KONSEP PENDIDIKAN HOLISTIK

Page 5

Prinsip-pinsip di atas akan membuka jalan dan menjadi fondasi bagi terciptanya konsep pendidikan yang utuh. Dengan tawaran prinsip inilah, konsep pendidikan lebih pas apabila diletakkan dalam kerangka pemahaman bahwa pendidikan adalah “Memanusiawikan manusia.� Pendidikan hendaknya bukan saja berusaha mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melainkan juga untuk meningkatkan kesadaran, melihat perubahan-perubahan sosial dalam perspektif transedental, dan menempatkan iman sebagai sumber motivasi perkembangan dalam menyelami dan menghayati ilmu pengetahuan modern.

KONSEP PENDIDIKAN HOLISTIK MELAHIRKAN GENERASI YANG TERDIDIK, TERLATIH, MEMILIKI DAYA CIPTA, DAN PENEMU.

Ini berarti bahwa dalam proses pendidikan terkandung upaya kemampuan mengintegrasikan akal dengan nurani dalam menghadapi masalah perubahan sosial. Dengan begitu diharapkan pendidikan dapat memenuhi fungsi yang luhur dalam menghadapi perkembangan sosial, apabila dalam proses belajar-mengajar menggunakan pola pengajaran innovative learning, yakni: (1) berusaha memupuk motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mempelajari dan memahami kenyataan-kenyataan sosial yang ada, (2) berusaha memupuk sikap berani menghadapi tantangan hidup, kesanggupan untuk mandiri dan berinisiatif, peka terhadap kepentingan sesama manusia dan sanggup bekerja secara kolektif dalam suatu proses perubahan sosial.

5

Ini bisa dipahami bahwa untuk menuju ke masa depan yang lebih baik, seseorang haruslah memperhatikan apa yang telah dan sedang terjadi di masyarakat. Tentu ini terkait dengan upaya menyadap sebanyak mungkin informasi, kemudian menganalisisnya. Aneka ragam informasi yang telah disadap yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengolahan dan interpretasi akan menumbuhkan kemampuan berpikir secara holistik dan integratif. Bila kemampuan ini telah dimiliki seseorang, maka untuk mengantisipasi perubahan yang menumbuhkan kesadaran internal dan keterampilan memecahkan masalah bukannya sesuatu yang memberatkan. Bukan tidak mungkin, bahwa persoalan informasi mempunyai korelasi akseptabilitas dengan dunia pendidikan, bahkan dengan fungsi informasi, pendidikan akan mampu mengimbangi kemajuan zaman. Korelasi ini terletak pada persoalan substansi materi pendidikan itu sendiri. Dalam spektrum yang lebih makro, seberapa jauh alih nilai moral mampu membekali peserta didik untuk menghadapi sekaligus memecahkan persoalan secara proporsional sekaligus mampu mengembangkan budaya religius. Spektrum tersebut menuntut peran pendidik (dosen) untuk mampu tampil lebih profesional di hadapan peserta didik dengan menyertakan menu-menu materi yang bersifat kontekstual, dinamis dan berorientasi ke masa depan. Semua ini akan didapatkan jika tradisi menyadap banyak informasi menjadi tuntutan setiap saat bagi para pendidik. Pendidikan sebagai proses penyiapan peserta didik agar memiliki kemampuan mengantisipasi persoalan hari ini dan esok harus dilihat dari dimensi informasi ini. Dengan kata lain, kemampuan tersebut akan dicapai hanya melalui intensitas mencari, mengolah dan mengintepretasikan informasi. Menguasai informasi hari ini berarti mampu menguasai informasi hari esok. Menguasai permasalahan hari ini berarti menguasai permasalahan hari esok. Sekarang dan esok sebenarnya bersifat saling berkaitan dan merupakan mata rantai yang kompleks meski dengan tingkat kompleksitas yang beragam. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini tidak lepas dari faktor modernisasi dan globalisasi yang berdampak pada semua aspek kehidupan: ekonomi, sosial, politik, budaya dan juga pendidikan. Pengaruh modernitas telah mempunyai andil besar dalam merubah gaya dan pola hidup pada hampir semua lapisan masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa generasi muda kita belajar nilai kebanyakan dari budaya populer dan media massa. Pengaruh kolonialisme yang membawa budaya materialisme, sekularisme dan individualisme selama berabad-abad telah meninggalkan bekas yang tak bisa dihapus pada pola pikir dan sistem nilai di negeri kita ini. Lantas apa saja yang perlu dipersiapkan oleh peserta didik dalam menghadapi globalisasi materialisme dan sekularisme? Problem-problem di atas juga memperlemah perkembangan karakter generasi muda saat ini. Oleh karena itu, intelektual sekarang harus melakukan reorientasi dalam menatap persoalan pendidikan, sehingga mereka mampu survive dalam setiap zaman. Reorientasi atau rekonstruksi konsep pendidikan ini penting, karena tanpa itu maka kita tidak akan pernah mampu membesarkan generasi kita sesuai dengan zamannya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.