Waspada, Sabtu 29 Mei 2010

Page 15

Aceh

WASPADA Sabtu 29 Mei 2010

B7 Kuala Samalanga Terus Dikeruk

Guru SMA 1 Langsa Ikut Program CSR Garuda BANDA ACEH (Waspada): Seorang guru Bahasa Inggris dari SMA Negeri I Kota Langsa, Dra. Efi Padrita terpilih bersama 15 guru teladan lainnya dari beberapa daerah di Indonesia mendapat kesempatan mengikuti salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) Garuda Indonesia. “Data para guru yang dipilih tersebut diperoleh dari Depdiknas sebagai bagian untuk mendukung program Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2010,” ungkap Banjari Suhardi, SE, General Manajer Garuda Indonesia Banda Aceh, kemarin di Banda Aceh. Program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) yang ditujukan kepada para guru terpilih tersebut adalah Burning Milleage For Donation dari anggota Garuda Frequent Flier (GFF) Garuda Indonesia. “Mereka mendapat kesempatan berkunjung ke beberapa fasilitas Garuda Indonesia,” tandasnya. Program yang dilaksanakan pada 19-22 Mai lalu itu, guru terpilih bertandang ke fasilitas Garuda Indonesia di Jakarta, seperti fasilitas Garuda Maintenance Facility (GMF) sebagai sarana perbaikan pesawat Garuda Indonesia bersertifikasi internasional. Kunjungan ke Aerowisata Catering Services (ACS) sebagai penyedia kebutuhan dan makanan dan minuman untuk pelayanan selama penerbangan yang juga bersertifikasi internasional. Yang menarik bagi saya adalah kunjungan ke sekolah alternatif di Salatiga, Yogyakarta,” aku Efi Padrita. Menurut guru Bahasa Inggris yang juga mengajar seni di SMA 1 Langsa ini, di sekolah tersebut para siswanya terbuka untuk belajar apa yang mereka sukai. Dari sekitar 100 siswa ada yang belajar tingkat SMP, SMA mau pun perguruan tinggi. “Mereka lebih banyak diskusi kalau mentok mereka ke lantai dua gedung itu untuk mencari di internet,” tutur Efi yang menyebut ternyata mereka lebih unggul dibanding kawan-kawannya yang bersekolah formal serta bagus untuk contoh bagi peningkatan mutu pendidikan.(b04)

Jumlah Anak PA Membengkak, Bantuan Menciut LHOKSEUMAWE (Waspada): Jumlah anak di panti asuhan dan yayasan yang diajukan ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Utara meningkat. Namun bantuan dari kabupaten ini menurun drastis. Menurut Kadis Sosial, Ir. M. Nuzuli, MM melalui Kepala Bidang Pemberdayaan dan Jaminan Sosial, Drs.Muhmmad Jamil, Rabu (27/5), jumlah anak panti asuhan mencapai 4.736 orang. Sedangkan tahun 2009 lalu hanya 4.000 orang. Sementara dana bantuan semakin menurun, akibat dana bagi hasil Migas untuk Aceh Utara semakin menipis. “Tahun ini hanya Rp3 miliar untuk Jadup yayasan dan panti asuhan,” ungkap Muhammad Jamil. Kondisi ini mengakibatkan berbagai bantuan kepada panti asuhan terpaksa dihapuskan.Tahun lalu setiap anak mendapat bantuan obat-obatan Rp12.500 per anak, bantuan Meugang tiga kali, masing-masing Rp25.000 per anak dan honor untuk 388 guru pengajian masing-masing Rp200.000.“Selain itu tahun lalu, bantuan Jadup setiap anak Rp350.000,” kata dia. Tahun ini, dengan jumlah anak yang mencapai 4.736 orang, diperkirakan setiap anak hanya mendapat Rp1.700. Sedangkan bantuan jenis lain, tidak ada lagi. Diprediksi Juli 2010 bantuan jadup bisa disalurkan melalui pimpinan yayasan dan panti masing-masing. “Saat ini kita sedang menunggu SK Bupati dan petunjuk teknis penyaluran,” tambahnya.(b17)

Waspada / H. Rusli Ismail

AKRAB: Dalam suasana dan kesibukan bagaimana pun Bupati Pidie Jaya, Drs. H. M.Gade Salam tetap menyempatkan diri bertemu rakyatnya.Dalam foto Bupati (tiga dari kiri) tampak akrab dengan masyarakatnya di salah satu warung kopi di pusat Kota Meureudu. Foto direkam belum lama ini. Sekda Pidie Jaya:

KDH Sejati Bukan Hanya Bekerja Di Belakang Meja MEUREUDU (Waspada): Bupati Pidie Jaya, Drs. HM Gade Salam memang punya volume kerja yang amat tinggi di lapangan, sehingga kehadirannya di Pemkab Pidie Jaya tidak seperti PNS yang masuk kantor pagi dan pulang sore hari. “Sebenarnya, Kepala Daerah (KDH) alias bupati sejati yang ingin berbuat maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran warganya tidak cukup hanya bekerja di belakang meja. Tetapi harus banyak turun ke lapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat,” kata Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Pidie Jaya, Ramli Daud, SH, MM kepada Waspada di kamar kerjanya, Kamis (27/5). Ramli Daud, yang acap dipanggil Cek Ram mengungkapkan, Bupati Pidie Jaya tidak hanya semata mendengar laporan dari staf di kantor. Tapi, Bupati juga lebih banyak di lapangan untuk mendengar laporan langsung dari masyarakat, yakni melakukan cek ulang untuk mengetahui hal sebenarnya, untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Karenanya jika ada pihak yang mempermasalahkan, tentu mereka harus belajar banyak tentang tatanan pemerintahan yang menyangkut jabatan Kepala Daerah (KDH), kata Ramli, lagi. Pidie Jaya malah hanya tidur tiga atau empat jam seharisemalam. “Bupati ke lapangan untuk bertemu langsung dengan masyarakat, tidak hanya dilakukan pada siang harinya saja. Tapi, hampir tiap malam Pak Gade itu selalu menyempatkkan diri bertemu dengan masyarakat seperti di warung-warung kopi atau tempat umum lainnya, kata Cek Ram, sapaan akrab untuk Sekdakab Pidie Jaya itu. Menurut Cek Ram, apa yang diilakukan bupati itu sebagai bagian dari upaya bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk kemakmuran Pidie Jaya. Selain terus memperkuat struktur organisasi Pemkab, Pemkab Pidie Jaya juga terus mengharapkan partisipasi masyarakat untuk menciptakan daerah kita ini menjadi lebih baik.(b21)

Ketibaan (flight, asal, waktu):

Garuda Indonesia GA 146 Jakarta/Medan

Lion Air

JT 304 Jakarta JT 398 Jakarta/Medan JT 396 Jakarta/Medan

Sriwijaya Air

SJ 010 Jakarta/Medan

Air Asia

AK 305 Kuala Lumpur *

FireFly

Keberangkatan (flight, tujuan, waktu):

15:45 GA 147 Medan/Jakarta

16:30

11:15 JT 397 Medan/Jakarta 16:00 JT 307 Jakarta 19:50 JT 399 Medan/Jakarta

07:20 11:55 16:35

12:50 SJ011 Medan/Jakarta

13:20

12:20 AK 306 Kuala Lumpur *

12:45

FY 3401 Penang 13:50 FY 3400 Penang * Setiap Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu.

14:20

BIREUEN (Waspada): Kuala Samalanga, Bireuen yang selama ini diketahui dangkal sehingga tak bisa dipergunakan para nelayan dalam menjalankan aktivitas, beberapa hari ini dikeruk pihak Perusahaan Daerah Pembangunan (PDP) menggunakan kapal keruk Kuala Jeumpa . Kuala tersebut mulai ada perbedaan dari sebelumnya. Sementara itu, sejumlah warga khawatir kuala tersebut tak akan bertahan lama atau akan sia-sia bila pengerukan itu tak didukung penunjang lainnya, seperti pengadaan jeti, mendesain bentuk kuala yang sesuai kebutuhan dan kondisi serta penunjang lainnya. Pantauan, Kamis (27/5) petang, kapal keruk Raja Jeumpa I standby di kawasan kuala Samalanga. Sedangkan dua unit alat berat jenis Becho memindahkan pasir dari pinggiran pantai ke daratan, disaksikan sejumlah warga. Hadi, pengawas lapangan, disela-sela mengawasi pekerjaan pengerukan kuala itu mengatakan, pihaknya terus mengerjakan pengerukan kuala itu, sebegaimana petunjuk. Menurutnya, kuala tersebut rencananya akan dikeruk seluas 62 X 70 meter dan 150 X 75 meter dengan kedalaman 5 meter dan pasir yang dikeruk dibuang ke laut sekitar 100 mil dari bibir pantai. “Selama 15 hari telah dikerjakan 50 meter dari bibir pantai, namun faktor alam kadang-kadang agak terkendala, kalau tak ada halangan sebulan lagi selesai,” jelasnya.(amh) MENGERUK: Dua becho mengeruk kuala Samalanga, Bireuen, Kamis (27/5) petang.

Waspada/Abdul Mukthi Hasan

30 Putra-putri Aceh Jadi Pramugari Haji 2010 BANDA ACEH (Waspada): 30 Calon pramugari haji khusus untuk Aceh lulus seleksi yang dilakukan pihak Garuda Indonesia, dari sekitar 300 orang lebih yang mendaftarkan diri. Perekrutan crew pesawat Garuda tersebut dilakukan guna menghadapi musim haji tahun 2010 ini. General Manajer Garuda Indonesia Banda Aceh, Banjari Suhardi, SE menyebutkan para pramugari yang dinyatakan lulus seluruhnya murni putra-putri daerah Aceh. “Kali ini calon pramugari haji yang lulus semua dari Aceh, kalau dulu masih beragam,” ungkap Banjari. Dalam percakapannya dengan wartawan, Kamis (27/5) di Banda Aceh, Banjari mengatakan dari 30 calon yang lulus tersebut, 10 di antaranya wajah baru. “Artinya mereka baru pertama kali menjadi pramugari haji, selebihnya orang

lama,” tuturnya. Meski 20 orang itu sudah berpengalaman, mereka tetap mendaftarkan diri sama seperti yang lain. “Bukan berarti orang lama itu lulus secara otomatis, tapi mereka juga harus mendaftar dan ikut seleksi karena ada persyaratan yang harus dipenuhi calon pramugari haji itu,” tandasnya. Setelah lulus calon pramugari tersebut mendapat pendidikan dan pelatihan satu bulan lebih di Garuda Indonesia Jakarta. Nantinya mereka akan dipimpin seorang pramugari senior dalam pelayanan jamaah haji embarkasi Bandara Internasional SIM, Blang Bintang, Aceh Besar. “Mereka 30 orang akan dibagii tiga shif, masing-masing satu shif di Bandara SIM, dalam pesawat dan satu shif di Jeddah,

Arab Saudi,” sebut Banjar seraya menyebutkan bahwa perekrutan calon pramugari haji tersebut sudah delapan kali musim haji di lakukan di Aceh. Pada sisi lain, kata Banjari, dari se-leksi yang dilakukan pihak Garuda Indonesia terhadap pendaftar crew khusus pesawat jamaah haji itu, adalah kurangnya kemampuan berbahasa Inggris. “Dari semua calon yang mendaftar umumnya kemampuan bahasa Inggrinya redah,” akunya. Karena itu, pihaknya berharap ke depan putra-putri Aceh perlu terus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Apalagi daerah bumi Serambi Mekkah kedepan akan berkembang menjadi lintasan internasional. “Kemampuan berbahasa Inggris itu makin penting,” tutup Banjari.(b04)

DPRK Aceh Utara Miliki 24 Raqan Prioritas LHOKSUKON, Aceh Utara (Waspada): DPRK Aceh Utara tahun ini memiliki 24 rancangan qanun (Raqan) prioritas. Raqan tersebut akan dibahas dalam waktu dekat setelah sebelumnya melalui proses public hearing yang rencananya digelar 31 Mei - 1 Juni mendatang. “Dari 24 raqan, hanya tiga raqan inisiatif dewan, yakni raqan tentang pendidikan, pemerintahan mukim dan raqan soal penyertaan modal atau kerjasama. Selebihnya, usulan eksekutif,” kata Faisal, anggota panitia DPRK Aceh Utara, Rabu (26/5). Faisal menambahkan, setelah proses public hearing atau dengar pendapat dari masyarakat, kemungkinan jumlah raqan yang akan dibahas dan disahkan legislatif

bakal menciut. “Kita lihat dulu bagaimana hasil public hearing nanti. Bisa jadi beberapa raqan akan hilang, sesuai masukan dan aspirasi dari masyarakat,” imbuhnya. Berdasarakan data diterima Waspada, ke 24 raqan itu masing-masing raqan tentang pemerintahan mukim, pendidikan, penyertaan modal dan kerjasama, perusahaan daerah bina migas dan energi, retribusi pertambangangaliangolonganC,pengelo-laan sampah dan retribusi pelayanan persampahan, retribusi pengangkutan bahan galian C dan raqan penyelenggaraan administrasi kependudukan. Selanjutnya raqan izin usaha kelautan dan perikanan, izin usaha pe-

nyediaan tenaga listrik, perizinan dan pajak usaha hotel dan penginapan, pajak restauran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, serta raqan pajak air tanah. Kemudian, raqan tentang pengelolaan dan pajak sarang burung walet, pengelolaan dan pajak pasar milik Pemerintah Aceh Utara, transfaransi, pemeliharaan dan pengelolaan barang milik daerah, majelis adat Aceh, mitigasi dan resiko penang-gulangan bencana, dan perubahan qanun no: 1, 2, 3, 4 dan 6 tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja perangkat Kab. Aceh Utara. (cmus)

Baitul Mal Aceh Jaya Kumpul Zakat Rp2,745 M CALANG, Aceh Jaya (Waspada): Pengumpulan zakat yang dilakukan Baitul Mal Kabupaten Aceh Jaya yang dibentuk pada 2006, terus meningkat. Total penerimaan zakat yang dikumpulkan sampai 2009 mencapai Rp2.745.000.000. “Alhamdullillah, pengumpulan zakat di Aceh Jaya dari tahun ke tahun meningkat, tahun 2009 terkumpul Rp1,057 miliar,” ungkap Tgk. Zamzami A. Rani, Wapub Aceh Jaya saat penyerahan zakat tahun 2010, di kantor Baital Mal, Calang, kemarin. Dikatakan, pengumpulan zakat tahun 2009 dari zakat profesi, infaq dan sadaqah berjumlah Rp1.057.634.064. Sementara zakat yang disalurkan kepada fakir miskin,mualaf, gharim, fisabilillah dan ibnu sabil total Rp845.000.000. “Penyaluran, pendistribusian dan pendayagunaan zakat kali ini, kita harapkan bermanfaat dan dapat membantu penerima. Jumlah uang tersebut dinilai masih sangat sedikit dan kurang di banding jumlah penerima zakat yang ada di Kabupaten Aceh Jaya ini,” tandasnya. Pada pendistribusian zakat yang dihadiri Wabup,

Muspida plus serta para Kepala SKPD jajaran Pemkab Aceh Jaya, penitia penyaluran zakat Drs. Khairul Anwar, melaporkan penerimaan zakat tahun 2005/2006 Rp515.750.350, tahun 2007 Rp708.275.905. Pada 2008 meningkat menjadi Rp798.213.818 serta 2009 Rp1.057.638.064, dengan total jumlah penerimaan zakat seluruhnya Rp2.745.000.000. Jumlah zakat yang telah disalurkan total Rp2.745.000.000,” tandas Khairul. Dengan rincian, 2007 disalurkan Rp500.000.000, tahun 2008 Rp650.000.000, tahun 2009 Rp750.000.000 dan tahun 2010 Rp845.000.000. Sedangkan saldo akhir Rp334.878.182. Jumlah penerima zakat dari Baital Mal Aceh Jaya, dari tahun 2007 s/d 2010 masing-masing fakir 713 orang, miskin 1063 orang, ibnu sabil 2.495 orang serta sabilullah 191 TPA. Sedangkanzakatyangdisalurkantahun2010masing-masing fakir Rp253.500.000 (30 peren),miskin Rp143.650.000 (17 persen), amil Rp84.500.000 (10 persen), muallaf Rp25.350.000 (3 persen), gharim Rp67.600.000 (8 persen), fisabilillah Rp59. 150.000 (7 persen), ibnu sabil Rp211.250.000 (25 persen).(b04)

Bencana Masih Mengancam Orang-orang Sawah SEIRING harapan, manakala pengolahan rawa-rawa seluas 6.000 ha sudah menjadi areal persawahan, tekad petani Cot Trieng semakin kuat menghadapi segala kendala dan rintangan. Demikian pun usaha keras mereka, ancaman bencana masih terus mengancam. Lahan rawa-rawa yang terhampar di pedalaman Kec. Muara Satu, Pemko Lhoksemawe ini, seyogyanya, sudah sejak dulu menjadi wadah air bagi hujan, dan penduduk memahami hal itu. Tetapi kebutuhan akan lahan petani jualah yang kemudian melihat betapa besarnya potensi pertanian yang terbengkalai selama masa perang itu. Dari usaha yang sudah mereka lakukan selama ini terhadap penggarapan lahan itu, dan didukung dana otonomi khusus (Otsus) tahun 2008, maka sejauh itu pula petani dapat mengecap hasil padi sebanyak dua kali panen sekali pun masih jauh dari harapan. Sejauh ini, sebagaimana yang diusahakan beberapa tokoh bijak di sana yang telah menunjukkan alasan-asalan terhadap potensi rawa-rawa itu, sehingga kemudian pemerintah kota tergerak, bukanlah hanya bohong. Panen padi yang berturut-turut, sedikit banyak mengubah kesejahteraan masyarakat yang sebelumnya amat terpuruk. Besarnya semangat penduduk terhadap pengolahan sawah itu dibuktikan

dengan kesungguhan mereka dalam bekerja, berikut menghidupkan kembali tradisi khanduri blang, ritualisasi petani dalam menyambutan musim panen dan musim turun ke sawah, dilaksanakan secara meriah di pinggir sawah. Khanduri bang yang berlangsung Kamis kemarin dihadiri Walikota Lhokseumawe, Munir Usman serta Muspida dan Muspika, turut tokoh masyarakat, tokoh agama, kejruen bang (pemangku adat pertanian kampung dan kecamatan), serta masyarakat dengan menggelar tahlil. Saat itulah terungkap, perubahan pesat sudah terjadi di sana sejak empat tahun terakhir usaha mencetak sawah baru digagas beberapa orang cakap kampung yang hendak mengubah lahan rawa-rawa yang dulunya pernah diisukan sebagai tempat persembunyian para pentolan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kala tentara pemburu mengepung daerah itu, tetapi akhirnya tidak menemukan seorang pemberontak pun berkeliaran di rawa-rawa selain petani yang ketakutan. Sebab kondisi itu, maka lahan tadah air itu seringkali kekeringan bilamana musim kemarau datang, dan air melimpah-ruah saat hujan datang, tanpa kendali menenggalamkan sawah itu sebagaimana yang

pernah berkali-kali melanda sawah itu kala musim paneng menjelang. Ancaman serupa itu selalu mengancam sebab banyak saluran belum terpasang dan sarana bendungan air yang belum ada, selain tanggul penahan dan saluran utama yang sudah dibangun tahun lalu, hanya mampu menahan bencana kecil, sedangkan bencana besar masih menjadi ancaman pentani di sana. “Selain itu sarana jalan yang sudah dibangun, juga belum terlalu mendukung. Ini perlu dipikirkan, karena jalan bagian dari terpenting untuk mengangkut hasil pertanian,” kata Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Rusli MS kepada Waspada. Di sela-sela kenduri sawah itu, Munir berjanji tetap mengusahakan perbaikan sarana guna menahan terjangan banjir yang datang dari segala penjuru;membangunparitbesarsetinggi tiga meter di sekeliling lahan, juga tanggulyangberhampirandenganjalan, serta sarana kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang ada, meski sudah banyak berubah, tetapi masih banyak yang perlu dibenahi.Walikota mengharapkan dukungan petani, termasuk jika ada masalah yang timbul saat pembangunan proyek agar bersikap bijak. * Arafat Nur

Perlu Sinergitas Program Pembangunan Di Aceh Utara BANDA ACEH (Waspada): Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh mengusulkan perlu adanya sinergisitas program pembangunan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat dalam proses usulan dari bawah melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk ditampung dalam APBK Aceh Utara. Usulan tersebut disampaikan Isra Safril yang mewakili GeRAK Aceh dalam acara Forum Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Hasil Usulan Kebutuhan Masyarakat Dalam Proses Penganggaran di Aceh Utara”.yang digelar GeRAK Aceh bekerjasama dengan sejumlah lembaga lain di Lhokseumawe, Kamis (27/5). FGD yang digelar GeRAK Aceh ini dimaksudkan untuk membangun kesepemahaman antara perencana anggaran dan masyarakat serta para pihak lainya dalam pengambilan kebijakan serta rencana pembangunan atas usulan anggaran yang disusun di Aceh Utara. Selain itu, menurut Isra, perlu adanya dukungan resmi secara tertulis dari Bappeda Aceh Utara kepada pihak kecamatan atas diterima atau belum diterimanya usulan masyarakat dalam Musrenbang kecamatan disertai alas an yang jelas, kemudian diberikan kepada geuchik. “Terkait masalah ini, Bappeda Aceh Utara perlu mendistribusikan rekapitulasi seluruh anggaran pembangunan yang tersebar dari seluruh SKPK/Dinas di Aceh Utara per kecamatan untuk kemudian menjadi informasi bagi masyarakat setempat,” ungkapnya.. Yang tak kalah penting, anggota dewan setempat harus mengawasi program usulan masyarakat dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran di dalam APBK, sehingga bisa mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh SKPK/Dinas. “Selanjutnya, Pemerintah Daerah perlu membentuk tempat/unit yang bisa mengelola dan merespon atas substansi dan proses musrenbang di gampong dan kecamatan,” demikian Isra Safril.(b07)

Sabang Daerah Percontohan Kemiskinan SABANG (Waspada):Tim Ahli penanggulangan kemiskinan Kementrian Koordinator Kesahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menkosra RI), Fakhrul Syahmi mengungkapkan, Sabang masuk salah satu dari 15 Kabupaten/ Kota di Indonesia sebagai daerah percontohan penganggulangan kemiskinan. Dalam kegiatan ini pemerintah pusat melalui Menkokesra menunjuk 15 kab/kota sebagai daerah percontohan penganggulangan kemiskinan melalu program Dana Amanah untuk Penanggulangan Kemiskinan melalui Lembaga Pengemban Dana Amanah (LPDA). “Program ini untuk mendukung pendanaan berkelanjutan bersumber dari kekuatan internal,” ujar tim ahli penanggulangan kemiskinan Menkosra RI, Fakhrul Syahmi selaku pembicara dalam sosialisasi Lembaga Pengembangan Dana Amanah (LPDA) di Aulo Bapeda Kota Sabang, Rabu (26/5). Dikatakan, terpilihnya Sabang sebagai salah satu dari 15 kabupaten/ kota percontohan ini, setelah melalui berbagai pertimbangan. Sehingga jika program ini berhasil di Kota Sabang maka nantinya akan ada program lanjutan untuk penanggulangan kemiskinan.(b29)

Jembatan Gantung Peninggalan Belanda Terancam Ambruk BIREUEN (Waspada): Jembatan gantung yang disebut-sebut peninggalan penjajah Belanda di Dusun Bivak pedalaman Kecamatan Juli, Bireuen, kondisinya memprihatinkan dan terancam ambruk. Warga resah karena jembatan itu merupakan lintasan menghubungkan desa setempat ke Desa Alue Limeng dan Desa Sarah Sirong Jaya, Kecamatan Jeumpa. Menurut keterangan sejumlah warga, jembatan gantung berlantai kayu itu merupakan sarana penghubung utama beberapa warga desa di kawasan itu, khususnya anak-anak sekolah yang saban hari menggunkannya dan petani. Namun, dengan kondisi seperti itu para warga khawatir dengan jembatan seperti sekarang. Mahmud, 65, warga Desa Sarah Sirong Jaya Jumat (28/5), mengatakan, jembatan gantung beberapa waktu lalu pernah diirehab secara swadaya oleh masyarakat, namun sekarang kondisinya kembali rusak, bahkan papan alasnaya serta pagar pengaman jembatan lapuk kembali. “Jembatan ini salah satu sarana utama bagi warga,” katanya. M Husen Abdullah, Kepala Dusun Bivak, mengatakan, jembatan gantung tersebut memang salah satu sarana utama bagi 30 lebih Kepala Keluarga (KK) terutama di Dusun Bivak, termasuk sarana bagi anak sekolah dan guru yang mengajar ke SD Bivak. “Jembatan ini sebenarnya sudah sering direhab warga, tetapi rusak kembali. Kami sangat mengharapkan pemerintah membangun jembatan pengganti secara permanen sehingga memudahkan terutama untuk mengangkut hasil bumi.”(amh)

Waspada/Abdul Mukthi Hasan

Seorang bocah melintasi jembatan gantung kawasan Desa Bevak,Kec. Jeumpa, Bireuen, Jumat (28/5).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.