Medan Metropolitan A3 Perampok Bersenjata Mengintai Kita WASPADA Senin 3 Juni 2013
Airsoft Gun Beredar Luas MEDAN (Waspada): Mudahnya mendapatkan airsoft gun (senjata pelontar gas) berdampak negatif pada situasi Kamtibmas di Medan serta wilayah lainnya di Sumut. Seperti tidak terkendali, siapa saja bisa dengan mudah memiliki senjata itu. Informasi yang diperoleh Waspada selama sebulan terakhir, di Medan, airsoft gun dibandrol mulai harga Rp2,5 juta sampai Rp6 juta. Harga ini bisa lebih murah lagi di pasaran gelap atau tak resmi yang hanya Rp1,5 juta sampai Rp3,5 juta tergantung jenisnya. Namun dari kebanyakan pengguna airsoft gun lebih memilih jenis FN semi otomatis dengan kaliber 6 mm/ 4,5 mm. Harganya sekitar Rp2
juta. Bila disandingkan dengan senjata aslinya, replika FN itu tidak akan terlihat perbedaannya. Nah, agar penggunanya aman dari razia aparat kepolisian, mereka biasanya bernaung di klub-klub menembak untuk mendapat izin pemakaian.Tetapi ada juga yang langsung mengurusizindarikesatuanaparatyang menjual replika senjata api itu. “Kamu mau senjata jenis apa, tinggal pesan. Soal surat izin gampang kok,” kata seorang agen tak resmi kepada Waspada, kemarin. Dia mengatakan, pengurusan surat izin tidaklah sulit, hanya perlu fotocopy tanda pengenal. Biaya untuk itu juga tidak mahal, Rp500 ribu untuk pemakaian lokal, Rp750 ribu untuk pemakaian nasional dan Rp1 juta untuk kelasVIP (very important person), sudah termasuk
kartu tanda anggota dari klub bersangkutan. Dimaksud lokal, pengguna hanya dibolehkan membawa senjata itu di wilayahnya, sedangkan di luar wilayahnya maka termasuk ilegal. Sedangkan surat izin nasional danVIP, kemana dia pergi senjata boleh dibawa. Maka tidak heran airsoft gun banyak beredar di masyarakat. Semua jenis dan tipe ada, mulai laras pendek seperti FN, Colt, Revolver, Baretta dan laras panjang seperti AK47 dan M16. Tidak heran pula kasus perampokan bersenjata di Kota Medan serta wilayah lainnya di Sumatera Utara belakangan ini semakin marak. Dan sepertinya perampok bersenjata itu mengintai kita. Dalam tahun ini saja terjadi beberapa kasus perampokan bersenjata. Para pelaku, selain
menggunakan senjata api juga menggunakan airsoft gun untuk mengancam dan menakuti korbannya. Dari beberapa kasus itu, seperti perampokan truk tanki CPO di jalan tol Belmera beberapa bulan lalu. Korban diancam pistol, lalu truk berisi CPO dibawa kabur. Kemudian perampokan di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tebingtinggi. Empat pelaku bersenjata api merampok uang Rp540 juta. Seorang pelaku berhasil ditangkap bersama barang bukti hasil rampokan dan ditemukan pistol jenis revolver dengan enam butir peluru. Kasus perampokan bersenjata lainnya terjadi di Langkat. Enam pelaku merampok dump truk di Jln. Raya Kecamatan Batangserangan pada April lalu. Dari enam tersangka, dua berhasil ditangkap, merupakan warga Riau. Namun akibat peristiwa itu, masyarakat Langkat
selalu cemas dan khawatir akan terjadi kasus yang sama. Mereka berharap polisi memperketat pengamanan di wilayah itu, dengan patroli dan razia rutin. Para korban juga tidak dapat memastikan apakah pelaku menggunakan senjata api atau airsoft gun. Berbagai kasus itu memperlihatkan rawannya penggunaan airsoft gun. Meski senjata itu dikategorikan sebagai mainan, tetapi desainnya sama dengan asli, sehingga masyarakat tidak bisa membedakannya. Selain itu, airsoft gun kerap dijadikan tameng atau pelindung diri. Sementara dalam peraturannnya tidak dibenarkan membawabawa senjata itu. Airsoft gun hanya digunakan di tempat yang sudah ditentukan, atau lapangan tembak, bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Peraturan Kapolri (Perkap) No. 8 Tahun 2012, kepemilikan senapan angin dan juga airsoft gun harus memiliki izin, kemudian hanya boleh digunakan di tempat yang sudah ditentukan dan digunakan untuk tembak
sasaran target (senapan angin 4,5 mm) dan tembak reaksi untuk airsoft gun. Jika di luar itu, maka penggunaan senapan angin dan airsoft gun untuk semua kaliber, bentuk dan jenis adalah ilegal. Secara hukum, senjata itu juga harus disimpan dalam loker klub dan diperlukan izin angkut untuk membawanya. Hanya saja sepertinya hal itu yang belum diterapkan secara luas. Karena itu pula perlu pengawasan lebih ketat terhadap penggunaan airsoft gun, sehingga tidak disalahgunakan pemiliknya. Tidak Ada Aturan Tegas Beredar luasnya airsoft gun di masyarakat tidak dibantah Poldasu. Tetapi Poldasu menegaskan, sejak 2012 tidak lagi mengeluarkan izin kepemilikan senjata, termasuk airsoft gun. Itu disebabkan beberapa kasus kejahatan bersenjata yang terjadi dan untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa yang sama. “Pengawasan tetap dilakukan Poldasu, salah satunya dengan perizinan yang ketat. Teta-
pi karena telah terjadi beberapa kasus kejahatan menggunakan senjata api termasuk airsoft gun, maka untuk sementara Polri tidak lagi mengeluarkan izin pemakaian terhadap semua bentuk senjata, termasuk airsoft gun,” kata Kabid Humas Poldasu Kombes Pol. Heru Prakoso melalui Kaur Penum Kompol GP Silaen. Dengan begitu, maka semua senjata jenis airsoft gun yang beredar di masyarakat ilegal. Tetapi persoalannya, kata Silaen, undang-undang belum mengatur dengan tegas soal kepemilikan airsoft gun, karena senjata itu masih dikategorikan sebagai senjata mainan. Itu pula yang menjadi penyebab masih beredar luasnya senjata itu. Belum ada ancaman hukuman bagi pemiliknya, terkecuali jika disalahgunakan. Sementara Kombes Heru Prakoso mengaku tidak memahami benar persoalan izin kepemilikan airsoft gun. Peraturan Kapolri Tahun 2012, tidak ada lagi izin untuk semua jenis senjata. Tetapi untuk keperluan
olahraga menembak dan berburu, Polri masih memberikan dispensasi, dengan catatan harus bernaung dengan Perbakin. “Itu juga dengan memenuhi beberapa persyaratan seperti melampirkan surat dokter dan psikolog bahwa anda sehat jasmani dan rohani. Tentunya ada rekomendasi Pengprov Perbakin, fotocopy surat izin impor dari Kapolri (Intelkam), SKCK (surat keterangan catatan kepolisian), surat keterangan kesehatan dari dokter Polri, surat keterangan psikologi dari psikolog Polri. Termasuk juga fotocopy KTA klub menembak yang bernaung di bawah Perbakin,” katanya. Bila kemudian ada yang nekat memiliki dan menggunakan senjata itu tanpa izin, Heru mempersilahkan. “Silahkan saja, tapi awas kalau sampai ketahuan, polisi akan merampas senjata anda. Apakah kemudian anda perlu di masukkan penjara atau tidak, itu tergantung penyidikan,” kata dia seraya menambahkan, persoalan itu masih dalam pengawasan Polri. (m27)
Sigit Pramono Asri Ketua K3 Sumut MEDAN (Waspada): Wakil Ketua DPRDSU Sigit Pramono Asri dilantik menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Kisaran (K3) Sumut periode 2013-2016 di Medan Club Jln. RA Kartini Medan, Sabtu (1/6). K3 merupakan paguyuban warga Kisaran yang ada di perantauan. Pelantikan ditandai dengan pembacaan surat keputusan dan penyerahan pataka oleh Ketua Umum DPP K3, Syahrizal Siregar. Turut hadir Sekdaprovsu Nurdin Lubis, Rektor Unimed Ibnu Hajar, sejumlah Anggota DPRDSU seperti Bustami HS, pejabat Pemprovsu Asren Nasution dan undangan lainnya. Pengurus K3 Sumut lainnya yang dilantik yakni Sekretaris Benny Hidayat, Bendahara Charles Antoni,Wakil Ketua Nurkarim Nehe dengan para pembina antara lain Ny. Dewi Budiati TJS, Nurdin Lubis dan Ibnu Hajar.
Dalam sambutannya, Sigit mengatakan, kepemimpinannya kali ini merupakan periode kedua. Saat ini, anggota K3 yang terdata dan aktif berkisar 200 orang yang tersebar di
lima provinsi yakni Sumut, Riau, Jakarta, Palembang dan Riau Kepulauan. ‘’Ini merupakan suatu nikmat otonomi daerah. Kita akan selalu ingat akan kampung ha-
laman karena untuk mengumpulkan orang-orang‘turki’ (turunan Kisaran) memang agak susah. Maka dibentuklah paguyuban ini sebagai wadah silaturahmi,’’ demikian Sigit.(m46)
Waspada/Surya Efendi
PENGURUS DPW K3 Sumut diabadikan bersama pengurus DPP K3 usai pelantikan di Medan Club, Sabtu (1/6).