Kuasa Allah yang Menobatkan
N
ama saya Ida dan saya berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya tetapi saya tiba di Lampung dan menjadi pengikut Yesus Kristus yang setia. Awalnya berangkat dari Nias dengan tujuan berlibur untuk menghilangkan rasa galau karena menghadapi beberapa persoalan dan untuk sementara tinggal di rumah abang saya di Medan. Menjadi dilema bagi saya ketika abang saya mengetahui rencana untuk berangkat ke tempat kakak di Lampung, ternyata tidak disetujui bahkan mereka melarang saya untuk pergi karena kakak dan keluarganya di Lampung adalah penganut agama Advent, sebab menurut keluarga bahkan teman-teman bahwa agama tersebut adalah aliran sesat meskipun kenyataannya kami belum mengenal dan mengetahui ajaran gereja tersebut. Namun karena dorongan hati yang rindu bertemu dengan keluarga kakak, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat. Kenyataannya berbeda, ketika saya tiba di rumah keluarga kakak di Lampung, sungguh di luar perkiraan dan dugaan sebelumnya, saya justru sangat senang dan kagum melihat bahwa keluarga ini sangat tekun belajar Firman Tuhan setiap pagi dan malam. Dan setiap hari Selasa sore ada Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA) yang diasuh oleh bapak Pdt. Bangun Pasaribu. Dan secara kebetulan pada saat itu KPA diadakan tiga hari berturutturut. Di KPA inilah saya dan saudara sepupu saya Evi, Ibu Tini, Ibu Hutagaol mendapatkan banyak hal pelajaran yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya tentang bagaimana seharus-
Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan nya umat Kristen hidup mengasihi dan menuruti akan Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya memang sangat sulit diterima, apalagi soal makanan, Sabtu (Sabat) dan lain-lain. Sebenarnya saya harus segera pulang ke Nias, oleh karena pekerjaan sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Sitoli, namun saya bergumul dalam doa karena hati saya mulai terbuka untuk menerima kebenaran Firman Tuhan. Dengan penuh pergumulan, pada tanggal 23 Agustus 2012, saya mengambil keputusan untuk tidak pulang ke Pulau Nias meskipun ini pilihan yang sangat berat dan pahit karena itu artinya saya meninggalkan keluarga, teman-teman, dan kehilangan pekerjaan. Akhirnya di hadapan anggota KPA dan Pdt. B. Pasaribu, pada tanggal 27 Agustus 2012 saya menyampaikan keinginan untuk dibaptis menjadi pengikut Kristus. Dan puji Tuhan, menyusul pada tanggal 14 September 2012, sepupu saya Evi yang masih dalam perjuangan untuk melanjutkan studinya di salah satu akademi di Lampung juga dengan penuh pergumulan menyampaikan permohonannya untuk menerima baptisan kudus. Pilihan saya untuk menerima baptisan dan tinggal di Lampung tidak lagi menimbulkan rasa takut sekalipun keluarga tidak menyetujuinya, bahkan saya punya tekad dan misi untuk memperkenalkan ajaran Alkitab yang sesungguhnya kepada keluarga dan teman-teman saya. Saya juga tidak bimbang soal masa depan, bahkan pekerjaan yang sudah saya tinggalkan, karena saya percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik buat saya ketika mengikut Dia dengan setia. Akhirnya pada tanggal 15 September 2012 pada KKR penuaian oleh Ibu Helen Gulfan yang diadakan di Kota Bandar Lampung saya pun dibaptis dengan sepupu saya Evi, dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi sepenuhnya. Saya mohon dukungan doa dari saudaraku seiman, semoga kehidupan saya menjadi terang dan garam kepada sesama sehingga melalui kehidupan sehari-hari, orang lain akan mengenal dan mengikut Tuhan Yesus Kristus Sang Penebus dan Juruselamat kita.
Ida dan Evi saat menerima Yesus menjadi Juruselamat melalui baptisan suci.
—Ditulis oleh Ida, dan dilaporkan oleh Pdt. B. Pasaribu, Gembala Distrik Lampung Tengah.
11 - 2012 | Adventist World
33