WASPADA Senin 24 Desember 2018
Tugas Berat Menanti Indra Sjafri JAKARTA (Waspada): PSSI resmi menunjuk Indra Sjafri (foto) sebagai Pelatih Timnas Indonesia U-22. Sosok berusia 55 tahun itu terikat kontrak berdurasi satu tahun atau hingga Desember 2019.
Waspada/Arianda Tanjung/B
SKUAD Medan All Star dan Bansar FC diabadikan bersama usai ujicoba di Lapangan Sidodadi, Tanjung Selamat, Kabupaten Langkat, Minggu (23/12).
Medan All Star Hibur Warga Langkat Ungguli Bansar FC 3-2 MEDAN (Waspada): Pertandingan menghibur tersaji saat Medan All Star menumbangkan Bansar FC 3-2 di Lapangan Sidodadi, Tanjung Selamat, Kabupaten Langkat, Minggu (23/12). Laga itu menjadi reuni sejumlah bintang-bintang sepakbola Kota Medan. Dibesut Ansyari Lubis dan Edy Syahpura, Medan All Star yang berisi kumpulan pemain Liga 1 seperti Abdul Rohim, Legimin Rahardjo, Gusti Sandria, Ahmad Fauzi, Roni Fatahillah, Rachmad Hidayat (PSMS), Ahmad Maulana (Borneo), Paulo Sitanggang, Rifki, Fajar Andika (Barito), Aldino,Wiganda (Mitra Kukar), Riko Simanjuntak (Persija), dan Safrial Irfandi (PS Tira) mendapat perlawanan dari pasukan Bansar. Medan All Star unggul lebih dulu lewat gol Aldino. Namun berhasil dibalas Nanda Syah-
putra. Skor 1-1 bertahan hingga jeda. Di babak kedua, Riko Simanjuntak membawa Medan All Star kembali unggul memanfaatkan assist Rachmad Hidayat. Namun Bansar kembali menyamakan skor. Aldino akhirnya menjadi penentu kemenangan dan skor berakhir 3-2. Usai menjalani laga, Legimin Rahardjo menyambut positif digelarnya ajang ini. Apalagi sudah lama para pemain Medan itu tak bermain bersama karena menjalani karir di klub berbeda. “Pertandingannya seru, penonton sangat antusias melihat semuanya. Setidaknya kami mampu memberikan hiburan buat warga sekitar,” katanya usai laga. Menurut Legimin, pertandingan yang menyatukan pemain asal Sumut menjadi satu itu sangat bagus Apalagi, jika tim
tersebut bisa memperkuat PSMS musim depan.”Kalau tim ini dijadikan satu untuk PSMS tentu sangat bagus. Saya yakin tahun depan akan kembali ke Liga 1. Tapi ya tergantung pemainnya juga sih mau enggak di PSMS,” ungkapnya. Memang rata-rata para pemain tersebut pernah berkostum PSMS meski di musim-musim berbeda. Tentu saja peluang mereka kembali memperkuat PSMS tetap ada. Hal itu diamini Ansyari Lubis. “Kalau dari hati kecil mereka saya yakin mereka masih mau membela PSMS walaupun di Liga 2. Tapi memang tergantung situasi yang ada dan komunikasi dengan mereka seperti apa. Meskipun memang sebagian besar masih dipertahankan klubnya,” kata Ansyari Lubis. Manajer Bansar FC, Endra Gunawan mengucapkan rasa
terima kasih terhadap pemain Liga 1 yang mau meluangkan waktunya untuk menghibur warga. Ia sengaja mendatangkan pemain-pemain top Liga asal Sumut itu demi menambah jam terbang anak asuhnya. Endra juga ingin memberikan hiburan demi menggairahkan sepakbola di Langkat dengan hadirnya Legimin cs. “Harapan kami ingin menggairahkan pesepakbola di sini. Dengan melihatnya pertandingan ini dan datangnya pemain liga, tentu mereka pasti akan termotivasi,” katanya. “Ke depan kita juga berharap kepada pemerintah untuk memberikan subsidi kepada pemain agar ada pembinaan terhadap pemain usia dini. Mulai dari fasilitas hingga prospek ke depan agar melahirkan bibitbibit baru pesepak bola,” tambahnya. (cat/B)
Sukses Laga Amal Alm Zulheri Lubis BINJAI (Waspada): Mantan pemain PSKB, PSMS dan pemain sepakbola dari berbagai klub di Kota Binjai sukses menggelar pertandingan sepakbola amal untuk Alm Zulheri Lubis di Stadion Binjai, Minggu (23/12). Pelaksanaan pertandingan amal ini merupakan inisiatip mantan pemain sepakbola di Binjai didukung Ketua PSKB Sofyan Siregar serta mantan
pengurus PSKB TM Jefri. Laga amal mempertandingkan tim Binjai Soccer yang diperkuat TM Jefri melawan Binjai Legend dan dimenangkan Binjai Soccer dengan skor 4-2 (2-0). Panitia Laga Amal, Irwansyah, mengatakan pertandingan ini sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian Alm Zulheri Lubis atau akrab disapa Buyung yang wafat tiga bulan lalu. Sa-
yangnya, laga amal ini tidak dihadiri tokoh sepakbola dan olahraga di Kota Binjai. Alm Zulheri Lubis yang pernah menjadi pelatih PSKB dan pengurus KONI Binjai, terakhir kali membawa tim sepakbola Binjai lolos ke Porprovsu. Mantan pemain PSMS, TM Jefri yang hadir dan ikut bertanding berharap solidaritas antaratlet ditingkatkan. Jefri mengakui kiprah Alm Zulheri
Lubis untuk sepakbola Binjai bahkan Sumatera Utara sangat tinggi. Apalagi ia sebagai pelatih yang punya lisensi A AFC. Dari laga amal ini, pihak pelaksanan masih melakukan perhitungan donasi yang sudah dan akan dikumpulkan. “Besok (hari ini) akan kami umumkan dan diserahkan langsung kepada pihak keluarga Alm Zulheri Lubis,” ucap Irwansyah. (a04/C)
Tugas berat kemudian menanti Indra. Timnas Indonesia U-22 akan melakoni tiga agenda penting sepanjang 2019, antara lain Piala AFF di Kamboja (17 Februari-2 Maret), Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 (22-26 Maret), dan SEA Games Filipina (30 November-10 Desember). Target untuk Timnas Indonesia U-22 sejatinya baru akan dibeberkan dalam Kongres PSSI, Januari 2019. Namun, federasi disinyalir akan menetapkan target tinggi untuk juru taktik asal Sumatra Barat tersebut. Menilik materi pemain saat ini, Timnas Indonesia U-22 kemungkinan ditargetkan juara di Piala AFF. Mayoritas pesepak bola yang sempat bekerja sama dengan Indra di level U-19, tengah memasuki usia 20 tahun. Sebut saja, misalnya Egy Maulana Vikri, Syahrian Abimanyu, Saddil Ramdani, hingga Witan Sulaeman. Fenomena itu
diprediksi akan memudahkan sang pelatih menentukan komposisi skuadnya. Hasil yang diraih di Piala AFF nanti, bakal menjadi bekal Timnas Indonesia U-22 untuk menyongsong Kualifikasi Piala Asia U-23. Garuda Muda akan bersua Vietnam, Thailand, dan Brunei Darussalam di Grup K. TimnasIndonesiaU-22wajib menjuarai Grup K untuk lolos ke Piala Asia U-23 atau minimal menjadi runner-up terbaik. Namun,ambisiitutidakakanmudah diraih karena mereka akan bersua Vietnam dan Thailand, dua tim kuat dari Asia Tenggara. Puncak tugas Indra bersama Timnas Indonesia U-22 adalah SEA Games Filipina. Medali emas agaknya bakal kembali menjadi tujuan utama, mengingat PSSI selalu menetapkan target itu di setiap penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia Tenggara tersebut.
Antara
Indra bakal diwajibkan meraih gelar juara bersama Timnas Indonesia U-22 untuk menuntaskan dahaga gelar juara SEA Games. Kali terakhir sepakbola Indonesia menjadi yang terbaik adalah ketika mengalahkan Thailand 1991. Begitu pun, perjuangan Timnas Indonesia U-22 untuk meraih medali emas SEA Games 2019 diprediksi akan berlangsung sulit. Pelatih Indra Sjafri memprediksi ada dua tim yang berpotensi menjadi lawan tangguh untuk timnya tersebut. Medali emas SEA Games
Egy Layak Debut Bersama Lechia GDANK (Waspada): Egy MaulanaVikri (foto kanan) sukses melakoni laga debut bersama Lechia Gdansk di kompetisi kasta tertinggi Polandia (Ekstraklasa). Momen bersejarah itu dialami Egy saat Lechia menang telak 4-0 atas Gornik Zabrze di Stadion Energa, Minggu (23/12) dini hari WIB. Egy dimainkan pelatih Piotr Stokowiec saat laga memasuki menit ke-82. Striker asal Indonesia itu masuk menggantikan penyerang sayap, Lukas Haraslin. Sebelum melakoni debut, Egy sudah tiga kali masuk dalam daftar pemain Lechia di pentas Ekstraklasa. Namun, pemain Timnas Indonesia U-19 itu tidak diturunkan saat bersua Korona
Kielce, SlaskWroclaw, dan Legia Warsawa. Rekan setim di Lechia juga turut merayakan momen bersejarah dalam karier Egy. Di instastory resmi klub, pemuda asal Medan itu tampak dilempar ke udara oleh rekan-rekan setimnya saat berada di ruang ganti tim. “Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah. Terima kasih kepada rekan setim dan pelatih untuk dukungannya. Selamat untuk kemenangan hari ini,” tulis Egy di akun Instagram setelah mencetak sejarah sebagai pemain pertama di Indonesia yang mencatatkan menit bermain di Ekstraklasa. Di laga ini, Lechia menang telak berkat gol Artur Sobiech
pada menit ke-14, Rafal Wolski (51'), Filip Mladenovi (55'), dan Flavio Paixao (72'). Hasil positif ini mengantarkan Egy Maulana Vikri cs kembali ke puncak klasemen dengan menggeser Legia Warsawa. Pelatih Lechia Gdanks, Piotr Stokowiec, menganggap Egy Maulana Vikri layak menjalani debut bersama skuad utama. Stokowiec menegaskan seluruh pemain di timnya layak mendapat kesempatan. “Egy layak menjalani debut. Segala sesuatunya berjalan dengan baik. Egy telah menantikan kesempatan ini. Ini menjadi modal untuk sejumlah pertandingan berikutnya,” kata Stokowiec, dikutip dari Sportowe Fakty. “Tidak ada seorang pun yang
membangkitkan gairah olahraga tenis meja di Sumatera Utara. Mengingat selama ini turnamen tenis meja terbilang masih minim di Sumut. “Kami bersyukur turnamen ini disambut antusias peserta yang mencapai 200 atlet dari Divisi 4 sampai 7. Selain dari Binjai, peserta juga datang dari Langkat, Medan, Deliserdang,
Sergai, Binjai, dan Langsa,” ujar OK Ahmidal. Selain katagori Divisi 4 sampai 7, juga dipertandingkan kategori antar-pelajar khusus Kota Binjai. “Kategori pelajar ini kita adakan untuk pembinaan tenis meja pelajar di Kota Binjai. Kami ingin merangsang minat pelajar bermain tenis meja,”
MEDAN (Waspada): SSB Mabar Putra memboyong Piala Ketua KONI Medan setelah menjuarai festival sepakbola U11 Askot PSSI Medan 2018. SSB Mabar Putra menjadi juara usai di final menaklukkan Waskita Jaya lewat adu penalti dengan 4-3 (0-0) di Stadion Kebun Bunga Medan, Minggu (23/12). Untuk peringkat ketiga diraih Satria Jaya usai menaklukkan Generasi Medan 1-0. Gelar
top skor disabet M Jaghi dari Generasi Medan dengan enam gol, sedangkan predikat pemain terbaik diberikan kepada Alfan dari Mabar Putra. Pelatih Mabar Putra, Rivo Buwono, menjelaskan timnya memang dipersiapkan untuk mengikuti turnamen bergengsi di Jakarta. Jadi ajang ini sebagai bahan evaluasi pemain untuk melihat sejauhmana peningkatan yang dialami. “Tadi memang kita bisa
ucapnya. OK Hamidal Wizar mengakui turnamen terbuka ini terlaksana berkat kerjasama pengurus PTMSI Binjai bersama KONI, Dispora, Bank Mandiri, BPJS Ketenagakerjaan, Disperindag, dan pihak lain yang sangat mendukung kemajuan tenis meja di Kota Binjai. (a04/C)
melihat bagaimana anak-anak bermain luar biasa. Meski lawan sedikit lebih unggul, anakanak tidak down dan tetap meladeni permainan cepat lawan,” ujarnya. Rivo juga berterimakasih kepada Askot PSSI Medan dan sejumlah stakeholder yang sudah peduli dan komit dalam membina anak usia muda lewat sejumlah turnamen. “Saya berharap ke depan akan lebih banyak lagi event
BINJAI (Waspada): Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Ishlahiyah Binjai menggiatkan kegiatan olahraga mahasiswa di lingkungan kampus tersebut dengan menggelar kejuaraan sejumlah cabang olahraga. Kejuaraan olahraga tersebut telah berlangsung sukses dan ditutup resmi Ketua STAI Al Ishlahiyah Drs H Yundiser MPd, Minggu (23/12). Dalam sambutannya, Yundiser berharap kejuaraan olahraga Piala STAI ini menjadi wadah membina dan menyalurkan bakat mahasiswa. “Jika ada mahasiswa yang punya prestasi olahraga teruslah ditingkatkan kemampuannya, sehingga bisa mengikuti Pekan
Olahraga Mahasiswa dan mengukir prestasi baik di tingkat provinsi, nasional, dan internasional,” ujarnya. Ketua Bidang Kemahasiswaan STAI Al Ishlahiyah Binjai Drs H Ahmad Fauzi menjelaskan, Piala STAI sudah empat kali digelar dan tahun ini mempertandingkan cabang olahraga voli, bulutangkis, tenis meja, takraw, dan futsal. “Kejuaraan ini diselenggarakan setiap tahun sebagai untuk memeriahkan Milad STAI Al Ishlahiyah. Ajang ini sekaligus untuk menjaring atlet mahasiswa untuk dibina lebih lanjut dan diikutsertakan dalam berbagai kejuaraan olahraga di Binjai,” ujar Ahmad Fauzi. (a04/B)
Waspada/Arianda Tanjung/B
KETUA Askot PSSI Medan H Iswanda ‘Nanda’ Ramli didampingi pengurus KONI Medan Daniel Mozard dan Julius Raja pose bersama juara festival sepakbola U-11.
STAI Al Ishlahiyah Giatkan Olahraga
lechia gdansk
dimainkan secara cuma-cuma. Meski ada pemain yang tampil bagus di beberapa pertandingan, tidak berarti dia dijamin mendapatkan tempat. Segala sesuatunya harus dibangun dengan baik. Sekarang memang waktu yang tepat untuk dia menjalani debut,” tutur Stokowiec. (m42/sf/B)
Mabar Putra Juara Festival Askot Medan
Turnamen Terbuka PTMSI Binjai BINJAI (Waspada): Pengurus Kota Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Binjai menggelar turnamen terbuka tenis meja antar-PTM se-Sumatera Utara di Gor Al Hayan, Jl Teratai Binjai, Minggu (23/12). Ketua PTMSI Binjai OK AhmidalWizar menjelaskan turnamen ini diharapkan dapat lebih
memang menjadi sesuatu yang langka buat Indonesia. Cabang olahraga sepak bola belum lagi mampu menjadi yang pertama dalam pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara itu sejak edisi 1991 alias 28 tahun silam. Pada edisi sebelumnya, bermaterikan pemain-pemain elite yang diasuh Luis Milla, Indonesia hanya mampu meraih perunggu. Pelatih saat ini, Indra Sjafri, memprediksi peta persaingan untuk SEA Games 2019 tak banyak berbeda dari edisi dua tahun lalu itu. “Sepakbola di Asia Tenggara sekarang sudah merata. Itu tergambar dari Piala AFF, Piala AFC, dan Asian Games kemarin,” kata Indra Sjafri, baru-baru ini. “Semua bagus sekarang. Mulai dari Thailand dan sekarang Vietnam juga bagus,” tambahnya. Prediksi Indra Sjafri memang bukan isapan jempol belaka. Thailand saat ini menjadi pengoleksi medali emas SEA Games terbanyak yakni 16 keping yang tiga di antaranya diraih beruntun pada 2013, 2015, dan 2017. (m42/bc/B)
yang digelar Askot Medan. Ini juga tentunya untuk melihat potensi pesepakbola muda Medan,” katanya. Ketua Askot PSSI Medan H Iswanda ‘Nanda’ Ramli didampingi pengurus KONI Medan Daniel Mozard dan Julius Raja mengaku bersyukur karena beberapa agenda sepakbola Askot Medan mulai turnamen U-17, U-15, U-12 dan Festival U-11 berlangsung lancar dan sukses. “Tentunya event-event seperti ini ke depan akan rutin digelar. Ini demi lahirnya para pesepakbola muda Medan yang mampu menjadi pemainpemain PSMS,” terangnya. Lanjut Nanda, sejauh ini Askot Medan akan terus berupaya membuat program-program yang mendukung prestasi sepakbola Kota Medan. “Saya percaya, Medan dapat melahirkan pemain-pemain skala nasional yang lebih banyak lagi. Sejauh ini ada pemain Sumut khususnya Medan menghuni timnas sepertu Firza Andika dan Egy Maulana Vikri,” tutupnya. (cat/C)
Cot Gapu Jadi Petaka Mojokerto Putra
Waspada/Riswan Rika/B
KETUA STAI Al Ishlahiyah Drs H Yundiser menutup kejuaraan olahraga Piala STAI Al Ishlahiyah IV/2018 ditandai dengan penglepasan balon, Minggu (23/12).
BANDA ACEH (Waspada): Penampilan PS Mojokerto di Stadion Cot Gapu, Bireuen pada 19 November 2018, menjadi laga terakhir klub tersebut di kancah Liga 2. Sebab, musim depan, mereka dibanned oleh federasi, akibat kasus pengaturan skor. Atas kasus tersebut, Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi larangan PS Mojokerto Putra mengikuti kompetisi pada musim 2019 setelah terbukti terlibat pengaturan skor di pertandingan Liga 2. Ketua Komdis PSSI Asep Edwin mengutarakan, Mojokerto Putra terlibat dalam pengaturan skor ketika mengha-
dapi Kalteng Putra pada 3 dan 9 November, melawan Persegres Gresik United (29/9), dan Aceh United (19/11). Dalam laga yang berlangsung di Stadion Cot Gapu, Aceh United unggul 3-2 atas PSMP. Peluang tim tamu menyamakan kedudukan terbuka lebar pada menit 87. Namun, sepakan sriker tamu Krisna Adi Darma gagal bersarang di gawang Aceh United. Menurut Asep, ketika menghadapi Aceh United, pemain PS Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma, terbukti dengan sengaja melakukan tendangan penalti yang gagal. Komdis telah me-
manggil Krisna tiga kali, tapi tak pernah hadir. “Kami memiliki bukti-bukti yang kuat dari sejumlah pelanggaran match fixing yang dilakukan PS Mojokerto Putra. Karena itu, merujuk kepada pasal 72 jo.pasal 141 Kode Disiplin PSSI, PS Mojokerto Putra dihukum larangan ikut serta dalam kompetisi PSSI tahun 2019 yang dilaksanakan PSSI,” ujar Asep, Minggu (23/12). “Merujuk pada pasal 72 Kode Disiplin PSSI, Krisna Adi Darma dilarang beraktivitas dalam kegiatan sepakbola di lingkungan PSSI seumur hidup,” ucapnya lagi menjelaskan sank-
si kepada Krisna. Sejumlah pelaku sepakbola di Tanah Rencong berharap Laskar Iskandar Muda — julukan Aceh United, bisa terbebas dari kasus yang mencoreng wajah sepakbola di Tanah Air. “Kita harap kasus ini tidak ikut menyerempet tim Aceh lainnya,” kata Zulkifli saat dihubungi Waspada, Minggu (23/12). Mantan pemain PSSB Bireuen ini berharap, Cot Gapu tetap menjadi lapangan yang memberi tuah bagi tim yang bermarkas di sana dan tidak menjadi “petaka” untuk tim lawan dalam kasus yang melibatkan Mojokerto Putra. (b07/C)
Trio P emain Aceh Bua ga Pemain Buatt Bang Bangg Bawa Dua Klub Promosi Liga 2
Waspada/Munawardi/B
MUSIM ini tak ada klub Aceh yang meraup sukses berkompetisi di Liga 3. Tapi itu tak “membunuh” potensi talenta Tanah Rencong. Terbukti, kiprah mereka ditampung klub-klub Pulau Jawa. Hasilnya, boleh dibilang membanggakan. Terbukti, tiga pemain Aceh punya andil dalam membawa klub yang mereka bela promosi ke Liga 2 musim depan. Dua klub dimaksud tampil di Liga 3 Wilayah Barat, PSGC Ciamis dan Bogor FC. Di PSGC Ciamis yang finis di posisi kedua klasemen akhir Liga 3Wilayah Barat, ada Khairunnas. Pemain asal Nagan Raya ini tampil sebagai bek kanan di klub yang punya julukan Laskar Galuh. Ada jalan berliku yang harus dilewati pemain jebolan PPLPD Aceh itu sebelum berlabuh ke Ciamis. Dia harus “magang” lebih dulu di Persiraja selama dua musim. Di klub Banda Aceh itu, Khairunnas kalah bersaing dan pengalaman dengan para seniornya macam Rafsanjani, Ikhawani dan lainya. Sebelum sah berkiprah di Ciamis, anak muda kelahiran 22 Juni 1997 ini sempat berlabuh di Bogor FC dan Persikota. Dia kedua tim itu dia sempat menjalani trial. Ternyata, ke PSGC-
lah nasib Khairunnas berbuah manis, sehingga klubnya promosi ke Liga 2 musim depan. “Alhamdullillah, berkat doa-doa dan dukungan semua pihak, kami berhasil promosi,” ujar Khairunnas kepada Waspada, Minggu (23/12) via aplikasi chatting. Selain Khairunnas, ada Ikhsan Aiyub asal Muara Batu, Aceh Utara dan Chairil Zul Azhar dari Langsa. Keduanya bermain untuk Bogor FC. Di Wilayah Barat, mereka finis di peringkat ketiga di bawah PSGC Ciamis. Hampir sama dengan Khairunnas. Dua pemain ini juga punya sejarah berliku hingga sukses menembus klub yang dibelanya sekarang. “Alhamdulillah, mungkin ini sudah rezeki Isan. Ketika ikut seleksi di Bogor, Alhamdulillah lolos,” tutur bek kanan ini. Dia mengaku tak menduga ketika ada mantan pelatih PPLPD yang menghubunginya untuk ikut seleksi. “Saya tak begitu kenal beliau, tiba-tiba minta Isan ikut seleksi, Alhamdulillah, lewat. Hasilnya juga di luar dugaan dan bisa membawa Bogor FC promosi ke Liga 2,” katanya. Satu sosok lain yang tak kalah penting adalah Chairil Zul Azhar.
Kiper asal Langsa ini pernah ikut seleksi Timnas U-19 di era Indra Sjafri. Sang pemain menjadi andalah Bogor FC selama Liga 3 berlangsung. Dia mengaku bersyukur sekali dan bangga dengan capaian klubnya. Mantan kiper junior Bali United ini juga tak menyangka. “Alhamdulillah, ini semua berkat doa dan kerja keras semua rekan-rekan. Saya bersyukur bisa membawa Bogor FC promosi,” ulas Chairil ketika dihubungi terpisah. Musim ini memang menarik bagi sepakbola Aceh, khususnya di Liga 3. Di level Regional atau Zona Aceh, Asprov PSSI tak menggelar kompetisi Liga 2, akibat kisruh perebutan kursi ketua. PSBL Langsa yang tampil di babak 32 Nasional gagal total. Namun yang pasti, musim ini kembali ada pemain Aceh yang ikut membawa klub belaannya ke lolos ke Liga 2. Setelah musim 2017 lalu, wakil Aceh yang promosi yakni Aceh United. Klub milik HM Zaini Yusuf itu menjadi juara 3 pada musim perdananya di kompetisi resmi itu. Bukan itu saja, dua pemain Aceh yakni Arianto dan Assanur Rijal menjadi topskor dan pemain terbaik Liga 3. Selamat! *Munawardi/F