Buletin PMKT UGM EDISI semester 1

Page 18

inside us

Tak Akan Pernah Sama

cerpen

“Gua udah enggak percaya lagi kalo Tuhan itu ada Cok..” Ucok masih mengingat jelas kata-kata terakhir yang diucapkan Destin sahabatnya. Saat itu ia mencoba menguatkan dan menyadarkan Destin dengan segenap kata-kata yang dapat ia ungkapkan. Tapi hasilnya Destin tetap diam, teguh pada pendiriannya. Peristiwa ayah ibunya yang tiba-tiba dibunuh oleh para perampok membuat dia kehilangan kepercayaan bahwa Tuhan itu ada. Selama ini ia merasa percuma melayani Tuhan yang ternyata membiarkan kejadian buruk terjadi dalam hidupnya. Ia kecewa. Sangat kecewa. ** Pikir Ucok. “Eh kita makan siang bareng yuk!” — Makan siang mereka hari itu diwarnai canda tawa dan saling tukar informasi. Terbukti Destin memang telah menata hidupnya kembali dengan baik. Ia telah mendapat pekerjaan di perusahaan asing dan kini ia tinggal di sebuah apartemen bersama dengan adiknya. Mereka masih nyaman bercakap-cakap hingga akhirnya, “Lo gereja di mana Tin?” Ucok bertanya tentang hal yang ia anggap biasa.”Gereja? Ngapain?” Destin tertawa menjawab pertanyaan Ucok. “Lo gak inget ya cok, kalo gua udah enggak percaya Tuhan itu ada?” Destin kembali melanjutkan kalimatnya “Dan lo tau gak, selama dua tahun ini, gua banyak ketemu sama orang-orang yang ternyata sepikiran sama gua. Maaf..” .Ucok terdiam mendengar kata-kata Destin yang terdengar cukup tajam di telinganya. “Lagipula..” Destin tiba-tiba melanjutkan perkataannya. “Kalo Tuhan itu ada, Dia enggak akan membiarkan kedua orangtua gua meninggal secara sadis kayak gitu… Kalo Dia bener-bener ada bukannya Dia Allah yang penuh kasih?” Destin kemudian mengaduk minumannya dan tidak melihat ke arah sahabatnya itu. “Bukan.. Bukan seperti itu.. ” Ucok mencoba menyanggah pernyataan Destin. “Kalo Tuhan itu ada Dia enggak akan membiarkan kita mengalami kematian ke-2 karena dosa. Dan nyatanya Dia emang turun ke dunia dan nebus dosa kita supaya kita bisa dapet hidup yang kekal.. Itu kasih-Nya” “Yeah whatever… ” Destin menanggapinya acuh.. “Emangnya lo enggak kangen?” Destin setengah terbahak mendengar pertanyaan Ucok “Kangen? Kangen sama apaan? Sama rutinitas pelayananan yang buang-buang waktu dan gak digaji itu? sama kegiatan ke-Kristenan yang kurang kerjaan?” Ucok terdiam sesaat mendengar tanggapan Destin yang masih saja sinis. “Bukan..” “Sama Tuhan Yesus.” Lanjut Ucok. Kini giliran Destin yang terdiam. ***

14

Buletin PMKT edisi Desember 2012

Chance to Change

15


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.