terlihat ‘aktif’ melalui pengaturan komposisinya. Kemudian pada alterantif kedua, logo ingin memberikan karakter energetik, sekaligus hangat. Desain logo menggunakan logotype yang agak miring untuk menunjukkan kecepatan yang energik, dengan penggunaan warna yang terkesan hangat. Selain itu, terdapat juga figur tangkai labu pada bagian atas huruf C, sebagai penanda bahwa produk ini menggunakan bahan dasar labu.

29

The Logo | Eksplorasi Desain Logo


Alternatif 1

Alternatif 2

Setelah melakukan proses asistensi pada eksplorasi logo pertama, tim penulis memutuskan untuk menggunakan alternatif pertama untuk diteruskan pada proses berikutnya. Alternatif pertama dirasa memiliki potensi dibandingkan dengan alternatif kedua, yang kurang mencerminkan kata energetik. Pada alternatif pertama, tim penulis mendapatkan saran untuk membuat logo lebih lebih cocok digunakan untuk toko kue. Ujung-ujung yang lancip pada alternatif pertama membuat logo kurang dapat merepresentasikan toko kue.

Hasil perbaikan pada alternatif 1

The Logo | Eksplorasi Desain Logo

30


Tim penulis kemudian memperbaiki bentuk logo, dengan membuat ujung-ujung logo tidak terlalu lancip atau kaku. Setelah melakukan proses asistensi hasil revisi pertama, berdasarkan masukan yang diterima, tim penulis memutuskan untuk tetap menggunakan bentuk logo pada asistensi sebelumnya. Bentuk figur logo yang lebih melengkung, kurang berdampak secara signifikan untuk memberikan kesan toko kue, dan juga kurang sesuai atau senada dengan elemen ilustrasi yang digunakan sebagai identitas visual. Tim penulis kemudian memutuskan untuk memberikan varian bentuk dan warna logo agar dapat lebih aplikatif dan fleksibel ketika logo diterapkan pada desain kemasan.

Hasil akhir eksplorasi logo 01

31

The Logo | Eksplorasi Desain Logo


B. EKSPLORASI LOGO 02: WHIMSICAL

Kata whimsical dipilih untuk merepresentasikan produk Crav’fin yang unik, terutama dari varian rasanya. Selain dari segi produk, buah labu kuning juga sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat dongeng atau surreal. Pada asistensi awal, tim penulis menggunakan jenis huruf serif sebagai logotype pada logo. Kemudian figur yang terdapat logo merupakan bentuk closure dari buah labu kuning. Kesan surreal dibangun melalui pemilihan typeface. Pada warna logo, warna yang digunakan merupakan warna jingga untuk menyiratkan warna labu kuning.

Eksplorasi desain logo 02

Setelah proses asistensi, tim penulis menyadari kekurangan yang terdapat pada logo dengan konsep whimsical. Penulis kemudian mencari referensi dan berdiskusi untuk mematangkan visualisasi konsep. Dengan beberapa pertimbangan, penulis kemudian memutuskan untuk mengganti susunan logo hanya menjadi logotype. The Logo | Eksplorasi Desain Logo

32


Hasil perbaikan pada asistensi sebelumnya

Penulis kemudian membentuk logo dengan logotype yang tersusun dari jenis font serif. Font serif kemudian dimodifikasi supaya lekukan-lekukannya lebih menonjol. Tim penulis kemudian medapatkan masukan baru untuk asistensi dari hasil perbaikan logo. Logo dirasa sudah lebih baik dibandingkan pada tahap sebelumnya. Namun, untuk perbaikan minor, jarak yang terdapat pada huruf V dan F mungkin dapat kembali diolah. Tim penulis kemudian melakukan perbaikan dari masukan yang telah diberikan dalam proses asistensi. Tim penulis menambahkan lekukan pada huruf F bagian bawah supaya jarak antar V dan F lebih nyaman untuk dilihat secara visual.

Hasil akhir eksplorasi logo 02

33

The Logo | Eksplorasi Desain Logo


C. EKSPLORASI LOGO 03: NATURAL Diambil dari bentuk sulur-sulur labu, logo Crav’fin ingin menunjukkan bahwa produk muffin Crav’fin merupakan produk yang alami, yaitu menggunakan bahan-bahan alami, tanpa pengawet dan pewarna buatan, serta diproduksi secara homemade. Selain itu, penggunaan typeface serif yang organis dan memiliki swoosh ini bertujuan untuk memberikan kesan classic atau semi-retro. Hal ini berkaitan dengan sejarah muffin yang ada sejak abad ke 18.

Alternatif 1

Alternatif 2

Pada alternatif pertama, tim penulis menggunakan figur muffin sebagai logogram, sedangkan pada alternatif kedua, tim penulis menggunakan figur buah labu kuning sebagai logogram. kedua figur ini dipilih karena merepresentasikan Crav’fin sebagai produk kue, atau produk yang terbuat dari bahan labu kuning. Setelah melakukan proses asistensi tahap awal pada kedua alternatif logo, penulis menyadari kekurangan yang terdapat pada bagian logotype logo. Pengolahan spasi pada bagian logotype kurang baik, sehingga terlihat tidak seimnbang atau balance.Selain itu penggunaan logogram dirasa kurang efektif karena kurang memiliki kesatuan dengan logotypenya. Tim penulis kemudian memutuskan untuk hanya menggunakan bentuk logotype sebagai logo.

Hasil perbaikan pada asistensi sebelumnya

The Logo | Eksplorasi Desain Logo

34


Tim penulis melakukan eksplorasi terhadap alternatif komposisi yang potensial untuk digunakan, namun pengolahan spasi anatar huruf masih dirasa kurang baik dan seimbang. Penulis kemudian memutuskan untuk ‘memotong’ bagian swoosh pada huruf R, sehingga tidak lagi menyambung dengan bagian bar pada huruf F. Tim penulis juga mengatur kembali ketinggian masing-masing huruf agar pada bagian atas huruf atau ascender terlihat melengkung.

Hasil perbaikan pada asistensi sebelumnya

Hasil akhir eksplorasi logo 03

35

The Logo | Eksplorasi Desain Logo


D. EKSPLORASI LOGO 04: YOUTHFUL Dalam melakukan eksplorasi visual dengan kata kunci energetik, whimsical, dan natural, tim penulis juga menyediakan alternatif kata kunci yaitu youthful. Kata kunci menggunakan pendekatan yang sedikit playful namun masih ada kesan dewasa. Pada alternatif 1, logo menunjukkan kesan playful yang dinamis melalui logotype yang dibentuk dengan tidak kaku. Pada bagian logogram terdapat figur sarung tangan yang khas dengan pemanggangan. Hal ini digunakan untuk merepresentasikan sebuah toko kue. Pada alternatif 2, logo merepresentasikan brand Crav’fin yang memiliki kesan anak muda yang aktif bergerak. Selain itu, pada bagian huruf c menyiratkan seseorang yang sedang membuka mulut, hal ini ingin menunjukkan crav’fin mendukung friendly-diet, yang mana seseorang dapat tetap makan sesuatu yang enak, tapi sehat dan rendah lemak

Alternatif 1

Alternatif 2

Setelah melakukan hasil asistensi, alternatif 1 dirasa lebih memiliki potensi dibandingkan dengan alternatif 2. Namun pada alternatif 1, perlu dilakukan beberapa perbaikan, terutama pada bagian huruf C yang terlihat seperti akan terjatuh. Kemudian figur sarung tangan oven dianggap kurang relevan bila digunakan sebagai logogram. Tim penulis kemudian memutuskan untuk berdiskusi mengenai alternatif logo 1 pada eksplorasi konsep keempat. Tim penulis merasa logo baik dalam tahap eksplorasi, namun kurang potensial (secara bentuk dan konsep) untuk dilanjutkan sebagai logo final. Sehingga tim penulis memutuskan untuk tidak mengolah logo lebih lanjut.

The Logo | Eksplorasi Desain Logo

36


03

LOGO FINAL CRAV’FIN Tim penulis kemudian menentukan logo final dari brand Crav’fin. Pemilihan logo didasari oleh diskusi antar tim penulis dan klien. Logo Crav’fin merupakan logo dengan bentuk emblem yang merepresentasikan kata energetik, ekspresif, dan aktif. Logo menggunakan bentuk logotype yang bulky, dengan warna yang kontras dengan bentuk segilima yang digunakan. Meskipun memiliki bentuk yang bulky, logotype disusun secara dinamis supaya tidak terkesan kaku, untuk merepresentasikan kata ekspresif dan aktif. Logo kemudian didukung oleh penggunaan warna yang cerah, yaitu warna jingga, untuk menggambarkan kata kunci energetik. Bentuk segilima merupakan hasil abstraksi dari kue muffin. Untuk menambah kesan dimensi pada logo, maka logo menggunakan bentuk segilima berwarna coklat yang diletakkan lebih ke bawah, untuk menggambarkan efek bayangan.

Logo Final Crav’fin

Dokumentasi sketsa logo final

37

The Logo | Desain Logo Final


04

ATURAN PENGGUNAAN LOGO Logo Crav’fin merupakan representasi visual dari keseluruhan brand, oleh karena itu logo harus ditampilkan dengan benar dan representatif. Berikut merupakan aturan-aturan yang harus diperhatikan dalam menampilkan logo Crav’fin.

Komposisi logo yang boleh digunakan

Logo tidak boleh ditarik atau distretch

Logo tidak boleh terpotong

Logo tidak boleh dibalik atau dirotasi

Warna logo tidak boleh diubah

Tidak boleh menambah elemen lain pada logo

Logo tidak boleh dioutline

The Logo | Ketentuan Penggunaan Logo

38


Visual Identity Sebuah brand membutuhkan elemen visual agar dapat terlihat sebagai sebuah kesatuan sistem yang komprehensif. Bab ini akan membahas tentang proses pembentukan identitas visual brand Crav’fin dari awal pemikiran konsep hingga finalisasi desain identitas visual.


04 Konsep Desain Identitas Visual Eksplorasi Desain Identitas Visual Penjabaran Identitas Visual


01

KONSEP DESAIN IDENTITAS VISUAL Konsep identitas visual yang digunakan pada tahap awal terbagi menjadi 3 konsep, sama seperti pada tahap pembentukkan logo. Konsep identitas visual terbagi atas konsep energetik, whimsical atau unik, dan konsep natural. Identitas visual yang digunakan didominasi oleh karakter ilustrasi yang masing-masing menggambarkan ciri khas setiap konsep.

02

EKSPLORASI DESAIN IDENTITAS VISUAL A. EKSPLORASI IDENTITAS VISUAL: ENERGETIK Pada tahap awal pembuatan identitas visual, tim penulis ingin menggunakan ekspresi wajah sebagai elemen-elemen grafis. Setelah melakukan asistensi, konsep ini dianggap baik, namun secara visual kurang tervisualisasikan. Tim penulis kemudian memutuskan untuk melakukan eksplorasi ilustrasi-ilustrasi yang bersifat ekspresif.

Identitas Visual konsep Energetik

41

Visual Identity | Konsep Desain Identitas Visual


Hasil perbaikan pada asistensi sebelumnya

Tim penulis menggunakan objek-objek yang merepresentasikan varian rasa muffin Crav’fin sebagai elemen-elemen grafis. Ilustrasi objek dibentuk supaya terlihat ekspresif dan senada dengan gaya yang digunakan pada logo. Setelah melakukan asistensi, elemen-elemen grafis ini dianggap baik, namun untuk implementasinya pada kemasan harus kembali diolah

Percobaan penerapan identitas visual pada kemasan

B. EKSPLORASI IDENTITAS VISUAL: WHIMSICAL Identitas visual yang ingin dibangun melalui konsep whimsical adalah identitas yang terasa surreal, seperti dongeng. Pada asistensi pertama, tim penulis berusaha membangun kesan surreal dengan mengimplementasikannya pada ilustrasi anak muda yang sedang beraktivitas. Setelah melakukan asistensi, tim penulis menyadari bahwa kesan whimsical kurang terbangun. Tim penulis kemudian memutuskan untuk menggunakan buah labu sebagai figur utama identitas visual.

Visual Identity | Eksplorasi Desain Identitas Visual

42


Identitas Visual konsep Whimsical

Implementasi konsep whimsical pada buah labu sebagai identitas visual masih dirasa kurang, karena bentuk labu kurang kongkrit atau kurang terlihat sebagai buah labu. Melalui proses asistensi yang telah dilakukan, tim penulis menyadari bahwa konsep whimsical harus lebih diperjelas secara visual, terutama konsep surreal dan dongeng nya. Tim penulis kemudian berdiskusi dan memutuskan untuk menggunakan latar belakang pemandangan atau scenery sebagai identitas visual.

Hasil Perbaikan pada Asistensi Sebelumnya

43

Visual Identity | Eksplorasi Desain Identitas Visual


Hasil Perbaikan pada Asistensi Sebelumnya

Tim penulis menggunakan pemandangan atau scenery yang dibangun dari varian rasa Crav’fin. Setelah melakukan proses asistensi, identitas visual sudah jauh lebih baik, namun ada baiknya bila serangkaian pemandangan pada identitas visual memiliki cerita yang saling berhubungan. Selain itu, ilustrasi yang digambarkan pada tiga varian rasa mengambil sudut atau angle yang sama, sehingga dirasa agak monoton. Tim penulis kemudian memutuskan untuk memberikan pembeda diantara ilustrasi varian rasa.

Penerapan Identitas Visual pada Kemasan

Visual Identity | Eksplorasi Desain Identitas Visual

44


C. EKSPLORASI IDENTITAS VISUAL 03: NATURAL Pada konsep natural, ilustrasi dibangun dengan menggunakan gambar tangan. Hal ini ditujukan untuk memberikan garis-garis organis yang sesuai dengan konsep natural atau alami. Setelah melakukan asistensi, ilustrasi dianggap baik, namun perlu dilakukan beberapa perbaikan seperti penyesuaian terhadap varian rasa yang digunakan (buah naga tidak jadi digunakan sebagai ekstrak). Selain itu ketika diterapkan pada kemasan, desain terasa terlalu monoton dan memiliki kesan yang terlalu dewasa sehingga kurang sesuai dengan target audiens yang dituju. Tim penulis kemudian memutuskan untuk menambah beberapa objek sebagai ilustrasi supaya lebih fleksibel untuk diaplikasikan, dan mengurangi kesan monoton.

Identitas Visual konsep Natural

Penerapan Identitas Visual pada Kemasan

45

Visual Identity | Eksplorasi Desain Identitas Visual


Hasil Perbaikan pada Asistensi Sebelumnya

Tim penulis menambahkan beberapa objek seperti tangan dan kaca pembesar untuk kebutuhan ilustrasi pada panel kemasan. Selain, itu tim penulis membuat alternatif bentuk kemasan, yaitu kemasan dengan bentuk segi enam. Kemasan ini dipilih karena lebih memiliki kesan natural dan alami dibandingkan dengan bentuk semi-kubus. Selain itu, lipatan pada bagian atas kemasan memberikan kesan alami atau natural. Setelah melakukan asistensi dan diskusi tambahan dengan pihak klien, tim penulis memutuskan untuk tetap menggunakan kemasan semi kubus. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan ekonomis dan praktis distribusi produk Crav’fin. Ilustrasi dirasa sudah lebih baik ketika diimplementasikan di dlam kemasan, namun tetap terlihat dewasa, hingga kurang sesuai dengan target audiens yang dituju.

Penerapan Identitas Visual pada Kemasan

Visual Identity | Eksplorasi Desain Identitas Visual

46


03

PENJABARAN DESAIN IDENTITAS VISUAL FINAL TIPOGRAFI Tipografi merupakan salah satu elemen identitas visual yang penting. Penggunaan tipografi yang konsisten membuat audiens lebih mudah untuk mengenali identitas atau ciri khas sebuah brand. Crav’fin menggunakan dua jenis typeface sebagai identitas visual. Typeface terdiri dari Paysage dan Gibson. Penggunaan Paysage disarankan untuk menjadi bagian judul dalam bacaan, sedangkan Gibson dapat digunakan sebagai judul atau bodytext.

Gibson

Paysage

abcdefghijklmnopq rstuvwxyz ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 0123456789

abcdefghijklmnopqrstuvwxy z ABCDEFGHIJKLMNOPQRS TUVWXYZ 0123456789

WARNA Warna merupakan elemen grafis yang penting dalam identitas visual. Audiens cenderung untuk mengingat warna lebih lama dibandingkan dengan mengingat nama sebuah produk. Oleh karena itu, warna-warna yang digunakan dalam sebuah brand harus konsisten, dan sistematis. Warna pada brand Crav’fin terbagi menjadi dua yaitu warna pada desain media digital, dan warna pada kemasan. Karena kemasan terdiri dari tiga varian rasa berbeda, maka warna yang digunakan akan lebih banyak dibandingkan sistem warna pada media digital.

R 240 G 83 B 41

R 240 G 109 B 42

R 246 G 152 B 69

Tabel Warna pada Desain Media Digital

47

Visual Identity | Penjabaran Identitas Visual

R 255 G 245 B 228


Tabel Warna Setiap Varian Rasa Kemasan

FOTOGRAFI Aset desain yang digunakan Crav’fin pada media digital adalah fotografi. Foto-foto yang digunakan dalam brand Crav’fin memiliki tone warna yang agak redup bila digunakan sebagai background, dengan highlight yang sedikit kekuningan.

Visual Identity | Penjabaran Identitas Visual

48


ILLUSTRASI Ilustrasi Crav’fin menggunakan gaya low-poly supaya senada dengan logo yang ditampilkan. Ilustrasi terdiri atas maskot dengan objek-objek yang merupakan varian rasa Crav’fin. Selain itu, ilustrasi juga dapat dipadukan antara maskot dengan objek-objek ilustrasi varian rasa, atau antara ilustrasi dengan fotografi.

49

Visual Identity | Penjabaran Identitas Visual


Visual Identity | Penjabaran Identitas Visual

50


51

Visual Identity | Penjabaran Identitas Visual


ILLUSTRASI SEASONAL Untuk menyemarakkan suasana hari raya, Crav’fin menyediakan ilustrasi khusus hari raya. Ilustrasi diimplementasikan pada desain kemasan musiman. Meskipun memiliki bentuk objek-objek yang berbeda, ilustrasi tetap menggunakan gaya low-poly untuk menjaga sintaks dengan keseluruhan elemen grafis.

Visual Identity | Penjabaran Identitas Visual

52


05 Konsep Desain Kemasan Eksplorasi Desain Kemasan Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final


Packaging Design Setelah memahami produk, membentuk nilai dan identitas dari sebuah brand, maka tahap berikutnya merupakan implementasi brand di dalam sebuah kemasan.Bab ini akan menjelaskan bagaimana brand Crav’fin membangun sistem dalam kemasannya.


01

KONSEP DESAIN KEMASAN Crav’fin memiliki 5 jenis kemasan yang terdiri dari kemasan primer, sekunder, tersier, varian ukuran besar, dan varian ukuran kecil. Meskipun kelima kemasan ini memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, setiap kemasan harus mampu menunjukkan identitas dari brand Crav’fin melalui elemen grafis yang digunakan. Sebagai sebuah produk kue yang terdapat pada toko kue (bukan retail), kemasan Crav’fin perlu memuat informasi-informasi yang relevan. Informasi yang terdapat pada kemasan Crav’fin terdiri dari logo, logo halal, alamat toko, bahan-bahan, cara penyimpanan, cara saji, tanggal kadaluarsa, informasi varian rasa.

Label halal pada kemasan Crav’fin

Informasi bahan, cara saji, dan cara penyimpanan pada kemasan Carv’fin

55

Packaging Design | Konsep Desain Kemasan


02

EKSPLORASI DESAIN KEMASAN A. EKSPLORASI KEMASAN NON-SEASONAL Pada tahapan asistensi awal, tim penulis dirasa belum memaksimalkan ruangan yang ada pada setiap panel-panel kemasan. Selain itu, tim penulis belum melakukan diskusi dengan klien mengenai apa saja yang harus masuk sebagai informasi kedalam kemasan. Tim penulis memutuskan untuk menambahkan elemen grafis pada logo dan memulia diskusi dengan klien.

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan

56


Hasil Perbaikan dari Asistensi Sebelumnya

Tim penulis telah mendapatkan brief mengenai informasi yang harus dimasukkan kedalam kemasan sesuai dengan permintaan klien. Tim penulis juga menggunakan tag sebagai pembeda antara setiap varian rasa. Dari hasil asistensi yang dilakukan, tim penulis disarankan untuk tidak menggunakan tag dengan pertimbangan biaya dan fungsional. Kemudian pada asistensi ini, penulis juga menyertakan desain varian rasa ketiga (sebagai objektif tambahan) yaitu varian manisan jahe. Warna yang digunakan pada varian rasa ketiga tidak terlalu kontras, yaitu penggunaan warna ungu kebiruan dengan warna coklat muda. Lalu, warna ungu kebiruan yang digunakan pada varian rasa ketiga dirasa terlalu mencolok, dan kurang terlihat seperti produk makanan. Tim penulis kemudian memutuskan untuk mencari warna baru, yang tidak terlalu mencolok namun dapat menibulkan efek high contrast.

57

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan


Hasil Perbaikan dari Asistensi Sebelumnya

Dari hasil asistensi tahap berikutnya, hubungan antar panel sudah terasa lebih baik. Namun, penggunaan logo dirasa kurang aplikatif. Keterbacaan logo Crav’fin berwarna hitam pada kemasan muffin ayam geprek menjadi kurang baik karena warna yang bertabrakan. Kemudian, dengan adanya logo yang berbeda di setiap varian rasa, membuat produk Crav’fin terasa tidak konsisten dalam mengolah logo. Tim penulis kemudian memutuskan untuk menggunakan logo lama, dengan varian warna orange dan coklat.

Logo pada Seluruh Kemasan

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan

58


Kemasan non-seasonal Crav’fin menggunakan bentuk balok dengan jendela transparan pada bagian depannya. Kemasan ini dapat memuat tiga kemasan primer. Pada tahap asistensi awal, kemasan dirasa cukup baik pada bagian depan, namun tim dosen menyarankan agar penggunaan logo diseragamkan menggunakan warna orange dan coklat.

Eksplorasi Kemasan Sekunder Non-Seasonal

Hasil Perbaikan pada Asistensi Sebelumnya

Pada asistensi berikutnya, tim penulis telah mengganti warna logo. Namun pengolahan elemen pada panel bagian depan dirasa kurang baik karena kurang festive, dan memiliki banyak ruang

59

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan


kosong. Tim penulis kemudian memutuskan untuk menambahkan ilustrasi pada kemasan.Tim penulis juga menyertakan rancangan pada bagian kiri dan kanan panel. Bagian kiri merupakan varian rasa kemasan, sedangkan pada bagian kanan merupakan varian rasa lain yang ditawarkan oleh Crav’fin. Pada bagian belakang, terdapat cara penyajian, cara penyimpanan, link menuju marketplace dan deskripsi singkat mengenai produk Crav’fin.

Ilustrasi pada bagian kiri,depan, dan kanan kemasan

We Are Crav’fin! crav’finmuffinshop

DAYS

Kue Muffin Labu Kuning Diproduksi oleh Food Explore 13 Gabrielle Joanne | Nadya Sujanto Fredella Agatha | Lorentius Calvin MH Thamrin Boulevard 1100, Tangerang, Banten 15811

SERVING INSTRUCTION

Ilustrasi pada bagian belakang kemasan DAYS

We Are Crav’fin! crav’finmuffinshop

DAYS DAYS

Kue Muffin Labu Kuning Diproduksi oleh Food Explore 13 Gabrielle Joanne | Nadya Sujanto Fredella Agatha | Lorentius Calvin MH Thamrin Boulevard 1100, Tangerang, Banten 15811

SERVING INSTRUCTION

We Are Crav’fin! crav’finmuffinshop

DAYS

Kue Muffin Labu Kuning Diproduksi oleh Food Explore 13 Gabrielle Joanne | Nadya Sujanto Fredella Agatha | Lorentius Calvin MH Thamrin Boulevard 1100, Tangerang, Banten 15811

DAYS

SERVING INSTRUCTION

Hasil akhir eksplorasi kemasan sekunder non-seasonal

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan

60


Pada awal tahap asistensi, kemasan teriser menggunakan bahan kardus. Pertimbangan ini dilakukan untuk mempermudah proses distribusi. Dari proses asistensi yang dilakukan, penggunaan kardus kurang mencerminkan produk Crav’fin, terutama kekurangan dari segi warna. Dengan demikian, tim penulis memutuskan untuk mengganti kemasan tersier dari bentuk kardus menjadi bentuk paperbag. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan jenis kemasan paperbag cocok dengan brand Crav’fin yang dijual di toko (bukan retail).

Kemasan Tersier Non-Seasonal Asistensi Awal

Hasil Perbaikan pada Asistensi Sebelumnya

Pada tahap awal asistensi, kemasan varian kecil berbentuk balok yang diletakkan vertikal. Setelah melakukan proses asistensi, bentuk ini dirasa kurang cocok bila ingin mengemas kue muffin dengan pas, tanpa menggunakan tray. Sehingga, pada tahap finalisasi, tim penulis memutuskan untuk menggunakan kemasan mika dengan ukuran kubus.

Kemasan Varian Ukuran Kecil

61

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan


Pada awal tahap asistensi, kemasan ukuran varian besar tidak memiliki masalah pada bentuk kemasan yang digunakan. Tim penulis mendapat masukan untuk mengolah panel yang terdapat pada setiap kemasan varian ukuran besar dengan lebih baik, terutama pada penggunaan warna. Pada tahap asistensi berikutnya, tim penulis telah memperbaiki konsistensi warna setiap panel-panelnya, sehingga terlihat lebih konsisten.

LE S S

M EK AYAGEPINR

SIZE

FF

MU

FAT HIGH FIBE R pum pureepkin su

IN

SE

PR

200g

GRE

ST ORA GE

bstit ute

OD

UC

RV

IN

T LI

DA YS

FE

DIE

IN

G IN

NTS

ST

ST

RU

RU

CT IO

CT IO

N

N

SP AN

DA YS O B IGU R OC R A M U TH E VE FF R IN !

Kemasan Varian Ukuran Besar

Hasil Perbaikan Asistensi Sebelumnya

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan

62


A. EKSPLORASI KEMASAN SEASONAL

Kemasan Primer Seasonal

Pada tahap asistensi awal, kemasan primer sesonal Crav’fin dirasa belum memiliki distingsi antar varian rasa yang baik, karena pembedanya hanya sedikit, yang terdapat pada panel depan, pada bagian warna logo. Elemen pada panel samping kiri, yang membedakan setiap varian rasa dirasa kurang kuat untuk menjadi pembeda antar varian rasa. Tim penulis kemudian memutuskan untuk mewarnai panel depan dan atas untuk memperjelas perbedaan. Kedua panel ini dipilih karena ketika seseorang sedang membeli sebuah barang, maka sisi kemasan yang cenderung terlihat adalah bagian atas atau bagian depannya.

Kemasan Sekunder Seasonal

Pada tahap asistensi awal, logo dirasa tidak perlu mendapat perubahan warna khusus untuk edisi hari raya. Selain memberikan kesan tidak konsisten, penggunaan warna lain pada logo Crav’fin juga kurang memberikan dampak yang signifikan kepada sisi estetik desain kemasan seasonal. Tim penulis juga mendapat saran untuk mengganti bentuk kemasan sekunder seasonal menjadi ukuran yang lebih besar untuk kemudian disebut sebagai ‘family pack’.

63

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan


Kemasan Tersier Seasonal

Kemasan tersier seasonal diatas dirasa kurang mengeksplor kemungkinan bentuk-bentuk kemasan lain yang lebih menarik. Tim penulis memutuskan untuk menggunakan paper bag sebagai kemasan tersier. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan adanya kemasan family pack yang sudah cukup meriah atau festive, sehingga kemasan tersiernya sengaja dibuat tidak terlalu meriah untuk menjaga keseimbangan antar kemasan. Sama seperti kemasan sekunder sebelumnya, penggunaan logo Crav’fin khusus berwarna merah sebagai penanda Tahun Baru Imlek dirasa kurang memberikan dampak yang signifikan. Selain itu penggunaan logo dengan warna lain dianggap tidak konsisten.

Packaging Design | Eksplorasi Desain Kemasan

64


03

PENJABARAN DESAIN KEMASAN FINAL KEMASAN PRIMER Kemasan primer Crav’fin memiliki bentuk semi kubus dengan jendela yang terdapat pada bagian depan panel. Jendela ini berfungsi untuk memeriksa kondisi kue muffin di dalam kemasan. Pada kemasan primer juga, bagian atasnya terdapat handle atau pegangan. Hal ini ditujukan supaya pembeli dapat lebih mudah, ketika hanya ingin membeli Crav’fin isi satuan untuk dibawa pulang. Crav’fin memiliki kemasan primer dengan bentuk menyerupai kubus dan dilengkapi dengan handle pada bagian atasnya. Kemasan ini dirancang dengan pertimbangan ekonomis dan praktis. Pada bagian depan, kemasan primer ini dilengkapi dengan window untuk mempermudah anda mengecek kesegaran muffin. Kemasan primer crav’fin tersedia dalam 3 varian rasa berbeda. Kemasan primer non-seasonal dan kemasan primer seasonal memiliki bentuk kemasan yang sama.

Kemasan Primer Non-Seasonal

Kemasan Primer Seasonal

65

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final


KEMASAN SEKUNDER Kemasan sekunder Crav’fin memiliki bentuk menyerupai balok dan dilengkapi dengan handle pada bagian atasnya. Kemasan ini berfungsi untuk memuat tiga kemasan primer sebelumnya dengan dilengkapi bagian handle pada bagian atas. Pada bagian depan, kemasan sekunder ini juga dilengkapi dengan window untuk mengecek keadaan muffin. Kemasan sekunder crav’fin tersedia dalam 3 varian rasa berbeda.

Kemasan Sekunder Non-Seasonal

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final

66


Kemasan sekunder seasonal Crav’fin memiliki bentuk yang sama dengan kemasan sekunder nonseasonal nya. Namun pada kemasan seasonal, terdapat perbedaan pada peletakkan elemen-elemen seperti cara penyimpanan produk, serta penempatan elemen grafis pada kemasan seasonal yang lebih meriah atau festive dibandingkan kemasan non-seasonal.

Kemasan Sekunder Non-Seasonal

67

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final


KEMASAN TERSIER Crav’fin memiliki kemasan tersier berbentuk paper bag. Kemasan ini secara praktis dapat memuat 2 hingga 3 kemasan sekunder. Kemasan ini memiliki handle yang kokoh pada bagian atasnya. Kemasan tersier Crav’fin tersedia dalam satu desain yang merupakan kombinasi dari ketiga varian rasa Crav’fin. Kemasan tersier non seasonal memiliki bentuk yang lebih besar daripada tersier non-seasonal. Hal ini disebabkan karena kemasan tersier seasonal dapat menampung 2 kemasan sekunder family pack yang memiliki ukuran lebih besar dibandingkan sekunder biasa.Secara visual, bentuk kemasan tersier non-seasonal memanjang ke atas menyerupai persegi panjang yang vertikal. Sedangkan kemasan tersier seasonal berbentuk semi persegi.

Kemasan Tersier Non-Seasonal

Kemasan Tersier Seasonal

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final

68


KEMASAN VARIAN UKURAN BESAR Crav’fin memiliki kemasan dengan varian ukuran besar yang lebih besar dibandingkan dengan kemasan primer. Kemasan ini berbentuk trapesium yang dibalik untuk memberikan kesan ‘besar’ pada audiens. Kemasan ukuran besar tersedia pada tiga varian rasa choco chip, ayam geprek, dan manisan jahe. Kemasan ini memiliki kail pada bagian atas sebagai pengunci.

Kemasan Varian Ukuran Besar Non-Seasonal

KEMASAN VARIAN UKURAN KECIL Kemasan varian ukuran kecil Crav’fin menggunakan bahan mika tanpa menggunakan tray pada bagian bawah. Hal ini dikarenakan ukurannya yang sudah pas dengan ukuran muffin yang akan dikemas. Pada varian ukuran kecil, sebagai pelindung ekstra dari udara luar, tim penulis memberikan ekstra penutup berupa stiker Crav’fin yang melingkari kemasan.

Kemasan Varian Ukuran Kecil Non-Seasonal

69

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final


KEMASAN KELUARGA (FAMILY PACK) Kemasan family pack dihadirkan oleh Crav’fin untuk ikut merayakan hari raya Chinese New Year 2021. Melalui kemasan ini, diharapkan dapat menciptakan suasana keluarga yang sedang berkumpul untuk merayakan hari raya. Kemasan family packaging terdiri dari 3 varian rasa dengab ukuran reguler, 1 varian rasa big size, dan 4 pilihan varian rasa berbeda dengan ukuran bit size. Pada kemasan primernya, kemasan dibentuk lebih sederhana dengan menggunakan mika transparan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan ‘suara’ kemasan agar tidak terlalu ramai. Kemasan sekunder family pack berukuran lebih besar dari biasanya dan memiliki perbedaan pada bagian interior dalam. Interior dalam ini terinspirasi dari kotak kue bulan yang juga merupakan salah satu budaya chinese yang dirayakan setiap tahun. Happy Chinese New Year

Kue Muffin Labu Kuning | Diproduksi oleh Food Explore 13 Angela Maria Nadya Sujanto | Fredella Agatha | Lorentius Calvin MH Thamrin Boulevard 1100, Tangerang, Banten 15811

Happy Chinese New Year

We Are Crav’fin!

Kue Muffin Labu Kuning | Diproduksi oleh Food Explore 13 Angela Maria Nadya Sujanto | Fredella Agatha | Lorentius Calvin MH Thamrin Boulevard 1100, Tangerang, Banten 15811

We Are Crav’fin!

Kemasan Sekunder Family Pack

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final

70


Kemasan primer family packl

Kemasan big size family pack

Kemasan bit size family pack

71

Packaging Design | Penjabaran Sistem Desain Kemasan Final


Kemasan sekunder family pack berukuran lebih besar dari biasanya dan memiliki perbedaan pada bagian interior dalam. Interior dalam ini terinspirasi dari kotak kue bulan yang juga merupakan salah satu budaya chinese yang dirayakan setiap tahun.


Digital Media Design Sebelum menjual produk ke pasar, sebuah brand harus diketahui dan dikenal oleh audiens. Pengenalan brand pada audiens dapat dilakukan melalui promosi. Dalam era digital, media promosi juga ikut berkembang, seperti media digital. Bab ini akan menjelaskan bagaimana strategi yang dilakukan brand Crav’fin dalam mempromosikan produknya.


06 Konsep Desain Media Digital Eksplorasi Desain Media Digital Penjabaran Desain Media Digital Final


01

KONSEP DESAIN MEDIA DIGITAL Setelah kemasan-kemasan dirasa sudah siap untuk dicetak, maka selanjutnya penulis perlu menyiapkan cara pemasaran produk. Pemasaran produk akan dilakukan secara digital, mengingat keterbatasan yang ada di tahun ini. Tahap pertama dalam menyiapkan strategi promosi secara digital adalah dengan membentuk user persona. User persona merupakan representasi fiktif calon konsumer yang ideal dari sebuah produk atau brand. Pembentukan ini berfungsi untuk membangun empati dengan target audiens, dan mengidentifikasi dengan tepat, apa yang mereka butuhkan dari sebuah produk yang dijual. Pembentukan persona disesuaikan dengan profil target audiens yang dituju. Dalam pembentukan persona, penulis melakukan riset tentang target audiens. Riset meliputi kebiasaan, gaya hidup, keinginan, aktivitas harian, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi target audiens dalam memutuskan pembelian sebuah produk. Setelah melakukan analisis keseharian target audiens, maka berikutnya merupakan tahap penyusunan rencana promosi dengan metode AISAS. Setelah perencanaan tersusun dengan baik, maka selanjutnya merupakan tahap eksekusi desain media digital. Secara singkat, rangkaian proses dapat dijabarkan sebagai berikut.

01

Pembentukan Persona

02

Analisis User Journey

03

Analisis AISAS

04

Desain Media Digital

PEMBENTUKAN PERSONA Nadelvin merupakan seorang mahasiswi yang sedang menjalani masa magang di sebuah perusahaan start-up di Jakarta. Pendapatan sehari-hari Nadelvin sebagian besar didapatkan dari orang tuanya, dan sebagian lagi dari pekerjaannya sebagai anak magang. Nadelvin belum menikah, dan ia memiliki hobi untuk berkumpul bersama teman-teman di luar, berolahraga, seperti zumba atau cardiodance, dan memasak. Selain itu, Nadelvin juga hobi menonton serial film di Viu/Netflix. Hobi ini membuatnya sering tidur larut malam untuk melakukan binge-watching. Nadelvin memiliki impian untuk memiliki tubuh yang ideal

75

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital


PEMBENTUKAN USER JOURNEY User Journey merupakan serangkaian aktivitas yang dijalani oleh target audiens di dalam 1 hari. User journey berfungsi untuk menganalisa waktu yang tepat pada keseharian user, untuk digunakan sebagai brand touchpoint. Selain menganalisis waktu yang tepat, user journey juga digunakan untuk menganalisis media yang tepat digunakan oleh sebuah brand untuk dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan usernya. Pada persona Nadelvin, ia diceritakan sebagai seorang anak magang yang juga merupakan seorang mahasiswa. Dengan rangkaian aktivitas yang padat, Nadelvin sering tidur larut malam, meskipun dalam kesehariannya, ia senang berolahraga.

Tabel User Journey

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital

76


Tabel User Journey

77

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital


Tabel User Journey

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital

78


Tabel User Journey

PEMBENTUKAN AISAS Metode strategi yang digunakan adalah metode AISAS (Attention, Interest, Search, Action, dan Sharing). Metode ini banyak digunakan sebagai model kampanye iklan. Tahapan AISAS terdiri dari attention, yang berarti target audiens melihat atau memperhatikan iklan atau promosi produk pada media yang digunakan. Setelah memiliki attention, maka iklan dan promosi produk yang diperhatikan menimbulkan rasa ketertarikan (interest) pada diri target audiens. Ketertarikan ini yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga target audiens melakukan pencarian (searching) lebih tentang informasi produk. Setelah mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan, maka target audiens kemudian memutuskan untuk membeli (action) produk tersebut. Setelah membeli target audiens akan menjadi orang yang memberikan pengaruh (sharing) kepada orang disekitarnya tentang produk yang dibeli. Tahapan ini yang kemudian menjadi struktur pembangun dalam media digital yang digunakan Crav’fin. Media digital terdiri dari media Instagram, media Facebook, media marketplace, dan media website. Khusus pada media marketplace, desain harus memiliki daya henti (stopping power) yang kuat. Mengingat pemasaran digital di era sekarang yang sangat bersaing, maka tampilan produk di marketplace perlu memiliki daya tarik tersendiri yang dapat mengiring calon pembeli untuk membuka profil toko. Pada media Instagram dan website, struktur AISAS dibangun secara bertahap. User atau pengguna akan dikenalkan pada konten yang menarik perhatian, kemudian berikutnya konten yang menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih, hingga bagaimana target audiens menyebarkan produk kepada komunitas atau orang di sekitarnya.

79

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital


PELETAKKAN LOGO Setiap media memiliki sistem identitas visual yang berbeda, agar terlihat fleksibel dan tidak membosankan, tetapi di saat yang sama harus menyuarakan citra yang sama dan konsisten. Karena itu kami membentuk sebuah sistem identitas visual untuk diterapkan pada media digital. Sistem identitas visual terdiri dari variasi logo, penggunaan elemen grafis, dan aset desain seperti pengolahan fotografi. Pada variasi logo, kami tidak menambah variasi bentuk, tetapi lebih ke peletakan dan ukuran logo. Meningat ukuran rasio tampilan yang berbeda di setiap media, Kemudian untuk elemen grafis kami menetapkan skema warna dan penggunaan tipografi yang sama, serta karakter mascot untuk diterapkan di semua media. Lalu pada aset desain seperti pengolahan fotografi kami melakukan setting tone dan warna supaya setiap media terlihat mengolah foto dengan konsisten dan terlihat senada. Pada media Instagram,terdapat dua jenis tampilan, yaitu bentuk feeds (1:1 , 4:5) dan bentuk story (9:16). Pada story, tampilan desain secara keseluruhan perlu diberikan margin agar elemen desain tidak bertabrakan dengan profile nama yang terletak pada bagian atas. Sehingga area aman terdapat pada bagian tengah, atau pada bagian pojok kanan atas. Untuk menjaga sintaks antara story dan feeds, maka pada tampilan feeds, logo juga diletakkan pada bagian pojok kanan atas, atau pada bagian tengah. Logo yang diletakan pada bagian tengah, secara khusus ditujukan untuk layout teks yang memiliki rata tengah. Sedangkan peletakan logo pada pojok kanan atas ditujukan untuk teks yang rata kiri, atau rata kanan.

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital

80


Peletakkan logo pada feeds (1:1)

Peletakkan logo pada story (9:16)

Ukuran media promosi dan penempatan logo pada media Facebook

81

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital


Pada media facebook, promosi dapat dilakukan melalui banner pada profile, pada marketplace facebook (1:1), kemudian pada posting feeds yang berukuran 1200x630px (1.9:1) dan 1080x1080px (1:1), serta pada post story facebook berukuran 1080x1920 px (9:16). Pada keseluruhan ukuran, logo tetap diletakkan pada bagian pojok kanan atas, atau pada bagian tengah. Hal ini bertujuan untuk menjaga konsistensi seperti pada media sebelumnya. Pada peletakkan logo pada media marketplace Tokopedia, banner-banner promosi memiliki ukuran tampilan yang berbeda-beda. Katalog promosi berukuran 1080x1080px (1:1), banner toko 1190x310px. Katalog promosi mengaplikasikan sistem yang sama seperti instagram post (1:1).

Peletakkan logo pada post (1:1)

Digital Media Design | Konsep Desain Media Digital

82


02

EKSPLORASI DESAIN MEDIA DIGITAL Instagram INSTAGRAM FEEDS

Percobaan Pertama Peracangan Desain Instagram Feeds Crav’fin

Percobaan Kedua Peracangan Desain Instagram Feeds Crav’fin

Pada tahap perancangan awal, tim penulis terlalu banyak menggunakan ilustrasi sehingga foto produk kurang terlihat. Dari hasil asistensi, tim penulis juga menyadari bahwa desain feeds terlalu kaku dan kurang menarik secara visual.Tim penulis kemudian memutuskan untuk menggunakan pola catur pada asistensi berikutnya. Selain menggunakan pola catur, tim penulis juga mulai memasukkan konten-konten yang cocok untuk menarik perhatian target audiens. Setelah melakukan eksekusi desain feeds, penggunaan pola catur dirasa kurang menarik dan sesuai dengan identitas visual brand Crav’fin khususnya yang telah diimplementasikan ke dalam kemasan. tim penulis kemudian memutuskan untuk merancang desain feeds per 1 modul ( 3 kotak). Selain melakukan perancangan berdasarkan grid, tim penulis juga mulai memasukan konten-konten sesuai dengan metode AIDA sebagai strategi promosi.

83

Digital Media Design | Eksplorasi Desain Media Digital


Hasil Rancangan Final Desain Instagram Feeds

Digital Media Design | Eksplorasi Desain Media Digital

84


Instagram INSTAGRAM STORY

Percobaan Pertama Peracangan Desain Instagram Story Crav’fin

Pada tahap perancangan awal, tim penulis kurang menonjolkan produk kue muffin milik Crav’fin. Dari hasil asistensi yang dilakukan, tim penulis terlalu banyak menggunakan foto packaging sebagai visual dari story. Tim penulis kemudian memutuskan untuk memperbanyak penggunaan fotofoto kue muffin, dan interaksi antara packaging dengan produk kue. Selain itu, tim penulis kurang memperhatikan penggunaan logo media partner pada story (mengubah warna logo media partner). Logo Crav’fin yang digunakan pada story instagram juga dinilai tidak konsisten karena berbeda secara ukuran, dan tidak sama dengan logo yang digunakan pada instagram feeds. Hal ini mengganggu konsistensi logo di media yang sama.

Percobaan Kedua Peracangan Desain Instagram Story Crav’fin

Pada perancangan kedua, penulis telah mengganti varian logo, dan juga menggabungkan antara penggunaan foto dengan ilustrasi. Pada asistensi ini, permasalahan terdapat pada sistem peletakkan logo yang dirasa kurang konsisten. Tim penulis kemudian memutuskan untuk membuat sebuah sistem logo pada media instagram, seperti yang terlihat pada penjabaran desain media digital.

85

Digital Media Design | Eksplorasi Desain Media Digital


Facebook

Percobaan Pertama Desain Media Facebook

Setelah melakukan asistensi, desain facebook dirasa kurang memberikan visualisasi terhadap produk. Hal ini terjadi karena minimnya pengolahan fotografi pada media facebook. Selain itu, peletakkan logo dan ukuran logo pada media facebook dengan media lain masih kurang konsisten. Pada marketplace facebook, desain dirasa monoton dan statis. Tim penulis kemudian memutuskan untuk menambah pengolahan fotografi, serta menbuat sistem peletakkan dan ukuran logo pada media facebook. Selain itu penulis juga akan memadukan penggunaan elemen ilustrasi dengan fotografi.

Digital Media Design | Eksplorasi Desain Media Digital

86


Marketplace

Percobaan Pertama Desain Marketplace

Setelah melakukan proses asistensi, desain marketplace dirasa kurang menarik, karena penggunaan elemen-elemen yang repetitif hingga terasa monoton. Selain itu, visual produk kurang terlihat karena minimnya penggunaan fotografi. Pada desain marketplace, sistem peletakkan dan ukuran logo masih kurang konsisten. Tim penulis kemudian memutuskan untuk mengurangi penggunaan ilustrasi vektor dan menambahkan beberapa foto produk ke dalam desain marketplace.

87

Digital Media Design | Eksplorasi Desain Media Digital


Website

Percobaan Pertama Desain Website

Setelah melakukan proses asistensi, desain website dirasa kurang merepresentasikan website yang menjual produk kue. Selain itu minimnya penggunaan fotografi pada website membuat audiens tidak memahami visualisasi produk yang dijual. Tim penulis kemudian memutuskan untuk memperbanyak penggunaan fotografi pada website, serta memasukkan foto-foto produk. Selain itu, tim penulis juga akan memberbaiki susunan struktur dari website.

Digital Media Design | Eksplorasi Desain Media Digital

88


03

PENJABARAN DESAIN MEDIA DIGITAL FINAL Penjabaran akan menjelaskan tentang hasil rancangan yang dilakukan pada media Instagram, Facebook, marketplace Tokopedia, dan laman atau website. Setiap hasil rancangan mencerminkan riset yang telah dilakukan, terutama pada user persona dan identitas visual yang digunakan.

A. Instagram Media instagram merupakan media digital utama yang digunakan untuk berkomunikasi dengan target audiens. Hal ini berdasarkan analisis user journey yang dilakukan, di mana target audiens cukup sering menggunakan aplikasi instagram. Hasil rancangan di instagram mempertimbangkan dua buah aspek, yaitu estetika dan strategi promosi. Pada strategi promosi, kami menggunakan metode AISAS, yang pada implementasi desain disederhanakan menjadi AIDA (awareness-interestdesire dan action). Post instagram secara gradual berangkat dari awareness hingga call to action.

Profile Picture dan Mock-Up post pada media Instagram

89

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final


Desain Highlights pada Instagram

INSTAGRAM FEEDS AWARENESS Feeds dibangun untuk mempublikasikan eksistensi brand Crav’fin pada publik, khususnya kepada target audiens. Feeds terdiri dari konten ‘coming soon’ untuk menarik perhatian audiens, kemudian selanjutnya awareness dibangun dengan mengenalkan varian produk Crav’fin

Post untuk meningkatkan awareness pada Instagram

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

90


INTEREST Feeds dibangun untuk menarik perhatian audiens yang telah mengetahui brand Crav’fin. Feeds berisi konten yang dapat menjadi daya tarik atau motif audiens untuk membeli produk. Contohnya seperti keunggulan dan keunikan yang ditawarkan, atau soft-selling melalui tips yang tepat sasaran pada gaya hidup audiens.

Post untuk meningkatkan interest pada Instagram

DESIRE - CALL TO ACTION Feeds dibangun untuk membuat audiens merasa ingin untuk membeli produk. Keinginan ini kemudian dibentuk melalui acara #KreasidariRumah, dan iklan promosi. Event #KreasidariRumah adalah event yang berusaha mengajak para audiens untuk aktif di tengah pandemi tanpa harus keluar rumah. Event yang diadakan adalah membuat kreasi dari kue muffin Crav’fin tanpa batasan varian rasa. Audiens bebas mengkreasikan muffin nya sesuai dengan inovasi dan kreativitas masing-masing. Dalam mengikuti lomba, peserta harus memposting kreasi muffin di instagram pribadinya, dan memposting twibbon Crav’fin. Hal ini bertujuan untuk memperluas area pasar dari target audiens

91

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final


Post untuk meningkatkan desire dan action pada Instagram

CALL TO ACTION Feeds dibangun untuk menarik perhatian audiens supaya tertarik dengan acara selanjutnya yang diadakan oleh Crav’fin. Selain itu feeds ini juga menjadi klarifikasi atau testimoni bahwa Crav’fin terpercaya dan bukan produk fiktif.

Post untuk meningkatkan action pada Instagram

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

92


FEEDS SEASONAL Feeds merupakan bagian dari perayaan hari raya Tahun Baru Imlek yang merupakan tema desain musiman Crav’fin. Pada feeds juga terdapat call to action bagi audiens, yang terdiri dari iklan promosi. Selain itu, feeds juga menampilkan tips-tips saat hari raya untuk menarik perhatian audiens

Post khusus desain musiman pada Instagram

Hasil Mock Up Desain Musiman pada Instagram

93

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final


INSTAGRAM STORY AWARENESS Sama seperti feeds, story dibangun untuk mempublikasikan eksistensi brand Crav’fin pada publik, khususnya kepada target audiens. Feeds terdiri dari konten ‘coming soon’ untuk menarik perhatian audiens, kemudian selanjutnya awareness dibangun dengan mengenalkan varian produk Crav’fin. Story merupakan antisipasi bagi audiens yang lebih sering membuka story.

Post untuk meningkatkan awareness pada Instagram

INTEREST Interest pada story dibangun melalui konten keunggulan produk dan juga tips yang berhubungan erat dengan gaya hidup target audiens

Post untuk meningkatkan interest pada Instagram

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

94


DESIRE Sama seperti instagram feeds, tahapan desire pada story dibangun melalui event #KreasidariRumah. Namun karena fitur story lebih beragam, maka Crav’fin juga membuat konten QnA pada story. Hal ini ditujukan agar audiens yang tadinya tertarik dapat berubah menjadi ‘ingin’ ketika mengetahui produk lebih dalam.

Post untuk meningkatkan desire pada Instagram

CALL TO ACTION Poster promosi pada story sama seperti pada feeds. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi target audiens yang lebih sering mebuka instagram story dibanding feeds.

Post untuk meningkatkan action pada Instagram

95

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final


B. Facebook Media Facebook merupakan media digital pendukung yang digunakan untuk berkomunikasi pada orang yang berusia lebih tua dari target audiens yang dituju. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk menyebarluaskan dan memasarkan produk Crav’fin serta memberi tahu bahwa produk ini bisa dikonsumsi juga oleh semua umur. Pendekatan strategi promosi yang dilakukan di media Facebook sedikit berbeda dengan Instagram. Pada media ini, metode AIDA juga diimplementasikan, namun dengan rasio yang jauh lebih sedikit. Selain itu, adanya fitur shop pada Facebook juga memungkinkan calon pelanggan dapat langsung membeli produk Crav’fin tanpa perlu membuka marketplace lagi, dengan catatan stok dan variasi produk yang tentunya tidak selengkap pada marketplace.

BANNER PADA PROFILE

Profile picture yang digunakan profil facebook Crav’fin sama dengan profile picture pada media lainnya (instagram dan marketplace Tokopedia). Hal ini dilakukan untuk menjaga sintaks antar media

PROMOTION BANNER MARKETPLACE

Poster iklan pada marketplace facebook berukuran kotak (1:1), yang ukurannya sama dengan marketplace Tokopedia. Namun kedua media memiliki desain yang berbeda agar tidak membosankan dan tetap dinamis. Dalam hal ini penggunaan identitas visual berfungsi untuk menjaga konsistensi, meskipun penggunaan elemen grafisnya berbeda.

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

96


FACEBOOK POST (1200X630)

FACEBOOK POST (1080X1080)

97

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final


C. Marketplace Crav’fin berencana untuk memasarkan produk lewat media marketplace. Pemasaran dilakukan melalui marketplace Tokopedia dan fitur marketplace pada Facebook. Pada kedua marketplace tersebut, desain yang lebih minim, lebih berwarna dan seragam dengan tema produk diaplikasikan pada digital banner dan thumbnail produk. Hal ini dilakukan agar produk Cravfin dapat lebih standout dibanding produk lain. Selain itu, pada marketplace tidak menyediakan banyak konten seperti pada media Instagram, Facebook, dan laman resmi. Hal ini dikarenakan Crav’fin lebih berfokus dalam penjualan produk saja pada calon pelanggan.

BANNER PROFILE DAN KATALOG

PROMOTION BANNER PADA MARKETPLACE TOKOPEDIA

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

98


PROMOTION BANNER PADA MARKETPLACE TOKOPEDIA

PROMOTION BANNER PADA MARKETPLACE TOKOPEDIA

D. Website Media website merupakan media pendukung yang digunakan untuk memaparkan informasi mendalam mengenai produk yang dijual. Karena Crav’fin menargetkan audiens yang ingin menjalankan diet yang sehat, maka pada website, konsumen bisa mengakses rangkaian tips gaya hidup sehat, serta kreasi resep unik untuk menikmati produk Crav’fin. Melalui website, konsumen juga diarahkan untuk mengakses marketplace tokopedia untuk membeli produk.

99

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final


FLOW WEBSITE

Desain Footer pada Website

Pada home terdapat menu navigasi dan footer. Menu navigasi terdiri dari menu get to know, our products, our diet tips, dan our recipes.Sedangkan footer berfungsi untuk mengarahkan audiens pada media digital Crav’fin yang lain, yaitu facebook, instagram, dan Tokopedia. Menu Get to Know berisi tentang deskripsi brand Crav’fin secara singkat dan juga pengetahuan mengenai bahan yang digunakan dalam kue muffin. Menu Our Products merupakan menu yang berisi seluruh produk-produk Crav’fin. Pada menu Our Products, audiens dapat memesan produk Crav’fin, yang mana kemudian akan diarahkan pada marketplace Tokopedia. Kemudian pada menu Our Diet Tips, terdapat dua bagian besar, yang terdiri dari Top articles, dan Diet tips. Menu ini berisi artikel-artikel yang memberikan informasi mengenai cara sehat untuk menurunkan berat badan atau diet. Kemudian pada menu Our Recipes, menu berisi tentang cara-cara untuk menikmati kue muffin Crav’fin dengan cara yang menarik, atau resep tentang membuat kue-kue.

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

100


HOME

101

GET TO KNOW

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

OUR PRODUCTS


OUR DIET TIPS

OUR RECIPES

Digital Media Design | Penjabaran Desain Media Digital Final

102



The Reflection Setiap proses memiliki tahap akhir. Bab ini akan menceritakan pandangan masing-masing penulis selama proyek desain dilakukan, serta refleksi yang kami dapatkan secara keseluruhan.


01

REFLEKSI SETIAP PENULIS PENULIS A Penulis sangat berterima kasih kepada penulis 2 dan penulis 3 karena kami dapat menyelesaikan projek ini dari awal hingga akhir bersama-sama. Penulis sadar ada banyak hal yang terjadi selama projek ini dibuat, baik masalah personal maupun masalah dalam projek. Penulis ingin meminta maaf bila ada salah kata selama projek ini berlangsung, atau tindakan yang secara sengaja atau tidak sengaja menyinggung tim penulis yang lain. Tanpa bantuan dan kehadiran penulis 2 dan penulis 3, projek ini tidak akan bisa berhasil untuk difinalisasikan atau dieksekusi. Meskipun pandemi ini menjadi halangan untuk berkomunikasi atau berdiskusi, namun penulis rasa kami telah menyelesaikan hal ini dengan baik.

PENULIS B Melalui refleksi ini, tim penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada para tim dosen dan asisten mahasiswa yang telah membimbing kami hingga projek desain ini selesai. Tim Penulis juga sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan seluruh objektif pada Mata Kuliah Studio Utama 3 2020 dengan lancar, baik, dan tepat waktu. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik selama perkuliahan Studio Utama 3 ini berlangsung. Pertama, merupakan sebuah tantangan bagi kami, dan tentunya juga bagi para tim dosen untuk melangsungkan perkuliahan ini secara online. Proses asistensi menjadi terbatas, diskusi dalam kelompok juga terbatas, tidak seleluasa perkuliahan tatap muka. Pembagian tugas juga menjadi tantangan baru, mengingat kami tidak dapat bertukar file, dan bertemu secara langsung. Kedua, setelah perkuliahan ini hampir berakhir, kami menyadari bahwa komunikasi di dalam kelompok sangat penting. Bukan hanya persoalan diskusi konsep, namun juga masalah personal yang dihadapi, atau penyampaian kritik dan saran yang baik. Sejauh ini kami merasa cukup puas dengan diskusi yang terjadi di dalam kelompok. Ketiga, seluruh objektif yang ada di Mata Kuliah Studio Utama 3 merupakan hal yang baru bagi kami. Kami sangat menikmati proses yang terjadi hingga finalisasi. Tentunya hal ini tidak terlepas dari bantuan tim dosen dan tim asisten mahasiswa yang membimbing dan membantu kami hingga tahap final. Kami juga cukup senang dengan adanya showcaseshowcase yang diadakan melalui media behance dan youtube. Selain dapat melihat seluruh hasil karya teman-teman yang lain, kami juga merasa karya kami lebih terekspos kepada publik, bukan hanya dalam lingkup UPH saja.

105

The Reflection


PENULIS C Dari berbagai item yang telah kami kerjakan hingga sekarang, kami menemukan beberapa hal positif dan negatif yang tentunya bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan kerja di masa yang akan datang. Pertama dari kondisi yang universal dan mungkin setiap kelompok rasakan. Adanya lokasi tempat tinggal masing-masing anggota kelompok yang berbeda membuat kami tentu tidak bisa bertemu satu sama lain. Tingkat kekuatan koneksi internet di masing-masing daerah pun juga berbeda-beda. Hal ini tentu mengganggu kelompok kami baik saat berdiskusi, mengerjakan item-item desain yang ada, hingga presentasi UTS. Kedua, item-item yang diminta dalam proyek studio utama 3 ini sudah cukup banyak dan lengkap dengan time table progressnya. Hal ini cukup membantu kami dalam mempelajari dan mengerjakan item-item yang ada. Namun sayangnya, keadaan asistensi yang setiap minggu dilakukan sedikit terkesan memakan waktu, terutama di pertemuan-pertemuan awal. Mungkin perlu diatur kembali mengenai hal ini agar masingmasing pihak bisa diuntungkan, baik adanya penambahan jumlah kelas, pembagian dosen-dosen, ataupun adanya pembatasan waktu masing-masing mahasiswa di setiap asistensi kelas. Ketiga, mengenai kerjasama antara desain grafis dengan prodi teknik pangan yang menurut kami seru, challenging, dan menarik. Adanya proyek kerjasama ini membuat kami belajar kurang lebih apa yang akan ada di lapangan nantinya. Untuk sementara, masalah minor yang kami temukan mengenai hal ini hanya terdapat pada masing-masing mahasiswa prodi teknik pangan yang mungkin sedikit kurang responsif dalam memberikan timbal balik. Selain masalah tersebut, saya belum tahu apa yang bisa ditingkatkan lagi oleh prodi di bagian ini. Semoga pandemi ini segera usai dan kita semua bsia kembali bertemu dan beraktivitas seperti biasa di kampus. Terima kasih.

The Reflection

106


The Sources Bagian ini berisi tentang beragam sumber yang digunakan untuk mendukung isi buku. Sumber terdiri dari dua bagian yang disusun sebagai daftar pustaka dan daftar gambar.



01

DAFTAR PUSTAKA Raven L. Veal, PhD. How to Define a User Persona. CareerFoundry, 1 Mar. 2019, careerfoundry.com/en/blog/ux-design/how-to-define-a-user-persona/#1-what-is-auser-persona. Elizabeth Meilyana. “AISAS Model.” Global Business Marketing, 13 Aug. 2018, bbs. binus.ac.id/gbm/2018/08/13/aisas-model/#:~:text=AISAS merupakan singkatan dari Attention,(Search) tentang barang tersebut.

109

The Sources | Daftar Pustaka


02

DAFTAR GAMBAR https://www.thekitchn.com/3-steps-for-making-fresh-homemadepumpkin-puree-from-scratch-33705 http://foodtravellerbandung.com/kamus_rempah/baca_kamus_ rempah/3/Kluwek https://www.verywellhealth.com/blueberry-extract-89424 https://jessicainthekitchen.com/how-to-make-pumpkin-puree/ https://medium.com/@aisyaica/10-manfaat-konsumsi-labu-kuning-untuk-kesehatan-dan-kecantikan-784f8f73a6e https://unsplash.com/photos/0zcgoZlWPFI https://unsplash.com/photos/8V7ymFP8-0M Photo by mikoto.raw from Pexels Photo by Allan Mas from Pexels

The Sources | Daftar Gambar

110


The Last Bagian ini berisi tentang ucapan terima kasih pada pihak-pihak terkait, beserta biodata singkat para penulis yang telah bekerja sama dalam pengerjaan proyek desain ini.



Tentang Tim Penulis

TIM PENULIS A

Angela Maria Nadya Sujanto Lahir pada tanggal 17 September 2000, di Bekasi. Nadya saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Pelita Harapan dan mengambil konsentrasi Desain Grafis. Sejak kecil, Nadya selalu tertarik dengan seni visual, terutama ilustrasi. Nadya sering menghabiskan waktu untuk membaca komik dan menonton film, yang juga menginspirasi gaya ilustrasinya saat ini. Nadya bercita-cita untuk terus belajar dan berharap untuk berkontribusi dengan kemampuan yang telah diasah selama hidupnya.

nadyasujanto nadyasujanto719

113

The Last | Tentang Tim Penulis


Tentang Tim Penulis

TIM PENULIS B

Fredella Agatha Lahir di Jakarta pada 29 Agustus 2000, Fredella Agatha merupakan seorang mahasiswi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan angkatan 2018. Memiliki hobi menggambar sejak SD, membuatnya tertarik untuk memilih jurusan desain komunikasi visual ketika kuliah. Melalui karya-karya visual yang dirancang, Fredella berharap agar dapat menjadi berkat dan memberikan pengaruh, baik kepada para penikmat seni, maupun kepada masyarakat awam. Fredella tertarik untuk menjadi seorang desainer UI/UX yang banyak bergerak di bidang teknologi atau digital. Hingga saat ini, ia masih aktif belajar dalam mengeksplorasi berbagai macam gaya desain, dan terus memperbaharui pengetahuan desainnya.

fredgaaath fredellaagatha

The Last | Tentang Tim Penulis

114


Tentang Tim Penulis

TIM PENULIS C

Lorentius Calvin Lahir di Jakarta pada 3 April 2000, Calvin adalah seorang desainer grafis yang tengah menempuh bidang pendidikan Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan. Ketertarikannya pada dunia seni dan teknologi sejak kecil membuatnya memilih untuk menempuh studi di bidang desain grafis, terutama di bidang Branding dan User Interface. Dalam kegiatannya sehari-hari, Calvin sering menghabiskan waktunya untuk mengeksplorasi kemampuannya dengan mempelajari karya-karya desainer lain dan melalui sketsa-sketsa ringan yang ia buat. Ia berharap untuk dapat menjadi pribadi yang dapat menginspirasi di masa yang mendatang bagi orang-orang, baik di bidang desain, teknologi, maupun di bidang lainnya.

lorentiusc lorentiuscalvin

115

The Last | Tentang Tim Penulis


Ucapan Terima Kasih Tim Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya, tim penulis dimampukan untuk menyelesaikan seluruh proyek desain dan pembuatan buku ini. Tim Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada segenap pihak Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan. Terima kasih kepada para dosen pembimbing Mata Kuliah Studio Utama 3, Bapak Ade Maradhona, Ibu Rerry Isfandriani, Ibu Anastasia Callista, Bapak Siswanto Sidharta, serta Bapak Brian Alvin Hananto selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para kakak asisten mahasiswa, Jesslyn Kotandi, yang sudah membantu kami selama proses pengerjaan proyek desain. Terima kasih kepada segenap pihak Program Studi Teknik Pangan Universitas Pelita Harapan, beserta seluruh panitia yang telah menyelenggarakan acara Food Explore 13. Tim penulis mengucapkan terima kasih, terlebih kepada para rekan dosen program studi, yang telah membimbing para mahasiswa teknik pangan dan acara Food Explore 13, Yuniwaty Halim, M.Sc. & Natania, M.Eng., beserta Gabrielle Joanne selaku pengembang produk Crav’fin.

The Last | Ucapan Terima Kasih

116




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.