Buku Metode Latihan dan Pembelajaran Bola Voli

Page 1

1


1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BOLA VOLI

A. SEJARAH BOLA VOLI DUNIA Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William. Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.

2


Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan). B. PERKEMBANGAN BOLAVOLI DI EROPA Permainan bolavoli menyebar ke daratan Eropa pada saat perang dunia ke I. Yang menyebarkan adalah tentara Amerika Serikat dan para ahli pendidikan jasmani YMCA. Penyebaran permainan bolavoli di daratan Eropa dimulai dari Inggris, yaitu pada sekitar tahun 1914, kemudian menjalar hampir ke seluruh daratan Eropa. Pada permulaannya permainan bolavoli hanya dimainkan oleh anggota-anggota Angkatan Bersenjata negara-negara tersebut saja, atau oleh mereka yang berkecimpung di kalangan YMCA. Namun lambat laun permainan ini, mendapatkan perhatian dari kalangan masyarakat biasa. Mereka secara sendiri-sendiri atau bergabung dengan para tentara memainkan permainan bolavoli. Peraturan permainan yang berlaku pada waktu itu masih simpang siur sekali. Permainan bolavoli berkembang pesat di daratan Eeropa setelah perang dunia ke II selesai. Pada tahun 1948, sudah dapat diselenggarakan kejuaraan Eropa pertama di kota Roma, Italia. Pada kejuaraan tersebut baru diikuti oleh regu-regu putera. Pada tahun tahun 1949 sudah dapat diselenggarakan kejuaraan dunia pertama yang diselenggarakan di Praha, Chekoslowakia, yang diikuti oleh regu-regu putera dan puteri. 3


Negeri Belanda. Sekitar tahun 1925 permainan bolavoli dipopulerkan dikalangan mahasiswa di kota Uden oleh S. Buis, sekembalinya beliau dari Amerika Serikat. Kemudian menjalar ke kota-kota lain. Pada saat itu, peraturan permainan masih tidak menentu, hanya ukuran lapangan yang tercatat yaitu 20 m x 10 m. Tahun 1928, Lew Lake seorang Inggris mendemonstrasikan permainan bolavoli di muka umum. Tahun 1934 ANVJ (YMCA-nya negeri Belanda) menyelenggarakan pertandingan bolavoli pada setiap kegiatan menyambut hari natal. Pada tahun yang sama diperkenalkan peraturan permainan dalam bentuk buku yang dicetak. Patut disebutkan bahwa Angkatan Perang Canada yang datang membantu membebaskan negeri Belanda dari cengkraman Nazi Jerman, mempunyai sokongan yang besar terhadap pemasalan olahraga bolavoli di Belanda. Tahun 1947 didirikannya Nederlandze Volleyball Bond (NEVOBO). Negeri Belgia. Bangsa Belgia sudah memainkan permainan bolavoli sejak tahun 1930. Sudah ada perkumpulan bolavoli yang terbentuk saat itu, yaitu Union Sportive Interbangues dan Perkumpulan Penerbangan Angkatan Perang. Kompetisi sudah diselenggarakan sejak tahun 1932. Induk organisasi bolavoli Belgia (FBVB) didirikan pada tahun 1944 di kota Brusel, yang sudah dirintis sejak tahun 1934. Pada tahun 1946 sudah diselenggarakan pertandingan persahabatan antara regu Brussel melawan regu Amsterdam. Untuk meningkatkan mutu permainannya, didatangkan seorang coach dari Polandia. Pada saat itu diedarkan majalah bolavoli, yaitu La Ravue Beige de Volley Ball. Sejak tahun 1947 sudah diselenggarakan kejuaraan-kejuaraan nasional. Tahun 1948, permainan bolavoli merupakan olahraga wajib di kalangan angkatan perang Belgia. Perlu diketahui bahwa selain pertandingan-pertandingan permainan bolavoli enam orang, di negara ini, dikembangkan pula pertandingan-pertandingan Doubles dan Triples, yakni pertandingan dua lawan dua atau tiga lawan tiga. Negeri Bulgaria. Di negara ini permainan bolavoli diperkenalkan oleh para mahasiswa yang belajar di luar negeri, dan oleh para tawanan perang dunia pertama. Permainan bolavoli merupakan olahraga terpopuler kedua setelah sepakbola. Sejak tahun 1950 sudah diselenggarakan berbagai kompetisi baik bagi regu putra maupun regu putri. Siswa-siswi di sekolah yang paling banyak melakukan permainan ini, karena langsung ditangani oleh pemerintah, yakni oleh Kementrian Pendidikan Olahraganya Bulgaria. Pada saat itu sudah diterbitkan majalah khusus bola voli. 4


Negeri Hongaria. Induk organisasi bolavoli Hongaria didirikan pada tahun 1946. Pada tahun itu tercatat bahwa perkembangan permainan bolavoli menduduki peringkat lima dari 24 cabang olahraga. Nampaknya bahwa orang-orang Hongaria mempunyai bakat untuk bermain bolavoli, sehingga faktor ini dengan sendirinya ikut membantu kemajuannya. Di dalam kejuaraan dunia di Praha, Hongaria menduduki tempat ketiga sesudah regu Polandia dan Perancis. Negeri Inggris. Amateur Volleyball Association of Great Britain and Northorn England didirikan pada tahun 1955. Tokoh-tokoh yang patut disebut sebagai pendiri asosiasi ini adalah Bon Anthony, seorang olahragawan berkaliber internasional dan ahli pendidikan jasmani; Charles Pogg, seorang tokoh YMCA Inggris; dan seorang yang bernama R. St. G. Harper dari Universitas Manchester. Akan tetapi yang paling banyak berjasa di dalam mempopulerkan bolavoli adalah warga negara Inggris keturunan Polandia yang setelah perang dunia ke-II menetap di Iggris. Mereka ini yang sudah mengenal olahraga ini dari Polandia, dan kemudian memainkannya sebagai olahraga rekreasi di lingkungan masyarakat Polandia. Mereka membentuk regu-regu pria maupun wanita, dan mengajak regu-regu Inggris membukakan pertandingan persahabatan. Atas sokongan mereka maka pada tahun 1962 diselenggarakan Kejuaraan Nasional Amateur Volleyball Association (AVA). Negeri Italia. Orang-orang Italia mengenalnya dari anggota Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada tahun 1918. Pada mulanya hanya dimainkan oleh anggota-anggota angkatan bersenjata, akan tetapi, seperti pada negara-negara lain di Eropa, permainan bolavoli telah merebut hati masyarakat pada umumnya, sehingga permainan ini berkembang dengan pesat. Permainan bolavoli banyak dimainkan di sekolah-sekolah karena iklim negaranya mengijinkan. Induk organisasi bolavoli Italia didirikan pada tahun 1945. Negeri Norwegia. Untuk pertama kalinya olahraga ini dimainkan oleh kalangan buruh wanita sekitar tahun 1936. Banyak sekali dimainkan oleh sekolah-sekolah. Induk organisasi bolavoli Norwegia banyak mempropagandakan permainan bolavoli pada kalangan pemuda dan perkumpulan-perkumpulan. Setiap tahun diselenggarakan kejuaraan terbuka untuk regu-regu wanita maupun regu-regu pria. Negeri Perancis. Di negeri ini permainan bolavoli mulai dikenal antara tahun 1917 - 1918 dengan perantaraan tentara Amerika Serikat. 5


Hingga tahun 1930 kemajuannya sangat lamban sekali, akan tetapi sejak dimainkan di pantai-pantai Cote d'Azur, la Baule, dan tempat-tempat lainnya pada musim panas, maka permainan ini mulai menarik perhatian. Terutama di sekitar Cote d'Azur maju dengan cepat sekali di bawah pengawasan orangorang dari Rusia. Mulanya permainan bolavoli dianggap sebagai suatu permainan yang harus dimainkan di pesisir-pesisir, yang sudah merebut banyak sekali penggemar. Juga belum ada peraturan yang uniform, akan tetapi segera setelah mahasiswa-mahasiswa Iran dan Ceko (Yang datang berlibur di Perancis) merubah peraturan yang simpang siur itu. Tahun 1936 didirikanlah induk organisasi bolavoli Peranacis, yakni FFVB. Juga diedarkan majalah yang berjudul Volley Ball. Jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat lainnya, maka Perancis mencetak dan mengedarkan literatur tentang bolavoli yang paling banyak. Negeri Portugal. Yang memperkenalkan permainan bolavoli di Portugal adalah YMCA pada sekitar tahun 1930. Untuk kemudian manyebar luas di sekolah-sekolah. Suatu majalah bernama Os Sport yang menyelenggarakan kejuaraan resmi. Pada kejuaraan Eropa yang pertama, Portugal menduduki tempat keempat. Portugal mempunyai andil besar dalam mendirikan induk organisasi bolavoli dunia atau FIVB. Malahan pernah seorang Portugal menjabat sebagai Vice President FIVB. Sudah ada kejuaraan khusus bagi mereka yang berumur antara 14 - 17 tahun dan kejuaraan bagi mereka yang berumur antara 17 - 19 tahun. Pada kejuaraan tersebut ikut serta Âą 30.000 anak. Selain itu, diadakan juga kejuaraankejuaraan khusus tiap tahun, misalnya bagi kelompok-kelompok angkatan bersenjata. Malahan ada keharusan bagi tiap-tiap resimen untuk membentuk regu-regu khusus Perwira, Bintara, serta Tamtama. Diadakan pula kejuaraankejuaraan khusus bagi buruh dan antar universitas. Negeri Rusia. Seperti di negara-negara lain di Eropa, permainan bolavoli sudah dikenal sejak perang dunia I. Permainan bolavoli mulai diorganisir secara teratur pada tahun 1924. Peraturan-peraturan yang saragam baru dikenal pada tahun 1926. Pada tahun ini, sudah diadakan pertandingan antara regu Moskow melawan regu dari Cina. Kemudian sejak 1929 setiap tahun diselenggarakan pertandingan antar kota, pabrik-pabrik, perkumpulan-perkumpulan, dan antar wakil-wakil republik. Hampir seluruh Rusia sekarang bermain voli. Setiap tahun Âą 600.000 penggamar bermain bolavoli. 6


Sesudah berakhirnya perang dunia ke-II, maka setiap desa, kota, pabrik, sekolah-sekolah, perguruan tinggi punya regu bolavoli. Setahun penuh mereka bermain voli, pada musim dingin dimainkan di dalam ruangan (indoor) sedangkan pada musim panas dimainkan di lapangan tarbuka. Rusia menjadi anggota FIVB sejak baru berdirinya organisasi tersebut, yaitu pada tahun 1949. Dan pada kejuaraan dunia yang pertama, regu putra Rusia ke luar sebagai juara pertama. Negeri Chekoslowakia. Sesudah sepakbola, permainan bolavoli menduduki tempat kedua yang digemari masyarakat Chekoslowakia. Olahraga ini dimainkan pada setiap sekolah, angkatan bersenjata, dan pabrikpabrik. Pada mulanya diperkenalkan oleh YMCA, selanjutnya pada tahun 1924 didirikan Induk Organisasi Bolavoli Chekoslowakia. Pada tahun 1951 tercatat ¹ 500.000 pemain voli, 2/3 terdiri dari kaum laki-laki. Akan tetapi masih banyak lagi yang belum mendaftarkan dirinya. Sudah diselenggarakan gerakan kompetisi tahunan bagi regu-regu putra maupun putri. Chekoslowakia keluar sebagai juara pertama pada kejuaraan Eropa yang diselenggarakan di Roma. Pada saat itu regu Checoslowakia berada jauh di atas negara-negara yang ikut serta. Semua lawannya dikalahkan dengan straight sets dengan point di bawah 10. Sedangkan dalam kejuaraan dunia yang pertama di Praha, Tim Chekoslowakia menjadi runner-up bagi regu putra maupun regu putri. Negeri Yugoslavia. Yang memperkenalkan ialah missi Amerika dan Palang Merah Internasional pada sekitar tahun 1924. Pada tahun itupun diselenggarakan suatu kursus, yang ikut serta adalah guru-guru pendidikan jasmani dan anggota pengurus perkumpulan senam. Kemajuan yang sangat pesat diperoleh antara tahun 1928 – 1929, yaitu hampir setiap perkumpulan senam memainkan permainan bolavoli, juga sudah dimulai dengan penyelenggaraan kejuaraan-kejuaraan, dan pertandingan-pertandingan persahabatan dengan negara-negara tetangganya. Kejuaraan nasional sudah diselenggarakan sejak tahun 1949. Sesudah Perang dunia ke-II, permainan bolavoli semakin berkembang dan sudah menjadi olahraga rakyat. Lahirnya Federasi Bolavoli Internasional (Federation Internationale de Volleyball / FIVB) Permainan bolavoli semakin berkembang pesat setelah perang dunia pertama. Di Eropa, permainan ini dikenalkan oleh tentara Amerika Serikat pada saat perang dunia pertama. Masing-masing negara di Eropa berusaha mendirikan Induk Organisasi bolavoli, yang selanjutnya berkembang pemikiran untuk mendirikan Induk Organisasi Bolavoli 7


Internasional. Pada Olympiade Berlin tahun 1936, atas usul negara Polandia diadakan pertemuan yang dihadiri 22 negara. Pokok pembicaraan berkisar pada pembentukan induk organisasi bolavoli internasional, namun suhu politik saat itu kurang mendukung, sehingga pembentukkan induk organisasi tersebut ditangguhkan. Hal yang berhasil disepakati dan diputuskan saat itu adalah terbentuknya International Technical Committee of Volleyball, yang digabungkan bersama dengan International Handball Federation. Sebagai persiapan pembentukan induk organisasi internasional, maka pada tanggal 26 Agustus 1946 dibentuk Organizing Committee yang anggotanya terdiri dari 5 negara, yaitu Chekoslowakia, Prancis, Polandia, Yugoslavia, dan Unisoviet. Yang menjadi ketua Organizing Committee adalah Romual Wirsgyllo dari Polandia. Kongres pertama dilaksanakan di Paris pada tanggal 18 April 1947 yang dihadiri 14 negara, yaitu Belgia, Brasil, Cekoslowakia, Mesir, Perancis, Nederland, Hungaria, Italia, Polandia, Portugal, Rumania, Uruguay, Amerika Serikat, dan Yugoslavia. Kongres memutuskan membentuk secara resmi induk organisasi bolavoli internasional yang disebut Federation Internationale de Volleyball (FIVB) yang berkantor pusat di Paris. Paul Libaud dari Perancis terpilih sebagai President. Sebagai dasar pegangan peraturan permainan yang dipakai adalah peraturan bolavoli yang berlaku di Amerika Serikat. Presiden FIVB yang sekarang (tahun 2004) adalah Dr. Ruben Acosta dari Mexico. Dia terpilih menggantikan Paul Libaud pada Long Beach Congress saat Olympiade di Los Angelos, Amerika Serikat, pada tanggal 26 Juli 1984. C. PERKEMBANGAN BOLAVOLI DI ASIA Perkembangan permainan bolavoli di Asia, mulai dari India pada tahun 1900. Diperkenalkan oleh De Gray, seorang ahli pendidikan jasmani dari YMCA. Di daratan Cina, permainan bolavoli diperkenalkan oleh Gaily dan Robertson juga dari YMCA. Sedangkan di negara-negara timur jauh (seperti Jepang, Korea, dan Philipina) mulai diperkenalkan antara tahun 1910 - 1913 oleh Elwood E. Brown. Negara Asia pertama yang menjadi anggota IVBF adalah Lebanon, yaitu pada tahun 1947. Permainan bolavoli yang berkembang di negara-negara timur jauh tidak seperti yang berkembang di negara-negara Eropa atau Amerika, yaitu permainan bolavoli enam pemain, namun permainan bolavoli sembilan pemain. Permainan ini selanjutnya dikenal dengan nama The Far Eastern 8


Volleyball System atau Nine Men System. Di Indonesia di sekitar tahun 1962, dikenal dengan nama System Timur Jauh atau sistem 9 Orang pemain. Sistim ini dipakai karena disesuaikan dengan karakteristik antropometrik bangsa Asia Timur saat itu, yaitu rata-rata tinggi badan relatif lebih pendek dibandingkan dengan bangsa Amerika atau Eropa. Begitu juga tinggi net yang dikurangi 6 inchi. Permainan bolavoli dengan sistem ini mulai dipertandingkan pada Olympiade Timur Jauh atau Far Eastern Olympic Games (FEOG) yang diselenggarakan di Manila, Philipina, tahun 1915. Regu Philipina keluar sebagai juaranya. Pada FEOG ke-II, yang diselenggarakan di kota Shanghai, China tahun 1915, keluar sebagai juara adalah regu Cina. FEOG yang ke-III, diselenggarakan pada tahun 1917 di Jepang. Sebelum Asian Games I, tahun 1950 mengambil alih peranan Olympiade Timur Jauh, Olympiade ini sudah diselenggarakan sebanyak 10 kali dan Cina telah memenangkan kejuaraan tersebut sebanyak lima kali, dan regu Filipina telah memenangkannya sebanyak 10 kali. Di Jepang permainan bolavoli sudah dikenal pada sekitar tahun 1913, melalui perantaraan seorang ahli pendidikan jasmani dari YMCA, yaitu F.H. Brown. Selama regu-regu Jepang ikut serta di dalam Far Eastern Olympic Games, Jepang pada waktu itu tidak pernah merebut satu kali-pun juara. Tahun 1951, Jepang dan Philipina secara resmi menjadi anggota IVBF. Kedua negara inilah yang mampelopori negara-negara Asia menjadi anggota IVBF. Pada tahun 1953 regu putra Universitas Waseda mengikuti suatu kejuaraan di Omaha, negara bagian Nebraska, Amerika Serikat. Keikutsertaan ini banyak mempengaruhi terhadap diterimanya permainan bolavoli sistem enam pemain di Jepang. Dalam rangka memperingati "satu tahun" berdirinya Asian Volleyball Federation pada tahun 1955, Jepang memberanikan diri untuk menyelenggarakan Kejuaraan Bolavoli Asia ke I yang diselenggarakan di Tokyo. India keluar sebagai juara untuk sistem enam pemain, sedangkan Jepang keluar sebagai juara untuk sistem sembilan pemain. D. PERKEMBANGAN BOLA VOLI DI INDONESIA Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda 9


banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda sendiri. Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama. PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3 -12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah : UniSovyet, Jepang, Brazil, Bulagaria, Kuba, Yunani dan Polandia. Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri. Perkembangan permainan Bola Voli di Indonesia itu gimana?, Di indonesia sendiri bola voli mulai berkembang pesat pada tahun 1962, saat 10


menjelang ASEAN GAMES IV tahun 1962 dan Geneto 1 tahun 1963 di Jakarta.Induk organisasi permainan Bola Voli di Indonesia di kenal dengan PBVSI ( Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia ) yang didirikan pada tanggal 22 Januari 1955 di Jakarta bersamaan berlangsungnya kejuaraan nasional Bola Voli yang pertama. Berikut ini disampaikan perubahan-perubahan peraturan permainan bola voli secara garis besar dari tahun ke tahun sebagai berikut : 1. Tahun 1912 diberlakukan sistem rotasi. 2. Tahun 1917 sistem 21 poin diganti sistem 15 poin. 3. Tahun 1918 tim ditetapkan hanya enam orang yang berada dalam satu regu dan tinggi net adalah 8 feet (2,43 meter) 4. Tahun 1921 ditetapkan garis tengah dibawah net. 5. Tahun 1922 setiap regu diperbolehkan memainkan bola masingmasing hanya tiga kali kemudian harus diseberangkan kedaerah lawan. 6. Tahun 1990 sistem poin mulai berlaku dengan 21 poin untuk satu set.

2

HAKEKAT BOLA VOLI

Permainan bola voli merupakan cabang olah raga yang mengindikasikan terpenuhinya tujuan rekreasi dan sekaligus prestasi. Pada berbagai even Internasional, Indonesia mencoba eksis melalui cabang bola voli. Pada even-even Asia Tenggara dan Asia, tim bola voli Indonesia turut berpartisipasi di dalamnya, tujuannya selain untuk menunjukkan partisipasi 11


aktif, bertujuan pula menjadi juara. Baik untuk tujuan partisipatif maupun tujuan juara, tim bola voli layak dihuni oleh pemain-pemain handal yang memiliki performa optimal, baik dalam servis, passing, spike maupun bloking. Apabila bermain bola voli bertujuan untuk memperoleh prestasi, maka dalam bermain harus dilakukan sungguh-sungguh dan dibutuhkan koordinasi gerak yang baik dari setiap pemain. Untuk menciptakan suatu koordinasi dan kerjasama yang baik melalui kombinasi tekni, setiap tim bola voli membutuhkan latihan organisasi tim yang sesuai dengan taktik dan strategi yang diharapkan. Permainan bolavoli adalah suatu olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari enam orang tiap regunya yang dipisahkan oleh net. Pantulan yang dimainkan itu dengan anggota tubuh dan didominasi oleh tangan atau lengan. Tujuan dari permainan bolavoli adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di lapangan lawan, dan mencegah agar bola dilewatkan lantai dalam lapangan sendiri. Untuk dapat bermain bolavoli, pemain harus dapat menguasai seluruh teknik dalam permainan bolavoli, teknik permainan bolavoli meliputi 6 bagian yaitu: (1) service; (2) pass bawah; (3) set up; (4) smash; (5) bendungan. Bola voli adalah olahraga permainan yang menyenangkan karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dapat dimainkan dengan jumlah pemain bervariasi seperti voli pantai dengan jumlah pemain 2 orang, dan permainan dengan jumlah 2 orang yang biasa digunakan. Dalam arti menyenangkan adalah dapat dimainkan dan dinikmati berbagai usia dan tingkat kemampuan, dapat dimainkan di segala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir ataupun permukaan lantai buatan, dapat dilakukan di dalam ataupun di luar gedung. Bola voli adalah olahraga yang selalu berkembang, baik dilihat dari kualitas yang dilakukan ataupun penguasaan teknik yang dimiliki oleh para pemain bola voli itu sendiri. Perkembangannya merupakan wujud dari implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dewasa ini menjadi bagian yang sangat penting dalam perkembangan olahraga pada umumnya. Dimulai dari penemuan model latihan, pemanfaatan peralatan-peralatan latihan maupun berbagai penemuan lain seperti pemanfaatan laboratorium, anatomi, biomekanika, keterampilan gerak, bioenergy, psikologi dan lainlain. Kesemua model latihan tersebut pada hakekatnya untuk mencapai penampilan dalam permainan bola voli. Bahkan lebih spesifik untuk 12


memperoleh penguasaan teknik yang baik dalam bermain bola voli dalam rangka memperoleh otomatisasi dan efisiensi gerak. Di perguruan tinggi permainan bola voli dijadikan suatu kegiatan belajar dan dapat dilakukan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di waktu senggang, kini bola voli tidak hanya sebagai rekreasi, namun sudah menjadi bagian dari olahraga pendidikan. Sebagai olahraga pendidikan selain sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan, hal yang utama adalah sebagai penunjang pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, dan berperan dalam pembentukan kerjasama pada anak, serta pembinaan sportifitas dan pengembangan sifat-sifat lainnya. Faktor-faktor kelengkapan yang harus dimiliki seseorang bila ingin mencapai prestasi yang optimal, yaitu: 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan teknik, 3) pengembangan mental, dan 4) kematangan juara. Kemudian faktor-faktor penentu pencapaian prestasi olahraga meliputi aspek biologis terdiri dari: 1) potensi atau kemampuan dasar tubuh yang meliputi kekuatan, kecepatan, kelincahan tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan olahraga, 2) fungsi organ tubuh yang meliputi daya kerja jantung, daya kerja pernafasan, daya kerja panca indera, 3) struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan bentuk tubuh, dan 4) gizi yang meliputi jumlah makanan yang cukup, nilai makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi makanan. Pembinaan yang dilakukan dalam pelaksanaan latihan, terkadang kurang seimbang dalam pemberian materi antara keterampilan teknik dasar bermain ataupun latihan kondisi fisik. Diumpamakan jika kedua hal tersebut dibandingkan, perbandingan latihan yang tidak seimbang akan berpengaruh pada saat tampil dalam pertandingan maupun dalam hasil akhir program, sehingga harapan untuk meraih kemenangan kemungkinan kecil. Untuk itulah dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu diusahakan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan lewat pemanduan bakat, pembibitan, pendidikan serta pelatihan olahraga yang didasarkan pada ilmu pengetahuan secara efektif dan efisien sebagai sarana, mencapai prestasi optimal.

13


3

KAJIAN BOLAVOLI BERBAGAI SISTEM

DARI

Dalam permainan bola voli, seorang pemain dituntut untuk dapat melakukan gerakan-gerakan yang memiliki daya ledak, baik pada saat akan melakukan passing, service, smesh dan blok. Gerakan ini ada kaitannya dengan karakteristik dalam permainan bola voli, yaitu membutuhkan gerakan-gerakan yang sangat cepat serta kemampuan melompat yang lebih tinggi dan memukul yang keras, apa yang dikatakan oleh johson dan Nelson bahwa, power merupakan hasil dari kekuatan kali kecepatan. 14


Untuk melakukan passing, service, smesh dan blok memerlukan kemampuan daya ledak otot tungkai, otot punggung, dan otot lengan yang besar. Pada saat meloncat dan memukul tumpuannya adalah kaki sebagai daya gerak utama dari sekelompok otot tungkai, otot pinggang, dan otot lengan. Usaha yang dikeluarkan oleh otot tungkai untuk membawa tubuh bergerak ke atas otot punggung sebagai kelentukan tubuh, dan otot lengan untuk memukul bola secepat mungkin, dikaitkan dengan rentang waktu pelaksaan yang cepat diistilahkan dengan daya ledak (explosive power). Daya ledak atau explosive power merupakan salah satu komponen biomotor yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan passing, service, smesh dan blok bola voli, karena tungkai, punggung, dan lengan yang mempunyai daya ledak yang besar, akan memungkinkan hasil loncatan yang tinggi, hasil kecepatan yang tinggi, dan hasil pukulan yang keras yang terutama sangat dibutuhkan pada saat melakukan awalan, tolakan, pukulan dan sampai pendaratan. Daya ledak pada power tungkai, punggung dan lengan merupakan salah satu komponen dasar motorik atau kemampuan yang menunjang penampilan efektif dalam olahraga dan permainan. Sejalan dengan hal itu, Bompa menyatakan bahwa daya ledak merupakan kemampuan utama dalam mencapai hal yang baik. Berpijak dari pendapat di atas, maka dapat dinyatakan bahwa unsur daya ledak atau power merupakan unsur yang amat menentukan dalam penampilan olahraga, terutama cabang-cabang yang mengerahkan tenaga secara cepat, seperti dalam permainan bola voli. Di samping itu daya ledak atau power hampir mendominasi pada setiap gerakan yang dibutuhkan dalam permainan bola voli, hal ini dapat terlihat pada saat permainan melakukan passing, service, smesh dan blok sehingga pemain bola voli yang memilki daya atau power tungkai, maka akan mempengaruhi pada setiap aktifitas gerak yang dibutuhkan dalam permainan bola voli. Dari beberapa pendapat tersebut di atas menyebutkan dua unsur penting dalam ledak atau power, yaitu: (1) kekuatan otot, (2) kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi hambatan. Dengan demikian dapatlah disimpulkan, daya ledak adalah perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan untuk mengatasi beban atau tahan dengan kecepatan kontraksi otot tinggi. Dengan demikian jelas bahwa daya ledak otot untuk mengatasi beban atau tahanan, sedangkan kecepatan menunjukan kemampuan kontraksi otot dalam mengatasi beban dengan cepat. 15


Oleh sebab itu mengupayakan daya ledak yang baik tidak boleh hanya menekankan pada beban (kekuatan). Akan tetapi pada kecepatan. Kombinasi antara kecepatan dan kekuatan diperlukan dan diperhatikan pada permainan bola voli karena didalam permainan bolavoli membutuhkan gerakan-gerakan eksplosive lain yang memperhatikan pengerahan tenaga yang maksimal. Daya ledak atau power dalam aktivitas olahraga terdiri dari: (1) daya ledak siklis dan (2) daya ledak asiklis. Daya ledak siklis adalah daya ledak yang dilakukan pada keseluruhan atau penampilan seperti lari cepat, renang jarak pendek atau pada seluruh aktifitas yang mengutamakan kecepatan bergerak keseluruh tubuh. Sedangkan daya ledak asiklis. Adalah daya ledak yang dilakukan dalam satu bagaian penamiplan seperti halnya dalam nomor lempar dan lompat pada cabang olahraga atletik, atau pada saat melompat untuk melakukan passing, service, smesh dan blok dalam bola voli. Kemampuan daya ledak atau power tungkai, punggung, dan lengan setiap orang dapat diukur kemampuan beberapa cara seperti: (1) uji lompat tegak ke atas (vertical jump), (2) lari naik sepuluh anak tangga, dan (3) lari cepat 50 yard. Permainan bola voli adalah permainan yang cepat, oleh sebab itu seorang pemain bola voli dituntut untuk dapat melakukan gerakan-gerakan eksplosive, baik pada saat berlari maupun pada saat melakukan gerakan melompat dan memukul. Gerakan ini ada kaitannya dengan karakteristik dalam permainan bola voli yang membutuhkan gerekan-gerakan yang sangat cepat dan berkemampuan melompat yang lebih tinggi serta mempunyai kecepatan memukul, untuk mengatasi tingginya net setinggi 243 cm untuk putra dan 223 cm untuk putri dari lantai. Demikian pula apa yang dikemukakan oleh Johnson dan Nelson, “power� merupakan hasil dari kekuatan kali kecepatan, misalnya “vertical jump�. Power adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosife. Power adalah hasil perkalian kekuatan maksimal (force) dengan waktu pelaksaan tersebut (P= F X T). Daya ledak (power) ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengankekuatan dan kecepatan tinggi dalam sau gerakan yang utuh. Daya ledak banyak digunakan waktu melompat, smash, blok. Power adalah kemampuan otot mengatasi tahanan dengan kontraksi yang amat cepat. Power atau elastic straingh, penting untuk cabang-cabang olahraga yang eksplosife. 16


Menurut David L. Gallahue, power adalah kemampuan melakukan kerja secara maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya dan kadang-kadang menunjukkan kekuatan eksplosif, merupakan produk dari kekuatan dan kecepatan waktu. Kombinasi kecepatan dan kekuatan inilah yang ditunjukkan dalam aktivitas yang dibutuhkan para pelompat. Kecepatan kontraksi otot dibutuhkan untuk melakukan gerakan yang terkoodinasi sebaik-baiknya yang dipergunakan otot menentukan derajat kekuatan individu. Dengan demikian yang dikemukakan oleh Tudor O. Bompa yang menerangkan bahwa power adalah penghasilan dalam tipe pereganganpenyusutan dari kontraksi dimana penampilan-penampilan gerak terbesar dari orot dilakukan dan diperluas dalam tendon, atau dengan kata lain bahwa power adalah merupakan suatu hasil dari kekuatan dan kecepatan menit dan waktu. Daya ledak merupakan salah satu komponen dasar motorik atau kemampuan yang menunjang penampilan efektif dalam olahraga dan permainan. Dapat disimpulkan, bahwa unsur daya ledak (power) merupakan unsur yang amat menentukan dalam penampilan olahrga. Terutama olahraga yang mengerahkan tenaga besar, seperti service, smesh dan blok dalam permainan bola voli. Dinyatakan apabila para pemain bola voli memiliki daya ledak yang baik maka akan mempengaruhi keberhasilan seorang pemain bola voli dalam melakukan passing, service, smesh dan blok. Dua unsur penting dalam daya ledak atau power, yaitu (1) kekuatan otot, dan (2) kecepatan otot dalam mengarahkan tenaga maksimal untuk mengatasi hambatan. Dengan demikian dapat disimpulkan, daya ledak adalah perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi. Dengan jelas bahwa daya ledak mengandung unsur kekuatan dan kecepatan. Kekuatan menggambarkan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Sedangkan kecepatan menunjukkan kemampuan kontraksi otot didalam mengatasi beban dengan cukup cepat. Daya ledak dalam aktivitas olahraga terdiri dari: (1) daya ledak siklis dan (2) daya ledak asiklis. Daya ledak siklis adalah daya ledak yang dilakukan pada keseluruhan suatu penampilan seperti lari cepat, renang jarak pendek atau pada seluruh aktivitas fisik yang mengutamakan kecepatan bergerak keseluruh tubuh. Sedangkan daya ledak asiklis adalah daya ledak yang dilakukan dalam satu bagian penampilan, seperti halnya dalam nomor lempar dan lompat pada cabang atletik, atau pada saat melompat dalam 17


lompat basket. Kemampuan daya ledak setiap orang dapat diukur melalui beberapa cara, seperti: (1) uji lompat tegak ke atas (vertical Jump test), (2) lari naik 10 anak tangga, dan (3) lari cepat 50 yard. Radcliffe dan Farentinos yang mengatakan bahwa kelompok otot tungkai merupakan daya gerak utama dalam cabang olahraga yang melibatkan gerakan kaki. Oleh karena itu, penggunaa pengupayaan daya ledak yang baik tidak hanya menekankan pada unsur kekuatan (beban), akan tetapi juga pada kecepatan. Oleh karena itu, seorang pemain jangan hanya dilatih untuk meningkatkan kekuatan saja tetapi juga kecepatannya, sehingga nantinya perpaduan antara kekuatan dan kecepatan ini akan melahirkan daya ledak otot tungkai. Daya ledak atau elastic strength sangat penting untuk cabang olahraga yang explosive seperti keterampilan gerak passing, service, smesh dan blok dalam permainan bola voli. A. 1.

Sistem Otot Otot Tungkai a. Otot paha Banyak otot yang terdapat di dalam paha baik di paha bagian depan maupun paha bagian belakang. Ada empat otot dipaha bagian depan yaitu: rektus femoris (fleksor pinggul), intermedius vastus, vastus lateralis, dan medialis vastus (gambar 3.1). Tugas otot tersebut adalah untuk memperluas sendi lutut. Sedangkan pada otot bagian belakang (hamstring) ada tiga otot yaitu: bisep femoris, semitendinosus, dan semimembranosus (Gambar 3.2). Tugas otot tersebut adalah untuk memperluas sendi pinggul dan melenturkan lutut. Bisep femoris memiliki kepala panjang dan kepala pendek. Kepala pendek adalah satu-satunya otot yang ada pada hamstring yang tidak menyeberangi sendi panggul oleh karena ituotot kepala pendek tidak memperluas sendi pinggul. Anda juga kelompok adductor yang terdiri dari adduktor longus, adductor brevis, dan adduktor magnus. Otot-otot ini membuat porsi yang cukup besar pada paha sehingga tidak boleh diabaikan. Peran utama dari otot tersebut adalah adduksi (pergerakan kaki yang menuju pusat tubuh), juga berkontribusi terhadap fleksi dan ekstensi pada pinggul, terutama dibagian hamstring dari magnus adductor yang tergantung pada posisi paha. Masih banyak otot paha lainnya termasuk psoas (fleksor pinggul), gracilis, pectineus, 18


dan sartorius, namun itu tidak wajib untuk diketahui fungsi pada setiap otot ini. Namun, yang wajib adalah memahaminya cara efektif dalam melatih tungkai dengan bentuk gerakan yang tepat.

Gambar: 3.1 Otot Tungkai Atas Bagian Depan

Gambar: 3.2 Otot Tungkai Atas Bagian Belakang b. Otot betis Banyak orang membicarakan tentang otot betis, biasanya membahas otot gastrocnemius dan otot soleus (gambar 3.3). Kedua otot tersebut, panjangnya hanya 2 sampai 4 inci (5 -10 cm) dan hanya ada sekitar 10 persen dari populasi. Gastrocnemius memiliki dua kepala yang berbeda yaitu: kepala lateral dan kepala medial. Sedangkan soleus terletak di bawah gastrocnemius yang 19


merupakan otot mono articular yang hanya melintasi sendi pergelangan kaki, sehingga secara mekanis tidak dipengaruhi oleh sudut lutut. Gastrocnemius, merupakan otot biarticular yang melintasi pergelangan kaki dan sendi lutut, oleh karena itu sering terhambat ketika lutut dibengkokkan. Pada saat latihan menekuk lutut yang digunakan adalah fleksi plantar (kaki ke bawah), dan otot soleus.

c.

Gambar 3.3: Otot Tungkai Bagian Bawah Bentuk latihan 1. Model latihan step-up

Gambar: 3.4 Step-Up Pelaksanaan gerakan a. Mulailah dengan salah satu kaki ditempatkan di atas kotak, kursi, atau bangku yang kuat dan kokoh. 20


b. Perpindahan berat badan diangkat ke atas kotak, pastikan bahwa kerja otot kaki atas lebih besar dari pada kaki bawah. c. Berdiri tegak pada kotak dan lutut ditarik ke atas dengan meregangkan pinggul dan sikap tubuh kembali ke posisi awal dan ulangi sampai jumlah yang diinginkan. Otot yang terlibat Primer: Quadriceps (rektus femoris, vastus lateralis, medialis vastus, vastus intermedius), gluteus maximus. Sekunder: paha belakang (bisep femoris, semitendinosus, semimembranosus), adduktor magnus, adduktor longus, adduktor brevis, gluteus medius, gluteus minimus, deep-hip Rotator eksternal, psoas. Catatan atihan Latihan yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan pengulangan tinggi. biasakan melakukan pengulangan di bawah kontrol yang ketat, waktu posisi berat tubuh naik dilakukan dengan cepat untuk memperkuat otot dan memperluas gerakan persendian. Waktu menurunkan berat tubuh diperlambat untuk komponen eksentrik lebih ditekankan. 2. Model latihan Calf Raise

Gambar: 3.5 Calf Raise 21


Pelaksanaan gerakan a. Mulailah dengan jari-jari kedua kaki ditempatkan di atas tangga kursi, atau bangku yang kuat dan kokoh. b. Jinjitkankan kedua kaki untuk menaikan berat tubuh sampai meregang pastikan bahwa kerja otot kedua kaki seimbang. c. Angkat tubuh setinggi mungkin sampai posisi teratas dengan hitungan selama 1 detik. Ulangi sampai jumlah yang diinginkan. Otot yang terlibat Primary: Gastrocnemius Secondary: Soleus Catatan latihan Latihan yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan pengulangan tinggi. biasakan melakukan pengulangan di bawah kontrol yang ketat, waktu posisi berat tubuh naik dilakukan dengan cepat untuk memperluas gerakan persendian dan waktu menurunkan berat tubuh diperlambat juga untuk komponen eksentrik lebih ditekankan. 3. Squat Calf Raise

Gambar: 3.6 Squat Calf Raise Pelaksanaan gerakan a. Mulailah dengan berat badan ditempatkan pada jari-jari kaki dengan posisi jongkok sehingga lutut menekuk sekitar 90 derajat. b. Kedua lengan berpegang pada kursi untuk menjaga keseimbangan pinggul dan lutut. Agar posisi tubuh stabil pada 22


saat menurunkan tubuh pergelangan kaki diregangkan secara bersamaan. c. Angkat tubuh setinggi mungkin dengan jari-jari kaki sampai posisi teratas dengan hitungan selama 1 detik. Ulangi sampai jumlah yang diinginkan. Otot yang terlibat Primer: soleus Sekunder: Gastrocnemius, quadriceps (femoris rektus, vastus lateralis, vastus medialis, vastus intermedius), gluteus maximus Catatan latihan Pada saat melakukan gerakan jongkok otot gastrocnemius dan otot soleus dalam posisi statis . Gerakan ini sedikit rumit pada bentuk yang tepat. Untuk menjaga pinggul dan lutut saat bergerak semata-mata hanya pada sendi pergelangan kaki. Jauhkan pinggul dan lutut untuk meningkatkan kinerja tubuh melalui fleksi plantar saja agar paha dan glutes dalam latihan isometrik mendapat hasil yang maksimal. 4. Stiff-Leg Ankle Hop

Gambar: 3.7 Ankle Hop Pelaksanaan gerakan 23


a. Badan berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua tangan diletakan di atas pinggul. b. Tubuh lurus dari atas sampai ke bawah untuk menjaga keseimbangan lutut, pinggul dan betis agar dapat mendorong tubuh ke atas. c. Angkat tubuh setinggi mungkin dengan jari-jari kaki sampai posisi teratas dengan hitungan selama 1 detik. Ulangi sampai jumlah yang diinginkan. Otot yang terlibat Primer: soleus Sekunder: Gastrocnemius, quadriceps (femoris rektus, vastus lateralis, vastus medialis, vastus intermedius), gluteus maximus Catatan Latihan Latihan yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan pengulangan tinggi. Pergelangan kaki dan otot-otot betis sangat baik untuk latihan plyometric. Biasakan melakukan pengulangan di bawah kontrol yang ketat, waktu posisi berat tubuh naik dilakukan dengan cepat untuk memperluas gerakan persendian. Leg Ankle Hop Stiff-Leg Ankl 2.

Otot Punggung Latissimus dorsi (lats) adalah salah satu otot yang paling serbaguna dalam tubuh (gamabar 3.8). otot Ini bertanggung jawab untuk gerakan ekstensi pada bahu (mengangkat dagu), adduksi pada bahu (pull-down), rotasi internal bahu (gerakan memutar lengan di bahu), dan pertimbangkan lats menempel pada tulang belakang, panggul, sacrum, tulang rusuk, tulang belikat, dan humerus. Selain itu, lats berperan dalam pernapasan, menstabilkan tulang belakang lumbar, membantu gerakan scapular, dan mentransfer kekuatan pada tubuh bagian atas dan bawah.

24


Gambar: 3.8 Otot belakang Otot trapezius merupakan alat penggerak pada bahu yang penting untuk menjaga kesetabilan. Otot ini terdiri dari tiga fungsi yaitu: komponen atas, komponen tengah, dan komponen bawah. Serat atas yang terlibat dalam scapular (Belikat) adalah elevasi, dan rotasi bahkan terlibat dalam ekstensi leher, fleksi leher, dan rotasi leher. Serat tengah menghasilkan scapular adduksi serta elevasi scapular, erector spinae, teres besar, teres minor, infraspinatus, rhomboid utama, latisimus dorsi, trapezius. Kembali otot: trapezius, rhomboid utama, latissimus dorsi, infraspinatus, teres minor, teres mayor, erector spinae. Serat yang lebih rendah scapular depressors dan scapular rotator. Ketika serat atas dan bawah kontrak bersama-sama, otot tersebut membantu serat tengah di adduksi scapular. Rhomboids bekerja untuk skapula, yang menjelaskan kedua otot secara kolektif yang disebut sebagai retraktor skapula otot tersebut menarik tulang belikat secara bersama-sama. Pengembangan erectors tulang belakang (gambar 3.9) sangat penting untuk keterampilan gerak mengangkat yang ber tanggung jawab pada memperpanjang tulang belakang, melenturkan tulang belakang dan memutar tulang belakang.

25


Gambar: 3.9 Erector spinae, multifidus, quadratus lumborum. a. Bentuk latihan 1. Model latihan Superman

Gambar: 3.10 Superman Pelaksanaan Gerakan a. Posisi badan terkurep di atas lantai dengan kedua lengan di depan tubuh terentang ke depan di, telapak tanganmenghadap ke bawah, dan lutut sedikit ditekuk dan dibuka selebar bahu. b. Secara bersamaan tubuh dinaikkan kaki, pinggul, tulang belakang, glutes dan paha belakang di samping erectors tulang belakang. c. Gerakan dilakukan sampai posisi teratas, tahan posisi sebentar dan kemudian tubuh diturunkan ke posisi awal. Otot Yang Terlibat

26


Primer: gluteus maximus, erector spinae (spinalis, Longissimus, iliocostalis) Sekunder: paha belakang (bisep femoris, semitendinosus, semimembranosus) Catatan Latihan Latihan gerak model superman adalah latihan inti yang mengagumkan jika dilakukan dengan benar. Latihan ini lebih produktif jika hiperekstensi, hyperextend, pinggul, gluteals, paha belakang, dan kaki dari lantai dinaikan dengan sudut sekitar 20 derajat. 2. Model latihan Partner Back Extension

Gambar: 3.11 Back Extension Pelaksanakan Gerak a. Kedua pergelangan kaki dipegang oleh teman berlatih, tubuh bagian atas menggantungkan di atas meja dengan posisi menghadap ke lantai. Meja harus kuat dan kokoh sehingga aman untuk digunakan latihan. b. Gerakan pinggul, tulang belakang, dan paha bagian belakang , dilakukan sampai meregang. c. Angkat tubuh dan glutes lockout. Otot Yang Terlibat Primer: paha belakang (bisep femoris, semitendinosus, semimembranosus), gluteus maximus. 27


Sekunder: Erector spinae (spinalis, Longissimus, iliocostalis) Catatan Latihan Pada saat latihan dibantuh oleh teman berlatih supaya latihan dapat dilakukan dengan baik dan efisien. Untuk melatih paha belakang, gluteals, dan erector spinae. Kebanyakan orang melakukan latihan dengan gerakan yang salah. Hal yang lebih efektif untuk melatih otot glutes dan paha belakang adalah dengan cara melakukan meregangkan dan memperluas sendi pinggul dan menjaga tulang supaya tidak kaku selama dalam latihan. 3.

Otot Lengan Untuk lebih memahami bagaimana cara yang terbaik untuk melatih otot lengan dalam gerakan yang berdasarkan pada anatomi adalah: a. Bagian depan lengan atas, fleksor sikut bergerak pada pergelangan tangan menuju ke arah bahu dengan menekuk lengan. Fleksor sikut utama adalah brachii biseps yang terdiri dari dua kepala yaitu kepala panjang dan kepala pendek (Gambar 3.12). Fleksor sikut lainnya adalah brakialis dan brakioradialis otot-otot ini berkontribusi dalam berbagai derajat gerakan yang tergantung pada bagaimana hasil latihan fleksi sikut yang dilakukan. Secara umum, brachii biseps bekerja dengan supinated (telapak tangan menghadap ke atas), brakioradialis pegangan netral (telapak tangan saling berhadapan), brakialis dengan pronated (telapak tangan mengadap kebawah). b. Bagian belakang lengan atas, lengan atas bagian belakang terdiri dari ekstensor sikut. Ekstensor sikut bergerak dengan meluruskan lengan untuk membentuk garis yang solid dari bahu ke pergelangan tangan. Ekstensor sikut yang paling utama terdiri dari.

28


Gambar: 3.12 Otot Lengan Otot lengan sangat penting dalam berbagai kegiatan olahraga terutama untuk gerakan mengayun seperti halnya dalam olahraga bola voli pada saat hendak melakukan lomptan, mengayun stik saat melakukan pukulan pada olahraga bisbol, back swing pada olahraga golf, mendorong pada olahraga sepak bola Amerika dll. a. Bentuk latihan Model latihan Triceps Extension

Gambar: 3.13 latihan Triceps Pelaksanaan Gerakan a. Letakkan kedua tangan di sudut meja atau kursi kursi pada posisi yang tepat. b. Tubuh dalam garis lurus dengan kaki, lengan lurus, berat badan bertumpu pada jari-jari kaki, perut, dan glutes untuk menguatkan dan menurunkan berat tubuh dengan dengan menekuk sikut. 29


c. Angkat tubuh dengan menggunakan trisep untuk memperluas sendi sikut. Otot Yang Terlibat Primer: Triceps brachii Sekunder: rektus abdominis, gluteus maximus Catatan Latihan Ekstensi trisep adalah salah satu latihan yang langka dilakukan. Hal ini terjadi karena tubuh berkisar pada sendi sikut dengan gerakan ekstensi murni. Posisi tubuh harus kuat dan tegas untuk mempertahankan otot rektus abdominis, gluteus, maximus, trisep brachii. Pilih mejaatau kursi yang stabil dan kokoh. Gunakan otot-otot trisep untuk menaikkan dan menurunkan gerakan tubuh. Anda dapat memodulasi kesulitan latihan ini dengan penyesuaikan kursi atau meja yang tinggi. Untuk membuat latihan lebih mudah, menggunakan kursi tinggi atau meja. Sebaliknya, untuk membuat latihan yang lebih sulit, gunakan kursi pendek atau meja yang pendek. b. Bentuk latihan Model latihan Short-Lever Inverted Curl

Gambar: 3.14 latihan Short-Lever Pelaksanaan Gerak a. Berbaring telentang, dilakukan di bawah meja yang kuat dan kokoh atau kursi tinggi dengan tangan berpegang pada sisi meja , telapak tangan saling berhadapan. b. Dengan badan dan paha dalam garis lurus, leher dalam posisi netral, lutut ditekuk 90 derajat, berat badan pada tumit, perut, dan glutes, untuk meningkatkankekuatan tubuh kedua sikut menekuk siku. (Ketika leher di posisi netral, kepala, dan leher tetap dalam posisi netral.) 30


c. Turunkan posisi badan ke bawah dengan kontrol dimulai dengan gerakan sikut dan tidak bahu. Pilih meja atau kursi yang kuat. Lakukan Latihan di atas permukaan lunak seperti karpet. Otot Yang Terlibat Primer: Bisep brachii Sekunder: brakialis, rektus abdominis, gluteus maximus Catatan Latihan Gerakan latihan bisep ini melibatkan otot punggung,otot-otot glutes untuk menjaga agar tubuh dan kaki dalam tetap dala keadaan garis lurus. Ini untuk mempertahankan stabilitas pada saat pergerakan sekitar sendi sikut untuk menguatkan otot-otot bisep. Latihan ini dapat disesuaikan untuk mengakomodasi berbagai tingkat kekuatan dengan menggunakan kursi. Untuk memudahkan latihan gunakan meja pendek atau kursi untuk membuat latihan lebih menantang. c. Pelaksanaan Latihan Model Latihan Whole-Body

Gambar: 3.15 Whole-Body Pelaksanaan Latihan a. Posisi tubuh terlentang dengan lengan di atas kepala, lutut ditekuk, dan kaki datar di lantai. Boleh menyelipkan bantal kecil di bawah bokong. Ayunan lengan ke depan saat melakukan manuver sit-up sebagai ledakan. 31


b. Kemudian melengkungkan punggung dan melompat ke udara sementara dengan lengan di atas kepala. c. Waktu pendaratan dengan posisi jongkok, dan memutar tubuh kembali ke awal posisi. Otot Yang Terlibat Muscles Involved Primary: Rectus abdominis, external oblique, internal oblique, quadriceps (rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, vastus intermedius) Secondary: Gastrocnemius, soleus, deltoids. Catatan latihan Sit-up terus berdiri kemudian melompat dengan torso yang lebih besar dan kaki dirapatkan. Posisi bantal di bawah bokong, transisi jongkok terus duduk dan kembali ke posisi awal. Melompat lurus ke atas dan saat pendaratan bokong selalu diposisikan dengan benar di depan bantal. . B. SISTEM SARAF Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf. Sistem saraf bisa dibagi berdasarkan fungsi, jenis, dan pengendaliannya. 1. Sistem Saraf Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan fungsinya, sistem saraf dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung. a. Sel Saraf Sensorik Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera karena berhubungan dengan alat indera.

b. Sel Saraf Motorik Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju otot atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat penggerak. c. Sel saraf Penghubung 32


Sel saraf penghubung disebut juga dengan sel saraf konektor karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik. 2. Sistem Saraf Beradasarkan Jenisnya Berdasarkan jenisnya, sistem saraf terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. a. Sistem Saraf Sadar Adalah sistem saraf yang mengatur atau mengkoordinasikan semua kegiatan yang berada dalam batas kesadaran, kemauan, dan kontrol kita. Contohnya melempar bola, berjalan, berpikir, menulis, berbicara, dan lain-lain. Saraf sadar terbagi menjadi dua, yaitu saraf pusat dan saraf tepi. 1) Saraf Pusat Saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak merupakan pusat kesadaran yang letaknya di rongga tengkorak. Sedangkan sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak, serta mengkoordinasikan gerak refleks. Sumsum tulang belakang terletak pada ruas-ruas tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulang leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang yang ke dua. Dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks. 2) Saraf Tepi Sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Artinya, sistem saraf merupakan ssaraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu seperti kulit, persendian, otot kelenjar, saluran darah, dan lain-lain.

b. Sistem Saraf Tak Sadar Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pussat dan terletak khusus pada susmsum tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pncernaan, dan otot polos pembuluh darah. 33


Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memiliki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjng dan serabut post-ganglion pendek. Ssaraf simpatik dan parasimpatik bekerj berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis. 3. Sistem Saraf Berdasarkan Pengendaliannya. Berdasarkan faktor pengendaliannya, sistem saraf ada dua jenis, yaitu saraf pusat dan saraf tepi. a. Saraf Pusat Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tenglorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu, kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri atas jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter merupakan lapisan paling luar yang berupa membrane tebal fibrosa yang melapis dan melekat pada tulang. b. Saraf Tepi Sistem saraf tepi (saraf perifer) adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan cara kerjanya, sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf sadar; yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan 34


secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Bedasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepal (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). C. PRINSIP GERAK Gerak adalah suatu tanggapan terhaddap rangsangan, baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Ddalam melakukan gerak, tubuh kita melakukan koordinasi dengan perangkat tubuh yang lain. Hal ini menunjukan suatu kerja sama yang sinergis. Dalam taksonomi psikomotorik dikenal beberapa istilah gerak atau gerakan yang ditinjau dari aspek ruang atau jarak (space) dan dari sistem otot; yaitu fleksi dan ekstensi, adduksi dan abduksi, elevasi dan depresi, inversi dan eversi, supinasi dan pronasi, serta endorotasi dan eksorotasi. 1. Fleksi dan Ekstensi Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Sedangkan lawan dari fleksi adalah ekstensi, yaitu gerakan untuk meluruskan atau membentangkan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke depan merupakan (ante)fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)fleksi/ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi. 2. Adduksi dan Abduksi Abduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Sedangkan abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh). 3. Elevasi dan Depresi Elevasi merupakan gerakan mengangkat, sedangkan depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi). Juga gerakan pundak ke atas (elevasi) dan ke bawah (depresi). 4. Inversi dan Eversi Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh, sedangkan eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar. Perlu 35


diketahui, istilah inversi dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki. 5. Supinasi dan Pronasi Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan, sedangkan pronasi adalah gerakan menelungkupkan tangan. Istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan tangan saja. 6. Endorotasi dan Eksorotasi Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekeliling sumbu panjang tulang yang bersendi (rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotasi ke luar. Seseorang semakin cepat dan cekatan dalam mengekspresikan keterampilan motorik tertentu jika refleks telah otomatis cermat, tepat, dan akurat. 1. Berdasarkan hukum Newton 1.�suatu benda akan tetap diam atau bergerak jika tidak ada gaya yang bekerja padannya “, kaitannya dengan pukulan adalah bola itu akan bergerak karena ada gaya yang bekerja pada bola tersebut (pukulan), makin besar gaya tersebut diberikan pada bola, maka jalannya bola semakin cepat. 2. Berdasarkan hukum II. “ percepatan suatu objek berbanding lurus dengan gaya penyebab dan pembandingan terbalik dengan masa objeknya : G = M x A .. G = Gaya, M = Massa, A = Percepatan . Kaitannya dengan gerakan pukulan adalah percepatan bola berbanding lurus dengan kekuatan pukulan dan berbanding terbalik dengan berat/ massa bola. 3. Berdasarkan hukum Newton III “ setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama dan berlawanan arah “, kaitannya dengan pukulan dengan bola adalah gaya yang diberikan kepala bola tersebut (kekuatan pukulan) akan menyebabkan bola tersebut memberikan tekanan kepada tangan yang besarnya sama tapi berlawanan arah dengan kekuatan kaki. 4. Berdasarkan sistem lever (pengungkit). Gerakan memukul termasuk ke dalam sistem lever (tuas) kelas 1, yaitu sumbu putar terletak diantara gaya dan beban pada lever kelas1 besarnya gaya (G) tergantung dari perbandingan antara lengan gaya (LG) dan lengan beban (LB) - Jika LG=LB maka LG/LB 1, -- G=B - Jika LG>LB maka LG/LB 1, -- G > B 36


- Jika LG<LB maka LG/LB 1, -- G < B Berdasarkan ketiga kemungkinan diatas maka untuk menghasilkan pukulan yang keras harus mengikuti pola kemungkinan kedua yaitu lengan gaya (LG) harus lebih besar dan lengan beban (LB), makin jauh tarikan lengan (tangan) ke belakang, maka makin besar pula lengan gaya yang dihasilkan. Untuk menghasilkan gaya (kekuatan) yang besar sehingga ayunannya menjadi keras, maka ayunan tangan ke arah depan harus cepat. Kecepatan (V) tergantung kepada jarak dan waktu: V=s/t‌..V = kecepatan, S = Jarak, T = waktu. Kecepatan berbanding lurus dengan jarak artinya makin besar pula kecepatannya (V). kecepatan juga berbanding terbalik dengan waktu artinya makin sedikit waktu yang digunakan untuk mencapai suatu jarak, maka makin cepat gerakan tersebut dilakukan. Jadi, untuk memperoleh kecepatan (V) yang besar maka jaraknya harus diperbesar dan waktunya harus diperkecil. Jadi untuk memperoleh hasil ayunan yang keras adalah Jarak tarikan tangan ke belakang harus panjang ayunan tangan ke depan harus cepat. Pengungkit kelas satu Titik tumpu terletak diantara gaya dan beban, jungkat-jungkit. Contoh ini diperlihatkan pada leher posterior yang mengangkat kepala ke arah belakang pada tulang belakang bagian leher.

Gambar: 3.16 Pengungkit kelas dua

37


Pengungkit kelas duabeban berada diantara gaya dan titik tumpu, saat berjinjit otot betis menghasilkan gaya, tumit dan kaki membentuk pengungkit dan jari kaki merupakan titik.

Gamabar: 3.17 Pengungkit kelas tiga Pengungkit ke tiga merupakan pengungkit yang paling umum ditemukan dalam tubuh, gaya terletak diantara beban dan titik tumpu. Contoh pengungkit jenis ini adalah gerakan menekuk (titik tumpu) dengan kontraksi otot biseps brakii.

Gamabar: 3.18 D. System Bioenergitika Bioenergitika atau "sistem energi," mengacu pada jalur metabolisme yang dibuat untuk berkontraksi pada otot atau pada saat bekerja. Pada organisme biologis seperti pada tubuh manusia, energi digunakan sebagai bahan kimia untuk bahan bakar yang dihasilkan dari makanan. Sumber makanan dapat dibagi menjadi tiga utama komponen yaitu: karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat diubah menjadi glukosa sebagai sumber energi yang sangat kuat dalam sistem biologi. Glukosa disimpan dalam hati dan jaringan otot sebagai glikogen, Lemak sangat tinggi kaitannya dengan karbohidrat yang menyediakan kapasitas energi yang tinggi untuk intensitas rendah saat melakukan latihan dan lemak yang disimpan dalam otot sebagai trigliserida. Sedangkan protein, terdiri dari asam amino yang dipecah selama 38


proses pencernaan dan juga dapat digunakan sebagai sumber listrik bila diperlukan. Protein berkontribusi jauh lebih rendah dalam hal energi dibandingkan dengan karbohidrat dan lemak, tetapi memegang lebih penting pada pertumbuhan otot dan perbaikan sel otot. Dari tiga sumber energi yang dijelaskan di atas hanya karbohidrat dapat dimetabolisme untuk energi tanpa keterlibatan langsung oksigen. Dalam rangka untuk memahami sistem bioenergi, maka diperlukan untuk memiliki pemahaman tentang komponen fundamental sistem energi yang dimanfaatkan oleh sistem muskuloskeletal. Dalam sel, senyawa energi adalah adenosin trifosfat, atau ATP merupakan senyawa kompleks yang disimpan di semua sel, terutama sel-sel otot. Hal ini diperlukan untuk reaksi biokimia otot berkontraksi berlangsung yang terdiri dari adenosin trifosfat. Selama otot ber kontraksi, ATP dipecah menjadi kimia, hal ini menyebabkan pelepasan energi adenosin difosfat (ADP), dan fosfat anorganik.. semakin besar untuk ditempatkan pada otot, Selama latihan yang intensip ATP yang tersimpan didalam sel-sel otot cepat habis, dan ini harus cepat diisi ulang melalui beberapa cara kimia. Kreatin fosfat (CP) adalah senyawa kimia yang tersimpan dalam otot yang berguna untuk pengisian ATP setelah stok awal habis. Dalam proses ini, CP menyumbangkan fosfat untuk ADP dalam rangka menciptakan ATP. Dengan cara ini, CP berfungsi sebagai sumber langsung dari fosfat energi yang dapat digunakan untuk mengisi ATP. Karena kuantitas terbatas CP hanya kontribusi untuk ATP pada saat latihan intensitas tinggi. Glikogen adalah bentuk penyimpanan glukosa yang ditemukan di hati dan pada jaringan otot. Sistem energi membantu untuk mengisi ATP yang habis sebagai tuntutan otot selama latihan berlangsung antara intensitas latihan dan durasi latihan. Sistem Phosphagen system yang aktif dari awal latihan yang merupakan sumber instan ATP. Sistem ini memberikan energi pada tingkat yang sangat tinggi, tapi hanya untuk durasi waktu. Reaksi kimia pengatur utama dari sistem phosphagen yang melibatkan ATP dan CP. Meskipun sistem ini sangat efisien ketika bekerja atau olahraga durasi akan membatasi nya. Fakta ini perlu dipahami bahwa, latihan olahraga diperlukan latihan yang fokus dan khusus didalam system energi ini. Sebagai contoh, dalam latihan spike di dalam olahraga bola voli dituntut memiliki tipe serat otot yang besar, daya ledak dan kekuatan otot besar dalam durasi waktu yang 39


singkat lihat pada (gambar,3.21). Sistem phosphagen adalah kontributor utama kinerja ini atlet.

Gambar: 3.19 Spike Langkah-langkah dari sistem phosphagen dimulai dari awal latihan ketika ATP dihidrolisis oleh enzim myosin, fosfat organik dan energi. Energi ini segera dirilis untuk kontraksi otot, untuk peningkatan konsentrasi ADP yang mengaktifkan creatine kinase, dalam pembentukan ATP dari pemecahan CP. Latihan terus tinggi intensitasnya, aktivitas creatine kinase tetap tinggi, dan membawa ke dalam sistem anaerobic glikolisis. Sistem ATP ini dapat sepenuhnya pulih dalam tiga sampai lima menit, dan dibutuhkan sekitar delapan menit untuk resynthesis CP. Metabolisme aerobik sebagian besar bertanggung jawab untuk pemulihan phosphagens. Glikolisis adalah sistem yang berfokus pada pemecahan karbohidrat untuk menciptakan ATP fosfat energi. Sarcoplasm (sitoplasma sel otot) adalah di mana langkah-langkah dan reaksi glikolisis berlangsung. Jalur ini terdiri dari sepuluh reaksi, berakhir dengan piruvat, yang dapat digunakan dalam sistem oksidatif (aerobik) atau laktat yang dapat digunakan dalam sistem asam laktat (Anaerobik). Jalur metabolisme ini mengubah glukosa menjadi piruvat atau asam laktat, dan hasil dua molekul ATP. Glikolisis meningkatkan dan melengkapi sistem phosphagen, dan juga bertindak sebagai pre-kursor ke oksidatif (aerobik) dan sistem asam laktat (glikolisis anaerobik). Tanpa menggunakan oksigen, glikolisis dapat rusak menjadi dua arah yang berbeda dari jalur tersebut. Dua arah terpisah menyebabkan lambat 40


dan cepat glikolisis aerobik, atau "glikolisis lambat," dimana piruvat diangkut ke mitokondria untuk digunakan dalam sistem oksidatif. Cabang ini dari jalur glikolisis adalah digunakan ketika ada jumlah yang cukup oksigen yang ada dalam mitokondria, dan kebutuhan energi individu ke yang tinggi. Ketika ketegangan otot, atau kontraksi terjadi dengan singkat penyerapan oksigen dari luar sel dapat digunakan untuk membantu piruvat yang di memproduksi ATP. Proses ini hanya digunakan setelah sistem phosphagen telah habis stok ATP, intensitas minimal, dan durasi yang panjang untuk sistem ini berlaku juga untuk memadai oksigen dalam mitokondria. Anaerobik glikolisis, atau "Glikolisis cepat," menggunakan piruvat, dan mengkonversi ke asam laktat. Cabang ini dari jalur glikolisis terutama berfungsi saat ada permintaan intensip atau mengurangi oksigen dalam sel. glikogen otot dapat diisi ulang dalam waktu 24 jam setelah latihan lihat (gambar,3.22) Ini sangat tergantung pada posting makanan. Disarankan bahwa karbohidrat dicerna setiap dua jam setelah latihan sampai enam jam.

Gambar: 3.20 Sprin Asam laktat Asam laktat adalah produk sampingan kimia asam piruvat, dan dihasilkan dari glukosa. Hal ini sebagai produk akhir dari glikolisis anaerobik. akumulasi asam laktat dalam jaringan otot dikatakan menghambat kontraksi serat otot. Dr George A Brooks, seorang Profesor di Departemen Biologi Integratif di Universitas negara California Berkeley, " kesalahan klasik dalam sejarah ilmu pengetahuan." Asam laktat sebenarnya bahan bakar untuk otot-otot kita. Sekarang, pemahaman ini bahwa sel-sel otot mengubah glukosa, atau glikogen menjadi asam laktat, asam laktat diambil dan digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, penghasil energi dalam sel otot. DOM (Delayed Onset Muscle) rasa sakit akan hilang 41


satu sampai dua hari setelah latihan ini tidak benar, asam laktat akan hilang dari otot-otot setelah satu jam. Dalam olahraga bola voli permainan yang memerlukan kecepatan dan daya ledak yang tinggi pada saat melakukan gerak melompat dan megubah arah, (Black 1995; Gadeken 1999). untuk menghasilkan kekuatan tingkat tinggi ketika melakukan smes, melompat, mengubah arah, dan memblokir dalam permainan membutuhkan energi dengan interval rata-rata sekitar 6 detik, yang diselingi dengan waktu istirahat sekitar 14 detik (Gadeken 1999). Rasio ini berarti bahwa atlet harus dapat memanfaatkan sistem energi adenosine triphosphate phosphocreatine (ATP-PCr). Berdasarkan hasil analisis dilapangan bahwa minimal terjadi akan 25 aksi yang terjadi dalam setiap gamenya. Maka, untuk memampaatkan sistem energi dalam permainan bola voli dapat dilakukan 25 atau lebih pengulangan dengan durasi 5 sampai 10 detik. Upaya ini dilakukan pada saat melompat, berlari, , dan perubahan arah, dengan istirahat antara 10 sampai 15 detik (Black 1995). Jika dalam permainan sistem energi dan gerakan terlibat dalam sistem neuromuskuler akan dapat mengembangkan kapasitas atlet untuk melompat lebih tinggi, berlari lebih cepat, dan kecepatan mengubah arah lebih besar. Untuk meningkatkan kinerja fisik yang lebih baik dalam permainan bola voli memerlukan penerapan program pengkondisian dan mensimulasikan karakteristik permainan semaksimal mungkin (Hitam 1995). Cara yang paling efektif untuk mencapai spesifisitas adalah melakukan latihan yang sama dengan gerakan dari permainan dan lalam latihan permainan bola voli harus mengembangkan kemampuan untuk dapat melompat, lari jarak pendek, memutar, mengubah arah dengan cepat, dan meminimalkan penurunan performa akibat kelelahan (Black 1995). Hasil dari latihan secara individu gerakan ketrampilan gerak atlet sudah lebih baik untuk kemudian mengahadapi pertandingan dimusim, kompetisi (Hedrick 2002). E. ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM Fisiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari sistem tubuh di dalam latihan untuk kebugaran fisik yang meliputi daya tahan cardiopulmonary, komposisi tubuh, kekuatan otot, daya tahan otot, dan fleksibilitas. Sedangkan terminologi adalah istilah umum dalam fisiologi yang digunakan sebagai istilah-istilah dalam bab-bab ini. 42


Metabolisme aerobik: Energi yang dibutuhkan untuk mendukung latihan yang melampaui waktu selama 3 menit. Atau oksigen diperlukan untuk menghasilkan energi. Metabolisme anaerobik: Jenis metabolisme energi yang tidak memerlukan oksigen. Anaerobik: Suatu proses yang menghasilkan energi yang tidak memerlukan adanya oksigen. Agility: Kemampuan untuk mengubah posisi tubuh dengan kecepatan dan ketepatan. Kapasitas anaerobik: Total atau maksimal jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan. Glikolisis anaerob: Suatu proses glikogen tanpa tanpa oksigen (Asam laktat) adalah produk sampingan dari proses ini. Ambang anaerobik: Transisi ketika metabolisme aerobik tidak dapat lagi memenuhi tuntutan energi. Ini adalah tingkat pekerjaan di mana konsentrasi laktat darah mulai meningkat selama olahraga. Adenosin trifosfat (ATP): Energi yang dilepaskan dari makanan dan disimpan dalam otot. Kardiorespirasi: Kemampuan jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk mengangkut oksigen dan untuk mengeluarkan produk sampah dari otot saat berolahraga. Kontraksi Konsentris: Memperpendek otot yanng dikenal sebagai "latihan positif". Kontraksi Eksentrik: Melibatkan pemanjangan otot dan dikenal sebagai "latihan negatif". Koordinasi: Kemampuan untuk menggunakan alat indera. Latihan dinamis: kontraksi dan relaksasi dari otot rangka yang menyebabkan berbagai gerakan melalui sendi.

43


Elektrokardiogram (EKG): Sebuah tracing yang menunjukkan aktivitas listrik jantung. Ergometri: Pengukuran kerja selama latihan. Latihan: Rencana terstruktur, dan gerakan berulang-ulang dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan komponen kebugaran fisik yang meliputi kebugaran kardiorespirasi, kekuatan otot, daya tahan, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Fleksibilitas: Berbagai gerak dari sendi tertentu yang fungsinya adalah elastisitas tendon, ligamen, dan sekitarnya jaringan lunak. Glikogen: Suatu bentuk karbohidrat yang disimpan di hati dan otot untuk energi. Glikolisis: melarutkan gula menjadi senyawa (terutama piruvat dan laktat) untuk energy dalam proses anaerobik. Latihan Interval: Latihan intensip yang diselingi dengan istirahat. Isokinetic: Kontraksi kelompok otot atau otot yang menyebabkan pergerakan pada sendi. Isometrik (statis): Kontraksi otot memanjang sehingga meregang Isotonik. Isometrik (Dynamic): kontrak otot untuk mempertahankan ketegangan konstan dengan memperpanjang atau memendekkan otot. Asam laktat (laktat): Sebuah produk sampingan dari metabolisme anaerobik. Ligamen: Sebuah jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang dengan tulang sehingga memperkuat sendi. Maksimal Oksigen (VO2max): Ukuran kebugaran tingkat maksimal pengambilan oksigen, dan pemanfaatan energi selama latihan. MET (Metabolic Equivalent Unit): Unit yang digunakan untuk memperkirakan jumlah metabolik yang dikeluarkan waktu aktivitas fisik. Muscular Endurance: Kemampuan kelompok otot untuk berkontraksi pada submaksimal dari sebuah kekuatan, biasanya 50 sampai 60% dari kerja maksimal, selama jumlah pengulangan selesai. 44


Kekuatan otot: Kekuatan maksimal atau ketegangan yang dihasilkan oleh kelompok otot. Aktivitas Fisik: Gerakan oleh otot rangka yang menghasilkan pengeluaran energi. Latihan Fisik: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Plyometrics: Dikenal sebagai latihan melompat Power: Kemampuan otot untuk menghasilkan tenaga yang sangat singkat. Contohnya berlari, melompat vertikal, tendangan dan pukulan. Kecepatan: Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam waktu singkat. Kekuatan: Kemampuan otot berkontraksi memberikan kontrol seluruh berbagai gerak.

melawan

tahanan

dan

Stroke Volume: Volume darah yang dipompa dari jantung dengan setiap denyut. Tendon: Sebuah serat dimana dari akhir otot dan dimana otot ini melekat pada tulang atau struktur lainnya. Volume Tidal: Volume udara bergerak selama satu siklus pernapasan saat menghirup atau menghembuskan napas. F.

SISTEM PLEKSIBILITAS NAMA

GAMBAR

Lateral and Forward Neck Stretch

KELOMPOK OTOT

Neck muscles

45


Swimmer's Stretch

Chest and anterior shoulder muscles

Upper Back Stretch

Posterior shoulders, upper back, and triceps muscles

Posterior Shoulder Stretch

Posterior shoulder muscles

Forearm/Wrist Stretch

Forearm and wrist Muscles

Triceps Stretch

Triceps muscles

Supine Back Stretch

Back extensor Muscles

Torso Prone Stretch (PressUps, Lizard)

Abdominal Muscles

46


Butterflies

Hip/thigh Adductors

Groin Stretchers

Hip/leg adductors

Standing or Prone Quad Stretch

Leg extensors and hip flexors

Shin/Quad Stretch

Shins, ankles, and Quadriceps

Hurdlers Stretch (Quadriceps)

Quadriceps

Seated Head to Knee (Sitting Hamstring)

Leg flexors

47


3 Way Hurdler's Stretch (Hamstring)

Leg flexors, leg adductors, and side of body

Supine or Sitting Hamstring

G.

Leg flexor

SISTEM OVERLOAD

Dalam bab ini menjelaskan berbagai bentuk latihan yang dirancang khusus untuk melatih inti otot untuk latihan bola voli. Penekanan latihan 48


secara khusus dalam latihan inti pada otot ini adalah latihan ketahanan secara tradisional dengan menggunakan alat barbel dan dumbbells serta berbagai bentuk latihan dengan beban. Pilihan ini sangat baik untuk mengembangkan kekuatan inti otot dan stabilitas serta memaksimalkan kekuatan keseluruhan (Behm et al 2005;. McCurdy et al. 2005; Willardson 2006). Program Latihan Beban Bola Voli Siklus Program Latihan ke 1: minggu 1-3 Latihan Set dan Tujuan Pengulangan Stability ball crunch 3 X 20 Inti fleksi Cable high/low woodchop 3 X 20 Inti rotasi Cable low/high woodchop 3 X 20 Inti rotasi Back extension/hyperextension 3 X 20 Inti ektensi Dumbbell side bend 3 X 20 inti lateral fleksi Siklus Latihan Kekuatan ke 2: minggu 4-10 Bicycle crunch 3 X 15 Inti fleksi Cable torso rotation 3 X 15 Inti rotasi Russian twist 3 X 15 Inti rotasi Glute-ham rise 3 X 15 Inti ektensi Stability ball hyperextension with 3 X 15 Inti twist ektensi/rotasi Siklus Latihan Kekuatan ke 3: minggu 11-13 Hanging knee/straight-lage raise 3 X 10 Inti fleksi Cable kneeling twist rope crunch 3 X 10 Inti rotasi Diagonal plate chop 3 X 10 Inti rotasi Overhead spleat squat 3 X 10 Inti ektensi Reverse pendulum 3 X 10 Inti ektensi Siklus Latihan Power ke 1: minggu 14-17 Angled barbell rotation 3X5 Inti rotasi Medicine ball pullover pass 3X5 Inti fleksi Medicine ball Rotational slam 3X5 Inti rotasi Medicine ball Backward overhead 3X5 Inti ektensi toss Angled barbell Deadlift to press 3X5 Inti ektensi Siklus Latihan Power ke 2: minggu 18-12 Medicine ball twisting wall toss 3X6 Inti rotasi Medicine ball overhead throw 3X6 Inti fleksi 49


Medicine ball sheated chest pass

3X6

Medicine ball countermovement underhand throw Medicine ball rotational slam

3X6

inti isometrik inti kontraksi Inti ektensi

3X6

Inti rotasi

4

TEORI BELAJAR GERAK

Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum. Tujuannya adalah untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan mengembangkannya agar keterampilan gerak yang dikuasai bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak dalam mencapai sasaran tertentu misalnya gerak olahraga. Setiap pembelajaran keterampilan gerak maka harus memahami tentang konsep dari belajar motorik. Menurut Singer, belajar gerak menekankan pada kondisi yang berkaitan dengan perbaikan dalam pembelajaran gerak sehingga terjadinya perubahan tingkah laku karena latihan. Sedangkan Drowatzcy mendefinisikan belajar gerak adalah sebagai proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan. Sedangkan Schmidt menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan merespon yang relative sebagai akibat latihan dan pengalaman. Keterampilan pada hakekatnya adalah gerak otot atau tubuh untuk mensukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan. Sedangkan Magil mengemukakan, keterampilan adalah kata yang biasa digunakan untuk menandakan suatu tugas yang mempunyai suatu tujuan spesifik yang akan dicapai. Lutan menyatakan bahwa keterampilan dipandang sebagai satu perubahan atau tugas lainnya adalah sebuah indikator dari tingkat kemahiran. Keterampilan motorik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: keterampilan motorik halus dan keterampilan motorik kasar. Seperti yang dinyatakan oleh Singer bahwa keterampilan motorik dapat dikategorikan dengan keterampilan kasar dan keterampilan halus. Lebih lanjut dinyatakan bahwa keterampilan olahraga hampir seluruhnya menggunakan keterampilan 50


kasar. Untuk membedakan apakah suatu gerakan tersebut sebagai keterampilan kasar dan keterampilan halus dapat diketahui dari jenis otot apa yang aktif pada saat melakukan gerakan. Untuk keterampilan kasar yang bekerja adalah jenis otot-otot besar, sedangkan untuk keterampilan halus ditandai dengan otot-otot halus saja yang bekerja. Metzier menyatakan, dalam proses belajar mengajar mencakup kepada tiga aspek yang harus dicapai oleh siswa, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Psikomotor berhubungan dengan keterampilan gerak yang harus dikuasai oleh siswa. Lebih lanjut dikatakan oleh Michael Metzier, psikomotor terpusat pada perkembangan dari keterampilan-keterampilan dan kemampuan gerak, pencapaian utama belajar dan terampil dalam melakukan gerak. Harrow mengemukakan ada 6 tingkat klasifikasi dalam ranah psikomotor yaitu: 1. Reflex Movements (gerakan refleks), yakni gerakan yang tak disadari yang dimiliki individu sejak lahir, mencakup: refleks segmental, refleks intersegmental, dan refleks suprasegmental. Ketiga refleks ini terkait dengan gerakan-gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan bagian-bagian sumsum tulang belakang. 2. Basic-Fundamental Movements (basik gerakan dasar), yaitu gerakan-gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang kompleks sifatnya, meliputi: gerakan lokomotor (gerakan yang mendahului kemampuan berjalan seperti tengkurap, merangkak, memanjat); gerakan nonlokomotor (gerakan dinamik dalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu sumbu tertentu); gerakan manipulatif (gerakan yang terkoordinasi lempar tangkap bola). 3. Perseptual Abilities (kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan) meliputi: diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditory, diskriminasi peraba, kemampuan koordinasi (terdiri dari koordinasi mata tangan dan koordinasi mata kaki). 4. Physical Abilities (kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi, meliputi ketahanan, kekuatan, kelenturan, kecerdasan otak, agility atau kemampuan untuk bergerak cepat. 51


5. Skilled Movements (gerakan yang memerlukan belajar) 6. Non-Discursive Communication (kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan), meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interpreatif. Pendapat Fits yang dikutip oleh Shumway dan Woollacott, fase-fase belajar untuk mencapai keterampilan motorik dibagi atas tiga fase, yaitu pertama fase permulaan atau fase kognitif, kedua fase antara (intermediate) atau fase asosiatif dan ketiga fase akhir atau fase otonom. Lebih lanjut fasefase tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: 1. Fase Kognitif Fase kognitif adalah fase dimana siswa ingin tahu tugas akan dilakukan, pelatih membantu proses ini dengan membeikan informas yang akurat tentang tugas yang akan dilakukan tersebut, fase kognitif ini erat hubungannya dengan skema motorik dan keterampilan yang akan dipelajari, dengan kata lain siswa harus membentuk suatu gagasan tentang keseluruhan keterampilan sehingga fase ini lebih bersifat kognitif dari pada motorik. Pelaksana fase kognitif dapat dilakukan beberapa menit sampai beberapa jam tergantung dengan keunikan gerakan tersebut. Metode langsung menerapkan pemberian informasi dalam fase kognitif dalam bentuk penjelasan verbal dan demonstrasi keterampilan motorik yang akan dipelajari selama 15-20 menit. Metode tahapan mengisi fase kognitif ini dengan memberikan informasi berupa penjelasan verbal, slide, video tape selama dua kali pertemuan. Prestasi belajar keterampilan merupakan keluaran dari suatu proses. Tahap kognitif dalam belajar keterampilan belajar motorik merupakan langkah awal yang sangat menentukan, tahap kognitif meliputi ini lebih banyak diisi dengan aktivitas kognitif. Pada proses tahap kognitif siswa berusaha untuk menentukan gambaran umum tentang organisasi motorik yang akan bekerja untuk menghasilkan gerakan, tahap ini dinamakan perolehan gagasan tentang gerakan, kalau siswa telah mengenal peristiwa-peristiwa yang akan dipergerakan dalam gerakannya maka ia akan mampu mengatur gerakan secara konsisten. Jadi tugas siswa untuk mengenal dan mengelola informasi dalam tahap kognitif ini adalah jauh lebih dari pada merumuskan motoriknya. Fase kognitif merupakan tahap awal gerakan dari belajar keterampilan, disini siswa berusaha untuk memahami bentuk gerakan yang 52


dipelajari, kemudian mencoba untuk melakukan berulang-ulang. Pada fase ini aktivitas kognitif atau aktivitas masih menonjol karena harus berusaha memahami bagaima bentuk gerakan dan bagaimana harus melakukan gerakan tersebut. Untuk menampilkan bayangan-bayangan yang ada dalam pikiran ke dalam gerakan yang senyatanya, pada awalnya sering kali siswa masih menaglami kesulitan. Namun dengan cara mengulang-ulang melakukan bagian demi bagian, siswa akan semakin mampu melakukan dengan bentuk gerkan yang makin menyerupai gerkan yang dibayangkan. Pada tahapan kognitif akan terjadi proses pengolahan informasi. Terjadinya proses belajar gerak, karena adanya rangsangan ekternal (respon) yang diterima oleh indera penglihat, pendengaran, rasa kinestesis. Selanjutnya oleh indera tersebut diteruskan ke sistem syaraf pusat yang akan diproses dan ditafsirkan serta disimpan dalam memori jangka pendek (short trem memory), selanjutnya masuk pada penyimpanan jangka panjang (long trem memory) lalu diterjemahkan dalam bentuk gerakan. Proses pengolahan informasi gerak dapat dilihat pada gambaran 1 berikut ini:

Gambar: 4.1 Proses Pengolahan Informasi. 2. Fase Asosiatif Fase asosiatif merupakan fase kedua dalam belajar gerak keterampilan pada fase asosiatif siswa pada taraf merangkaikan bagianbagian keseluruhan. Merangkaikan bagian-bagian gerakan bisa dilakukan apabila bagian gerakannya sudah bisa dilakukan terlebih dahulu. Pada fase 53


asosiatif ini dengan cara melakukan rangkaian gerakan secara berulangulang. Penguasaan gerakan akan semakin meningkat. Peningkatan penguasaan keterampilan gerakan nampak dalam hal-hal gerakan makin lancar, makin sesuai dengan kemauan atau makin sesuai dengan bayangan yang ingin dilakukan, kesalahan gerakan makin berkurang atau makin konsisten dan pelaksanaanya makin mulus. Setelah pemain melakukan rangkaian gerakan dengan baik, ia kemudian memasuki fase yang terakhir yaitu fase otonom. 3. Fase Otonom Fase otonom merupakan fase terakhir dalam belajar gerak keterampilan. Padda fase ini pelajar mencapai tingkat penguasaan gerakan yang tinggi. Gerakan bisa dilakukan otono arttinya mampu melakukan gerakn keterampilan tertentu walaupun pada saat bersamaan ia harus melakukan aktivitas lainya. Untuk mencapai fase otonom, diprlukan praktek berulang-ulang secara teratur, ulangan yang mencapai fase ini untuk setiap individu tidak sama dan untuk tingkat yang sama jangka waktu yang diprlukan berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh faktor dan minat. Bagi yang berbakat dan berminat besar, akan mampu mencapainya lebih cepat. Gerakan yang telah mampu dilakukan secara otomatis, akan sulit diubah polanya. Oleh karena itu bagi guu olahraga perlu hati-hati dalam melatihnya untuk keterampilan gerak tertentu. Sejak awal hendaknya ngerak-gerak yang dilatih kepad siswa adalah gerakan-gerakan yang benar. Terdapa tiga tahapan dalam belajar yaitu: 1) tahapan kognitif, 2) tahap asosiasi, 3) otomatisasi. Hal tersebut senada dengan yang dikenal dengan satu model yang populer yang diusulkan oleh Fitts dan Posner (1967) menyatakan bahwa peserta didik menjalani tiga langkah-langkah yang terpisah jelas dan dikenal dengan Fitts and Posner’s Three-Stage Model. Langkah-langkah ini digambarkan kecenderungan tingkah laku siswa yang ditampilkan pada berbagai poin sepanjang proses pembelajaran yaitu;1) Tahap pertama atau cognitive stage, siswa pertama kali diperkenalkan dengan keterampilan gerak yang baru dan pemahaman persyaratan gerakan tersebut, 2) Tahap yang kedua atau associative stage, ditandai oleh perbaikan-perbaikan gerakan, seorang siswa pada tahap ini menjadi merasa terikat dan memillih pada pola gerakan tertentu. Gerakan menjadi lebih konsisten, dengan sedikit kesalahan, 3) Tahap ketiga atau autonomous, merupakan tahap yang memerlukan latihan dan waktu yang tak terbatas dan 54


tahap akhir ini tidak semua siswa akan mencapainya. Dalam tahap auotmatisasi, penampilan mencapai tingkat kecakapan yang paling tinggi dan telah menjadi otomatis. Perhatian peserta didik selama tahap ini direlokasikan kepada pengambilan keputusan yang strategis. Sebagai tambahan, tugas-tugas ganda dapat dilaksanakan secara serempak. Akhirnya, siswa-siswi di dalam tahap ini bersifat konsisten, merasa yakin dan percaya diri, membuat sedikit kesalahan dan secara umum dapat mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan. Belajar gerak merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat dilakukan melalui tahapan kognitif, asosiatif, dan otonom yang ditujukan pada perubahan individu yang permanen sebagai hasil latihan dan kondisi lingkungan yang diperoleh melalui pengalaman. Hal ini berarti belajar gerak merupakan suatu tahapan belajar yang harus dikuasai siswa mulai dari tahap kognitif, asosiatif sampai otonom, sehingga siswa dapat menguasai keterampilan gerak yang diharapkan sangat penting dalam pelaksanaan keterampilan motoric untuk lebih bergerak luas. Belajar gerak merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan gerak secara efektif dan efisien dan merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dengan belajar pada umumnya. Sehubungan dengan itu Schmidt menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu. Dengan demikian perubahan keterampilan passing bawah dalam belajar merupakan indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan seseorang. Maka keterampilan passing bawahyang diperoleh bukan hanya dipengaruhi kematangan gerak melainkan juga faktor proses belajar gerak dan juga pengontrolan gerak. Lebih lanjut Schmidt menegaskan sistem pengontrolan gerak untuk terbentuknya suatu gerakan dapat memanfaatkan umpan balik dari anggota tubuh yang merespons untuk memacu aktivitas akhir pada sebuah otot dan memulai pada aktivitas otot yang lain. Mengacu kepada pendapat tentang pengontrolan gerak bahwa dalam tubuh manusia ada semacam struktur yang terorganisasi secara terpusat yang tidak saja mampu menangani berbagai tindakan yang detail, tetapi juga sagat sensitif terhadap informasi sensoris yang membangkitkan respons dari berbagai sumber. Pengontrolan gerak menurut Schmidt dalam mempelajari suatu gerakan ada 2 sistem, yaitu (1) pengontrolan gerak sistem tertutup (close 55


loop control) dan, (2) pengontrolan gerak sistem terbuka (open loop control). Pengontrolan gerak sistem tertutup yang mencakup pemrosesan umpan balik untuk dicocokkan dengan sebuah rujukan tentang benar salahnya gerakan passing bawah yang dilakukan, sehingga atas dasar kesahalan yang terjadi perbaikan dilakukan. Pengontrolan gerak sistem tertutup relevan untuk gerak yang dilakukan dalam tempo lamban dan berkesinambungan serta membutuhkan kecermatan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini, untuk melihat bagaimana terjadinya gerak dalam sistem tertutup:

Gambar: 4.2 Sistem tertutup dalam pengontrolan gerak Awal gerakan dalam sistem tertututp bermula dari sinyal “mulai� yang berasal dari dalam atau dari luar. Suatu gerakan berlangsung setelah informasi diproses melalui beberapa tahap identifikasi rangsang, tahap pemilihan respons, sampai pada pemberian perintah pada gerak otot. Jika melakukan suatu gerakan, maka setiap siswa harus memiliki rujukan, bagaimana gerakan yang benar atau salah. Hal ini sangat penting, karena akan dipergunakan sebagai patokan atau standar untuk menilai kembali pelaksanaan gerak. Hasil perbandingan antara rujukan dan penampilan gerak akan dinilai berupan umpan balik. Pengontrolan gerak sistem terbuka Schmidt memaparkan lebih tepat untuk gerak yang berlangsung dengan cepat. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:

56


Gambar: 4.3 Sistem terbuka pada pengontrolan gerak. Berdasarkan tahapan belajar gerak, proses pengolahan informasi dan pengontrolan gerak, maka proses belajar passing bawah akan lebih mudah dilakukan oleh siswa. Dalam belajar dipengaruhi beberapa faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: 1) faktor proses belajar, 2) faktor personal meliputi, ketajaman berfikir, intelegensi, ukuran fisik, latar belakang pengalaman, emosi, kapabilitas, motivasi, sikap, jenis kelamin, dan usia, 3) faktor situasi meliputi situasi alami dan situasi sosial. Ketiga faktor tersebut saling melengkapi satu sama lainnya. Efektivitas pembelajaran membutuhkan suatu teori sebagai tuntunan dalam pengajaran praktek yang secara professional dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu teori belajar motorik yang perlu dikaji sehubungan dengan penelitian ini adalah teori koneksionisme dan Torndike yang merupakan salah satu kelompok teori asosiasi stimulus-respons (S-R). Dalam teori tersebut menunjukkan bahwa stimulus berkaitan dengan respons tertentu, pertautan (koneksi) antara stimulus dan respons akan terjadi secara otomatis. Sebagai perilaku atau aktivitas yang tidak dipelajari cenderung mendukung konteks tersebut. Selanjutnya sebagai stimulus dari lingkungan akan ditanggapi dengan respons tertentu yang hanya akan dikuasai melalui proses belajar atau latihan. Teori tersebut masuk ke dalam teori asosiani stimulus-respons dari Thorndike. Adapun asumsi dasar Thorndike adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera dan impuls untuk berbuat (respons). Asosiasi 57


kedua bagian tersebut dikenal sebagai koneksi. Thorndike memandang bahwa penguasaan keterampilan memerlukan pertautan antara stimulus dan respons serasi. Thorndike mengembangkan teorinya berdasarkan hasil penelitian terhadap gejala belajar “train and error�, sebagai berikut: (1) pada awal belajar sedikit sekali keberhasilan yang diperoleh; (2) respon yang salah dan aktivitas yang tidak bermanfaat lambat laun semakin berkurang; (3) pelajar semakin sadar akan koneksi yang tepat; (4) latihan memperkuat respon yang tepat dan gerakan menjadi efisien. Thorndike membagi hukum asosiasi stimulus respon yang mempengaruhi belajar menjadi: (1) Law of readiness; (2) Law of exercise; (3) Law of effect. Law of readiness atau hukum kesiapan menyatakan bahwa belajar akan berlangsung efektif bila siswa yang bersangkutan telah siap untuk menyesuaikan diri dengan stimulans dan telah siap untuk memberikan respons. Hal ini didukung oleh pendapat Ateng bahwa hukum kesiapan artinya individu akan belajar dengan cepat dan efektif apabila ia telah siaga atau siap, yakni telah matang dan telah ada kebutuhan untuk itu. Belajar akan lebih lancar jika materi yang disajikan cocok dengan kebutuhan individu. Sebaliknya individu akan terganggung dan tidak tertarik bila belum siap. Semakin individu matang mendekati kesiapan semakin memuaskan pula aktivitas yang dilakukan. Selanjutnya Singer berpendapat bahwa keberhasilan dari suatu latihan tergantung kepada tingkat kesiapan siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar. Dengan tingkat kesiapan yang memadai motivasi siswa akan timbul, keadaan ini sangat menguntungkan bagi kesiapan pelaksanaan pembelajaran. Law of exercise atau hukum latihan menyatakan bahwa mengulangulang respons tertentu sampai beberapa kali akan memperkuat koneksi antara stimulus dan respons. Pertauran yang erat ini akan dikembangkan dan diperkuat melalui pengulanagn yang memadu jumlahnya. Koneksi akan menjadi lemah bila latihan tidak diteruskan. Oleh sebab itu istilah penguaran disini berarti respon tertentu akan diberikan jika situasi yang sama akan terjadi kembali. Inti dari hukum ini adalah pengulangan yang dilakukan melalui latihan akan membuat pengulangan akan semakin mendekati penguasaan gerak. Hal ini didukung oleh pendapat Ateng bahwa hukum latihan menyatakan bahwa latihan akan memperbaiki koordinasi, irama gerak, 58


efiesiensi energy, lebih terampil dan membuat kinerja lebih baik. Sebagai akibat latihan, jalur antara situasi dan tindakan akan lebih baik dan lebih permanen. Hal ini memastikan bahwa untuk menguasai keterampilan bolavoli dibutuhkan latihan. Law of effect atau hukum pengaruh menunjukkan bahwa pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan lebih menggiring seseorang untuk mengulangi lagi dari pada yang tidak menyenangkan. Seseorang cenderung mengganti pengalaman yang tidak menyenangkan dengan pengalaman yang lebih menyenangkan. Pertanyaan 1. Apa nama masing-masing tahap pembelajaran dalam model Fitts dan Posner? Bagaimana nama mencerminkan tahap yang sesuai? 2. Jelaskan bagaimana peran instruktur bergeser saat pembelajar berkembang melalui tiga tahap pembelajaran Fitts dan Posner. 3. Bagaimana model orang lain berbeda dari Fitts dan Posner? 4. Tentukan fiksasi dan diversifikasi, dan jelaskan hubungannya dengan keterampilan tertutup dan terbuka. 5. Jelaskan bagaimana peran instruktur bergeser saat pembelajar berkembang melalui model pembelajaran dua tahap non-Yahudi. 6. Cantumkan lima karakteristik kinerja yang dapat membantu Anda menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi. 7. Apa arti istilah "pembekuan derajat kebebasan"? 8. Apa dua konsekuensi dari otomatisitas? 9. Jelaskan bagaimana para ahli mampu membangun representasi masalah gerakan yang lebih baik. 10. Apa yang dapat Anda cari untuk mengetahui apakah kemampuan deteksi dan koreksi kesalahan peserta didik telah meningkat? Apakah Anda memiliki saran di luar yang tercantum dalam bab ini? 11. Mengapa asumsi palsu bahwa seseorang tidak lagi belajar jika tidak menampilkan peningkatan kinerja? 12. Bandingkan dan ingat kontras dan tes transfer.

5

59


MENCIPTAKAN LATIHAN YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN Sesuai dengan perkembangan jaman, masa lalu kita lebih banyak menekankan pada pembelajaran keterampilan bola voli secara perseorangan, namun pada jaman modern ini penulis ingin membahas pembelajaran keterampilan bola voli dengan cara bermain, yakni cara memadukan dan menggunakan keterampilan-keterampilan perseorangan dengan pendekatan permainan yang berlawanan dengan pendekatan tradisional. Pada pendekatan permainan mendorong para siswa untuk menemukan apa yang akan dilakukan dalam pertandingan, ini merupakan sebuah metode pengajaran penemuan yang dipandu dan memberikan wewenang pada anak-anak untuk memecahkan masalah yang muncul dalam permainan, yang merupakan suatu bagian yang sangat menyenangkan dalam permainan. Atas dasar hasil dari pengalaman dalam bola voli, dengan menggunakan pendekatan tradisional, yakni pertama-tama dengan memperkenalkan setiap keterampilan dasar olahraga dan diikuti dengan memperkenalkan taktik pertandingan, tetapi pendekatan ini telah terbukti kurang banyak menguntungkan. Alasan pertama, pendekatan ini mengajarkan keterampilan bola voli di luar konteks pertandingan. Para siswa bisa belajar melakukan passing, umpan, spike, dan digging, tetapi mereka mengalami kesulitan menggunakan keterampilan-keterampilan ini dalam pertandingan. Hal ini terjadi karena mereka belum mengerti keterampilan teknis bola voli yang mereka temui dalam permainan yang sesungguhnya. Alasan kedua, memperlajari keterampilan-keterampilan perseorangan dengan melakukan latihan yang berulang-ulang di luar konteks permainan benarbenar membosankan. Permasalahan utama yang sangat patal dalam olahraga adalah instruksi yang berlebihan yang menyebabkan hilangkannya motivasi para siswa untuk melakukan olahraga tersebut. Pendekatan permainan ini diajarkan dengan menggunakan proses yang terdiri dari empat tahap. tahap-tahap tersebut sebagai berikut: 1. Memainkan permainan yang dimodifikasi. 60


2. Membantu siswa menemukan apa yang mereka butuhkan untuk memainkan permainan dalam latihan. 3. Mengajarkan keterampilan-keterampilan yang bersipat permainan. 4. Mempraktikkan keterampilan dalam permainan lainnya. 1.

Memainkan Permainan yang Dimodifikasi Pada pertama latihan beberapa siswa sudah pernah melakukan servis, tetapi kebanyakan belum mengerti tentang peraturan, dan hanya sedikit diantara mereka yang mengetahui posisi-posisi dalam bola voli. Jika menggunakan pendekatan tradisional, maka akan memulainya dengan aktivitas pemanasan, kemudian siswa dibariskan untuk melakukan latihan passing yang mudah dan berlanjut ke keterampilan-keterampilan lainnya. Namun, dengan pendekatan permainan, latihan dimulai dengan memainkan suatu permainan yang dimodifikasi yang perkembangannya disesuaikan dengan tingkat para siswa dan juga dirancang untuk fokus terhadap pembelajaran yang spesifik (misalnya keterampilan passing). Memodifikasi permainan berarti menekankan jumlah situasi dalam permainan. Ini adalah satu cara “memandu� para siswa untuk menemukan taktik-taktik tertentu dalam permainan. Sebagai contoh, kita bisa menyuruh para siswa untuk memainkan suatu permainan 3 lawan 3 pada sebuah lapangan kecil di mana seorang siswa berperan sebagai pemain passing, satu orang sebagai pengumpan, dan satunya lagi sebagai penyerang. Tujuan permainan ini adalah untuk membuat passing-passing dalam usaha menyusun suatu serangan pada kontak ketiga. Memainkan permainan dalam cara seperti ini mendorong para siswa untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan dalam menyusun suatu serangan yang efektif. 2.

Membantu Siswa Memahami Pertandingan Ketika para siswa sedang bermain dalam permainan yang dimodifikasi, maka harus mencari titik yang tepat untuk “menghentikan� permainan dan mengajukan pertanyaan tentang kesalahan-kesalahan yang telah dilihat. Ketika melakukan permainan ini, berarti kita telah membantu mereka memahami dari tujuan permainan secara lebih baik apa yang mereka harus lakukan untuk mencapai tujuan, dan juga keterampilan apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan permainan tersebut. Mengajukan pertanyaan yang tepat merupakan suatu bagian yang sangat penting dari pembelajaran. Pada dasarnya, secara harfiah, “Apa yang 61


siswa perlukan untuk mencapai keberhasilan dalam situasi ini�. Terkadang siswa membutuhkan lebih banyak waktu untuk memainkan permainan, atau kita mungkin perlu memodifikasi permainan lebih lanjut sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk menemukan apa yang perlu mereka lakukan. Cara ini mungkin membutuhkan lebih banyak kesabaran dan kerja dalam peranan kita sebagai pelatih, cara ini adalah merupakan cara yang efektif bagi anakanak untuk belajar. Sebagai contoh, kepada para siswa yang sedang memainkan suatu permainan dengan tujuan untuk membuat passing bawah yang benar, tetapi mereka mengalami kesulitan dalam melakukannya. Maka sebaiknya menyela permainan itu dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :  Apa yang harus kamu lakukan dalam permainan ini?  Apa yang harus kamu lakukan untuk mengarahkan bola ke pengumpan?  Siapa yang harus mengambil dan melakukan passing bola yang jatuh di area kanan belakang lapangan?  Siapa yang harus menanggapi datangnya bola dan melakukan passing jika bola itu dipukul mengarah ke antara pemain kiri belakang dan pemain kanan belakang? Pada awalnya mengajukan pertanyaan yang tepat tampaknya sulit karena siswa baru memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman sama sekali tentang permainan bola voli. Lewat permainan yang dimodifikasi dan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan peran kita sebagai pelatih, bahwa keterampilan passing dan kesadaran taktik yang akurat merupakan hal yang mendasar demi keberhasilan siswa dalam menjalankan suatu serangan yang efektif. Yang tidak kalah penting, selain memberitahu mereka tentang keterampilan apa yang siswa butuhkan, lebih baik kita mengarahkan siswa pada bagian lebih penting dari pendekatan permainan. 3.

Mengajarkan Keterampilan Permainan Jika para siswa Anda sudah memahami keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan untuk keberhasilan dalam permainan. Maka kita, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan spesifik ini lewat aktivitasaktivitas yang terpusat dalam suatu situasi permainan yang spesifik. Ini adalah suatu pendekatan yang lebih tradisional untuk mengajarkan 62


keterampilan-keterampilan bola voli yang akan dijelaskan dalam bab brikunya. Jenis pembelajaran ini sebaiknya diterapkan pada awal musim pertandingan sehingga para siswa akan mulai menguasai keterampilanketerampilan yang akan membuat permainan menjadi lebih menyenangkan. 4.

Mempraktikkan Keterampilan Dalam Permainan Sebagai seorang pelatih tentunya mempunyai keinginan agar siswa meraih keberhasilan dalam mempelajari keterampilan olahraga, dan cara terbaik bagi mereka untuk mendapatkan keberhasilan lebih awal adalah dengan cara menciptakan suatu keuntungan tambahan bagi para siswa. Seperti yang diuraikan dalam poin ke 3, kita bisa menempatkan mereka dalam situasi permainan yang lain, misalnya dengan suatu tambahan untuk posisi pertahanan. Sebagai contoh, daripada hanya memiliki satu orang pemain passing tambahan di posisi kanan belakang dan mungkin juga di posisi tengah belakang. Maksud digunakannya cara ini adalah, bahwa dengan jumlah pemain passing yang lebih banyak di lapangan, siswa akan lebih berhasil melakukan passing dan memberikan bola kepada pengumpan untuk selanjutnya melakukan serangan. Pertama-tama, untuk menggunakan suatu situasi permainan yang normal (yaitu, jumlah pemain yang khas untuk kelompok usia) dan selanjutnya memperkenalkan permainan-permainan di mana pihak mendapatkan pemain tambahan. Rangkaian ini memungkinkan untuk terlebih dahulu memperkenalkan kepada para siswa dalam suatu situasi yang serupa dengan yang akan mereka hadapi dalam pertandingan, dan membiarkan mereka menemukan tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam memainkan keterampilan yang diperlukan. Selanjutnya, mengajari siswa, untuk mempraktikkannya, dan kembali menempatkan mereka dalam permainan yang berbeda, kali ini dengan menggunakan pemain tambahan untuk memberikan mereka kesempatan meraih keberhasilan yang lebih besar. Namun, seiring dengan para siswa dalam meningkatkan keterampilan, mungkin tidak perlu lagi menyediakan pemain tambahan. Memiliki pemain tambahan akhirnya akan menjadi terlalu mudah dan tidak akan menantang para siswa untuk mengasah keterampilan siswa. Kuncinya adalah menyusun situasi yang mirip pertandingan untuk mencapai keberhasilan tetapi tetap tertantang untuk melakukannya. Cara ini akan memerlukan pantauan yang cermat pada peran pelatih, menyuruh para siswa 63


untuk memainkan sebuah permainan yang diubah ketika mereka sedang mempelajari keterampilan tersebut merupakan suatu cara yang sangat efektif untuk membantu mereka belajar dan berkembang. Inilah yang disebut pendekatan permainan. Dimana para siswa akan lebih banyak melakukan latihan, dan mempelajari bagaimana keterampilan siswa dalam mencapai keberhasilan dan menyenangkan dalam permainan bola voli sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan pembalajaran keterampilan bola voli yang akan membantu mereka untuk berhasil.

6 64


TEKNIK DAN LATIHAN PERMAINAN BOLA VOLI INDIVIDU Seiring dengan semakin meningkatnya keterampilan siswa, sebagai seorang pelatih perlu meningkatkan pengetahuan. kita dapat melakukannya belajar dari pengalaman, melihat pertandingan, berdiskusi dengan pelatih yang lebih berpengalaman, mengikuti kursus-kursus pendidikan pelatihan, dan mempelajari berbagai sumber tentang keterampilan-keterampilan tingkat lanjut. Keterampilan bola voli dasar yang akan diajarkan kepada siswa pada tingkat remaja meliputi passing (bawah dan atas), servis (dan menerima servis), memukul bola atau menyerang, dan membendung atau blocking. Menguasai keterampilan perseorangan ini akan memungkinkan siswa dapat melakukan permainan yang spesifik dengan lebih baik di sepanjang pertandingan. Keterampilan dasar ini tersaji sebagai suatu pondasi untuk bermain bola voli dengan baik di semua tingkat. A. PASSING Dalam bola voli, untuk mengendalikan bola dan mengoperkan bola ke pemain dilakukan dengan menggunakan passing bawah atau passing atas. Suatu serangan terdiri dari tiga kontak bola. Suatu passing yang akurat dan cekatan akan memungkin-kan pengumpan menempatkan bola secara tepat untuk kontak ketiga yang dilakukan oleh pemukul atau penyerang dalam menyelesaikan serangan. 1. Passing Bawah Passing bawah digunakan untuk menerima servis, spike yang diarahkan dengan keras (hard driven), bola-bola jatuh dan bola yang mengarah ke jaring. Selain itu, dalam situasi darurat, passing bawah bisa digunakan untuk memberikan umpan ke penyerang, khususnya ketika passing terlalu rendah untuk diumpankan dengan menggunakan passing atas. Passing bawah merupakan jenis passing paling umum yang digunakan dalm bola voli, dan semua pemain harus mempelajari cara melakukan passing bawah karena mereka akan berotasi melewati semua posisi di lapangan. 65


Ketika sedang bersiap-siap untuk melakukan passing bawah, pertama-tama siswa bergerak untuk mencegat jalur bola. Kepala tetap mendongak ke atas untuk mengikuti bola ketika bola mendekat, siswa memperkirakan suatu posisi siap dengan bola terbuka menyamping dan sedikit terhuyung dengan jari-jari kaki ke depan dan lutut membungkuk Selanjutnya, kedua tangan harus disatukan, dengan ibu jari dan pergelangan tangan saling menempel. Jari-jari dan telapak tangan ditahan dalam posisi seperti mangkuk dalam suatu posisi tangan mengepal seperti kepalan tinju, atau dengan telapak tangan saling berhadapan dan jari-jari saling mengunci. Cara ini membantu memastikan bola melambung ke sasaran. Ketika siswa membuat kontak dengan bola, pinggangg tetap sedikit dibungkukkan dan lutut dilenturkan; dia memindahkan berat badan menjadi agak maju ke bola atau melangkah sedikit ke arah sasaran dengan kaki yang berada di depan untuk mulai memindahkan berat badan. Kepala dan bahu siswa harus diposisikan sedikit di depan lutut. Lengan harus dikendurkan dan diulurkan di depan tubuh, sambil mempertahankan bidang passing pada bagian lengan bawah agar tetap rata. Ketika bola jatuh kira-kira setinggi pinggang siswa menyentuh bola pada permukaan lengan bawah, antara pergelangan tangan dan siku. Bola harus disentuh dari bagian bawah dan belakang bola. Siswa menghentikan lengannya pada saat kontak, mempertahankan suatu posisi “berhenti� dengan permukaan lengan, tubuh, dan kaki semua menghadap ke sasaran dan berat badan dipindahkan ke arah sasaran. Bidang passing harus tetap dipertahankan kira-kira setinggi mata dan siku. Ketika menggunakan passing bawah, siswa juga dapat menggunakan suatu teknik yang disebut bidang miring (platform tilt) untuk membantu melakukan passing yang diarahkan langsung ke sasaran yang dimaksud. Teknik ini digunakan ketika siswa tidak mampu menghadapi sasaran segaris dengan pinggul, tangan, dan permukaan lengan. Permukaan lengan tetap rata, tetapi sudut di mana bola dipukul dan dilambungkan dari permukaan lengan disesuaikan dengan menjatuhkan bahu yang paling mendekati sasaran untuk memungkinkan dilakukannya passing. Berat badan masih dipindahkan ke arah sasaran, dan setelah terjadi kontak, lengan melakukan gerakan yang mengikuti, arah bola ke sasaran dan kemudian berhenti. 2. Passing Atas Passing atas adalah umpan, di mana pemain yang berada dalam posisi pengumpan untuk menyusun suatau serangan. Pengumpan menentukan 66


pemain mana yang berada dalam posisi terbaik untuk menyerang dan selanjutnya menggunakan passing atas untuk menempatkan bola ke arah di mana penyerang dapat memukul bola dengan agresif ke atas jaring. Pengumpan adalah pemain passing atas yang paling terbaik di dalam tim; semua pemain akan menggunakan passing atas untuk memainkan sebuah bola yang berada lebih tinggi dari tingkat dahi atau untuk menjaga bola agar dapat dimainkan di atas jaring ketika sebuah serangan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Agar dapat memainkan sebuah passing atas dengan sukses, pemain pertama-tama harus bergerak ke suatu posisi untuk memainkan bola, kemudian memperkirakan posisi siap yang benar. Ketika sedang bersiap-siap untuk mengumpankan bola, pengumpan mengambil suatu posisi di posisi tengah depan atau kanan depan lapangan, satu atau tiga meter dari jaring, dan menghadap sisi kiri lapangan. Ketika sedang menggunakan sebuah passing atas untuk passing biasa dan tidak untuk umpan, pemain biasanya harus menghadapi penyerang sisi lawan untuk memberikan bola dalam suatu lemparan yang tinggi melintasi lapangan. Lutu pemain harus agak ditekuk, dengan berat diarahkan ke bola-bola kaki. Setelah memperkirakan posisi siap dengan bersiap-siap untuk memainkan bola, pemain akan melengkungkan kedua tangan di atas dahi dengan berbentuk bola yang dibentuk dengan ibu jari dan jari telunjuk Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang, dan jari-jari direntangkan dan dikendurkan empat sampai delapan inci dari dagi seolah-olah dengan memegang sebuah bola voli. Pemain menyentuh bola di atas dahi dengan menggunakan jari-jarinya bukan dengan telapak tangan. Kemudian, pemain mengangkat kedua bahu ke arah sasaran sebelum menerima bola untuk membantu meyakinkan bahwa bola akan mengarah ke sasaran yang dimaksud. Ketika kontak terjadi, pemain mengulurkan lengan dan kaki naik ke atas, sambil memindahkan berat badan ke arah sasaran. Sebuah passing atas biasa dapat digunakan di sisi lapangan mana saja dan oleh pemain apa saja. Tetapi, pengumpan adalah pemain utama yang akan menggunakan passing atas untuk mengumpankan bola ke penyerang, walaupun pemain lain bisa mendekat untuk membantu jika pengumpan tidak mampu mengumpankan bola. Pengumpan harus mengumpankan bola sejauh setengah atau satu meter dari jaring atau menjauhi jaring. Cara ini memastikan bahwa penyerang memiliki cukup ruang untuk melakukan lompatan dan ayunan dan akan memungkinkan “Memukul Bola�. Idealnya, 67


seorang pengumpan harus mencoba untuk menempatkan umpan di area atau dekat area di depan tempat tangan penyerang yang sedang memukul ketika dia mengayunkannya; umpan harus cukup tinggi agar dapat disentuh di puncak jangkauan penyerang. Selain itu, sebagai pengumpan harus bisa mengendalikan kecepatan pada saat serangan dibuat. Sebagai contoh, untuk penyerang yang berusia lebih tua atau lebih kuat, pengumpan bisa merendahkan tinggi bola pada saat mengumpan, sehingga memangkas waktu antara umpan dan serangan ke atas jaring. Untuk penyerang yang lebih muda dan kurang terampil, pengumpan bisa melambatkan serangan dengan mengumpankan bola lebih tinggi sehingga penyerang memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pukulan. Banyak pengumpan pemula mencoba untuk menempatkan bola terlalu dekat ke jaring, yang tidak memungkinkan penyerang memiliki sudut yang diperlukan untuk mengarahkan serangan melewati pemain lawan yang melakukan blocking di sekitar jaring. 3.

Digging Digging adalah sejenis passing yang digunakan untuk menyelamatkan suatu pukulan keras atau bola yang rendah untuk menjaga bola tetap naik dan tetap bisa dimainkan. Biasanya digging dimainkan dengan menggunakan passing bawah atau variasi dari passing ini, yakni passing satu tangan, roll, dalam mengejar bola atau dalam situasi darurat. Mekanisme dari digging sama dengan passing bawah. Perbedaan yang utama adalah dalam passing bawah, pemain memiliki waktu untuk bergerak, mempersiapkan posisinya dan memainkan bola, tetapi dalam digging, pemain harus bereaksi dan memainkan bola dengan sedikit waktu untuk memposisikan dirinya secara strategis. Ketika sedang melakukan digging, setelah bergerak ke posisi terbaik dapat dicapai, pemain harus berada dalam posisi merendah yang serendah mungkin untuk menambah waktu bersiap memainkan bola sebelum diadakan kontak. Pemain menekuk lututnya, menjaga punggung tetap lurus, sambil bergerak ke arah bawah bola dan bertahan dalam posisi rendah, terkadang bahkan sampai menyentuh lantai Pada waktu menyentuh bola, pemain melindungi bola dan menyerap tenaga dengan mengendurkan permukaan passing ke lantai dan menjatuhkan berat badan. Pemain mengarahkan bolanya dengan tinggi dan mengarah ke tengah lapangan atau ke arah sasaran passing yang berbeda. B. SERVIS 68


Di tingkat remaja, pemain harus memperlajari empat jenis servis; servis tangan bawah, servis roundhouse/servis cekis, servis tangan atas, dan servis lompat/jump service. 1.

Servis Tangan Bawah Dalam bola voli, kebanyakan pemain mempelajari cara menguasai servis tangan bawah sebelum mempelajari jenis servis lainnya. Servis tangan bawah lebih mudah dikendalikan daripada servis tangan atas. Kerana jenis ini tidak melibatkan gerakan melempar, servis tangan bawah memungkinkan pemain menempatkan bola ke dalam permainan dengan lebih mudah. Namun, pelatih seringkali memperkenalkan servis tangan atas ketika siswa sudah cukup kuat untuk melemparkan bola ke atas jaring dari garis servis dengan satu tangan. Ketika siswa sudah cukup kuat untuk menggunakan servis tangan atas dengan sukses, mereka harus menggunakannya kapanpun bila memungkinkan karena jenis servis ini memberikan kesempatan yang lebih baik untuk mencetak nilai daripada menggunakan servis tangan bawah. Ketika sedang bersiap-siap untuk melakukan servis, pemain dapat berdiri di mana saja di sepanjang dan di belakang garis ujung lapangan. Pemain mulai dengan kedua kaki dalam posisi sedikit terhutung dan berat badan tertumpu ke kaki belakang (sisi pukul). Pinggang pemain agak membungkuk ke depan. Bola dipegang setinggi pinggang atau lebih rendah dengan tangan yang tidak memukul, yang disebut juga shelf. Bola harus sejajar dengan bahu tangan yang memukul dan berada di depan tubuh. Untuk membuat kontak dengan bola, tangan yang memukul pertamatama diulurkan ke belakang, dan diayunkan ke depan seiring dengan pemain menjatuhkan tangan shelf. Tangan yang mumukul menyentuh bola tepat di bawah tengah belakang bola. Kontak bisa dilakukan dengan menggunakan pangkal telapak tangan yang terbuka, pangkal telapak tangan dan jari-jari yang membentuk setengah kepalan tinju tertutup atau sebuah kepalan tinju tertutup. Ketika tangan mengayun ke depan untuk menyentuh bola, pemain memindahkan berat badannya dari kaki belakang ke kaki depan. Setelah terjadi kontak dengan bola, berat badan pemain tetap berada di kaki depan sedangkan tangan yang memukul terus naik dan menuju ke atas jaring. Tangan yang memukul dan kaki belakang harus tetap sejajar dengan sasaran di sepanjang gerakan lanjutan. Setelah melakukan servis, pemain harus segera bergerak ke dalam lapangan dan mengambil posisi bertahan. 69


2.

Servis Roundhouse/Servis Cekis Seorang pemain bisa menghasilkan pukulan yang lebih bertenaga dengan servis roundhouse daripada yang dia hasilkan dengan servis tangan bawah karena servis roundhouse melibatkan lebih banyak kelompok otot. Servis roundhouse juga menggunakan putaran bahu dan tubuh untuk menambah kekuatan servis. Jenis servis ini melibatkan suatu lemparan sehingga memutuhkan lebih banyak keterampilan dan konsistensi daripada servis tangan bawah. Hal ini disebabkan karena jenis servis ini mengajari para pemain muda untuk menggunakan tenaga putaran bahu (memutar tubuh), yang akan membantu mereka memahami gerakan yang tercakup dalam servis tangan atas. Ketika sedang bersiap diri untuk melakukan servis, pemain bisa berdiri di maan saja sepanjang dan di belakang garis ujung lapangan. Pemain menghadap garis tepi dengan kaki depan (kaki yang tidak memukul) agak mengarah ke tiang jaring. Kaki di-tempatkan agak mengang-kang, dengan berat badan di kaki belakang. Kaki belakang agak dihadapkan ke arah garis sisi. Dengan menggunakan tangan yang tidak digunakan untuk memukul, pemain mengangkat bola (dengan sedikit atau tanpa putaran) sedikit di depan tubuh dan mengara ke jaring, di depan di mana bahu yang tidak memukul akan berotasi terhadap bola. Ketika pemain mengangkat bola dengan lemparan, dia mengayunkan tangan yang memukul ke bawah dan belakang pinggul, merotasi bahu kea rah bola, dan menggerakkan tangan yang memukul di atas kepala untuk menyentuh bola. Kontak dengan bola dilakukan pada perpanjangan tangan penuh di depan tubuh. Ketika tangan mengayun ke depan, pemain memindahkan berat ke depan arah kaki depan; dia memutar pinggul ke arah jaring, diikuti oleh bahu, sehingga tubuh bergerak ke kontak dan menghadap ke jaring setelah kontak. Kontak data dibuat dengan menggunakan pangkal telapak tangan yang terbuka atau pangkal telapak tangan dengan setengah kepalan tinju. Tangan yang memukul harus membuat kontak bola di bawah bagian tengah belakang bola. Pemain dapat menggunakan suatu gerakan meninju dengan tanpa hentakan pergelangan tangan dan sedikit gerakan lanjutan untuk menghasilkan bola yang melayang di udara (disebut servis melayang) atau dia dapat menggunakan suatu gerakan menghentakkan per-gelangan tangan dan gerakan lanjutan untuk menghasilkan bola dengan putaran (disebut servis topspin). Setelah melakukan servis, pemain harus segera masuk ke dalam lapangan dan mengambil posisi pertahanannya. 70


3.

Servis Tangan Atas Melakukan servis tangan atas mungkin merupakan sesuatu yang menatang bagi siswa. Untuk menggunakan servis ini, siswa harus mampu melempar secara konsisten dan harus memuliki kekuatan serta koordinasi untuk memukul bola ke atas jaring dengan menggunakan suatu gerakan melempar tangan atas. Karena servis tangan atas membutuhkan lebih banyak koordinasi, pemilihan waktu, dan kekuatan, kita harus mengajarkannya kepada siswa hanya setelah mereka menguasai servis tangan bawah atau servis roundhouse, atau setelah mereka mendemonstrasikan kekuatan melemparkan bola ke atas jaring dengan menggunakan gerakan servis tangan atas. Ketika sudah dikuasai, servis tangan atas akan lebih serba guna karena memiliki kecepatan, kekuatan, dan kendali yang lebih besar (serta penempatan yang lebih baik) daripada servis tangan bawah. Ketika sedang bersiap diri melakukan servis, pemain dapat berdiri di mana saja di sepanjang dan di belakang garis ujung lapangan. Kaki pemain dalam satu posisi yang sedikit terhuyung dengan kaki di sisi yang tidak memukul berada di bagian depan; lutut ditekuk, dan berat badan berada tertumpu di kaki belakang. Bahu pemain dihadapkan ke jaring atau agak terbuka terbuka ke garis tepi. Bola dipegang dengan tangan menggunakan yang tidak memukul atau shelf kira-kira setinggi pinggang atau bahu di depan bahu sisi yang memukul. Pemain pertama-tama melihat ke sasaran, selanjutnya fokus ke bola. Untuk servis tangan atas, lemparan merupakan kunci keberhasilan. Sebuah bola yang dilemparkan terlalu tinggi atau terlalu rendah, terlalu jauh ke depan, terlalu jauh ke belakang, atau terlalu jauh menyamping akan memaksa pemain “mengejar� lemparan dan bergerak keluar dari rangkaian gerakan sebelum kontak yang benar. Untuk membuat lemparan, pemain “mengangkat� bola kirakira setinggi 30 sampai 45 cm dari tangan yang memegang bola ketika tangan direntangkan secara penuh. lemparan harus sejajar dengan bahu yang memukul dan sedikit mengarah ke jaring. Ketika bola dilemparkan, pemain menggerakkan tangan yang memukul ke belakang dan naik ke atas sehingga siku terangkat tinggi dan tangan berada dekat dengan telinga; bahu berputar kembali ke arah sisi tangan yang memukul (siku ke arah belakang). Ketika bola mencapai titik tertinggi, sambil melihat ke arah bola, pemain mengayunkan tangan yang memukul secepat mungkin, 71


diikuti liukan pinggul dan bahu (putaran), diikuti oleh siku yang tinggi, dan selanjutnya pergelangan tangan dan tangan. Kontak dibuat di belakang bola (tepat di bagian bawah tangan bola) dengan menggunakan pangkal telapak tangan dari telapak tangan yang terbuka atau setengah kepalan tinju. Pemain menggunakan suatu gerakan “meninju� dengan sedikit atau tanpa gerakan lanjutan. Jenis kontak ini memungkinka bola melayang melintasi jaring, yang menyebabkan kesalahan penghitungan dan suatu kemungkinan passing yang buruk olrh penerima bola (pemain juga dapat menggunakan suatu gerakan hentakan pergelangan tangan dan gerakan lanjutan untuk menghasilkan topspin). Ketika dia membuat kontak, pemain memindahkan berat badannya dari kaki belakang ke kaki depan. Setelah melakukan servis, pemain harus segera kembali ke dalam lapangan untuk mengambil posisi pertahanannya. Terkadang, mungkin pemain perlu menggunakan suatu langkah pendek dengan kaki yang berada di depan ketika bola dilemparkan untuk menambah beberapa kekuatan tambahan ke dalam servis. Langkah ini seringkali di-gunakan oleh pemain yang memiliki tubuh kecil dan lebih lemah sehingga daya gerak tubuh membantu menambah tenaga untuk membawa bola ke atas jaring. Pemain yang lebih kuat juga dapat menggunakan langkah untuk menambahkan tenaga lebih banyak lagi terhadap servis mereka. Selain itu, langkah ini dapat membantu mengajari siswa tentang mekanisme awal untuk servis lompat. Ketika langkah digunakan, posisi awal tangan dan tubuh adalah sama dengan servis apapun, dan gerakan dalam servis adalah “melangkah, melempar, mengayun�. Sebagai contoh, seorang pemain yang bermain dengan menggunakan tangan kanan atau tidak kidal berdiri di sudutnya dengan kaki kiri di depan, sehingga dia akan mengambil suatu langkah pendek dengan kaki kiri, melempar bola, dan mengayun. 4.

Servis Lompat Servis lompat adalah jenis servis yang paling lanjut dari keempat jenis servis yang ada. Ketika sedang memainkan servis ini, pemain harus melompat ke udara (hampir sama dengan suatu serangan ke arah jaring) untuk menyentuh bola yang dilemprkan. Servis lompat dapat menambah lebih banyak tenaga ke servis dan membuat pemain lawan lebih sulit untuk dikuasai oleh siswa, karena servis ini tidak hanya mencakup mekanisme yang benar (seperti dalam servis tangan atas), tetapi juga pemilihan waktu 72


atau timing yang akurat untuk melempar, menyambut, dan melompat. Kita harus mencadangkan servis ini untuk siswa yang telah menguasai servis tangan atas dan pendekatan yang digunakan untuk serangan-serangan di atas jaring. Ketika sedang mempelajari servis lompat, siswa perlu mengetahui bahwa dua gerakan bola yang berbeda dapat diberikan pada bola saat diadakan kontak, yaitu melayang dan topspin, dan bahwa ada mekanisme spesifik untuk masing-masing gerakan (seperti dalam servis tangan atas dengan cara berdiri). Selain itu, siswa harus ingat bahwa lemparan merupakan hal uang sangat penting dalam melakukan servis lompat yang baik. Sebuah bola yang dilemparkan terlalu rendah, terlalu jauh ke depan, atau terlalu menyamping akan menyebabkan pemain servis bergerak keluar dari rangkaian gerakan sebelum kontak yang benar. Ketika sedang bersiap untuk servis, pemain harus mempunyai posisi yang baik di belakang garis ujung untuk memungkinkan suatu lemparan dan pendekatan ke arah jaring. Pemain akan melompat dari belakang garis ujung dan mendarat di depan garis itu (ke dalam lapangan) setelah terjadi kontak. Kaki pemain berada dalam posisi sedikit tehuyung dengan kaki yang berada di sisi yang tidak memukul mengarah ke depan dab berat badan berada di kaki belakang. Bahu pemain harus menghadap ke jaring, hampir sama dengan sebuah servis lompat yang memungkinkan. Untuk sebauh servis lompat yang memungkikan bola melayang melewati jaring, seorang pemain kemungkinan besar akan menggunakan dua atau tiga tahap pendekatan untuk membantu melompat ketika bola dilemparkan. Melakukan servis lompat melayang hampir sama dengan melakukan layup dalam bola basket di man bola diangkat dan dilepaskan pada saat melompat, hanya saja pemain bola voli akan memukul bola dengan tangan yang lain setelah bola dilepaskan. Untuk servis ini, lemparan dilakukan lebih rendah dan bola diangkat lebih lama (dipegang oleh tangan sampai saat akhir ketika bola diangkat dan dilempar lebih dekat ke tubuh daripada untuk servis lompat topspin. Untuk suatu pendekatan tiga langkah, pemain melangkah ke depan dengan kaki depan, untuk mendekat sambil memegang bola dengan tangan yang tidak digunakan untuk memukul. Setelah menyelesaikan langkah pertama dan kedua (kiri, kanan, jika pemain tidak kidal), dan memulai langkah ketiga (takeoff), pemain melempar bola dengan “mengangkatnya� tidak lebih tinggi dari 30 sampai 45 cm di atas tangan yang tidak memukul di depan bahu yang memukul sambil melompat 73


ke udara, menggerakkan lengan ke belakang dengan siku tinggi dan tangan dejat dengan telinga. Lemparan untuk servis ini berada sedikit di depan tubuh, seperti ketika melakukan servis dari sebuah posisi yang tetap dalam servis tangan atas. Mata tetap melihat bola, pemain mengayunkan lengan yang digunakan untuk memukul dengan cepat ke depan, meliukkan pundak, siku tinggi, pergelangan tangan, dan melemparkan tangan dengan cepat kea rah bola. kontak dibuat dengan pangkal telapak tangan dan pergelangan tangan yang kaku untu mengarahkan bola bagian tengah belakang bola untuk menciptakan gerakan “melayang”. Setelah terjadi kontak, lengan yang memukul bergerak sedikit mengikuti bola ke arah sasaran, berhenti dengan telapak tangan menghadap ke arah sasaran. Jika Anda menggunakan gerakan dua langkah yang disingkat untuk servis lompat melayang, siswa mulai dengan langkah pertama pada sisi lengan yang memukul (kaki kanan jika oemain tidak kidal), mengangkat bola ketika dia memulai langkah kedua (takeoff), dan mengayunkan lengan yang memukul ke depan seperti yang dijelaskan sebelumnya. Untuk servis lompat yang menggunakan topspin pada bola, pemain umumnya menggunakan pendekatan tiga atau empat langkah yang sama dengan pendekatan spike yang kuat terhadap garis ujung ketika bola dilemparkan untuk membantu mempersiapkan lompatan. Untuk servis topspin lompat, pemain melempar bola dengan “mengangkatnya” sangat tinggi dan mengarah ke jaring sehingga pemain harus mengejar lemparan (menjaga bola tetap bergerak keluar dari tubuh dengan baik di depan tubuh) dengan menggunakan gerakan tiga atau empat langkah. Untuk langkah ketiga akan melibatkan kaki di sisi yang tidak memukul atau kaki pada sisi yang memukul untuk gerakan empat langkah. Ketika bola mencapai titik tertinggi, pemain menyelesaikan dua atau tiga langkah gerakan akhir dan melompat ke udara. Pada puncak lompatan, dengan mata tetap melihat bola, pemain menggerakkan lengan yang memukul ke belakang dengan siku tinggi dan tangan mendekati telinga. Selanjutnya, dia mengayun-kan lengan ke depan secepat mungkin, melempar bahu, siku, pergelangan tangan, dan telapak tangan ke bola. Pemain menyentuh bola dengan pangkal telapak tangan yang terbuka, menggunakan suatu hentakan pergelangan tangan untuk memberikan gerakan topspin. Setekah kontak terjadi, lengan yang memukul bergerak mengikuti bola ke arah sasaran (telapak tangan menghadao sasaran) dan terus ke “atas jaring”. 74


Setelah melompat, pemain servis dapat mendarat di dalam lapangan asalkan lompatan dimulai dari belakang garis ujung dan kontak dengan bola dibuat sebelum mendarat. Seperti halnya servis-servis lainnya, setelah pemain mendarat, dia harus segera mengambil posisi bertahannya. A. MEMUKUL BOLA Sebuah pukulan, disebut juga dengan spike atau serangan, adalah keahlian utama yang digunakan untuk memainkan bola di atas jaring. Bola dapat dipukul dalam beberapa cara yang berbeda tergantung pada kecepatan dan tinggi umpan, posisi pemain blocking dan pemain bertahan lawan, serta situasi pertandingan. Posisi siap ketika sedang mempersiapkan pukulan agak berbeda dari posisi siap untuk passing atau servis. Jika memukul bola, yang seringkali disebut dengan penyerang, berada dalam posisi blocking jaring atau harus berlari mengejar bola untuk melakukan digging, maka pertama-tama dia harus bergerak beberapa langkah menjauh dari jaring. Bergerak ke lokasi ini diarahkan pada bersikap siap sedia dan membantu meyakinkan bahwa pemain memiliki cukup ruang untuk mengejar sehingga dia dapat memukul bola dengan kekuatan penuh, sebagai contoh, seorang penyerang yang tdak kidal pada sisi kiri harus bergerak ke suatu posisi di atau di luar garis tepi kiri lapangan, sejauh sekitar 2 sampai 4 meter dari jaring. Pemain ini selanjutnya harus mengambil suatu posisi santai dengan kaki sedikit terhuyung, berat badan bertumpuk di kaki belakang, dan tubuh bagian pinggang agak condong ke depan; lengan tetap tenang di samping. dalam posisi ini, penyerang akan menunggu umpan, siap untuk mengambil posisi menyudut kea rah jaring ketika umpan dibuat. Penyerang yang bermain dengan tangan kanan di sisi kanan harus bergerak ke suatu posisi di atau di dalam garis tepi kanan lapangan, sejauh kira-kira 2 sampai 4 meter dari jaring. Penyerang sisi kanan selanjutnya harus mengambil posisi siap dan menunggu umpan. Ketika umpan dibuat, penyerang akan bergerak lurus (atau bergerak agak menyudut ke kanan) ke arah jaring. Bagi para penyerang kidal, posisi-posisi ini dibalik, yaitu bergerak lurus ke sisi kiri dan pendekatan menyudut ke sisi kanan (lihat “Memukul Sudut Lintas Lapangan� di halaman 102 untuk informasi lebih lengkap). Para penyerang biasanya menggunakan gerakan tiga atau empat langkah untuk melakukan pukulan, hampir sama dengan gerakan yang dilakukan untuk servis lompat (seperti yang dijelaskan di halaman 180). 75


Dalam gerakan tiga langkah untuk penyerang yang tidak kidal, langkah pertama diambil dengan kaki kiri; untuk penyerang kidal, langkah pertama diambil dengan kaki kanan. Langkah pertama ini harus merupakan langkah yang pendek dan lambat ke arah dimana bola diumpankan. Pada tahap kedua (kaki kanan untuk pemain yang lebih panjang, lebih cepat, dan lebih bertenaga. Pada langkah ini, dia menekuk kaki di sisi yang memukul sambil mengayunkan lengan yang diulurkan lurus ke belakang setinggi mungkin sebagai posisi untuk mendapatkan awalan dan daya yang lebih besar pada waktu takeoff. Selanjutnya, dia mengambil langkah terakhir, yaitu langkah penutup yang lebih pendek ke dalam lompatan, dengan menggunakan kaki di sisi yang tidak memukul. Ketika langkah penutup ini dimulai, lengan diarahkan ke depan dan naik menjauhi lantai untuk menyerang bola. Seiring dengan kaki membentur lantai pada langkah terakhir ini, pemain harus berusaha untuk memindahkan gaya geraknya dari pendekatan yang mengarah ke depan ke dalam lompatan vertikal. Ketika menyentuh bola, pemain harus membayangkan lengan sebagai sebuah cambuk dan tangan sebagai ujung cambuk. Sabetan cambuk mulai dengan liukan bahu menjauhi bola, dengan siku tangan yang memukul ditarik ke belakang tinggi dan menjauhi bahu, siku mengarah ke belakang. Secara berurutan, bahu, siku, lengan, dan pergelangan tangan mencambuk ke depan lagi untuk menyentuh bola. Penyerang membuat sentuhan di puncak bagian tengah belakang bola dengan telapak tangan yang kokoh dan terbuka; dia menggulung telapak tangan ke atas dan di atas bola dengan menggunakan aksi mencambuk. Setelah menyentuh bola, penyerang harus menyelesaikan gerakan menyerangnya dengan cepat dengan menggerakkan lengan yang memukul menyambung bola dan mengarah turun ke sasaran. Jika penyerang memukul kea rah dia menghadap, lengan yang memukul sebaiknya tidak menyilang ke tubuh tetapi justru harus berhenti di belakang paha sisi yang memukul. Jika kea rah dia menghadap, dia dapat menggunakan ayunan lengan yang menipu yang mana gerakan penyelesaiannya dapat lebih menyilang tubuh ke arah sasaran. Ingatkan siswa Anda bahwa akan terjadi pelanggaran jika mereka menyentuh jaring dengan tubuh apa pun ketika memukul bola. Mekanisme yang diagambarkan sebelumnya merupakan teknikteknik dasar memukul bola yang harus Anda ajarkan sebelumnya kepada siswa Anda. Namun, ketika siswa telah mempelajari mekanisme dasar ini, mereka dapat mempelajari cara menyesuaikan sentuhan pada bola untuk 76


serangan yang berbeda. Jenis-jenis pukulan berikut ini digunakan dalam situasi pertandingan yang beragam di tingkat remaja. 1. Hard-Driven Spike Hard-driven spike (spike keras) adalah sebuah pukulan yang kuat, biasanya dibuat pada kontak tim yang ketiga, yang digunakan untuk menjatuhkan bola ke dalam lapangan lawan. Ketika sedang menyentuh bola dengan menggunakan hard driven spike, pemain mengayunkan lengan ke depan dengan cepat, melemparkan bahu, siku, pergelangan tangan, dan tangan menuju ke bola (seperti yang dijelaskan sebelumnya). Dia menyentuh bagian belakang bola dengan pangkal telapak tangan. Pada saat menyentuh bola, menyerang mencambukkan telapak tangan dengan kuat dan menggerakkan lengan dan tangan mengikuti bola, menyambung gerakan bola seperti yang dijelaskan sebelumnya. Cambukan telapak tangan menghasilkan topspin yang menyebabkan bola menghujam ke lantai dengan cepat. 2.

Off-Speed Spike Off-speed spike (spike pelan) yang sering disebut rool shot adalah penempatan bola yang terkendali ke dalam satu ruang terbukan di lapangan lawan, yang sekali lagi, biasanya dilakukan pada kontak tim yang ketiga. Off-speed spike seringkali digunakan untuk menipu pertahanan lawan dengan mengatur timing atau menempatkan bola menuju area yang tidak dijaga. Ketika sedang menyentuh bola dengan menggunakan off-speed spike, pemain mengayunkan lengan ke depan dengan cepat, melempar bahu, siku, pergelangan tangan, dan tangan ke bola. Dia menyentuh bagian belakang bola dengan pangkal telapak tangan yang terbuka, sama seperti yang dilakukan dalam gerakan hard-driven spike. Namun, bukannya mengayun dengan kecepatan penuh, justru sebelum menyentuh bola, pemain melambatkan ayunan lengan dan memperlambat cambukan pergelangan tangan. Pada dasarnya, penyerang mulai dengan suatu ayunan penuh tetapi kemudian mengendurkannya tepat sebelum menyentuh bola dan memukul bola dengan lembut, dengan topspin yang lemah, mengarahkannya melewati pemain blocking atau ke area terbuka di lapangan lawan. 3.

Tip Tangan Terbuka Tip tangan terbuka adalah salah satu jenis pukulan lain yang digunakan untuk memperdayai para pemain bertahan lawan dengan 77


mengganti timing pukulan. Para pemukul menggunakan tip tangan terbuka untuk mencoba menempatkan bola dengan pelan melewati pemain blocking atau ke dalam area-area terbuka yang lain di lapangan lawan. Ketika sedang menyentuh bola dengan menggunakan tip tangan terbuka, sama halnya dengan posisi tangan yang terbuka, pemain mengayunkan lengan ke depan dengan cepat, melempar bahu, siku, pergelangan tangan, dan tangan ke bola. Dia menyentuh bola dengan alas jari-jari dari telapak tangan yang terbuka, sama halnya dengan posisi tangan untuk passing tangan atas. Kontak dilakukan tepat di bawah bagian belakang tengah bola ketika lengan dan tangan yang memukul berada sedikit di depan bahu yang memukul pada perpanjangan lengan penuh. Pukulan ini harus mengarahkan bola ke area yang bebas pertahanan dan jatuh ke lantai dengan cepat. 4.

Serangan Barisan Belakang Suatu serangan barisan belakang biasanya sama dengan suatu serangan jaring, tetapi serangan ini merupakan pukulan dari lapangan yang lebih dalam. Suatu serangan barisan belakang dapat dipukul ileh pemain apapun di dalam area lapangannya, dari mana saja di belakang garis serangan. Serangan ini dapat dimainkan sebagai spike berdiri (lihat tips melatih sebelumnya) atau sebagai serangan melompat. Ketika memukul suatu serangan dari barisan belakang, para pemain barisan belakang harus melompat dari belakang garis serangan dan dapat mendarat di depannya setelah melakukan kontak dengan bola. Untuk kontak dan gerakan penyelesaiannya, pemain dapat menggunakan teknik yang digunakan untuk hard-driven spike atau off-speed spike. Kontak dibuat dengan uluran penuh tangan yang memukul (setinggi yang dapat dicapai siswa Anda) dan dengan suatu hentakan pergelangan tangan, sehingga bola dapat melaju dan melintasi jaring. B. BLOCKING (MEMBENDUNG BOLA) Blocking atau membendung bola adalah suatu keterampilan bertahan yang digunakan untuk menghentikan atau memperlambat serangan lawan di daerah jaring. Pemain barisan depan apa pun berhak membendung pemukul tim lawan. Tujuan dalam melakukan blocking adalah untuk membendung suatu serangan sehingga bola kembali ke dalam lapangan lawan atau untuk menangkis/ membelokkan bola agar membendung tinggi ke udara pada sisi lapangan pemain blocking yang efektif membutuhkan pemilihan waktu 78


(timing) yang tepat. Pemain blocking juga harus mampu mengantisipasi serangan penyerang dan menentukan bagian jaring mana bola akan melintas. Jika pemain blocking sudah membaca, salah menilai, atau salah memperhitungkan waktu bergerak dan serangan pemain penyerang, maka blocking mungkin tidak memberikan banyak perlawanan. Akibatnya, penyerang belakang akan dipaksa untuk melindungi area lapangan lebih banyak dengan mencoba melakukan digging pada serangan yang dilancarkan (lihat “Digging� di halaman 166). Sebagai seorang pelatih, kita perlu menentukan apakah strategi akan melibatkan pemain blocking atau tidak. Suatu serangan tim yang menyerang memiliki kemungkinan lebih untuk mendapatkan nilai jika tanpa pemain blocking di dekat jaring. Tanpa pemain blocking mungkin lebih mudah bagi penyerang untuk mengendalikan serangannya yang kuat ke lapangan tim yang bertahan atau menempatkan serangan ke dalam area lapagan yang terbuka atau tidak ada pemain bertahan yang berada di area itu. Siswa harus menaksir lawan dengan teliti sebelum pertandingan untuk membuat keputusan yang tepat tentang apakah perlu menggunakan pemain blocking atau tidak. Kelompok usia yang latih merupakan faktor penting yang lain. Pada tingkat yang lebih muda, jika pemain tidak dapat menjangkau atas jaring, blocking yang terlalu sering mungkin belum siperlukan. Sedangkan bagi pemain yang lebih dewasa, blocking seringkali menjadi suatu bagian penting dari strategi bertahan. Bagi pemain yang lebih muda, karena ukuran lapangan yang dimodifikasi dan jumlah pemain di lapangan yang lebih sedikit, blocking biasanya dimainkan oleh seorang pemain blocking tunggal dan hanya membutuhkan cara mengatur kaki yang sederhana. Namun, untuk kelompok usia yang lebih dewasa dan permainan 6 lawan 6, dua pemain blocking dapat digunakan untuk menghadapi seorang penyerang untuk meningkatkan kesempatan menghentikan serangan di daerah jaring. Ketika bersiap-siap untuk melakukan blocking, seorang pemain harus memperkirakan posisi siap sambil melihat passing lawan ke pengumpan. Dalam posisi siap untuk melakukan blocking, pemain blocking berdiri menghadap jaring dengan kaki mengangkang kira-kira selebar bahu; lutu agak ditekuk, dan berat badan berada di bola kaki. Tangan diposisikan selebar bahu setinggi kepala antara tubuh dan jaring. Tangan harus terbuka dengan jari-jari terentang dan telapak tangan menghadap jaring. 79


Selanjutnya, ketika bola diumpankan ke penyerang, pemain blocking harus menggunakan suatu pola kaki “step-hop-step� atau melangkah sambil melompat untuk segera mendapatkan posisi yang berseberangan dengan tempat sasaran penyerang akan menyerangkan bola. Cara ini disebut dengan fronting the hitter atau menghadapi penyerang. Cara ini mengharuskan pemain blocking untuk mengantisipasi sasaran dan sudut di mana bola akan melintasi jaring sehingga mereka dapat menempatkan diri mereka sendiri di depan sudut tersebut. Sambil mempertahankan posisi siap di sepanjang gerakan, pemain blocking pertama-tama melangkah dengan kaki yang paling dekat dengan arah ke mana dia akan bergerak, atau suatu langkah ke kanan dengan kaki kanan atau langkah ke kiri dengan kaki kiri. Selanjutnya, dengan tanpa menyilangkan kaki, pemain mendorong kaki yang mengikuti dan mendekatkan kaki bersama di udara, mendarat dengan suatu langkah atau suatu lompatan sehingga kaki kembali mendarat dengan merentangkan kaki selebar bahu dan lutut ditekuk membungkuk dan siap di depan penyerang lawan ini, pemain blocking harus tetap dalam posisi membungkuk, menunggu melompat setelah penyerang melompat dan mulai mengayunkan tangan. Semakin jauh penyerang berada dari jaring ketika dia mnyentuh bola, maka semakin lama pula pemin blocking harus menunggu untuk melompar karena waktu yang diperlukan bola untuk melintasi jaring juga semakin banyak. Ketika pemain melompat untuk membendung serangan, dia meluruskan lutunya untuk melepaskan diri dari posisi siap. Dia mengangkat kedua tangan ke aras mendekati jaring, jika memungkinkan; jari-jari direntangkan, dengan pergelangan tangan dan jari-jari kokoh. Jika posisi pemain berada di garis tepi lapangan, tangan yang berada di luar harus agak dibelokkan ke arah dalam lapangan untuk menyerangkan bola kembali masuk dalam lapangan lawan. Jika blocking dilakukan di tengah lapangan, kedua tangan harus melingkupi bola. Pada dasarnya, kedua tangan dan lengan pemain bertindak sebagai suatu “backboard� untuk bola yang diserangkan. Pemain yang lebih kecil, kurang terampil dalam melompat, atau terlambat malompat direntangkan, tetapi pergelangan tangan akan dibengkokkan ke belakang. Soft block ini menangkis bola ke dalam lapangan pemain blocking sendiri sehingga dapat dimainkan oleh seorang teman satu timnya. Setelah membendung bola, pemain mendarat dengan kedua kaki, dengan lutut ditekuk untuk menetralkan lompatan. Kedua tangan tetap 80


diangkat tinggi untuk menjaganya tetap berada di depan bola lebih lama dan menghindarinya tersebut ke arah jaring pada waktu turun. Pada saat mendarat, pemain blocking harus siap bergerak kea rah manapun. Jika blocking menangkis bola kembali ke dalam lapangan lawan, maka pemaian blocking harus segera mengambil posisi siap di dekat jaring untuk bersiapsiap membendung serangan di daerah jaring. Jika pemain blocking menangkis bola ke dalam lapangannya sendiri dan bola masih dapat dimainkan, tim pemain blocking harus bersiap untuk membuat tiga kontak lagi terhadap bola. Oleh karena itu, jika blocking ditangkis ke dalam lapangan pemain blocking itu sendiri, maka pemain blocking harus bersiap diri untuk berlari menjauh dari jaring dan masuk ke dalam posisi untuk memainkan kontak yang selanjutnya. Kemudian, dia harus mengambil posisi siap untuk suatu serangan peralihan jika dia memiliki suatu kesempatan unuk menyelesaikan kontak ketiga untuk timnya (serangan).

7

PEMBELAJARAN DAN LATIHAN BOLA VOLI MODEL PERMAINAN

A. Teknik dan Laihan Passing Bawah Passing – Permainan di mana pemain melakukan kontak terhadap bola dan mengarahkannya ke udara, sehingga rekan satu tim dapat mengambil posisi untuk melakukan kontak selanjutnya. Passing bawah – Pukulan passing yang dilakukan pemain dengan mengunakan lengan bawahnya untuk memukul bola yang jatuh setinggi pingganggnya.

81


Gambar: 5.1 Teknik Passing Bawah 1 2 3 Melangkah Tungkai mulai Tungkai terjulur lalu berjongkok diluruskan. sambil dengan kaki Bola mengenai berjingkat. terkangkang; lengan bawah Gerak lengan lengan dijulurkan yang terjulur ke atas hanya ke depan lurus boleh sampai setinggi bahu

Sikap tangan dan lengan

Pembelajaran pasing bawah bolavoli perorangan, berpasangan, dan berkelompok 1.

Lempar tangkap dengan memutari lingkaran a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas. lalu bola ditangkap dengan sikap gerakan passing bawah. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Formasi pembelajaran memutar sesuai arah panah. sesuai dengan gerakan passing bawah (lihat gambar 5.2). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap sesuai dengan gerakan passing bawah.

82


Gambar: 5.2 Lempar tangkap dalam lingkaran 2. Lempar tangkap dengan melipat kedua kaki a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas kemudian menempatkan posisi tubuh di bawah bola dengan melipat kedua kaki di atas lantai untuk menangkap bola. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran maju mundur sesuai arah panah. (lihat gambar 5.3). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap.

Gambar: 5.3 Lempar tangkap dengan melipat kedua kaki 3. Memantul-mantul pakai papan modifikasi memutari lingkaran a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola. 83


b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas. Kemudian bola dipassing dengan papan modifikasi. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran menggeser dan memutar sesuai arah panah. (lihat gambar 5.4). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil mengenai papan.

Gambar: 5.4 Memantul-mantul bola dengan papan dimodifikasi 4. Mempassing bola di atas lantai pada dinding a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengendalikan bola. b. Cara melakukan Bola dipassing bawah di atas lantai ke dinding melalui lubang hulahoop. Setelah setiap melakukan gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara bergantian dengan formasi pembelajaran berlari sesuai arah panah. (lihat gambar 5.5). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil masuk hulahoop dengan sempurna.

84


Gambar: 5.5 Mempassing bola kelingkaran hulahoop 5.

Lempar passing dan memutari hulahoop a. Tujuan Menambah kepekaan mengendalikan bola (antisipasi terhadap bola). b. Cara melakukan Bola dilambungkan oleh pemain 1 ke pemain 2. Pemain 2 mempasing bawah kepemain 1 dengan variasi memutari lingkaran. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara bergantian dengan formasi pembelajaran maju mundur dan memutar sesuai arah panah (lihat gambar 5.6). c. Belajar dinilai baik apabila bola selalu melambung.

Gambar: 5.6 Lempar passing berpasangan 6.

Lempar passing dengan perubahan arah a. Tujuan Menambah kepekaan mengendalikan bola (antisipasi terhadap bola). b. Cara melakukan

85


c.

Bola digelindingkan di atas lantai oleh pemain 1. Bola di passing bawah oleh pemain 2 ke pemain 1. Pemain 1 menangkap dan mengelindingkan bola kembali ke pemain 2. Pemain 2 berpindah tempat dan mempasing bawah ke pemain 1. Dilakukan secara berurutan dengan formasi pembelajaran menggeser sesuai arah panah. (lihat gambar 5.7). Belajar dinilai baik apabila bola tidak melambung.

Gambar: 5.7 Gambar lempar passing secara bergeser 7.

Lempar passing dengan perubahan arah pada lingkaran segi 5 a. Tujuan Menambah kepekaan mengendalikan bola (antisipasi terhadap bola) b. Cara melakukan Bola dilambungkan oleh pemain 1 ke pemain 2. Bola di passing bawah oleh pemain 2 ke pemain 3. Pemain 3 mempassing bawah kepemain 1. Perpindahan tempat dilakukan secara berurutan setelah pemain melakukan passing bawah dan melempar dengan formasi pembelajaran sirkuit sesuai arah panah (lihat gambar 5.8). c. Belajar dinilai baik apabila bola selalu melambung.

86


Gambar: 5.8 Lempar passing dalam lingkaran 8.

Lempar passing dengan perubahan arah pada lingkaran segi 3 a. Tujuan Menambah kepekaan mengendalikan bola (antisipasi terhadap bola). b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola kepemain 2. Pemain 2 menerima dan mempasing bawah kepemain 3. Pemain 3 menangkap dan melempar bola kepemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara bergantian dalam formasi segi tiga sesuai arah panah. (lihat gambar 5.9) c. Belajar dinilai baik apabila bola selalu melambung.

Gambar: 5.9 Passing dengan perubahan arah 9.

Lempar passing dengan papan sejajar lutut 87


a.

Tujuan Memperbaiki gerak meluruskan tungkai. b. Cara melakukan Pemain 3 memegang bola dan pemain 2 mempasing bola yang dipegang pemain 2 ke pemain 1. serta meluruskan kedua lengan sejajar dengan dada. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara bergantian dengan formasi berbanjar dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.10). c. Belajar dinilai baik apabila bola dapat melambung.

Gambar: 5.10 Passing bawah sejajar lutut 10. Lempar, duduk pada bangku, passing bawah, dan berdiri a. Tujuan Memperbaiki gerak meluruskan tungkai. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola kepemain 2 yang duduk dibangku. Pemain 2 dalam posisi duduk berdiri dan mempassing bola ke pemain 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi duduk, berlari dan bergeser sesuai arah panah (lihat gambar 5.11). c. Belajar dinilai baik apabila bola dapat melambung.

88


Gambar: 5.11 Lempar passing pada bangku 11. Lempar passing bola menukik a. Tujuan Memperbaiki gerak meluruskan tungkai. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola dari atas dengan satu tangan kepemain 2. Pemain 2 mempassing bawah sejajar lutut ke pemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi berbanjar dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.12). c. Belajar dinilai baik apabila bola jatuh pada papan modifikasi di bagian tengah.

Gambar: 5.12 Menerima bola yang menuki 12. Lempar passing dengan papan modifikasi a. Tujuan Meningkatkan kemampuan menahan bola menukik. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola dari atas dengan satu tangan kepemain 2. Pemain 2 menahan bola dengan posisi melipat 89


kedua kaki di atas lantai. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi bersap dan bergeser sesuai arah panah (lihat gambar 5.13). c. Belajar dinilai baik apabila bola jatuh pada papan modifikasi di bagian tengah.

Gambar: 5.13 Passing bawah dengan menekuk lutut 13. Saling Lempar pada lingkaran hulahoop a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengendalikan bola. b. Cara melakukan Pemain 1 melambungkan bola ke tengah lingkaran hulahoop. Pemain 2 menangkap dan melambungkan bola ketengah lingkaran hulahoop. Pemain 3 menangkap bola dari pemain 2. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi berbanjar dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.14). c. Belajar dinilai baik apabila bola masuk ke lingkaran hulahoop bagian tengah.

90


Gambar: 5.14 Lempar tangkap pada hulahoop 14. Saling passing pada 3 lingran hulahoop a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola. b. Cara melakukan Pemain 1 mempassing bola ke tengah lingkaran tiga buah hulahoop yang di pegang pemain 3, 4, dan 5. Pemain 2 menerima dan mempassing bola ketengah lingkaran hulahoop. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi bersap dengan saling passing sesuai arah panah (lihat gambar 5.15). c. Belajar dinilai baik apabila bola masuk ke tiga lingkaran hulahoop bagian tengah.

Gambar: 5.15 Saling passing pada hulahoop 15. Saling passing melewati lingkaran hulahoop a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola. b. Cara melakukan 91


Pemain 1 mempassing bola ke tengah lingkaran hulahoop yang di pegang pemain 3, 4, dan 5. Pemain 2 menerima dan mempassing bola ketengah lingkaran hulahoop. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi berbanjar saling passing dengan bergeser sesuai arah panah (lihat gambar 5.16). c. Belajar dinilai baik apabila bola masuk ke tiga lingkaran hulahoop bagian tengah.

Gambar: 5.16 Saling passing pada hulahoop 16. Lempar passing pada hulahoop dengan posisi duduk a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke tengah lingkaran hulahoop yang di pegang pemain 3 dengan posisi duduk. Pemain 2 mempassing bola dengan lengan bagian bawah. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan ormasi berbanjar dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.17). c. Belajar dinilai baik apabila bola jatuh pada lengan bagian bawah.

92


Gambar: 5.17 lempar passing pada holahoop (dokumen pribadi) 17. Lempar tangkap pada hulahoop dengan posisi berdiri a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke tengah lingkaran hulahoop yang di pegang pemain 3. Pemain 2 menangkap dengan posisi gerakan passing bawah. Pemain 2 melempar bola ke pemain 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi berbanjar dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.18). c. Belajar dinilai baik apabila bola jatuh pada telepak tangan.

Gambar: 5.18 Lempar tangkap pada hulahoop 18. Lempar passing perubahan arah dengan pantulan a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengubah arah bola. b. Cara melakukan Pemain 1 melambungkan bola tinggi ke atas dan hingga bola jatuh di lantai. Pemain 2 mempassing bawah ke pemain 3. 93


Pemain 3 menangkap dan melempar bola ke pemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi segi tiga dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.19). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung tinggi.

Gambar: 5.19 Passing dengan pantulan 19. Lempar passing dengan pantulan pada lingkaran a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan menaksir arah bola. b. Cara melakukan Pemain 1 memantulkan ke lantai bola hingga bola melambung tiggi. Pemain 2 mempassing bawah ke pemain 3. Pemain 3 menangkap dan memantulkankembali. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi berbanjar dan maju mundur sesuai arah panah (lihat gambar 5.20). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung tinggi

94


Gambar: 5.20 Lempar passing dengan pantulan 20. Lempar passing perubahan arah dengan pantulan a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengubah arah bola. b. Cara melakukan Pemain 1 memantulkan bola ke lantai hingga melambung. Pemain 2 mempassing bawah dan jatuh di lantai. Pemain 3 mempassing bola ke pemain 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi segi tiga dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.21). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung tinggi

Gambar: 5.21 Lempar passing dengan pantulan 21. Passing bawah melewati net 95


a. Tujuan Memperbaiki kemampuan passing bawah dengan rintangan net. b. Cara melakukan Pemain 1 melemparkan bola melewati net. Pemain 2 mempassing bola hingga melambung tinggi ke pemain 3. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi bersap dan maju mundur sesuai arah panah (lihat gambar 5.22). c. Belajar dinilai baik apabila bola tidak menyentuh net.

Gambar: 5.22 Lempar passing di atas net (dokumen pribadi) 22.

Passing bawah kebelakang melewati net a. Tujuan Menyempurnakan teknik passing bawah dengan rintangan net. b. Cara melakukan Pemain 1 melemparkan bola ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke belakang hingga bola melambung melewati net. Pemain 3 menengkap bola. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi bersao dan berlari melewati bawah net sesuai arah panah (lihat gambar 5.23). c. Belajar dinilai baik apabila bola tidak menyentuh net.

96


23.

Gambar: 5.23 Passing ke belakang Lempar passing tangkap dengan rintangan net a. Tujuan Menyempurnakan ketepatan passing bawah. b. Cara melakukan Pemain 1 melemparkan bola melewati net ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 3. Pemain 3 menengkap bola. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi segi tiga dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.24). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung tinggi dan melewati net.

Gambar: 5.24 Lempar passing di atas net 24.

Lempar, passing dengan jatuhan tangkap melewati net a. Tujuan Menyempurnakan teknik passing bawah sambil menjatuhkan diri kebelakang. b. Cara melakukan 97


Pemain 1 melempar bola melewati net. Pemain 2 mempassing melakukan jatuhan kematras dan kembali berdiri untuk melakukan passing bawah. Pemain 3 menengkap bola dan melempar bola ke pemain 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi segi tiga dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.25). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung tinggi dan melewati net.

Gambar: 5.25 Lempar passing di atas net 25.

Passing bawah di atas lantai dengan satu pelempar hilir mudik dibawah net a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengendalikan bola. b. Cara melakukan Pemain 1 menggelindingkan bola di atas lantai ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 3. Pemain 3 mempassing bola ke pemain 1. Pemain 1 meggelindingkan bola di atas lantai ke pemain 4. Pemain 4 mempassing bola ke pemain 5. Pemain 5 mempassing bola ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan dengan formasi 2 segi tiga sesuai arah panah. Pemain 1 bergerak secara hilir mudik di bawah net (lihat gambar 5.26). c. Belajar dinilai baik apabila bola tidak melambung.

98


26.

Gambar: 5.26 Gambar lempar passing Lempar, passing bawah, berguling di atas matras, passing bawah, tangkap a. Tujuan Menyempurnakan passing bawah dengan jatuhan kematras. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 1 sambil menjatuhkan diri kesamping. Pemain 1 melempar bola ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi segi tiga berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.27). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung.

Gambar: 5.27 Lempar passing dengan jatuhan 27.

Lempar, passing bawah, tangkap, passing bawah melewati net a. Tujuan Menyempurnakan teknik passing bawah sambil menjatuhkan diri kebelakang. b. Cara melakukan 99


Pemain 1 melempar bola melewati net ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 3. Pemain 3 menengkap bola dan melempar bola ke pemain 4. Pemain 4 mempassing bola ke pemain1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara bergantian dengan formasi segi tiga dan berlari sesuai arah panah (lihat gambar 5.28). c. Belajar dinilai baik apabila bola melambung tinggi dan melewati net.

Gambar: 5.28 Kombinasi Lempar passing 28. Saling passing di atas lantai di bawah net a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengendalikan bola. b. Cara melakukan Pemain 1 mempassing bola 2. Pemain 2 mempassing bola ke pemain 3. Pemain 3 mempassing bola di atas lantai ke pemain 4. Pemain 4 mempassing bola di atas lantai ke pemain 5. Pemain 5 mempassing bola ke pemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan dengan sesuai arah panah (lihat gambar 5.29). c. Belajar dinilai baik apabila bola tidak melambung.

100


Gambar: 5.29 Rangkaian saling passing B.

Teknik dan Latihan Servis Atas Servis – Kontak dengan bola yang memulai permainan untuk memulai setiap rally. Servis melayang – Sebuah servis yang melayang melintasi jaring tanpa putaran bola seperti sebuah knuckleball). Untuk memainkan servis melayang, pemain memukul bola dengan kuat menggunakan suatu aksi “meninju” dengan sedikit atau tanpa gerakan lanjutan. Servis melompat – Servis yang dilakukan pemain servis dengan melompat ke udara (sama dengan serangan di area jaring) untuk menyentuh bola yang dilemparkan. Servis tangan bawah – Pukulan servis yang dilakukan dengan gerakan tangan bawah untuk menyentuh bola pada ketinggian sebatas pinggang.

1 Posisi seperti

2 3 Bola Tangan dilambungkan siap 101

4 Tangan diayunkan

5 Mengenai Sikap bola tangan


melangkah dengan kedua belah tangan

memukul ke arah bola

dengan tangan terjulur lurus di atas kepala

sewaktu mengenai bola; tangan meraup bola seperti menaungi

Gambar: 5.30 Teknik Servis Atas 1.

Servis bawah secara langsung kesasaran a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan servis bawah pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan servis dari posisi 1 kepamain 2. Pemain 2 menangkap bola dan berlari ke posisi 1 untuk melakukan servis, pemain 3, pemain 4, dan pemain 5 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.31). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2.

Gambar: 5.31 servis bawah 2.

Servis bawah secara langsung kesasaran 102


a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan servis bawah pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan servis bawah dari posisi 1 kepamain 2 dan bergeser ke posisi 5 untuk melakukan servis kembali. arah tidak ditentukan. Pemain 2 menangkap bola dan berlari ke posisi 1 untuk melakukan servis, pemain 3, 4, 5, 6 dan pemain 7 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulangulang. (lihat gambar 5.32). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2.

Gambar: 5.32 servis bawah 3.

Servis bawah secara langsung kesasaran a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan servis bawah pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan servis bawah dari daerah servis kepamain 2. Pemain 2 menangkap bola dan berlari ke daerah servis untuk melakukan servis. Pemain 3, 4, dan pemain 5 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.33). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2

103


Gambar: 5.33 servis bawah 4.

Servis atas secara langsung kesasaran a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan servis atas pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan servis atas dari posisi 1 kepamain 2 dan dari daerah servis dengan arah tidak ditentukan. Pemain 2 menangkap bola dan berlari posisi 1untuk melakukan servis ke satu dan mundur ke daerah servis untuk melakukan servis yang kedua. Pemain 3, 4, dan pemain 5 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.34). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2.

Gambar: 5.34 servis atas 104


5.

Servis atas secara langsung kesasaran a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan servis atas pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan servis atas dari daerah servis kepamain 2. Pemain 2 menangkap bola dan berlari ke daerah servis untuk melakukan servis. Pemain 3, 4, dan pemain 5 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.35). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2

Gambar: 5.35 servis atas 6.

Servis jum plout secara langsung kesasaran a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan jump plout pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan servis jump plout dari posisi 5 kepamain 2 dan dari daerah servis dengan arah tidak ditentukan. Pemain 2 menangkap bola dan berlari posisi 5untuk melakukan servis ke satu dan mundur ke daerah servis untuk melakukan servis yang kedua. Pemain 3, 4, 5, 6 dan pemain bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.36). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2.

105


Gambar: 5.36 servis jum plout 7.

Servis jum plout secara langsung kesasaran a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan jump plout pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan jump plout dari daerah servis kepamain 2. Pemain 2 menangkap bola dan berlari ke daerah servis untuk melakukan servis. Pemain 3, 4, 5, 6 dan pemain 7 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.37). d. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2

Gambar: 5.37 servis atas 106


8.

C.

Jum servis secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan ketepatan Jum servis pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan Jum servis dari daerah servis kepamain 2. Pemain 2 menangkap bola dan berlari ke daerah servis untuk melakukan servis. Pemain 3, 4, 5, 6 dan pemain 7 bergeser sesuai arah panah. servis dilakukan secara berulang-ulang. (lihat gambar 5.38). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil melewati net dan bisa di tangkap oleh pemain 2

Gambar: 5.38 servis atas Teknik dan Latihan Passing Atas Passing – Permainan di mana pemain melakukan kontak terhadap bola dan mengarahkannya ke udara, sehingga rekan satu tim dapat mengambil posisi untuk melakukan kontak selanjutnya. Passing atas – Pukulan passing yang dilakukan pemain dengan menyentuh bola menggunakan kedua tangan di atas kepala. Pengumpan – Pemain yang melakukan kontak kedua dan mengarahkan bola kepada penyerang.

107


Gambar: 5.39 Teknik Passing Atas Pembelajaran passing atas bolavoli secara perorangan, berpasangan, dan berkelompok. 1.

Lempar tangkap dengan memutari lingkaran a. Tujuan Mebiasakan siswa menangkap bola dengan sikap passing atas b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas. lalu bola ditangkap dengan sikap gerakan passing atas. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran memutar sesuai arah panah. (lihat gambar 5.40). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap sesuai dengan gerakan passing bawah.

108


Gambar: 5.40 Lempar tangkap dalam lingkaran 2.

Lempar pantul tangkap dengan memutari kotak a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dipantulkan kelantai hingga melambung tinggi. lalu bola dipassing dan ditangkap dengan sikap gerakan passing atas. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran memutar sesuai arah panah. (lihat gambar 5.41). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.41 Lempar pantul, passing dan tangkap 3.

Lempar tangkap dengan gerakan passing atas melalui lubang hulahoop. a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dipassing atas melalui lubang hulahoop oleh pemain 1. lalu bola ditangkap dengan sikap gerakan passing atas oleh pemain 2. Pemain 3 memegang hulahoop. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi tiga sesuai arah panah. (lihat gambar 5.42).

109


c.

Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.42 Lempar, passing dan tangkap 4.

Lempar pantul, passing dan tanggkap pada dinding a. Tujuan Menyempurnakan kemampuan mengantisipasi arah bola b. Cara melakukan Bola dilempar pemain 1. lalu bola dipassing atas oleh pemain 2 dengan papan modifikasi ke dinding dan bola ditangkap oleh pemain 3. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran bersyap sesuai arah panah. (lihat gambar 5.43). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dipassing pas tengah papan modifikasi sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.43 Lempar passing pada dinding

110


5.

Lempar passing dengan jatuhan a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dilempar ke lubang hulahoop oleh pemain 1. lalu bola di passing atas oleh pemain 3 dengan kombinasi jatuhan. Pemain 2 memegang hulahoop. Pemain 4 menangkap bola. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran memutar sesuai arah panah. sesuai dengan gerakan passing bawah (lihat gambar 5.44). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.44 Lempar tangkap dalam lingkaran 6.

Saling passing pada lingkaran hulahoop a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan mempassing bola pada sasaran. b. Cara melakukan Bola boala dipassing oleh pemain 1. lalu bola dipassing oleh pemain 3. Pemain 2 memegang hulahoop dengan sikap gerakan passing bawah. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran banjar sesuai arah panah. sesuai dengan gerakan passing bawah (lihat gambar 5.45). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

111


Gambar: 5.45 Lempar tangkap dalam lingkaran 7.

Lempar passing pada hulahoop a. Tujuan Melatih kekuatan otot perut. b. Cara melakukan Bola dilempar ke lingkaran hulahoop oleh pemain 1. lalu bola dipassing dengan sikap gerakan passing atas oleh pemain 2. Pemain 3 memegang hulahhop. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran banjarr sesuai arah panah. sesuai dengan gerakan passing bawah (lihat gambar 5.46). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.46 Lempar passing pada hulahoop 8.

Lempar passing, tangkap dengan kombinasi gerakan a. Tujuan penyempurnaan kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dilempar ke pemain 2. Pemain 2 mempassing bola dengan papan modifikasi lalu bola ditangkap dan dipasing ditempat oleh pemai 3 dengan sikap gerakan passing atas. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. 112


c.

Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi tiga sesuai arah (lihat gambar 5.47). Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dipassing dan ditangkap sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.47 Lempar passing dan tangkap 9.

Lempar passing, tangkap dengan jatuhan a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan reaksi gerakan passing atas. b. Cara melakukan Bola dilempar oleh pemain 1 ke 2. Pemain 2 mempassing atas dengan papan modifikasi kepemain 5 dilanjutkan dengan melakukan jatuhan. Pemain 5 melempar bola kepemain 2. Pemain 2 mempassing kepemain 4. Pemain 4 menangkap dan melempar bola kepemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi empat. (lihat gambar 5.48). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap dan dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.48 Lempar passing dan tangkap 10.

Lempar passing kebelakang dan passing kedepan 113


a.

Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dilempar oleh pemain 1 kepamain 2. Pemain 2 mempassing bola kebelakang kepemain 3. Pemain 3 menangkap bola dan melempar kebelakang. Pemain 4 mempassing bola dengan papan modifikasi kepain 5. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran bersyap sesuai arah panah. (lihat gambar 5.49). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap sesuai dengan gerakan passing bawah.

Gambar: 5.49 Lempar tangkap dalam lingkaran 11.

Lempar tangkap dengan gerakan kombinasi a. Tujuan Menambah kepekaan perasaan terhadap bola b. Cara melakukan Bola dilempar ke belakang oleh pemain 1. Pemain 2 mempassing atas dengan papan modifikasi kepemain 3. Pemain 3 menangkap dan mempassing kombinasi kepemain 4. Pemain 4 menangkap bola. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segitiga sesuai arah panah (lihat gambar 5.50). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap dan dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

114


Gambar: 5.50 Lempar tangkap dan passing 12.

Lempar tangkap dengan gerakan melompat a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan passing sambil melompat. b. Cara melakukan Bola dilempar oleh pemain1 sambil melompat kepemain 2. Pemain 2. mempassing bola dengan papan modifikasi sambil melompat kepemain 4. Pemain 4 menangkap bola. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran bersyap sesuai arah panah. (lihat gambar 5.51). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.51 Lempar passing dan tangkap 13.

Lempar passing dan tangkap dengan rintangan net a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan gerak passing atas dengan kombinasi rangkaian gerak. 115


b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas oleh pemain 1. Pemain 2 menangkap lalu mempassing kepemain 3. Pemain 3 mempassing bola sambil melompat kepemain 4. Pemain 4 menangkap dan melempar bola sambil duduk dengan sikap gerakan passing atas kepemain 5. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi empat sesuai arah panah (lihat gambar 5.52). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap dan dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.52 Lempar passing dan tangkap 14.

Lempar passing dan tangkap dengan rintangan net a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan gerak passing atas dengan kombinasi rangkaian gerak. b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas oleh pemain 1. Pemain 2 menangkap lalu mempassing kepemain 3. Pemain 3 mempassing bola sambil melompat kepemain 4. Pemain 4 menangkap dan melempar bola sambil melompat dengan sikap gerakan passing atas kepemain 5. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi empat sesuai arah panah (lihat gambar 5.53). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap sesuai dengan gerakan passing atas.

116


Gambar: 5.53 Lempar passing dan tangkap 15.

Lempar tangkap dengan memutari lingkaran a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan gerak passing atas dengan kombinasi rangkaian gerak. b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas oleh pemain 1 kepemain 2. Pemain 2 menangkap dan mempassing bola kepemain 3. Pemain 3 mempassing bola sambil melompat kepemain 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi tiga sesuai arah panah. (lihat gambar 5.54). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap dan dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.54 Lempar tangkap dan passing 117


16.

Lempar tangkap dengan memutari lingkaran a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan gerak passing atas dengan kombinasi rangkaian gerak. b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas oleh pemain 1 kepemain 2. Pemain 2 menangkap dan mempassing bola kebelakang kepemain 3. Pemain 3 menangkap, memantulkan dan mempassing bola kepemain 4. Pemain 4 menangkap dan melempar bola kepemain 5. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi tiga sesuai arah panah. (lihat gambar 5.55). a. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap dan dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.55 Lempar tangkap dalam lingkaran 17.

Lempar tangkap dengan memutari lingkaran a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan gerak passing atas dengan kombinasi rangkaian gerak. b. Cara melakukan Bola dilempar ke atas oleh pemain 1 kepemain 2. Pemain 2 menangkap dan mempassing bola kepemain 3. Pemain 3 mempassing bola kebelakang sambil melompat kepemain 4. Pemain 4 menangkap, memantulkan dan mempassing bola 118


c.

kebelakang kepemain 5. Pemaian 5 mempassing bola kepemain 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dengan formasi pembelajaran segi empat sesuai arah panah. (lihat gambar 5.56). Belajar dinilai baik apabila bola berhasil ditangkap dan dipassing sesuai dengan gerakan passing atas.

Gambar: 5.56 Lempar tangkap dan passing atas D.

Teknik dan Latihan Blocking Blocking – Usaha tim bertahan untuk menghentikan atau memperlambat serangan lawan di area jaring. Blocking dapat melibatka satu, dua, atau tiga pemain di depan penyerang yang menjulurkan tangan mereka melebihi jaring.

Gambar: 5.7 Teknik Passing Blok 119


1. 2. 3.

11.

Mengamati bola dan pemain lawan

4.

Meloncat 7. Lengan dan 10. Sikap dari tangan tangan 5. posisi agak 8. dijulurkan berjongkok lurus ; tangan di 9. ke atas depan, 6. setinggi bahu Blok secara perorangan a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara perorangan b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan blok dari posisi 4 – 3 – 2. Blok diikuti oleh pemain 5, 4, 3, dan 2. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.58). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

Gambar: 5.58 blok perorangan 12.

Blok secara perorangan dengan media bangk a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara perorangan dengan media bangku. b. Cara melakukan 120


c.

Pemain 1-1, 22, 33, 44, dan 55 melakukan blok saling menyilang dari posisi 4 sampai 2 dan posisi 2 sampai keposisi 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.59). Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

Gambar: 5.59 Blok perorangan 13.

Lempar blok secara perorangan a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara perorangan b. Cara melakukan Pemain 5 melempar bola ke atas net posisi 2, 3, dan 4. Pemain 1 melakukan blok dari posisi 2 – 3 – 4. Lempar dan blok diikuti oleh pemain 4, 3, dan 2. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.60). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

121


Gambar: 5.60 Lempar blok 14.

Lempar blok secara berpasangan a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara perorangan b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke atas net posisi 3. Pemain 2 dan 3 melakukan blok di posisi 3. Lempar blok diikuti oleh pemain 4, 5, dan 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.61). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net..

Gambar: 5.61 Lempar blok 15.

Lempar blok secara berpasangan 122


a.

Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara perorangan b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke atas net posisi 4. Pemain 2 dan 3 melakukan blok di posisi 4. Lempar blok diikuti oleh pemain 5, dan 4. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.62). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

Gambar: 5.62 Lempar blok 16.

Blok secara berpasangan a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara berpasangan b. Cara melakukan Pemain 1 dan 2 melakukan blok diposisi 4 dan posisi 2. Blok diikuti oleh pemain 3, 4, dan 5. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.63). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

123


Gambar: 6.63 Blok berpasangan 17.

Lempar pukul dan blok secara berpasangan a. Tujuan Penyempurnaan kemapuan memblok secara perorangan b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke atas posisi 3. Pemain 2 melakukan pukulan. Pemain 3 dan 4 melakukan blok dii posisi 3. Lempar, pukul, dan blok diikuti oleh pemain 5 dan 1. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.64). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

Gambar: 5.64 Lempar pukul dan blok 18.

Lempar pukul dan blok secara berkelompok a. Tujuan 124


Penyempurnaan kemapuan memblok secara berkelompok. b. Cara melakukan Pemain 1 melempar bola ke atas net. Pemain 2 melakukan pukulan dari posisi 3. Pemain 3, 4, dan 5 melakukan blok secara bersamaan. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.65). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil meluruskan kedua lengan dan tidak menyentuh net.

Gambar: 5.65 Lempar pukul dan blok E.

Teknik dan Latihan Spike Spike – Pukulan yang kuat dan diarahkan dengan keras yang digunakan untuk mengembalikan bola ke dalam lapangan lawan. Serangan off-speed – Serangan yang dilakukan pemukul yang bertujuan memperdayai pertahanan lawan dengan memukul bola dengan lemah sehingga bola bergerak lebih lambat daripada harddriven spike. Serangan – Usaha tim menyerang dengan memukul atau melakukan spike ke dalam lapangan lawan. Tujuan penyerang adalah memukul bola ke lantai di sisi jaring lawan untuk memenangkan rally.

125


Gambar: 5.66 Teknik Spike 1 1 sampai 3 langkah ancangancang sambil mengamati datangnya bola

1.

2 Langkah lebar dan data

3 Kedua lengan diayunkan ke belakang

4 Kedua kaki dihentakkan bersusulan, lalu meloncat; lengan yang akan memukul mulai terayun ke depan; punggung tegang ke belakang

5 Pada titik tertinggi loncatan, pergelangan tangan dikibaskan untuk membelokkan arah bola. Lengan terjulur, sedang tangan terbuka.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan gerakan smash dengan melemparkan bola tenis pada hulahoop di atas lantai satu demi satu diikuti oleh pemain 2, 3, 4, dan pemain 5 dengan formasi pembelajaran setengan lingkaran. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.67). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

126


Gambar: 5.67 Smash dengan bola tenis 2.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan dengan melemparkan bola tenis pada lingkaran didinding satu demi satu diikuti oleh pemain 2, 3, 4, dan pemain 5 dengan formasi pembelajaran setengan lingkaran. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.68). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.68 Smash dengan bola tenis 127


3.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan dengan gerakan smash di atas net menggunakan bola tenis pada hulahoop satu demi satu diikuti oleh pemain 2, 3, 4, dan pemain 5 dengan formasi pembelajaran setengan lingkaran. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.69). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.69 Smash dengan bola tenis 4.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan dengan gerakan smash ke hulahoop di atas lantai menggunakan bola tenis kepemain 3. Pemain 3 menangkap bola pantulan. Dilanujtkan oleh pemain 2. Diikuti oleh pemain 3, 4, dan 5 dengan formasi pembelajaran segi tiga. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.70). 128


c.

Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.70 Smash dengan bola tenis 5.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan dengan bola tenis kehulahoop di atas klantai. Pemain 2 berlari keposisi pemain 1untuk melakukan smash di atas net dari posisi dari posisi yang sama ke arah hulahoop di atas lantai. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, dan, 5 dengan formasi pembelajaran segi tiga. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.71). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

129


Gambar: 5.71 Smash 6.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan dengan bola tenis ke hulahoop di atas lantai dari posisi tiga. Pemain 2 melakukan hal yang sama. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran melingkar. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.72). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.72 Smash 7.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan kepemain 2. Pemain 2 mengangkap bola hasil lemparan dari pemain satu. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran segi tiga. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.73). 130


c.

Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.73 Smash 8.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan kepemain 2. Pemain 2 melakukan smash di atas net dari posisi 3 ke arah hulahoop di atas lantai. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran melingkar. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.74). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.74 Smash 131


9.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan kepemain 2. Pemain 2 melakukan smash di atas net dari posisi 3 arah kiri ke arah hulahoop di atas lantai. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran segi empat. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah. (lihat gambar 5.75). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.75 Smash 10.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan kepemain 2. Pemain 2 melakukan smash di atas net dari posisi 4 sebelah kanan ke arah hulahoop di atas lantai. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran setengah lemparan. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara

132


c.

berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.76). Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.76 Smash 11.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan kepemain 2. Pemain 2 melakukan smash di atas net dari posisi 3 sebelah kanan ke arah hulahoop di atas lantai. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran setengah lemparan. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.77). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

133


Gambar: 5.77 Smash 12.

Smash secara langsung a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan ketepatan smash pada sasaran. b. Cara melakukan Pemain 1 melakukan lemparan kepemain 2. Pemain 2 melakukan smash di atas net dari posisi 2 sebelah kanan ke arah hulahoop di atas lantai. Pemain 3 menunggu giliran diikuti pemain 4, 5, dan pemain 1 dengan formasi pembelajaran setengah lemparan. Setelah melakukan setiap gerakan pemain harus pindah tempat. Dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian sesuai dengan arah panah (lihat gambar 5.78). c. Belajar dinilai baik apabila bola berhasil dilempar tepat pada sasaran.

Gambar: 5.78 Smash 134


F.

Teknik dan Latihan Jatuhan

1.

Passing atas sambil menjatuhkan diri ke belakang

Gambar: 5.79 Passing atas 1 Bergerak mundur sambil mengamati gerak bola

2.

2 Menyentuh bola dalam posisi berjongkok

3 Lengan digerakkan dengan mengejut, sampai terjulur lurus

4 berguling ke belakang dengan bertumpu pada pantat dan punggung

Passing atas sambil menjatuhkan diri ke samping

Gambar: 5.80 Passing atas dengan jatuhan 1 Sikap menunggu: kedua lutut agak dibengkokkan

2 Langkah lebar menyamping: Bola disentuh pada 135

3 Lengan digerakkan dengan

4 Berguling ke belakang dengan


posisi di atas lutut yang dibengkokkan

3.

mengejut, sambil terjulur lurus

bertumpu pada lengan atas,pantat dan punggung

Menyedok bola sambil menerpa ke depan (headlong dive)

Gambar: 5.81 Menyodok bola 1 Meloncat dengan bertumpu pada satu kaki

2 Menerpa dengan gerak mendatar ke depan; bola dipukul dengan punggung tangan ke atas

3 Menyentuh lapangan permainan dengan telapak tangan

136

4 Tangan mendorong sehingga dada, perut dan paha meluncur di lantai sementara betis dilipat ke atas


4.

Belajar teknik passing bawah sambil menerpa ke depan

Gambar: 5.82 Menerpa bola Bola dilempar ke lantai, sehingga terpantul beberapa kali ke arah depan. Pemain menerpa bola dan melambungkannya dengan teknik passing bawah. 5.

Belajar teknik passing bawah sambil menerpa

Gambar: 5.83 Menerpa bola Pemain 1 memegang bola dekat ke lantai Pemain 2 menerpa dan memukul bola ke atas dengan punggung tangan. 6.

Menyempurnakan teknik menerpa bola

137


Gambar: 5.84 Menerpa bola Seorang pemain melemparkan bola mendatar ke depan. Kawannya berlatih harus melambungkan kembali dengan teknik terpaan. G.

Latihan Game Situasi

1.

Bermain game situasi tiga lawan tiga a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan teknik dalam game situasi. b. Seorang pemain tim A memukul servis ke arah tim B. Tim penerima servis (B) harus membuat serangan tiga pukulan (passing, umpan, spike) dan mengembalikan bola melintasi jaring; jika berhasil, mereka diberi tiga poin. Permainan berlanjut sampai bola menyentuh lantai, (lihat gambar 5.85). c. Jika tim A memenangkan rally, ditambah berhasil menyelesaikan pukulan tiga serangan, maka mereka diberi total empat poin. Jika tim B tidak memenangkan rally, skor pertandingan akan menjadi 4-3 setelah rally pertama.

138


Gambar: 5.85 Game situasi 3 lawan 3 2. Bermain game situasi empat lawan empat a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan teknik dalam game situasi b. Seorang pemain tim A memukul servis ke arah tim B. Tim penerima servis (B) harus membuat serangan tiga pukulan (passing, umpan, spike) dan mengembalikan bola melintasi jaring; jika berhasil, mereka diberi tiga poin. Permainan berlanjut sampai bola menyentuh lantai, (lihat gambar 5.86). c. Jika tim A memenangkan rally, ditambah berhasil menyelesaikan pukulan tiga serangan, maka mereka diberi total empat poin. Jika tim B tidak memenangkan rally, skor pertandingan akan menjadi 4-3 setelah rally pertama.

Gambar: 5.86 Game situasi 4 lawan 4 3. Bermain game situasi lima lawan lima a. Tujuan Penyempurnaan kemampuan teknik dalam game situasi. b. Seorang pemain tim A memukul servis ke arah tim B. Tim penerima servis (B) harus membuat serangan tiga pukulan (passing, umpan, spike) dan mengembalikan bola melintasi jaring; jika berhasil, mereka diberi tiga poin. Permainan berlanjut sampai bola menyentuh lantai, (lihat gambar 5.87). c. Jika tim A memenangkan rally, ditambah berhasil menyelesaikan pukulan tiga serangan, maka mereka diberi total

139


empat poin. Jika tim B tidak memenangkan rally, skor pertandingan akan menjadi 4-3 setelah rally pertama.

Gambar: 5.87 Game situasi 5 lawan 5 6. Pertandingan a.

Tujuan Penyempurnaan gerak otomatisasi antara: passing bawahpassing atas-servis-spike-blok-serta taktik bertahan dan taktik menyerang. b. Peraturan bermain Jumlah pemain 6 orang, bola dilambungkan di atas net, tidak boleh menginjak garis dan menyentuh net, servis dilakukan dengan lemparan diawali dari dalam lapangan setelah menguasai permainan servis dilanjutkan dari daerah servis, yang pertama mendapat poin 15 dinyatakan sebagai pemenang. (lihat gambar 5.88) c. Permaianan, dilakukan dengan 3 kali sentuhan.

140


Gambar: 5.88 Pertandingan 6 lawan 6

8

MEMAHAMI PERATURAN DAN PERLENGKAPAN PERTANDINGAN

A. LAPANGAN Lapangan tempat pertandingan dimainkan bervariasi tergantung pada tingkat usia para siswa Anda, jumlah pemain di lapangan, garis yang sudah tersedia di lantai lapangan, permukaan lapangan, dan jenis lapangan di dalam gedung (indoor) atau di luar gedung (outdoor). Pada tingkat remaja, pertandingan biasanya dimainkan pada lapangan indoor dengan lantai keras atau outdoor dengan lantai keras (aspal, beton), rumput, atau pasir. Bahkan, pernah ada pertandingan yang dimainkan diatas lumpur atau salju sebagai bagian dari acara pengumpulan dana atau acara amal. Karena beragamnya jenis permukaan tempat bola voli dimainkan, sebuah lapangan yang “aktual� tidak selalu dibutuhkan seperti dalam olahraga-olahraga lain. Liga Anda mungkin memberikan kebebasan untuk membuat jenis lapangan yang Anda butuhkan untuk program Anda. Semua garis yang menandai area bermain pada lapangan berlantai keras memiliki lebar 5 cm. Untuk permainan 6 lawan 6, pertandingan biasanya dimainkan di atas lapangan bola voli standar ukuran penuh dan garis lapangan sudah tersedia seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.2a. 141


Kelompok-kelompok usia yang lebih muda sering bermain di atas lapangan yang lebih kecil yang sudah ada di lapangan ukuran penuh untuk membuat suatu ukuran standar bagi liga mereka. Ukuran lapangan yang dimodifikasi membantu pertandingan menjadi lebih sesuai bagi siswa yang lebih muda dan lebih kecil. Pada lapangan yang lebih kecil, para siswa tidak perlu berlari jauh serta memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan kontak dengan bola. Ukuran-ukuran lapangan yang dimodifikasi tidak hanya untuk tingkat remaj; bahkan Anda dapat melihatnya di tingkat Olimpiade, di mana pertandingan bola voli pantai untuk 2 lawan 2 menggunakan sebuah lapangan yang berukuran penuh (0,9 meter) lebih kecil daripada peraturan lapangan indoor 9x18 meter. Jika ukuran lapangan sudah ditetapkan atau perlu dimodifikasi, terdapat beberapa cara agar Anda dapat membuat lapangan Anda sendiri. Untuk permukaan lantai lapangan indoor, dapat digunakan selotip lantai, cone, atau spidol khusus. Dua lapangan remaja umumnya dibuat sendiri sehingga mereka dapat berbagi satu jaring yang berukuran baku, dengan sebuah buffer 2 meter di tengah-tengah (lihat gambar 3.1). Jika Anda memiliki akses terhadap lapangan badminton standar, tenis, racquetball, atau squash, Anda dapat membuat lapangan bola voli remaja menggunakan lapangan-lapangan tersebut. Sebagai contoh, pada sebuah lapangan badminton ukuran standar, bola voli 3 lawan 3 dapat dimainkan dengan lapangan tunggal (atau 4 lawan 4 menggunakan lapangan ganda) dengan extender atau pemanjang pada tiang standar untuk memasang jaring sesuai ukuran ketinggian jaring bola voli. Atau, pada sebuah lapangan racquetball ukuran baku, bola voli 4 lawan 4 dapat dimainkan dengan menggunakan keseluruhan lapangan dengan dinding sebagai pembatasnya (atau 3 lawan 3 dengan memperpendek garis-garis ujung [dinding depan dan dinding belakang] menjadi 4,5 meter), sekali lagi dengan menggunakan pemanjang untuk meninggikan tinggi jaring bola voli. Untuk permainan outdoor pada lapangan dengan permukaan rumput atau pasir, Anda dapat menandai area bermain dengan menggunakan tali yang diperkuat dengan pancang, jangkar pasir, atau alat-alat serupa lainnya. Selain itu dapat juga menggunakan cone atau spidol. Pada permukaan rumput, garis lapangan lebih baik dibuat dengan menggunakan cat semprot daripada tali. Ingatlah bahwa pada bola voli remaja sampai tingkat 4 lawan 4, lapangan tidak membutuhkan garis serangan karena semua pemain baik yang berada di dalam barisan depan maupun barisan belakang diperbolehkan 142


menyerangkan bola (seperti yang dibahas dalam “Peraturan Permainan” pada halaman 56). Akan tetapi, untuk permainan 6 lawan 6, digunakan garis serangan dan harus ditandai 3 meter dari jaring pada masing-masing sisi lapangan (seperti ditunjukkan dalam gambar 3.2). Pada lapangan indoor, Anda dapat membuat tanda garis serangan dengan menggunakan selotip lantai jika garis-garisnya belum ada. Namun, menandai garis serangan pada permukaan rumput atau pasir bukanlah hal yang umum (walaupun garis serangan itu dapat berupa cat semprot di atas rumput). Beberapa area lapangan yang ditunjukkan dalam gambar 3.1 dan 3,2 terhubung dengan istilah-istilah khusus bola voli. Berikut ini adalah beberapa definisinya.  Area servis. Tempat di belakang garis ujung dan di antara perpanjangan dua garis tepi tempat bola diservis.  Garis serangan. Sebuah garis pada lapangan, 3 meter dari jaring dan sejajar dengan jaring pada masing-masing sisi yang menggambarkan lapangan bagian depan dari lapangan bagian belakang. Ketika menggunakan garis serangan (dalam permainan 6 lawan 6), pemain barisan belakang tidak boleh melompat dan menyerangkan bola dengan tangan mereka di atas puncak jaring dari depan garis ini. Garis serangan ini disebut juga dengan garis 3 meter.  Garis tengah. Sebuah garis yang melintang sejajar dengan arah jaring dan tepat di bawah jaring dari mulai garis tepi ke garis tepi. Garis ini menandai pusat lapangan dan memisahkan dua area bermain. Para pemain dapat menginjak garis ini tetapi tidak boleh melampauinya sepanjang permainan supaya mereka tidak mengganggu kemampuan lawan untuk memainkan bola.  Garis ujung. Sebuah garis yang sejajar dengan jaring di belakang masing-masing area bermain. Ketika melakukan servis, pemain harus berada di belakang garis ini sampai terjadi kontak dengan bola.  Garis tepi. Garis yang menandai sisi-sisi masing-masing area bermain. Semua pemain, kecuali pemain servis, harus berada di dalam garis-garis ini pada saat melakukan servis. Setelah servis dilakukan, para pemain diperbolehkan mengejar bola di luar garis ini.  Lapangan depan. Daerah antara garis serangan dan jaring (dari garis tepi ke garis tepi) pada masing-masing sisi jaring.

143


Lapangan belakang. Daerah antara garis serangan dengan garis ujung (dari garis tepi ke garis tepi) pada masing-masing sisi jaring. B. PERLENGKAPAN Bagian-bagian perlengkapan standar untuk bola voli meliputi bola, jaring dan antenna, tiang jaring dan lapisan bantalannya, bantalan lutut, serta pakaian yang tepat. Namun, bagaimana cara Anda mengetahui kapan perlengkapan ini memenuhi spesifikasi yang layak dan berada dalam kondisi yang baik? Sebagai seorang pelatih, Anda harus memeriksa kondisi setiap benda yang anda bagikan kepada para siswa Anda. Pastikan juga bahwa setiap peralatan yang disediakan sendiri oleh para siswa juga memenuhi standar. Anda harus memastikan bahwa setiap siswa dalam tim Anda memakai perlengkapan sebagaimana mestinya, Anda dapat menunjukkan kepada mereka cara memakai perlengkapan dengan benar. Berikut ini adalah informasi tambahan tentang perlengkapan umum yang digunakan dalam bola voli. 1. Bola Standar untuk bola voli seperti yang direkomendasikan oleh USA Volleyball ditulis dalam “Modifikasi Usia untuk Bola Voli� pada halaman 38-39, tetapi liga local anda juga dapat memiliki persyaratan khusus untuk bola yang Anda gunakan. Untuk memperkenalkan keterampilan dan mengubah lingkungan pembelajaran selama latihan, Anda dapat mengadakan percobaan dengan menggunakan bola tinju, bola pantai, atau bola karet untuk permainan bladder. Idealnya masing-masing siswa memiliki bola voli mereka sendiri yang sesuai standar resmi sehingga mereka menjadi lebih terbiasa dengan berat dan sentuhan bola. Hal ini juga memudahkan siswa Anda untuk berlatih di rumah. 2. Jaring Sebuah jaring bola voli yang baku biasanya digunakan dalam permainan bola voli remaja. Jaring itu diikatkan pada tiang yang disebut standars, yang ditancapkan tiga kaki di luar area bermain. Untuk permainan remaja (berlawanan dengan tingkat yang lebih tinggi), liga Anda dapat memberikan keleluasaan untuk membuat sebuah jaring sendiri jika Anda tidak memiliki sebuah jaring bola voli yang sebenarnya. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan tali atau jaring 144


badminton dengan memasangnya sesuai dengan ukuran jaring bola voli. Apa pun bentuknya, Anda harus memeriksa semua perlengkapan secara teratur atas kemungkinan adanya bagian yang using atau robek, bagian yang lepas atau runcing, dan kerusakan-kerusakan lainnya. Selain itu, Anda juga harus mengganti atau memperbaiki perlengkapan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tiang yang digunakan untuk mengikatkan jaring harus dipancangkan secara aman dan dilapisi bantalan untuk keamanan para pemain. Dalam permainan bola voli pantai, area jaring tidak biasa digunakan, tetapi untuk permainan indoor, antena harus dipasangkan secara aman pada jaring dan keadaanya harus diperiksa secara teratur. Bendera yang ditempelkan pada jaring di atas garis tepi lapangan atau selotip lantai yang ditempelkan pada jaring dapat menjadi pengganti antenna jaring resmi yang bagus. 3. Bantalan Lutut Penggunaan bantalan lutu pada permukaan rumput atau pantai diperbolehkan, tetapi bantalan lutu biasanya digunakan utnuk pertandingan-pertandingan yang dimainkan pada permukaan-permukaan keras untuk melindungi siswa dari benturan dengan lantai. Bantalan lutut dibuat dari busa atau karet yang dibungkus dengan bahan lentur yang lembut. Bantalan lutut harus dipakaikan secara pas dengan lutut. Untuk para pemain remaja, bantalan siku dengan permukaan yang lembut seperti yang dipakai dalam banyak olahraga kontak tingkat remaja sebenarnya lebih sesuai jika digunakan sebagai bantalan lutut. 4. Kostum Pada tingkat remaja, kebanyakan kostum latihan dan pertandingan dibuat sederhana seperti celana pendek dan kaos oblong. Untuk latihan, Anda dapat mengizinkan siswa Anda memakai apa pun yang mereka pilih selama pemilihan kostum tidak membatasi pemain dan memberikan kebebasan bergerak bagi pemain. Akan tetapi, ketika sedang memikirkan kostum pertandingan, pertama-tama Anda harus memeriksanya dengan liga Anda, karena beberapa liga mewajibkan tim untuk memakai sepasang kaos dan celana pendek. Liga Anda mungkin juga mewajibkan baju kaos tim untuk diberi nomor. Biasanya, sebuah nomor yang lebih berukuran kecil ditempatkan di bagian tengah atas kaos sisi depan, dan sebuah nomor dengan ukuran lebih besar ditempatkan di 145


bagian tengah atas kaos sisi belakang. Warna nomor harus kontras dengan warna kaos sehingga nomor itu dapat dilihat dengan mudah. Selama latihan dan pertandingan, siswa harus memakai sejenis sepatu olahraga yang nyaman, mendukung telapak kaki, dan melindungi tumit dan bola kaki. Sepatu harus disesuaikan sebelum dipakai di sepanjang kegiatan yang berat. Sepatu voli atau sepatu lapangan baik untuk bermain di atas lapangan keras. Namun, sepatu untuk lari tidak disarankan karena sepatu ini tidak memberikan dukungan meyamping pada kaki. Ketika bermain pada perukaan berumput atau permukaan pantai, sebagian pemain memilih memakai sepatu, sedangkan yang lain memilih bertelanjang kaki. banyak pemain voli pantai bermain dengan memakai kaos kaki untuk melindungi kaki dari rasa panas atau terbakar yang ditimbulkan oleh pasir. 5. Perlengkapan Khusus Para siswa dapat berpartisipasi sambil memakai tambalan gigi, kawat gigi, belat, atau organ tubuh palsu selama permukaan yang keras dan terbuka dilindungi dan dilapisi. Dalam situasi ini, siswa harus mendapatkan izin bermain dari dokter terlebih dahulu, dan perlengkapannya harus diperiksa dan disetujui oleh wasit. C. PERATURAN PERMAINAN Peraturan bola voli dibuat agar permainan berjalan lancar dan aman serta mencegah tim mendapatkan keputusan yang tidak adil. Jika peraturan diabaikan, sebuah pertandingan bola voli akan segera berubah menjadi kacau. Berikut adalah sebuah tinjauan dan beberapan peratiran dasar bola voli. D. MEMULAI SEBUAH PERTANDINGAN Sebelum pertandingan, seorang pemain dari masing-masing tim akan ikut serta dalam sebuah undian lempar koin untuk menentukan tim mana yang akan melakukan servis terlebih dahulu dalam set 1. Pemenang undian akan memilih melakukan servis lebih dulu atau memilih dari sisi lapangan mana timnya akan mulai bermain. Pihak yang kalah dalam undian akan mendapatkan pilihan yang tersisa. Setelah bertukar sisi lapangan, pertandingan set 2 akan dimulai dengan sebuah servis yang dilakukan oleh tim yang tidak mendapat kesempatan servis pertama pada set 1. Untuk set ketiga atau set penentuan, undian koin akan diadakan lagi untuk menentukan tim yang melakukan servis. Tim akan bertukar sisi lapangan setelah tercapai 146


separuh poin dalam pertandingan penentuan (8 poin) dan akan melanjutkan permainan set tersebut dengan posisi rotasi yang sama. E. LINEUP ATAU DAFTAR PEMAIN YANG BERTANDING Beberapa menit sebleum waktu pertandingan (biasanya setelah lempar koin), pelatih harus menyerahkan sebuah lineup kepada wasit dan pencatat skor (ini dilakukan sebelum setiap set pertandingan). Lineup ini berisi daftar semua pemain yang berhak bermain serta nomor seragam mereka (Anda mungkin juga diminta untuk menunjukkan kapten untuk lineup ini), ditambah sebuah sketsa lapangan dengan jumlah pemain awal Anda dalam posisi-posisi yang akan memulai pertandingan. Lineup yang Anda kumpulkan menentukan rotasi pemain sepanjang set, yang disebut dengan urutan servis dan membantu wasit dan pencatat skor untuk mengetahui bahwa pemain berada dalam rotasi yang benar sebelum melakukan servis. Membuat keputusan penempatan pemain dalam lineup diserahkan kepada pelatih. Beberapa pelatih dapat memilih untuk selalu memulai sebuah set dengan pemukul servis terkuat di posisi kiri belakang (pemukul servis pertama); sedangkan sebagian pelatih yang lain memilih memulai dengan pengumpan dan pembendung mereka yang terkuat di baris depan. Pada intinya, pelatih perlu mewaspadai kelebihan-kelebihan dan kelemahankelemahan lawan agar dapat menempatkan para pemain dalam posisi terbaik untuk mengatasi kelebihan-kelebihan dan memanfaatkan kelemahankelemahan tersebut. Lihat “Pemain Awal dan Pemain Pengganti� F.

URUTAN MELAKUKAN SERVIS DAN ROTASI PEMAIN Sepanjang permainan, para pemain dari kedua tim harus beradadalam urutan rotasi atau urutan servis yang benar (seperti yang ditunjukkan dalam lineup seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya). Jika pada saat melakukan servis para pemian tidak berada dalam urutan servis mereka yang benar, mereka dapat dianggap keluar dari rotasi atau overlap. Penentuan posisi yang benar bagi masing-masing pemain pada waktu servis untuk permainan 3 lawan 3, 4 lawan 4, dan 6 lawan 6 dijelaskan sebagai berikut.  Dalam permainan 3 lawan 3, pemain pada posisi B harus berada di depan pemain pada posisi A dan C, dan pemain pada posisi A harus berada di kanan pemain pada posisi C.  Dalam permainan 4 lawan 4, pemain dalam posisi B (atau pemainkedua dalam urutan servis) harus berada di depan pemain pada posisi A, C, dan D. Pemain pada posisi A (posisi servis) harus berada di kanan pemain pada posisi D (terakhir dalam urutan servis). Pemain pada posisi D harus berada di kanan pemain pada posisi C dan di kiri pemain pada posisi A. 147


 Dalam permainan 6 lawan 6, pemain tengah depan harus berada di antara pemain kanan depan dan kiri depan dan di depan pemain tengah belakang. Pemain tengah belakang harus berada di antara pemain kanan belakang dan kiri belakang. Pemain kanan depan harus berada di depan pemain kanan belakang, dan pemain kiri depan harus berada di depan pemain kiri belakang. Ketika seorang pemain keluar dari posisi, wasit menghentikan permainan, kesalahan dikoreksi, nilai yang dicetak ketika tim melakukan kesalahan dibatalkan dan sebuah nilai (dan servis) diberikan kepada lawan. Setelah bola diservis, pemain dapat bergerak ke posisi lapangan apa pun yang mereka inginkan di sepanjang rally, tetapi mereka harus selalu kembali ke urutan rotasi yang benar sebelum servis berikutnya. Ketika tim mereka mendapatkan giliran servis, pemain berotasi searah jarum jam. Sebagai contoh, pada sebuah tim dengan enam pemain, pemain dalam posisi kanan depan akan berotasi ke belakang untuk menjadi pemukul servis, pemukul servis sebelumnya akan berotasi ke kiri ke posisi tengah belakang, dan seterusnya G. MELAKUKAN SERVIS Pemain yang berada dalam posisi kanan belakang atau berotasi ke posisi tersebut pada saat tim melakukan servis akan mengawali servis untuk timnya. Ketika wasit meniup peluit servis, pemain memiliki waktu delapan detik untuk menservis bola. Jika bola tidak disentuh dalam delapan detik, wasit menghentikan permainan dan memberikan bola dan sebuah nilai ke tim lawan. Pemain servis dapat bergerak dengan bebas di dalam area servis, yang membentang di seluruh lebar lapangan di sepanjang garis ujung (seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.2 halaman 42); tetapi, dia harus sepenuhnya berada dalam zona servis dan tidak boleh menginjak daerah dalam lapangan, yang mencakup semua garis lapangan atau perpanjangan garis tersebut (garis tepi) pada saat kontak (atau pada saat melakukan servis yang mencakup sebuah loncatan). Dalam kebanyakan permainan liga remaja, seorang pemain diperbolehkan melakukan kesalahan lemparan servis satu kali (membiarkan bola melambung tanpa memukulnya setelah melemparnya ke atas sebuah servis) setiap usaha servis. Maksudnya, pemain masih diperbolehkan untuk melakukan servis setelah hal ini terjadi. Tetapi sebuah kesalahan dalam melakukan servis mengakibatkan hilangnya kesempatan servis dan sebuah nilai bagi tim lawan. Sebuah kesalahan servis terjadi jika servis menyentuh seorang pemain dari tim yang melakukan servis, gagal melewati atas jaring, menyentuh antenna jaring, atau gagal lewat di antara antenna-antena jaring, mendarat atau melewati batas luar lapangan. Ingatlah bahwa bola yang 148


diservis dianggap masuk dalam permainan ini jika diservis, bola ini menyentuh puncak jaring dan jatuh ke dalam lapangan lawan. Jika tim yang melakukan servis memenangkan rally, pemain servis pada nilai tersebut (atau pemain penggantinya jika digunakan) akan melakukan servis lagi. Jika tim yang menerima servis memenangkan rally, tim ini mendapatkan hak untuk melakukan servis dan berotasi searah jarum jam. H. KONTAK DENGAN BOLA Kontak yang sah adalah sebuah sentuhan dengan bola oleh bagian tubuh apa pun dari pemain yang tidak memungkinkan bola untuk tampak terpegang atau terlibat kontak yang lama dengan tubuh pemain. Persyaratan untuk kontak yang sah menyatakan bahwa bola dapat menyentuh bagian tubuh apa pun dan dalam jumlah sebanyak apa pun selama dilakukan terus menerus. Jika kontak lebih dari satu bagian tubuh tidak terjadi terus menerus, akan terjadi pelanggaran kontak ganda yang mengakibatkan satu nilai (dan bola) diberikan kepada tim lawan. Beberapa jenis kontak bola lainnya, seperti menangkap, memegang, melempar, mengangkat, atau mendorong bola, dianggap tidak sah dan mengakibatkan pelanggaran yang disebut Setelah servis dilakukan dan di sepanjang rally, masing-masing tim dapat menggunakan tiga kontak untuk mengembalikan bola ke lapangan lawan. Setelah sebuah serangan lawan, jika sentuhan pertama oleh tim yang bertahan merupakan sebuah blocking, tim akan diperbolehkan melakukan tiga kontak tambahan setelah blocking pengembalian bola. Ingatlah bahwa dalam bola voli remaja sampai tingkat 4 lawan 4, semua pemain diperbolehkan menyerang bola dan garis serangan tidak digunakan. Suatu pelanggaran kotak ganda terjadi ketika satu pemain memukul bola lebih dari sekali tanpa adanya pemain lain yang menyentuh bola secara beruritan dengan dua anggota tubuh (seperti yang dibahas sebelumnya). Namun, seorang pemain yang membendung bola boleh menyentuhnya untuk yang kedua kali tanpa sentuhan campur tangan pemain lain. Kontak yang terus-menerus terjadi ketika dua pemain dalam tim yang sama menyentuh bola pada sebuah usaha blocking, ini hanya dihitung sebagai satu pukulan untuk tim mereka, dan tim memiliki tiga kontak tambahan yang diberikan bagi mereka. Hal yang sama dibenarkan ketika dua pemain yang berlawanan menyentuh bola tepat pada waktu yang bersamaan pada sebuah blocking atau memukul di atas jaring yang mengakibatkan hasil di sisi tim manapun bola tersebut jatuh, tim itulah yang mendapatkan tiga kontak tambahan. I.

PERMAINAN JARING Ketika servis dilakukan, bola harus melintas dari satu sisi jaring ke sisi jaring yang lain dalam posisi jaring yang sah sepenuhnya di antara dua 149


antenna jaring. Bola boleh menyentuh jaring saat dilemparkan atau saat dikembalikan; tetapi pemain yang menyentuh bola saat bola menyentuh jaring tidak boleh menyentuh jaring (beberapa jenis cara memukul akan mengakibatkan pelanggaran yang disebut kesalahan jaring). Menurut peraturan, seorang pemain tidak boleh menyentuh jaring selama permainan keculai kontak yang tidak signifikan saat seorang pemain tidak dalam tindakan memainkan bola. Akan tetapi, pemain dapat melintasi bidang vertikal (sambungan imanijer jaring di atas dan di bawah batasbatasnya yang sebenarnya selama mereka tidak mengganggu pemain lawan. Selain itu, kaki adalah satu-satunya bagian tubuh yang tidak mengganggu pemain lawan (setidaknya kaki yang satunya masih menginjak atau berada di atas garis tengah pada waktu melakukan kontak). Seorang pemain yang menempatkan bagian apa pun dari tubuhnya di atas tinggi net hanya dianggap sah jika bola yang dipukul dalam suatu cara tertentu dapat melewati jaring dengan bebas tanpa disentuh oleh seorang pemain bertahan. Jika bola tidak melewati jaring dengan bebas (seperti ketika sebuah umpan bergerak ke arah seorang pemukul) dan dibendung, hal ini akan menghasilkan blocking yang tidak sah. Dalam permainan 6 lawan 6, hanya pemain barisan depan yang boleh melakukan blocking, dan hanya pemain barisan depan yang boleh melakukan spike untuk mengembalikan bola dengan tangan mereka dalam posisi lebih tinggi daripada puncak jaring ketika mereka berada di depan garis serangan. Pemain baris belakang tidak boleh melakukan blocking sama sekali dan boleh melakukan spike hanya ketika mereka melakukan take off (lompatan) dari belakang garis serangan sepenuhnya. Seorang pemain tidak boleh melakukan spike pada bola sampai bola berada pada sisi jaring tim pemain tersebut. Tangan pemain dapat melewati jaring secara sah pada gerakan mengikuti suatu spike. J.

PENGHITUNGAN SKOR Ada beragam metode penghitungan skor yang digunakan dalam bola voli. Anda seharusnya memastikan dengan liga Anda untuk mencari tahu tentang metode yang diwajibkan atau direkomendasikan. Dua metode yang paling umum dalam tingkat remaja adalah penghitungan skor rally dan game yang dibatasi waktu.  Penghitungan Skor Rally Kebanyakan liga bola voli remaja, dan juga liga-liga untuk semua usia dan kemampuan, menggunakan format penghitungan skor rally dan format tiga set terbaik. Ini juga merupakan jenis penghitungan skor yang direkomendasi-kan oleh USA Volleyball. Dalam penghitungan skor rally, sebuah nilai dihitung pada setiap servis, tidak peduli tim mana yang melakukan servis. Tim yang 150


memenangkan nilai melakukan servis untuk nilai selanjutnya. Sebagai contoh, tim A melakukan servis dan ternyata keluar, maka tim B mendapatkan nilai dan kesempatan servis yang selanjutnya. Ini adalah satu-satunya format yang mana tim yang tidak melakukan servis dapat mencetak nilai. Format ini membuat durasi set menjadi lebih singkat daripada metode penghitungan nilai side-out yang lebih tradisional dimana hanya tim yang melakukan servis yang dapat mencetak nilai.



Game yang Terbatas Waktu Game yang terbatas waktu dapat digunakan dalam turnamen remaja yang besar atau dalam kompetisi round-robin pada tingkat apa pun. Dengan metode ini, waktu dibatasi untuk menjaga kompetisi tetap berlangsung dengan lancer. Game yang terbatas waktu pada umumnya menggunakan perhitungan waktu rally, dan tim dengan nilai terbanyak ketika waktu habis adalah pemenang set. Ciri utamanya adalah tergantung pada jumlah tim dan lapangan yang tersedia, setiap set selama 8 sampai 10 menit, dengan pergantian sisi lapangan pada akhir set kedua dan pada pertengahan nilai dari set ketiga.

K. SUBSTITUSI ATAU PERGANTIAN PEMAIN Liga Anda mungkin memiliki peraturan khusus mengenai substitusi, tetapi pada umumnya, setiap pemain harus bermain setidaknya setengah dari setiap pertandingan. Walaupun peraturan substitusi untuk tingkat-tingkat yang lebih tinggi secara relatif cukup ketat, dalam permainan tingkat remaja, peraturan-peraturan ini diubah untuk memastikan bahwa setiap pemain mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi. Metode substitusi yang paling umum adalah menggunakan sebuah rotasi melingkar ketika pemain pengganti berotasi ke dalam permainan baik pada posisi servis atau pada posisi barisan depan. Substitusinya hanya dapat dilakukan selama bola mati. Selain itu, Anda dibatasi pada tiga kali masuk per pemain. Seorang pemain yang datang ke dalam permainan akan berdiri pada garis tepi (antara garis serangan dan jaring) dan berhadapan dengan pemain yang dia gantikan. Ketika diberi abaaba oleh wasit, pemain akan berganti tempat, dan pemain yang masuk ke dalam permainan akan mengambil posisi di lapangan yang ditinggalkan oleh pemain yang keluar dari permainan. Dalam permainan 6 lawan 6, satu orang pemain yang ditunjuk yang disebut libero, diperbolehkan melakukan substitusi terbatas ke dalam barisan belakang untuk pemain barisan belakang apapun. Pada pokonya, libero dianggap menjadi spesialis barisan penerima servis dan bermain bertahan 151


melawan penyerang lawan. Libero tidak boleh melakukan servis (kecuali dalam kasus-kasus beberapa peraturan kampus dan sekolah menengah), memainkan barisan depan untuk menyerang atau membendung, atau memberikan umpan kepada seorang penyerang dengan menggunakan passing atas (passing bawah diperbolehkan) ketika libero berada di depan garis serangan. Selain itu, libero tidak boleh menyerang dan melakukan sentuhan dengan bola dari atas jaring ketika berada dalam barisan belakang. L. TIME OUT Pada semua tingkat, masing-masing tim diperbolehkan melakukan dua kali time-out per set. Time-out berlangsung 30 detik (time-out dapat dilakukan sekaligus atau secara berturut-turut). Time-out dapat diminta oleh pelatih atau kapten tim yang sedang bermain. Time-out biasanya diminta ketika Anda merasa perlu untuk mengkomunikasikan strategi Anda kepada para siswa Anda; untuk memutus ritme tim lawan, berkonsentrasi, atau menambah semangat, atau untuk mengganggu pemukul servis yang kuat. Time-out dapat diambil pada waktu bola mati selama permainan atau sebelum servis pertama setiap set. Ketika permintaan untuk sebuah time-out dinyatakan dengan bangku tim mereka untuk mendengarkan petunjuk. Ketika wasit meniup peluit untuk menunjukkan akhir dari time-out, semua pemain yang bermain sebelum time-out harus masuk kembali ke dalam lapangan dengan segera. Jika mereka membuang waktu atau lambat kembali ke lapangan, mereka dapat dianggap melakukan pelanggaran memperlambat permainan yang mengakibatkan diberikannya satu nilai bagi tim lawan. M. PELANGGARAN Pelanggaran peraturan bermain seringkali mengakibatkan diberikannya servis dan sebuah nilai bagi tim lawan. Berikut ini adalah beberapa pelanggaran umum yang dapat dilihat pada tingkat remaja.  Bola terpegang. Ini terjadi ketika bola terpegang sebentar di tangan atau di lengan seorang pemain. Hukuman untuk pelanggaran bola terpegang adalah sebuah nilai untuk tim lawan, dan mereka juga diberi servis jika mereka adalah tim yang menerima bola.  Kesalahan ganda. Jika bola terpegang (lihat bola terpegang) secara terus-menerus oleh dua pemain yang berlawanan, ini disebut kesalahan ganda dan mengakibatkan play-over. Dalam play-over, tidak ada nilai yang diberikan, dan pemain servis yang sama akan melakukan servis lagi sehingga nilai atau rally dimainkan ulang.  Kesalahan servis. Sebuah kesalahan servis terjadi ketika bola yang diservis menyentuh seorang pemain dari tim yang 152








melakukan servis, gagal melewati jaring, atau gagal melewati ruang antar dua antenna dengan bebas (atau perpanjangannya), mendarat di luar batas lapangan, atau melewati sebuah screen (ketika satu atau lebih pemain melambaikan tangan, melompat, atau bergerak ke samping untuk menyembunyikan pemain servis ketika bola sedang diservis). Pelanggaran ini sebaiknya tidak dibuat rancu dengan kesalahan garis (lihat pelanggaran garis) ketika pemukul servis menyentuh atau melangkah melebihi garis servis sebelum menyentuh bola. Kesalahan jaring. Pelanggaran ini terjadi ketika seorang pemain menyentuh jaring atau tiangnya ketika sedang dalam tindakan memainkan bola. Untuk pelanggaran ini, sebuah nilai dan servis diberikan kepada lawan. Sentuhan yang tidak disengaja dengan jaring oleh seorang pemain yang tidak terlibat dalam permainan yang tidak dianggap sebagai kesalahan. Selain itu, jika bola diarahkan ke jaring dengan kuat sehingga jaring tersentuh pemain lawan juga tidak dianggap sebagai kesalahan jaring bagi tim lawan. Pelanggaran garis. Sebuah pelanggaran garis terjadi jika seorang pemain menginjak atau melebihi garis ketika sedang melompat dan menyerang dari barisan belakang; jika seorang pemain melakukan servis menginjak atau melebihi garis tepi atau garis ujung; atau jika seorang pemain melangkah sepenuhnya melewati garis tengah di bawah jaring ketika sedang melakukan blocking, serangan, atau digging terhadap bola. Selain itu, juga merupakan pelanggaran garis untuk pemain dengan apa pun di posisi lapangan, jika mereka menginjak atau keluar garis tepi atau garis ujung sebelum pemain servis menyentuh bola pada waktu melakukan servis. Situasi-situasi ini menghasilkan sebuah nilai dan servis yang diberikan kepada lawan. Blocking yang tidak sah (ilegal). Sebuah blocking yang tidak sah atau illegal terjadi ketika seorang pemain barisan belakang membendung bola pada jaring, ketika seorang pemain membendung servis lawan, atau ketika seorang pemain menggapai di atas jaring untuk menyentuh bola yang tidak bergerak kea rah jaring. Sebuah blocking tidak sah juga akan terjadi ketika seorang pemain membendung bola sebelum penyerang memiliki kesempatan untuk berusaha memukul kontak ketiga tim. Jika terjadi kesalahan ini, tim lawan diberi satu nilai dan kesempatan servis.

L. WASIT 153


Wasit menjalankan peraturan pertandingan. Untuk permainan 6 lawan 6 pada tingkat remaja, biasanya ada dua wasit (untuk permainan 3 lawan 3 atau 4 lawan 4, mungkin hanya ada satu wasit). Wasit pertama, yang juga disebut wasit atas, ditempatkan di garis tepi pada sisi yang bersebrangan dengan bangku-bangku tim dan biasanya berada di atas tempat duduk atau bangku yang tinggi (sehingga posisi mata wasit lebih tinggi dari puncak jaring). Wasit ini memimpin pertandingan dari start sampai finish; dia bertanggung jawab meniup peluti dan memberikan tanda untuk melakukan servis, untuk akhir rally, dan untuk semua pelanggaran. Wasit atas juga mengesahkan atau menolak permintaas-permintaan tim. Jika ada seorang wasit kedua yang yang disebut dengan wasit bawah, dia ditempatkan di lantai berhadap-hadapan dengan wasit pertama atau pada sisi lapangan yang sama dengan bangku-bangku tim. Wasit kedua ini merupakan asisten wasit pertama. Tanggung jawab wasit kedua mencakup memberikan isyarat (dan meniup peluit) pada beberapa kesalahan apa pun yang terlihat, mengawasi skor dan bangku-bangku tim, serta menangani time-out dan pergantian pemain. Hakim garis juga dapat digunakan dalam pertandingan untuk membantu wasit menentukan bola masuk dan bola keluar. Jika digunakan, hakim garis akan ditempatkan pada sudut-sudut diagonal yang bersebrangan, masing-masing satu pada garis ujung tim (pada garis tepi yang paling dekat dengan tangan kanan masing-masing wasit) untuk menentukan bola pada garis tepi dan garis ujung. Para hakim garis juga memberikan tanda jika terjadi singgungan pada bola, bola yang keluar atau menyentuh antenna, dan kesalahan kaki yang dilakukan pemain servis. Lihat gambar 3.7 untuk abaaba wasit yang umum digunakan pada tingkat remaja. Pencatat skor akan mencatat line-up resmi masing-masing tim dan akan menjaga buku skor resmi. Jika pencatat skor memiliki seorang asisten, orang itu biasanya akan menjalankan peralatan penghitungan skor yang dapat dilihat seluruh pemain dan penonton. Asisten pencatat skor ini juga dapat memeriksa pemain libero untuk masing-masing tim pada sebuah formulir tracking. Pencatat skor akan mencatat pergantian pemain dan timeout tim, dan dia juga akan memberitahu wasit jika seorang pemain keluar dari urutan servis. jika ada ketidaksesuaian antara skor yang terlihat dengan buku skor resmi, buku skor dianggap sebagai skor yang sah, dan skor pada alat yang terlihat harus dikoreksi. Meja pencatat skor sebaiknya ditempatkan di luar garis tepi dekat dengan jaring, pada sisi lapangan yang berseberangan dengan wasit pertama.

154


a

b

c

d

e

f

Gambar 6.1. Beberapa aba-aba yang umumnya digunakan oleh wasit adalah (a) hilangnya rally atau nilai, (b) bola masuk lapangan (c) pelanggaran garis tengah, (d) bola keluar, (e) bola keluar setelah kontak dengan seorang pemain, (f) empat pukulan

155


g

h

i

j

k

l

Gambar 6.2. (g) bola yang terpegang, dilemparkan, diangkat, atau dibawa, (h) pukulan ganda, (i) memberikan aba-aba, (j) substitusi, (k) bola diservis ke jaring atau pemain menyentuh jaring, (l) serangan atau blocking di atas net yang tidak sah

156


m

n

o

p

157


q

Gambar 6.3. (m) kesalahan ganda atau permainan berakhir, (n) blocking atau screen tidak sah, (o) akhir permainan, (p) time-out, (q) Keluar dari rotasi atau overlap

158


9

MUSIM KOMPETISI

Pertandingan memberikan kesempatan kepada siswa Anda untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dalam latihan. Sama halnya ketika pusat perhatian siswa Anda yang pada hari pertandingan berubah dari belajar dan melakukan praktik menjadi bertanding, pusat perhatian Anda juga beruba dari mengajarkan keterampilan menjadi melatih siswa Anda menampilkan keterampilan itu dalam pertandingan. Tentu saja, pertandingan juga merupakan suatu kesempatan mengajar, tetapi pusat perhatian siswa Anda adalah pada menampilkan apa yang telah dipelajari, berpartisipasi dan bersenang-senang. Pada bab-bab sebelumnya, Anda mempelajari cara siswa Anda keterampilan bola voli. Pada bab ini, Anda akan mempelajari cara melatih siswa Anda ketika menampilkan keterampilan dalam pertandingan. Kami menyediakan prinsip dasar kepelatihan penting yang akan memandu Anda sebelum, selama, dan setelah pertandingan. A. SEBELUM PERTANDINGAN Banyak pelatih memusatkan perhatian pada cara mereka melatih sebelum pertandingan yang sesungguhnya, bukan pada persiapan yang seharusnya sudah dilakukan dengan baik sebelum pertandingan pertama. Idealnya, sehari atau dua hari sebelum pertandingan, Anda harus mencakup beberapa hal selain teknik dan taktik, untuk mempersiapkan siswa Anda menghadapi pertandingan. Tergantung pada kelompok usia yang Anda latih, Anda perlu menciptakan rencana pertandingan spesifik untuk lawan berdasarkan pada informasi yang Anda terima. Tugas ini akan mencakup membuat keputusan untuk taktik tim yang spesifik yang ingin Anda gunakan. Anda juga harus menjelaskan hal-hal tertentu sebelum pertandingan, kostum apa yang dipakai, kapan datang ke tempat pertandingan, dan cara melakukan pemanasan. 1. Menentukan Taktik Pertandingan Beberapa pelatih menghabiskan pikiran untuk memikirkan suatu rencana serangan yang rumit. Namun, taktik tim di tingkat ini tidak perlu rumit, khususnya bagi kelompok usia yang lebih muda. Pusat perhatian sebaiknya diarahkan pada pelaksanaan yang konsisten, menyerang pada saat yang tepat, dan memainkan pertahanan tim yang bagus. Anda harus 159


menekankan pentingnya kerja tim dari setiap pemain yang memenuhi perannya dalam sistem menyerang dan bertahan serta dari setiap pemain yang mengetahui tugas-tugasnya. Ketika Anda menjadi lebih akrab dengan kecenderungan dan kemampuan tim Anda, Anda dapat membantu mereka memusatkan per-hatian pada taktik khusus yang akan membantu mereka bermain dengan lebih baik. Pada sepanjang minggu sebelum pertandingan, Anda harus memberi tahu siswa tentang taktik yang Anda pikir akan berhasil dan yang Anda rencanakan untuk digunakan dalam pertandingan. Rencanakan beberapa umpan, serangan, dan permainan menyerang, dan juga pertahanan utama yang ingin Anda gunakan dalam pertandingan. Cobalah untuk mempraktikannya di setiap latihan, dan pastikan bahwa setiap siswa memahami taktik tersebut dan bahwa tim dapat menjalankannya tanpa kesalahan. Membatasi jumlah dan jenis umpan dan serangan yang dipraktikkan akan memungkikan Anda mengulanginya di sepanjang latihan dan menanamkan kepercayaan diri kepada siswa Anda bahwa mereka dapat melakukan permainan di sepanjang pertandingan. Tergantung pada tingkat usia, pengalaman, dan pengetahuan siswa Anda, mungkin Anda ingin membiarkan mereka membantu Anda menentukan permainan atau umpan menyerang pertama dan pertahanan yang akan Anda jalankan dalam pertandingan. Membantu para pemain remaja tumbuh melalui pengalaman olahraga merupakan peran pelatih. Memberi kesempatan pemain untuk memberikan masukan membantu para pemain Anda mempelajari pertandingan dan melibatkan mereka di tingkat perencanaan yang seringkali dikerjakan sendiri oleh pelatih, mereka akan melaksanakan rencana serangan yang ikut mereka putuskan. Para remaja yang menanggapi dengan lebih bersemangat dan termotivasi. 2. Menjelaskan Yang Harus Diperhatikan Sebelum Pertandingan Para siswa perlu mengetahui apa yang se-baiknya dilakukan sebelum pertandingan, seperti apa yang sebaiknya mereka makan di hari pertandingan dan kapan mereka makan, kostum apa yang harus mereka pakai pada waktu pertandingan, perlengkapan apa yang harus mereka bawa, jam berapa mereka harus datang, dan bagaimana pemanasan akan dilakukan. Anda harus membahas hal-hal ini dengan mereka dalam latihan terakhir sebelum pertandingan. Berikut ini adalah pedoman untuk menjelaskan persoalan-persoalan ini. a) Makan Sebelum Pertandingan Pada umunya, nutrisi olahraga yang baik dimulai beberapa hari sebelum pertandinga, tetapi tujuan dari pemberian makanan menjelang pertandingan di hari pertandingan adalah memberikan 160


pemain sumber energi untuk pertandingan yang akan dimainkan, memaksimalkan simpanan karbohidrat, dan memberikan energi ke otak. Beberapa zat makanan dicerna lebih cepat dari zat-zat makanan yang lain, seperti karbohidrat dan protein. Oleh karena itu, kami menyarankan agar para siswa mengkonsumsi keduanya daripada mengkonsumsi lemak yang dicerna lebih lambat. Makanan yang berkarbohidrat bagus antara lain spaghetti, nasi dan kulit ari padi. Makanan yang berprotein bagus antara lain yoghurt rendah lemak dan ayam tanpa tulang dan kulit. Para siswa sebaiknya memakan makanan yang sudah mereka kenal dan dapat mereka cerna dengan mudah. Makanan besar sebaiknya dihidangkan tiga atau empat jam sebelum pertandingan. Tentunya, para siswa yang tidak memiliki cukup waktu untuk makan besar dapat mengkonsumsi minuman olahraga dan makanan ringan pengganti. b) Kostum dan Perlengkapan Pada tingkat remaja, kebanyakan tim memakai kaos oblong atau T-shirt berwarna (berlengan panjang atau pendek) dengan doberi nomor (jika diwajibkan) dan celana pendek sebagai seragam tim. Tergantung pada kelompok usia, tempat pertandingan dimainkan, dan sejauh apa tim menempuh perjalanan menuju tempat bertanding, Anda harus mewajibkan siswa Anda membawa kostum mereka beserta sepatu ke pertandingan dan berganti kostum di tempat pertandingan. Untuk siswa yang masih junior, mungkin akan lebih baik jika Anda meminta mereka langsung memakai kostum dari rumah dan melakukan perjalanan dengan mengenakan kostum tersebut sehingga orangtua dapat membantu meyakinkan ahwa mereka tidak melupakan satu hal apapun. Bantalan lutut disarankan bagi para pemain remaja. Beberapa pemain dapat memilih untuk memakai pelindung mata, athletic brance, atau pelindung mulut untuk perlindungan yang harus sesuai dengan peraturan. Perhiasan sebaiknya tidak dipakai dalam pertandingan dan menurut kebanyakan peraturan, perhiasan memang tidak boleh dipakai. c) Waktu Kedatangan Siswa Anda perlu melakukan pemanasan yang cukup sebelum pertandingan. Oleh karena itu, Anda harus meminta mereka datang 20 sampai 60 menit sebelum waktu pertandingan, tergantung pada kelompok usia, untuk melakukan pemanasan tim (lihat bagian selanjutnya untuk informasi lebih lengkap tentang pemanasan). Siswa Anda dapat datang lebih dekat dengan waktu pertandingan. Hal ini 161


akan membantu mereka tetap fokus dan mencegah mereka terlalu lelah dari terlalu semangat dalam melaukan pemanasan dan mempersiapkan diri untuk bertanding. Berikut adalah waktu kedatangan yang disarankan untuk masing-masing kelompok usia.  Usia 6 sampai 9 – 20 sampai 30 menit sebelum waktu pertandingan  Usia 10 sampai 11 – 30 menit sampai 45 menit sebelum waktu pertandingan  Usia 12 sampai 14 – 45 menit sampai 60 menit sebelum waktu pertandingan Tunjuklah tempat dimana tim Anda berkumpul ketika mereka datang sehingga Anda dapat segera melihat siapa saja yang datang, lakukan pertemuan singkat, dan mulailah melakukan pemanasan tepat waktu. Jika Anda mengalami masalah dengan siswa yang datang terlambat ke partandingan, Anda dapat memikirkan untuk membuat peraturan tim yang menyatakan bahwa mereka harus datang pada waktu yang ditentukan sebelum pertandingan dan melakukan pemanasan tim yang lengkap, atau tim tidak akan memulai pemanasan. d) Pemanasan Para siswa perlu dipersiapkan secara fisik dan mental sebelum pertandingan dan persiapan fisik tersebut mencakup pemanasan. Kami menyarankan agar para siswa datang 20 sampai 60 menit sebelum pertandingan untuk melakukan pemanasan (tergantung pada kelompok usia). Anda akan membimbing pemanasan yang sama dengan pemanasan pada saat latihan. Sebelum hari pertandingan, Anda harus memberi para siswa Anda panduan tentang cara mereka memasuki lapangan dan di mana mereka akan berbaris untuk melakukan pemanasan. Pemanasan harus terdiri dari beberapa permainan atau latihan teknik singkat ang terpusat pada latihan keterampilan dalam kelompok-kelompok kecil, latihan yang melibatkan rangkaian gerakan dan rangkaian penanganan bola dasar. Pemanasan juga harus mencakup lemparan tangan atas atau latihan servis dari dekat jaring untuk menyuruh pe-main bergerak dan mengontak bola dengan gaya yang ringan. Jika tidak ada ruangan jaring yang tersedia, garis apa pun di lantai dapat digunakan sebagai jaring tiruan. Anda harus menahan diri untuk tidak memberikan pidato pembangkit semangat yang panjang lebar, tetapi Anda dapat membantu siswa Anda mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi pertandingan dengan mengingatkan keterampilan yang telah mereka mainkan dalam latihan terakhir dan memusatkan 162


perhatian mereka pada kekuatan mereka dan apa yang telah mereka lakukan dengan baik. Luangkan waktu untuk mengingatkan siswa Anda bahwa mereka harus bertanding sebagai sebuah tim, bermain dengan gigih dan cerdas, serta bersenang-senang! 3. Peristiwa Tak terduga Bagian dari persiapan diri dalam melatih adalah memperhatikan hal-hal yang tak terduga. Apa yang Anda lakukan jika siswa Anda datang terlambat? Bagaimana jika Anda mengalami situasi darurat dan tidak menghadiri pertandingan atau akan terlambat? Bagaimana jika pertandingan ditunda? Memiliki rencana dan mempersiapkan diri untuk menangani kondisi di luar dugaan akan membantu Anda ketika peristiwa terduga terjadi. Jika ada siswa yang terlambat, mungkin Anda perlu menyesuaikan pemain inti Anda (starting lineup). Walaupun hal ini bukan merupakan gangguan besar, Anda harus menekankan kepada siswa Anda bahwa alasan-alasan penting untuk datang tepat waktu. Pertama, sebagai bagian dari anggota tim, mereka terikat dan bertanggung jawab untuk anggota-anggota yang lain. Ketika para siswa tidak datang atau datang terlambat, berarti mereka melanggar tanggung jawab tersebut. Kedua, para siswa perlu mengikuti pemanasan mengakibatkan risiko cedera, dan siswa yang tidak melakukan pemanasan mungkin tidak akan fokus dan siap untuk memainkan pertandingan. Mungkin ada kalanya suatu keadaan darurat mengkibatkan Anda terlambat atau tidak dapat hadir ke pertandingan. Dalam kasus ini, Anda harus memberitahu asisten pelatih Anda jika Anda memilikinya, atau memberitahu koordinator liga. Jika diberitahukan lebih dulu, mungkin salah satu orangtua siswa atau relawan lainnya mampu menyertai para siswa dalam pertandingan. Anda harus selalu membawa daftar telepon yang berisi nomor-nomor para orangtua dan pelatih. Terkadang, sebuah pertandingan akan ditunda karena cuaca buruk atau karena alasan-alasan lain, misalnya karena kondisi lapangan yang tidak aman. Jika penundaan terjadi sebelum hari pertandinga, Anda harus memanggil atau menelpon setiap anggota tim Anda untuk memberi tahu mereka. Jika hal ini terjadi ketika tim Anda sudah berada di tempat pertandingan dan siap untuk bertanding, Anda harus mengumpulkan semua anggota tim Anda dan menjelaskan mengapa pertandingan ditunda. Pastikan semua anggota tim pulang ke rumah sebelum Anda meninggalkan tempat pertandingan, Anda harus menjadi orang terakhir yang pulang. B. SELAMA PERTANDINGAN 163


Di sepanajng pertandingan, Anda harus menjaga pertandingan dalam perspektif yabf benar dan membantu para siswa melakukan hal yang sama. Amati bagaimana siswa Anda memainkan keterampilannya dan seberapa baik mereka bermain bersama. Pengamatan ini akan membantu Anda memutuskan rencana praktik yang tepat untuk minggu berikutnya. Coba kita lihat tanggung jawab Anda selama pertandingan secara lebih detail. 1. Keputusan Taktis Walaupun Anda tidak perlu mencipatakan strategi yang rumit, seperti yang disebutkan sebelumnya, Anda perlu membuat taktis dalam beberapa bidang sepanjang pertandingan. Anda akan membuat keputusan tentang siapa yang memulai pertandingan (dan dalam posisi apa) dan kapan memasukkan pemain pengganti, membuat penyesuaian taktik tim Anda, meminta waktu time-out, dan mengatasi kesalahan penampilan pemain. a) Memulai dan Mengganti Pemain Liga Anda harus menetapkan peraturan dan harapan untuk mengganti pemain, dan Anda harus mempersiapkan rencana penggantian atau substitusi pemain Anda sebelum pertandingan. Ketika sedang memikirkan waktu bermain, pastikan bahwa setiap orang dalam tim Anda bermain setidaknya setengah dari setiap set pertandingan. Hal ini harus menjadi dasar panduan Anda ketika Anda memikirkan pola awal dan substitusi, kecuali peraturan liga Anda menetapkan pendekatn yang berbeda. Anda harus menjelaskan rencana pergantian pemain kepada para pemain Anda dan orangtua mereka sehingga setiap orang akan mengetahui apa yang diharapkan dalam pertandingan. Taktik prosedur pergantian pemain dengan siswa Anda sebelum pertandingan merupakan hal yang bijaksana. Di tingkat remaja, metode pergantian pemain yang paling umum adalah mengizinkan seorang anggota memasuki pertandingan untuk menggantikan pemain yang baru saja berotasi kembali ke posisi servis. Cara ini berhasil baik bagi para pemain muda karena memudahkan mereka memahami kapan saat memasuki permainan dan siapa yang akan digantikan. Metode ini juga memastikan bahwa masing-masing pemain mendapatkan waktu bermain yang seimbang, karena para pemain berotasi ke semua posisi di lapangan. Suatu metode pergantian pemain yang lain adalah memasangkan pemain dalam setiap posisi (dua pemain ditugaskan untuk posisi kanan belakang, dua untuk posisi kiri belakang, dan seterusnya) dan membagi pertandingan menjadi dua bagian. Misalnya, jika Anda bermain sampai 15 nilai, para pemain masuk untuk menggantikan pasangan yang ditugaskan ketika salah satu tim 164


telah mencapai nilai 8. Ingatlah untuk mengganti pemain dalam setiap pertandingan dengan tujuan memberi tiap pemain kesempatan untuk memulai suatu pertandingan dengan tujuan memberi pengulangan yang seimbang. Untuk informasi lebih lengkap tentang peraturan substitusi umum. b) Menyesuaikan Taktik Tim Untuk para pemain berusia 11 tahun ke bawah (untuk permainan 3 lawan 3 dan 4 lawan 4), mungkin Anda tidak perlu menyesuaikan taktik tim Anda dengan signifikan selama pertandingan. Justru, Anda akan lebih memusatkan perhatian pada taktik dasr, dan selama jeda, Anda akan menekankan taktik khusus yang perlu dijalankan tim Anda. Namun, para pelatih untuk tim usia 12 sampai 14 tahun (permainan 6 lawan 6) mungkin memiliki alasan untuk membuat penyesuaian taktik untuk meningkatkan kesempatan tim agar dapat bermain bagus dan memenangkan pertandingan. Ketika pertandingan berkembang, amatilah gaya permainan dan taktik lawan Anda, dan buatlah penyesuaian dengan tepat, yaitu penyesuaian yang telah dipersiapkan dan dipraktikkan siswa Anda dalam latihan, Anda dapat mempertimbangkan contoh-contoh berikut ketika sedang menyesuaikan taktik tim.  Apakah para pemain passing tim lawan gagal memperhatikan servis? Jika demikian, mungkin Anda ingin memberi tahu para pemain servis Anda untuk lebih sering melemparkan servis ke area lapangan pemain lawan tersebut.  Apakah serangan tim lawan menggunakan beberapa penyerang kunci? Jika ini kasusnya, Anda dapat memerintahkan pemain blocking dan pemain bertahan Anda untuk mengantisipasi para penyerang itu jika mereka mendapatkan banyak umpan.  Apakah pertahanan tim lawan meninggalkan beberapa area lapangan secara terbuka? Hal ini dapat mendorong Anda untuk memberitahu penyerang Anda untuk mengarahkan pukulan ke ruang pertahanan yang kosong tersebut.  Apakah pengumpan lawan hanya melemparkan umpan ke bebarap penyerang atau titik lapangan tertentu? Apakah dia menampakkan arah perhatiannya sebelum dia memberikan umpan? Anda dapat memerintahkan pemain blocking Anda untuk melihat pengumpan, mengantisipasi ke mana dia akan melemparkan umpan, dan mulai bergerak ke sana. 165




Apakah lawan melakukan blocking dengan satu atau dua pemain untuk setiap pukulan? Anda dapat memberi tahu penyerang Anda untuk menyerang di atas blocking. Mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membuat Anda merumuskan suatu rencana pertandingan yang efektif dan membuat penyesuaian yang tepat selama pertandingan. Namun, jangan menerapkan taktik yang terlalu banyak kepada siswa Anda. Anda sebaiknya membawa pulpen dan kertas catatan untuk mencatat taktik tim dan keterampilan perseorangan mana yang membutuhkan perhatian. Ini akan membantu Anda merencanakan latihan tim Anda berikutnya. c) Mengoreksi Kesalahan Pemain Pada bab 6, Anda mempelajari dua jenis kesalahan: kesalahan pembelajaran dan kesalahan penampilan. Kesalahan pembelajaran adalah kesalahan yang terjadi karena para siswa tidak mengetahui cara memainkan suatu keterampilan. Kesalahan penampilan terjadi bukan karena pemain tidak mengetahui cara memainkan keterampilan, tetapi karena mereka membuat kesalahan dalam melakukan sesuatu yang sudah mereka ketahui, biasanya dalm hal mengantisipasi, membaca, memilih waktu yang tepat (timing) atau mengambil keputusan. Terkadang tidak mudah untuk mengatakn kesalahan yang dibuat pemain termasuk jenis kesalahan apan. Mengetahui kemampuan siswa Anda membantu Anda menentukan apakah mereka memahami keterampilan dan hanya melakukan kesalahan dalam memainkannya atau apakah mereka tidak mengetahui cara memainkan keterampilan tersebut. Jika mereka sedang melakukan kesalahan pembelajaran atau tidak mengetahui cara memainkan keterampilan, Anda harus mencatat dan membahasnya dalam latihan berikutnya. Waktu pertandingan bukanlah waktu untuk mengajarkan keterampilan. Namun, jika mereka sedang melakukan kesalahan penampilan, Anda dapat membantu siswa Anda mengoreksi kesalahan ter-sebut selama pertandingan. Siswa yang membuat kesalahan penampilan sering-kali kehilangan konsentrasi atau motivasi, atau hanya karena melakukan kesalahan sendiri (human error). Pertandingan juga dapat mempengaruhi teknik seoarng pemain muda, dan kata-kata yang mendorong konsentrasi dapat membantu. Jika Anda memang mengoreksi suatu kesalahan penampilan selama pertandingan, lakukan dengan nada suara yang tenang, terkendali, 166


dan positif selama jeda pertandingan atau ketika tim Anda berada di bangku cadangan bersama dengan Anda. Untuk siswa yang melakukan kesalahan penampilan, Anda harus menentukan apakah kesalahan itu hanya merupakan kesalahan sesekali yang dapat dialami oleh setiap siswa atau ini merupakan kesalahan yang diperkirakan untuk seorang anak muda pada tahap perkembangan. Jika yang terakhir adalah masalahnya, maka siswa Anda akan menghargai jika Anda tidak mengomentari kesalahan mereka. Pemain mengetahui bahwa itu adalah suatu kesalahan dan mungkin sudah tahu cara mengoreksinya. Sebaliknya, mungkin katakata yang memberikan dorongan dan suatu “isyarat melatih” (seperti “Ingatlah untuk memiringkan bidang lengan bawah untuk mengarahkan bola ke sasaranmu?”) mungkin adalah hal yang dibutuhkan siswa. Memahami siswa Anda dan mengetahui apa yang pelu dikatakan merupakan suatu “seni” dari melatih. 2. Tingkah Laku Pelatih dan Pemain Suatu aspek dari melatih pada hari pertandingan adalah mengatur tingkah laku baik tingkah laku Anda maupun siswa Anda. Sebagai seorang pelatih, mengendalikan emosi dalam pertandingan merupakan tanggung jawan Anda, seperti ketika taktik Anda tidak berjalan seperti yang Anda dan tim Anda harapkan. a) Tingkah Laku Pelatih Anda sangat mempengaruhi tingkah laku siswa Anda sebelum, selaman dan setelah pertandingan. Jika Anda bersemangat, mereka juga akan bersemangat. Jika Anda gelisah, mereka akan memperhatikannya, dan kegelisahan dapat menular kepada mereka. Jika Anda bersikap negatif, mereka akan menanggapi dengan cemas. Jika Anda bersikap positif, mereka akan bermain dengan lebih bergembira. Jika Anda terus menerus meneriakkan perintah atau mengomentari kesalahan, maka siswa Anda akan sulit untuk berkonsentrasi. Justru, Anda harus membiarkan siswa Anda masuk ke dalam alur permainan. Pusat perhatian harus berada pada pertandingan yang positif dan bersenang-senang. Seorang pelatih yang terlalu banyak mengatur segala hal dan mendominasi pertandingan dari tepi lapangan tentunya tidak akan membuat pertandingan menjadi menyenangkan. Jadi, bagaimana Anda harus bertingkah laku? Berikut adalah beberapa petunjuk.  Bersikap tenang, terkendali, dan selalu mendukung tim Anda.  Berikan tim Anda dorongan sesering mungkin, tetapi jangan terlalu sering memberikan perintah selama pertandinga 167


berlangsung. Tim Anda harus memusatkan perhatian pada penampilan mereka selama pertandingan, bukan pada perintah yang diteriakkan dari bangku cadangan. Ingatlah setiap kali Anda ingin berteriak kepada pemain selama pertandinga, mungkin Anda belum melatih mereka dengan cukup baik dalam latihan.  Jika Anda ingin memerintahkan seorang pemain untuk melakukan sesuatu, lakukanlah ketika Anda berdua berada di bangku cadangan, dengan sikap yang tidak menonjol. Jangan pernah berteriak kepada para pemain karena melakukan kesalahan. Justru, demonstrasikan dengan singkat atau ingatkan mereka teknik yang benar, dan beri mereka dorongan. Beritahulah mereka cara mengoreksi masalah di lapangan. Anda juga dapat memastikan bahwa Anda telah membahas cara bersikap sebagi staf pelatih dan bahw setiap orang sudah sepakat dengan cara pelatih mengatur tingkah lakunya sendiri di bangku cadangan. Ingatlah, Anda tidak sedang bermain untuk memenangkan sebuah medali emas Olimpiade! Di tingkat ini, pertandingan bola voli dibuat untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan mereka dan diri mereka sendiri, serta untuk bersenang-senang. Jadi, Anda sebaiknya melatih pada pertandingan dengan suatu sikap yang dapat membantu mereka meraih hal-hal tersebut. b) Tingkah Laku Pemain Anda bertanggung jawab menjaga tim Anda tetap terkendali. Lakukan hal ini dengan memberikan peraturan tim untuk tingkah laku yang baik. Jika ada yang mencoba untuk berbuat curang, bertengkar, berdebat, mengganggu, meneriakkan kata-kata yang memperolok, dan sejenisnya, maka mengoreksi tingkah laku yang tidak baik ini adalah tanggung jawab Anda. Awalnya, ini mungkin berarti segera menarik pemain dari pertandingan (mengganti mereka), biarkan mereka tenang, dan selanjutnya bicaralah kepada mereka dengan tenang sambil menjelaskan bahwa tingkah laku mereka tidak pantas untuk tim, serta bahwa jika mereka ingin bermain, mereka harus tidak mengulangi tindakan itu. Anda juga harus ingat, bahwa selain mempelajari permainan, para pemain yang lebih muda masih belajar tentang cara menangani emosi mereka. Sebagai seorang pelatih, Anda harus berjuang untuk tteap tenang selama saat-saat pemain muda mengalami kesulitan mengendalikan emosi mereka. Anda harus mempertimbangkan peraturan tim dalam tingkah laku pertandingan yang mencakup hal-hal tersebut. 168


    

Bahasa pemain Tingkah laku pemain Interaksi dengan wasit Hukuman untuk tingkah laku buruk Kostum (dress code) untuk pertandingan

3. Keselamatan Pemain Semua pemain tidak sama. Beberapa pemain memberikan penghargaan diri untuk menang dan kalah. Ide ini bisa berasal dari para pelatih, orangtua, teman sesama pemain, dan mayarakat, yang menitikberatkan pada kemenangan. Para pemain menjadi cemas ketika mereka tidak yakin apakah mereka mampu memenuhi harapan orang lain atau tidak, khususnya ketika memnuhi harapan tertentu juga merupakan hal yang penting bagi mereka. Jika siswa Anda terlihat tegang dan gelisah selama pertandinga, Anda harus menemukan cara untuk mengurangi kedua ketidakyakinan tentang bagaimana penampilan mereka akan dinilai dan kepentingan yang mereka berikan ke pertandingan. Bantu siswa Anda untuk memusatkan perhatian pada tujuan pribadi yang realistis, tujuan yang mungkin untuk dicapai dan dapat diukur serta yang membantu mereka meningkatkan penampilan mereka sambil bersenang-senang ketika bermain. Suatu cara lain untuk mengurangi kegelisahan pada hari pertandingan adalah menjauh dari pembicaraan persiapan menjelang pertandingan yang emosional. Justru, ingatkan siswa Anda tentang teknik dan taktik yang akan mereka gunakan, dan ingatkan mereka untuk bermain dengan gigih, melakukan yang terbaik, dan bersenang-senang. Katakan kepada mereka bahwa Anda lebih mempedulikan mereka dan tidak membiarkan satu orang pun memadamkan semangat mereka di lapangan daripada memedulikan tentang menang atau kalah. Ketika sedang melatih selama pertandinga, ingatlah bahwa hasil yang paling penting dari bermain bola voli adalah membangun atau meningkatkan penghargaan dari siswa. Ingat dan berjuanglah untuk selalu mempertimbangkan hal ini dalam setiap keputusan pelatih. 4. Lawan dan Wasit Anda harus menghormati lawan dan wasit. Tanpa mereka, tidak akan ada pertandingan. Lawan memberi kesempatan tim Anda untuk menguji, memperbaiki, dan mengatasi dirinya sendiri. Wasit membantu memberikan pertandingan yang fair dan aman bagi para pemain serta membantu mereka mempelajari pertandingan. Anda dan tim Anda harus menunjukkan rasa hormat kepada lawan dan wasit dengan memberikan usaha terbaik Anda dan berperilaku 169


baik. Jangan biarkan para pemain ini tidak menghormati semangat pertandingan dan Anda harus segera memindahkan pemain dari pertandingan (seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam “tingkah laku pemain�) Jika pemain itu tidak mematuhi peraturan tim Anda dalam bidang ini. Ingatlah, dalam bola voli hanya kapten lapangan dan pelatih yang diperbolehkan berbicara kepada wasit. Ingatlah juga bahwa wasit di tingkat ini seringkali adalah remaja, dalam banyak kasus tidak terlalu lebih tua daripada pemain itu sendiri, dan tingkat kepemimpinan harus sepadan dengan tingkat permainan. Dengan kata lain, jangan mengharapkan kesempurnaan dari wasit melebihi yang Anda harapkan dari siswa Anda. Sepanjang keputusan wasit dibuat secara konsisten kepada kedua belah pihak, maka sebagian besar masalah Anda dengan wasit akan berkurang. C. SETELAH PERTANDINGAN Setelah pertandinga berakhir, kumpulkan tim Anda untuk memberikan ucapan selamat kepada pelatihm dan pemain tim lawan, lalu pastikan untuk berterima kasih kepada para wasit. Pastikan anggota tm Anda yang cedera, dan beritahu mereka cara merawat cedera itu di rumah. Bersiaplah untuk berbicara dengan wasit tentang masalah apa pun yang terajadi selam pertandingan. Kemudian, adakan pertemuan singkat paska pertandingan (dijelaskan selanjutnya) untuk memastikan bahwa keadaan mental tim Anda sudah pulih, walaupun mereka menang atau kalah, dan untuk memusatkan perhatian mereka pada hal-hal positif dan tujuan untuk latihan atau pertandingan selanjutnya. 1. Reaksi Setelah Pertandingan Yang menjadi perhatian pertama Anda setelah pertandingan sebaiknya adalah tingkah laku dan keadaan mental siswa Anda. Anda tidak ingin mereka terlalu bersemangat setelah meraih kemenangan atau terlalu sedih setelah kalah. Ini adalah saatnya Anda dapat menjadi orang yang paling berpengaruh slaam membantu para siswa menjaga perspektif dan menenangkan emosi mereka. Ketika merayakan kemenangan, pastikan tim Anda tidak melakukannya dalam suatu cara yang menunjukkan rasa tidak hormat kepada tim lawan. Bergembira dan merayakan kemenangan merupakan hal yang wajar dan tidak menjadi masalah, tetapi jangan biarkan siswa Anda mengejek lawan dan menyombongkan kemenangan mereka. Sebaliknya, jika tim Anda kalah, tim Anda tentunya merasa kecewa. Namun, jika tim Anda telah berusaha untuk menang, beritahu mereka bahwa mereka telah melakukan yang terbaik. Setelah mengalami kekalahan, bantu mereka tetap tegar dan mempertahankan sikap positif 170


yang akan dibawa sampai ke latihan dan pertandingan selenjutnya. Menang dan kalah merupakan bagian dari kehidupan, tidak hanya bagian dari olahraga. Jika para siswa dapat menangani keduanya dengan seimbang, mereka akan berhasil dalam apa pun yang mereka kerjakan. 2. Pertemuan Tim Setelah Pertandingan Setelah pertandingan, kumpulkan semua siswa Anda di suatu tempat yang ditentukan untuk suatu pertemuan singkat. Sebelum pertemuan ini, putuskan bersama staf pelatih mengenai apa yang perlu dikatakan dan siapa yang akan mengatakannya. Pastikan bahwa semua staf berbicara dalam satu kesepakatan setelah pertandingan. Jika siswa Anda telah tampil dengan baik dalam suatu pertandingan, Anda harus memberi mereka pujian dan ucapan selamat. Beritahu mereka secara spesifik apa yang telah mereka lakukan dengan baik, walaupun mereka menang atau kalah. Hal ini akan menguatkan semangat mereka untuk mengulangi penampilan mereka yang baik. Jangan gunakan waktu tersebut untuk mengkritisi pemain perseorangan atas penampilan mereka yang buruk di depan teman-teman satu timnya atau mencoba untuk membahas masalah dan menentukan taktik. Anda harus membantu para siswa meningkatkan kemampuan mereka, tetapi lakukan hal tersebut di latihan berikutnya. Setelah pertandingan, para siswa tidak akan menyerap banyak informasi taktis. Justru, Anda harus memusatkan perhatian pada tujuan perseorangan dan tim untuk latihan atau pertandingan berikutnya. Akhirnya, pastikan semua siswa Anda telah berada dalam perjalanan pulang ke rumah. Selalu jadilah orang yang terakhir meninggalkan tempat pertandingan untuk memastikan pengawasan penuh bagi siswa Anda.

171


10

LAMPIRAN ISTILAH BOLA VOLI

1. Bidang passing - Permukaan datar yang dibentuk oleh lengan bawah pemain ketika melakukan passing bawah. Tangan harus disatukan dengan ibu jari dan pergelangan tangan saling menekan. Lengan harus rileks dan dijulurkan ke depan tubuh, mempertahankan suatu permukaan datar dengan lengan bawah untuk membantu memastikan bahwa bola mengarah ke sasaran. 2. Blocking – Usaha tim bertahan untuk menghentikan atau memperlambat serangan lawan di area jaring. Blocking dapat melibatka satu, dua, atau tiga pemain di depan penyerang yang menjulurkan tangan mereka melebihi jaring. 3. Bola hidup – Bola dianggap hidup ketika berada dalam permainan, yaitu dari saat bola dikontak secara sah pada saat servis sampai rally berakhir dan bola dinyatakan sebagai bola mati. 4. Bola jatuh – Pukulan yang bukan merupakan serangan keras atau sebuah bola bebas. Pukulan ini dapat berupa pukulan yang dilakukan dengan posisi berdiri (daripada melompat) di bagian mana saja untuk menempatkan bola ke dalam lapangan lawan. 5. Bola terpegang – Suatu pelanggaran yang terjadi ketika bola berhenti atau terpegang sebentar di tangan atau lengan pemain selama melakukan kontak. 6. Daftar nama – Catatan semua pemain yang berhak bermain (nama dan nomor) dalam sebuah tim. 7. Digging – Teknik yang digunakan oleh seorang pemain bertahan untuk menjaga bola pukulan keras atau lambat agar kembali naik dan dapat dimainkan ketika pemain bertahan bertanya biasanya akan menggunakan passing bawah atau suatu variasi dari passing ini untuk melakukan digging terhadap bola. 8. Down the line – Serangan di mana bola dipukul dari garis penyerang dan melaju lurus di sepanjang garis tepi lawan yang sama. 9. Error – Kesalahan yang mengakibatkan diberikannya nilai kepada tim lawan. Para pemain dapat melakukan beragam jenis kesalahan 172


selama pertandingan, seperti kesalahan servis, kesalahan dalam mengolah bola, kesalahan memukul, kesalahan menerima, atau kesalahan blocking. 10. Garis datar – Garis yang menandai ujung lapangan pada masingmasing sisi jaring. Di sebuah lapangan berukuran baku, masingmasing garis datar berjarak 9 meter dari jaring dan melintang jaring. Disebut juga garis ujung. 11. Garis serang – Garis di lapangan pada masing-masing sisi jaring yang berjarak 3 meter dari jaring dan sejajar dengan jaring yang memisahkan lapangan bagian depan dengan lapangan bagian belakang. Para pemain barisan belakang tidak diperbolehkan melompat dan menyerang bola dari depan garis serangan. Disebut juga garis 3 meter. 12. Garis tengah – Garis yang melintang sejajar dan tepat berada di bawah jaring dari garis tepi ke garis tepi di deberang lapangan, membagi lapangan menjadi dua. 13. Garis tepi – Garis yang menandai ujung lapangan di masing-masing jaring. Masing-masing garis ujung berjarak 9 meter dari jaring dan melintang sejajar dengan jaring. Disebut juga garis dasar. 14. Jaring – Peralatan yang membagi lapangan menjadi dua dan memisahkan area bermain untuk kedua tim. 15. Kartu kuning – Tanda yang menunjukkan peringatan 16. Kartu merah – Tanda yang ditunjukkan sebagai akibat dari pelanggaran perseorangan ataupun tim yang mengakibatkan diberikannya sebuah poin untuk lawan. 17. Keluar batas lapangan – Area di luar batas lapangan. Sebuah bola dianggap keluar (dan menjadi bola mati) ketika mendarat atau membentur sebuah benda yang berada di luar batas lapangan. 18. Kesalahan servis – Kesalahan yang dilakukan pemain servis ketika sedang memukul servis. Misal, memukul servis yang gagal melintasi jaring, memukul servis yang keluar batas lapangan, atau melakukan pelanggaran kaki. 19. Kontak ganda – Ketika satu orang pemain menyentuh bola lebih dari sekali tanpa ada pemain lain yang menyentuh bola di antara kontak-kontak tersebut. Kontak ini hanya dianggap sah jika kontak pertama pemain terhadap bola merupakan sebuah blocking. 20. Kontak pada bola – Menyentuh bola dengan bagian apa pun dari tubuh pemain (kecuali kibasan rambut pemain). 173


21. Lapangan bagian belakang – Area di antara jaring dan garis serang (dari gairs tepi ke garis tepi) di masing-masing sisi jaring. 22. Let service – Servis di mana bola yang dipukul mneyentuh jaring tetapi masih dapat melintasi jaring menuju lapangan lawan. 23. Libero – Pemain yang dianggap sebagai pemain spesialis barisan belakang. pemain ini hanya bermain dalam barisan belakang dan diperbolehkan mengganti pemain barisan belakang manapun tanpa batas pada saat bola mati. Libero tidak boleh melakukan servis, mengumpankan bola ke penyerang dari depan garis serangan, atau menyerang bola dari atas puncak jaring. 24. Lift – Pelanggaran (kontak tidak sah) yang terjadi ketika pemain memegang bola. 25. Lineup – Daftar pemain tim inti dalam posisi yang akan mereka mulai dalam pertandingan. Lineup menentukan rotasi pemain atau urutan servis di sepanjang pertandingan. 26. Lintas lapangan – Arah serangan yang sering dilakukan, dari sudut sisi jaring penyerang ke arah garis tepi yang berseberangan atau ke arah sudut diagonal dari sisi area lawan. 27. Loss of rally – Hukuman yang diberikan ketika tim yang melakukan servis melanggar peraturan. Lawan diberi kesempatan servis dan sebuah nilai. 28. Membaca bola – Memperkirakan apa yang akan terjadi di lapangan. Misalnya, emain blocking melihat pengumpan untuk mendapatkan isyarat yang membantu mereka mengantisipasi kemana pengumpan akan memukul bola. 29. Overlap – Pelanggaran yang terjadi ketika para pemain tidak berada dalam urutan servis dan jajaran barisan yang semestinya, dengan tanpa berganti ke posisi para pemain yang berdekatan (baik belakang ke depan atau dari sisi ke sisi) ketika bola diservis. 30. Passing – Permainan di mana pemain melakukan kontak terhadap bola dan mengarahkannya ke udara, sehingga rekan satu tim dapat mengambil posisi untuk melakukan kontak selanjutnya. 31. Passing atas – Pukulan passing yang dilakukan pemain dengan menyentuh bola menggunakan kedua tangan di atas kepala. 32. Passing bawah – Pukulan passing yang dilakukan pemain dengan mengunakan lengan bawahnya untuk memukul bola yang jatuh setinggi pingganggnya,

174


33. Pelanggaran kaki – Pemain servis melangkah di atas atau melampaui garis ujung sebelum menyentuh bola pada saat melakukan servis. 34. Pelanggaran – Terjadi ketika seorang pemain gagal bermain sesuai peraturan. Anda juga harus berkonsultasi dengan liga Anda untuk informasi tentang pelanggaran dan hukumannya. 35. Pemain blocking – Pemain bertahan yang mencoba mengentihkan atau memperlambat serangan di area jaring. 36. Pemain servis – Pemain yang melakukan kontak awal untuk menempatkan bola dalam permainan servis dan memulai rally. 37. Pemukul – Pemain yang memukul bola melintasi jaring ke dalam lapangan lawan. Disebut juga pemain spike atau penyerang. 38. Penalti – Konsekuansi yang diberikan kepada pemain atau tim yang melanggar peraturan. 39. Pendekatan – Gerakan penyerang, biasanya tiga atau empat langkah lari cepat untuk mengambil posisi melompat dan memukul bola. 40. Penetrasi – Tindakan menjangkau melewati jaring dan melanggar bidang jaring sambil membendung serangan. 41. Penggantian – Mengarah pada pemain libero yang masuk ke dalam pertandingan untuk menggantikan salah satu pemain barisan belakang memperkuat pertahanan. 42. Penghitungan skor rally – Metode penghitungan skor di mana poin dihitung pada setiap rally, tanpa mempertimbangkan tim mana yang melakukan servis. 43. Pengumpan – Pemain yang melakukan kontak kedua dan mengarahkan bola kepada penyerang. 44. Penundaan – Penundaan awal permulaan pertandingan yang dilakukan dengan sengaja oleh tim, pemain atau pelatih. Pelanggaran pertama selama pertandingan akan mengakibatkan diberikannya peringatan. Pelanggaran kedua atau letiga di sepanjang pertandingan yang sama akan mengakibatkan poin penalti yang diberikan kepada tim lawan. 45. Pepper – Latihan di mana para pemain melakukan passing, mengumpan dan memukul bola bolak-balik ke arah satu sama lain. Sering disebut dengan latihan pemanasan. 46. Perimeter – Suatu jenis pertahanan yang digunkaan untuk mempertahankan area yang dekat dengan batas lapangan.

175


47. Peringatan – Ketika seorang wasit memberikan pemberitahuan atas terjadinya pelanggaran kecil pertama dengan mengeluarkan kartu kuning. Peringatan dicatat dalam buku skor, tetapi tidak diberikan hukuman. Disebut juga kartu kuning. 48. Permainan ulang – Tindakan memainkan suatu rally kembali, seperti ketika terjadi kesalahan ganda, dengan tanpa memberikan sebuah nilai atau loss of rally dan tanpa rotasi pemain servis (pemain servis yang sama akan melakukan servis). 49. Pertandingan – Serangkaian set pertandingan, biasanya tiga atau lima set yang dimainkan untuk mennetukan pemenang pertandinga. Tim yang memenangkan dua dari tiga set atau tiga dari lima set pertandingan adalah pemenang pertandingan. 50. Poin penalti – Poin yang diberikan kepada sebuah tim ketika tim lawan melanggar peraturan. Disebut juga kartu merah. 51. Posisi siap – Posisi yang harus diambil pemain ketika sedang bersiap untuk memainkan bola seperti ketika sedang melakukan servis, mengumpan, menyerang. menerima passing atau digging, atau melakukan blocking. 52. Postur – Posisi tubuh pemain selama memainkan suatu keterampilan. 53. Pukulan – Keterampilan utama yang digunakan pemain penyerang untuk memainkan bola ke atas jaring. Disebut juga spike atau serangan. 54. Rally – Serangkaian permainan yang terus menerus bolak-balik melintasi jaring yang dimulai dengan servis dan berakhir ketika bola dinyatakan sebagai bola mati. 55. Roll shot – Suatu pukulan lemah (off-speed) yang dilakukan pemain dengan menyentuh bola dengan lemah, dengan topspin yang lambat, mengarahkannya ke suatu area lapangan yang terbuka. Disebut juga off-speed spike. 56. Rotasi – Perubahan posisi pemain dengan bergerak searah jarum jam ketika tim mereka diberi kesempatan servis setelah servis yang dilakukan oleh lawan. 57. Ruang terbuka – Daerah kosong lapangan di antara dua orang pemain. 58. Screen – Suatu tindakan tidak sah yang melibatkan satu atau lebih pemain dari tim yang melakukan servis dengan mencoba untuk menghalang-halangi pemain servis melihat pemain yang melakukan servis atau jalur servis bola. Tindakan ini termasuk melambaikan 176


tangan, melompat atau bergeser untuk menyembunyikan pemain servis. 59. Sentuhan bola – Kontak pada bola oleh pemain 60. Serangan off-speed – Serangan yang dilakukan pemukul yang bertujuan memperdayai pertahanan lawan dengan memukul bola dengan lemah sehingga bola bergerak lebih lambat daripada harddriven spike. 61. Serangan – Usaha tim menyerang dengan memukul atau melakukan spike ke dalam lapangan lawan. Tujuan penyerang adalah memukul bola ke lantai di sisi jaring lawan untuk memenangkan rally. 62. Servis – Kontak dengan bola yang memulai permainan untuk memulai setiap rally. 63. Servis melayang – Sebuah servis yang melayang melintasi jaring tanpa putaran bola seperti sebuah knuckleball). Untuk memainkan servis melayang, pemain memukul bola dengan kuat menggunakan suatu aksi “meninju” dengan sedikit atau tanpa gerakan lanjutan. 64. Servis melompat – Servis yang dilakukan pemain servis dengan melompat ke udara (sama dengan serangan di area jaring) untuk menyentuh bola yang dilemparkan. 65. Servis tangan bawah – Pukulan servis yang dilakukan dengan gerakan tangan bawah untuk menyentuh bola pada ketinggian sebatas pinggang. 66. Servis ulang – Terjadi ketika pemain servis diperbolehkan melakukan servis lagi setelah melakukan kesalahan melempar. Pada sebagian besar liga remaja, pemain diperbolehkan melakukan satu kali kesalahan melempar servis (membiarkan bola melambung atau menangkapnya setelah melemparkannya untuk sebuah servis) per usaha servis atau per rotasi, yaitu pemain masih diperbolehkan melakukan servis lagi setelah hal ini terjadi. 67. Side-out - Terjadi ketika tim yang menerima servis mendapatkan hak untuk melakukan servis dengan memenangkan rally. 68. Spike – Pukulan yang kuat dan diarahkan dengan keras yang digunakan untuk mengembalikan bola ke dalam lapangan lawan. 69. Substitusi – Seorang pemain masuk ke dalam pertandingan untuk menggantikan pemain lawan. 70. Tip – Suatu seranagn yang dilakukan pemukul dengan menggunakan satu tangan untuk mencoba menempatkan bola dengan lemah di atas

177


pemain blocking atau ke dalam area-area terbuka lainnya dari lapangan lawan. 71. Topspin – Gerakan memutar yang dapat diberikan pada bola ketika sedang menyerang atau memukul servis. Topspin menyebabkan bola jatuh secara tiba-tiba. 72. Transisi – Pergantian tim dari bertahan ke menyerang atau dari menyerang ke bertahan selama permainan. Bisa juga mengarah pada pemain yang berganti dari dari posisi menyerang ke posisi bertahan sebaliknya. 73. Tukar posisi – Dua orang pemain satu tim yang berganti posisi di lapangan dengan cepat setelah servis untuk tujuan menyerang atau bertahan. Hal ini juga mengacu pada tim lawan yang berganti sisi jaring di akhir setiap set pertandingan atau pada saat tim mencapai nilai tengah dari set yang menentukan dalam pertandingan. 74. Umpan – Sebuah passing (biasanya passing atas dengan dua tangan) yang digunakan untuk menyampaikan bola kepada seorang penyerang. 75. Urutan rotasi - Lineup tim yang dikumpulkan sebelum setiap set pertandingan yang menunjukkan posisi-posisi awal pemain dan menentukan rotasi para pemain di sepanjang pertandingan. Lineup ini membantu pencatat skor dan wasit mengetahui urutan pemain yang melakukan servis dan menjelaskan bahwa para pemain berada dalam urutan rotasi yang benar sebelum setiap servis dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA American Sport Education Program, Melatih Bolavoli Remaja, Yogyakarta, Citra Aji Parama, 2008. Bompa, Tudor, Theori And Methologi, of Trining, (New York: Macmillan Publishing Co. Inc, 2009. Cheryl A Coker. Motor learningand ControlPractitioners. New Mexico: McGrawHill. 2004. 178


Diater Beutelstahl, Belajar Bermain Bolavoli, Bandung: Pionir Jaya. 2012. Firmansyah, Sosiologi Olahraga , Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Malang, (Jakarta PPS UNJ,2015). Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders. 2006 Jeffrey M. Willardson. Developing the Core. 2014 James Tangkudung, Kepelatihan Olahraga Pembinaan Prestasi olahraga, Jakarta: Cerdas Jaya, 2006. James Tangkudung, Sistem Energi dan Asam Laktat Untuk Meningkatkan Prestasi Atlet, Jakarta: Cerdas Jaya, 2013. James Tangkudung, Kepelatihan Olahraga Pembinaan Prestasi olahraga, Jakarta: Cerdas Jaya, 2006. Kandel ER., Schwartz JH., Jessel TM. Principles of Neural Sciences. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill. 2000. Liebenson, C. Rehabilitation of the Spine, Second Edition. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins. 2007.

Lutan, Olahraga dan Etika Fair Flay, Direktorat Pemberdayaan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi Olahraga Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional, 20 Rahyudi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi dan Tinjauan Kritis, Majalengka: Nusa media, 2012. Olahraga Indonesia, Dalam Prespektif Sejarah Periode 1945-1965, Proyek Pengembangan Keserasian Kebijakan Olahraga Direktorat Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: 2004. Santosa, Ilmu Faal Olahraga, Remaja Rodaskarya, Bandung, 2013. 179


Santosa, Ilmu Kesehatan Olahraga, Remaja Rosdakarya, Bandung 20013 Sadiman, Arif. S. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemampaatannya (Jakarta: Pustekom Dikbud, 2003). Parker, Ensiklopedia Tubuh Manusi, PT Gelora Aksara Pratama, 2009. Toto Subroto dan Yunyun, Permainan Bolavoli, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010. Viera, Jill, Bolavoli Tingkat Pemula, University of Delaware, Newarrk, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,2004. Yusup, Anatomi Manusia, Pakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2008.

TENTANG PENULIS AEP ROHENDI, lahir di Bandung (Jawa Barat), pada tanggal 4 Agustus 1966. Menyelesaikan pendidikan formal di SD th (1981) di Lembang, SMP (1984) di Lembang, SGO (1987) di Kota Cimahi. Kemudian pada tahun 1987 melanjutkan kuliah S1 ke STKIP Pasundan Cimahi dan dinyatakan lulus pada tahun 1993, penulis sempat bekerja didinas perhubungan kabupaten Sukabumi

180


penulis sempat melatih bolavoli indoor dan voli pantai di IVOBA Bandung dari tahun 1992 - 2011, nama club bolavoli ALKO Bandung dan. Pada tahun 2009 penulis, diangkat sebagai dosen di PJKR STKIP Pasundan Cimahi. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi ke Program Studi S2 IPS STKIP Pasundan dan lulus pada tahun 2011, pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi pada Program S2 dengan program studi Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri Jakarta (PPs UNJ) lulus tahun 2013 dan dilanjutkan lagi di S3 Universitas Negeri Jakarta (PPs UNJ) pada tahun 2013 dan lulus pada tahun 2016. Karir selanjutnya penulis saat ini lagi berjuang mengembangkan potensi atletatlet golf junior Jabar di Komunitas Golf Bandung dan voli indoor di PATRIOT IVOBA Bandung sebagai Klub baru.

Etor Suwandar lahir di Tasikmalaya 27 Desember 1953 dari ayah K. Odong Suwardja (Alm) dan ibu Akat Arkasih (Alm) Suami dari Dra. Hj. Nenden. Pendidikan : Pada tahun 1978 menyelesaikan program Sarjana Muda dari Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Bandung, dan menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Keguruan (FKIK) IKIP Bandung dengan keahlian di bidang Pendidiikan Olahraga tahun 1982.Pada tahun 2003 menyelesaikan Program Pascasarjana Universitas Garut Konsentrasi Administrasi Negara. Tahun 2013 mengambil Program Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan spesialisasi Pendidikan Olahraga Karir dalam olahraga prestasi ini merupakan kelanjutan dari kiprahnya sebagai atlet pada tahun 1971 – 1976 dan berlanjut menjadi pelatih selama 12 tahun (1978 – 2008), serta menjadi pengurus Persani, baik lingkup Jabar maupun nasional yang telah dilakukan selama 27 tahun, Beberapa jabatan dalam organisasi olahraga antara lain adalah Pengurus Pengda Persani Jabar dari tahun 1980 sampai sekarang, pengurus Pengcab Kota Bandung tahun 1979 – 2009, Pengcab Kota Garut sampai tahun 2007, serta menjabat sebagai ketua umum pada klub senam Citra Indra di Jawa Barat. Dan pada PON tahun 2016 dipercaya oleh PB PON menjadi ketua Panitia Pelaksana PON cabang olahraga senam, sebagai kelanjutan dari suksesnya menjadi ketua panitian POPNAS, serta kegiatan multi even lain baik tingkat daerah maupun nasional.

181


182


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.