Guideline DM FK Unair Siap Belajar di Masa New Normal

DM FK Unair Siap Belajar di Masa New Normal Sebuah panduan untuk dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mempersiapkan diri menghadapi pendidikan profesi di masa new normal akibat COVID-19

Disusun oleh: Dokter Muda Kelompok C Kepaniteraan Community Medicine (BKKM) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Periode 22 Juni – 5 Juli 2020)

Tim Penyusun Panduan Persiapan DM FK Unair Belajar di Masa New Normal Akibat COVID-19 Disusun oleh: Dokter muda Kelompok C Community Medicine Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga periode 22 Juni 2020 – 5 Juli 2020 sebagai salah satu program terapi komunitas berdasarkan hasil Lokakarya “Kesiapan Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Menghadapi Pendidikan Profesi di Masa New Normal” yang diadakan secara online melalui zoom meeting pada tanggal 1 Juli 2020 pada komunitas dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Satria Nur Sya’ban Airlangga Bosar Panogari Sihotang Rafid Ihsandino Prima Elvin Nuzulistina Heni Pristiwa Oktaviani Rufina Adelia Widyatama Mifta nurmalasari Arinda Agung Katritama Siti Aminah Binti Hakim Annisa Aulia Maghfirani Sudarmadi

Dibimbing oleh: 1.

2.

Subur Prajitno, dr., M.S. A.K.K. FISPH. FISCM Dr. Lilik Djuari, dr., M.Kes. A.K.K.

1

Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan panduan persiapan “DM FK Unair Siap Belajar di Masa New Normal”. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, memberi bimbingan, masukan, dukungan, dan motivasi kepada penyusun sehingga penyusunan panduan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada: 1.

2.

3.

4.

5.

Dr. Sulistiawati, dr, M.Kes, selaku kepala departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Subur Prajitno, dr., M.S. A.K.K. FISPH. FISCM dan Dr. Lilik Djuari, dr., M.Kes. A.K.K. selaku dosen pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktu dan senantiasa memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat yang sangat berharga selama penyusunan laporan hasil penelitian ini.

Dr. Maftuchah Rohmanti, dr., M.Kes selaku Koordinator Program Studi S1 Pendidikan Dokter yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan memberikan uraian dalam Lokakarya Work With Community dengan topik “Kesiapan Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Menghadapi Pendidikan Profesi di Masa New Normal”.

Semua responden kuesioner dan peserta Lokakarya Work With Community dengan topik “Kesiapan Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Menghadapi Pendidikan Profesi di Masa New Normal” yang telah bersedia berpartisipasi hingga panduan ini dapat tersusun sebagai salah satu bentuk program terapi komunitas.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan panduan ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan panduan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan panduan ini.

Surabaya, Juli 2020 Penyusun 2

Daftar Isi Pendahuluan

4

Data Lapangan

5

Pencegahan COVID-19

6

Pencegahan Standar untuk Semua Pasien Tata Kelola Rapid Test dan Pemeriksaan Laboratorium Alur Penanganan COVID-19 untuk Tenaga Medis

7 12 15

Menjaga Kesehatan Jiwa

16

Manajemen Stres di Masa New Normal Tetap Terhubung dan Mendukung Saling Membantu Peer Support Group Tips Memperbaiki Mood Terapi Relaksasi

17 19 20 21 22 23

Kriteria Partisipasi Dokter Muda di Masa New Normal

24

Kondisi di Rumah Sakit Kondisi Dokter Muda Mekanisme Pembagian Tugas Menyusun Kriteria Pemantau Proses Setiap Departemen

25 26 27 28

3

Pendahuluan Pandemi COVID-19 COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan disebabkan oleh Coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2). Penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Kasus COVID-19 di dunia Virus ini telah menyebar dan menginfeksi 9.633.157 orang per tanggal 27 Juni 2020 dengan angka kematian terkonfirmasi sebesar 490.481 orang di dunia.

Dampak COVID-19 Saat ini, hampir semua sektor terdampak akibat pandemi ini, termasuk juga pendidikan profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang saat ini dilakukan secara daring.

Sementara itu, untuk memenuhi kompetensi seorang dokter umum, dokter muda harus memiliki kemampuan keterampilan medis yang tidak bisa didapatkan melalui pembelajaran daring. Dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga harus bersiap untuk menjalani pendidikan profesi di masa transisi dan new normal saat kembali untuk menjalani pendidikan nanti.

Maka, guideline ini disusun sebagai panduan untuk dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mempersiapkan diri untuk menghadapi pendidikan profesi di masa new normal.

4

Data Lapangan Tingkat Kesiapan DM FK Unair Tahap 1: Pengenalan Medan 19%

19%

Dari survei pengenalan medan pada 69 responden yang mengisi kuesioner, didapatkan hasil 13 dokter muda FK Unair (18.8%) kurang siap untuk menghadapi Pendidikan profesi di masa new normal akibat COVID-19.

62% Kurang siap

Cukup Siap

Sangat siap

Tahap 2: Lokakarya WWC Pada pelaksanaan lokakarya, didapatkan pula beberapa masalah utama yang menyebabkan dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kurang siap menghadapi pendidikan profesi dokter pada masa new normal akibat COVID-19. Berikut adalah daftar masalah: 1. Ketidaktahuan hal yang akan dihadapi dan dilakukan di masa new normal akibat COVID-19. (prioritas utama) 2. Ketidaksiapan pengadaan APD secara mandiri.

3. Ketidakjelasan jaminan keamanan saat bertugas.

4. Ketersediaan APD yang kurang bagi dokter muda tidak jelas.

5. Ketakutan dapat menjadi sumber penularan bagi kerabat.

6. Ketidaksiapan mengkarantina diri.

Maka, guideline ini disusun sebagai panduan untuk dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mempersiapkan diri untuk menghadapi pendidikan profesi di masa new normal.

5

Pencegahan COVID-19

Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19.

6

Pencegahan Standar untuk Semua Pasien Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berkaitan dengan pelayanan Kesehatan untuk membatasi penularan di tempat layanan kesehatan meliputi : 1) Kebersihan tangan Petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen kebersihan tangan�, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar.

Kebersihan tangan mencakup: 1) mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol; 2) Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor; 3) Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD.

7

Pencegahan Standar untuk Semua Pasien Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berkaitan dengan pelayanan Kesehatan untuk membatasi penularan di tempat layanan kesehatan meliputi :

Gunakan masker

Tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam

Tutup mulut dan hidung dengan tisu

Cucilah tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir Jangan lupa membuangnya di tempat sampah

2) Etika batuk Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk menerapkan kebersihan/etika batuk. Selain itu mendorong kebersihan pernapasan melalui galakkan kebiasaan cuci tangan untuk pasien dengan gejala pernapasan, pemberian masker kepada pasien dengan gejala pernapasan, pasien dijauhkan setidaknya 1 meter dari pasien lain, pertimbangkan penyediaan masker dan tisu untuk pasien di semua area.

8

Pencegahan Standar untuk Semua Pasien Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berkaitan dengan pelayanan Kesehatan untuk membatasi penularan di tempat layanan kesehatan meliputi :

3) Pembersihan Lingkungan Membersihkan permukaanpermukaan lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai disinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan prosedur yang efektif dan memadai.

4) Penggunaan APD sesuai risiko Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka.

9

Pencegahan Standar untuk Semua Pasien Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHO:

10

Pencegahan Standar untuk Semua Pasien

Keterangan: 1. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius (plastik warna kuning) untuk dimusnahkan di incenerator.

11 2. APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat linen infeksius dan dilakukan pencucian sesuai ketentuan.

3. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan (pengukuran suhu tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras, dan obeservasi atau wawancara terbatas, harus tetap menjaga jarak minimal 1 m

Tata Kelola Rapid Test dan Pemeriksaan Laboratorium Penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test (RT) Antibodi dan/atau Antigen pada kasus kontak dari pasien positif. Hasil Pemeriksaan RT Antibodi tetap dikonfirmasi dengan menggunakan RTPCR. Di fasilitas kesehatan, pasien akan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Orang Tanpa Gejala (OTG) Kelompok pertama merupakan orang yang tidak memilki gejala, namun memiliki Riwayat kontak erat dengan orang yang positif COVID-19. Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi, jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil: a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke 10. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR. b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.

12

Tata Kelola Rapid Test dan Pemeriksaan Laboratorium Penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test (RT) Antibodi dan/atau Antigen pada kasus kontak dari pasien positif. Hasil Pemeriksaan RT Antibodi tetap dikonfirmasi dengan menggunakan RTPCR. Di fasilitas kesehatan, pasien akan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 2) Orang Dalam Pemantauan (ODP) Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi dan jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil: a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah dengan menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke 10. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR. b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah dengan menerapkan PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.

13

Tata Kelola Rapid Test dan Pemeriksaan Laboratorium Penanganan COVID-19 di Indonesia menggunakan Rapid Test (RT) Antibodi dan/atau Antigen pada kasus kontak dari pasien positif. Hasil Pemeriksaan RT Antibodi tetap dikonfirmasi dengan menggunakan RTPCR. Di fasilitas kesehatan, pasien akan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

3) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibodi dan jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil: a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri rumah dengan menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke 10. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut. Apabila mengalami perburukan gejala, lakukan perawatan di RS. b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah (gejala ringan), isolasi di RS darurat (gejala sedang), atau isolasi di RS rujukan (gejala berat); Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.

14

Alur Penanganan COVID-19 untuk Tenaga Medis

15

Sumber : Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19

Menjaga Kesehatan Jiwa

Perasaan khawatir dan takut ketika beraktivitas di masa pandemi COVID-19 adalah hal yang logis dan alami. Setiap orang dapat memberikan reaksi yang berbeda satu sama lainnya.

Anda mungkin merasakan beberapa hal di samping:

• •

•

Keluhan fisik: nyeri kepala, kesulitan tidur, tidak mau makan Perubahan tingkah laku: penurunan motivasi kerja, peningkatan konsumsi obat dan melalaikan kegiatan spiritual Gejala emosional: rasa takut, sedih, dan marah

16

Manajemen Stres di Masa New Normal Poin 1: Perhatikan Kesehatan Mental Anda 1. Ketahui perkembangan informasi dan mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah infeksi. Jika perlu, anda boleh beristirahat sejenak dari media sosial.

2. Makan makanan bergizi, tidur cukup, dan olahraga rutin.

3. Lakukan aktivitas yang menyenangkan (contoh: membaca, berdoa, berbicara dengan teman).

4. Tetapkan kegiatan rutin dan melakukannya.

5. Hindari penggunaan kafein dan nikotin.

6. Susun daftar hal yang dapat disyukuri setiap hari seperti “Saya bersyukur dapat membantu teman saya�.

7. Coba lakukan aktivitas yang dapat membuat anda menjadi lebih santai seperti menari, stretching, yoga, berdoa, dan terapi relaksasi.

17

7. Bersikaplah untuk realistis tentang hal yang mampu kita kontrol dan yang tidak.

Visualisasikan dengan circle of control.

Di luar kendali kita Bagaimana kebijakan pemerintah terkait COVID-19

Saya dapat mengendalikan Seseorang kehilangan pekerjaan

• Cara saya merespon orang lain • Saya dapat menaati protokol kesehatan • Informasi apa yang bisa saya sebarkan

Seseorang dengan COVID-19 akan meninggal

Bagaimana sikap orang lain

Circle of Control

18

Atensi

Empati

Tetap Terhubung dan Mendukung

Poin 2: Berkomunikasi suportif setiap hari 1.

2.

3.

Dengarkan keluhan orang lain dengan seksama (active listening).

Ulangi jika ada informasi yang perlu diklarifikasi (repeat).

Rangkum hal yang anda mengerti saat akhir sesi dengan penuh empati.

19

Poin 3: Bantu orang lain menyelesaikan masalahnya 1.

2.

3.

STOP: Bantu orang lain untuk berhenti sejenak dan mencoba menentukan masalah utama yang dapat dikendalikan.

THINK: Bantu orang lain menemukan opsi solusi penyelesaian masalahnya.

GO: Dukung orang lain mencoba untuk melakukan solusi yang dapat menyelesaikan masalahnya. Jika belum berhasil, dukung orang tersebut untuk mencoba opsi solusi yang lain.

Saling Membantu

STOP; THINK; GO! 20

Peer Support Group Poin 4: Bergabunglah dalam Peer Support Group 1. Definisi: Peer support group adalah suatu kelompok untuk berbagi masalah dan pengalaman yang sama terkait suatu kondisi tertentu secara sukarela. Di dalam sebuah peer support group, sekelompok orang dapat berbicara atau bercerita dengan teman sefrekuensi yang mengerti betul kondisi yang sedang dihadapi sehingga mereka dapat berbagi pengalaman dan insights yang membangun.

2. Cara membentuk Peer Support Group: 1. Cari tahu organisasi berwenang yang dapat memfasilitasi/ menghubungkan anda dengan peer support group yang dimaksud.

2. Tentukan frekuensi waktu pertemuan.

3. Tentukan dan buat kesepakatan bersama apakah peer support group akan membuka pendaftaran baru atau tidak.

4. Tentukan waktu dan tempat pertemuan.

5. Tunjuk seorang pemimpin atau fasilitator.

6. Buat kesepakatan bersama terkait detil yang lainnya.

3. Manfaat Peer Support Group terkait kesehatan jiwa: Bergabung dengan peer support group dapat memberikan empati lebih, rasa dihargai, kepercayaan diri, dan perasaan positif. Anggota peer support group cenderung lebih dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi dan lalu menyelesaikan masalah kesehatan mental yang dimilikinya sendiri.

21

Tips Memperbaiki Mood Poin 5: Buat suasana hati menjadi lebih baik 1. Susun daftar hal-hal yang membuat anda bersyukur di atas kertas atau di dalam kepala anda.

2. Cari hal-hal atau aktivitas yang anda sukai (seperti hobi berkebun) setiap harinya.

3. Lakukan olahraga, jalan santai atau menari.

4. Lakukan aktivitas yang kreatif seperti menyanyi, menyulam dan atau menulis.

5. Mendengarkan musik atau radio.

6. Berbicara dengan keluarga dan teman dekat.

7. Membaca buku atau mendengarkan podcast.

8. Lakukan terapi relaksasi dengan bernapas perlahan.

Sumber: WHO

22

Terapi Relaksasi Poin 6: Tarik napas panjang untuk relaksasi 1. Ketika seseorang atau anda sedang merasa cemas atau stres, bernapas dengan perlahan dapat membantu.

2. Cara melakukan terapi relaksasi: 1. Tarik napas melalui hidung dengan perlahan hingga hitungan ketiga.

2. Usahakan pundak santai ke arah bawah dan rasakan udara mengisi hingga dasar paru-paru anda.

3. Lalu hembuskan udara melalui mulut dengan perlahan hingga hitungan ke 6.

4. Ulangi proses ini sebanyak 3 kali.

3. Jika masalah terasa tidak tertahankan, segera cari pertolongan ahli.

23

Kriteria Partisipasi Dokter Muda di Masa New Normal “Personil Kesehatan yang berada di Rumah Sakit termasuk didalamnya petugas layanan medis darurat, perawat, asisten perawat, dokter, teknisi, terapis, flebotomis, apoteker, mahasiswa dan trainee, staf kontraktual dan orang yang tidak secara langsung terlibat dalam perawatan pasien.

Wajib memiliki kebijakan kerja yang mendukung keselamatan personel Kesehatan.�

24

Kondisi di Rumah Sakit Kondisi Rumah Sakit yang aman digunakan untuk pelayanan kesehatan oleh Dokter Muda adalah sebagai berikut: 1) Ketersediaan Sistem Perlindungan Ketersediaan APD sebagai proteksi terhadap transmisi agen menular COVID-19. Perlindungan baik secara lingkungan maupun Individu.

Bagi lingkungan perlu dipastikan rutin dibersihkan untuk menghindari kejadian infeksi akibat surface life yang terkontaminasi. Kemudian menyediakan ruangan yang terstandar bila dokter muda dan personil kesehatan lainnya harus melepas masker seperti ruang ganti, ruang makan dan tempat istirahat yang tidak terkontaminasi. Termasuk memberikan lingkup kesepakatan ruangan yang jelas untuk di masuki, sesuai dengan APD yang digunakan, contohnya bila hanya pada zona hijau maka disesuaikan dengan APD yang digunakan.

2) Sistem Pelaporan Berkala Menerapkan sistem untuk personel kesehatan dalam hal ini dokter muda untuk melaporkan diri bila mengalami tanda, gejala, dan penyakit yang didiagnosis dapat menimbulkan risiko bagi pasien dan rekan kerja mereka kepada staf pengawas atau petugas fasilitas kesehatan mereka yang bertanggung jawab untuk kesehatan kerja.

Proses ini dilakukan secara berkala setiap hari di semua bagian apabila terdapat keluhan yang mengarah pada infeksi COVID-19.

3) Pembagian Tugas Spesifik Membuat pembagian tugas untuk dokter muda dan personil kesehatan lainnya secara spesifik kedalam rumusan kompetensi dokter muda ditengah pandemi COVID-19. Contoh spesifikasi tindakan seperti memasukkan obat baik secara injeksi maupun lainnya, kontak saat akomodasi untuk pemeriksaan penunjang dan ruangan yang dapat dikunjungi terbagi secara spesifik.

25

Kondisi Dokter Muda 1) Kondisi Sehat Fisik Memastikan Dokter Muda sehat secara Fisik yaitu telah melakukan isolasi diri selama 14 hari sebelum memasuki Rumah Sakit, tidak terdapat gejala penyakit COVID-19, tidak memiliki sakit bawaan atau comorbid yang dapat melemahkan sistem imun, maupun kejadian infeksi lainnya terutama di area pernapasan, tidak mengalami kondisi penyakit kronis yang perlu pengobatan rutin serta memiliki waktu istirahat yang cukup serta pola makan yang bergizi seimbang.

2) Kondisi Sehat Mental Memastikan Dokter Muda sehat secara Mental yaitu tidak sedang dalam tekanan psikologis perlu dilakukan supervisi oleh departemen kedokteran jiwa dalam bentuk telemedicine baik secara langsung atau melalui kuisioner yang disetujui oleh minimal satu dokter spesialis kejiwaan. Memiliki support grup serta penyaluran aspirasi yang memadai untuk memberikan feedback terkait kondisi psikis sebelum, selama dan sesudah pelayanan kesehatan. Menjamin adanya ruang keterbukaan untuk menuliskan apabila mengalami pelimpahan tugas di luar checklist kompetensi yang disepakati didalam masa pandemi, maupun tekanan dalam proses pelayanan.

3) Pengetahuan Penanganan Pasien Memastikan Dokter Muda telah mengetahui kompetensinya di tengah pandemi, lalu mengetahui cara memakai APD dengan benar, mengetahui cara melepas APD dengan benar, mengetahui alur bila terinfeksi, mengetahui fasilitas yang disediakan untuk mendukung 26 pelayanan kesehatannya seperti letak ruang isolasi bagi tenaga kesehatan dan mendapatkan pelatihan penanganan pasien di masa pandemi sebelum memasuki Rumah Sakit.

26

Mekanisme Pembagian Tugas Pembagian tugas dalam pelayanan kesehatan secara jelas akan meminimalisir resiko penularan dikarenakan dapat dengan mudah di lakukan penelusuran medis bila dicurigai terjadi kontak. Pembagian tugas juga akan meningkatkan efisiensi kerja lebih focus dan membuat kondisi mental pelayan kesehatan dalam hal ini termasuk dokter muda lebih baik.

Pembagian Tugas Pendidikan dokter muda dalam melakukan pelayanan medis perlu ditentukan secara spesifik oleh setiap stase sesuai kebijakan stase tersebut.

1. Menyediakan jobdesc yang hanya dilakukan dokter muda dan dibedakan dengan tenaga kesehatan lainnya seperti PPDS, dan perawat, apabila harus overlapping diberi kejelasan mekanismenya.

2. Menerapkan jam kerja dalam pelayanan kesehatan yang jelas dan dikurangi dari jam jaga pada kondisi normal tanpa pandemi. Untuk memastikan tidak terjadi beban kerja berlebihan, 3. Melakukan pendidikan pencegahan infeksi dan pelatihan untuk semua personil kesehatan dalam hal ini dokter muda untuk semua tugas yang menjadi bagiannya.

4. Mengembangkan proses untuk memastikan bahwa semua personil kesehatan memahami dan kompeten untuk mematuhi persyaratan pencegahan infeksi karena mereka melakukan peran dan tanggung jawab mereka.

5. Melakukan evaluasi berkala terkait jobdesc untuk menghindari potensi beban kerja yang tidak sesuai.

27

Menyusun Kriteria Pemantauan Proses Setiap Departemen Pemantauan kinerja dan umpan balik terhadap kebijakan setiap departemen perlu disusun secara tertulis dan disepakati oleh departemen serta dokter muda sebagai berikut :

Proses Pemantauan Kinerja 1.

2.

3.

Memantau kepatuhan terhadap praktek pencegahan infeksi dan persyaratan pengendalian infeksi secara bilateral yaitu kondisi di lapangan dipantau oleh semua tenaga kesehatan termasuk dokter muda dan pihak departemen.

Memberikan umpan balik yang cepat dan teratur mengenai kepatuhan dan hasil terkait kepada kedua belah pihak dalam hal ini departemen dan dokter muda agar apabila ada hal yang dapat diperbaiki bisa sesegera mungkin di lakukan oleh kedua belah pihak.

Memantau kejadian infeksi silang yang mungkin terjadi terkait dengan perawatan yang diberikan maupun pemakaian ruangan bersama. Agar dapat dicegah dan diberi solusi dalam hal ini terkait efektivitas pelayanan termasuk pengecekan ruangan untuk proses unmasked atau bila tidak memakai masker seperti ruang ganti setiap departemen, ruang makan dan ruang khusus tenaga medis.

Sumber : CDC (Centers for Disease Control and Prevention)

28

Referensi Sumber Bacaan Centers for Disease Control and Prevention, 2020. Core Infection Prevention and Control Practices for Safe Healthcare Delivery in All Settings â&#x20AC;&#x201C; Recommendations of the Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee. [online] cdc.gov. Available at: <https://www.cdc.gov/hicpac/pdf/core-practices.pdf> [Accessed 2 July 2020] Centers for Disease Control and Prevention, 2020. Interim Infection Prevention and Control Recommendations for Healthcare Personnel During the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Pandemic. [online] cdc.gov. Available at: <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/infection-controlrecommendations.html> [Accessed 2 July 2020] Centers for Disease Control and Prevention, 2020. Interim U.S. Guidance for Risk Assessment and Work Restrictions for Healthcare Personnel with Potential Exposure to COVID-19. [online] cdc.gov. Available at: <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019ncov/hcp/guidance-risk-assesment-hcp.html> [Accessed 2 July 2020] Centers for Disease Control and Prevention, 2020. Using Personal Protective Equipment (PPE). [online] cdc.gov. Available at: <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019ncov/hcp/using-ppe.html> [Accessed 2 July 2020] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Revisi ke-4. [online]. Available at: <https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/dokumenresmi-kesiapsiagaan-menghadapi-novel-coronavirus-covid-19-revisi-ke-4/#.Xvxiy2cYTE> [Accessed 2 July 2020] Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia. . [online]. Available at: <https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/dokumenresmi-kesiapsiagaan-menghadapi-novel-coronavirus-covid-19-revisi-ke-4/#.Xvxiy2cYTE> [Accessed 2 July 2020] Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID19, 2020. Standar Alat Pelindung Diri (APD) untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia. Available at: <https://covid19.go.id/p/protokol/rekomendasi-standar-penggunaan-apd-untukpenanganan-covid-19-di-indonesia-revisi-1> [[Accessed 2 July 2020] World Health Organization, 2020. Anjuran mengenai penggunaan masker dalam konteks COVID-19 (Panduan interim 5 Juni). [online] who.int. Available at: <https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenaipenggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june-20.pdf?sfvrsn=d1327a85_2> [Accessed 2 July 2020] World Health Organization, 2020. Basic Psychosocial Skills: A Guide for COVID-19 Responders. [online] who.int Available at: https://www.who.int/news-room/detail/0106-2020-basic-psychosocial-skills-a-guide-for-covid-19-responders [Accessed 2 July 2020)

29