Waspada, Senin 14 Januari 2013

Page 10

Medan Metropolitan

B2

WASPADA Senin 14 Januari 2013

Waspada/Rudi Arman

KASAT Lantas Polresta Medan Kompol Risya Mustario, SH, SIK meninjau ruas Jln. Haryono MT yang terdapat lintasan kereta api, Kamis (10/1).

Waspada/Arianda Tanjung

RATUSAN kendaraan bermotor terjebak macat di Jln. Hj. Ani Idrus ketika rangkaian kereta api melintas dari Stasiun Besar KA, Jumat (11/1) sore. Kemacatan lalulintas juga terjadi di Jln. Sisingamangaraja hingga Jln. Cirebon.

Waspada/Abdullah Dadeh

SATU rangkaian kereta api yang akan beroperasi dengan rute Medan - Bandara Kualanamu sedang parkir di Stasiun Besar KA, Jumat (11/1) sore.

KNIA Beroperasi, Medan Tambah Macat MEDAN (Waspada): Tidak lama lagi Bandara Kualanamu atau Kualanamu Internasional Airport (KNIA) akan beroperasi di kawasan Deliserdang. Pemerintah memprediksi bandara internasional yang menjadi pengganti Polonia Medan ini akan beroperasi pada Maret 2013. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan jalur khusus kereta api Medan – Kualanamu. Tujuannya, agar akses penumpang pesawat dari Medan menuju Bandara Kualanamu atau sebaliknya, menjadi lebih mudah. Sementara, jalur transportasi darat lainnya masih terkendala karena belum ada akses jalan tol. Sementara jalan arteri belum berfungsi dengan baik. Sayangnya, pihak pemerintah terutama PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumatera Utara dan Pemko Medan, terkesan tidak memperhitungkan dampak negatif dari pengoperasian kereta api khusus Medan – Bandara Kualanamu tersebut. Saat ini, para pengguna

jalan di Kota Medan sangat resah. Pasalnya, pengoperasian kereta api khusus Medan – Bandara Kualanamu akan menambah kemacatan lalulintas di ibukota Provinsi Sumatera Utara ini. Kekhawatiran para pengguna jalan bukan tidak beralasan. Mereka telah memperhitungkan bahwa pengoperasian Bandara Kualanamu akan berdampak kepada meningkatnya frekuensi kereta api yang melintas di Jln. Haryono MT, Jln. Hj. Ani Idrus, Jln. Mahkamah, Jln. Sisingamangaraja, Jln. Sutomo dan Jln. Thamrin. Selama ini, kereta api yang melintas di kawasan tersebut, telah menjadi penyebab kemacatan lalulintas. Bahkan, pada siang dan sore hari, kemacatan lalulintas semakin parah. Sebab, kereta api melintas di saat jam pulang sekolah dan jam kerja berakhir. Jika Bandara Kualanamu beroperasi, maka frekuensi kereta api yang melintas di kawasan padat lalulintas itu semakin meningkat. Diperkirakan setiap 20 menit rangkaian kereta api akan melintas. Baik kereta KA penumpang regular, KA peng-

PWI Sumut Serahkan Santunan Kemalangan MEDAN (Waspada): Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Utara (Sumut) menyerahkan santunan kemalangan Rp10 juta dalam bentuk klaim asuransi dari MNC Life kepada keluarga almarhum Hj Hersti Deliyanti, SE, anggota PWI Sumut, wartawati TVRI, di Gedung PWI Sumut Parada Harahap Jln. Adinegoro No.4 Medan, Jumat (11/1). Penyerahan dilakukan Sekretaris PWI Cabang Sumut Edward Thahir, S.Sos bersama Wakil Ketua Bidang Organisasi Drs. Khairul Muslim dan Bendahara Drs. H. Agus S Lubis kepada H Syahrum Nasution, suami almarhum Hersti Deliyanti didampingi Edi Amsar Nasution dari TVRI Sumut. Hersti Deliyanti, 38 tahun, merupakan putri Drs. H. M Yazid, Penasehat PWI Pusat, mantan Ketua PWI Cabang Sumut. Meninggal dunia pada 14 Oktober 2012 pukul 03:40 pasca melahirkan anak ketiga, dan dikebumikan di pekuburan muslim Jln. Sutomo Medan. Wakil Ketua Bidang Organisasi Drs. Khairul Muslim mewakili Ketua PWI Sumut Muhammad Syahrir mengatakan, pemberian santunan kemalangan merupakan program tetap dan rutin diserahkan kepada keluarga anggota PWI Sumut yang meninggal dunia. “Jika sebelum diasuransikan nilai santunan Rp 5 juta per orang, maka setelah diasuransikan dengan menggandeng MNC Life, anggota PWI Sumut yang meninggal dunia mendapat santunan Rp10 juta per orang yang diterima keluarga almarhum,” katanya. Sementara Sekretaris PWI Cabang Sumut Edward Thahir menjelaskan, sejak kontrak asuransi dengan MNC Life disepakati pada Mei 2012. sudah lima orang anggota PWI Sumut menerima santunan. “Menyusul dalam waktu dekat, santunan kemalangan Rp10 juta juga akan diserahkan kepada keluarga mendiang Maruahal Napitupulu, wartawan Harian Sinar Indonesia Baru, anggota PWI Sumut yang bertugas di Tapanuli Utara. Proses administrasinya saat ini sedang dikerjakan,” jelasnya. (rel/m08)

Waspada/Ist

SEKRETARIS PWI Sumut Edward Thahir bersama Wakil Ketua Bidang Organisasi Drs. Khairul Muslim dan Bendahara Drs. H. Agus S Lubis menyerahkan santunan kemalangan Rp10 juta kepada H. Syahrum Nasution, didampingi Edi Amsar Nasution.

angkut barang dan KA angkutan penumpang pesawat ke KNIA. Pantauan Waspada di lapangan selama sepekan terakhir, setiap kereta api melintas di Jln. Hj. Ani Idrus dan Jln. Sisingamangaraja, terjadi antrean kendaraan bermotor yang cukup panjang. Di Jln. Sisingamangaraja, antrean kendaraan bemotor bisa mencapai ruas Jln. Cirebon, bahkan hingga persimpangan Jln. Haryono MT. Begitu juga di Jln. Hj. Ani Idrus, antrean kendaraan bermotor bisa mencapai persimpangan Jln. Sutomo. Sementara, di Jln. Sutomo juga terdapat lintasan kereta api. Diprediksi, dalam satu hari rangkaian kereta api akan melintas sebanyak 56 kali. Dengan rincian, KA Medan tujuan Tanjung Balai dan R. Prapat melalui KA Putri Deli dan Sri Bilah (PP) serta Sirek Medan tujuan P. Siantar 16 kali melintas. Kemudian, KA angkutan kota (komuter) KRDI Sri Lelawangsa Medan tujuan Binjai dan T. Tinggi 14 kali melintas. Ditambah KA Medan - Bandara Kualanamu pergi pulang (PP)

26 kali melintas. Ini tidak termasuk rangkaian kereta api barang mengangkut crude palm oil (CPO) dan komoditi non migas yang melintas di Jln. Haryono MT, Jln. Hj. Ani Idrus, Jln. Mahkamah, Jln. Sisingamangaraja, Jln. Sutomo dan Jln. Thamrin. Hasri, Manajer Humas PT. KAI Divre I Sumatera Utara ketika dikonfirmasi Waspada mengatakan, KA Medan - Kualanamu akan ditangani langsung PT. Railink, yaitu anak perusahaan PT KAI yang bekerjasama dengan PT Angkasa Pura (AP) II. “Bakal ada penjelasan dari PT Railink, apalagi sarana pendukung city check in tiket, tempat istirahat crew dan perparkiran di Lapangan Merdeka akan selesai dalam waktu dekat,” ujarnya. Berdasarkan Undang-undang No. 23/2007, kata Hasri, sebenarnya PT KAI hanya sebagai operator, sedangkan regulator tanggungjawab pemerintah. “Jadi harus singkron PT KAI dengan pemerintah,” kata dia. Dengan bertambahnya armada kereta api, lanjut Hasri,

sudah pasti bakal terjadi kemacatan lalulintas. “Untuk mencegah kemacatan ini, seharusnya regulator mempertimbangkan pembangunan/penggunaan jalan layang (fly over) atau under pass (lintasan bawah tanah),” ujarnya. Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak membantah kawasan Medan bakal bertambah macat seiring beroperasinya kereta api Medan - Kualanamu. “Pemko Medan harus mencari solusi untuk mengatasi kemacatan. Tidak mungkin operasional KA dihentikan, karena angkutan massal itu diminati penumpang. “Jadi, harus dicari solusi untuk mengatasi kemacatan, bukan menghentikan ope rasional kereta api,” ujar Dahlan kepada wartawan di VIP room Bandara Polonia Medan menjelang bertolak ke Jakarta, Sabtu (12/1). Forum lalulintas Di tempat terpisah, Kasat Lantas Polresta Medan Kompol M. Risya Mustario menjelaskan, potensi kemacatan lalulintas semakin bertambah seiring

meningkatnya frekuensi perjalanan kereta api. “Potensi kemacatan arus lalulintas akan meningkat bila rute baru kereta api dari Medan ke Bandara Kualanamu mulai beroperasi. Karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengantisipasi kemacatan tersebut,” jelas Kompol Risya kepada Waspada, Rabu (9/1). Namun, lanjut Risya, pihaknya akan membawa permasalahan tersebut ke forum lalulintas dengan mengundang pihak PT Kereta Api Indonesia agar menjadwal ulang perjalanan kereta api terutama pada jam-jam sibuk (rush hours). Dari pembahasan di forum lalulintas tersebut, diharapkan ada solusi yang terbaik untuk mengantisipasi terjadi kemacatan lalulintas. Bagaimana mekanisme yang dibuat sehingga rute baru kereta api tidak menambah kemacatan. Menurut Risya, dengan kondisi perlalulintasan yang ada sekarang, terutama di sejumlah lokasi perlintasan kereta api Kota Medan, sering terjadi kemacatan lalulintas. Apalagi beberapa per-

simpangan lampu merah berada dekat dengan lintasan kereta api. “Lihat saja di persimpangan Jln. Asia – Jln. Sutomo, Jln. Haryono MT, Jln. Hj Ani Idrus, Jln. Perintis Kemerdekaan – Jln. Gaharu, Jln. Prof HM Yamin – Jln. Gaharu dan Jln. Bambu II – Jln. Gaharu simpang Glugur. Sering terjadi kemacatan lalulintas di kawasan itu terutama saat kereta api melintas pada jam-jam sibuk,” sebut Risya. Dengan kondisi seperti ini, personel Sat Lantas Polresta Medan dibantu Dinas Perhubungan sudah semaksimal mungkin mengatur arus lalulintas. Namun bertambahnya frekuensi kereta api yang melintas, akan membuat kemacatan bertambah parah sehingga penanganannya semakin sulit.. Under Pass Sementara itu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan, Pemko segera membangun under pass (lintasan bawah tanah) untuk mengatasi kemacatan lalu lintas karena bertambahnya fre-kuensi kereta api yang melintasi di inti Kota Medan.

“ Kita sudah sampaikan usulan ini kepada Wakil Presiden agar setiap badan jalan yang terdapat lintasan KA agar segera dibuat jalur alternatif seperti under pass atau jalan layang, sehingga dapat mengantisipasi kemacatan,” terang Rahudman, Jumat (11/1) Beberapa ruas jalan yang akandibangununderpassseperti Jln. Hj. Ani Idrus, Jln. Mahkamah, Jln. Sisingamangaraja dan Jln. Bakaran Batu. Selain itu, Pemko Medan akan melakukan penataan di kawasan pinggiran rel. “Kita ingin pinggiran rel tidak kumuh lagi, terutama keberadaan ternak kaki empat segera dibersihkan. Jadi, ketika kereta api melintas, maka pemukiman penduduk di Medan tidak ada lagi yang kumuh,” jelas Rahudman kepada Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Kementerian Perhubungan RIWendy Aritenang dan Kepala Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi saat mengekspos program Indonesia Suistainable Urban Transport Initiative di ruang rapat Balai Kota Medan.(m32/h04/m50)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.