Waspada, Senin 7 September 2009

Page 12

Medan Metropolitan

10 Konsultasi Zakat Diasuh Oleh:

Ustadz H. Muhammad Nuh (Dewan Syari’ah LAZ Peduli Ummat Waspada)

Zakat Untuk Ibnu Sabil Tanya: Assalamu’alaikum Wr.Wb. Al-Ustadz yang saya hormati, sekarang kita inikan banyak curiga. Kalau ada pendatang, dikhawatirkan penyusup atau teroris. Padahal dalam Islam, orang yang dalam perjalanan itu dimuliakan. Bahkan katanya boleh diberi bagian zakat. Bagaimana pandangan Ustadz? Terima kasih. (Sha’im Jayid, Medan Tuntungan) Jawab: Wa’alaikumussalam Wr.Wb. Al-Hamdulillah , kita patut bangga kepada ummat yang menyikapi sesuatu secara hatihati, tidak sembarangan, apalagi asal-asalan. Betul sekarang banyak orang yang gampang curiga. Tentu kalau dibiarkan suasana ini tidak sehat. Bisa-bisa shilaturrahim dan ukhuwwah kita bisa rusak. Seharusnya kita kembali kepada prinsip-prinsip Islam yang mulia. Umpamanya, kira harus mendahulukan baik sangka kepada sesama Muslim. Jangan hanya karena tampilan lalu diperlakukan dengan cara yang tidak pantas. Tentu tidaklah salah kalau kita tanyakan KTP atau dokumen lain, bila ada kekhawatiran tertentu. Terkait dengan Ibnu Sabil, banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menyebutkan keberadaannya dan diperintahkan kita untuk berbuat baik kepadanya. Bahkan di surah At-Taubah/ 9:60 Ibnu Sabil termasuk salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima bagian zakat. Lalu Ibnu Sabil yang bagaimana yang boleh diberi bagian zakat? DR.Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Zakatnya menyebutkan: Pertama, hendaknya ia dalam keadaan membutuhkan pada sesuatu yang dapat menyampaikannya ke tujuan. Kedua, hendaknya perjalanannya bukan dalam rangka melakukan ma’siat. Apakah sekarang ada Ibnu Sabil? Tentu saja apa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, ketentuannya berlaku sampai sekarang. Ibnu Sabil bisa dalam bentuk : Orang-orang yang terusir dari negerinya dan meminta suaka politik para pengungsi Myanmar, atau ummat Islam yang tertindas di Palestina lalu mencari perlindungan, Para musafir demi kemaslahatan, seperti mencari ilmu, mencari pekerjaan dan lain-lain. Jadi Ibnu Sabil tetap berhak menerima bagin zakat. Wallahu a’lam. LAYANAN JEMPUT ZAKAT (Khusus Kodya Medan): 77775262 Pembayaran ZIS via Bank Infak/Sedekah 211.00044.15 BMI 211.00002.15 006.002240.7 BSM 006.000832.1 0092687629 BNI 005.7504808 022.1750828 Bank Sumut 100.02.04.034144.5 106.000220380.3

Zakat BMI BSM BNI Syariah BCA Bank Mandiri

Keterangan: Rubrik ini terbit setiap hari selama Bulan Ramadhan yang dikelola oleh LAZ Peduli Ummat Waspada. Bagi Anda yang ingin konsultasi zakat melalui rubrik ini dapat dikirim ke alamat kami: Jl. Brigjend Katamso No. 1 Medan 20151 (Gedung Harian Waspada) Telp/fax. (061) 4511936 / 08126526295 atau e-mail: peduliummat@waspada.co.id

Gubsu Ingatkan Pengusaha Bayar THR Tepat Waktu MEDAN (Waspada): Gubsu, H Syamsul Arifin, SE mengingatkan seluruh pengusaha di provinsi ini agar benar-benar melaksanakan kewajibannya dalam membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pekerja selambat-lambatnya 7 hari sebelum Lebaran Idul Fitri 1430 H. “Saya ingatkan agar seluruh pengusaha menaati pembayaran THR Lebaran ini tepat waktu dan sesuai ketentuan berlaku. Kepada para bupati dan walikota juga saya minta mengingatkan dan memonitor para pengusaha di daerahnya masing-masing,” tegas Gubsu kepada wartawan di Gubernuran Medan, Minggu (6/9). Didampingi Kadis Kominfo Sumut, Drs H Eddy Syofian, MAP, Gubsu mengakui, pihaknya juga sudah diminta oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Erman Suparno agar memantau pelaksanaan pembayaran THR ini. “Pemberian THR ini diatur

dengan Permenaker Nomor PER.04/MEN/1994 yang mewajibkan pengusaha memberikan THR Keagamaan kepada para pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan atau lebih secara terus menerus,” jelasnya. Besarnya THR bagi pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih yaitu sebesar satu bulan upah. Bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional dengan menghitung masa kerja yang sedang berjalan dibagi 12 bulan dikali satu bulan upah. Gubsu mengajak seluruh

pengusaha agar mematuhi ketentuan ini secara baik sehingga iklim ketenagakerjaan di Sumut terlaksana baik dan kondusif. “Pelaksanaan THR Keagamaan yang dilaksanakan tepat waktu sangat bermanfaat dalam membantu para pekerja atau buruh dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan pada Hari Raya Keagamaan atau Lebaran ini,” ujar Gubsu. Dikemukakannya, sehubungan pelaksanaan Hari Raya Keagamaan, pekerja atau buruh memerlukan biaya tambahan. Bila biaya tambahan tersebut dapat terpenuhi akan menambah ketenangan bekerja bagi pekerja atau buruh sekaligus dapat mendorong tumbuhnya rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan usaha perusahaan. “Karena itu sangat diharapkan para pengusaha memberikan THR Keagamaan ini bagi pekerja atau buruh tepat pada waktunya,” ujar Gubsu.(m19)

Perpustakaan UISU Salah Satu Yang Terbaik MEDAN (Waspada): Pihak Rektorat Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menyatakan rasa bangga, karena perpustakaan yang dimiliki universitas ini terpilih menjadi salah satu yang terbaik di daerah ini. Rektor UISU dr. Chairul M. Mursin, SpAN melalui Pembantu Rektor III UISU Drs. A. Riza Siregar, MSi mengatakan di kampus Al Munawarrah UISU, Jl. SM Raja Medan, Sabtu (5/9), penyerahan piagam penghargaan telah diberikan oleh Gubernur Sumut, diwakili Sekdaprov, Drs. RE Nainggolan, dan diterima langsung Kepala Perpustakaan UISU Dra. Nurmawan, SPd di halaman Perpustakaan Pusat, Jl. Brigjen Katamso No. 45 K Medan, belum lama ini. Disebutkan, perpustakaan UISU berhasil menjadi perpustakaan Terbaik Harapan III se Provinsi Sumut diantara PTN/ PTS yang ada di daerah ini. Penyerahan piagam yang

berlangsung 7 Agustus lalu turut dihadiri Rektor UISU dr. Chairul M. Mursin, Sp. AN bersama Dekan dan Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran UISU dr. Rahmat Nasution dan Prof dr Gusbakti Rusip, MSc. Selain piagam juga diterima satu unit TV 21'. Dalam kesempatan ini, Riza Siregar juga menyampaikan hasil pertemuan pihaknya dengan Inspektur Jenderal Diknas Sofyan, SH, MSI di Jakarta pekan lalu, sehubungan pernyataan Koordinator Kopertis Wilayah I NAD-Sumut soal pimpinan sah UISU. Menurut Riza Siregar, dalam pertemuan dia dengan Irjen Diknas RI yang berlangsung di ruang kerjanya, Senin (31/8), Sofyan, SH, MSi menyatakan Koordinator Kopertis tidak berhak menyebarluaskan laporan Irjen ke Mendiknas, kepada publik karena laporan itu bersifat rahasia.

“Apalagi menjadikan laporan Irjen tersebut sebagai dasar legitimasi kepemimpinan UISU,” sebutnya. Dalam hal kepemimpinan UISU yang dalam penanganan Mendiknas, lanjut Sofyan, sebaiknya, semua pihak harus menahan diri dan jangan memprovokasi. Senada dengan Irjen, Direktur Kelembagaan Dikti yang diwakili Bambang Sarengat juga berpandangan serupa, bahwa penyelesaian UISU tidak boleh mengorbankan mahasiswa. Soal penerimaan mahasiswa baru UISU tahun ajaran 2009-2010, Riza mengungkapkan, hingga Jumat (4/9), telah terdaftar 2.075 orang mahasiswa di Kampus Al Munawarrah Jl. SM Raja Medan. “Kita memperkirakan hingga akhir masa pendaftaran GelombangV pada 16 September, Insya Allah target 3.000 mahasiwa akan tercapai,” ucapnya. (m08)

WASPADA

Senin 7 September 2009

TASBIH RAMADHAN

Nuzul Al-Quran Oleh: Azhari Akmal Tarig an arigan Koordinator Tim Penulis Tafsir Yayasan Syekh H. Abdul Halim Hasan

MUNGKIN Indonesia satu-satunya negara dengan mayoritas penduduknya muslim yang melaksanakan peringatan nuzul Qur’an lewat sebuah acara yang resmi dan formal. Secara nasional peristiwa ini diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan yang dihadiri Presiden dan pejabat negara lainnya. Masjid-masjid dikampung-kampungpun tak mau ketinggalan. Pendekanya, Nuzul Al-Qur’an telah menjadi tradisi, sama seperti maulid, Isra’ mikraj dan Muharram (tahun baru Islam). Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah, apa arti penting Nuzul Al-Qur’an bagi kita umat Islam Indonesia. Disebabkan terlanjur menjadi acara seremoni keagamaan, Nuzul Al-Qur’an harus diberi makna yang konstruktif agar tidak siasia. Nuzul Al-Qur’an secara bahasa bermakna turunnya Al-Qur’an. Kata nuzul yang berasal dari kata n-z-l banyak disebut di dalam AlQur’an. Kebanyakan kata n-z-l dalam bentuk fi’il. Misalnya kata anzalna, unzila, nazzalna dan sebagainya. Turun kerap diterjemahkan dari atas ke bawah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada kalimat “hujan telah turun”. Namun dalam hal ini saya cenderung memahami kata turun bukan mengacu pada atas dan bawah melainkan pada kekuasaan atau serba kemahaan kepada sesuatu yang rendah (hina). Kerendahan dan kehinaan inilah yang sesungguhnya ingin dimuliakan atau ditinggikan Al-Qur’an. Al-Qur’an turun ke dunia (dunia berasal dari kata adna, dana, yang berarti hina) adalah untuk menyiraninya agar terang benderang dengan cahaya ilahi. Al-Qur’an untuk pertama kalinya turun sekaligus (daf ’atan wahidatan). Di dalam kitab-kitab ulum al-Qur’an dijelaskan inilah fase turun yang pertama dari lauh al-mahfuz ke sama’ al-dunya (langit dunia). Selanjutnya dari langit dunia inilah Al-Qur’an turun ke bumi secara berangsur-angsur dengan waktu lebih kurang 22 tahun. Masa yang panjang,

baik pada priode Makkah dan terlebih lagi priode Madinah, sesungguhnya memberi pesan penting kepada kita. Al-Qur’an sebenarnya bukan kitab doktrin yang a historis tetapi lebih dari itu, Al-Qur’an adalah kitab yang sangat respon terhadap perkembangan sosial masyarakat. Dalam bahasa kontemporer kerap disebut “Al-Qur’an tidak turun dalam ruang yang hampa kultural”. Masalahnya adalah, Al-Qur’an yang sejak awal turunnya sangat respon terhadap dinamika sosial, mulai bergeser menjadi kitab yang tidak “peka” lagi terhadap perkembangan sosial. Yang membuat tidak pekanya Al-Qur’an terhadap ralitas adalah kita sendiri bukan AlQur’annya. Sepanjang kita terus melakukan interpretasi (penafsiran) ataupun reinterpretasi (menafsirkan kembali dengan jalan modifikasi) yang dinamis dan progresif serta terus menerus melakukan kontekstualisasi, dipastikan Al-Qur’an akan memiliki kekuatan yang sangat hebat untuk menjawab berbagai persoalan hidup. Sebaliknya, jika Al-Qur’an tidak diajak dialog dan tidak pula “diminta” pendapatnya dalam menjawab persoalan kontemporer, di saat itulah Al-Qur’an menjadi diam seribu bahasa. Oleh sebab itu, Al-Qur’an harus dibaca untuk kepentingan kita saat ini. Ketika membaca Al-Qur’an kita harus mampu merasakan dengan sepenuh jiwa seolah Al-Qur’an turun kepada kita. Kita juga harus mampu merasakan seolah Allah sedang berbicara kepada kita. Bacalah teksnya, dalamilah maknanya, serta hayati pesannya, niscaya kita akan memperoleh pencerahan batin yang tak terkira. Dalam suasana inilah, Al-Qur’an akan menjadi hidayah (petunjuk), bayyinat (penjelas) dan al-Furqan (-pembeda antara yang hak dan batil. Wallahu a’lam.

Rekening Air Masjid Dan Musholla Digratiskan MEDAN (Waspada): Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1430 H, PDAM Tirtanadi memberikan dispensasi gratis pembayaran rekening air untuk rumah ibadah khususnya masjid dan musholla. Demikian dikatakan Kepala

Divisi Public Relation PDAM Tirtanadi, Ir Delviyandri, di ruang kerjanya, Kamis (13/08). Dia juga mengimbau kepada BKM setiap masjid untuk memberikan informasi kepada PDAM Tirtanadi cabang terdekat mengenai kran air yang rusak di kamar mandi masjid/

musholla agar dapat diganti sesuai dengan kemampuan perusahaan. “Hal ini telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya sebagai wujud kepedulian PDAM Tirtanadi kepada masyarakat,” ujar Delviyandri.(m08)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.