waspada jumat 21 agustus 2009

Page 16

Mimbar Jumat

14 U

Jumat 21 Agustus 2009

Memaknai Ramadhan

ntuk kesekian kalinya, kita bertemu kembali dengan bulan Ramadhan 1430 H. Sebagai orang beriman atau setidaknya mengaku beriman, kehadiran bulan yang agung ini harus disambut dengan penuh kegembiraan. Gembira karena kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk membersihkan diri dari segala macam dosa. Lebih dari itu, momentum Ramadhan juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ruhani dan jiwa kita menuju insan paripurna (insan kamil). Ramadhan sebagai sebuah momentum tidak berpretensi untuk menjadikan orang lebih baik, lebih saleh dan lebih beradab. Semuanya sangat tergantung dengan orangorang yang berada di dalam bulan tersebut, apakah akan memanfaatkannya atau membiarkan dirinya berlalu bersamaan berlalunya. Tidak ada makna apapun. Tidaklah mengherankan sudah puluhan Ramadhan berlalu, namun tidak banyak perubahan dalam hidup manusia. Kita masih egois, mementingkan diri sendiri, menurutkan hawa nafsu, tidak pernah sabar,danjauhdariTuhan.Padagilirannya tidak ada perubahan apapun di dalam hidup kita. Semua-nya sama dengan yang lalu.Yang berbeda hanya usiakitaterusbertam-bahdansemakin dekat kepada kematian. Apakah Ramadhan akan memberi perubahan atau tidak, sangat tergantung pada diri kita sendiri. Namun bagi saya pilihannya hanya satu. Kita harus memberi arti pada Ramadhan. Dengan Ramadhan sejatinya diri kita harus lebih baik. Ramadhan adalah madrasah ruhaniyah yang membuat siswanya menjadi insan paripurna, sepanjang program dan kurikulumnya diikuti dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Setidaknya di dalam Bulan yang penuh ampunan ini kita bertemu dengan tiga momentum penting. Pertama, puasa Ramadhan itu sendiri. Kedua, Nuzul Al-Qur’an atau peristiwa turunnya Al-Qur’an. Ketiga, pelaksanaan zakat fitrah dan takbir. Ketiga peristiwa ini memiliki keterkaitan yang cukuperatdalammembentukpribadipribadi muslim yang bertakwa (la’allakum tattaqun), bersyukur (la’allakum tasykurun), dan cerdas (la’allahum yarsyudun). Puasa atau shiyam yang di dalam bahasa Arab bermakna al-imsak mengandung arti bahwa kita harus dapat mengendalikan diri kita dari dorongan hawa nafsu yang cenderung menjerumuskan kita ke dalam lembah kehinaan. Apakah nafsu terhadap harta tanpa batas. Nafsu terhadap wanita yang tak terkendali

Oleh Azhari Akmal Tarigan

ataupun nafsu terhadap jabatan yang tiada bertepi. Tentu saja keinginan untuk memiliki harta, wanita dan jabatan merupakan sesuatu yang alami. Bahkan dalil-dali syara’ menganjurkan kita untuk memiliki ketiga-tiganya. Justru yang menjadi masalah jika keinginan terhadap ketiganya begitu mendomasi sehingga abai terhap norma-norma agama dan asusila. Pada saat keinginan kita terhadap dunia dapat ditekan sedemikian rupa, bersamaan dengan itu kita mesti menumbuh-suburkan kualitas ruhani kita. Ruh yang berasal dari Allah SWT, sesungguhnya ingin selalu dekat kepada Allah. Ibadah kepada Allah seperti shalat, zikir, dan secara khusus puasa adalah media yang paling tepat untuk mengembalikan ruh kepada asalnya. Sampai di sini tidak sulit memahami mengapa orang yang telah selesai melaksanakan ibadah merasakan kedamaian dan ketenangan bathiniyah. Sangat kontras kondisinya dengan orangorang yang tidak beribadah kepada Allah. Mereka akan mengalami kekeringan jiwa, kegersangan, kehampaan dan kehilangan makna hidup. Oleh sebab itu selama bulan Ramadhan – lebih diharapkan akan terus berlanjut pada bulan berikutnya kita dianjurkan untuk banyak melakukan amal shaleh, baik yang wajib atau yang sunnat. Bersamaan dengan itu kita juga didorong untuk melakukan amalamal sosial seperti menyantuni pakir miskin, anak yatim, orang-orang lemah dan dilemahkan. Perpaduan amal individual dan amal sosial inilah yang akan menjadikan kualitas diri kita menjadi sempurna. Selanjutnya Nuzul Al-Qur’an atau turunnya Al-Qur’an. Malam yang agung itu juga oleh Al-Qur’an disebut dengan Lait al-Qadar. Turunnya Al-Qur’an mengandung arti bahwa kehidupan di bumi harus ditata dengan ajaran-ajaran AlQur’an. Al-Qur’an tidak saja merupakan kitab suci karena berasal dari

wahyu Allah, namun lebih dari itu Al-Qur’an adalah petunjuk (hudan ), penjelas (bayyinat), dan pembeda (al-furqan). Pada sisi lain, Al-Qur’an juga menyebut dirinya sebagai syifa’ (penyembuh) dari segala penyakitpenyakit jiwa. Al-Qur’an memuat berbagai dimensi ajaran, baik yang berkaitan dengan tauhid, syari’ah, etika, kisahkisah dan informasi-informasi ilmiah. Namun harus diingat, kendati di dalam Al-Qur’an ditemukan ajaran yang bersifat detail namun secara umum Al-Qur’an hanya memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum (mujmal, global). Al-Qur’an bukanlah kitab hukum yang memuat segala macam hal, memiliki bab dan ayatayat yang begitu rinci. Jika Al-Qur’an menguraikan ajarannya dengan rinci, maka sudah lama Al-Qur’an akan ketinggalan zaman. Pilihan Allah untuk mengungkap petunjuknya dengan bahasa yang umum mengandung hikmah agar manusia menggunakan akalnya untuk menterjemahkan pesan-pesan Allah dan mengkontekstualisasikannya dengan realitas empirik manusia. Pesan umum itulah yang disebut dengan nilai universal Islam yang tetap relevan dengan zaman (salihun likulli zaman wa makan). Ketika Al-Qur’an menyatakan dirinya bahwa ia tidak perlu diragukan apa lagi berkaitan dengan sumbernya, maka sejatinya tidak ada keraguan sedikitpun di hati manusia untuk menerapkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan nyata. Persoalannya adalah tarikan hawa nafsu dorongan hawa, yang membuat manusia enggan sepenuhnya untuk menerapkan Al-Qur’an. Konsekuensinya adalah, karena Kehidupan di muka bumi tidak di tata sesuai dengan kehendak penciptanya, maka terjadilah kekacauan-kekacauan seperti yang kita alami sekarang ini. Hutan yang gundul menyebabkan banjir dan long-sor. Sungai yang sejatinya dipelihara menjadi tercemar karenaulahmanusia.Manusiamenjadi sumber bencana baik yang berhubungandenganalamaataupundengan kehidupan sosial. Ironisnya akibat buruknya kembali pula kepada kita. Lewat Ramadhan kita sesungguhnya diingatkan kembali untuk hidup bersama Al-Qur’an. Menata kehidupan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an. Di dalam sanubari kita

harus muncul keyakinan, apapun yang ditawarkan Al-Qur’an pastilah mengandung nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan. Terkahir adalah zakat fitrah. Saya mendapat kesan kuat, zakat fitrah sesungguhnya adalah penegasan Islam bahwa akhir dari segala peribadatan adalah amal sosial. Buah dari segala ibadah kita kepada Allah adalah amal sosial. Semakin baik ibadah mahdah seseorang maka semakin tinggi pula kepedualian sosialnya. Kita lihat dalam sholat yang akhirnya salam. Salam itu sendiri yang satu akar kata dengan Islam bermakna kedamaian, ketenangan dan keselamatan. Orang yang shalat harus mampu menebar keselamatan dan kedamaian kepada orang-orang yang berada disekitarnya. Dalam ayat lain dikatakan, sesungguhnya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Tegasnya sha-lat akan menghasilkan perilaku dan akhlak yang baik. Jika dilihat dari kadarnya, zakat fitrah itu sangat kecil. Apa yang bisa dilakukan dengan 2,7 Kg atau 3,4 Kg beras atau sekitar Rp. 27.000 ribu rupiah. Karena zakat fitrah adalah pemberian simbolis, maka yang dituntut Al-Qur’an dan sunnah Rasul sebenarnya lebih dari itu. Saya ingin mengatakan, kadar di atas adalah batas minimal. Sedangkan maksimalnya tidak berbatas. Sejatinya ketika kita membayar zakat fitrah tidak perlu dibatasi jumlah. Semakin banyak semakin baik. Di dalam hadis disebutkan bahwa zakat fitrah itu adalah tuhratan (pembersih) bagi orang yang berpuasa dan tu’matan (makanan) bagi orang miskin. Adalah tidak logis, besarnya fungsi zakat fitrah hanya ditebus dengan 2,7 Kg beras. Sekali lagi kadar beras yang 2,7 adalah minimal. Mungkin bagi orang yang hidupnya paspasan namun digolongkan mampu membayar zakat, angka di atas sudah memadai. Bagi orang kaya angka tersebut sangat tidak tepat. Ia harus memberi lebih banyak dan tentu saja dengan kualitas materi yang terbaik. Setidaknya tiga hal di atas membuat Ramadhan itu menjadi sangat penting terlebih dalam kaitannya dengan peningkatakan kualitas diri kita sebagai seorang muslim. Moga Ramadhan 1430 H ini tidak berlalu begitu saja tanpa meninggalkan makna penting bagi kita. Mulai sekarang mari kita beri makna setiap hari Ramadhan yang kita lalui. Wallahu a’lam. � Penulis adalah Koordinator Tim Penulis Tafsir Al-Qur’an UTS.

Mengungkap Kembali Makna Ziarah Kubur

Z

WASPADA

iarahkuburpadaawalIslam,ketika pemeluk Islam masih lemah, masihadaberbaurdenganamalan orang-orang jahiliyah yang dikhawatirkanolehNabidapatmenyebabkan perbuatan syirik. Rasulullah SAW ketika itu melarang ziarah kubur, akan tetapi setelah Islam mereka menjadi kuat, dan dapat membedakan mana perbuatan yangmengarahkepadasyirikdanmana yang mengarah kepada ibadah kepada Allah, kemudian Rasulullah Saw menyuruh ziarah kubur, karena ziarah kubur itudapatmengingatkankepadapelakunya selaluteringatkematiandanakhirat. ZiarahkuburolehsebagianmasyarakatkitadiIndonesiaditradisikansebagai amalan yang tidak boleh ditinggalkan, terutama di bulan Sa’ban menjelang Ramadhan,menjelangIdulFitridanhari raya Idul Fitri. Begitupun ada yang beranggapan belum dianggap lengkap menjalankanpuasaRamadhandanhari raya Idul Fitri jika belum ziarah kubur. Pengertian Ziarah Kubur Ziarah kubur terdiri dari rangkaian dua kalimat, yaitu : ziarah dan kubur, yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut, ziarah artinya, datang untukbertemu,sedangkankuburartinya tempat untuk menguburkan manusia. Dengan demikian ziarah kubur adalah: mendatangiataumenziarahiseseorang yang telah dikuburkan, dikebumikan atau disemayamkan dalam kubur. Kubur juga disebut dengan Ad-Dar (rumah),karenakuburadalahmerupakan hunian bagi manusia setelah menjalani kehidupanselamadidunia,kuburdisebut jugadenganAl-Barzakhyaitumerupakan kehidupandialamghaibyangmemisahkan seseorang antara mati menuju ke

Oleh : Drs. H. As’ad Marlan, M.Ag

rumah hunian yang abadi, yaitu rumah akhirat (Addar Al-Akhirah). Allah SWT berfirman : “Dan dihadapan mereka ada pemisah (alam kubur atau barzakh) sampai pada hari mereka dibangkitkan”. (QS. Al-Mu’minin : 100). Kubur juga diartikan sebagai fase kehidupan yang kedua, dimana kehidupan fase ini sangat berbeda dengan kehidupanfaseinisangatberbedadengan kehidupan fase pertama (alam dunya), di alam dunia sebagaimana diyakini antara jasad dan ruh menyatu menjadi satu kesatuan. Akan tetapi dalam kehidupan fase kedua ini (di alam barzakh), berbalik arah jasadlah yang mengikuti ruh, ia hanya pindah dari alam dunia ke alam barzakh (alam ghaib). Olehkarenaitu,menurutsaturiwayat mereka mendengar suara dari alam dunia,sepertisalamorangyangberziarah, sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut : “Rasulullah SAW, pergi menuju ke ahli badar,kemudian bersabda kepada

Konsultasi Al-Quran

Ikatan Persaudaraan Qari-Qariah & Hafizh Hafizah (IPQAH Kota Medan) KONSULTASI AL-QURAN adalah tanya jawab sekitar Al-Quran, yang meliputi: tajwid, fashohah, menghafal Al-Quran, Ghina (lagu) Al-Quran, Hukum dan ulumul Al-Quran. Kontak person. 08126387967 (Drs. Abdul Wahid), 081396217956 (H. Yusdarli Amar), 0819860172 (Mustafa Kamal Rokan).

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ustadz, saya ditanya orang tentang kalimat “qowariro” dalam surat Al-Insan ayat 15-16. Dulu saya pernah menerima panjelasan tentang hal itu, tetapi sekarang sudah agak lupa, sehingga saya ragu memberi jawaban terhadap yang bertanya. Jadi Ustadz, bagaimana cara membacanya? Mohon penjelasan. Dari H.M. Yunus. Tembung. Jawab : Terimakasih atas pertanyaanya, Dalam membaca kalimat “qowariro” pada surat Al-Insan ayat 15-16, dapat kami jelaskan sebagai berikut: 1. Apabila wakaf (berhenti) pada lafazh “qowariro” ayat 15, maka huruf ro dibaca panjang dua harkat. Jadi dibaca “qowariroo” . 2. Apabila washal (disambungkan) pada lafaz “qowariro” pada ayat 16, maka dibaca pendek. Jadi dibaca “qowariro qowa…”. 3. Bisa saja berhenti pada pada lafaz “qowariro” pada ayat 16, tetapi dibaca dengan cara sukunkan huruf ro. jadi dibaca “qowariro qowariir”. 4. Apabila wasal kedua-duanya dan wasal pula pada kalimat berikutnya, maka dibaca pendek. Jadilah bacaannya “qowariro qowariro min fidh…” . (Ahmad Dimyathi Badruzzaman, Dalilul Hairan, mengupas kata-kata pelik dalam bacaan Al-Qur’an. Hal 274-276). Wallahu A’lam. Al-Ustadz H. Ismail Hasyim, MA

mereka,HaiFulanIbnuFulan,apakahengkau benar-benar telah menemukan kebenaranyangdijanjikanAllahdanRasul-Nya kepada kamu?, sesungguhnya saya telah menemukannya,Umar berkata,Ya Rasulullah, mengapa engkau berkata kepada jasadyangtidakmempunyairuh”?Rasulullah menjawab, “Kalian tidak lebih mendengarpembicaraankudaripadamereka, hanyasajamerekatidakdapatmenjawab sedikitpun kepadaku”. (HR. Muslim). Dialaminiruhsesamamuslimbisa salingmengenal,bertemudanberkumpul sebagaimana di alam dunia, karena hakikatnya mereka itu adalah hidup di alamnya sendiri, hal ini dijelaskan AllahSWTdalamAl-Qur’an:“Danbarangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad SAW),maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberikan Allah nikmat, yaitu para Nabi, para pencinta kebenaran, orangorangyangshaleh.Merekaitulahteman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa: 69). IbnuAl-Qayyimberpendapatdalam kitabnya “Ar-ruh” ayat tersebut turun karena adanya ke khawatiran para shahabat Nabi mereka akan berpisah denganNabisetelahmeninggalduniananti. Oleh karenanya kehidupan fase kedua ini merupakan kehidupan di alam tersendiri yaitu kehidupan di alam kubur atau alam barzakh yang merupakan kehidupan alam ghaib, maka wajib bagi kita untuk meyakininya dan mempercayai keberadaan dan kenyataannya. Ziarah kubur pernah dilarang Nabi kemudianNabimenyuruhnyakembali untukziarahkubur.Halinidiriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, Baihaqi dan Nasa’i. Rasulullah Saw bersabda : “Dulu aku telah melarang kalian berziarah kubur,maka sekarang berziarah kuburlah kalian, karena sesungguhnya ia dapat mengingatkan kalian akan akhirat. Dan hendaklah ziarah kubur karena akan menambah kebaikan, barangsiapa yang hendak ziarah kubur, maka hendaklah dia melakukannya, dan janganlah kalian berkata dengan kata-kata yang bathil”. Kemudian,setelahkaummuslimin menghayatidanmendalamiajarantauhid yang benar serta larangan kepada syirik, kekhawatiran tersebut menjadi sirna,ketikaituNabiSawmemperbolehkan serta menganjurkan ziarah kubur. Hukum Ziarah Kubur Menurut Imam Nawawy, dalam kitab“Majmu’ Syark Al-Muhadzdzab” berpendapat :“Adapun hukum ziarah kubur telah sepakat nash-nash Imam Syafi’i dan para pengikutnya bahwa ziarah kubur di sunnahkan terutama bagi laki-laki”, sedangkan menurut Imam Asy-Syaukani dalam kitab “Nail Al-Authar”,hadits-haditsyangberkaitan dengan ziarah kubur, semua menunjukkan atas disyariatkan ziarah kubur dan dihapusnya larangan ziarah kubur. Menurut riwayat lain, ziarah kubur

di sunnahkan bagi laki-laki dan dimakruhkanbagiperempuan.Kecualikubur paraNabi,Rasul,UlamadanAuliya,tidak dimakruhkanbagiperempuan.Jikabagi laki-laki dan perempuan pergi ziarah kuburdenganmeratapipenghunikubur serta meminta keselamatan kepada orang yang ada di dalam kubur, maka ziarah kubur mereka itu adalah diharamkan. (fiqh, J’anah at-thalibin, jilid dua, h, 142). Tujuan Ziarah Kubur Berziarah kubur kepada orang tua, kerabatdankaummuslimintidakmesti harus dibulan Sya’ban menjelang Ramadhan, akhir Ramadhan, hari raya dan lainnya, yang dianggap suatu keharusan.Akantetapidianjurkankapan saja asal sesuai dengan syariat Islam. Bagi yang berziarah kubur dianjurkan melakukanbeberapahal:Pertama,mengambil pelajaran atau iktibar dari kematiansepertiorangyangdiziarahinya, AllahSWTtelahmenciptakankematian dankehidupan,setelahkematianiatidak mampu berbuat apa-apa, kecuali yang menyertainya iman dan amal shaleh. Kedua,mengingatakhirat,azabdidunia atau musibah di dunia ini hakikatnya belum seberapa jika dibanding dengan azab diakhirat nanti. Maka oleh karena itu kita disuruh memperbanyak taubat dan muhasabah diri. Ketiga, apabila seseorang telah meninggal dunia dan akhirat menjadi pengikutnya, tentu perbuatannyatidakakansemena-mena mengambilhakoranglaindenganzhalim dan kejahatan lainnya. Adab Ziarah Kubur Adapun tata cara ziarah kubur diantaranya : a. Mengucapkan salam kepada ahli kubur, seperti sabda Rasulullah berikut: “Rasulullah SAW mengajarkan kepada para shahabat jika mereka keluar untuk ziarah kubur, agar mereka mengucapkan, salam.... keselamatan bagi kalian hai penghuni kubur dari orang mukmin dan muslimin, kata InsyaAllahakanbertemudengankalian, aku mohon keselamatan bagiku dan kalian”. (HR. Muslim). b. Berdoa kepada Allah SWT agar orang yang diziarahi itu mendapat ampunan dari Allah SWT. c. Melepas alas kaki, seperti sandal. Rasulullah SAW bersabda.......”Ketika Rasulullah melewati kuburan kaum muslimin, dan berkata, mereka telah mendapat kebaikan yang banyak, dan disaatitupandanganRasulullahtertuju kepada seorang laki-laki, ternyata ia sedang berjalan di kubur sabil mengenakan sandal, Rasul berkata, Hai pemakai sandal celakalah kamu, lepaskankeduasandalmu”.(HR.AbuDaud). d. Tidak duduk di atas kubur, Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh duduk di atas bara api, kemudian membakar pakaian dan mengelupas kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur”. (HR. Muslim). � Penulis adalah: Guru MAL IAIN dan Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN-SU

Keutamaan Bulan Ramadhan Allah SWT berfirman tiga kali: ’’Siapa yang memohon maka Aku akan penuhi permohonannya. Siapa yang bertobat maka Aku akan menerima tobatnya, dan siapa mohon ampun maka Aku akan menerima ampunannya.’’ Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Begitulah keutamaan bulan Ramadhan yang segera kita masuki beberapa saat lagi. Allah SWT berfirman: ’’Setiap kebaikan yang dikerjakan oleh manusia itu dilipatgandakan dari sepuluh sampai 700 kali lipat kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Ia meninggalkan keinginan, makan dan minumnya karena Aku. Puasa itu adalah perisai. Bagi orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan, yaitu kegembiraan sewaktu berbuka, dan kegembiraan sewaktu bertemu dengan Tuhannya nanti pada hari kiamat. Nabi Muhammad SAW mengabarkan berita gembira kepada para sahabatnya seraya bersabda: ’’Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, telah datang kepadamu. Allah SWT mewajibkan atas kamu berpuasa. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintupintu neraka ditutup, dan setan-setan yang jahat dibelenggu. Dalam bulan (Ramadhan) itu ada Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.’’ Oleh karena itu, Nabi SAW mengajak umat Islam untuk bergembira memasuki bulan Ramadhan. Barang siapa yang berpuasa dan mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu. Justru itu, mari kita manfaatkan bulan Ramadhan tahun ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah dan meningkatkan keimanan-ketakwaan serta menjalankan ukhwuah islamiyah. Berpuasa dengan penuh kesabaran, beribadah dengan khusu’ terutama sekali waktu malam, tak lupa bersedekah kepada orang-orang yang kurang beruntung, termasuk memberi panganan berbuka. Pahalanya sungguh luar biasa. (Abu Laits As Samarqandi, Terjemah Tanbihul Ghafilin, penerbit PT Karya Toha Putra, 1993, Semarang). ==

Marhaban Ya Ramadhan “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Oleh K.H. Amiruddin, M.S.

R

asulullahMuhammadSAWada bersabdayangartinya:“Sungguh telah datang kepadamu satu bulan yang agung, yaitu pada Ramadhan. Diwajibkan atas kamu berpuasa pada bulan itu, pintu-pintu neraka terkunci, syeitan dubelenggu. Didalam bulan itu ada satu malam uang mulia (lebih baik dari seribu bulan) yaitu “Lailatul Qadar”. (Al-Hadist). Wahai saudaraku yang beriman, ketahuilah bahwa waktu berjalan sedemikian rupa tanpa kita sadari telah menggerogoti jatah usia didunia dan apabila masa hidup telah berakhir dunia ini akan kita tinggalkan . Delapan bulan dalam setahun sudah kita lalui tanpa terasa. Tidak berapa lama lagi bulan suci Ramadhan akan datang menghampiri kehidupan kita. Bulan yang sangat dinantikan oleh orang-orang yang beriman dengan penuh kegembiraan, semangat dan pengharapan. Rasulullah SAW ada bersabda yang artinya : “Siapasiapa yang bergembira menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan, Allah mengharamkan tubuhnya disentuh oleh api neraka”. (Al-Hadist). Alangkah meruginya orang orang yang menyia-nyiakan waktu,apatahlagimengisinyadenganmelakukanperbuatanperbuatan maksiat, sementara semua tercatat disi Allah dan akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Tidak ada penghapus yang dapat dipergunankan untuk menghilangkan semua catatan noda dan dosa seseorang yang dilakukannya didunia ini. Tidak pula seseorang dapat berbalik kebelakang menebus semua kelalaian dan kelengahannya dimasa lalu. Sungguh hidup ini sangat singkat dan diberikan Allah untuk menguji siapa-siapa yang paling baik amal ibadahnya. ”Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”(Surat Al-Mulk: 2). Allah SWT berfirman; Dibulan ini Allah menyediakan peluang dan sarana untuk mensucikan diri dengan meraih maghfirah Nya melalui tobat dan mohon ampunan. Juga kuantitas amal Ibadah dilipat-gandakan untuk mengejar ketertinggalan dan kerugian kita dimasa lalu, jangan lagi menunda waktu ,sehingga tertipu pesona dunia. Bergegaslahuntukmenyambutdanmemenuhinyadengan amal-ibadah. Jangan lalai dan lengah lagi. Bangunlah dari tidur lelap nina bobok duniawi dan mimpi hidup kekal abadi didunia, karena kita akan berpisah dengan dunia ini. Mari kitasambutdanucapakanlahahniyahyangdiajarkanRasulullah Muhammad SAW untuk menyambut Ramadhan, yaitu: “MarhabanYa Ramadhan, MarhabanYa Ramadhan” Keutamaan Bulan Ramadhan Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinantikan kehadirannyadalamsetahunolehorang-orangyangberiman. Bulankesembilan menurutderetanhitungan bulanqamariyah ini memiliki beberapa keistimewaan yaitu : 1. Pemimipin ( induk) dari semua bulan yang dua belas selama setahun. 2. Bulan yang didalamnya diturunkan Kitab Suci al- Qur‘anul karim. 3. Didalam bulan Ramadhan ada satu malam lebih baik dari seribu bulan( lailatul Qadar). 4. Bulan dimana orang berdo‘a akan diijabah oleh Allah SWT. 5. Amal Ibadah mendapat peningkatan penilaian ,amal ibadah yang wajib digandakan pahalanya 70 kali lipat dan amalan yang sunnat nilainya dipersamakan dengan yang wajib. 6. Pada bulan itu pintu syurga dibuka dan pintu neraka dikunci. 7. Syeitan dibelenggu pada bulan Ramadhan. 8. Shalat tarawih dikerjakan setahun sekali hanya dibulan Ramadhan. 9. Bulan yang apabila orang meniggal dunia waktu itu, dihapuskan darinya siksa kubur. 10. Yang paling penting adalah bahwa dibulan Ramadhan diwajibkan manusia beriman berpuasa dan ibadah puasa sangat disukai Allah SWT. Amalan-amalan Di Bulan Ramadhan 1. Melaksanakan Shaum (Puasa) pada siang hari dan hukumnya wajib. Sikaporangberimanmenerimadanmelaksanakanibadah baginya bukanlah beban atau kewajiban yang memberatkan akantetapihalitumerupakaninvestasiukhrawi sebagaibekal di akhirat untuk dinikmati. Dibulan suci Ramadhan ada amal Ibadah yang wajib dilaksanakan dan ada pula yang sunnat untuk dikerjakan. Melaksanakan Shaum ( Puasa) pada siang hari dan hukumnya wajib. ” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan

atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Surat Al-Baqarah: 183). 2. Melaksanakan Shalat Tarawih pada malam hari Bulan Ramadhan. Shalat ini dapat dilaksanakan secara berjama‘ah ataupun sendirisendiri dan mengenai jumlah reka‘at sebaiknya tidak diperdebatkan apakah delapan atau dua puluh rekaat. Kerjakan saja dengan ikhlas sebab keduanya memiliki dasar yang sama kuat dan yang menilai amal ibadah itu adalah Allah SWT. bukan manusia. 3. Membaca Al-quran ( Tadarrus). Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur‘an dan Rasulullah Muhammad SAW. membaca AlQur‘an dan disimak oleh malaikat Jibril. Adalah sangat tidak pantas apabila kita umatnya justeru mengabaikan apa yang yang dicontohkan oleh Rasulullah ini, seyogiyanya kita lebih rajin lagi. 4. Bersedekah hidangan berbuka dengan pebukaan yang telah disiapkan atau dengan cara berbuka puasa bersama. Rasul menganjurkan dan mengerjakan ini,nilainya seperti orang yang berpuasa. 5. Banyak berzikir dan bertasbih sambil melakukan I‘tikaf didalam masjid diwaktu yang lowong. 6. Mengeluarkan zakat mal apabila telah sampai nisab dan khaulnya. Hal ini sangat menggembirakan sebab nilai amal yang wajib dlipat gandakan 70 kali dibulan suci yang penuh berkah ini. 7. MenyelenggarakanTa‘lim untuk meningkatkan ilmu pengetahuan umat Islam dengan beragam peluang seperti: Kultum, Kulipat, Kutejam,dan lain-lain sebagainya. 8. Menyelenggarakan peringatan Nuzulul Qur‘an, sebagai momentum untuk mengingatkan umat Islam bahwa Ramadhan adalah bulan ulang tahun turunnya Al-Qur‘an, sekaigus mendorong untuk memberantas buta huruf Al-Qur‘an. 9. Mengeluarkan Zakat Fitrah dipenghujung Ramadhan. Meskipun timing wajibnya adalah tanggal 1 Syawal maka untuk inventarisasi pezakat, inventarisasi penerima zakat danuntukuntukdistrbusiyangtepatwaktusertatepatpenerima, maka diakhir Ramadhan baik dilakukan. 10. Adalahsangatbermanfaatapabiladapatdiselenggarakan Bulan Da‘wah masuk desa selama bulan suci Ramadhan. Sebab antusias umat untuk menambah amal pada bulan Ramdhan lebih tinggi dan bergairah. 11. Sebagai penutup apabila Ramadhan akan lenyap diufuksenjatatkalamentariterbenammengantarRamadhan pergi,KumandangkanlahTakbirsebagaiungkapankemenangan dan kesyukuran. Allah SWT berfirman: ”Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,supayakamubersyukur.”(SuratAl-Baqarah:185). BergembiralahmenyambutbulansuciRamadhan sebab kegembiraanituakanmenjauhkanengkaudarisiksaapineraka. Rasulullah Muhmmad SAW ada bersabda yang artinya: “Barangsiapa bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan diharamkan Allah tubuhnya disentuh oleh api neraka”.( Al-Hadist). Kegembiraan menyambut Ramadhan adalah ekpressi qalbu yang sehat dan suci berlandaskan keyakinan yang diikuti dengan tindakan mengerjakan ibadah dengan tulus dan ikhlas mengharapkan ridho Allah SWT. Meskipun akan meniggalkan makan dan minum pada siang hari dan dilarang bergaul dengan pasangan suami isteri, hal tersebut tidak membuat orang beriman merasa tersiksa akibat tertundanya pemenuhan kebutuhan biologis tersebut disiang hari sebab berpuasa itu perintah Allah. Tentu ada jaminan dari Allah yang memerintahkan berpuasa bahwa tidak makan dan minum disiang hari dan menjauhi bergaul dengan pasangan suami isteri tidak mendatangkan mudarat serta mengandung hikmah baik bagi kesehatan badan maupun kelezatan lainnya sebagai imbalan yang disediakan bagi saimun. Rasulullah Muhammad SAW ada bersabda yang artinya: “Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa; pertama pada waktu berbuka puasa disenja hari; dan kedua ketika bertemu dengan Tuhannya Allah SWT. diakhirat nanti”. (Al-Hadist). Selamat menyambut bulan suci Ramadhan dan selamat beribadah kepada saudara-saudaraku , wahai orang-orang yang beriman! � Penulis adalah Dosen IAIN Sumatera Utara, Ketua Umum TAZKIRA (Taishiah, Zikir dan Doa) Sumatera Utara, Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Jakarta, Mubaligh Mancanegara (ASEAN), beralamat : 1. Jl. Nyiur Melambai Kompleks Setneg Blok P No. 23 Telp. 43904689 Jakarta. 2. Jln. Suluh No. 139 Telp. 6617468 Medan – Sumatera Utara/ Hp. 08126006639.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.