Dunia Roh

Page 1


KATA PENGANTAR GILBERT LUMOINDONG Adalah kebahagiaan besar bagi seorang hamba Tuhan menyaksikan sendiri bagaimana orang yang dilayaninya bertumbuh dan melakukan perkara yang besar bagi kemuliaan Allah. Kawan saya, Daud Tony, adalah contoh orang yang telah mengalami jamahan kuasa Tuhan yang dahsyat. Saya mengalami bagaimana Tuhan sendiri telah membebaskannya dari tipu daya kuasa-kuasa kegelapan yang ia geluti sejak usia yang sangat belia, menyembuhkan kegilaannya, memulihkan keadaannya, dan mengubah hidupnya dari orang yang kelihatannya “sudah tidak ada harapan” menjadi luar biasa di tanganNya. Saya tahu, setelah dilepaskan Tuhan dari ikatan roh jahat dan membuang semua ilmu gelapnya, ia berulang kali menyatakan kerinduannya pada saya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Dan – puji Tuhan – ia sungguh-sungguh melakukannya. Tuhan yang telah memulai pekerjaan yang baik di dalam dirinya, Tuhan sendiri yang akan menyempurnakannya. Haleluya! Setelah melalui khotbah dan kesaksian yang disampaikannya ke seluruh Indonesia dan mancanegara, sekarang buku yang sampai ke tangan Saudara ini juga dapat Saudara pertimbangkan sebaik-baiknya menjadi peringatan bagi setiap orang agar betul-betul menjauhkan diri dari kuasakuasa di luar Tuhan. Kiranya kesaksian sejati di dalam buku ini juga memberi dorongan supaya Saudara mau dilepaskan dari segala ikatan-ikatan kegelapan oleh satu-satunya Nama yang terbukti ajaib dan berkuasa. Doa saya buku sederhana ini dapat menjadi berkat luar biasa bagi Saudara.

HambaNya,

Gilbert Lumoindong


Rajawali akan mati sebagai ayam kalau dalam hidupnya ia tidak mengepakkan sayapnya untuk terbang.

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya tapi selalu merupakan awal dari perjuangan baru.


Bab 1 TERPILIH SEBAGAI AHLI WARIS SIHIR


Sebelum saya membahas tentang kedudukan kita sebagai orang percaya di alam roh lebih dalam, ada baiknya saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nah Saudara, saya ini orang blasteran. Ayah saya seorang Cina, sedangkan ibu saya seorang Jawa-Cina. Jadi secara matematis saya terdiri dari unsur 75% Cina dan 25% Jawa. Kalau seorang Cina totok (asli) matanya ngeriyip (sipit) saya tidak begitu. Meskipun kulit saya putih tapi mata saya bulat (dan mempesona). Mengapa saya menceritakan hal ini? Supaya Anda dapat lebih jelas memahami betapa ajaibnya kasih Tuhan Yesus yang tidak memandang suku, latar belakang agama, ras, warna kulit, dan hal-hal yang kelihatannya lainnya. Sebab latar belakang keluarga saya menganut okultisme, sebenarnya tidak memberikan satu celah perluang pun bagi saya untuk bisa diselamatkan. Tapi kasih karuniaNya melampaui keterbatasan saya. Sungguh suatu anugerah yang luar biasa. Mari kita telusuri silsilah keluarga saya sebentar. Dari keluarga ibu saya. Nenek saya dari pihak ibu. Lalu nenek dari nenek saya (entah bagaimana Anda menyebutnya) mempunyai saudara. Saudara dari ibunya lagi inilah, yang menjadi kakek-nenek guru okultisme saya. Mereka terkenal di tahun 70an. Ibu saya adalah buyut, sedangkan saya sendiri adalah cucut buyut, atau disebut cicit. Kakek saya terkenal tahun 70-an, dengan ilmunya yang disebut saipi angin. Apa itu? Begini, misalnya ia berada di Jakarta dan ingin ke Surabaya. Apa yang dilakukannya? Membaca mantera! Satu detik kemudian langsung berada di Surabaya. Bebas ongkos. Bebas bensin. Lumayan sekali mengingat harga tiket dan bensin yang naik terus. Aman dan nyaman. Tapi bukan promosi. Hanya berusaha menggambarkan keadaan sebenarnya. Okultisme bukan sesuatu yang pantas dipromosikan. Yesus yang layak dimuliakan. Tapi, tentu saja kemampuannya buka cuma bergerak ke sana ke mari seperti itu. Dia juga menguasai aji pangremekan. Jika sebuah gembok diremas, langsung remuk! Otot kawat dan tulang besi Gatot Kaca saja tidak ada artinya untuk orang yang menguasai ilmu itu, apalagi tulang manusia yang sering rapuh kekurangan kalsium. Saudara tidak perlu heran. Di jaman kerajaan dahulu kala, Empu-empu yang menguasai ilmu tersebut membuat keris bukan dengan cara biasa, ditempa ala tukang besi, tapi dengan dengan tangan! Hanya dengan menjepitkan telapak tangannya, membengkok-bengkokkannya sambil membaca mantera, jadilah keris dalam sekejap mata. Tidak perlu kepanasan. Tidak perlu keringatan. Orang yang berkecimpung di bidang bisnis, pasti menduga-duga berapa keuntungan yang didapat menjual ratusan keris ‘langsung jadi’ seperti itu. Tetapi ,setahu saya Empu-empu tidak memiliki bakat berdagang. Ilmu ketiga yang membuat terkenal adalah ilmu kebal yang disebut aji lembu sekilan. Saya rasa ini adalah ilmu favorit para pencuri atau perampok yang ngeri dikeroyok massa. Jangankan dipukul, ditembak juga tidak mempan. Apa lagi? Ilmu yang banyak dikuasai pawang hujan, mendatangkan atau menghentikan hujan. Ada seorang mantan paranormal yang sudah terlebih dahulu menjadi pendeta dan gembala sidang sejak lama mewarisi ilmu mendatangkan hujan sebelum bertobat. Entah untuk apa, karena saya belum pernah mendengar hamba Tuhan ini dulunya pernah menjadi pawang hujan. Biasanya pertunjukanpertunjukan di udara terbuka menggunakan jasa pawang hujan. Tapi memang orang yang menganut


ilmu cenderung terobsesi mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya. Buat apa ilmu ini, belakangan, yang penting ilmunya didapat dulu, begitu pemikirannya, Saudara. Nenek saya adalah seorang ahli ilmu santet. Ilmu yang akan saya bahas di buku berikutnya. Saudara seperguruan nenek saya adalah ahli kedip-kedip alias pelet. Sekarang ilmu-ilmu tersebut yang telah diwariskan turun-menurun mengalami banyak pergantian nama. Diganti dengan nama yang lebih komersil dan bagus. Jadi tidak seram lagi. Lalu dijual dengan istilah “mahar”. Saya tidak bisa membayangkan apa reaksi kakek saya, seorang ahli ilmu putih, yang menolong orang tanpa pamrih kalau mengetahui soal jual-menjual ini. Pelet memiliki bentuk dan model. Fleksibel sekali. Tergantung kondisi dan situasi pemakainya. Tercatat, dari jaran goyan, semar mesem, dari susuk emas maupu berlian, sekali kedip, jangankan manusia, sapi saja ngintil. Mengikuti kemauan si pemelet. Saudara seperguruan yang lainnya lagi adalah ilmu tenaga dalam, inti api, inti es. Saudara, saya tidak sedang membicarakan jurus silat dari asmaraman Kho Ping Hao. Ini nyata. Yang terkenal ilmunya adalah mengambang di atas air. Berjalan di atas iar. Iblis pandai meniru. Ia suka meniru Okultisme adalah sesuatu yang mejizat Yesus untuk menyesatkan banyak orang yang harus dibayar mahal, bukan hanya bersikap kompromi terhadap bahaya okultisme. perkara main-main atau gagahLucunya, justru banayak pelaku okultisme sungguhan gagahan yang bertobat karena bisa melihat perbedaannya. Perbedaan antara kuasa iblis dan kuasa Tuhan. Hanya biasanya akibatnya cukup fatal. Termasuk yang saya alami. Okultisme adalah sesuatu yang harus dibayar mahal, bukan perkara main-main atau gagahgagahan. Saya pikir semua mantan paranormal yang bertobat sungguh-sungguh setuju bahwa okultisme bukan lah suatu hal yang bisa dianggap main-main. Pada waktu buku ini selesai ditulis, saya dipertemukan dengan salah satu tokoh tenaga dalam di Surabaya yang bergelar manusia listrik. Untuk membicarakan mengenai keponakannya sekaligus muridnya yang pernah bertarung dengan saya yang pada saat itu telah bertobat. Memang waktu itu saya berbicara dengan muridnya. Dia sedang mempraktekkan ilmu kung dao-nya, 50 orang langsung jungkir balik. Karena kemampuannya (tentu saja kemampuan iblis yang menipunya), orang yang memiliki ilmu biasanya hatinya menjadi sombong sekali. Merasa benar sendiri. Saya menegurnya, “Saudara, belum ada apa-apanya dibandingkan saya dulu. Tapi saya saja dikalahkan oleh kuasa nama Yesus. Demikian juga Saudara pasti kalah dalam nama Yesus”. Dan saya menghardik iblis, dalang di belakang kemampuannya, “Dalam nama Yesus, setan keluar!” Selesai. Ia bertobat. Seusai mempraktekan ilmu kung dao ia bertobat. Setelah bertobat ia bersaksi pada pamannya. Apakah Saudara bersaksi setelah Saudara bertobat? Pamannya adalah gurunya sendiri. Ia berkata, “Wah Paman, ada pendeta kecil bernama Tony Daud. Biar kecil, pendeta itu sakti”. Tentu saja yang sakti adalah Tuhan Yesus.


Saya dipertemukan dengannya karena kami bertukar pendapat mengenai tenaga dalam. Tenaga dalam tidak ada yang alami. Manusia tidak memiliki tenaga dalam. Semua itu berasal dari tenaga sihir alias setan.

Wangsit yang menentukan Guru-guru saya merupakan kakek-nenek saya yang mengasingkan diri, di akhir 70-an karena suatu wangsit yang berbunyi demikian : Waktu bakal jaman ontran-ontranan, pada waktu kekacauan jaman, bakal teko akan datang, seorang raja yang adil dari Timur. Dan nanti keturunanmu yang akan datang, generasi terakhir, akan menemukan jalan terang, menjadi pemberita terang, mengangkat seluruh keluargamu semua dari kegelapan. Jadi kakek saya sendiri pun mengakui bahwa mereka ada di dalam kegelapan. Sekali lagi, saya katakan, ilmu hitam, ilmu putih semuanya berasal dari setan. Karena kakek saya penganut ilmu putih sebaliknya nenek saya penganut ilmu hitam. Ilmu putih adalah yang seperti tertulis di Alkitab, bahwa ada jalan yang dikira lurus tapi ujungnya adalah maut (Amsal 14:12). Demi mendapat wangsit tersebut, kakek-nenek saya, mengasingkan diri secara total dan tidak mau ditemui bahkan oleh anak-cucunya sendiri. Bahkan ibu saya tidak bisa bertemu dengan mereka dan baru dapat ditemui di kala saya sakit. Tidak seperti dukun lainnya. Mereka tidak memiliki seorang murid pun, yang bisa mendampingi kakek-nenek saya. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk untuk belajar ilmu. Karena apa? Mereka tidak mau diganggu sama sekali. Karena itu pula dia memohon dalam kata-katanya sebelum mengajar saya kurang lebih begini (karena mantera-mantera telah Tuhan angkat dari ingatan saya). “Ingsun nuwun kali sang hyang murbeng tumadi� artinya “Aku meminta kepada Allah yang maha kuasa supaya keturunanku menemukan jalan terang�. Jadi dia tekun bertapa, terus memohon kepada Allah yang maha kuasa. Tapi ingat, allah yang mana? Jelas berbeda dengan Allah kita. Karena dunia ini memiliki banyak allah. Kenyataannya, bukankah orang di luar Tuhan Yesus juga memiliki allah mereka sendiri? Tetapi Allah kita adalah Allah Yehovah, Allah Yahweh, Allah yang hidup, Yesus Kristus. Kalau kakek saya saja tekun memohon terus kepada allah yang tidak hidup, seharusnyalah kita dengan tekun memohon terus-menerus kepada Allah kita yang hidup.

Masuk ke dalam dunia kebatinan Saya mulai mempelajari ilmu kebatinan itu sejak usia 9 tahun. Itu pun karena suatu kasus. Pada waktu kelas 4 SD, kebetulan guru matematika saya, stres berart. Celakanya, dia melampiaskan stresnya kepada anak didiknya. Ada yang ditempeleng, ada yang dipukul rotan. Menurut mood-nya saja. Tapi salah seorang murid yang paling parah dianiaya adalah saya.


Pernah suatu kali tendangannya telak mengenai tulang ekor saya. Tulang punggung saya juga tidak luput dari ‘terapi’ stresnya. Bedanya saya dengan bola hanya ia tidak berteriak “Gooooooool!” Akibatnya hanya saya langsung jatuh pingsan. Setua ini saja, Saudara yang pernah melihat saya pasti mengatakan besar tubuh saya pas-pasan. Tidak untung, mendekati rugi. Apalagi umur sembilan tahun? Lebih ceking dan lebih kecil. Ditendang, ya langsung pingsan! Begitu pingsan, saya dibawa ke rumah sakit. Jadi guru saya belum gila hanya stres, karena masih membiarkan saya dibawa ke rumah sakit. Sara, pingsan lagi. Menurut ibu saya, dokter memvonis, “seumpama amak ini sembuh, akan mengalami kelumpuhan total, bisa terjadi kebutaan atau seuntung-untungnya rabun.” Keuntungan macam apa itu? Karena terjadi benturan pada saraf tulang ekor belakang. Dokter itu masih melanjutkan, “Dan bisa saja terjadi, anak ini tidak bisa tertolong lagi.” Di tengahtengah kebingungan, ibu saya mengusulkan, “Eh, Pi, bukankah kita punya kakek-nenek buyut yang terkenal kesaktiannya di tahun 70-an?” Pada waktu itu usia kakek saya sudah lebih dari seratus tahun. Tokoh dari keraton Yogya dan keraton Solo, banyak berguru ke sana, untuk menimba ilmu olah kanuragan. Terutama ilmu kebal dan sekali lagi – ilmu santet. Untuk membunuh orang. Ayah saya pesimis, “Eh, Mi, bukankah sejak tahun 70-an, kakek-nenek kita ini sudah tidak mau ditemui lagi, bahkan oleh kamu, sampai sebesar ini aja, belum pernah melihat wajah kakek-nenek buyutmu.” Ibu saya bersikeras (ciri ibu-ibu yang sayang anak), “Tapi ‘kan kita masih punya ibu kita, mama saya,” Maksudnya nenek saya, “Kita datang ke sana, ke tempat kakek-nenek buyut kita. Siapa tahu, memandang kita yang masih keturunannya, mereka mau menyembuhkan anak kita.” Ayah saya juga berkeras, “Percuma, Mi, kakek-nenek buyut kita tidak bakalan mau diganggu pertapaannya, supaya keturunannya menemukan jalan terang.” Benar, mereka memang tidak mau diganggu. Mereka terus bersembahyang dengan tekun, melepaskan segala keduniawian, walaupun kepada sesembahan yang salah. Singkat cerita, ibu bersama nenek saya, mendatangi tempat pertapaan kakek-nenek buyut. Nenekbuyut saya bermeditasi dengan cara tidak tanggung-tanggung. (Baik anak-anak maupun orang dewasa dilarang keras meniru!). Dia bertapa di atas bambu yang dibakar dengan api. Dan bambu itu tidak habis terbakar, karena kekuatan nenek buyut saya menyerap api itu. Dan ia memiliki ilmu yang tak kalah hebat dibandingkan kakek buyut saya. Ilmu ponco sono. Misalnya ia ditembak, jatuh ke tanah, bangun lagi dalam keadaan sehat walafiat. Misalnya tangannya dipotong, langsung tumbuh lagi. Ini jurus nenek saya. Sedangkan jurus kakek-buyut saya yang lain, kalau menyeberang di suatu jalanan. Langsung berhenti semua sepeda motor atau mobil kalau ia mau. Bukan karena pengemudinya dipelototi seperti yang sering penyeberang jalan lakukan akhir-akhir ini. Tetapi karena mesinnya mogok semua. Ini milik kakek buyut saya. Sesampai di padepokan kakek-nenek buyut saya, mereka dihalangi oleh pelayan nenek guru. Ketika dijelaskan cukup panjang, bahwa saya ini masih keturunannya. Wajahnya berubah ranah, “Oh, masih keturunan, yah? Silahkan masuk.” Di ruang pertapaan kakek-nenek buyut saya, langsung nenek buyut saya menegur, “Ngapain kamu ke sini? Bukankah aku sudah mengatakan tidak mau ditemui siapapun juga.”


Ibu saya langsung memohon, “Ampun, Embah, kakek, keturunanmu sakit keras. Kalau tidak lumpuh akan mati. Ditendang, dianiaya orang.” “Siapa nama anak itu?” “Namanya Tony.” “Ganti namanya jadi Tukiman.” Ditanya lagi : “Hari kelahirannya apa?” “Sabtu Pahing” Weton tertinggi menurut penanggalan Jawa. “Berapa bersaudara?” “Lima, lelaki semua, Pandawa Lima.” Langsung, kakek-nenek buyut saya, menurut cerita ibu saya, tiba-tiba berseru : “Ini dia orangnya.” Kakek-nenek buyut saya melanjutkan, “Aku mau menyembuhkan anak itu, tetapi dengan satu persyaratan. Dia harus mewarisi olah kanuragan, jayan kawijayan. Kalau mau, ia akan sembuh, kalau tidak mau, silahkan pergi dari tempat ini.” Didorong naluri keibuannya demi kesembuhan saya, akhirnya ibu saya setuju saja. Langsung setelah itu, masih menurut ibu saya, mereka datang ke rumah sakit, tidak tahu bagaimana caranya, saya siuman. Sembuh total.


Bab 2 MENGUASAI MANTERA TERTINGGI


Setelah saya sembuh, saya ikut kakek-nenek buyut, tapi belum belajar ilmu. Itu terjadi umur sembilan tahun. Apa yang terjadi dengan guru saya yang gila-gila waras itu? Pertama, guru matematika saya, mengintimidasi teman-teman sekelas saya supaya bersaksi palsu tentang kejadian penganiayaan itu. Yang kedua, ia berani memakai kekuatan sihir untuk menggagalkan pengadilan. Ketika saya mengadu, kakek-nenek buyut saya menjawab, “Kami tidak akan turun tangan, biar kamu sendiri yang menuntaskan dendammu.” Wah, mereka pandai juga. Mengapa mereka melakukan hal itu? Sebab kita semua tahu, anak usia sembilan tahun, itu sukanya hanya berjalan-jalan dan bermain, betul? Dengan menyimpan dendam itu, terpaksa saya belajar ilmu dengan sungguh-sungguh. Dan yang ketiga, yang paling keterlaluan, ia menghasut penduduk kampung memanggil saya Cino loreng (artinya cina belang) setiap hari. Kalau saya pergi ke sekolah itu, diteriaki “Cino loreng, Cino loreng ...” Setiap hari! Rupanya ia mau saya terular dengan stresnya. Yang keempat, ia tega menyuruh orang kampung untuk memukuli saya. Sementara jurus yangsaya kuasai satu-satunya adalah langkah seribu alias melarikan diri sekencang-kencangnya. Guru matematika yang sadis. Suatu hari saya melarikan diri, bersembunyi ketakutan di kolong tempat tidur kakek yang menatap saya dalam-dalam. Kakek saya bertanya, “Tukiman, ngapain kamu masuk ke situ?” “Aku mau dipukul orang, Kek.” “Lawan mereka.” “Ngak mau. Kalau pukulan saya segini (mengacungkan tinju saya), pukulan mereka segini (membandingkan dengan kepala saya).” Kakek saya menegur “Kamu ‘kan cucu orang sakti,” seraya membaca manteranya. Tiba-tiba saya menyaksikan sendiri dari Sragen ke Yogyakarta, ia hilang tanpa sempat menggunakan alas kaki. Hilang begitu saja. Dalam hitungan detik dia kembali. Wah, saya berpikir kagum, punya ilmu ini, bebas ongkos bensin. Kemudian, ia berkata kepada saya, “Kalau kamu ingin membunuh orang, gunakan santet ini.” Lalu suatu pusaka terbang masuk ke dalam saya. “Tinggal kamu ngomong, maunya satu hari aau satu jam, dia akan mati.” Lalu guru saya memberikan saya tenaga dalam sambil berkata, “Kalau kamu ingin duel tenaga dalam, lihat ini.” Dalam jarak sepuluh meter, batu remuk! Demonstrasi kuasa gelap yang luar biasa. Tapi masih ada tambahannya, “Dan kalau kamu ingin cewek, cukup sekali kedip.” Lalu melanjutkan, “Tahun 70-an, pada waktu itu, kami tidak menemukan lawan sepadan. Muridmurid kami tersebar di seluruh Indonesia.” Salah satunya : Bapak Pdt. Eku Hidayat yang menulis buku Alam Roh. Bener, Bapak Eku Hidayat dulu sempat menjadi cucu murid, saudara seperguruan saya. Ia menekuni ilmu pencabut roh, sebelum bertobat. Setelah itu saya meminta kepada guru saya, “Ajari ilmu pencabut roh, Kek. Aku harus balas dendam!” Ia menjawab, “Kamu harus menguasai meditasi tertinggi. Yaitu meditasi sampai mengeluarkan sinar di dahimu dan sampai engkau mengambang di atas air. Baru setelah kamu lulus bisa mengambang di atas air, berjalan di atas air, aji tapak banyu, baru kamu mampu belajar semua ilmu.”


Wah, dinginnya malam, saya tidak peduli. Merapal mantera, sampai mengambang di atas air, berjalan di atas air. Berhasil. Waktu saya berjalan di atas air, saya pikir, Ini dia ilmu tingkat tinggi. Saya berlari ke tempat guru saya menunjukan dengan bangga, “Aku menguasai ilmu tertinggi.� Mereka menertawakan saya, “Hahaha, itu masih ilmu tingkat dasar.�

Gara-gara saya mempunyai ilmu berjalan di atas air sejak kecil, sampai sekarang saya tidak bisa berenang.

Gara-gara saya mempunyai ilmu berjalan di atas air sejak kecil, sampai sekarang saya tidak bisa berenang. Begitulah, sejak SD, saya menyerap ilmu dari kakek-nenek buyut saya. Dari ilmu sirep sampai berbagai ajian. Cuma tidak ada ajinomoto. Bersekolah jarang masuk, tapi mencapai rangking kelas.

Caranya bagaimana? Mencomot pikiran guru-guru SD. Jawabannya langsung di otak saya. Gara-gara saya suka mengambil pikiran orang seenaknya, sampai sekarang saya tidak bisa perkalian. Saya perlu kalkulator. Demikianlah sejak SD, saya belajar dari kakek-nenek buyut saya. Dari aji lembu sekilang, sampai menguasai aji merogo sukmo, ilmu pencabut roh. Ilmunya Eku, sejak kecil usia 10 tahun telah saya kuasai. Dan berbagai ajian lain, termasuk aji saipi angin, kalau bersekolah tidak usah susah-susah. Langsung sampai di kelas. Sejak SD, kemampuan supranatural saya mulai terkenal.

Mengapa Tidak Percaya Yesus? Ada fakta ironis dan menyedihkan sekali. Mengapa saya tidak mau percaya Yesus? Padahal waktu itu saya memiliki tetangga Kristen, bersekolah di sekolah Katolik. Apa sebabnya? Mereka, orang-orang Kristen dan Katolik memang ramah-ramah terhadap saya, tetapi banyak orang Kristen dan Katolik, meminta nomor SDSB kepada saya. Yah, kalau begini caranya untuk apa aku percaya kepada Yesus? Masuk akal bukan? Dan yang lebih parahnya, hamba Tuhan salah satu organisasi gereja, tidak bakal saya sebutkan namanya, namun saya berharap ia telah bertobat sekarang ini, setiap kali mau berkhotbah, meminjam jimat saya dulu, seorang anak kecil sakti, supaya khotbahnya mantap. Lha, untuk apa aku percaya Yesus? Nah, sejak SD itu saya sudah petantang-petenteng menguasai sihir. Dulu saya sudah meguasai aji panglimunan, ilmu menghilang. Sekali merapal, saya tidak akan kelihatan meskipun sedang cengarcengir mengejeknya. Saya juga dibekali pusaka, tidak hanya satu dua pusaka, seratus macam pusaka. Dulu saya mengoleksi keris. Termasuk keris kyai jangkung, yaitu keris berlekuk tiga. Saya menyimpan keris luk 3, luk5, luk 7, luk 9, luk 11, luk 13, lengkap. Dan soal kekebalan, selain aji lembu sekilang, saya menyimpan pusaka besi kuning. Ilmu besi kuning, mengubah tubuh jadi besi kuningan. Kalau saya deretkan pusaka saya, bisa dikira sedang jualan, tinggal memasang mahar saja, pasti banyak yang menghubungi. Besi kuning, Mirah delima, Lulang kebulando, Kitab stambul, Kul buntet, Bandar besi.


Kemampuan saya waktu itu, anti tembak, anti bacok, anti cukur. Ya, anti cukur. Dulu saya gondrong, waktu pertama kali bertemu Pak Gilbert (Gilbert Lumoindong). Tidak ada seorangpun yang bisa memotong rambut saya tanpa seijin saya. Yang pertama kali bisa, malah pendeta. Dicukur sampai gundul. Pada waktu itu saya adu ayam, dan belum pernah kalah. Saya beberkan rahasianya caranya tapi jangan ikut-ikutan. Belilah ayam pedotan, ayam yang pernah kalah. Ayam yang begitu melihat lawannya, langsung lari terbirit-birit karena trauma pernah kalah. Melihat kelakuan ayam model begitu, orang-orang yang bertaruh pasti berani berspekulasi. Taruhannya diapit atau diasor satu banding lima, Rp. 1.000,- banding Rp. 5.000,- Mereka berasumsi ayam saya pasti kalah. Memang masuk akal. Tapi bagaimana selnjutnya? Langsung saya merapal mantera, mengeluarkan roh saya dari raga, masuk ke dalam ayam. Pasti Andri Kole (mantan pesulap yang mengarang The Mind Games) belum pernah melihat ilmu sihir seperti ini. Mestinya ia mengadakan penelitian di Indonesia, pasti isi bukunya akan berbeda. Karena sulap di Barat itu adalah gabungan antara sihir dan teknologi. Sisi teknologinya gampang dibongkar, tapi sisi kuasa gelapnya tidak semudah orang luar bisa mengerti selain penganut ilmu itu sendiri. Begitulah, roh saya diam di dalam tubuh ayam. Ayam musuh boleh jagoan, tetapi saya memakai pukulan jarak jauh. Ayam musuh keok, saya untung besar. Adu ayam belum pernah kalah sampai semua bosan melawan ‘ayam’ saya. Bagaimana tentang ilmu pelet? Saya jadi ingat dulu waktu berseminar di Jakarta, di Plaza Sentral. Waktu itu, saya berpapasan dengan anak dari Pdt. Eku Hidayat. Temannya sempat menjadi pasien saya waktu saya berpraktek. Temannya terperanjat melihat saya dan berbisik pada hamba Tuhan senior ini, “Wih, itu kan Tony. Tony yah?” “Iya, Ada apa?” “Itu mah dukun saya dulu. Waktu saya diberikan semar mesem, cowok-cowok menempel terus, kayak perangko,” Harap diketahui ini bukanlah iklan bedak tertentu. Memang dulu pelet saya sangat manjur. Sekali pakai, korban akan mengikuti kemanapun Saudara pergi. Tapi sekarang sudah tidak bisa. Jangan coba-coba menghubungi saya kecuali mai saya tengking setannya sekalian.

Menguasai Ilmu demi Ilmu Selulus SD, saya diberikan hadiah ilmu lagi sama nenek saya. Ilmu hipnotis dan sirep. Sekali sirep, namanya sirep begonondo, satu kampung bisa tidur semua. Saya coba di kelas sekelas mendengkur semua. Kalau Saudara pernah menyaksikan acara kesaksian SOLUSI, Saudara pasti mendengar tentang Daud Tony, mantan dukun berwajah ‘ganteng’ mempraktekkan ilmu tidur. Setiap kali guru-guru SMP mau mengadakan ulangan atau testing, saya buat mereka tidur. Temanteman saya mengacungkan jempol dan memuji saya, “Sippp...!”


Pada waktu itu saya mulai menantang, “Yang masih mengatai aku Cino Loreng, sekarang maju ke depan!” Nah, waktu saya mau dipukul, hilang dibelakang mereka. Wah, semuanya bubar tanpa sempat mengejek saya lagi. Saya menguasai tenaga dalam yang disebut-sebut sebagai “Pukulan tapak tanpa rasa.” Hmmm, julukan yang keren juga. Mirip jurus “Tendangan Tanpa Bayangan” pendekar silat Wong Fei Hung. Tapi ternyata masih kalah dengan pukulan ajaib Tuhan.

Saya menguasai tenaga dalam yang disebut-sebut sebagai “Pukulan tapak tanpa rasa.”

Tenaga dalam yang sering disamarkan di balik nama ilmu pernapasan ini, kekuatannya biasanya mencapai 25 meter sampai 50 meter. Ini adalah aji pukulan jarak jauh. Bukan permainan pikiran, bukan ilusi, bukan sulap, tetapi ilmu sihir. Nah, karena saya belajar sejak kecil, digabung dengan tenaga dalam, sihir, roh kebatinan, dan pusaka-pusaka tertentu kekuatan tenaga dalam saya mencapai 50 kilometer. Batu pun bisa hancur. Bukan hanya itu saja, misalnya ada orang yang bersembunyi di balik tembok setebal 10 meter,sekali pukul, orangnya mati, sedangkan temboknya tetap utuh. Persis dengan jurus andalan Chinmi di komik Kungfu Boy.

Mencari Kedamaian Saudaraku, walaupun saya menguasai berbagai ilmu, aji yang tidak bisa saya peroleh adalah aji “damai sejahtera.” Dan pertanyaan yang tidak bisa saya jawab adalah, “Apa arti sebuah kehidupan?” Tidak ada damai. Walaupun saya menguasai sihir dan bisa berubah menjadi burung perkutut atau merpati lambang perdamaian. Tidak ada damai dan rasa aman, walaupun saya bisa berubah menjadi harimau putih, aji singolodoyo. Aji yang pernah saya pakai waktu menyerang Bapak Gilbert. Waktu menyantetnya. Tidak ada damai sama-sekali.

Permintaan Terakhir Pada saat saya duduk di kelas 2 SMP, tiba-tiba kakek buyut memanggil saya untuk berbicara serius, “Tony, kamu ke sini dulu.” Saya memandang sekeliling semua keluarga saya sudah berkumpul. Ada apa ini? “Ada apa, Kek?” Ia berkata dalam bahasa Jawanya yang bila diterjemahkan bunyinya, “Moga-moga keturunanku menemukan jalan terang dari raja yang adil dari Timur. Tony, aku selalu memohon kepada yang Maha Kuasa supaya ketika kamu berumur 18 tahun, kamu melihat terang dan saya juga memohon kepada yang maha kuasa, pada umur 19 tahun kamu bertemu sang Raja yang adil dari Timur. Nanti kalau kamu bertemu dengannya, lepaskanlah seluruh keluarga kita dari kegelapan. Dan sebelum kemunculannya tiba, akan dikirimkan para ksatria,” lalu melanjutkan “Tony, kalau kamu menemukan jalan yang terang itu, ketemu Raja yang adil itu, ingatlah selalu pesanku.” “Apa Kek?” “Angkatlah seluruh keluarga kita dari kegelapan.”


Nenek saya ada di situ, om saya juga ada di situ, mereka memberitahukan permintaan penting ini kepada ayah-ibu saya. Kakek saya memberikan perintah kepada sanak keluarga kami, “Aku sudah dan akan terus memohon pada yang Maha Kuasa, bertahun-tahun aku memohon supaya anak ini menemukan jalan terang. Nanti pada umur 19 tahun, apapun yang dikatakan anak ini, ikuti semuanya. Karena apa? Karena anak inilah yang akan memberitahu kita tentang jalan terang.” Dan setelah itu, kakek buyut menoleh kepada saya, “Tukiman, aku besok akan pergi jauh, alias mati. Sebelum mati, kutinggalkan nomor SDSB, untuk uang pembeli peti mati. Besok keluar nomor 50.” Ia tahu bahwa ia akan mati. Cuma dengan kedigdayaannya ia tetap saja tidak tahu ke mana ia setelah mati. Saya masih ingat, sebelum kakek saya meninggal, dia pernah memperingatkan saya, “Untuk menyempurnakan ilmu kamu, kamu tidak boleh menikah. Ngintip perempuan saja tidak boleh, apalagi jatuh cinta.” Repot. Bayangkan saja, punya ilmu pelet tidak bisa memelet. Terus terang saja, dulu saya tidak takut dengan laki-laki, binatang, senjata, atau setan sekalipun. Tapi terhadap wanita, gemetar, takut ilmu saya amblas. Tapi tentu saja sekarang sudah berani. Situasinya sudah berbeda.

Hilangnya Tujuan Naik ke kelas 3 SMP saya merasa siap untuk membalas dendam kesumat saya sejak kecil. Apa lacur, waktu saya berniat membalas dendam untuk membunuh guru SD saya, guru matematika yang semakin stres, ia keburu mati. Mungkin diteror rasa takut perbuatannya dibalas oleh anak sakti yang pernah hampir terbunuh olehnya. Yah, siapa yang tahu? Dosa memang mencuri kedamaian dan membuat kita ketekuatan setengah mati, bukan? Di situlah seluruh tujuan hidup saya, hilang semua. Lemas. Hilang arah. Tujuan saya selama ini hanya satu saja. Saya berpikir, Kalau bukan untuk membalas dendam, untuk apa aku mengejar ilmu banyak sejak kecil? Lebih baik aku mati, bunuh diri aja. Di buku saya berikutnya, saya akan menceritakan tentang dunia orang mati. Bahwa hubungan antara orang mati dan orang hidup sudah putus. Saya merasa perlu juga untuk menjelaskan kebenaran tentang dunia orang mati yang dibukukan oleh seorang pendeta kondang dan membuat heboh itu. Mengapa saya bisa tahu? Dengan segudang ilmu yang ada, saya berusaha mengejar guru saya yang mati itu sampai ke dimensi lain, sehingga saya tahu tentang alam roh yang sebenarnya. Dan saatsaat depresi itu, saya ingin menyusulnya dengan cara kematian juga. Waktu saya mau bunuh diri, saya meloncat ke dalam sumur. Hasilnya? Saya tidak bisa tenggelam karena memiliki ilmu berjalan di atas air. Saya teringat pada pusaka kyai jangkung, saya mencabut dan menancapkan ke tubuh. Keris pusaka koleksi kebanggaan saya bengkok! Tidak mempan. Putus asa, saya minum racun. Tidak mempan juga. Racun tidak bereaksi, Benda tajam tidak mempan. Air tidak bisa menenggelamkan. Sia-sia semua usaha saya. Akhirnya, saya merapal satu mantera yang terpikirkan. Saya membaca mantera, memanggil kodokkodok dan ular-ular berdatangan dari semua penjuru. Setelah itu...saya tangkap, saya sembelih, saya goreng, dan saya makan. Bunuh diri gagal, malahan saya menjadi...lapar. tapi saya bukan kanibal


atau orang primitif, makan mentah-mentah tidak mau. Harus digoreng, gizi tinggi dan enak. Yah, cukup untuk menghibur hati saya.

Mencari Lawan Sepadan Sambil makan itulah, saya mengambil tekad dan mengangkat sumpah, barangsiapa yang bisa mengalahkan ilmu saya, saya akan berguru dan mengabdi kepadanya. Sejak kelas tiga SMP itulah saya berniat mengadu ilmu saya. Saya mengadu ilmu di pegunungan Lawu, aji menghilang sebagai pembuka. Dukunnya bingung, Hilang ke mana anak ini? Pada kesempatan lain saya mengeluarkan ilmu mematikan lampu. Dukunnya berkata, “Kalau begitu aku berguru padamu.” Repot juga. Dalam keadaan frustasi itulah, saya diorder salah satu pabrik rokok di Indonesia untuk membuat produknya laris. Saya tidak bangga, sewaktu mengatakan saya berhasil menaikan omzet dan harga sahamnya sekaligus. Bertemu kembali dKi Gendeng Pamungkas dan Eku Hidayat sewaktu seminar di Plaza Seminar saya ditanyakan, “Ud, selama belajar ilmu santet, sudah bunuh orang berapa kali?” “Saya belum pernah bunuh orang.” Bapak Eku Hidayat penasaran, “Ah, yang benar saja? Ilmu kamu kamu aja di atas kami semua, masa tidak pernah bunuh orang?” “Benar! Saya belum pernah bunuh orang, tapi sering buat orang bangkrut.” Memang saya mengkhususkan order membuat orang bangkrut. Hasilnya, lebih dari lumayan. Banyak klien ‘baikbaik’ yang berani membayar mahal pesaingnya bangkrut. Jarang klien ‘baik-baik’ itu meminta saya membunuh orang, karena mereka masih takut. Juga resiko lebih tinggi dialami oleh dukun yang melayani membunuh orang. Meskipun ilmunya tinggi, mereka akan diserang oleh ketakutan. Sifat “Saya belum pernah bunuh alami dari dosa. orang, tapi sering buat orang Sebab itu, saya selalu menyampaikan kalau Saudara melayani Tuhan bangkrut.” dengan motivasi mencari duit (walaupun diganti dengan istilah “berkat,” “persembahan kasih”) jangan melayani. Saya beritahu jujur, lebih enak jadi dukun santet. Mengapa? Sekali santet, mendapat mahar minimal Rp. 50 juta – dengan persekot Rp. 25 juta, – dan sisanya dibayar kalau sudah dilakukan. Meskipun gagal, uang tanda jadi juga tidak akan diminta kembali. Paling-paling klien tidak kembali. Mengapa demikian? Pasiennya takut disantet oleh dukunnya! Jadi, berhasil dan tidak, kami para dukun tetap untung. Secara finansial.


Sekali lagi, melayani Tuhan jangan karena perlu uang, tapi layanilah Dia dengan hati murni, maka Saudara pasti akan mendapatkan upah yang lebih besar dari apa yang bisa dunia bahkan alam roh berikan kepadamu. Damai sejatera yang kekal dari surga. Amin.


Bab 3 MANTERA DI ATAS SEGALA MANTERA


Kelas 1 SMA sampai kelas 2 SMA, saya berada dalam keadaan putus asa. Waktu itu selain saya dimintai tolong memelet, banyak juga saya waktu itu dimintai menyembuhkan orang. Say bisa menyembuhkan karena kakek buyut saya berilmu putih. Padahal, saya tahu sebenarnya setan tidak bisa menyembuhkan. Saya beritahu, kesembuhan ini hanya kedok dan penipuan aja. Dalam buku berikutnya, saya membahas lebih dalam mengenai tiga rahasia kesembuhan. Kesembuhan Ilahi, kesembuhan medis, dan kesembuhan setan. Tiga kesembuhan yang berbeda. Setan tidak bisa menyembuhkan. Omong kosong semua. Apa bukti bahwa ia bohong? Saat ini saya jawab secara logika saja, orang yang tidak percaya kalau sakit pergi ke dukun. Tetapi dukun yang sakit masih perlu ke dokter. Tetapi ini hanya secara sederhana saja, dalam buku berikutnya saya akan membongkar semua rahasia. Sudah saatnya kebohongannya kita singkapkan dan permalukan di hadapan umum.

Mencarikan Gadis di Gereja Baiklah pada masa itu, kelas 2 SMA, saya dalam keadaan frustasi, enggan bersekolah, tidak berminat pada apa pun. Dalam keadaan seperti itu, kakak saya mengajak saya, “Eh Ton (sudah bukan Tukiman lagi) ayo ke gereja. Gadisnya sip-sip!” saya tidak tahu apa maksudnya dengan sip-sip, dan saya tidak mau tahu. Yang saya tahhu, kakak saya ingin dicarikan gadis. Sebenarnya jalan pertobatan saya terbuka gara-gara sate kambing! Benar! Saya dibawakan sate kambing oleh kakak saya yang saya serbu dengan lahap. Setelah makan, ia mengajak saya dan saya menolaknya, “Kamu ‘kan tahu, Ron, pantangan ilmuku itu tidak boleh memperhatikan cewek.” Kakak saya mendelik, “Eh, kamu sama pasien kamu aja menurut. Masa’ sama kakakmu sendiri, tidak mau. Kamu sudah makan sate kambingku, loh Ton!” Wah, ini suatu pelajaran penting. Memang lebih berbahagia memberi daripada menerima. Karena Saudara – sadar atau tidak sadar – bisa merasa tidak enak hati lalu terikat pada orang yang telah memberimu sesuatu. Klien saya yang biasa membayar mahal saja, tidak segalak kakak saya yang membayar ‘mahar’ untuk jasa saya semurah sate kambing. Tidak tahunya, saudara perempuan dari ayah saya adalah aktivis gereja. Pendoa syafaat. Terhadap kedatangan saya, saudara perempuan ayah saya, telah memberitahu pendeta-pendeta. Pdt. Stefanus Pingky, Pdt. Deborah Dewi, dan beberapa pendeta lainnya. Herannya, saya tidak tahu rencana mereka. Rupanya ada juga hal yang disembunyikan Tuhan dari iblis. Kalau saya tahu, tentu sejak semula sate kambingnya akan saya tolak mentah-mentah!

‘Serangan’ Mendadak Waktu itu saya datang di tempat ruangan doa, tempat persekutuan, bukan ibadah gereja. Saya menyampaikan salam, “Permisi.” Eh, tiba-tiba kepala saya dipegang, dan saya mendengar seseorang


berseru, “Dalam nama Yesus, setan keluar!” Lalu kepala saya diurapi dengan minyak. Saya jadi jengkel diperlakukan begitu. Darah saya mendidih. Saya seketika merapal mantera mengubah diri saya. Bukan jadi perkutut tetapi harimau putih. Saat itu yang berani melawan saya hanya beberapa pendeta. Termasuk Pak Stefanus Pingky yang paling berani, dibantu pendeta yang lainnya (dengan gemetar) menengking, “Dalam nama Yesus....” Firman Tuhan mengatakan dan saya menyaksikan, lawanlah iblis maka ia lari dari padamu. Saya pribadi menambahakan Larilah kamu, kamu akan dikejar dan punggungmu akan diterkam setan. Jadi jangan takut pada setan. Takutlah pada Tuhan! Setelah kejadian itu saya pulang ke rumah sambil ngomel-ngomel. Bayangkan, ada ilmu satu tahun mandi sekali, kalau bulan Suro. Mungkin mereka mengira saya berilmu seperti itu, sehingga dilawan dengan air seember dengan minyak. Saya tidak bertobat hanya basah. Dan pulang dengan sumpahserapah. “Pendeta guoblok, edan kabeh.” Saya tidak bertindak apa-apa karena sedang frustasi sendiri sehingga tidak berpikir untuk membalas atau menyantet. Saya cuma sibuk mengasihani diri saya sendiri. Tapi caci maki saya terhadap hamba Tuhan yang merupakan “biji mata Allah” didengar oleh Tuhan, akhirnya saya yang dibuat edan oleh Tuhan selama setahun!

Tertantang oleh Gilbert Lumoindong Belum hilang jengkel saya, beberapa hari kemudia kakakku dengan muka tebal mengajak lagi : “Eh, Ton, ayo ke KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) Gilbert Lumoindong. Gadisnya sip-sip!” Herannya saya mau saja menuruti kemauan kakak saya. Di salah satu tempat di Solo, waktu itu, Pak Gilbert mengadakan KKR. Kami tiba. Dari Sragen ke Solo saya datang untuk mencarikan gadis untuk kakak saya. Duduk di kursi paling belakang agar bisa memperhatikan dengan lebih baik. Eh, hati saya terusik dan tertantang sewaktu, Pak Gilbert berkhotbah, “Orang Kristen tidak bisa disantet, tidak bisa diguna-guna, tidak bisa dimanterai.” Dari belakang, saya berkomentar sambil tersenyum sinis, “Wah, ini dia. Si gendut montok ini menantang aku.” Waktu itu saya mencemooh Pak Gilbert dengan si gendut. Maklumlah, masih sombong. Saya menggertakan gigi dan berkata, “Si gendut montok menantang aku. Oho, dia mau jadi sate Kambing, rupanya.” Saya merapal mantera diam-diam. Saya memilih aji setan kober. Ilmu supaya membuatnya muntah darah, pingsan di mimbar. Saya anggap ini seperti tembakan peringatan dulu dari polisi. Lucunya, kakak saya kegirangan, karena mengira saya sudah menemukan gadis yang ideal dan sedang merapal mantera untuk memeletnya. Pas sewaktu saya melempar ajian itu, Pak Gilbert sedang bertanya, “Saudara diberkati? Haleluya!” Detik itu juga ilmu saya rontok, memecah seperti asap dan hilang begitu saja. Saya terperangah dan berpikir pada waktu itu. Gila, pendeta gendut montok ini manteranya aneh sekali “Haleluya.” Ya, sudah, sambil merapal mantera berikutnya, saya ingat-ingat pelajaran kakek-nenek buyut saya, belum pernah ada judul mantera “Haleluya” seperti ini. Ini mesti mantera impor, atau asing. Kakak saya kecewa mengetahui saya bukan sedang memenuhi keinginannya. Wah, mana sempat!


Saya merapal mantera aji hasto brojo. Eh,tindakan saya ini rupanya ketahuan. Mungkin wajah saya yang berkonsentrasi penuh terlihat dari jauh dan diumumkan di antara pendeta-pendeta lalu kepada Pak Gilbert, “Wah, itu lho orangnya, Pak, yang punya ilmu berjalan di atas air, ilmu menghilang.” “Oh, itu yah. Siapa namanya?” “Tony!” Rupanya, tanpa sepengetahuan saya, Pak Gilbert telah diberitahu oleh Stefanus Pingki. Ketika saya santet lagi, ia betanya lagi, “Saudara diberkati? Haleluya!” Punah lagi serangan saya. Saya penasaran bercampur senang, Gila si gendut montok ini, manteranya aneh “Haleluya” terus. Saya melihat situasi dulu saja. Ada altar call. Waktu pemanggilan, Pak Gilbert tahu saya ikut maju. Bukan untuk bertobat. Wow, hati saya terbakar oleh ambisi saya untuk mengalahkan lawan sebanding ini. Langsung dia menyambut saya, “Kamu Tony?” Ada altar call. Saya ikut maju. Bukan untuk bertobat. Hati saya terbakar oleh ambisi untuk mengalahkan lawan sebanding ini.

Saya kaget sekali disambut demikian oleh orang yang tidak saya kenal. Saya pikir, sakti juga pendeta ini bisa mengenal saya sebelum kenalan. Apa dia bisa kontak batin dengan roh saya? Berarti ajian saya ditembus dong? Tidak tahunya saya dikerjai, karena memang ada yang memberitahunya. Tapi, saya anggap pertanyaannya sebagai ucapan tantangan sehingga saya menjawab dengan pertanyaan juga biar tidak kalah gertak, “Kamu Gilbert?” Kami bertatapan mata dengan mata, dekat

sekali. “Besok!” Gilbert berkata setelah kami terdiam beberapa saat, “Saudara saya tunggu, Haleluya! Saudara yang punya ilmu menghilang itu yah? Bisa berjalan di atas air itu, ya? Saya tunggu Saudara, besok.” Langsung saya menukas, “Oke, besok pagi saya ke sini. Tentukan jam dan di mana!.” Saya langsung memakai mantera aji saipi angin, langsung ada di Sragen meninggalkan kakak saya kebingungan di Solo. Semalaman, saya tidak bisa tidur. Gara-gara apa? Mantera “Haleluya!”

Perang Terbuka dengan Gilbert Lumoindong Nah, keesokan paginya saya datang lagi memenuhi tantangan Pak Gilbert. Saya menyampaikan salam. Eh, demi mendengar suara saya pendeta-pendeta yang menemani Bapak Gilbert termasuk Pdt. Stefanus sontak mengeluarkan bahasa aneh buat saya semacam, “Siki-raba-raba-raba-sande...” Saya terkejut sekali, Mantera apa lagi ini, “Raba raba?” Setelah saya bertobat,belakangan baru tahu, oh itu bahasa roh.


Pada saat itu saya kebingungan apa yang hendak diraba-raba. Saya sekeliling dengan waspada sementara mereka riuh rendah berdoa, “...Raba-raba-raba-raba....” Wah, semuanya berkata-kata ganjil (berbahasa roh) seperti ini. Saya memperhatikan mulut mereka semua dengan waspada, Apa saya yang mau diraba-raba? Baru beberapa hari lalu disiram air, dioles minyak, sekarang hendak diraba-raba? Jurus model apa’an ini? Setelah itu, Pak Gilbert maju. “Tony ya?” “Iya. Gilbert ya?” Pokoknya, saya selalu menanggapi pertanyaannya dengan curiga dan menunjukan saya tidak takut. Dia juga menatap saya dengan tajam dan berani, “Oke, silahkan.” Kami berdiri sedekat satu meter. Ini pertarungan jarak terpendek yang pernah saya alami. Biasanya lawan suka berdiri jauh-jauh. Siapsiap lari kalau perlu. Sekarang saya bertarung muka dengan muka dengan pendeta Gilbert Lumoindong, peperangan antara kuasa gelap dan kuasa terang.

Sekarang saya bertarung muka dengan muka dengan pendeta Gilbert Lumoindong, peperangan antara kuasa gelap dan kuasa terang.

Bulu kuduk saya menegang oleh gairah dan rasa penasaran untuk menjatuhkannya. Saya baru menemukan lawan seimbang. Jarak satu meter. Mudah merobohkannya, pikir saya. Tetapi apa yang terjadi? Aneh, sewaktu saya melontarkan aji hasto brojo, aji mulut putih, aji brojo musti, aji brojo lamatan secara sekaligus. Ini strategi saya. Kalau “Haleluya”-nya bisa menangkis satu aji, yang lain akan masuk. Sewaktu melontarkan ilmu, sejengkal lagi mengenai kepalanya. Tiba-tiba ilmu saya tidak bertenaga. Ketika dia berseru, “Demi nama Yesus!” ilmu saya kontan mental berbalik menyerang kepada saya. Saya mencoba ajian lain, mencelet lagi. Yang membuat saya penasaran ilmu saya selalu tinggal sejengkal dari kepalanya yang saya incar. Dari pagi sampai siang, saya mengerahkan semua ilmu tingkat tinggi. Waktu itu, semua ilmu saya berbalik mengenai tubuh saya sendiri. Tubuh supranatural saya retak. Tubuh saya yang dilapisi besi kuning, retak dari atas sampai ke bawah. Keluarlah debu tembaga dari tubuh saya. Sampai sekarang, bekas dari hancurnya debu tembaga masih ada di kulit saya. Coba Saudara memegang kulit saya, seperti tidak ada lenturnya. Jadi sewaktu ilmu saya menghilang, debu tembaga itu terlontar, retak. Saya mau muntah darah, tetapi sampai di tenggorokan, saya telan kembali. Gengsi dong kalau ketahuan! Saya sempoyongan dan berkata, “Pak Gilbert, gencatan senjata dulu. Besok kita teruskan lagi.” “Lho, kenapa?” tanyanya dengan suara keras yang khas dan mata membelalak. “Saya baru kecapaian.” Padahal saya sudah luka dalam. Menyerang dari pagi sampai siang hanya untuk terkena serangan balik ilmu saya sendiri. Sakti juga Gilbert ini. Ia hanya menjawab, “Haleluya, Tuhan memberkati Saudara.” “Haleluya!” lagi. Saya meradang. Gila, pendeta gendut montok ini.


Langsung saya pulang, dua malam tidak bisa tidur. Merenungkan kekalahan, dan menyusun siasat penyerangan. Saya mengingat-ingat ajian mereka. Sedikit sekali tetapi sangat sakti. Satu : “Haleluya”, dua : “Raba-raba.” Saya tidak habis pikir waktu itu. Hari yang ketiga saya muncul lagi. Waktu saya datang, Pak Gilbert langsung menyambut saya dengan penuh percaya diri, “Silahkan, silahkan.” Saya agak tertegun Apa ini? Dia mempersilahkan aku menyerangnya? Saya melirik, ada beberapa pendeta waktu itu. Saya merapal sisa mantera yang ada, dari pagi sampai siang lagi. Dan sesuatu yang sama selalu terjadi. Kali ini saya bersiasat melumpuhkan pendetapendeta di sekitarnya terlebih dahulu, yang saya anggap ilmunya tentu tidak setinggi Pak Gilbert. Tetapi, saya bosan dan frustasi sekali melihat bagaimana sewaktu ilmu saya nyaris mengenai pendeta-pendeta itu, mencelat kembali. Setelah menyerang ● ● ● berkali-kali dan diserang balik, saya merasa mau muntah darah lagi. Saya telan lagi, saya sempoyongan lagi. Ini sudah berkali-kali. saya bosan dan frustasi sekali Cukup sudah aku bermain-main. Saya memutuskan sambil melihat bagaimana sewaktu terhuyung-huyung. “STOP!” Saya berseru dengan keras. Mereka ilmu saya mencelat kembali. berhenti berdoa dan melihat saya.

“Ada apa, Tony?” Pak Gilbert menjawab dengan tenang.

Saya mengancam mereka sambil terengah-engah, “Pak Gilbert, ini ilmu terakhirku. Ilmu pamungkas, pukulan Tapak Tanpa Rasa. Kuberitau, kalau aku kalah, aku akan berguru pada kalian, tapi kalau aku menang, kuperingatkan, kalian semua akan mati di tanganku. Saat ini juga!”


Bab 4 SEMUANYA PUNAH!


Saya mulai merapal mantera, tapi Pak Gilbert dengan percaya diri hanya menyuruh Pak Stefanus untuk tetap berdoa. Saya berharap sekali suatu hari Pak Gilbert akan menceritakan kepada Saudara, bagaimana bertarung dengan saya. Demikian pula dengan Pak Stefanus Pingki, yang kebetulan samasama gendut. Lawannya, saya, kurus kering.

Melihat Terang Saya akhirnya mengambil keputusan melontarkan ilmu pamungkas itu. Batu sejauh 50 kilometer saja hancur, apalagi daging berjarak satu meter. Sewaktu saya melontarkan ilmu pamungkas itu, tiba-tiba dari tubuh pendeta-pendeta itu, keluar cahaya yang sangat menyilaukan. Pada waktu melontarkan ilmu pamungkas terakhir itulah, kata-kata kakek buyut saya terngiang kembali “Umur 18 tahun, kamu akan melihat terang dan aku memohon kepada yang Maha Kuasa.” Sewaktu melihat terang yang gilang-gemilang itu, tubuh saya gemetar hebat. Saya tahu saya pasti kalah. Saya sudah tahu. Tapi kalau saya kalah, saya malu. Jadi kalau saya melontarkan ilmu ini dan ilmu ini berbalik mengenai saya, saya pasti mati. Senjata makan tuan. Karena saya melontarkan ilmu di atas tingkatan santet. Tapi saya berpikir pendek waktu itu, Untuk apa aku hidup kalau tidak bisa balas dendam. Lebih baik aku mati dengan cara ini! Mantera selesai dirapal, ilmu pamungkas saya pun melesat. Saya tahu dalam hati kalau kalah, saya tak mungkin sempat berguru kepada mereka. Hasil peperangan ini cuma satu : mereka atau saya yang mati.

Saya tahu kalau kalah, saya tak mungkin sempat berguru kepada mereka. Hasil peperangan ini cuma satu: mereka atau saya yang mati

Waktu ilmu itu nyaris mengenai Pak Gilbert, Pak Stefanus Pingki, dan pendeta lain, sesuatu yang luar biasa terjadi! Cahaya berkilauan yang keluar dari tubuh mereka itu melapisi mereka dengan cepat. Menangkis ilmu saya. Pukulan saya mental. Berbalik menyerang saya tanpa tertahankan lagi. Kedahsyatan ilmu itu membuat saya terpelanting jauh ke belakang, kira-kira 10-12 meter. Akibatnya fatal! Langsung hilang ingatan, satu tahun menjadi idiot. Setahun penuh. Menurut kesaksian ibu Rheinda Lumoindong, selama setahun saya hilang ingatan, terus didoakan pendeta Gilbert dan pendeta Stefanus Pingki. Bukannya tambah sembuh, tapi tambah sinting. Dalam keadaan kewalahan, akhirnya pendeta Gilbert berkata, “Kita titipkan dahulu dengan orangtuanya.” Pendeta Stefanus Pingki menyerahkan saya ke orangtua saya tidak tahu harus bicara apa selain merawat saya. Bahkan belakangan Karen Ong (istri dari Bapak Daniel Ong turut mendoakan saya) sempat berujar, “Padahal dulu kelihatannya Pak Daud tidak punya harapan sembuh.” Tuhan itu ajaib.

Bertemu Raja Adil dari Timur Pada waktu diserahkan ke orangtua saya, umur saya tepat umur 19 tahun. Saya teringat kakek buyut saya berkata, “Aku memohon kepada yang Maha Kuasa, supaya umur 19 tahun ketemu raja yang


adil dari Timur.” Pada waktu saya dalam keadaan ini, tiba-tiba saya mendengar suatu suara yang berwibawa dan lembut namun penuh kuasa, “Akulah Alfa dan Akulah Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Aku adalah Aku,...” SuaraNya menggema di dalam batin saya. Demi mendengar kata “Aku adalah Aku”, ada suatu setruman listrik yang luar biasa. Tapi bukan listrik PLN. Listrik dari surga ini menyengat saya, rambut saya langsung berdiri semua. Begitu saya tersengat, kesadaran saya pulih. Pada waktu saya sadar, jantung saya seakan-akan berhenti, Kok lokasi duelnya sudah berubah? Banyak tanda tanya di benak saya, Lho aku ‘kan kemarin bertarung dengan pendeta-pendeta gendut. Ke mana mereka? Kenyataannya, saya sudah ada di rumah saya. Saya bingung. Bagaimana aku bisa di sini? Tiba-tiba dalam keheningan dan kebingungan, suara itu terdengar lagi, “Aku adalah Aku, Aku adalah Aku, Aku datang menemuimu, Akulah Raja adil dari Timur. Akulah Alfa dan Saya mendengar Omega, Sang Pencipta alam semesta. Lihat Aku telah mati, suara itu berkata dan lihatlah Aku bangkit kembali. Akulah terang, Aku adalah lebih lanjut, “Aku Aku.” datang menemuimu.” Saya mendengar suara itu berkata lebih lanjut, “Aku datang menemuimu.” Setelah itu, Dia benar-benar menemui saya. JubahNya putih mengkilap, terang wajahNya melebihi cahaya matahari, sinarNya berwarna pelangi kuning keemas-emasan. Saya tidak bisa melihat wajahNya secara langsung, dan Dia berkata, “Kalau engkau lihat wajahKu, engkau akan mati.” Jadi saya diberitahu, “Kau tidak bisa lihat wajahKu.” Saya hanya bisa melihat jubahNya putih mengkilap, bersinar terang benderang. Dan Dia berkata,”Akulah pencipta alam semesta, Aku adalah Aku, terang dunia.” Kemudian Dia bertanya, “Maukah engkau percaya padaKu?” Saya menjawab, “Aku percaya padaMu.” Setelah menjawabnya, Dia berkata kepada saya, “Jadilah engkau seorang penginjil api dan seorang pengusaha. Dan jangan sekali-kali engkau jadi gembala sidang atau pendeta. Karena engkau Kupanggil bukan untuk itu, tapi untuk menjadi pemberita Injil, pemberita terang, saksi dan teladan bagi banyak orang termasuk pengusaha.” Itulah sebabnya saya tidak membuat gereja dan lebih memilih mencari jiwa-jiwa yang mau diselamatkan dari iblis. Setelah Tuhan menumpangkan tanganNya. Dia berkata, “Jadilah engkau saksiKu.” Begitu saya sembuh, saya mencari Pak Gilbert untuk mendoakan saya, “Lho, kamu sudah sembuh yah?” “Iya.” Kali ini saya tahu, bahwa sebetulnya Pak Gilbert tidak pernah menantang saya. Gaya bicaranya memang begitu. Keras namun hangat dan akrab. Sewaktu di KKR, saya tertipu oleh ambisi saya sendiri. “Bagaimana kamu bisa sembuh?”


“Saya mendengar suara, ‘Aku adalah Aku, Alfa dan Omega’” dan saya menceritakan sedetil-detilnya bagaimana Tuhan menyembuhkan saya secara adikodrati dan segala ucapan Tuhan. Pak Gilbert menjelaskan panjang lebar mengenai arti ucapan Tuhan yang ternyata sesuai dengan alkitab, namun intinya ia mengatakan bahwa itulah Yesus, raja adil dari Timur yang menyembuhkan saya. Setelah saya percaya kepada Yesus, ingatan saya perlahan-lahan dipulihkan kembali. Hanya manteramantera saya lupa semua, tidak ingat lagi. Rupanya sewaktu saya hilang ingatan, jimat saya dibakar semua. Tuhan melepaskan saya seutuhnya, Haleluya! Jadi saya bertanya kepada Pak Gilert, “Pak Gilbert, apa yang harus kulakukan untuk berguru padamu.” Saya diminta Pak Gilbert bersekolah Alkitab. Saya menjadi murid dari Pdt. Pontas Pardede. Tiga tahun bersekolah Alkitab, selalu rangking empat...dari empat siswa!


Setan tidak bisa menyembuhkan. Omong kosong semua.


Bab 5 KEDUDUKAN ORANG PERCAYA DI ALAM ROH


Saudara, mari kita buka Alkitab kita, karena kita akan membahas tentang dua hal penting: kedudukan orang percaya di alam roh dan pada bab berikutnya kita akan membahas tentang dunia orang mati. Bagaimana kedudukan orang percaya di alam roh? Mengapa orang Kristen tidak bisa dimanterai? Injil Yohanes 1:12-13 mancatat Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya, orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Dikatakan, barangsiapa yang percaya kepadaNya, diberNya kuasa, prioritas , otoritas untuk menjadi anak-anak Allah. Saudara, dalam Injil Yohanes, kita melihat begitu besarnya kasih Allah akan dunia ini sehingga ayat pembuka kitab itu adalah “pada mulanya adalah Firman”. Bagaimana Allah yang menjadi manusia, karena mengasihi manusia, mengasihi Saudara. Dia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang Israel menolak Dia. Kita semua melakukan hal yang sama. Menolak Dia. Akhirnya Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Tapi di antara orang Israel, banyak juga yang mengalami pertobatan waktu itu.

Kedudukan Saudara ada di atas setan. Tidak bisa disantet, tidak bisa diramal.

Saudara yang kekasih di dalam Tuhan, kedudukan kita sebagai orang Kristen berbeda dengan orang-orang tidak percaya lainnya. Kita diberi suatu prioritas, kedudukan orang Kristen ada di atas setan! Sehingga kita tidak bisa disentuh setan. Setan tidak bisa memegang rambut kita. Bahkan memegang hidung saya dan hidung Saudara pun, dia tidak bisa seenaknya. Mengapa?

Kedudukan Saudara ada di atas setan. Tidak bisa disantet, tidak bisa diramal. Misalnya Saudara hendak diramal seorang paranormal secara diam-diam ada cahaya menerangi dan paranormalnya mesti berkata, “Ini adalah titipan dari atas, saya tidak berani meramal.” Tidak berani, Saudara. Mengapa? Ada kuasa terang dan terang menyinari kegelapan. Kita adalah anak terang dan terang itu menguasai kegelapan. Tidak bisa disantet, tidak bisa diguna-guna, tidak bisa dimanterai. Pada waktu nenek saya hampir meninggal, dan tubuhnya sampai keluar belatung. Sebab saat dia meninggal, kena tanah, bangkit, dia hidup lagi. Yang melayat, bubar. Nenek saya mengeluh, “Tony, ragaku sudah tidak kuat lagi. Tolong punahkan ilmuku.” Saya berbicara kepadanya, “Supaya nenek meninggal, itu mudah. Tapi yang penting, nenek ke surga.” Nenek saya menggeleng-geleng dengan lemah, “Tony, tidak ada harapan. Sudah ribuan orang mati di tanganku. Dosaku sangat besar. Aku tak sempat menebusnya.” Saya berbicara lebih lanjut, “Walaupun dosa nenek setinggi langit, tapi kasih Allah lebih dari itu. Yesus mengasihi nenek.”


“Siapa Yesus?” Langsung saya mengutip perkataan kakek saya sebelum meninggal, tentang raja yang Adil dari Timur, Terang dunia. Demi mendengarnya di bertanya, “Berapa umurmu sekarang?” “Umur saya 19 tahun.” Langsung nenek saya berbicara “Iya, kamulah yang akan mengangkat seluruh keluarga kita dari kegelapan. Karena itu, Ton, hari ini juga aku mau terima Yesus.” Oh, berikan kemuliaan bagi Tuhan! Setelah dia berkata, “Aku percaya Yesus.” Saya mendoakannya dalam nama Tuhan Yesus. Dia mengikuti ucapan saya, “Aku percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sebagai jalan terang hidupku.” Seusai mengucapkan kalimat yang sederhana namun bernilai kekekalan itu, dia langsung menghembuskan napas yang terakhir, meninggal dengan tenang. Pada waktu dia meninggal, sampai sekarang tidak bangkit-bangkit. Sebelumnya, setiap kali mati, jatuh ke tanah, hidup lagi. Saudara yang kekasih dalam Tuhan, ilmu hitam, ilmu putih, semua dari setan. Kenapa saya berani menyatakannya. Karena saya tahu persis dan menguasai ilmu itu semua. Kita memiliki suatu otoritas dan prioritas. Orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh, Alkitab berkata, roh yang ada dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia. (1 Yohanes 4:4b) Memang penguasa dunia ini, untuk sementara waktu atas seijin Allah, adalah setan. Tapi Yesus dalam Injil Yohanes mengatakan apa? “Sesungguhnya Aku datang dan menghukum penguasa dunia ini.” Artinya orang percaya bukan lagi berjuang merebut kemenangan, tapi berperang mempertahankan kemenangan. Mengapa kita bukan sedang merebut kemenangan? Karena Yesus sudah bangkit, kita sudah menang. Dikatakan, kita adalah umat pemenang, lebih daripada pemenang. (Roma 8:37). Berikan kemuliaan untuk Tuhan kita! Ya, saya ulangi sekali lagi, orang Kristen bukan merebut kemenangan, tapi sudah menang, mempertahankan kemenangan. Mengapa kita sedang mempertahankan kemenangan? Yesus telah mati, bangkit, hidup kembali.

Jubah Putih mengkilap Saudara yang kekasih dalam Tuhan, orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh, mengenakan jubah putih mengkilap. Mengapa saya berani mengatakannya? Orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh, mengenakan jubah putih mengkilap

Pada waktu saya melontarkan ilmu, sekelebat ada jubah, putih mengkilap, bersinar. Berkilauan, transparan, seperti sutera tapi masih lebih putih daripada sutera, tembus pandang.


Ada lagu rohani yang berlirik “Kukenakan jubah pujian.” Maksudnya adalah menyembah Allah yang hidup. Sebenarnya orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh mengenakan jubah putih mengkilap. Yesaya 61:10 menulis, Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran… Itulah yang membuat Saudara tidak bisa disantet, tidak bisa digunai-gunai, tidak bisa dimanterai, tidak bisa dihipnotis, walaupun dukunnya sampai hilang ingatan seperti saya. Tidak bisa. Mengapa begitu? Ada jubah surgawi ini. Waktu saya ditanya, “Pak Daud, apakah semua orang Kristen tidak bisa disantet?” Ada yang bisa, kalau Kristennya, Kristen tomat, habis tobat besok kumat. Pada hari Minggu tobat, Senin sampai Sabtu, mabuk lagi, kena santet, mati dia. Sungguh. Pada seminar kemarin saya ditanyakan, “Pak Daud, kalau ada pendeta merokok, bisa tidak kena santet?” Pendeta? Merokok? Begini, untuk Saudara ketahui, kalau Tuhan mengatakan merokok itu baik, Dia akan menciptakan cerobong asap di tubuhmu. Jelas sekali, para perokok, sekali santet, mati. Saya tidak menakut-nakuti, hanya memperingatkan. Kalau pemerintah saja boleh memperingatkan bahaya kanker atau impoten dari rokok, masa’ saya tidak boleh memperingatkan bahaya kena santet dari akibat melanggar perintah Tuhan menjaga bait suci Allah? Kemarin saya diundang suatu gereja, pendetanya bingung, “Pak Daud, pada waktu kami mengusir setan, setannya membalas, ‘You ‘kan hopeng (teman baik) ku.” Saya bertanya balik, “Pak pendeta merokok?” “Iya.” Jawabnya dengan wajah polos. Saya menegurnya, “Kalau pendetanya saja merokok, jemaatnya jadi apa, Pak?” Sejak SD saja kita tahu peribahasa, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Betul? Kalau pendetanya merokok, jemaatnya mengisap shabu-shabu. Habis shabu-shabu jadi busha-busha (mulut berbusa karena over dosis). Jadi saya tegaskan di sini, tubuhmu adalah bait Allah. Siapa yang merusak bait Allah, akan dibinasakan Allah. Saudara mau rumahmu dirusak orang? Saya ingat, peristiwa lucu waktu mengadakan suatu seminar. Kerika mereka mendengar saya bersikap keras terhadap para perokok, panitianya langsung kasak-kusuk, “Psst, rokonya dimatikan semua.” Saudara sekalian yang merokok, kalau dulu saya belum bertobat, sekali santet, mati satu per satu. Mengapa?


Penganut kebatinan tingkat tinggi saja berusaha keras mempertahankan kekudusan raganya; puasa daging atau bahkan makan nasi putih saja, tidak main perempuan bahkan pantang jatuh cinta, tidak mabuk, rokok. Sekarang, Roh Kudus kok dikebuli rokok kudus? Maksud saya, mengapa Roh Kudus kita dikebuli asap rokok? Sementara kita mau mengklaim hak seorang pemenang? Saudara, saya tegaskan merokok itu tidak boleh. Itu kalau Saudara mau ada jubah putih mengkilap yang kudus bersinar. Jadi bai orang Kristen yang percaya Yesus sunggh-sungguh, ada yang melindungi. Dan Alkitab sendiri yang berkata demikian, kitab Zakharia 2:5, Dan Aku sendiri, demikianlah firman Tuhan, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya. Amin. Kitab ini berisi tentang pembangunan bait Allah di Yerusalem. Tubuh kita adalah bait Allah, dan Allah berkata, “Sesungguhnya Aku akan menjadi tembok berapi baginya dan akan menjadi kemuliaan di dalamnya.” Oh, luar biasa. Saya tegaskan, orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh, di sekelilingnya ada tembok berapi, ada kemuliaan Allah, ada perisainya, yaitu apa? Allah sendiri.

Status dan Hak Orang Percaya Saya selalu menekankan, orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh, tidak dapat digunagunai. Bukan cuma itu. Kalau status Saudara adalah anak, maka pertama: Saudara berhak menyebut Allah kita sebagai Bapa dan layak menerima janji-janjiNya. Yang ke dua, maka Saudara adalah ahli waris Kerajaan Allah dan dilayakan menerima harta kekayaan Bapa. Saya pernah melihat iklan lucu, “Bukan basa-basi, susah jadi manusia,” gambarnya kera memegang kepala. Kalau kera saja pusing, apalagi manusia? Teler. Tetapi saya katakan, di tengah-tengah krisis moneter ini, apa pun yang terjadi, anak cucu orang benar tidak akan meminta-minta (Mazmur 37:25). Tuhan pasti membuka jalan, di tengah-tengah krisis ini. Mengapa Ia mau repot-repot? Karena Saudara adalah anak-anak Allah. Dan kalau Saudara adalah anak Allah, Saudara layak menerima janji Bapa dan pemeliharaan Bapa. Saya katakan, orang Kristen tidak akan mati kelaparan, tapi meninggal karena kelebihan kolesterol. Yang mengembang ke kanan dan mengembang ke kiri, bukan pelayanannya tetapi pinggang. Yang maju ke depan bukan kakinya tetapi perutnya. Ada yang bertanya, “Mengapa Pak Daud sendiri tetap kurus kecil?” Sebabnya saya belum Kalau status Saudara adalah anak, maka menikah, ini kasus lain. Bukan promosi. Nah, saya Saudara adalah ahli waris Kerajaan Allah katakan, di tengah-tengah krisis ini, walaupun saat ini badai datang, walaupun rekening air, listrik, telepon, bensin naik terus tanpa turun-turun, kalau Saudara adalah anak Allah, Saudara akan dipelihara oleh Bapa. Jadi jangan takut, Saudara. Saudara yang kekasih dalam Tuhan, kalau status Saudara adalah anak, walaupun di tengah krisis, Allah akan memeliharamu sempurna. Jadi saya katakan, apapun persoalanmu, janan mundur dari


Tuhan, tapi tetap maju dalam Tuhan, justru semakin dekat berlindung kepadaNya. Karena Dialah yang akan memelihara hidupmu. Kalau Saudara adalah anak, maka Saudara layak mendekat kepada Bapa dan mencari proteksi, asuransi, garansi dariNya. Yang begini, tidak ditanggung polis asuransi manapun. Saudara boleh coba. Yang kedua, kalau status Saudara adalah anak, maka Saudara adalah ahli waris Kerajaan Allah, Yesus berkata, Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa tanpa melalui Aku (Yohanes 14:6) Bagaimana kedudukan orang percaya? Tidak bisa disantet, tidak bisa diguna-gunai, dan tidak bisa dimanterai. Dan memiliki prioritas, masuk surga. Tuhan Yesus juga mengatakan, Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. (Yohanes 14:2) Saya katakan, semua agama baik, tapi semua agama tidak bisa menyelamatkan, termasuk agama Kristen. Mengapa? Agama adalah usaha manusia untuk mencari Allah. Sampai mati tidak bisa bertemu. Mau ketemu presiden yang kelihatannya rendah hati, sederhana, demokratis, dekat pada rakyat saja susahnya setengah mati. Belum bertemu, sudah di cegat mulai dari ajudan, provost, menteri, penjaga, sampai tukang kebunnya. Itu baru manusia yang masih bisa bersalah, berdosa, gagal. Apalagi mau bertemu Allah yang Maha Suci, Maha Kuasa. Semua manusia berdosa. Nabi pun juga berdosa. Tetapi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Dia datang kepada orang berdosa, mati di kayu salib. Menebus kita, umat manusia.


Bab 6 MELIHAT SURGA


Sewaktu menginjil, saya kerapkali ditanya, “Pak Daud, Anda berani mengatakan, kalau Anda mati pasti masuk surga?” “Berani.” “Anda sudah pernah ke surga?” Saudara, ini adalah pertanyaan dari orang yang kadang-kadang menurut saya keterlaluan. Penginjil dianggap pedagang yang menjual produk tidak jelas atau terjamin mutunya. Jadi pertanyaan ini sering dipakai sebagai lelucon atau bahan sindiran. Bila penginjil menjawab, “Belum” si penanya akan bersiap untuk melecahkannya, seperti, “Wah, Anda saja belum pernah pergi ke surga mau mengajak saya, bagaimana ini?” Bagi para penginjil awam, jangan gentar, panik atau terpancing dalam perdebatan. Saudara bisa membaca buku-buku yang baik untuk mengetahui cara menangkal pertanyaan menjengkalkan ini. Salah satunya berjudul Buku Pintar Konseling karangan Selwyn Hughes. Tetapi untuk orang seperti saya, pertanyaan ini bukan masalah serius. Sebab saya akan menjawabnya dengan tegas dan membuat si penanya ‘mati kutu.’ “Sudah!” Tanggal 2 November 1996 pagi, Tuhan datang menemui saya, dan memanggil, “Daud.” “Ada apa, Tuhan?” “Hari ini engkau akan kembali ke rumah Bapa. Pulang ke rumah Bapa. Tapi engkau harus kembali lagi ke muka bumi.” Saya tahu hari itu, saya akan mati. Padahal pagi itu juga, saya mau berkhotbah di gereja Wonogiri, gereja desa. Langsung saya berbicara pada ibu saya, “Ma, aku mau memotong rambut.” Dulu rambut saya agak panjang. “Tumben Ud (panggilan mesra untuk saya), kamu kenapa aneh hari ini?” “Hari ini aku akan pulang ke rumah Bapa, nanti kembali ke bumi.” “Eeeh, Ton, Tony, kamu jangan ngomong begitu. Apa kamu stress lagi? Apa mama kurang sayang sama kamu?” Wah, ibu saya teringat akan masa lalu saya. “Tidak, Ma. Aku tahu Mama sayang padaku, Cuma aku harus pulang ke rumah Bapa. Sudah ya, Ma, aku mau keramas dulu.” Sambil keramas sambil bersiul-siul seperti tidak terjadi apa-apa. Setelah keramas, mama saya berbicara lagi, “Ud, biasanya kamu keramas satu minggu sekali. Itu pun kalau ingat.” Ia benar. Tapi itu dulu. Tapi sekarang keramas terus. Setiap kali mau berkhotbah, saya juga keramas dulu. Gosok gigi terus, kalau dulu jarang. Anak Tuhan harus merawat tubuh pemberian Tuhan dengan baik, bukan? “Ma, aku mau mengenakan pakaian baru dan celana panjang baru, sepatu baru dan kaos kaki baru. Dan sisir yang baru.” “Kok, aneh-aneh hari ini?” Ibu saya tambah tegang dan cemas. Jadi saya jelaskan sekali lagi dengan perlahan-lahan.


“Karena aku mau pulang ke rumah Bapa. Aku harus bersih. Badanku harus ersih semua. Malu dong kalau tidak bersih.” Karena saya tahu hari itu akan dipanggil Tuhan. Waktu itu juga saya memanggil pegawai saya, “Puji, Sari kalian ke sini dulu.” “Ada apa, pak Daud?” Tanya mereka hampir berbarengan. “Saya mau pulang ke rumah Bapa, tapi nanti kembali lagi.” “Saya mau pulang ke rumah Bapa, tapi nanti kembali lagi.”

Mereka ketakutan, “Wah, Pak Daud, kalau mati jangan jadi hantu dan menemui saya.”

Saya jelaskan dengan setengah geli, bahwa orang mati tidak akan jadi hantu. Setan ya setan, orang mati ya orang mati. Di bab selanjutnya akan saya jelaskan kepada Saudara, bahwa hubungan antara orang mati dan orang hidup, putus hubungan. Kita bukan hanya putus hubungan dengan nyamuk seperti iklan. Tidak bisa berkomunikasi sama sekali. Saya juga akan menjelaskan juga tentang terowongan alam kematian dan alam dimensi.

Meninggal Setelah semua persiapan selesai, saya menstater sepeda motor saya dan berjalan-jalan. “Lho, katanya mau pelayanan?” Iya, tetapi sebelum pelayanan, saya berniat jalan-jalan dulu. Ternyata, walaupun kecepatan saya saat itu hanya 60 km/jam, saya tertabrak truk. Peringatan untuk yang suka ngebut. Muatan kayunya mengangkat sepeda motor saya. Saya mental ke atas truk. Roh saya keluar dari tubuh. Ada malaikat yang menyambut, sementara saya melihat tubuh saya sendiri. Kecil mungil tapi keren. Saya melihat roh saya, tinggi besar, berjubah putih. Saya melihat, Kok aku melayang-layang begini. Saya melirik sekali lagi tubuh saya yang terkapar itu sementara saya dibawa ke suatu tempat. Tempat itu adalah ruang maha kudus. Tirainya seperti terkoyak dari atas ke bawah. Persis seperti tertulis dalam Alkitab pada saat Yesus mati, tirai bait suci terkoyak. Dan Dia berbicara kepada saya, “Inilah ruang Maha Kudus, engkau akan masuk di dalam hadapan tabut Allah semesta alam.” Saya melihat ada tabut perjanjian. Bersinar kemilauan. Setelah itu, malaikat itu berbicara pula, “Kita saat ini menghampiri tahta Allah Bapa.” Apa yang dikatakan malaikat saya mengerti. Tapi yang jelas bahasa mereka, bukan bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris, berbeda dengan bahasa yang ada di muka bumi ini. Bahasanya aneh, tetapi – lebih aneh lagi – apa yang dikatakannya, saya mengerti. Setelah itu, saya dibawa masuk ke suatu tempat, semua lantainya terbuat dari emas, tapi sayang sekali saya lupa membawa oleh-oleh satu kuintal. Sungguh. Semua terbuat dari emas, tangganya terbuat dari emas. Dan di setiap anak tangganya, ada malaikatnya, bernyanyi. Dan nyanyiannya sampai sekarang tidak pernah saya lupakan. Ini belum pernah ada. Di hadapan tahta suciMu Di depan tabut kekuatanMu


Ku datang sujud menyembahMu Ku lihat kasih kuasaMu “Ku nyanyi Haleluya, Di depan tahta suciMu. Ku nyanyi Haleluya, Di depan tabut kekuatanMu. Ku mau menyembahMu.” (Dari album Tabut KekuatanMu, distribusi Bethlehem Music)

Suatu koor paduan suara yang luar biasa. Saya melihat tahtaNya, bercahaya kemilauan. Dan Dia berbicara, “Akulah Allah Bapa, Yang Awal dan Yang Akhir. Saat ini engkau ada di hadiratKu dan di hadiratKu, Ku hapus air matamu.” Saat itu juga, seketika, saya jadi bersukacita luar biasa. Damai luar biasa. Damai yang selama ini saya cari. Setelah beberapa waktu yang sempat membuat saya terpesona seperti lirik satu lagu pujian terkenal, Dia berkata lagi, “Daud, hari ini engkau ada di hadirat-Ku, tapi engkau harus pulang kembali ke bumi.” Reaksi spontan saya adalah “Lho, mengapa aku harus kembali ke bumi?” “Engkau harus menceritakan tentang Injil Yesus Kristus, beritakanlah Injil, jadilah saksi Tuhan.”

Kesedihan Hati Tuhan Setelah itu, Dia berkata lagi. “Daud, hari-hari ini Aku bersedih.” “Lho mengapa, Tuhan, Engkau bersedih?” PerkataanNya selanjutnya menyentuh hati saya, “Karena banyak umatKu sibuk dengan nubuatan dan penglihatan namun tidak kembali kepada Firman Allah, yaitu Alkitab. Mereka mencari nubuatan dan mencari penglihatan, tapi mereka tidak mencari Tuhan.” Menyedihkan tetapi benar. Fenomena kekristenan sekarang memang harus membuat kita berintropeksi kembali. Apakah Saudara memperhatikan, kalau seumpama pengkhotbah berbicara mengenai mujizat atau yang berkat, ribuan jemaat datang? Tetapi jika ada pengkhotbah yang menyampaikan Firman Tuhan mengenai salib, penderitaan, dan kekudusan, jemaatnya mundur teratur. Apa atau siapa sih yang sebenarnya kita cari? Kalau ada pendeta dengan karunia nubuatan, datang semua, menyodorkan kepala. Minta ditumpang tangan atau dinubuatkan, entah benar entah tidak itu urusan belakangan, pokoknya dinubuatkan dulu. Tapi, dengan jujur saya tetap bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, bukankah semua karunia yang luar biasa itu datangnya dariMu?”


“Memang, tetapi karunia-karunia itu untuk meneguhkan kesaksian mereka tetapi bukan hal yang terutama. Yang terutama yaitu umatKu mengenal Aku, mengenal Allah secara pribadi. Kalau mereka mencari Aku dan mengenal Aku, semuanya Kuberikan pada mereka. Kutambahkan semua, baik mujizat, maupun kesembuhan, maupun berkat, maupun tanda-tanda ajaib lainnya.” Saya katakan, jangan mencari pendeta, carilah Yesus kalau di gereja. Kalau Saudara memandang pendeta, mengkultus-individukan dia, Saudara akan kecewa, pendeta tetaplah seorang manusia dengan segala kelebihan maupun kekurangannya. Apabila kita undur dari Tuhan karena kecewa dengan pendeta itu bukanlah salah pendeta itu, tetapi salah mata kita. Pandanglah kepada Yesus, lihatlah ke kedalaman hatiNya. Saudara tidak akan kecewa. Waktu Yesus berfirman, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.” Itu benar. Lalu, Ia memperingatkan saya bahwa di akhir jaman, akan banyak bermunculan nabi-nabi palsu. Jadi saya katakan, orang Kristen harus hati-hati, walaupun pendeta yang berkhotbah adalah pendeta yang terkenal, Apabila kita undur dari Tuhan harus diuji lewat Alkitab juga. Saya pun bersedia untuk karena kecewa dengan diuji karena saya tidak lebih besar daripada Roh Kudus di pendeta itu bukanlah salah dalam diri Anda.

pendeta itu, tetapi salah mata

Tuhan berbicara panjang lebar dengan saya mengenai kita. banyak hal, termasuk memberikan penglihatanpenglihatan akan masa depan sambil berkata, “Inilah yang akan terjadi di Indonesia.” Seperti layar televisi, terlihat akan terjadi kerusuhan. Sebelum Timor Timur pecah, saya sudah tahu, diberitahu Tuhan pada tahun 1996 itu. Persis sekali dengan apa yang terjadi. Hari-hari ini apa yang akan terjadi, sudah ditunjukan di surga. Setelah itu, saya ditunjukkan akan seseorang yang rasanya familier, “Lho Tuhan, siapa itu? Ada pengkhotbah, orangnya gemuk, rambutnya pendek, ada rambut putihnya, gemuk.” “Itulah kamu, di masa yang akan datang.” Jadi saya juga bisa gemuk juga toh? Setelah itu, saya tidak bisa menahan diri lagi untuk menanyakan sesuatu. “Tuhan, ada sesuatu yang penting dan utama. Dan aku harus tahu.” “Apa itu?” “Kapan Engkau datang?” Dia berkata menjelaskan dengan perlahan-lahan, “Tidak ada seorang pun di muka bumi, baik manusia maupun malaikat, tidak ada yang tahu kapan Aku datang. Karena yang tahu akan hal itu hanya Bapa. Engkau tidak perlu tahu masa dan waktunya.” Ingatlah, tidak ada malaikat maupun manusia yang tahu kedatangan Yesus. Lalu Ia melanjutkan dengan menegaskan, “Tidak ada yang tahu, baik nabi, baik manusia, baik malaikat, tidak ada yang tahu.” “Kira-kira kapan Engkau datang, Tuhan?”, saya menawar.


“Tidak ada yang tahu kecuali Bapa.” Setelah itu saya jujur mengaku, “Wah, Tuhan, aku sebenarnya penasaran sekali.” Siapa yang tidak? Tapi Dia menjawab, “Tapi satu hal yang perlu engkau tahu, Aku segera datang.” Tentang tanggal, bulan, atau tahunnya, tidak ada yang tahu, Saudara. Ada yang berani bernubuat tahunnya adalah 2000, karena tahun itu adalah tahun naga emas, lambang iblis. Tahun kekacauan komputer, di mana antikristus yang akan mengambil alih kendali komputer dunia. Saya katakan, keliru, meleset semua. Pada tahun 2000 yang penuh gembar-gembor dan isu serangan Y2K, saya sedang tenang-tenang di rumah. Mengapa saya tenang-tenang? Sebab saya belum gendut. Karena saya tahu saya akan gemuk. Belum tua. Lagipula saya melihat masih banyak jiwa-jiwa belum diselamatkan. Saya tahu isi hati Bapa. Saya tahu Ia rindu mereka juga diselamatkan. Pekerjaan saya di dunia masih banyak.

Pertanyaan Pribadi Setelah itu, saya meminta jawaban lagi, kali ini untuk saya. “Tuhan, ada yang utama dan lebih utama.” “Apa itu?” “Aku ingin tahu siapa jodohku.” Ini yang penting untuk saya bukan untuk Saudara. Lha, untuk apa aku tinggal di bumi, membujang seumur hidup? Itu pikiran saya yang manusiawi. Permohonan polos saya dikabulkan dan saya bisa melihat dengan jelas sekali. Saya sedang berkhotbah di antara banyak orang, lalu ada seorang perempuan, rambutnya lurus, kulitnya putih. “Siapa dia, Tuhan?” “Itulah jodohmu.” “Itu kok ada anak kecil, siapa, Tuhan? Anak perempuan, kecil, mirip saya.” “Itu adalah anak kamu.” Padahal saya belum menikah. Dia berkata lagi kepada saya, “Tapi ingat, kamu tidak boleh bergantung dengan penglihatan dan nubuatan. Ajarkan semua isi Alkitab, firman Tuhan.” Saya masih penasaran akan apa yang saya lihat, jadi saya masih banyak bertanya, “Tuhan, aku ingin melihat wajahnya seperti apa?” Karena gadis yang rambutnya lurus, putih, banyak. Nanti saya salah pilih jodoh. Jodoh orang saya rebut. Kasihan ‘kan? Saya ingin melihat wajahnya. Pada waktu saya ingin melihat lebih jelas, wajahnya ditutup. Tidak boleh tahu. “Engkau tidak boleh tahu, masa dan waktunya. Karena yang diberikan Allah di dalam hidupmu yang terbaik.” Tidak heran Adam dibuatNya tertidur sewaktu Hawa diberikan.


“Tuhan, aku tinggal di sini saja.” “Tidak. Karena di bumi, jiwa-jiwa sedang menuju neraka. Selamatkan mereka dahulu, beritakan Injil.”

saya lihat tubuh saya dikerumuni banyak orang. Roh saya masuk lagi, saya masuk ke dalam tubuh saya. Hidup lagi.

Setelah itu, saya disuruh kembali. Ada kereta kuda putih berapi, ada malaikat yang membantu saya naik kereta berkuda itu. Setelah saya naik kereta putih berkuda api itu, saya diantar menuju ke bumi. Begitu saya sampai ke bawah, saya lihat tubuh saya dikerumuni banyak orang. Roh saya masuk lagi, saya masuk ke dalam tubuh saya. Hidup lagi.

Sopirnya bengong, mulutnya ternganga. Mama saya menjerit kaget melihat saya, “Daud sudah mati. Kok hidup lagi?” Kalau jujur ini pertanyaan yang aneh untuk seorang ibu yang tidak ingin anaknya meninggal. Tapi memang betul, kejadiannya memang aneh. Dari situlah, tiba-tiba saya mendengar suara dari surga, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.” Dan saya teringat akan FirmanNya, “Lihat dalam Injil Yohanes, lebih baik Aku pergi kepada Bapa. Karena Aku menyediakan rumah bagimu.” Setelah itu Dia melanjutkan, “Ajarkan umatKu supaya mereka jangan mencari manusia, mencari mujizat, mencari nubuatan, mencari penglihatan. Tapi ajarlah mereka mencari Tuhan.”

Mengenai Penumpangan Tangan Mencari Tuhan bukan mencari tanda-tanda ajaib dari Tuhan. Benar, karena itulah sampai sekarang, setiap kali saya diminta menumpangkan tangan, saya bertanya dulu kepada Tuhan. “Boleh tidak aku menumpangkan tangan?” Mengapa? Saya takut juga, sebab dulu, saputangan saya dibawa orang kemana-mana, untuk mendoakan orang sakit. Eh, sembuh. Akhirnya repot, jadi jimat Kristen nanti. Akhirnya saya ambil kembali saputangan saya dan saya buang. Jadi misalnya saya berkhotbah dan membawa sapu tangan. Saya masukkan dalam-dalam ke saku saya supaya tidak jatuh dan membuat kehebohan. Waktu baru bertobat, banyak juga orang mencari saya. Kalau saya di rumah, orang sakit-sakit, antri semua. Saya terpaksa menegaskan kepada mereka, “Saya tidak mau tumpang tangan ke atas kalian semua, kecuali atas kehendak Tuhan.” “Lho mengapa? Anda ‘kan pendeta, harus tumpang tangan.” Memang Alkitab mencatat, orang-orang percaya meletakan tangan ke atas orang sakit dan menyembuhkan orang itu.


“Tapi saya ingin kalian tahu saya bukan dukun lagi. Saya percaya kepada Yesus.” Setelah saya menjelaskan sedikit, saya menantang mereka, “Siapa di antara kalian yang mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dab Penyembuh yang sejati. Tumpangkan tangan kalian ke atas bagian yang sakit. Doa sendiri-sendiri, saya mau pergi. Nanti sembuh karena Tuhan menyembuhkan melalui iman kalian, orang-orang percaya.” Saya biarkan mereka melakukannya. Yang kena tumor, sembuh. Yang sakit, semua disembuhkan Tuhan. Mengapa mujizat terjadi? Karena orang-orang sembuh bukan oleh pendeta, tapi karena Firman Allah. Jangan sampai saya memberitahukan tentang surga, tapi tidak masuk surga. Gara-gara apa? Mencuri kemuliaan Tuhan. “Tuhan, bukankah kami berseru dalam nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu.” Tapi apa yang dikatakan Tuhan? “Enyahlah dari hadapan-Ku, kalian pembuat kejahatan.” (Matius 7:22-23) Saya tidak berani. Sampai sekarang, saya tidak akan menumpangkan tangan kalau Tuhan tidak perintahkan.

Rebah dalam Roh atau Kedagingan? Pernah suatu kali saya berkhotbah di suatu gereja yang penuh. Saya katakan waktu itu pada jemaat yang berdiri, “Saudara angkat tanganmu semua.” Kita semua tahu ada orang-orang yang rebah karena didorong oleh pendeta. Ditumpang tangan, diusap-usap sambil didorong sedikit, sampai goyang dan rebah. Itu kedagingan. Menjadi tradisi atau ritual saja. Jadi sewaktu saya berdoa, wah rebah semua. Tiba-tiba Tuhan berkata kepada saya, “Daud, ini bukan rebah dalam hadiratKu. Tapi karena tradisi.” “Apa yang harus saya lakukan, Tuhan?” “Jangan ada yang menopang mereka saat rebah.” Biasanya usher akan sibuk berjaga di belakang jemaat yang diperkirakan akan jatuh. Saya pikir, ada baiknya saya menguji ini suara Tuhan atau bukan. “Kalian yang maju ke depan, perlu kalian tahu, usher-usher yang kadang memegangi dari belakang, saya minta tidak ada yang boleh memegangi. Kalau ada yang rebah bukan dari Tuhan, benjol-benjol, jangan salahkan saya.” Tidak ada yang rebah. Yang ketiga, akhirnya Tuhan berbicara lagi dengan saya, “Sekarang Engkau akan tahu hadiratKu yang sejati.” Wah, langsung saya berkata, “Kalian semua yang ingin berdiri, berdirilah semua. Kalian yang ingin tetap duduk, duduklah.” Ada yang duduk, ada yang berdiri.


“Tuhan, ini urusanMu. Kalau Engkau mau melawat mereka, terserah Engkau. Kalau tidak mau melawat, ya sudah, hari ini khotbahku telah selesai.” Saya mau turun dari mimbar saat saya dengar bunyi orang berjatuhan di sana-sini. Saya bingung. Lho, pendetanya yang tadi ikut menumpangkan tangan, juga ikut rebah. Saya katakan, jangan memasukkan unsur kedagingan dalam gerakan Tuhan. Kalau Tuhan mau merebahkan, orang-orang rebah. Kalau Tuhan tidak rebahkan, dia tidak akan rebah selama tidak didorong di dahinya. Sudah ditumpang tangan, tidak usah didorong lagi. Saya katakan, carilah Tuhan. Yesus mengatakan, “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal.” Yesus sudah menyediakan kavling di kompleks surga abadi bagi kita. Dia mengatakan, “Akulah jalan kebenaran dan hidup.”


Ingatlah, tidak ada malaikat maupun manusia yang tahu kedatangan Yesus.


Bab 7 DUNIA ORANG MATI


Di bab ini kita membahas tema paling kontroversial di buku ini, yaitu tentang dunia orang mati. Bagaimana ciri-ciri orang mati? Ada yang pernah bertanya begini, “Pak Daud, bukankah kalau ada orang mati, rohnya keluar, keluyuran tujuh hari mencari angpao (semacam uang persembahan ala Cina) dan Bakpau?” Ada lagi yang berdebat begini, “Kalau ada yang mati, dia keluyuran empat puluh hari, untuk mencari makanan kesukaannya.” Tetapi perkataan yang lebih parah justru berasal dari nenek saya, “Ton, Tony,” Panggilnya sebelum beliau meninggal, “Kalau aku mati ya, Ton. Tolong sembelihkan aku Wedus, anak kambing yang satu itu untukku.” Bukan untuk dimakan, Saudara, tetapi, “supaya anak kambing itu menuntun aku ke surga.” Setelah belakangan saya bertobat, baru terpikir kembali. Jangankan ke surga, bila ditunggangi dari Jakarta sampai Solo saja, anak kambing itu akan loyo. Belum sampai Solo, pasti sudah mati. Apalagi ke surga?

Pintu Dimensi, Alam Maya, Alam Gaib Saudara yang kekasih dalam Tuhan, alam roh berbeda dengan alam nyata. Alam roh tidak dibatasi ruang dan waktu. Di buku lain saya mengupas lebih dalam mengenai dimensi alam gaib, yang tidak dibatasi ruang dan waktu, yang disebut dimensi alam roh, pintu dimensi. Pada waktu seseorang mati, kalau dia percaya Yesus, detik itu juga dia ada di Firdaus. Menunggu hari pembagian mahkota. Tapi kalau orang yang tidak percaya mati dibawa ke suatu tempat, namanya dunia orang mati. Bagian dari neraka, menunggu hari penghakiman. Tetapi di alam dimensi itu, ada suatu area lain. Seperti awan hitam, ada pintu dimensi setelah itu barulah alam gaib yang sebenarnya. Namanya, tipuan alam maya. Di situ Saudara akan bertemu kerajaan-kerajaan di masa lampau. Dan di situ pula Saudara akan bertemu roh-roh orang mati. Tetapi sebenarnya, ini bukan roh orang mati, tapi roh setan yang menyamar menjadi roh orang mati. Dan di situ ada terowongan, namanya terowongan alam kematian. Dunia orang mati. Kitab Ayub 7:9-10, Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak muncul kembali. Ia tidak akan kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya. Ini ayat yang tidak bisa dibantah. Penganut kebatinan tingkat tinggi pun mengakui, bahwa orang mati tidak bisa dipanggil dan diajak komunikasi. Tapi ilmu tingkat dasar, tingkat dasar menengah, bisa ditipu. Tipuan dari alam roh alam maya. Dan tidak ada seorang pun di muka bumi, yang memiliki ilmu apapun juga yang bisa masuk ke dunia orang mati, keluar dengan selamat. Mengapa?


Ada hukumnya. Di dalam ilmu kebatinan, hukumnya disebut kodrat alam. Di dalam Firman Tuhan, ini adalah larangan Allah sendiri. Kakek saya pernah berpesan, waktu saya belajar aji merogo sukmo, ilmu pencabut roh, “Jangan sekali-kali kamu coba-coba masuk terowongan alam kematian. Dunia orang mati.”

Di dalam ilmu kebatinan, hukumnya disebut kodrat alam. Di dalam Firman Tuhan, ini adalah larangan Allah sendiri.

“Mengapa, Kek?” “Kakek pun tidak bisa menolong kamu. Gurumu pun juga tidak bisa menolong kamu. Pada waktu kamu coba-coba masuk, kamu akan tersedot, dan kamu tidak akan bisa kembali lagi, alias mati sungguhan.” Sudah banyak orang bertapa, ingin coba-coba, ingin mengunjungi dunia orang mati yang sebenarnya, wes ewes ewes bablas, bukan angine seperti iklan jamu tetapi rohnya, alias meningal!

Mimpi dan Berbicara Kepada ‘Roh Orang Mati’ Saya katakan, kalau ada orang bercerita bertemu roh kakeknya yang sudah meninggal, itulah roh setan yang menyamar. Kalau mimpi bertemu neneknya yang berkata, “Cu, aku minta bakpau.” Itu roh setan yang menyamar menjadi roh orang mati. Itu ada di bawah kita. Saya katakan banyak orang dunia mengaku pintar dibodohi setan. Misalnya, ada kasus A Kiong yang hendak mengikuti ujian mendapatkan gelar master (S2) berdoa pada foto engkongnya, “Kong, ini A Kiong, cucu minta pandai ya, Kong?” Padahal engkongnya saja tidak lulus SD. Bagaimana bisa memberikan kepandaian? Instan pula? Saya katakan, jangan meminta kepada roh orang mati. Bukan roh orang mati yang datang, tapi roh setan yang menyamar menjadi roh orang mati. Di situ ada terowongan gelap menuju ke bawah. Sebelum menuju ke alam gaib, sebenarnya ada pintu dimensi yang menuju ke bawah lagi, alam maya.

Alam Maya Nah, alam maya ini banyak sekali jebakan dan tipuan mata. Kebanyakan mengenai kerajaan di masa lampau. Sehingga ada orang bercerita kepada saya bahwa ia bertapa di gua Langse, pantai Laut Selatan dan melihat kerajaan laut. Itu tipuan alam dimensi. Dan setelah itu, pintu alam dimensi. Setelah pintu alam dimensi, ada alam gaib yang sebenarnya. Nah, alam gaib yang sebenarnya adalah seperti lautan kaca. Seluruh dunia bisa dilihat dari situ. Dan sebelum saya tahu, alkitab sudah mengatakannya. Sewaktu Yesus dicobai, iblis berkata, “Kalau Engkau menyembah aku, semua kuberikan, seluruh dunia.” Yesus ada di Israel tapi bagaimana bisa melihat seluruh dunia? Itulah alam gaib yang sebenarnya, suatu dimensi yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dan itu ada di atmosfer bumi ini. Sehingga Alkitab mencatat mengenai penguasa-


penguasa di udara. Dan setiap negara, pemimpinnya adalah para jendral, bukan manusia, tetapi jendral-jendral setan. Setiap pulau, ada gubernurnya, bupatinya. Sekali lagi ini bukan mengenai jabatan politik ketatanegaraan. Sebab itu, di lain kesempatan saya akan membuktikan, bahwa setan mengusir setan, itu bohong. Tapi di alam roh, ada yang namanya antar pangkat. Dukun bisa mengusir setan? Itu bohong! Sebenarnya yang terjadi adalah pertukaran antar pangkat, “Kamu keluar dulu dari roh dulu, ikat jiwanya saja.” Tapi manuver ini tidak kasat mata, hanya dukun yang bisa melihat termasuk saya. Logikanya kalau setan melawan setan, maka pecahlah kerajaan setan. Betul? Yesus sendiri mengatakan hal semasuk akal itu. Tetapi orang percaya itu bisa mengusir setan demi nama Yesus, setan keluar. Ini hal yang berbeda dari apa yang dukun lakukan. Saya katakan, perang antar dukun itu sebetulnya adalah teknik setan sendiri untuk membunuh pengikutnya sendiri. Saudara, ini strategi rahasia setan. Di dunia roh ada antar pangkat, dan pemimpin tertinggi dari para jendral setan adalah Lucifer.

Wujud Setan yang Asli Dan menyinggung soal Lucifer, saya pernah bertanya kepada para jemaat, “Menurut Saudara, wujud setan yang asli seperti apa?” Ada yang menjawab “Genderuwo,” yang lainnya menjawab, “Tuyul, Dedemit, Wewe gombel, Kuntilanak,” dan masih banyak lagi. Di sini saya beritahu, wujud setan yang sebenarnya masih tetap malaikat. Kenapa saya bisa mengatakan, setan adalah malaikat. Saya katakan, Allah tidak pernah menciptakan setan, tapi Allah menciptakan malaikat. Tetapi sepertiga malaikat itu jatuh dalam dosa, yaitu pemimpinnya, Lucifer dan sepertiga malaikat lainnya jatuh ke bumi. Sampai sekarang, wujud asli setan itu masih malaikat. Setan juga tidak bisa menghamili manusia. Tidak bisa. Setan tidak berkelamin laki-laki maupun perempuan. Malaikat tidak berkelamin. Tetapi dalam penampakannya, dia menyamar. Tahu maksud saya? Wajah setan tampan melebihi Elvis Prestley, tapi dibandingkan Daud Tony, pasti lebih tampan Daud Tony. Di mata Tuhan. Buktinya apa? Karena iblis sampai sekarang tidak bisa bertobat. Dan apa makanan setan? Ada yang bertanya kepada saya, “Pak, makanan setan itu apa?” Ada yang menjawab dada ayam mentok. Ada yang bilang, bakpau, bakmi goreng, kemenyan, kembang tujuh rupa. Saudara pernah mendengarnya? Tetapi ini rahasia yang saya singkapkan, makanan setan yang sebenarnya, pada waktu dia disembah, dipuji, dan terjadi pertumpahan darah di antara manusia. Ini makanan setan yang sebenarnya.

Alam Gaib Nah, Saudara, alam gaib yang sebenarnya, seperti lautan kaca, bersinar semua, dan seluruh dunia bisa dilihat. Kalau orang masuk ke alam gaib, yang nyata menjadi maya. Itu bisa saya bahas lain waktu, namanya rahasia ilmu santet. Tiga tingkatan santet, tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat tinggi.


Ada pula yang sungguh-sungguh mengatakan kepada saya, “Pak Daud, kalau di dunia orang mati ‘kan enak?” “Lho, kenapa enak?” “Kan isinya adalah bintang film dan penyanyi?” Anda mengenal pembicaraan klise model begini? Kalau kita menginjili orang dunia, pasti ia melontarkan kalimat ini. *** Ada sebuah ilustrasi. Ada orang mati dijemput malaikat. Dibawa ke dunia orang mati. Diserahterimakan kepada setan. Setannya bertanya, “Kamu minta hukuman apa?” Ditunjukkan hukuman pertama, dibakar. Orang itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan seram, “Wah, setan, aku tidak mau. Ini hukuman yang terlalu berat bagiku.” Ditunjukkan hukuman kedua, lidah menjulur, dipotong. “Aduh, setan, aku tidak mau. Ini terlalu menyakitkan bagiku.” Ketiga ditunjukkan, kaki tangan tangan dipotong-potong. Ia membelalak sambil berkata, “Hiii, setan, aku tidak mau. Ini terlalu sadis bagiku.” Akhirnya ditunjukkan bakal hukuman keempat, di situ ada kubangan lumpur, kotoran ayam, binatang lain, manusia, komplit. Di sana, ada kepala orang-orang yang menyembul ke atas. Tapi seluruh badan lainnya, berada di dalam kubangan yang ‘wangi’nya tidak ketulungan lagi. Orang ini berpikir, Setidaknya ini hukuman yang paling ringan bagiku. Dia pun melapor pada setan, “Baiklah, setan, aku minta hukuman yang ini.” “Kau yakin?” “Yakin!” dengan mengangguk-angguk mantap. “Kenapa kau memilih yang ini?” “Karena kepalanya masih menyembul ke atas.” Dengan semangat, dia terjun ke dalam dan menutup hidungnya. Langsung setannya menyeringai dan membunyikan lonceng sambil berseru, “Teng… teng… teng, waktu istirahat sudah selesai. Ayo menyelam kembali.” Orang ini spontan protes, “Lho setan, tadi kepalanya ‘kan menyembul ke atas? Mengapa aku disuruh menyelam di kubangan menjijikkan ini?” “Tadi hanya jam istirahat sekali seribu tahun!” ***

Saya katakan, di dunia orang mati, segala jenis hiburan itu hanya khayalan saja. Tidak ada orang tertawa. Tidak ada orang bernyanyi-nyanyi. Tidak ada orang sempat berpikir yang kotor terhadap para artis dan bintang bintang porno. Yang ada hanyalah kertak gigi dan ratap tangis.


Mengapa? Karena itu adalah bagian dari neraka. Tetapi di Firdaus, yang ada adalah sukacita dan damai sejahtera. Karena hadirat Allah ada di situ. Dan Saudara yang kekasih dalam Tuhan, kalau Saudara ditanya, wujud setan yang asli seperti apa, jawablah, dia tetap malaikat. Sepertiga malaikat yang jatuh dalam dosa.


Bab 8 BERHUBUNGAN DENGAN ROH ORANG MATI ATAU SETAN?


Kita telah mengetahui bahwa asal usul penampakan asli setan adalah malaikat. Tapi setan bisa berada dalam penyamarannya. Selalu menyamar, jarang menunjukkan wujud aslinya. Misalnya : sebagai ular sewaktu menggoda Hawa. Mengapa saya bisa mengatakan, bahwa dia adalah malaikat? Sebelum saya percaya Yesus, sebelum saya tahu Lucifer itu adalah malaikat Allah yang jatuh dalam dosa, termasuk sepertiga malaikat di surga, saya sudah tahu kalau setan itu adalah malaikat. Sehingga, kakek saya menjulukinya, “Sang bintang yang terang, yang bersinar.” Mengapa kakek saya menjulukinya demikian? Karena kakek saya juga tahu, wujud setan yang asli. Sampai sekarang tetap malaikat. Allah tidak pernah menciptakan setan, tetapi Allah menciptakan malaikat, sepertiga malaikat jatuh dalam dosa. Jadilah setan.

Saul berhubungan dengan Roh Samuel? Saudara yang kekasih dalam Tuhan, sewaktu saya berbicara di seminar okultisme, dan menyatakan bahwa hubungan orang mati dengan orang hidup, putus, ada peserta yang bertanya dengan gencar, “Pak Daud, dulu bersekolah Alkitab di mana?” “In Theos.” “Murid siapa?” “Pendeta Pontas Pardede.” Tidak lupa saya sebutkan gelarnya, “Ph.D.” “Rangking berapa?” “Rangking empat….” Dan melanjutkan dengan jujur, “…dari empat murid.” “Bapak bisa bahasa Yunani-Ibrani tidak?” “Tidak bisa.” “Sekarang saya mau bertanya, mohon jelaskan secara teologia dan bukan hanya dari pengalaman Anda di alam roh. Bagaimana kebenaran tentang kitab Samuel?” Seminar saya di Bandung dihadiri oleh Master theologi dari Tiranus, juga Doktor theologi dari Fuller. Saya juga tidak tahu Fuller ada di mana. Peserta lainnya adalah S1 dari berbagai sarjana. Sedangkan saya sebagai pembicara hanya bergelar M.D. (Mantan Dukun) dan MThY (Murid Tuhan Yesus) Membahas pertanyaan ini, mari kita buka kitab I Samuel 28:9-20, Tetapi perempuan itu menjawabnya : “Tentu engkau mengetahui apa yang diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk membunuh aku?”


Lalu bersumpahlah Saul kepadanya demi Tuhan, katanya : “Demi Tuhan yang hidup, tidak akan ada kesalahan tertimpa kepadamu karena perkara ini.” Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: “Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?” Jawabnya: “Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku.” Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: “Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!” Maka berbicaralah raja kepadanya: “Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?” Perempuan itu menjawab Saul: “Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.” Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: “Bagaimana rupanya?” Jawabnya: “Ada seorang tua muncul, berselubung jubah.” Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?" Kata Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat." Lalu berbicaralah Samuel: "Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu? TUHAN telah melakukan kepadamu seperti yang difirmankanNya dengan perantaraanku, yakni TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada orang lain, kepada Daud. Karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu pada hari ini. Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin." Pada saat itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat ketakutan oleh karena perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatannya, karena sehari semalam itu ia tidak makan apa-apa.

Setelah membaca ayat ini dia meneruskan pertanyaannya, “Lho, Pak Daud, buktinya roh Samuel, orang mati bisa dipanggil. Bagaimana ini? Bapak bisa menjawabnya? Bapak bisa bahasa IbraniYunani?” “Tidak tahu.” Tapi saya juga pintar. Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Saat itu saya langsung berbicara kepada seluruh peserta, “Mari, Saudara bangkit berdiri, mari kita puji dan sembah Dia.” Mengapa?


Saya membutuhkan waktu bertanya kepada Tuhan dulu. “Lho, Pak Daud, ada apa ini? Memang ini seminar pujian penyembahan?” “Bukan, ini seminar okultisme.” “Kenapa kita memuji dan menyembah Tuhan?” “Pokoknya kita bangkit berdiri dulu.” Saya berdoa, “Tuhan, kalau tidak Engkau jawab, inilah yang awal dan terakhir aku berkhotbah.” Sebab ini pertanyaan yang sukar bagi saya. Tuhan menjelaskan di tengah-tengah pujian dan penyembahan, “Ini bukan roh Samuel, tapi roh setan yang menyamar menjadi Samuel.” “Ini bukan roh Samuel, tapi roh setan yang menyamar menjadi Samuel.”

Saya mulai berkata, yang pertama, roh yang dari Tuhan pasti muncul dari atas. Elia dan Musa datang dari atas, waktu Yesus tampil dalam kemuliaanNya di gunung. Tapi roh ini muncul dari dalam apa? Dalam bumi (1 Samuel 28:13), ini yang pertama.

Yang kedua, Saul sendiri tidak melihatnya, “Apa yang kau lihat, hai perempuan En-Dor.” Betul? Ini ayat berikutnya. “Aku melihat sesuatu yang ilahi.” Langsung perkataan saya disela Master theologi dari Tiranus, “Pak Daud!” “Ada apa, Pak?” “Konteks kata ‘ilahi’ dalam bahasa Ibrani, akar katanya ini…..,” Lalu ia menjelaskan dengan panjang lebar. Bingung sebagai orang yang tidak berpendidikan theologia hingga Doktor, saya hanya bisa berdoa lagi. Tiba-tiba Tuhan memberi saya hikmat lagi, dengan suara Tuhan langsung, “Konteks ‘ilahi’ di sini bukan dalam konteks Saul sebagai penyembah Allah yang hidup, Yehovah Rapha, Yehovah Jireh. Tetapi dalam konteks seorang petenung, penyembah dewa dan dewi. Konteks di sini adalah konteks perempuan di En-Dor.” Ucapan saya mulai lancar dan melanjutkan, “Misalnya begini, orang-orang di luar Kristen, dewa mereka, patung mereka, disebut apa? Sesuatu yang ‘ilahi.’ Betul? Padahal itu setan. Betul?” Lalu seketika itu juga hikmat membanjir deras di kepala saya sehingga saya bisa berkata lebih lanjut, “Misalnya apa yang dikatakan orang di luar Tuhan Yesus tentang jimat? Sesuatu tititpan dari Tuhan. Betul? Padahal itu dari setan. Konteks ilahi di sini bukan dalam konteks Saul sebagai penyembah Allah yang hidup. Tapi konteks seorang perempuan di En-Dor, seorang petenung. Menangkap maksud saya?”


Lalu saya sedang mulai argumentasi ketiga tentang ketidakcocokan nubuat saat saya diinterupsi lagi seperti rapar DPR. “Mungkin Anda benar tentang konteks ilahi dari sudut pandang perempuan petenung di En-Dor, berarti sesuatu tentang berhala-berhala, tentang roh-roh setan. Tapi yang ketiga, bukannya nubuatnya tergenapi? besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel. Iya kan? Bukankah nubuat dari Tuhan, ya dan amin, Pak Daud?” “Iya.” “Ini buktinya nubuatnya terjadi!” katanya dengan nada kemenangan. “Pak, nanti dulu, Pal. Mari Saudara, kita bangkit berdiri lagi, mari memuji dan menyembah Tuhan.” Saudara sudah tahu mengapa saya melakukan itu bukan? Saya berdoa lagi dan dijawabNya langsung, “Nubuatnya tidak tergenapi. Buktinya apa? Mikhal, istrinya Daud masih hidup waktu itu. Betul, Saudara? Tapi tidak punya anak.” Kali ini tidak tanggung-tanggung . Langsung dibantah, Doktor theologi dari Fuller. Rupanya ia lebih suka mengetes saya daripada menolong saya yang tidak bergelar ini. Tetapi tidak apa-apalah. Saya dilatih Tuhan bukan saja menghadapi santet tetapi juga menghadapi serangan pikiran. Suatu pendidikan non-gelar yang sangat baik. “Tapi, Pak Daud,” tukasnya dengan cepat, “Konteks Israel yang ditulis tentang ‘anak’ adalah anak laki-laki. Tolong bantah nubuat ini sesuai dengan konteksnya.” Waduh, saya hampir semaput, seperti kena skak atau smes. Saya langsung berseru kepada Tuhan karena belum berpengalaman, Tuhan matilah aku Tuhan. Tidak bisa berkata apa-apa lagi. Masa’ aku harus meminta mereka melakukan pujian dan penyembahan terus. Rasanya ini yang awal dan yang terkahir aku berkhotbah. Kalau Engkau ingin aku berkhotbah lagi, tolong tunjukkan jawabannya!! Ternyata, Tuhan masih perlu saya untuk berkhotbah! Di saat-saat genting ini Tuhan menunjukkan langsung ayatnya! Bahwa masih ada anak kandung Saul, laki-laki, yang masih hidup. Mari kita buka 2 Samuel 2:8-10, Abner bin Ner, panglima Saul, telah mengambil Isyboset, anak Saul, dan membawanya ke Mahanaim serta menjadikannya raja atas Gilead, atas orang Asyuri, atas Yizreel, atas Efraim dan atas Benyamin, bahkan atas seluruh Israel. Isyboset bin Saul berumur empat puluh tahun pada waktu ia menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua tahun lamanya. Hanyalah kaum Yehuda yang mengikuti Daud. Haleluya! Masih ada anak kandung Saul, siapa namanya? Isyboset bin Saul. Wah, langsung saya tunjukkan kepada seluruh penanya dan peserta yang kelihatannya menikmati perdebatan ini sementara saya kebingungan setengah mati, “Bagaimana, Pak, nubuatnya digenapi atau tidak?” Mereka menggeleng-geleng menyetujui dengan rasa setengah tidak percaya dan takjub, “Tidak digenapi.” Kenyataannya, ada anak kandung Saul yang masih hidup. Saya bertanya kepada seluruh peserta, “Digenapi tidak, Saudara-saudara?” Suara yang mantap bergaung dari seluruh penjuru kelas, “Tidak digenapi.”


“Berarti roh siapa ini, Saudara? Roh setan yang menyamar menjadi Samuel.” Kali ini, dengan aman dan tanpa interupsi saya mengemukakan argumentasi keempat bahwa roh orang mati dan orang hidup tidak bisa berhubungan. Rupanya tidak perlu penyelesaian voting. Alkitab dengan tegas mengatakan, dari buahnyalah Saudara akan tahu. Buahnya apa? Saul mengalami Santet bertujuan untuk jalan buntu setelah berhubungan dengan ‘Samuel.’ membunuh atau Argumentasi kelima, konteks tenung. Santet dan tenung itu mencelakakan berbeda. Tetapi di Indonesia terjadi kerancuan. Santet bertujuan seseorang. Tenung untuk membunuh atau mencelakakan seseorang. Santet, teluh, adalah memanggil leak, itu sama. Tapi santet dan tenung, berbeda. Tenung adalah arwah. memanggil kekuatan roh, memanggil arwah. Tapi di Indonesia, santet dan tenung jadi sama, jadi membingungkan. Nah, yang terjadi adalah seperti ini. Suatu roh yang bisa dipanggil, tingkatan roh itu lebih rendah daripada roh yang memanggilnya. Berarti roh siapa yang lebih rendah? Roh setan. Waktu saya membahas itu, mereka bertepuk tangan dengan semangat. “Pak Daud bisa menjawab dengan bagus.” Lalu saya bertanya kepada mereka, “Jadi apakah orang mati bisa diinjili?” Mereka berseru nyaring, “Tidak bisa.” Nah, Tuhan, pesanMu telah kusampaikan dengan jelas, saya berdoa berterimakasih. Tetapi rupanya Tuhan masih mau mengajar saya bergantung pada hikmatNya. Perdebatan belum berakhir.

Menginjili Orang Mati? Rupanya di Bandung, timbul pengajaran, bahwa orang mati bisa diinjili. Sekarang penganut ajaran itu bertanya kepada – atau lebih tepatnya mendebat – saya, “Pak Daud sudah membaca kitab Petrus belum?” “Sudah.” “Bapak bisa bahasa Ibrani?” “Tidak bisa.” “Bisa menjawab pertanyaan saya?” “Ya, moga-moga.” Lebih baik jujur, betul Saudara? Mari kita buka surat di 1 Petrus 3:19-20, Dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.


Ia bertanya, “Pak Daud, ayat ini berlawanan dengan kesimpulan Anda. Orang mati bisa diinjili. Anda bisa menjawab, tidak?” Waduh, jantung saya seakan-akan berhenti berdetak. Ini Firman Tuhan. Tetapi saya ingat memiliki cara yang masih ampuh. “Mari kita memuji dan menyembah Dia.” Sekarang seluruh peserta sudah maklum. Saya berdoa dan berseru sekeras-kerasnya pada Tuhan. Tuhan menjawab, arti Injil, pertama adalah kabar baik. Kedua adalah kabar kemenangan, kabar kemerdekaan. Ketiga, kabar keselamatan. Arti Injil di sini, karena kedatangan Yesus yang pertama kali di muka bumi harus disaksikan (Ingat Dia adalah Allah yang menjadi manusia). Yang pertama seluruh penghuni sorga memang tahu Yesus datang ke dalam dunia. Yang kedua, seluruh alam setan mengetahui bahwa Yesus datang ke dalam dunia. Yang ketiga, setelah alam setan, alam nyata, sejarah mencatat, manusia mencatat. Sejarah manusia mencatat, bahwa nabi Isa, orang non Kristen pun mengakui, bahwa Isa Almasih memang ada di Israel, walaupun mereka tidak percaya bahwa Yesus disalib. Bahkan orang Israel yang tidak percaya kepada Yesus pun mengakui Yesus sebagai rabi. Juga orang Roma yang tidak percaya kepada Allah pun, memuja dan menyembah dewa-dewi waktu Yesus disalib sebagai perayaan ‘kemenangan’ mereka. Sejarah manusia mencatat memang kenyataannya Yesus pernah datang ke Nazareth. Dia benar lahir di Betlehem, dibesarkan di Nazareth, dan mengelilingi seluruh Yudea. Sejarah membuktikan bahwa Yesus Kristus memang ada di muka bumi. Sejarah mencatat dan orang Kristen mengakui, kita sebagai orang percaya mengimani bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Dan yang keempat, dunia orang mati pun harus tahu pula bahwa Yesus turun ke dalam dunia, Dia memberitakan bahwa Dia sudah datang memberitakan kemenanganNya, mengalahkan alam maut, berkuasa atas alam maut. Yesus turun ke dunia orang mati untuk menyatakan kemenanganNya, menyatakan bahwa Mesias yang dijanjikan telah datang ke dalam dunia.

Pertanyaan yang Belum Pernah Terjawab Seperti yang saya duga, bantahan datang lagi. Pertama kali yang membantah adalah si Doktor. Ia berkata, “Pak Daud, Bapak bisa menjawab pertanyaan tadi dengan bagus. Dalam konteks aslinya, saya bisa terima, tapi saya mau tanya, Alkitab mengatakan: hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan. Bagaimana nasib orang-orang yang hidup sebelum Yesus datang ke dalam dunia? Dan bagaimana nasib orang yang hidup sebelum hukum Taurat diberikan?” Saudara pasti sudah bisa menebak tanggapan saya. Jurusnya adalah “Mari puji dan sembah DIa.” Salah satu maksud pribadi saya adalah keinginan mengulur waktu supaya jamnya segera usai.


Saya lelah dikejar terus oleh pertanyaan yang semestinya bisa diketahui dan dikuasai oleh seorang Doktor Theologia. Saya hanyalah seorang mantan dukun yang bertobat. Tetapi, langsung Tuhan berkata kepada saya, Oh Puji Tuhan, “Orang yang hidup sebelum Yesus datang ke dalam dunia, diselamatkan oleh pengharapan datangnya seorang Juruselamat, akan datangnya seorang Mesias.” Buktinya apa? Pada waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Mereka dijanjikan Keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular. Adam pun dan Hawa diselamatkan. Karena apa? Mereka memiliki pengharapan akan datang dari keturunan perempuan itu seorang Juruselamat, Mesias. Lalu kain dan Habel, di mana Habel mempersembahkan anak domba. Gambaran akan datangnya Anak Domba Allah, bahwa akan terjadi penebusan akan datang seorang Juruselamat. Demikian pula Abraham, mempersembahkan anak domba sebagai ganti Ishak. Abraham pun dibenarkan dan diselamatkan. Mengapa? Dia memiliki pengharapan akan tiba, akan datang seorang Juruselamat. Demikian pula dengan Musa, dia bernubuat akan datang di antara kita seorang nabi, seorang Mesias, Juruselamat, di antara Israel. Musa pun bernubuat. Orang-orang yang hidup sebelum Yesus datang ke dalam dunia, diselamatkan. Itu adalah anugerah Allah dan oleh apa? Pengharapan akan datangnya seorang Juruselamat karena Juruselamat dijanjikan pada waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Dan Allah mengkhususkan, dari suatu bangsa yang kudus, yaitu bangsa Israel. Dan ada pertanyaan, “Pak Daud, saya mau tanya. Zakharia diselamatkan oleh apa?” “Dengan pengharapan daangnya seorang Mesias.” Buktinya apa? Dia bernubuat akan datangnya seorang Mesias. Tapi setelah Yesus datang ke dalam dunia, diselamatkan bukan lagi oleh pengharapan. Mengapa? Mesias yang dijanjikan sudah datang ke dalam dunia, mati di kayu salib. Mereka harus menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Itu bedanya. Bukan lagi pengharapan. Dan ingat, kalau orang yang belum mengenal hukum Taurat, Allah menghakimi menurut hati mereka. Yaitu apa? Hukum Taurat dalam hati mereka sendiri. Berarti saat ini orang Israel yang tidak percaya Yesus, mereka tidak selamat. Kalau mereka tidak mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mengapa tidak? Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang bisa menggenapi hukum taurat kecuali Yesus sendiri. Yesus turun ke dunia orang mati untuk memberitahu bahwa Dia sudah datang, memberitahu dosadosa mereka, kesalahan mereka semua, menyatakan kemenanganNya, berkuasa atas alam maut. Dia bukan berbicara: “Kalian semua masuk Surga!” Tidak. Yang tidak bertobat, yang tidak percaya akan Firman Allah sewaktu Dia memberitakan Firman Allah, tetap masuk ke dalam dunia orang mati. Tapi Yesus mati, bangkit, hidup kembali untuk menyatakan bahwa Dia adalah Allah, Allah Yang Maha Kuasa.


Selesai menjawab itu semua, terdengar semua tepuk tangan. Badan saya lemas, keringat saya menetes sebesar biji jagung. Saya lelah tapi lega.

Tawaran Mengejutkan! Namun tiba-tiba si Doktor dari Fuller kelihatan ingin mengajukan pendapatnya lagi. Saya sudah lemas dan tidak tahu apakah saya bisa menjawabnya. Tetapi ia berkata, “Apakah Anda tahu ayat ini menjadi perdebatan di antara doktor dan kami pun bingung jawabannya.” “Lho, mengapa bertanya kepada saya, kalau Bapak yang Doktor Theologia saja bingung?” Tanya saya sedikit gusar, kelelahan, tapi juga lega dan bahagia merasakan penyertaan Tuhan. “Karena Anda ‘kan pembicara okultisme, memahami alam roh yang tidak kami pahami.” Yah, saya pikir alasannya masuk akal juga. Setelah itu dia berujar lagi, “Pak, saya mohon Anda mengajar di Singapura dan Eropa, dan kalau bisa, di Amerika. Bapak akan kami beri gelar, doktor honoris causa S3 okultisme.” Bayangkan, langsung Doktor! Padahal menjawab ayat ini saja susahnya setengah mati. Dan Master theologia dari Tiranus berkomentar, “Saya mengakui Anda pembicara okultisme yang belum pernah saya temui. Anda layak mengajar S2.” Haleluya! Tapi saya mau melayani siapa saja kok, tidak S2 pun tidak apa-apa, mulai dari pejabat sampai preman, mulai dari konglomerat sampai konglomelarat semuanya akan saya layani.

Allah Menentang Hubungan dengan Roh Orang Mati Sejak kejadian itu saya semakin mantap mengajarkan: orang mati tidak bisa diinjili. Apakah Allah menentang kalau seseorang mengundang roh orang mati? Kita buka Alkitab kita, kitab Imamat 20:67, Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengahtengah bangsanya. Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

Dikatakan, siapa yang memanggil roh orang mati, Tuhan sendiri yang akan menentangnya. Mengapa Tuhan menentang dengan keras?


Tuhan tahu, bahwa setan itu penipu, bahwa yang datang bukan roh orang mati. Jadi kalau saya berani menyampaikan dalam kasih, bahwa pengajaran penginjilan roh orang mati itu sesat. Demi kasih Allah terhadap jiwa-jiwa, mohon pengajaranitu dihentikan. Orang mati tidak bisa diinjili. Yang menentukan surga dan neraka di dalam hidup kita yaitu detik-detik terakhir napas kita, mau tetap percaya pada Yesus atau murtad. Firman Tuhan berkata orang hidup hanya untuk sekali setelah itu dihakimi. Tuhan tidak mengatakan diberikan kesempatan lagi. Langsung dihakimi.

Pengajaran penginjilan roh orang mati itu sesat. Orang mati tidak bisa diinjili. ●

Kalau Anda tetap percaya pada Yesus, hari itu juga Anda berada di Firdaus, menunggu hari pembagian mahkota, memerintah bersama Yesus. Tapi kalau murtad, tetap masuk ke neraka, ke dunia orang mati dulu. Mengapa ke neraka? Saya katakan, hanya Yesus jalan satu-satunya menuju surga. Dan ingat, roh orang yang sudah mati tidak bisa diinjili. Mengapa orang mati tidak bisa diinjili? Keselamatan surga atau kebinasaan neraka ditentukan pada waktu Anda masih hidup, sampai detikdetik terakhir Anda mengeluarkan napas. Dari awal Anda bertobat, sampai akhir Anda memberitakan Injil untuk menerima mahkota.

Malpraktek Penginjilan Orang Mati Lalu, mengapa saya khusus membahas masalah dunia orang mati ini? Karena saya pikir pengajaran ini sudah tersebar ke segala pelosok negeri. Beredar ajaran tentang penginjilan roh orang mati yang serupa dengan menerapkan ilmu teknik meraga sukma, ilmu sihir putih yang saya kuasai dulu. Itu ilmu setan juga. Tidak ada setan putih atau setan hitam. Biarpun ada sekalipun, semua tetap saja Tidak ada setan putih atau setan. Saya tahu mungkin orang mengajarkan bukannya mau setan hitam. Biarpun ada menyesatkan orang, Cuma dalam pelayanan ini merupakan sekalipun, semua tetap saja pengalaman pribadinya. Setan juga berusaha menipunya lantas setan. mengunjunginya dalam wujud roh orang mati.

Mungkin ada yang belum tahu contoh praktek penginjilan orang mati. Baiklah mengajarkannya kepada Saudara. Ini sesat.

saya

menerangkan

sedikit,

tanpa

maksud

Misalnya Stanley memiliki kakek bernama Urip yang keburu meninggal tanpa sempat menerima Yesus sebagai juruselamat. Jadi masuk ke dunia orang mati. Nah, si ‘penginjil’ akan bertanya, “Kakek Anda sudah meninggal, Pak Stanley?” “Iya.”


“Ingin kakek Anda selamat?” Sebagai umat Tuhan yang mengasihi semua orang termasuk kakeknya, tentu saja Stanley terpancing untuk mengatakan ‘Ingin.’ Ini sudah menggiringnya ke dalam praktek pemanggilan arwah. Dan celakanya, tubuh Stanley digunakan sebagai media. Berarti ia sudah membuka celah masuknya roh jahat ke dalam tubuhnya. Ini dosa yang fatal. “Dalam nama Yesus, roh Urip, kupanggil engkau.” Tanpa tipuan atau trik, suara Stanley langsung berubah, “Urip datang .” Dari pembahasan sebelumnya kita tahu tentu saja bukan Urip yang datang. Langsung si penginjil itu berkata, “Anda mau terima Yesus supaya masuk surga?” “Saya mau masuk surga, saya mau terima Yesus. Asyik…!” Rohnya keluar, tapi suara Stanley kembali berubah. Penginjilan yang praktis namun sesat! Yang jadi pertanyaan, mengapa roh ‘Urip’ alias setan yang menyamar itu, bisa masuk ke dalam tubuh orang Kristen yang percaya pada Yesus misalnya ke tubuh Stanley ini? Jawabannya, orang Kristen tersebut membuka celah dosa yang besar. Alkitab berkata apa? Aku sendiri yang akan menentangnya. Pada waktu dia minta dipanggilkan roh orang mati, seperti Saul, roh Allah undur, roh setan yang menyamar menjadi orang mati yang masuk. Dan ingat, memang efeknya setahun dua tahun kelihatannya pertumbuhan rohaninya meningkat pesat. Tapi setelah itu katakanlah, lima tahun bila ia terus mengandalkan pertumbuhan rohani pada akar yang salah, hidupnya akan hancur. Mengapa? Ini rahasia yang saya beberkan di sini. Karena itulah sifat atau syarat dari ilmu yang diterapkan dan disamarkan dalam bentuk penginjilan orang mati, ilmu meraga sukma! Suatu saat saya juga akan membahas mengenai tiga tingkat ilmu meraga sukma dan cara mematahkannya dan bagaimana melayani pelepasan. Saya katakan, ilmu tingkat tinggi apapun juga, akhirnya kalah oleh nama Yesus dan Heleluya. Sia-sia saja menghabiskan waktu bertahun-tahun, melakukan pengorbanan yang tidak sedikit, kalau ternyata apa yang kita pelajari tidak bisa menolong kita di dunia kekekalan, bukan?

Tuhan Yesus Lebih Hebat dari Segala Kuasa Gelap Jadi sebagai akhir dari pembahasan kita kali ini, saya katakan sekali lagi untuk Saudara semua di buku ini, yang pertama orang percaya tidak bisa disantet. Mengapa? Ada Roh Kudus dan perlindungan dari jubah kemuliaan. Dan yang kedua, hubungan antara orang mati dan orang hidup, putus.


Orang hidup sebelum Yesus datang ke dalam dunia, diselamatkan dengan apa? Pengharapan akan datangnya seorang Juruselamat, Mesias. Tapi ingat, itu adalah anugerah. Mengapa?

Anda diselamatkan bukan lagi oleh pengharapan, tapi dengan iman menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Yang dikhususkan hanyalah orang-orang tertentu dan suatu bangsa yaitu bangsa Israel. Pengharapan akan Mesias. Karena keselamatan itu adalah anugerah Allah Cuma-Cuma. Tetapi setelah Yesus datang, Anda diselamatkan bukan lagi oleh pengharapan, tapi dengan iman menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Kedudukan Anda memiliki arti strategis di dunia yang kelihatan, apalagi di dalam dunia roh. Iblis berusaha menipu, menyesatkan, dan mencuri jiwa Anda dari Tuhan, dari berkatNya, dari keselamatanNya yang kekal. Setelah Saudara mengetahuinya, Saudara tidak akan mudah tergiur oleh tawaran iblis untuk memperoleh segala sesuatu dengan cara pintas dan supranatural, karena ujungnya membawa Saudara kepada maut. Mungkin saat ini, orang-orang yang memiliki sebagian kecil dari ‘kuasa’ merasa hebat dan tak terkalahkan. Saya dulu juga merasakan sensasi yang sama. Tetapi sekarang saya berani mengatakan, kita tidak akan lebih hebat dari Allah yang menciptakan Saudara. Dialah yang empunya kekuatan sejati. Dan Dia pula yang menghendaki Saudara tinggal bersama denganNya di surga. Terimalah Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga, Tuhan dan Juruselamat dari dosa Saudara. Terimalah kedamaian, berkat, dan semua yang dunia tidak bisa berikan. Tuhan Yesus mengasihi Saudara.


Lampiran berikut ini berisi pertanyaan-pertanyaan paling banyak ditanyakan dari seminar-seminar yang saya adakan. Diseleksi dari ratusan pertanyaan yang ada, beberapa di antaranya merupakan kasus yang serupa meskipun tidak sama, tetapi sifat jawabannya tetap dapat dipergunakan. Saya percaya dapat menambah wawasan Saudara:

1.

Bagaimana pendapat Anda mengenai perkumpulan meditasi yang sedang berkembang dengan dalih untuk lebih dekat dengan Yang Maha Esa? Saudara, meditasi, tenaga dalam, apapun namanya dan asal-usulnya itu adalah dari setan. Meditasi itu ada dua macam. Meditasi orang percaya dan non percaya. Tapi kalaupun pada meditasi orang percaya, bisa saya katakan tidak terlalu mirip meditasi. Mengapa? Berbeda sifatnya. Meditasi orang percaya yang benar adalah yang disebut saat teduh atau merenungkan Firman Allah. Karena arti meditasi itu sendiri adalah mengosongkan pikiran atau menyatukan lima indera. Jadi saya katakan kalau kita menyebut istilah “meditasi�, orang akan mengasosiasikannya dengan tenaga dalam, menyatukan lima indera, pengosongan pikiran, mencari pencerahan. Yang masuk bukan inspirasi yang kudus tetapi roh setan. Yah, butuh media tersendiri untuk membahas hal ini lebih dalam tetapi yang jelas saya tidak setuju dengan meditasi. Saya berani mengklaim bahwa meditasi non percaya yang katanya untuk membangkitkan tenaga dalam prana, itu berasal dari setan. Titik. Tenaga dalam pun memiliki dua aliran, satu pakai mantera, dua tidak pakai mantera. Tapi duaduanya sama, berasal dari setan semua.Bagaimana kalau Saudara menantikan buku dan seminar saya mengenai tenaga dalam? Pasti banyak jiwa sedang disesatkan rupa-rupa pengajaran dari manusia yang akan tertolong. Doakan saja.

2.

Menyambung pembahasan Anda, bahwa kalau orang di masa sebelum Yesus datang diselamatkan karena dia berpengharapan dan sesudah Yesus datang karena dia percaya kepada Yesus, bagaimana dengan yang belum pernah mendengar Injil sama sekali? Bagaimana dia diselamatkan? Ini adalah pertanyaan yang menyangkut doktrin. Sebenarnya bukan bidang saya untuk menjawab hal ini. Tetapi baiklah saya menjawab, bahwa ini adalah kebijaksanaan Allah, keadilan Allah. Saya sangat percaya kepada keadilan Allah. Pasti Allah itu adil. Jadi untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan theologi lebih luas, saya merekomendasikan Saudara untuk mempelajari theologi. Akan berguna menjadi fondasi menghadapi rupa-rupa pengajaran sesat yang tidak jelas di akhir jaman ini. Kalau masalah alam gaib, okelah saya spesialisasinya. Tapi saya juga bukan ahli dalam semua bidang. Kalau masalah pacaran, atau Kristologi, saya mempersilahkan Saudara bertanya kepada


hamba Tuhan yang terpanggil dalam bidang tersebut. Saya menangani yang seram-seram seperti setan dan sebangsanya.

3.

Apakah perlu doa khusus untuk menangkal segala santet atau ilmu hitam putih atau secara otomatis sudah dilindungi? Orang Kristen yang percaya Yesus sungguh-sungguh, secara otomatis, Allah sudah melindungi. Mengapa? Ada kemuliaan Allah. Tapi ingat, harus hidup berkenan di hati Tuhan, bukannya Kristen tomat, habis tobat besok kumat. Jadi harus Kristen yang sungguh-sungguh. Dan yang kedua, lahir baru. Jadi bertobat dan lahir baru.

4.

Ayah saya seorang peramal nasib. Dengan melihat jam, tanggal, bulan, tahun, dia bisa tahu garis nasib. Selain mendoakan dia, tindakan apa yang harus saya lakukan untuk membuktikan bahwa dia salah? Bagaimana memberitahukan bahwa meramal nasib itu tidak benar? Sebenarnya, pertobatan terjadi bukan karena jerih payah kita. Tapi oleh kasih anugerah Allah dan jamahan Roh Kudus. Sebab begini. Saudara mengingatkan saya suatu waktu menulis tentang doa yang merobohkan benteng. Doakan saja. Saya katakan, walaupun Saudara memiliki gelar sarjana, master, doktor, atau profesor theologia sampai botak, menginjili satu orang tidak akan bisa bertobat tanpa ada jamahan kuasa Roh Kudus. Mengapa? Keselamatan adalah anugerah. Tapi nanti lain waktu saya akan memaparkan mengenai doa yang merobohkan benteng, supaya bagaimana kalau punya suami kena pelet atau terperangkap dosa perzinahan, supaya bertobat. Tapi ingat, itu pun jamahan Roh Kudus.

5.

Apakah selama berkhotbah Anda pernah dicobai orang, khususnya dari orang yang belum percaya? Ini membutuhkan jawaban panjang. Kalau kata dicobai itu berbicara mengenai soal disantet, saya sudah sering disantet orang. Berkali-kali. Pada waktu saya diundang seminar dan KKR di Tunjungan Plaza, Surabaya lantai enam, pada saat yang bersamaan di lantai dasar digelar pameran gaib bernuansa supranatural. Ini panitia seminar tahu apa tidak? Pikir saya. Mengapa saya bertanya demikian? Bayangkan di lantai enam, kami menggelar 'pameran surgawi' alias KKR kelepasan. Judulnya saja ngeri, “Membuka Rahasia Ilmu Santet dan Rahasia Ilmu Gaib dan Susuk.� Pembicaranya saya dan Pak Eku Hidayat. Yang datang kurang lebih 2.700 orang. Tetapi hanya sebagian kecil orang Kristen. Selebihnya kaum awam. Atau lebih mengejutkan, pengunjung yang berada di lantai dasar, tersedot perhatiannya, karena mereka penasaran lebih jauh tentang judul yang


menyinggung rahasia ilmu santet. Rupanya banyak diantara mereka mengira, di lantai enam ada demonstrasi kekuatan alam gaib tingkat tinggi. Dukun-dukun plus pasiennya, nyasar semua, keliru masuk ke lantai enam. Ya Tuhan, dari pojok sana sampai pojok sini, penuh dikelilingi semua dukun. Yang datang termasuk dukun santet Banyuwangi, Tulung Agung, Jember, Jawa Timuran. Pak Eku sampai berkomentar, “Ud, waduh Ud, dukun-dukun santet semua datang. Siapa pembicara sesi hari ini?” “Cuma kita berdua.” “Kita berunding dulu, Ud.” “Apa tuh Pak Eku?” “Anda 'kan bekas tukang santet, Anda khotbah duluan saja.” “Lho, Pak, biar Pak Eku saja. Saya yang lebih muda, Bapak yang lebih senior.” “Tidak, ah Ud. Karena apa? Saya lihat di belakang saja, setannya banyak banget.” Akhirnya saya mengambil kesempatan berbicara lebih dahulu. Saya ungkapkan semuanya termasuk yang saya saksikan di bab-bab awal buku ini. Saudara mau tahu reaksi mereka dan apa yang terjadi? Bukan kolekte yang dikirim tetapi santet! Dari semua penjuru, mereka menggabungkan kekuatan dengan marah dan penasaran. Mungkin seperti saya yang panas tertantang oleh Pak Gilbert, tetapi dulu satu orang. Ini? Saya tidak sempat menghitungnya. Tetapi, Haleluya. Apa yang bisa Tuhan lakukan? Mimbar seminar saya ditamengi oleh penampakan khusus. Tiang awan dan tiang api! Muncul berbarengan. Lebih dahsyat dari Perjanjian Lama. Karena di jaman dahulu tiang itu muncul bergiliran. Tetapi ini sekaligus. Tuhan tahu cara melindungi umatNya. Amin. Apa yang terjadi? Paku-paku, jarum-jarum, batu berapi, silet dan benda tajam lainnya melesat dan bertebangan. Tetapi jatuh semua berceceran di lantai. Dan saya mendapatkan kabar, yang bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Yesus saat itu juga 400 orang! Bayangkan! Saya hanya berdua dengan Eku melawan 'nabi-nabi palsu'. Memang benar seperti kata Alkitab, satu orang mengejar seribu, dua orang mengejar sepuluh ribu. Kami belum memenangi banyak, hanya 400 orang saja. Yah, tidak buruk untuk pemula, bukan?

6.

Kalau ada serangan santet seperti itu, bisa terjadi ‘peluru nyasar’? Untuk pertanyaan yang ini, baiklah saya membagi kesaksian pada waktu saya ada di Sumenep, Madura. Jago-jago santet datang semua. Saya mengisi seminar di sana. Pada kesempatan saya mengajak pendetanya, “Pak pendeta, lihat atas”. Santet-santet yang nampak dalam wujud sinar-sinar beterbangan. “Pak Daud, KKR-nya dibatalin saja ya?”


“Kenapa dibatalin, Pak pendeta?” Saya jadi menyesal juga memperlihatkan manifestasi santet. Saya pikir dengan menunjukkannya ia akan lebih waspada dan bersiap dengan lebih sungguhsungguh terhadap peperangan rohani kami. Tetapi reaksinya di luar dugaan saya. “Waduh, kalau menghadapi beginian, Pak, saya pikir-pikir.” “Kalau begitu ya sudah, tetapi seminar tetap jalan, Pak.” “Kenapa?” Saya setengah bergurau setengah mengingatkan, “Paling pol, kita mati. Kalau mati kita ke surga.” “Pak Daud, kalau Bapak mati, belum menikah. Saya sudah punya anak.” Wah, rupanya ia menanggapi gurauan saya kelewat serius. Siapa yang bakal mati melawan kuasa gelap? Ada Yesus dengan mantera Haleluya yang dahsyat. Belum tahu dia! “Bapak pendeta mengapa takut?” “Saya ini kan tinggal di Madura, Pak Daud. Jadi sate kambing kan repot, Pak Daud.” “Santai saja. Haleluya selalu menemani kita. Yesus Kristus Allah kita.” “Pak Daud, Haleluya terus yang dikatakan.” Sampai di sini saya memutuskan diam saja. Saya memusatkan perhatian pada santet yang beterbangan. Selama dua santet berseliweran tidak terjadi apa-apa (tentu saja!). Dan apa hasilnya? Pertobatan jiwa-jiwa. Demonstrasi kuasa Allah yang hidup, tak pelak pasti menundukkan kecongkakan orang-orang yang merasa hebat. Kali ini mereka kena batunya. Masih belum merasa aman? Saya punya pengalaman bersama rombongan penginjilan saya di Kalimantan Barat, sebelum kerusuhan yang berbau agama, Tuhan mengutus saya ke suatu daerah, namanya Sendani, Senapit, dan ada daerah bernama Sungkung Atas. Di situ orang bisa masuk tetapi tidak bisa keluar lagi. Angker. Pada waktu itu saya diutus Tuhan di Kalimantan Barat, dan masuk ke suatu pedalaman. Waktu saya masuk, langsung disambut dengan...mandau terbang, bukan minuman selamat datang. Saya berkomentar singkat, “Ini mainan saya sejak kecil.” Sampai mereka menganga dan melongo, “Haaaah....?” “Dalam nama Yesus, jatuh!” Mandaunya jatuh. Kalau orang biasa, hasilnya adalah kepala putus. Mungkin bisa menjadi cendera mata untuk dijual ke turis asing. Tetapi kalau kita percaya Yesus, yang biasa menjadi luar biasa. Amin. Tidak mau kalah, kali ini dikirim guci-guci terbang tanpa alamat pengirim. Surang kaleng ala Kalimantan. Saya menguatkan hati rombongan, “Kecil itu, Pak. Sejak kecil, itu mainan saya.” “Hah? Anda ini siapa?” “Saya dulu terkenal di Jawa Tengah, dukun sejak anak kecil, tapi saya bertobat gara-gara 'mantera' Haleluya.”


“Haleluya,” gucinya menghilang kembali jadi saya tidak bisa bawa pulang sebagai oleh-oleh. “Dalam nama Yesus, semua santet aku tolak!” Akhirnya, kepala adatnya yang datang. Tidak terbang seperti mandau atau guci, tetapi jalan kaki, mengajak bertarung. “Oke, silahkan.” Saya berdoa, “Tuhan, Engkau tahu aku ada di sini, bukan atas kehendakku tapi Engkau yang utus. Biar Engkau sendiri yang menjamah dia, silahkan Kau jitak saja sebentar.” Ternyata, betul! Saya menumpangkan tangan dan berseru, “Haleluya.” Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba ia jatuh terbanting sambil memegang kepalanya. Wah, betul-betul dijitak Tuhan, saya berseru kagum dalam hati. Apa yang terjadi? Satu kampung bertobat semua. Melihat kepala adatnya bertobat dan percaya kepada Yesus, satu kampung bertobat. Beri kemuliaan kepada Tuhan! Suku-suku adat Kalimantan, tahu akan kuasa Yesus dan sangat menghormati Saudara yang mengamalkan kasih dari Yesus. Mereka mungkin tunduk oleh kuasa tetapi hati mereka hanya bisa diubah oleh kasih. Peliharalah terus api kasih Saudara. Bawa ke sana. Mereka membutuhkan kasih itu. Agama lain bisa mendemonstrasikan kuasa yang terbatas, tetapi Saudara bisa mendemonstrasikan kasih yang tidak terbatas yang puncaknya adalah: mengampuni! Jadi ringkasannya, saya sering dicobai, tapi Allah yang ada dalam diri saya ini, lebih besar dari segala sesuatu yang mau mencobainya. Demikian juga dengan Saudara semua, Saudara dan saya adalah manusia biasa, tapi Yesus dalam diri kita yang membuat kita jadi luar biasa. Tuhan lebih dari sanggup melindungi kita dari peluru-peluru santet. Tetapi untuk menghindari peluru karet dari polisi anti hura-hura, cuma ada satu kuncinya. Tidak usah ikut-ikut demonstrasi. Mudah 'kan?

7.

Mengapa iblis atau setan, malaikat-malaikat jahat itu tidak dibasmi saja supaya hanya tinggal roh-roh yang baik saja? Dunia akan jadi lebih indah, bukan? Ini adalah salah satu keadilan Allah, pikiran Allah yang tidak bisa kita selami. Tapi saya katakan, Allah itu selalu menjadikan semua indah pada waktunya. Saudara mengatakan dunia ini indah menurut kriteria siapa? Siapa yang tahu keindahan seperti apa yang telah Tuhan sediakan untuk kita bukan di dunia ini? Yang Tuhan perlihatkan kepada saya, itu belum seberapa dari yang Tuhan sediakan. Itu saja cukup membuat saya terpesona dan memohon tidak usah kembali ke dunia. Belum menikah juga tidak apa-apa. Tetapi kalau belum waktunya, maka berarti ada rencana Allah atas hidup Saudara dan saya. Dan inilah yang semestinya menjadi fokus perhatian Saudara. Bukan memikirkan cara membasmi iblis, wow terlalu tinggi, tetapi bagaimana menjadikan keadaan di sekitar Saudara lebih baik sesuai dengan rencana Allah. Itu yang lebih penting bagi Allah.


8.

Bagaimana cara mengundang dukun, paranormal, dan ilmu kebatinan lainnya supaya menghadiri seminar Anda? Saya beritahu caranya. Pada saat mengajak dukun-dukun yang ada di Jakarta, bilang saja, pembicara seminarnya adalah murid tunggal dari Atmo Gejek, datang semua nanti. Tulis di brosurnya: “murid tunggal Atmo Gejek.� Gampang 'kan? Mengapa? Kakek-nenek buyut saya top di kalangan paranormal tua. Dukun-dukun berumur 60 tahun ke atas pasti tahu kakek-buyut saya. Dan kakek-buyut saya terkenal karena hanya memiliki murid satu saja, ya saya sendiri. Murid tunggal. Sedangkan yang lainnya, hanya mewarisi ilmu tingkat dasar, karena yang disebut murid tunggal, itu mewarisi ilmu tertinggi. Jadi, kalau Saudara mengajak orang pintar, paranormal, dukun, tabib, sinshe, apapun istilahnya, katakan saja: murid tunggal dari Atmo Gejek akan berkhotbah. Nanti datang semua. Apapun motivasi mereka datang, Tuhan Yesus akan menangkap mereka semua. Haleluya!

9.

Menurut Anda, penampakan Yesus di mana-mana termasuk di Kramat 5 yang terjadi beberapa waktu yang lalu merupakan penampakan Yesus atau pekerjaan iblis? Menurut saya, pertama dari buahnya kita akan tahu. Kedua, setiap penglihatan, nubuatan, harus diuji, apakah ini dari Tuhan atau bukan. Saya juga mendapat karunia penglihatan. Tetapi ingat, kita tidak bergantung dengan penglihatan tapi kembali kepada kebenaran Alkitab. Saya katakan, penglihatan kita bisa keliru, tetapi Alkitab tidak bisa keliru. Saudara bisa juga mendapatkan pandangan lebih lengkap dan dalam dari Pdt. Gilbert Lumoindong yang berkhotbah di lokasi penampakan langsung melalui VCD Penampakan Yesus.

10. Mengapa setan sering terlihat menakutkan? Apa tujuannya, padahal dia bisa tampil dengan wajah yang ganteng? Lho, setan memang bisa berubah menjadi wajah ganteng atau malaikat, wanita cantik atau peri. Bisa! Jadi, keliru mengidentikkan setan sebagai makhluk yang wajahnya harus menakutkan. Tetapi, ada setan yang bersembunyi di balik mitos, seperti Nyi Roro Kidul. Misalnya ada mitos Nyi Roro Kidul, maka dia menyamar menjadi Nyi Roro Kidul. Cantik bukan? Bila Saudara membaca tulisan saya atau menghadiri seminar saya mengenai teknik pelepasan, kita membahas penyamaran setan ini lebih jauh lagi.

11. Saya mempunyai kakek dan nenek yang mempunyai jimat dan memakai susuk. Mereka beragama lain. Dapatkah kakek dan nenek saya dilepaskan dari kutuk dan kuasa iblis akibat jimat dan susuk, tanpa harus pindah agama atau tanpa mengenal, menerima, dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat bagi mereka? Tentunya mereka merasa


berat untuk bisa langsung menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Bagaimana menghadapi hal ini? Bukan saya memaksakan agama. Sebab meskipun mereka masuk Kristen karena terpaksa (apalagi kalau misalnya Anda paksa) pun tidak akan masuk surga. Betul Saudara? Sebab agama Kristen pun tidak bisa menyelamatkan, yang bisa menyelamatkan hanya Tuhan Yesus atau Isa Almasih (dalam bahasa Arab). Tuhan Yesus sendiri berkata kok, “Kalau memang ada ilah lain yang bisa lebih berkuasa, silahkan menyembah kepadanya.�

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!� Yosua 24:15

Jadi pilihan ada di tangan kita sendiri. Tuhan tidak pernah memaksakan kehendakNya. Sebab untungnya ke surga dan ruginya ke neraka 'kan kita sendiri yang merasakannya? Hanya, terlepas dari pilihan atau keinginan kita sendiri, kenyataan hanya nama Isa Almasih atau Yesus Kristus yang memiliki kuasa di atas iblis atau syaiton. 'Kan bisa dilihat sendiri besarnya kuasa dan mujizat Yesus atau Isa Almasih?

Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Ibrani 1:3-4

Kalau kita tidak mau meminta perlindungan dalam nama Isa Almasih, bagaimana iblis bisa takut? Iblis 'mah tidak takut pada agama Kristen atau nama lainnya, iblis takut dan takluk pada nama Isa Almasih. Semoga keterangan ini memberikan kita pencerahan tentang pentingnya percaya kepada Isa Almasih yang berkuasa melepaskan dan melindungi kita, melebihi pentingnya masuk Kristen tanpa iman atau pertobatan.


12. Begini Pak Daud, saya ingin bantuan sarannya untuk masalah di keluarga saya ini‌ Beberapa minggu yang lalu ayah saya sudah meninggal. Ibu saya mengaku pernah didatangi arwahnya ayah dan dihibur olehnya. Saya tahu bahwa hal ini tidak benar, namun sulit membuatnya yakin, karena besar cintanya pada mendiang ayah saya, bagaimana ya caranya mengingatkan ibu saya ini‌apa saya harus keras dan marah-marah atau dengan perlahanlahan dan lembut? Sejak ayah meninggal, anak kami yang masih bayi sering menangis malam hari, menurut mereka itu karena didatangi opanya atau ayah kami. Oleh karena itu mereka (walaupun saya menentang keras), minta tolong orang pintar supaya anak ini diterawang tiap malam, supaya dijaga katanya. Nah sarana terawang itu ialah secangkir kopi bekas minuman si dukun yang disimpan di lemari kamar. Bagaimana saya sebaiknya menghadapi hal ini, apa cairan kopi itu saya tengking lalu saya buang ke parit (dengan resiko mereka bakal marah besar), atau saya belajar berperang rohani, diam-diam saya tengking dalam doa, hingga si dukun tidak bisa menerawang rumah dan kamar si kecil itu tidur. Kalau bisa bagaimana cara dan doanya? Apa peran malaikat dalam hal menjaga supaya si kecil ini jangan bisa diterawang? Buat saya, ibu Anda lagi jatuh cinta dan kangen kepada ayah Anda. jangan ditegur keras begitu saja dong. Biar jadi pelajaran untuk kita semua bahwa berbahayanya jatuh cinta lebih daripada taat pada kehendak Tuhan. Firman Tuhan berkata cinta kuat seperti maut, jadi hati-hatilah menangani perasaan kita sendiri.

Taruhlah aku seperti materai pada hatimu, seperti materai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Kidung Agung 8:6

Tapi Anda tetap bisa melakukan sesuatu untuk mengajak ibu Anda kembali kepada kebenaran. Yang perlu Anda lakukan adalah menghibur ibu Anda supaya tidak kesepian, mengajaknya jalanjalan, membawanya ke gereja, sisihkan waktu Anda untuk menyadarkan beliau bahwa masih ada orang-orang hidup yang perlu dikasihinya. Jadilah sahabat bagi ibu Anda dengan perlahanlahan, lemah lembut, dan sabar. Inilah saatnya membalas budi pada orangtua. Tapi terhadap iblis? Tidak ada kompromi atau negosiasi! Tidak boleh ditunda-tunda sebelum iblis mencuri berkat-berkat keselamatan dari rumah Anda, Anda harus berperang rohani (tapi sementara ini secara gerilya!) Jangan buang-buang kopi orang lain nanti malah terjadi pertengkaran dan hati mereka semakin keras dan tertutup bagi Tuhan. Mereka 'kan sedang dibutakan iblis, jadi mereka bukan musuh Anda. Musuh kita adalah iblis bukan manusia. Anda harus pakai taktik untuk menyelamatkan mereka dari tangan iblis.


13. Pak Tony, sebenarnya kenapa sih kita menyebut Yesus itu anak Allah, apa Yesus pernah mengatakan demikian? Ada, cari saja di Alkitab terutama Perjanjian Baru. Yesus menyebut Allah sebagai Bapa kita.

Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahliahli waris, oleh Allah. Galatia 4:7

Tapi ingat, “anak� di sini bukan pengertian anak karena dilahirkan. Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Yesus adalah cara Allah menyatakan diriNya kepada kita untuk menunjukkan, bahwa kita pun diangkat sebagai anak-anakNya. Untuk apa? Untuk memperoleh warisanNya yaitu berkat-berkat di bumi dan kehidupan kekal di surga. Sebab kalau tidak dimengerti, nanti orangtua Anda bisa marah, “Eh papa kamu yang menabur, ibu kamu yang memupuk, sudah keluar bukannya ngakunya anak papa-mama malah ngakunya anak Tuhan. Memangnya Tuhan yang susah payah melahirkan kamu?� Nah 'kan repot? Jadi harus dimengerti bahwa anak di sini adalah menunjukkan status atau posisi yang membedakan kita dengan anak-anak dunia. Melalui teladan dan diwakili oleh (ketaatan, kematian, dan kebangkitan) Yesus, kita bukan lagi sekedar umat beragama, bukan lagi sekedar berstatus hamba di hadapan Majikan, tapi diangkat menjadi anak Allah di hadapan Bapanya. Asyik 'kan?

14. Saya berdomisili di Semarang. Saya ingin tahu bagaimana cara memusnahkan jimat yang benar? Sebab saya tinggal bersama kakek dan nenek saya yang masih sangat percaya pada jimat-jimat seperti itu. Tapi setelah saya membaca buku Ev. Daud Tony, saya jadi sadar betapa najisnya sebuah jimat di mata Tuhan. Jadi saya mohon petunjuknya. Maksudnya jimat milik Anda atau milik orang lain? Kalau jimatnya milik orang lain, jangan dihancurkan begitu saja tanpa seijin pemilik. Nanti malah terjadi keributan, terjadi perang dunia di rumah Anda. Yang perlu Anda lakukan adalah DOA PEPERANGAN ROHANI diam-diam, mematahkan kuasa roh jahat dari jimat tersebut sehingga tidak berfungsi atas si pemilik atau pemakai. Lalu Anda tetap hidup dalam kuasa Firman Tuhan, kuasa doa, dan kuasa puji-pujian setiap hari sehingga hadirat Allah memenuhi rumah yang Anda diami dan iblis kehilangan kendali atas rumah Anda! Lakukan ini terlebih dahulu, arahkan mata Anda pada pekerjaan Roh Kudus, dan kabarkan apa yang nanti Tuhan kerjakan atas keluarga Anda. Kami akan memberikan petunjuk berikutnya. Kalau jimatnya milik Anda, Anda bisa mengirimkan jimat tersebut ke sekretariat DRM. Nanti Anda akan kami pandu dari sini. Tetapi alangkah baiknya, jika Anda bisa mampir ke DRM Surabaya atau DRM Jakarta.


15. Saya adalah seorang mahasiswa yang tinggal di Yogyakarta. Baru-baru ini saya mendengar ada rumah yang cukup besar dengan 10 kamar dikontrakkan dengan harga yang sangat murah. Tetapi masalahnya rumah tersebut berhantu karena menurut informasi pernah terjadi pembunuhan sadis terhadap seluruh anggota keluarga. Apakah mungkin di rumah tersebut memang ada hantu, Pak? Kalau mungkin apakah yang harus saya lakukan bila seandainya saya harus menempati rumah tersebut. Masalah yang lain saya sering ada perasaan takut kalau keluar malam sendirian, apakah bapak mau mengajarkan saya doa biar saya tidak takut. Beberapa bulan yang lalu ibu saya pernah mengeluhkan sakit di punggungnya setelah diobati ke rumah sakit dan di x-ray tidak ada apa-apa tapi penyakit ibu saya tidak kunjung hilang walaupun sudah diobati dokter. Akhirnya ibu saya pergi ke pengobatan alternatif dan pada waktu itu dari punggung ibu saya keluar sejumlah paku yang panjangnya tidak umum. Benarkah pengobatan alternatif itu adalah pekerjaan setan? Kalau begitu apakah ibu saya sudah benar-benar sembuh? Jika suatu saat nanti kambuh lagi apa yang harus kami lakukan? Santai saja. Mengenai menghadapi rumah berhantu (atau lebih tepat ber-roh jahat) bisa dibaca di buku DUNIA ROH JAHAT. Ngomong-ngomong ngapain keluar malam-malam? Kalau memang perginya bersama Tuhan tidak perlu takut, yang penting perginya bukan untuk tujuan di luar kehendak Tuhan. Paku panjang yang tidak umum? Nah, Anda sudah terkena ilmu karang, tipuan sulap ala kebatinan dengan demonstrasi keluarnya paku panjang. Anda bisa membaca buku RAHASIA KESEMBUHAN ILAHI untuk menyikapi pengobatan alternatif dengan bijaksana.

16. Saya telah membaca beberapa buku anda dan dalam buku anda, saya menjadi bingung ketika membaca roh yang keluar dari tubuh seseorang untuk ditanyai. Yang saya tanya adalah ketika roh seseorang ditanya oleh dukun apakah roh keluar. Apabila roh keluar, tentulah orang itu mati tetapi dalam kenyataan tidak mati. Mengapa demikian? Dan juga tolong jelaskan apa perbedaan antara roh dan jiwa? Bagaimana membuktikan bahwa manusia mempunyai roh? Kalau Anda memperhatikan, praktek roh keluar dari tubuh sudah dipraktekkan secara ilmiah di Amerika Serikat, dan Australia, namanya ESP. Bayangkan saja, main-main dengan dunia roh tapi atas nama ilmu pengetahuan. Itu namanya nekad. Tapi orang Indonesia tidak perlu pakai ilmu pengetahuan segala karena otaknya belum nyampe, betul Saudara? Buat orang Indonesia yang penting pakai mantera dan sesajen, beres. Tidak perlu pakai teori yang ngejlimet. Tapi perlu diklarifikasi bahwa kontak batin itu bukan berarti rohnya dipanggil keluar. Itu namanya ilmu pencabut roh (bahasa kebatinan) atau “Menangkap jiwa� (bahasa alkitab) dengan bantuan jimat atau mantera yang biasa dilakukan tukang-tukang sihir.


Katakanlah: Begini firman Tuhan ALLAH: Celakalah dukun-dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang. Apakah kamu hendak menangkap jiwa orang yang termasuk umat-Ku dan membiarkan orang-orang lain hidup untuk kepentinganmu? Yehezkiel 13:18

Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menentang tali-tali azimatmu, dengan mana kamu menangkap jiwa orang dan Aku akan mengoyakkannya dari tanganmu dan melepaskan seperti burung-burung, orang-orang yang kamu tangkap. Yehezkiel 13:20

Jadi kasusnya lain lagi. Dalam DUNIA RAMAL roh seseorang hanya ditanyai oleh dukun. Mengapa seseorang bisa ditanyai rohnya? Ia bisa ditanyai karena tidak dilindungi Roh Kudus Allah. Ingat, bukan sekedar beragama Kristen tetapi artinya sudah lahir baru alias dilahirkan dari roh. Kalau orang yang dilindungi oleh Roh Allah di dalam dirinya tidak bisa ditanyai, diramal, apalagi diambil jiwanya. Buktinya manusia punya roh? Bagus, bagus. Pertanyaan ini, berarti Anda belum pernah ikut kebatinan sama sekali. Anak baik. Soalnya, pengikut kebatinan pasti tahu bahwa punya roh dan tahu persis tentang roh-roh manusia ini karena mereka sering berhubungan antar roh. Dengan kata lain roh harus dibuktikan dari dunia roh seperti angin bisa dibuktikan dengan dunia fisika dan garam bisa dibuktikan dengan dunia kimia. Tapi sebenarnya Anda pun bisa tahu tentang roh manusia tanpa harus ikut kebatinan. Mengapa? Karena sudah banyak buku rohani yang membahas manusia punya roh, termasuk Alkitab. Anda bisa baca sendiri sebab pembahasannya panjang. Saya sendiri setuju seratus persen dengan Alkitab yang menerangkan roh, baik tentang roh manusia, roh jahat, dan Roh Tuhan. Karena di kebatinan dulu saya memang banyak berurusan dengan roh-roh manusia secara langsung kok. Dulu. Kalau sekarang saya sudah bertobat, berurusannya hanya berusaha supaya roh orang-orang mendapat kepastian masuk ke surga waktu orang itu masih hidup, itu saja.

17. Pak Daud saya mau menanyakan sedikit tentang masalah pelepasan. Saya pernah suatu kali diajak teman saya untuk menemani dia pelayanan pelepasan. Yang saya bingung pelayanan pelepasan itu begini: Pertama-tama teman saya dan konselornya sama-sama berdoa. Kemudian saya lihat teman saya itu mulai bermanifestasi (roh jahatnya menampakkan diri secara gejala fisik). Lalu konselor itu mulai memanggil nama malaikat Mikhael. Kemudian malaikat yang bernama Mikhael itu disuruh melacak tentang kejelasan roh yang membuat teman saya bermanifestasi.


Kemudian konselor itu, mulai bertanya-tanya kepada teman saya kurang lebih begini: “Apakah ada roh Malu, roh Rendah diri, roh Dendam, dan lain-lain?” Jika yang konselor itu katakan ada dalam diri teman saya, maka teman saya yang sedang bermanifestasi itu menganggukkan kepalanya, seperti isyarat bahwa semua yang dikatakan konselor itu benarbenar ada. Kemudian bila semua yang dikatakan konselor itu ada sesuai petunjuk anggukan teman saya, maka mulailah konselor itu menyuruh malaikat Mikhael menangkapi roh-roh yang sudah disebutkan itu dimasukkan ke penjara (entah di mana). Setelah dimasukkan ke penjara, konselor itu bertanya lagi kepada teman saya begini: “Apakah masih ada roh Malu, roh Egois, (dan sebagainya)?” Lalu teman saya menggelengkan kepala, yang saya artikan sendiri bahwa itu adalah tanda kalau roh jahat itu sudah tidak ada lagi dalam tubuh teman saya. Kemudian konselor itu bertanya lagi: “Semua rohnya sudah tidak ada yah? Sekarang kamu lihat roh Malu, roh Egois, dan lain-lain itu ada di dalam penjara tidak?” Teman saya menjawab, “Tidak kelihatan. Gelap banget.” Lalu konselor memerintahkan malaikat Mikhael mengambil senter supaya teman saya bisa melihat roh malu itu ada di penjara nomor sekian. Setelah konselor itu bertanya lagi kepada teman saya, “Sekarang sudah kelihatan roh malu ada di penjara nomor berapa?” Teman saya menjawab, “Sudah, sudah. Ada di penjara nomor sekian.” Lalu ada kejadian seperti ini. Konselor itu bertanya misalnya, “Adakah roh Tidak-bisamengampuni?” Kemudian teman saya itu mulai bermanifestasi pas pada pertanyaan itu. Kemudian sama seperti hal di atas, konselor mulai memanggil malaikat memasukkan roh itu ke penjara. Nah, waktu itu teman saya tetap saja bermanifestasi, padahal konselor sudah menyuruh malaikat tadi memasukkan roh itu ke penjara. Akhirnya konselor itu mulai menyuruh malaikat itu mengambil bensin 15 liter! Untuk apa? Untuk membakar roh yang tidak bisa mengampuni tadi! (“Wah, si roh jahat dieksekusi di tempat. Main hakim sendiri dong?” - Ev. Daud Tony). Yah, kurang lebih itu yang saya lihat dan bisa saya jelaskan sewaktu mengantar teman saya pelepasan. Sekarang yang ingin saya tanyakan pada Bapak adalah: 1. Apakah betul kalau prosedur pelepasan itu seperti yang teman saya alami? Saya pernah mengikuti seminar yang Bapak adakan beberapa kali di Jakarta. Waktu itu disertai juga pelayanan pelepasan. Saya perhatikan beda sekali pelepasan yang Bapak adakan dengan yang teman saya alami. Atau apa pelayanan pelepasan itu banyak modelnya, yah Pak? 2. Jika saya perhatikan, pelepasan yang dialami teman saya itu aneh sekali. Kok seperti main jailangkung saja, bisa berkomunikasi dengan roh. (sebetulnya saya juga tidak tahu pemanggilan jailangkung seperti apa, saya cuma lihat di TV saja).


3. Apa benar di alam roh itu ada penjara, bensin, senter dan alat-alat lainnya seperti yang konselor itu katakan pada teman saya? 4. Apa malaikat itu bisa mengikuti dan mematuhi perintah kita? 5. Apakah di dalam diri manusia itu banyak sekali roh-roh yang menguasai manusia itu sendiri, seperti yang sudah saya utarakan di atas tadi? Karena saya pernah membaca buku yang Bapak tulis judulnya DUNIA GENDAM & HIPNOTIS, di sana Bapak mengatakan, bahwa jangan sedikit-sedikit main bilang ini roh, itu roh. Apa dalam kasus ini kutipan Bapak dalam buku itu berlaku juga? Cara-cara pelepasan yang aneh-aneh model begini 'mah banyak...saya sudah pernah menjelaskan tentang hamba Tuhan yang sangking kesalnya terhadap roh yang mbalelo tidak mau keluar dari tubuh yang sedang dilayani, langsung menciptakan bom di alam roh! Waktu itu saya sampai kaget-kaget sendiri. Waduh, melawan teroris dengan senjata ala teroris. Nah, walaupun banyak METODE dan VARIASI pelepasan tergantung dari kekreativitasan kalau dilanggar akan membingungkan kita sendiri. Saya tidak mau berkomentar tentang cara pelepasan hamba Tuhan lain, sebab yang penting ada jiwa-jiwa dilepaskan yang dari iblis. Tetapi yang bisa saya katakan, di dalam pelayanan pelepasan Dunia Roh Ministry (DRM), kami berusaha memakai metode yang sudah diajarkan di Alkitab seperti yang bisa Anda baca di buku DUNIA ROH JAHAT. Dan prakteknya seperti yang Anda lihat di seminar saya. Ingat, Yesus sewaktu mengusir roh jahat tidak pakai wawancara lama-lama. Pokoknya kalau roh jahat, diusir semuanya kecuali roh manusia itu sendiri. Kalau roh manusia diusir juga, bablas dong, langsung ke akhirat. Nah, bicara soal pakem, misalnya konsep bahwa kita bisa memenjarakan roh jahat kita harus bersikap bijaksana. Ingat, saya tidak mau berdebat soal doktrin. Tetapi logikanya sederhananya begini saja, “Sampai kapan kita memenjarakan roh jahat?” Nanti kalau sudah dipenjara, berarti mesti disidang, lalu dihakimi, dibela, dijatuhi hukuman, keluar dari penjara lagi dan sebagainya. Lama-lama akan membingungkan diri sendiri. Itu sajalah. Tapi terus-terang tidak menganjurkan Anda meniru cara pelepasan hamba Tuhan tadi, tapi tirulah pelayanan pelepasan ala Yesus. Mengerti maksud saya ya, Saudara? Yang Anda maksud dengan benda-benda di alam roh seperti senter, bensin, penjara (atau bazoka, nuklir, pesawat terbang) itu berarti Anda berada di alam maya. Apa itu alam maya? Penjelasan alam maya itu bisa dibaca di buku DUNIA SANTET. Alam yang sering menipu manusia yang tidak mengerti konsep kebatinan. Logikanya begini, kalau setiap roh jahat termasuk “roh Malu” bisa dipenjara, mestinya roh jahat di dunia berkurang, betul? Tapi mengapa ada “roh Malu” yang berkeliaran di tubuh orang lain? Artinya roh ini bebas berkeliaran meskipun di penjara. Kok bisa? Jangan-jangan ada main antara si roh dengan sipir penjara roh. Kok bisa? Jangan-jangan, sipir penjara roh itu adalah sesama roh jahat yang menyamar di alam maya dan membuat penjara-penjaraan, bensin-bensinan, dan senter-senteran.


Nah, baru begini saja bingung 'kan jadinya kalau main-main di alam roh? Alam roh itu bukan alam yang diberikan Tuhan kepada kita termasuk kepada Adam dan Hawa. Alam yang harus kita kuasai sepenuhnya adalah bumi. Biarkan hak otoritas peperangan alam roh tetap berada di tangan Tuhan dan malaikat-malaikatNya yang berperang ganti kita.

TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja. Keluaran 14:14

Kita mendukung peperangan Tuhan dari alam nyata saja. Lagipula nanti seperti hamba Tuhan teman saya yang sempat berpikir, “Ngapain bakar segala? Repot dan kuno! Lebih baik bom sekalian biar hancur berkeping-keping.� Jadi dagelan dan persis cerita komik. Yang betul adalah roh-roh jahat itu bersandiwara. Ingat roh jahat bisa menyamar menjadi malaikat terang. Tujuannya apa? Menyesatkan dan membingungkan orang tentang konsep melawan roh jahat itu sendiri. Karena nama Yesus, kita ditempatkan lebih tinggi dari malaikat termasuk iblis. Ini sudah dijelaskan di buku DUNIA ROH dan saya bahas lebih lengkap di seminar DUNIA MALAIKAT. Salah satu tugas malaikat adalah melayani dan menjaga anak-anak Tuhan. Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka (Mazmur 34:8). Tapi kalau sembarangan memerintahkan malaikat itu namanya menyalahgunakan jabatan dong. Tuhan Yesus saja tidak sembarangan memerintahkan malaikat waktu malam Ia ditangkap. Padahal Dia bisa saja melakukannya.

Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Matius 26:53

Mengenai roh-roh di dalam tubuh kita, penjelasannya begini: segala yang menguasai emosi kita lebih daripada kita sendiri, itu pasti bukan Roh Kudus pasti roh jahat. Tapi kita pun punya tanggung jawab untuk menguasai emosi kita sendiri dengan bantuan Roh Kudus. Misalnya, ada orang yang sifatnya pemalu, betul Saudara? Apakah ini berasal dari roh jahat, emosi, atau Roh Kudus? Tergantung. Kalau sifat pemalunya demikian menguasai dia sehingga tidak berani bertemu orang asing, tidak berani melamar pekerjaan, tidak berani disentuh suami dengan alasan malu telanjang di depan suami, malu kalau memuji Tuhan sambil mengangkat tangan tapi kalau dikaraoke bisa menyanyi kencang-kencang sambil goyang ngebor, nah ini sudah menunjukkan gejala tidak beres atau demonik.


Tapi kalau pemalunya hanya berupa selalu tersipu-sipu kalau dipuji orang, suaranya pelan kalau terhadap orang yang baru dikenalnya, ini mah gejala normal. Daripada kalau sifat pemalunya dianggap iblis, lalu ia berubah menjadi sifat malu-maluin, ini lebih gawat, betul Saudara? Tapi akhirnya buat saya, yang penting, teman Anda setelah dilepaskan dari roh Malu jangan jadi malu-maluin. JANGAN BERHENTI sampai di sana. Isilah batinnya dengan Roh Kudus, dengan Firman Allah, dan dengan puji-pujian. Ini barulah cara yang paling penting dalam menyikapi setiap pelayanan pelepasan dengan benar.

18. Pak Daud, saya ada masalah. Keluarga saya sepertinya kurang begitu perduli dengan hal tidak bolehnya kita berurusan dengan dunia okultisme. Kami jadi sering berselisih paham. Mereka sering beralasan, “Ah, inikan supaya si kecil bisa tidur nyenyak...supaya tidak kena sial...yang penting kan kita nggak minta pelet atau menyantet orang...cuma untuk berobat saja kok,� ini alasan yang sering diajukan. Yang sering membuat saya sedih, waktu saya di rumah, mereka tidak melakukan, namun di belakang secara diam-diam mereka lakukan juga. Saya jadinya kesal juga, yang bisa saya lakukan saat ini cuma berdoa dan berpuasa saja mohon Tuhan menjamah hati mereka. Bagaimana, ya Pak Daud, cara bersaksi untuk keluarga yang baik, atau mungkin ya saya cuma bisa berdoa puasa saja, menunggu Tuhan yang bertindak. Tolong sumbang sarannya Pak Daud... Yang penting Anda bertumbuh dalam Tuhan dulu. Belajar berdoa syafaat dan berdoa peperangan rohani. Kadang-kadang orang (bahkan orang Kristen yang terkena intimidasi iblis) alergi terhadap kata “peperangan rohani� seakan-akan kita hendak melawan orang lain. Akibatnya orang Kristen melempem ketika berhadapan dengan iblis. Tapi kini saatnya dunia harus tahu bahwa orang Kristen itu juga berperang, tetapi sama sekali bukan melawan manusia! Orang Kristen berperang melawan iblis. Belajarlah menengking setan. Belajarlah membaca Alkitab. Belajarlah pelayanan pelepasan. Kalau roh Anda sudah dewasa, nanti pada saatnya mereka pasti akan bertanya kepada Anda. Jangan berdebat dengan mereka. Perdebatan tidak akan pernah memenangkan apa-apa. Kalau mau belajar melayani daftarkan saja diri Anda di Sekolah Penginjil Api (SPA). Saya mengajar di sana. Anda akan diajar menjadi penginjil api.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.