Waspada, Selasa 31 Juli 2012

Page 18

Ekonomi 2012: Memenuhi Harapan ? (2)

Opini

B4

Lompatan Berpikir Tak Berdasar

TAJUK RENCANA

Konflik Tanah Kian Parah

B

entrok rebutan lahan antara PTPN dengan warga masyarakat semakin berkobar di berbagai daerah. Konflik tanah tidak hanya di Sumut tapi meluas ke berbagai daerah, terakhir kasus terbaru konflik tanah di Ogan Ilir, Sumsel, menewaskan seorang warga tak berdosa akibat tertembus timah panas oknum petugas. Di Sumut meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun bentrok antara pihak PTPN-II dengan warga penggarap, melibatkan aparat keamanan sudah menimbulkan banyak korban luka-luka, bahkan pembakaran lima truk, seperti kasus petani tiga desa, masing-masing Desa Namo Rubejulu, Sei Lebo-Lebo dan Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru dan pihak PTPN II Sei Semayang yang terletak di Desa Namo Rube Julu, Kecamatan Kutalimbaru. Sedikitnya 17 karyawan dan 3 warga terluka, 21 Mei 2012. Sabtu malam 28 Juli 2012, hanya sehari setelah bentrok Ogan Ilir di Sumatera Selatan, giliran Riau membara. Ratusan warga Desa Danau Lancang, Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, merangsak masuk ke areal perumahan kelapa sawit PT. Andalan Riau Karya Abadi (Raka) dengan membawa parang, ketapel, dan berbagai alat pukul. Lagi-lagi masalah lahan dan ketidakadilan. Warga mengamuk dan membakar 70 unit rumah karyawan. Untung saja penghuni rumah sudah lebih dulu meninggalkan lokasi untuk menyelamatkan diri sebelum aksi pembakaran terjadi. Kalau tidak, bakal terjadi bentrok hebat di lapangan. Sedikitnya 500 warga dalam kondisi emosi itu membakar kantor perusahaan, alat berat, dan mobil milik PT. Raka. Aparat kepolisian yang berusaha meredam aksi anarkis itu tak bisa berbuat banyak. Polisi bahkan lari tunggang-langgang meninggalkan lokasi kejadian, sementara api berkobar-kobar dengan ganas. Wajar kalau pemerintah, dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tanggap dengan mengganti pejabat di Badan Pertanahan Nasional dan di sejumlah BUMN Perkebunan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan khususnya pergantian sejumlah Dirut PTPN di Sumatera. Kalau Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Priyo Budi Santoso meminta PT Perkebunan Nusantara harus berbenah diri untuk mencegah konflik dengan masyarakat. Permasalahan dengan warga sekitar perkebunan harus diselesaikan dengan dialog, hal itu sudah lama disarankan oleh tokoh masyarakat. Namun tidak berjalan Intisari sebagaimana diharapkan. Hematkita,memangadahakmasyarakatyang lama menggarap lahan terlantar puluhan Penyelesaian sengketa ta- sudah tahun terhadap lahan yang sudah diusahakannya nah harus berpihak pada bercocok tanam sebagai mata pencarian untuk hidup.Kalautiba-tibapihakPTPNdatang rakyat untuk menghindari bertahan melakukan penggusuran, tentu saja masyarakat setempat melakukan perlawanan. Sama-sama konflik berdarah keras mempertahankan haknya sehingga bentrok tak terelakkan lagi. Kondisi seperti itulah yang semakin sering terjadi di lapangan dan kondisinya belakangan ini semakin parah. Sehingga korban pun berjatuhan. Biasanya pihak perkebunan dengan mengandalkan uangnya mampu membayar oknum aparat keamanan sehingga yang berhadapan dengan masyarakat/penggarap adalah oknum aparat keamanan berseragam, lengkap dengan senjata. Bahkan acapkali terjadi bentrok sehingga oknum petugas tak segan-segan melepaskan tembakan dengan peluru tajam yang dibeli dari uang rakyat untuk menghajar rakyat tak berdosa. Harapan kita pihak perkebunan dan masyarakat hendaknya mengacu pada penyelesaian secara musyawarah dan mufakat. Penyelesaian ‘’win win solution’’ paling tepat dilakukan. Artinya, pihak yang paling berhak diberi wewenang lebih, sementara yang kurang kuat hak alasnya tetap ditampung sebagai mitra kerja sehingga tidak ada yang dirugikan. Main kekerasan apa pun alasannya harus dihindari karena tidak akan menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah baru lagi. Di sinilah pimpinan dari oknum aparat yang melakukan kekerasan dan menembak warga masyarakat harus dimintai pertanggungjawabannya. Yang salah harus dihukum. Sebab, bukan tugas tentara atau oknum Brimob berhadap-hadapan dengan rakyat. Rakyat penggarap bukan kriminalitas yang harus ditumpas dan dibasmi. Mereka menggarap lahan terlantar, milik perkebunan atau milik penguasa secara terbuka. Kalau memang ada yang punya dan merasa memiliki lahan harusnya sejak awal sudah dilarang. Penggarap pun wajib menghormati hak pemilik lahan, termasuk PTPN. Bukan setelah diusahakan bertahun-tahun oleh masyarakat bahkan puluhan tahun baru datang pihak ketiga yang mengaku punya surat sah. Bisa juga suratnya palsu sehingga jalan tengahnya adalah musyawarah mufakat dan kalau tidak selesai juga harus menempuh prosedur hukum (pengadilan). Berat memang tugas pemerintah dalam mengatasi konflik tanah yang semakin parah sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan pergantian Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji dipercaya menjadi Kepala BPN yang baru. Salah satu alasan penunjukannya dikarenakan tingginya konflik agraria. Mudah-mudahan saja, pergantian Ka. BPN mendatangkan angin segar dan lebih berpihak pada masyarakat/penggarap/rakyat ketimbang pengusaha dan penguasa.+

APA KOMENTAR ANDA SMS 081362240523

Faks 061 4510025

Facebook Smswaspada

+628566238659 Assalamu’alaikum.Wr.Wb. Buek urang Minang nan bariman Kapado Allah SWT, muliakan agamo Islam dalam hiduik sahari-hari, sabab urang awak adaiknyo basandi syarak & syarak basandi Kitabullah. Jo sms iko ambo harok kapado urang awak nan punyo Rumah Makan, nan Mambuek acaro Walimmah jo bundo kanduang dima pun barado, mulai Ramadhan 1433 Hijriah ko, urang awak haruslah mambuek “PARUBAHAN” dlm hiduik untuak agamo Islam, kapado, 1.Nan punyo rumah makan, Nan Buek AcaroWalimah “JAN” karajo samo jo pangumpuo nasi busuak nan urang kapia tu, jan kumpuo an & jan pulo manjua seso makanan dilapau jo seso nasi dirumah, sabab “SANGAIK GADANG BANA DOSONYO”, karano urang awak “BA SUBHAHAIK” jo pangumpuo nasi busuak, iko karajo nan di “HARAMKAN” agamo Islam, 2.Kapado Bundo Kanduang sadonyo nan barado dikota Medan, indak usahlah mambuek karajo “BATHIL” nan sangajo malatakkan dipaga rumah seso makanan busuak, ikolah KARAJO NAN SANGAIK BURUK DIMATO AGAMO, 3.Jan lah umaik ba Subhahaik jo nan di HARAM kan agamo Islam, elok seso makanan diagiahkan ka ayam/ka itiak atau elok dibuang kaparik, 4.Ba arati urang awak mambantu Pemko menggusua taranak ciliang nan “DIHARAMKAN ISLAM” ditangah kota Medan, Wassalam. Ir. Zulkifli AM. +6282166180203 Nyanyian lirih di sudut kumuh kelakar pilu di lorong gelap tak bertuan, kami lelap menjemput mimpi berselimut dingin malam berbantal sebelah lengan,kami disini terpinggirkn atau kami bukan bagian dari anak negeri ini karena kami selalu terusir,pertarungan hidup membuat kami ada disini karena ketidak mampuan dan ketiadaan yg tak ada pada kami atau orang orang besar menyebut kemiskinan si miskin,mereka pun tahu mimpi kami singgah ditelapak tangan menadah dan meminta mengais yg trsisa dari yg trbuang, kaum berada jajaran manusia berdasi iba mu selalu kami tunggu bersama mimpi semu pedulikan kami walau sebatas ide +6281397269015 Yth : Bang Redaksi, mohon dimuat sms kami ini, menurut informsi yg km terima bahwa mahasiswa ekstensi teknik sipil USU kebanyakan dr D3 polmed yg duduk di semester terakhir banyak tekanan2 dr dosen/asisten. Apa maksud diantara oknum dosen/asisten bersangkutan berbuat demikian. Apa mereka iri, sentimen atau dendam kpd tamatan2 D3 polmed ? Jgn begitu dong Pak Dosen/asisten. Padahal anak2 mahasiswa ekstensi tsb dr D3 polmed, mereka itu memang handal dan mampu mengikuti kuliah Teknik Sipil USU. Atau ada diantara oknum dosen/asisten yg cemburu krn kehandalan mereka mampu menjawab persoalan2 dalam ujian semester, sehingga oknum dosen/asisten memberi nilai tdk obyektif padahal kalau dilihat hasil jawabannya baik. Trmksih bang redaksi. +628126329716 DUA PSMS turun KASTA,Semua ini terjadi krn memaksa kehendak PSMS yg main di ISL sebenarnya tdk promosi waktu kompetisi 2010/2011 seperti PSAP tapi DIPAKSA main di ISL,begitu juga dgn PSMS IPL ikut2an ! +6282168040028 Batu sebesar truk di sungai Jogjakarta, itu berasal dari permukaan gunung yang meletus, yang didaerah tertentu permukaan gunung itu telah jadi batu. Ini bisa dibuktikan. di kecamatan biru-biru, desa sari laba, sebelum air terjun, disebekah kiri dari medan ditepi jurang[dibawahnya sungai] ada batu sebesar becak mesin. batu itu pecahan dari dinding gunung[longsor[batu masih baru terlihat dari permukaan batu itu melekat tanah segar kecoklatan]]. Daerah ini sekitar 6 bulan lalu, gunung itu longsor. lihat dinding gunung

WASPADA Selasa 31 Juli 2012

Oleh Bachtiar Hassan Miraza Lompatan berpikir pemerintah terlalu jauh ke depan. Pikirannya dikuasai oleh kemajuan bangsa-bangsa yang pernah ia kunjungi sehingga ia lupa bangsanya masih jauh tertinggal di belakang.

B

erpikir jauh ke depan memang suatu keharusan. Dengan cara ini negara memiliki kendali tentang arah dan tujuan yang hendak dicapai. Pemikiran seperti ini cukup positif bagi melakukan perubahan nasib bangsa masa mendatang. Tak ada suatu kemajuan jika pimpinan bangsa tidak memiliki keinginan perubahan atas nasib bangsanya. Pimpinan negara harus visioner dan bercita-cita menggapai kemajuan sama dengan bangsabangsa yang telah maju sebelumnya. Namun berpikir jauh ke depan bukan sebagai khayalan. Ada persyaratan yang harus dipenuhi. Setidaknya pimpinan bangsa/pemerintah/negara tahu apa dasar berpijaknya sehingga ia berpikir seperti itu. Di samping itu kesiapan negara bagi mewujudkan pikirannya itu juga harus dipersiapkan. Bukan berarti jika sudah berpikir ke depan segala sesuatunya sudah selesai dan tinggal menikmati hasil/perubahan yang menjadi tujuan. Terakhir ini menyangkut pada kualitas manajemen fungsional aparat yang duduk di pemerintahan. Apa sudah siap dan mampu. Bisa saja pola berpikirnya sudah teruji dan benar tapi jika manajemen fungsionalnya tidak efektif hasilnya adalah kosong. Inilah yang terjadi di negara Indonesia saat ini. Masalah ikan segar impor, buah impor, garam impor, beras impor, kedele impor, gula impor, daging dan susu impor dan lain sebagainya adalah sebuah pembuktian kegagalan manajemen fungsional pemerintah. Pemerintah telah tidak memperdulikan nasib produsen garam rakyat, petani

buah, padi, jagung, kedele, tebu serta nelayan tradisional. Mereka tidak dibangun dan dikembangkan serta tidak diberi fasilitas khusus untuk pembangunannya. Mereka berjuang sendiri menghadapi tantangan dari kemajuan ekonomi dan teknologi bangsa-bangsa dunia. Pemerintah tidak tahu bahwa tempe dan tahu adalah makanan nasional yang dikonsumsi rakyat Aceh sampai Irian sejak ratusan tahun lalu. Pemerintah tidak tahu turunan produksi kedele yang begitu banyak seperti susu, kecap yang juga merupakan makanan nasional. Pemerintah tidak mau tahu bahwa impor kedele hanya untuk mengembangkan petani kedele Amerika Serikat yang memasok 80 persen kebutuhan impor kedele Indonesia. Pemerintah menutup mata akan kondisi produsen dan petani kecil dan nelayan tradisional Indonesia. Ini sudah lama berjalan tetapi selalu ditepis oleh pemerintah dengan mengagung-agungkan hasil kerjanya yang tidak pernah dirasakan oleh anak bangsa. Ada perbedaan pandang antara pemerintah dan anak bangsa. Perbedaan ini karena pemerintah tidak mempunyai dasar berpikir yang benar. Lompatan berpikir pemerintah terlalu jauh ke depan. Pikirannya dikuasai oleh kemajuan bangsa-bangsa yang pernah ia kunjungi sehingga ia lupa bangsanya masih jauh tertinggal di belakang. Pikiran seperti ini mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat. Menjadilah kebijakan itu tidak efektif dan terjadilah perbedaan pandang antara pemerintah dengan anak bangsa. Pemerintah mengklaim berhasil tapi rakyat tidak merasakannya.

Mereka hidup compang camping dengan segala keterbatasan dan kemiskinan. Lain permasalahan yang ada di tengah kehidupan bangsa tapi lain pula yang dikembangkan pemerintah. Jika demonstrasi produsen tahu dan tempe tidak terjadi maka inipun akan ditepis oleh pemerintah seolah semua itu merupakan hal yang biasabiasa saja. Setelah demonstrasi terjadi semua aparat lepas tanggung jawab dan masing-masing menganggukan kepala menyetujui apa yang dikeluhkan oleh anak bangsa. Namun pembelaan diri sudah tidak terlihat. Semua bicara produksi masa mendatang harus ditingkatkan, impor harus dikurangi, ketergantungan harus dihilangkan. Dan semuanya bicara bagaimana meningkatkan produksi masa mendatang dimana saat itu mereka bukan lagi sebagai aparatur pemerintahan. Sebenarnya bukan masalah impor saja yang menunjukan kegagalan manajemen fungsional pemerintah. Masih banyak hal lainnya seperti masalah tanah, masalah buruh, masalah kemiskinan dan pengangguran, kesehatan dan pendidikan. Semua berjalan di tempat (relatif) dan keinginan untuk menggapai perubahan/kemajuan hanya tersimpan dalam benak mereka. Pertumbuhan permasalahan masyarakat jauh lebih cepat daripada penyelesaian masalah yang berjalan. Dengan demikian masalah menjadi menumpuk dan keadaan semakin kritis. Semua pikiran yang indah yang mereka pikirkan tidak berjalan. Sebaik-baiknya pemikiran jika manajemen fungsional tidak efektif tidak akan membawa hasil. Di sinilah titik lemah pemerintahan yang berjalan. Pertambahan anggaran belanja pemerintah naik setiap tahun. Tahun yang berjalan saat ini sudah mencapai Rp 1.500 triliun. Dengan demikian masalah pembangunan di Indonesia bukan masalah anggaran. Pada saat pemerintah orde lama (Soekarno) dulu permasalahan pembangunan me-

mang masalah anggaran yang terbatas karena mendapatkan sumber dana, pada saat itu tidak semudah saat ini. Namun walau pertambahan anggaran belanja setiap tahun meningkat pembangunan juga tidak bisa mengangkat kehidupan anak bangsa dan mengangkat produksi dalam negeri serta mengembangkan dunia usaha anak negeri untuk bersaing dengan aktivitas ekonomi negara luar. Justru perekonomian Indonesia dikuasai oleh perekonomian negara luar. Ini yang dirisaukan oleh anak bangsa. Anak bangsa tidak lagi memikirkan nasib bangsa masa mendatang tetapi memikirkan perekonomian Indonesia yang saat ini dikuasai perusahaan asing. Perdagangan luar negeri (impor), jasa keuangan/perbankan, perkebunan (sawit), pertambangan besar dan kecil yang merupakan inti ketahanan suatu negara secara perlahan dikuasai asing. Sumberdaya alam yang melimpah dinikmati oleh banyak perusahaan asing. Pemerintah tidak berkeinginan untuk hidup berhemat, mengumpulkan dana dan membangun sendiri sumberdaya alam Indonesia. Pemerintah harus belajar banyak dari terjadinya demonstrasi produsen tahu dan tempe. Masalah ini tidak akan pernah selesai jika hanya dihadapi dengan senyum dan meredakan suasana. Terkecuali dengan kerja keras yang sejati. Pemerintah harus berpikir apa sebenarnya yang merupakan masalah yang hakiki pada anak bangsa ini. Apa yang harus dijadikan pijakan pada setiap kebijakan dan kerja pemerintah pada bidang pembangunan ekonomi. Pemerintah pun harus berpikir mengapa anggaran belanja pemerintah yang setiap tahun bertambah tidak juga dapat mengangkat kesejahteraan anak bangsa. Berpikirlah dengan tenang dan jujur dengan mendudukan diri sebagai rakyat biasa. Penulis adalah Guru Besar Emeritus USU, Pemerhati Ekonomi, bhmiraza@gmail.com

Oh... Pesona Diskon Oleh Farid Wajdi Strategi bisnis melalui obral, diskon besar-besaran dan isi iklan harga murah di media massa rentan menyesatkan dan menjebak konsumen.

J

elang momen hari raya besar keagamaan mulai Lebaran, Natal dan Tahun Baru banyak digunakan pebisnis mal, swalayan, factory outlet (FO) untuk melakukan perang obral dan potongan harga (diskon ) besar-besaran mulai 10-80 persen. Siapa yang tak tergiur dengan pesona tawaran diskon di mana-mana? Apalagi kalau besarnya sampai 80 persen? Tradisi trik “perang diskon” untuk menarik perhatian pengunjung ini merupakan salah satu strategi bisnis dalam upaya meningkatkan penjualan. Iklan berbagai produk dengan harga murah itu kini makin marak dan tampaknya menjadi tren pebisnis dalam upaya meningkatkan hasil penjualan, yang pada akhirnya meningkatkan keuntungan. Bahkan beberapa di antaranya memberikan bonus dan obral gila-gilaan yang menggiurkan konsumen dalam sebuah paket bernama “diskon” atau “potongan harga” atau “promo” atau “Sale”. Pada episode ini pedagang akan memberikan iklan yang super heboh untuk memprovokasi pembeli. Beberapa di antaranya berbunyi seperti ini “diskon gila-gilaan”, “diskon besarbesaran”, “diskon setinggi-tingginya”, “diskon jumbo” bahkan ada yang mengatakan “harga dibanting sehancurhancurnya”. Sungguh memesona, bukan? Apalagi ketika dihadapkan dengan penjaga kios yang cantik jelita, suara nan lembut dan paras cantiknya mampu membutakan konsumen untuk tergiur membeli barang dagangannya. Begitupun, tetap hati-hati jangan mudah tergoda oleh pesonanya karena jika tidak kuat menahan godaan itu, kantong dapat kebobolan akibatnya..! Nah, maraknya diskon besar-besaran yang dilakukan mal serta isi iklan yang memuat pernyataan, janji produk, hingga menawarkan harga paling murah menjelang hari raya keagamaan ternyata perlu diwaspadai. Pemerintah dalam hal ini dituntut untuk meningkatkan pengawasan. Memang tidak salah strategi bisnis jitu yang dilakukan pengusaha untuk meningkatkan penjualan. Masalahnya, strategi bisnis melalui obral, diskon besar-besaran dan isi iklan harga murah di media massa rentan menyesatkan dan menjebak konsumen. Sudah ada peralihan dari strategi bisnis ke penipuan. Menjebak dan menyesatkan karena pebisnis berani memberikan harga murah. Trik itu kini makin banyak digunakan pebisnis adalah melalui promosi harga murah lewat iklan. Upaya mengelabui konsumen dilakukan umumnya bermain kata-kata dan mencantumkan produk dengan harga paling murah dari produk yang

annya harga yang ditawarkan tidak demikian. Masyarakat yang tidak teliti banyak terkecoh karena permainan kata-kata dan syarat tertentu. Dalam banyak kasus, produk yang ditawarkan memiliki standar kualitas yang tidak baik seperti kedaluwarsa pada produk makanan, sudah menaikkan harga pokok baru diberikan diskon pada produk elektronik, hingga menjual barang rusak secara obral pada produk pakaian. Diskon yang bisa menggiurkan masyarakat konsumen ini memang banyak dikeluhkan karena permainan harga ini mengarah kepada upaya mengelabui masyarakat. Seringkali terjadi bentuknya diskon yang sebenarnya bukan pengurangan harga. Karena harga pasti (harga jual) sudah dinaikkan lebih dulu kemudian dipotong dengan persentase tertentu. Misalnya, harga baju semula Rp75 ribu, dinaikkan menjadi Rp100 ribu. Kemudian didiskon 25 persen maka harga ini akan kembali menjadi Rp75 ribu. Sanksi Pidana dan Denda Obral dan perang diskon yang diadakan menjelang hari raya, tahun baru maupun pada pembukaan supermarket, toko maupun mall, perlu dibatasi dan diawasi pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penipuan atau pengelabuan masyarakat akibat perang diskon yang diselenggarakan pedagang. Berdasarkan Pasal 18 UU Perlindungan Konsumen upaya mengelabui itu dapat dihukum dengan pidana penjara 2 (dua) tahun atau denda Rp500 juta. Pemerintah perlu turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan. Pengawasan tidak cukup fokus pada produk kedaluwarsa maupun izin edar saja, diskon yang menyesatkan, dan promosi isi iklan di media massa yang tidak cocok dengan kenyataan juga harus mulai diprioritaskan. Di sisi lain, masyarakat juga harus makin selektif membaca dan tidak mudah percaya isi iklan. Praktik lainnya dan juga perlu pengawasan adalah menjual dengan harga pabrik yang juga sudah dinaikkan oleh pedagang sehingga secara luas berdampak kepada pedagang kecil di sekitar supermarket. Pedagang yang menjual dengan harga pabrikan karena ia bisa memborong barang besarbesaran sehingga ketika dijual dengan harga obral akan mematikan peda-

nuh pedagang eceran di sekitarnya karena masyarakat akan lari dengan harga obral. Karena itu senantiasa hati-hati, hindari rayuan maut diskon dari toko semisal toko barang (pakaian) branded. Sebab kalau dituruti terus, bisa bikin isi dompet makin tipis, terkuras habis. Ingat, belanja murah belum tentu sama dengan belanja hemat. Jika acara diskon ini hanya berlaku sampai tanggal tertentu. Pasti timbul pikiran, “Kapan lagi bisa beli barang ini dengan harga segini?” Atau, “Jangan-jangan besok barang ini tidak didiskon lagi atau malah sudah dibeli orang. Stok bisa habis, jadi beli aja deh!” Belajar dari situasi itu perlu formulasi dan informasi peraturan diskon dan itu dapat dilakukan dengan mengadopsi cara pengaturan serupa yang banyak berlaku di luar negeri seperti yang diterapkan di Eropa dan negara maju Asia. Misalnya di Prancis, menerapkan pembatasan diskon. Diskon tak bisa terus-menerus diberikan dan hanya di waktu tertentu disertai rincian harga yang jelas. Tips Belanja Diskon Tawaran diskon barang branded memang banyak yang menguntungkan, tapi ada juga yang tidak. Itu sebabnya, perlu dicermati triknya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan saat melihat tawaran diskon seperti dikutip dari (http:// mengelolapenghasilan.blogspot.com/2010/05), simak tips berikut: 1. Syarat dan ketentuan berlaku. Hampir setiap diskon termasuk di tempat jual barang branded memiliki syarat dan ketentuan berlaku. Misalnya, diskon tersebut hanya berlaku untuk produk atau tanggal tertentu. Yang perlu Kamu cermati, seringkali syarat dan ketentuan ini ditulis lebih kecil atau malah sangat kecil sehingga terlewat oleh mata yang sudah tertutup dengan besarnya diskon. 2. Diskon berbentuk voucher. Tak semua bentuk diskon adalah potongan harga atas total nilai belanja. Ada diskon yang berbentuk voucher belanja senilai sekian persen dari total belanja. Artinya, apa yang dibelanjakan sama sekali tidak mendapat potongan harga alias ternyata harus membayar normal. Sementara voucher belanja tadi, baru bisa digunakan untuk pembelanjaan berikut dan lagi-lagi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Jadi, jangan buruburu langsung membeli barang branded murah, perhatikan lebih detail lagi. 3. Barang Bekas Display. Biasanya, barang yang didiskon habis-habisan di acara cuci gudang adalah barangbarang bekas display (bekas dipajang) atau bahkan barang reject (ditolak to-

hingga separuh lebih, karena sudah tak terlalu mulus lagi karena sering dicoba. Barang reject biasanya punya sedikit cacat. Jika berniat membeli barang (sepatu atau baju misalnya) display, coba berjalan beberapa langkah dengan mengenakan barang dulu. Bila tidak ada keluhan, silakan membeli. 4. Sale elektronik, cari di akhir tahun. Karena biasanya di waktu-waktu ini, barang-barang elektronik ikut didiskon bersama produk fashion/baju. Namun, kita sering tidak tahu karena cenderung memilih belanja baju dan makanan atau malah berlibur. Jika terlewat, maka bisa mencoba mencarinya di medio tahun, biasanya April. Di bulan ini, biasanya produk baru akan muncul, sehingga produk lama pun akan didiskon. 5. Beli 2 Gratis 1. Tawaran ini memang menggiurkan karena berarti mendapat tiga barang. Namun, perlu dicermati, apakah barang gratis itu memang bisa diambil bersama dua barang pertama atau tidak. Jika tidak cermat, terpaksa membayar barang ketiga (kecuali telah sadar sebelum barang sampai di kasir). Ini sama halnya dengan dengan tawaran seperti di tempat jual barang (biasanya pakaian) branded ‘beli dua bayar satu’. Yang dimaksud bukanlah harga total dua barang dibagi dua, melainkan harga barang tertinggilah yang harus dibayar. Penulis adalah Dekan FH UMSU, Direktur LAPK.

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau melalui email: opiniwaspada@yahoo. com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata penulis dan kartu pengenal (KTP). Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di Media manapun.Tulisan menjadi milik Waspada dan isi tulisan menjadi tanggungjawab penulis.

SUDUT BATUAH * Pejabat dan anggota Dewan dilarang terima parcel - Antar saja ke rumah awak, he...he...he * JBMI: Balon Gubsu tebar pesona cari popularitas - Ringan langkah, ringan tangan * Penegak hukum harus teliti proyek Crystal Square - Sebelum kasusnya makin mengkristal

oel


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.