Waspada,sabtu 24 oktober 2015

Page 20

Kreasi

B8

WASPADA Sabtu 24 Oktober 2015

Waspada/Yen Sutrisno/B

Waspada/Yen Sutrisno/B

SEKUMPULAN pelajar SMA Sultan Iskandar Muda Medan menunjukkan keselarasannya dalam bermasyarakat antarumat beragama. Walaupun berbeda suku, agama, ras, dan budaya, mereka tetap saling menghormati satu sama lain.

PERGURUAN Sultan Iskandar Muda terkenal sebagai salah satu sekolah di Kota Medan yang menampung segala aspek perbedaan di antara murid serta mengedepankan pendidikan karakter Bhinneka Tunggal Ika.

Indahnya Damai Indonesiaku… SETIAP orang tentunya mendambakan hidup dengan aman, tenteram, dan damai di manapun. Begitu juga dengan seluruh masyarakat di negeri kita tercinta ini, Indonesia, yang memiliki beragam suku dan agama. Bersemboyankan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tapi

satu jua, rakyat Indonesia mampu hidup berdampingan selama ini.

Meskipun harus diakui memang, cobaan berupa gesekan-gesekan kecil di antara sesama masyarakat pun kerap terjadi, baik terkait masalah agama, suku maupun budaya. Namun, percayalah dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya, tentu akan membuat permasalahan menjadi adem ayem.

Bukankah setiap agama dan latar belakang budaya apapun tidak pernah mengajarkan permusuhan, justru saling mengasihi? Nah, beberapa bulan belakangan ini, Indonesia tampaknya kembali mendapat cobaan tersebut. Sebut saja masalah pembakaran rumah ibadah di Tolikara (Papua) dan Singkil (Aceh). Masalah ini

pun mengundang reaksi dan komentar keras dari masyarakat Indonesia, bahkan hingga mengutuk perbuatan tersebut. Komentar pun datang dari para generasi muda di Medan, salah satunya pelajar SMAN 12 Medan, Bima Juantara. Dirinya menilai jika hidup berdampingan itu sesuatu yang indah, meskipun harus

PT Jasa Raharja Ajak Mahasiswa Cermat Berlalu-lintas PENINGKATAN angka kecelakaan berlalu-lintas dari tahun ke tahun sudah seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah. Salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap fenomena ini melalui PT Jasa Raharja. PT Jasa Raharja ditetapkan pada tahun 1964 dan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diatur khusus di dalam undang-undang. Agar lebih memahami tugas dan perannya, PT Jasa Raharja menggelar kuliah umum di aula Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P), Jalan SM Raja Medan barubaru ini. Kuliah umum tersebut disampaikan Heri Indra Pratama SE CRMO selaku Staf Umum/Ajun Arsiparis PT Jasa Raharja didampingi Pahala Sitorus. Dalam ceramahnya, Heri menjelaskan kecelakaan berlalu-lintas menjadi pembunuh ketiga terbesar

di dunia setelah penyakit tuberculosis (TBC) dan jantung koroner. Tugas Jasa Raharja yang utama dalam menangani kasus kecelakaan lalu-lintas adalah memberikan santunan kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan berdasarkan ketentuan UU No 33 dan 34 Tahun 1964. Hal ini tentu bertujuan untuk meringankan beban finansial masyarakat yang menjadi korban kecelakaan lalu-lintas berdasarkan kategori tertentu. Heri juga menegaskan bahwa yang berhak mendapatkan santunan dari PT Jasa Raharja adalah seluruh penumpang sah angkutan umum dan kendaraan bermotor yang telah memenuhi kewajibannya, seperti membayar premi sebesar Rp60 untuk angkutan umum yang tertera pada tiket penumpang dan pajak kendaraan bermotor. Mewakili Ketua STIK-P,

dekat akan melakukan aksi berbagi kembali dengan tema “Sigi National Gathering” dalam rangka hari jadi komunitas tersebut. Desi Anggreani Barus, anggota Sigi, menjelaskan acara ini adalah peringatan hari jadi Sigi ketiga. Sebelumnya, acara ini telah dilakukan di Makassar dan Depok sedangkan kini giliran Kota Medan diberi kepercayaan melaksanakan gathering nasional ini. Gathering nasional ini rencananya akan dilaksanakan pada 14-15 November 2015 bekerjasama dengan komunitas Medan Heritage untuk memberikan edukasi lokasi bersejarah di Kota Medan. “Kegiatan kali ini akan memberikan edukasi kepada masyarakat umum dan adik-adik asuh yang pernah kami kunjungi tentang bangunan bersejarah di Kota Medan, seperti Istana Maimun, Masjid Raya, Lonsum, Kantor Pos, dan lain-lain,” jelas Desi, Kamis (22/10).

masalah pembakaran rumah ibadah yang terjadi di dua daerah di Indonesia dalam beberapa bulan ini, anggap saja hal tersebut sebagai cobaan yang harus dihadapi dengan tenang. Jangan sampai justru menimbulkan perpecahan yang dibarengi dengan rusaknya persatuan dan kesatuan yang sudah terjalin selama ini. “Harus benar-benar dicari akar masalahnya. Namun dalam proses tersebut pun, jangan cepat suudzhon, artinya jangan

cepat berprasangka buruk kepada siapapun, terlebih dari agama atau suku yang berbeda sebelum terbukti kebenarannya,” pungkas pria yang juga atlet balap sepeda ini. So, sebagai masyarakat yang majemuk marilah kita saling menghargai satu sama lain. Hargailah sebagai sesama manusia dan jangan melihat perbedaan, suku, ras, dan agama, nilailah seseorang dari sikap, perilaku, dan kinerjanya bukan latar belakangnya. Gimana? *Arianda Tanjung/F

Ayo Damai Bangsaku! M. Agus Zilnal, STIK-P “Ya, aku tahu tentang perseteruan yang terjadi di Aceh dan Papua baru-baru ini. Yang pasti sebagai mahasiswa aku hanya ingin ingatkan kepada seluruh Bangsa Indonesia, nggak terlalu penting untuk kita membahas tentang izin bangunan yang dibakar di daerah tersebut. Apalagi yang dibakar itu rumah ibadah. Yang jadi masalah ketika antarumat beragama tidak saling tolerir kehidupan beragama. Usut tuntas masalah itu dan janganlah mudah terprovokasi oleh perseteruan agama. Damailah bangsaku, damailah negeriku.”

Nanda Fahriza Batubara, USU

Waspada/Sari Rizky/B

“Peristiwa tersebut untuk kesekian kalinya telah melukai Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini butuh perhatian khusus dari semua pihak, termasuk semua elemen masyarakat. Seharusnya peristiwa tersebut dapat dihindari dengan cara preventif. Salah satunya menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan yang dapat mengedepankan semangat kebersamaan dan musyawarah tanpa memandang SARA. Tentunya perlu dukungan dari pihak lain, seperti Polri sebagai pengayom dan penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat umum.”

AJUN Arsiparis PT Jasa Raharja Heri Indra Pratama memberi pemaparan kepada mahasiswa STIK-P tentang fungsi dan peran PT Jasa Raharja di aula kampus tersebut baru-baru ini. Austin Tumengkol SSos MIKom selaku Pembantu Ketua (Puket) I mengucapkan apresiasi kepada PT Jasa Raharja atas kesediaan dan atensinya memberi kuliah umum di kampusnya.

“Melalui kuliah umum ini, tentunya kami berharap pengetahuan dan wawasan mahasiswa bertambah, khususnya dalam hal berlalu-lintas,” ungkapnya. Tak lupa, Heri juga menyampaikan mekanisme

klaim jika terjadi kecelakaan sehingga nantinya dapat mengubah pandangan masyarakat yang menilai sulit dalam proses klaim kepada perusahaan tersebut. *Sari Rizky/F

Berbagi Cerita, Ceria & Cinta Bersama Sigi TARAF kualitas hidup masyarakat Indonesia yang masih rendah telah mengundang banyak perhatian, terutama pada kualitas dibidang pendidikan. Selain perhatian dan upaya dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, ada komunitas yang juga peduli akan hal ini, yaitu komunitas Sahabat Indonesia Berbagi atau akrab disebut Sigi. Sigi adalah komunitas yang fokus bergerak untuk berbagi edukasi pada anak anak di Indonesia yang kurang mampu. komunitas yang berdiri sejak tahun 2012 ini telah banyak melakukan aksi edukasi kepada anak-anak di Medan dan sekitarnya. Selain fokus edukasi, Sigi juga ikut andil dalam aksi bantuan bencana alam seperti bencana alam gunung sinabung dan asap riau yang sedang terjadi saat ini. Aksi untuk berbagi telah menjadi ruh dalam komunitas ini dan rencananya dalam waktu

berlatarbelakang agama dan suku yang berbeda. “Indonesia itu unik, mungkin bisa dibilang satusatunya negara yang sukunya paling banyak. Sejauh ini, kita bisa hidup berdampingan dengan damai, hanya saja memang ada segelintir oknum, entah itu dari bangsa lain atau bangsa sendiri yang tidak senang sehingga berusaha melunturkan kedamaian tersebut,” jelasnya saat berbincang dengan Kreasi, Kamis (22/10). Dikatakan, terkait

Seperti dijelaskan, kegiatan ini terbuka untuk umum dan mereka yang ingin ikut berpartisipasi dapat membayar uang pendaftaran dalam bentuk baju sebesar Rp100-150 ribu. Nantinya, uang pendaftaran akan didonasikan kepada adikadik asuh Sigi yang ikut dalam kegiatan. Komunitas yang memiliki visi berbagi cerita, ceria, dan cinta ini terlihat sangat bersemangat untuk mempersiapkan kegiatan positif ini. Yudhi Septian menyebutkan tujuan kegiatan ini untuk menunjang pendidikan non formal dan memperkenalkan komunitas ini kepada masyarakat, agar banyak yang bergabung dan ke depan makin banyak yang ikut berbagi untuk anakanak kurang mampu. Selain memperkenalkan lokasi bersejarah di Kota Medan, Sigi juga akan memperkenalkan makanan khas Medan yang dimasak bersama adik-adik asuhnya.

KOMUNITAS SIGI menggelar pendidikan non formal dengan anak-anak di Sekolah Pintar Percut beberapa waktu lalu. -Waspada/Sari Rizky/B-

Ditanya mengenai harapan komunitas ini, Yudhi menegaskan bahwa Sigi berharap agar pendidikan di Indonesia membaik dan membuat masyarakat terbiasa untuk berbagi. Apalagi, kegiatan seperti ini terlihat jarang dilakukan oleh masyarakat biasa. “Jadi sudah seharusnya

Fauzul Azmi, Unimed kita sebagai rakyat Indonesia mendukung dan memajukan pendidikan Indonesia. Ayo, segera bergabung dengan kegiatan ini! Semoga hal kecil yang kita lakukan bersama akan memberi dampak luar biasa,” ajak Yudhi mengakhiri pembicaraan dengan Kreasi. *Sari Rizky/F

“Hal ini tentu tidak asing bagi kita, karena terus berulang. Kita sebangsa setanah air tentu kecewa dengan terjadinya peristiwa itu, apalagi ada indikasi masalah keagamaan. Kalaulah hanya sebatas masalah izin bangunan, tentu tidak akan sampai memakan korban jiwa. Artinya, ada hal lain yang memaksa mereka angkat senjata. Kita hanya ingin masalah ini diusut tuntas hingga ke akarnya. Kalau perlu gelar musyawarah antar-kedua belah pihak yang berseteru. Tetap ciptakan keselarasan antarumat beragama, karena damai adalah kunci dari satu kesatuan.”

Teks & Foto: Yen Sutrisno/F

Futsal SMANTig Siap Banggakan Sumut Ikuti IPB Cup II/2015 SEMANGAT serta motivasi tinggi meraih gelar juara sekaligus membanggakan Sumut di tingkat nasional kali ini kembali ditunjukkan tim futsal SMAN 3 Medan dalam mengikuti IPB Cup II/2015 di Bogor pada 7-14 November mendatang. Tahun ini, tim futsal SMANTig beranggotakan para punggawa muda yang digabung dengan sejumlah senior. Tim dimaksud terdiri atas Zakki Abdilah, Diandy Alfaidz, Rizki Sahputra, M Alfie Syahrin, M Hilmi Daffa, Mahyaruddin Sidiq, M Zuhri Nur Akbar, Ichsan Abdillah, Ady Christopel, M Raendy Putra, Tengku Bima, dan M Aflah. Pembina futsal SMANTig, Drs Adi Wijaya didampingi Manajer Trisna Adhiguna mengatakan ini pertama kalinya mereka turut meramaikan IPB Cup. Namun target meraih gelar langsung dipasang tim, mengingat dalam kurun

waktu beberapa tahun belakangan futsal SMANTig sukses meraih sejumlah prestasi juara, seperti Kit Futsalismo, Pocari Sweat Futsal Championship, dan Hydro Coco Cup. “Ketidakikutsertaan tim pada pada event yang pertama, karena kami sedang mengikuti dua kompetisi futsal nasional sekaligus, Begitupun, tahun ini saya optimis anak-anak mampu meraih hasil maksimal,” jelas Adi kepada Kreasi, Kamis (22/10). Dikatakan, persiapan yang dilakukan anak-anak didiknya sudah cukup matang. Untuk latihan, porsinya ditambah menjadi empat kali dalam seminggu untuk turnamen di Kota Kembang tersebut. “Untuk menambah pengalaman, tim melakukan ujicoba. Dari tiga kali ujicoba yang dilakukan, kami sudah meraih dua kemenangan atas SMAN 1 Medan dan SMA Harapan

Waspada/Arianda Tanjung/B

SKUAD futsal SMANTig diabadikan bersama pelatih dan ofisial sebelum berangkat mengikuti IPB Cup II/2015 di Bogor pada 7-14 November mendatang. Medan serta sekali kalah dari tim Bapomi Sumut,” katanya. Ditanya tentang kekuatan tim lawan, Adi mengaku mewaspadai timtim asal Bandung, Bogor, Papua, dan Makassar. Biasanya tim-tim asal daerah tersebut, skill-nya cukup mumpuni serta kerap bermain ngotot yang

nantinya akan menjadi tantangan bagi pemain. “Namun saya sudah tekankan jika futsal itu tidak hanya mengandalkan skill tapi juga kerja tim. Jadi bermainlah dengan mengedepankan kekompakan dan kerja sama, karena tidak ada satu pun tim yang tidak bisa dikalahkan,” tegasnya.

“Memang kurang lebih ada 50 peserta dari seluruh Indonesia yang akan bermain di sana, sementara Sumut hanya lolos empat tim saja. Untuk ajang ini seleksi dari setiap provinsi berdasarkan portofolio dari prestasi setiap tim, jika layak maka berhak ikut,” pungkasnya. *Arianda Tanjung/F


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.