Waspada, Sabtu 4 Desember 2010

Page 7

Medan Metropolitan

WASPADA Sabtu 4 Desember 2010

Beli Rumah Pakai Cek Kosong MEDAN (Waspada): Reskrim Unit Resum Polresta Medan meringkus seorang pria yang membeli rumah pakai cek kosong dalam penyergapan di kediamannya di Jalan Indragiri, Medan. Tersangka Husaini, 55, kemudian digelandang ke Polresta Medan. Namun setelah satu hari berada di sel Polresta Medan, tersangka menderita sakit dan dibantarkan ke RS Bhayangkara Medan. Wakasat Reskrim Polresta Medan AKP Ruruh Wicaksono yang dikonfirmasi wartawan, Jumat (3/12), membenarkan tersangka penipuan dengan menggunakan cek kosong ditangkap dari kediamannya. Informasi di Polresta Medan, tersangka Husaini ditangkap dari kediamannya, Selasa (1/12), berdasarkan pengaduan korbannya Kuswandi, 50, warga Medan. Kasus tersebut dilaporkan korban tiga tahun lalu. Peristiwa penipuan itu berawal dari korban menjual rumah kepada tersangka. Setelah terjadi tawar menawar akhirnya harga disepakati Rp250 juta. Tersangka kemudian memberikan cek senilai harga rumah yang disepakati. Karena sudah kenal, korban menerima cek yang diberikan tersangka. Ternyata setelah jatuh tempo, cek tersebut coba diuangkan korban ke salah satu bank. Ternyata pihak bank menyatakan kalau cek tersebut kosong. Merasa telah menjadi korban penipuan, korban membuat pengaduan ke Polresta Medan. Berdasarkan laporan itu, polisi mengejar tersangka dan menangkapnya kemarin dari kediamannya. (m39)

Massa Sergap Dua Pencuri Ban MEDAN (Waspada): Dua dari lima tersangka spesialis pencuri ban dump truk, Dian, 18, dan Chaidir, 19, keduanya warga Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, diserahkan ke polisi setelah dihajar warga hingga babak belur, Rabu (1/ 12) sekitar pkl 03.00 WIB. Keterangan yang dihimpun di Polsek Patumbak menyebutkan, tersangka yang setiap melakukan aksinya lebih dari satu orang membongkar bengkel mobil dan bus di kawasan Jalan Sisingamangaraja Amplas. Saat itu pemilik Bengkel Rajawali, Sapto, 35, warga Jalan Pertahanan Gang Tunggal, Dusun IV, Desa Patumbak II, sedang menonton televisi di ruangan depan. Para pelaku yang menaiki dua betor (becak bermotor) saat melakukan aksinya dipergoki Sutris yang bekerja sebagai penjaga malam memberitahukan kepada Adi yang juga ikut menjaga bengkel. Selanjutnya dengan bantuan warga, pelaku dikepung dari depan bengkel. Setelah berhasil menangkap kedua pelaku, warga menyerahkan pelaku bersama barang buktinya satu unit betor dengan No Polisi BK 1402 FQ dan sa ban dump truk. “Tersangka yang setiap melakukan aksinya lebih dari satu orang yang mempunyai tugas masing-masing. Kedua tersangka sedang menjalani pemeriksaan,” jelas Kapolsekta Patumbak Soni Siregar. (h04)

Kejari Pantau Proyek Sukaramai Diduga Sarat Penyimpangan MEDAN (Waspada): Karena diduga sarat penyimpangan, tim penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan mulai memantau proyek pembangunan Pasar Sukaramai di Jln AR Hakim Medan. “Proyek pembangunan Pasar Sukaramai tetap kami pantau. Hal ini sesuai kewenangan Pidsus Kejaksaan,” kata Kasi Pidsus Kejari Medan Dharmabella Timbasz kepada Waspada di ruang kerjanya, Jumat (3/12). Jika ditemukan ada penyimpangan, pasti segera ditindaklanjuti sesuai prosedur. “Memang secara resmi, kami belum menerima laporan, tapi sesuai tugas dan kewenangan kejaksaan, kami wajib memantaunya,” ulang Dharmabella. Apakah kejaksaan turun setelah ada temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)? Dharmabella mengatakan, tim bisa melakukan penyelidikan meski belum ada temuan BPK. “Bila BPK menemukan kerugian negara dalam proyek itu, tentu proses penyelidikan dan penuntasan kasusnya akan lebih cepat.

Ini yang kita inginkan,” tambahnya. Dalam proses pembangunan Pasar Sukaramai ini, tim Kejari masih mengumpulkan informasi. “Sebagai informasi awal, sudah dapat dari sejumlah media. Pokoknya, kalau ada penyimpangan pasti ditindak lanjuti, “ tegas Dharmabella. Seperti diberitakan, Kendati Surat Perintah Kerja (SPK) belum terbit, namun perubuhan bangunan Pasar Sukaramai telah selesai dilaksanakan. Akibatnya, muncul kecurigaan proyek perubuhan Pasar Sukaramai itu sarat dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Guna mengungkap ketimpangan proyek tersebut, para pedagang Pasar Sukaramai meminta lembaga terkait segera melakukan pengusutan. Kondisi bangunan Pasar Sukaramai

telah dirubuhkan hampir 100 persen oleh pihak swasta yang hingga saat ini tidak pernah menyebutkan nama perusahaannya. Para pedagang mendesak lembaga penegak hukum dan dewan mengusut ketimpangan pekerjaan atas aset Pemko Medan tersebut. Pembangunan Pasar Sukaramai yang termasuk dalam proyek peremajaan tiga pasar tradisional menggunakan dana APBD Pemko Medan itu, telah melewati proses tender konsultan perancang yang dimenangkan PT Bina Karya (Persero). Sedangkan perubuhan gedung yang diperkirakan menelan biaya ratusan juta rupiah tersebut dilaksanakan oleh Naldy Siregar atas perintah Dirut PD Pasar Mustafa Sutan Nasution. Pelaksanaan proyek perubuhan tersebut telah memasuki tahap pembersihan lokasi. Sedangkan aset Pemko Medan berupa besi beton, eskalator, rooling door dan jeruji besi dibawa pekerja Naldy ke kebun Binatang Medan untuk disimpan.(m49)

SDM Polisi Masih Lemah MEDAN (Waspada): Kasus kejahatan pembajakan software dan hardware diklaim mengalami peningkatan drastis di Indonesia. Polisi pun mengakui kesulitan menangani kasus itu, karena belum memiliki sumber daya manusia handal. Menurut Kepala Perwakilan Business Software Alliance (BSA) untuk Indonesia Donny A Sheyoputro, sejak awal 2009 kasus pembajakan piranti komputer itu semakin tumbuh subur karena minimnya langkah hukum yang dilakukan pihak berwenang. Dampaknya, kasus pembajakan saat ini sangat mengkhawatirkan. “Kerugian secara detail belum dihitung. Tapi periode 2007 hingga 2009 mencapai 886 juta dolar AS,” kata Donny saat menandatangani perjanjian kerjasama dengan Polda Sumut, Kamis (2/12). Membengkaknya angka kejahatan itu diakui Kapolda Sumut Irjen Oegroseno. Kapolda mengaku sumber daya manusia kepolisian masih lemah untuk mengusut pembajakan piranti komputer maupun hak cipta. “Beberapa kasusnya sudah ada yang ditangani, tapi masih menggunakan metode penyidikan umum,” tandasnya. Untuk mengatasi kelemahan itu, Kapolda mengaku tengah mempersiapkan pelatihan khusus untuk mengungkap kasus itu. Dia berharap setiap satu kasus ditangani satu penyidik, sehingga pemeriksaan dapat lebih efisien. “Perlu dilakukan pelatihan secepatnya agar integritas Polri tak menurun,” sebutnya. Tetapi, kata dia, segala kasus kejahatan termasuk pembajakan itu bukanlah mutlak tanggung jawab Polri. Dia meminta semua masyarakat meningkatkan kepedulian untuk mencegah aksi kejahatan.“Jadi polisi bagi diri sendiri. Kalau sudah ke wilayah hukum, baru ditangani polisi,” ujarnya.(m27)

Tersangka Cabul Dilepas MEDAN (Waspada): Tersangka Her, 40, warga Jl. Brigjen Zein Hamid Gg Sampah Lk. XIII, Kel. Titi Kuning, Kec. Medan Johor, yang berhasil ditangkap warga, Minggu (28/11) sekira pkl 22.00 WIB, di warung tuak Jl. Brig. Zein Hamid Kanal Titi Kuning dan langsung diserahkan ke Mapolsekta Delitua, saat ini sudah berstatus sebagai tahanan kota atau wajib lapor. Tersangka yang sempat menghilang sejak 2008 silam karena dilaporkan telah masuk ke dalam rumah Riduan Lubis dengan cara mencongkel pintu belakang, serta sempat menggagahi putrinya berinisial IPS saat itu masih berusia 9 tahun, pada pada Kamis 25 Desember 2008 lalu. Kini, tersangka Her tak lagi berada dalam sel dan sudah menjadi tahanan kota pihak Polsekta Delitua, sejak Senin (29/ 11), tanpa adanya alasan kuat dari pihak kepolisian. Ketika dikonfirmasi ke Polsekta Delitua melalui Kanit Reskrim Iptu S Sembiring mengatakan, kasus Herman sudah di BAP dan akan terus menjalani pemeriksaan serta wajib lapor setiap Senin dan Kamis. “Kita akan terus memeriksa Herman. BAP sudah ada dan Herman wajib lapor setiap Senin dan Kamis,” pungkas Kanit. Sementara Juper yang memeriksa Her mengatakan, kalau tersangka juga sudah membuat pengaduan Polisi atas tindakan pemukulan yang dilakukan Riduan Ludis terhadap dirinya saat ditangkap di pakter tuak pada Minggu yang lalu. “Itu si Her juga sudah buat pengaduan karena dipukul si Lubis,” ujar Juper tersebut. Sedangkan pihak keluarga Riduan Lubis merasa resah atas tindakan pihak kepolisian yang tidak memberitahu mereka perubahan status tersangka Her yang sudah menjadi tahanan Kota serta pengaduan tersangka atas pemukulan yang dilakukan Riduan Lubis terhadap dirinya, “Polisi tidak ada memberitahu saya, baik itu tentang aduan Her juga tentang Her yang dibebaskan”, tandas Lubis. (h04)

korbannya ke Unit PPA Polresta Medan ada 7 kasus. “Semua kasus cabul itu, korbannya anak dengan pelaku pria dewasa,” jelasnya. Kalau data dari JanuariOktober 2010, lanjutnya, jumlah kasus cabul yang dilaporkan ke Polresta Medan mencapai 62 kasus. “Jadi rata-rata seminggu ada 6 wanita yang masih dibawah umur ataupun pelajar mengadu ke polisi karena telah dicabuli atau pasangannya tidak mau bertanggung jawab,” jelas Haryani sambil menambahkan dari 62 kasus tersebut, yang sudah selesai 28 kasus dan masih menjalani proses 34 kasus. Menurut Haryani, latar belakang kasus cabul ini disebabkan kedua orangtua yang sudah berpisah dan kurangnya perhatian kepada si anak, pergaulan bebas, dunia maya (facebook), pacaran yang tidak dires-

Waspada/Ismanto Ismail

TAK GUBRIS: Walaupun di sepanjang Jalan Glugur dari mulai simpang Jalan S. Parman sampai simpang bundaran Majestik terpasang plang tanda larangan parkir, tapi beberapa mobil tetap membandel parkir di kawasan itu. Terlihat pekerja bengkel mobil memasang aksesoris dan tape mobil, Jumat (3/12) siang.

Camat Medan Area Terancam Dilaporkan Ke Polda MEDAN (Waspada): Tidak puas atas penyelesaian kasus penghinaan di Unit Tipiter Sat Reskrim Polresta Medan, pengusaha toko emas Rusdi Faisal Nasution selaku korban, mengancam akan kembali membuat laporan pengaduan ke Mapoldasu. “Bila Polresta Medan tidak bisa menuntaskan kasus yang melibatkan Camat Medan Area tersebut hingga ke pengadilan, saya akan melapor lagi ke Poldasu,” kata Rusdi Faisal Nasution kepada wartawan, Rabu (1/12). Rusdi kecewa setelah membaca surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan (SP2HP) yang dikeluarkan Polresta Medan. “Kalau polisi mau bukti-bukti baik secara lisan dan tulisan yang menunjukan keterlibatan Camat Medan Area, akan saya berikan semua,” ujarnya. Dalam SP2HP dengan nomor: B/1811/XI/ 2010 Reskrim tanggal 25 November 2010 disebutkan, hasil keterangan saksi-saksi, bahwa dugaan perbuatan tidak menyenangkan dan penghinaan yang melibatkan Camat Medan Area M Sofyan, S.Sos belum memenuhi unsur Pasal 335 KHUPidana. Melihat SP2HP itu, penguasaha toko emas Sukaramai ini kesal dan menduga adanya permainan oknum polisi dengan Camat Medan Area selaku terlapor. Karena itu, Rusdi mengharapkan polisi memproses kasusnya hingga ke

pengadilan. “Bila polisi masih butuh bukti-bukti yang dapat memperkuat pengaduannya atas keterlibatan Camat Medan Area, saya akan memberikan semuanya demi kelancaran proses penyelidikan,” jelasnya. Kalau Polresta Medan tidak mau menindak lanjuti kasus ini, Rusdi akan membuat pengaduan yang sama ke Mapoldasu. Kasus yang menyeret Camat Medan Area M Sofyan, S.Sos ke Mapolresta Medan sesuai bukti laporan polisi dengan Nomor: STBL/1970/ VIII/2010/SU/Resta Medan tangal 4 Agustus 2010. Laporan tersebut bermula dari permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di depan toko emas miliknya di Jln AR Hakim Medan pada Januari 2010. Keberadaan PKL tersebut telah mengganggu aktivitasnya berjualan emas. Guna menyelesaikan persoalan tersebut, korban menyampaikan kasusnya kepada Pemko Medan. Namun pengaduannya tidak mendapat respon positif. Pada 6 Juni sekira pukul 14:00, korban mendapat surat pernyataan PKL yang isinya terkesan melegalkan aktivitas mereka di depan toko emas miliknya. Rusdi sempat kebingungan. Sebab, Camat Medan Area mengatakan surat pernyataan PKL dibuat atas sepengetahuan Rusdi. Padahal. Rusdi mengaku tidak pernah mengetahui surat pernyataan PKL tersebut.(m39)

Pencuri HP Dipukuli Warga Waspada/gito ap

Kapoldasu Irjen Pol. Oegroseno menerima pengurus PB Al Washliyah Sumut di rumah dinasnya Jl. Sudirman Medan, Kamis (2/12).

Polda Akan Patok Lahan 32 Ha Di Desa Helvetia MEDAN (Waspada): Polda Sumut akan memasang patok di atas lahan 32 hektar di Pasar IV, Desa Helvetia, Kec. Labuhandeli, Deliserdang. Lahan itu kini masih dalam proses pidana. “Ini sesuai laporan pengaduan PB Al JamiyatulWashliyah atasnama H Ismail Effendi tertanggal 27 November 2010 tentang pemalsuan surat,” kata Ketua PB Al Washliyah Sumut Yusuf Pardamean Nasution, usai audensi dengan Kapoldasu Irjen Oegroseno di rumah dinas Kapolda, Jl. Sudirman Medan, Kamis (2/12). Dikatakan Yusuf, terkait laporan pengaduan itu, Poldasu kini melakukan penyelidikan. “Kapolda sangat respon atas kasus ini, terbukti akan diletakkan patok yang menegaskan lahan itu masih dalam proses pidana,” kata dia, menuding adanya permainan dalam persidangan gugatan 65 warga atas nama Titin Kurniati Rahayu Cs di PN Lubuk Pakam. “Kita tidak pernah diundang, disurati, apalagi dipanggil menjadi saksi dalam persidangan. Sementara dari 65 orang yang mengaku pemilik lahan, hanya satu yang tampil di per-

sidangan. Berarti selebihnya patung,” kata mantan anggota DPR RI itu menanggapi klaim 65 warga yang mengaku pemilik sah tanah yang merupakan aset ormas Islam terbesar di Sumut tersebut. Yusuf didampingi Ismail Effendy, juga mempertanyakan kinerja PN Lubuk Pakam yang memenangkan gugatan perdata warga. Padahal setelah dilapor ke Poldasu, berdasarkan hasil penyelidikan, surat-surat alas hak yang diajukan penggugat palsu, dimana dalam surat residen Januari 1954, para penggugat membuat surat palsu seolah mereka pewarisnya. “Itu sudah pidana dan inkrah, jadi kasus perdatanya gugur dengan sendirinya. Tapi kenapa peninjauan kembali Al Washliyah ke MA berdasarkan putusan pidana No 165/K/Pid/2010 yang mempunyai kekuatan hukum ditolak PN Lubuk Pakam dengan alasan tidak boleh PK di atas PK.” Padahal, kata dia, butir 2 surat edaran MA No.10/2009 tentang PK menyatakan apabila suatu objek perkara terdapat dua atau lebih putusan PK yang bertentangan satu dengan lain-

nya, baik dalam perkara perdata maupun pidana dan di antaranya ada yang mengajukan PK, agar permohonan itu diterima dan berkas perkaranya tetap dikirim ke MA. Yusuf menjelaskan, tanah seluas 30 hektar diperoleh Al Washliyah secara sah dari PTPN 2 berdasarkan akta penyerahan hak atas tanah dan ganti rugi No. 29 tanggal 27 September 2004 yang dibuat Notaris Hasbullah Hadi. Selanjutnya, tanah 2 hektar berdasarkan surat Direksi PTPN 2 Tanjungmorawa No.II.0/EX/ 366/EX.2004 tanggal 26 Oktober 2004. “Bahkan Al Washliyah membayar ganti rugi seperti diminta PTPN 2. Kita juga taat kepada negara dengan membayar Pajak Bumi dan Bangunan setiap tahun,” katanya. Karena itu, Al Washliyah akan terus memperjuangkan tanah itu. “Tanah itu bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi masyarakat luas, yang akan digunakan untuk pendidikan. Kita tidak akan diam aset Al Washliyah diserobot dengan cara-cara yang tidak terpuji dan haram,” tegas Yusuf.(m27)

Korban Cabul Kebanyakan Terhadap Anak KORBAN cabul yang dilakukan lelaki dewasa kebanyakan dilakukan terhadap anak-anak. Kenapa? Karena anak-anak masih bisa hanya diberi janjijanji manis, seperti mau dinikahi atau hanya suka sama suka. Tapi biasanya perbuatan itu dilakukan karena suka sama suka. Demikian data yangWaspada peroleh di Reskrim Unit Pelrindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolresta Medan, Kamis (2/12). Kanit PPA Polresta Medan AKP Haryani (foto) mengatakan, menurut Undang Undang Perlindungan Anak, yang disebutkan anak itu dari usia 0-18 tahun. “Sejak masih umur 0 sampai 18 tahun masih disebut anak. Ini sesuai UU Perlindu-ngan Anak,” jelasnya. Haryani yang didampingi Panit Iptu Uly Lubis menjelaskan, untuk bulan November ini, kasus cabul yang dilaporkan

A5

tui orangtua dan kurangnya penanaman agama. “Jadi peran dari keluarga terutama orangtua sangat diperlukan untuk mengantisipasi kasus cabul ini. Selain itu, faktor lingkungan sehingga si anak gadis ini tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang merugikan dirinya sendiri serta orangtuanya,” jelasnya.

Peranan orang tua, tuturnya, untuk memperhatikan anak gadisnya dari pergaulan bebas sangat dibutuhkan dan harus berhati-hati mendidik, memperhatikan perilaku anak yang beranjak remaja atau puber. Untuk mengantisipasi kasus seperti Haryani mengimbau para orangtua untuk selalu mengawasi anak gadisnya. Kalau tidak setuju dengan pilihan anak gadisnya tentang pria pilihannya, jangan terus memaksa si anak untuk berpisah. “Berilah si anak pandangan dan gambaran masa depannya. Orangtua harus pandai-pandai menarik ulur permasalahan si anak,” jelasnya. Kakek cabul Sementara itu ketika ditanya selain pelaku pria dewasa apakah ada yang berusia 50-60 tahun yang terlibat kasus cabul,

AKP Haryani menjelaskan, memang ada kasus kakek yang dilaporkan karena melakukan perbuatan cabul. Ditanya apa alasan kakek tersebut berbuat cabul, Haryani menyebutkan, dari hasil pemeriksaan pelaku mengaku berbuat cabul karena membaca berita perkosaan dari media massa. “Setelah membaca berita, si kakek ini kepingin mencoba. Biasanya setelah mencoba walaupun hanya menempelkan kemaluan atau hanya memegang bagian sensitive korbannya, si kakek memberikan sesuatu seperti uang dan meminta perbuatan ini tidak diberitahukan kepada orang lain,” jelasnya. Kemudian sebab lainnya lanjut Haryani, karena si nenek tidak mau lagi melayani si kakek sehingga mencari pelampiasan ke orang lain, selain itu karena khilaf. (m39)

MEDAN (Waspada): Seorang pencuri 3 unit HP di kios ponsel Jalan Pertahanan Gang Besi, Dusun II Desa Patumbak II, Kec. Patumbak, diamuk warga, Selasa (30/11) sekira pk 20:00. Dalam kondisi babak belur, tersangka berinisial NS, 24, Warga Dusun II, Desa Sigaragara diserahkan warga ke Polsekta Patumbak. Dari tersangka, polisi menyita 3 unit Hp dan uang tunai Rp68 ribu milik korbannya Eka, 24, warga Jalan Pertahanan Gang Besi, Patumbak. Infomasi yang diperoleh di kepolisian menyebutkan, saat itu Eka, 24, pemilik kios ponsel dan jual pulsa pulang ke rumahnya hendak memberi makan anaknya. Shelvy yang merupakan adik korban dipesan untuk menjagakan kios ponsel tersebut. Namun, karena pembeli belum ada yang datang, Shelvy ketiduran di dalam kios. Tibatiba tersangka NS masuk ke dalam kios langsung mengambil 4 unit handphone dan uang tunai Rp31 ribu. Eka yang sudah selesai memberi makan anaknya kembali ke kiosnya. Korban melihat

tersangka keluar dari kios sedangkan adiknya Selvy sedang tertidur. Begitu dilihat Handphone untuk menjual pulsa sudah tidak ada, Eka membangunkan Selvy. Selvy yang kebingungan tidak ada menerima pembeli. Dengan langkah tergesa, Eka memberi tahu kepada warga kalau kiosnya sudah dimasuki pencuri. Warga yang saat itu melihat tersangka hendak mengengkol sepeda motornya langsung menyergap dan memukulinya hingga babak belur. “Saat kami kejar, pencurinya lagi ngengkol sepeda motornya jenis vega warna hitam dengan No Polisi BK 5719 GW disamping kios. Sewaktu kami tangkap. Hanphone dan uangnya diselip dipinggangnya,” ujar Eka saat membuat laporan dengan No STPL/848/XI/2010/Tbs Patumbak. Tersangka NS untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya langsung diboyong ke Polsek Patumbak. “Tersangka NS sudah dijebloskan ke dalam sel,” sebut Kapolsekta Patumbak Kompol Soni Siregar. (h04)

Pengurus OKP Cabut Plang Shibara KBPPP Diadukan MEDAN (Waspada): Ketua KBPPP Resort 01 Medan Syamsul Bahri mengadukan oknum pengurus salah satu OKP ke Polresta Medan dengan tuduhan pencurian, perusakan, dan penghinaan terhadap organisasi yang dipimpinnya. Oknum yang diadukan diduga telah mencopot plang organisasi Pleton Shibara Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Kelurahan Pandu Baru, Medan. Syamsul Bahri didampingi Ketua KBPPP Resort 01 Medan Feni Ginting kepada wartawan, Kamis (2/12) mengatakan, kasus pencopotan dan pencurian plang organisasi itu bisa memicu bentrokan antar OKP. “Kita sengaja melaporkan peristiwa ini ke Polresta Medan selaku pembina kita, agar persoalan ini tidak menimbulkan bentrokan antarpemuda yang bisa mengganggu kondusifitas Kota Medan yang sudah terbina baik selama ini,” jelas Syamsul Bahri di sekretariat KBPPP Medan. Menurut Syamsul, kasus ini harus diselesaikan melalui jalur hukum karena sebagai organisasi yang yang bernaung di bawah institusi penegak hukum, tentu KBPPP harus bisa menjadi contoh di masyarakat sebagai organisasi yang taat hukum. “Kan nggak mungkin kita ikut-ikutan pula menjadi organisasi premanisme seperti yang

dilakukan orang-orang yang tak bertanggungjawab tersebut, dengan mencabut dan mengambil plang organisasi kita yang berdiri di Pandu Baru tersebut,” papar Syamsul. Negara saja tidak bisa melarang mendirikan organisasi, apalagi sampai membubarkannya, sebut Syamsul, karena memang kebebasan berserikat dan berkumpul itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara.“Eh kok tiba-tiba ada pengurus organisasi di tingkat ranting lagi, yang beraniberani melarang organisasi yang jelas-jelas legal bahkan di bawah naungan institusi Polri dilarang mendirikan plang organisasi di Pandu Baru. Bukankah ini nyata-nyata pelanggaran hukum, dan penghinaan terhadap institusi Polri yang menjadi lambang organisasi KBPPP tesebut,” jelas Syamsul didampingi sejumlah pengurus lainnya. Untuk itulah, sebut Syamsul lagi, pihaknya lebih memilih melaporkan persoalan pencabutan dan pencurian plang tersebut ke Polresta Medan ketimbang melakukan aksi balasan terhadap sikap pelanggaran hukum yang dilakukan sejumlah pengurus OKP tersebut. “Karena kita lebih memilih kondusifitas Kota Medan terjaga dengan baik, ketimbang harus merusaknya hanya karena persoalan kecil tersebut,” ungkap Syamsul. (h04)

Penyelundup 1,4 Kg Sabu Didampingi Penerjemah MEDAN (Waspada): Penyidik Direktorat Narkoba Polda Sumut bersama dua penerjemah bahasa Vietnam yang didatangkan dari Ke d u t a a n V i e t n a m d i Ja k a r t a m u l a i menginterogasi Le Thi Dung, 49, warga negara Vietnam yang menyelundupkan sabu-sabu seberat 1,4 kg senilai Rp2,9 miliar. Kedua penerjemah tersebut, Mr Pho Hoang Han dan Mr Le Duc Manh, tiba di Bandara Polonia, Jumat (3/12) siang, menggunakan pesawat Batavia Air Y6-537 kode RESZXA. Rencananya keduanya kembali ke Jakarta, Sabtu (4/12), dengan Lion Air JT201 kode IPXNDR, setelah bersama penyidik Dir Narkoba Poldasu

melakukan pemeriksaan. Direktur Narkoba Poldasu Kombes Pol. Jhon Turman Panjaitan membenarkan kedatangan kedua penerjemah itu. “Saat ini belum dapat dijelaskan hasil pemeriksaan, karena masih berjalan,” kata dia melalui ponsel. Tersangka, Le Thi Dung ditangkap Petugas Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) Tipe A2 Medan di Bandara Polonia Medan pada Minggu (28/11), karena dicurigai membawa narkoba. Tersangka tiba di Medan menggunakan pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur, Malaysia, dan berakhir dalam sel tahanan Mapoldasu.(m27)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.