Waspada, sabtu 12 april 2014

Page 24

Ekonomi & Bisnis

WASPADA Sabtu, 12 April 2014

Mata Uang Dolar AS Dolar Singapore Dolar Australia Euro Real Arab Saudi

Jual 11.382 9.096 10.647 15.654 3.148

Beli 11.218 8.850 10.352 15.315 2.886

Mata Uang Dolar AS Dolar Singapore Dolar Australia Euro Real Arab Saudi

Jual 11.325 8.984 10.529 15.537 3.048

KURS BI

KURS BANK BNI

KURS BANK BCA

KURS BANK MANDIRI

Beli 11.275 8.934 10.459 15.457 2.978

Mata Uang Dolar AS Dolar Singapore Dolar Australia Euro Real Arab Saudi

Jual 11.365 9.265 10.738 15.720 3.211

Beli 11.215 8.665 10.238 15.220 2.811

Mata Uang Jual Dolar AS 11.338 Dolar Singapore 9.001 Dolar Australia 10.531 Euro 15.537 Real Arab Saudi 3.023

Beli 11.226 8.911 10.426 15.379 2.993

Antara

KEBUTUHAN KEDELAI NASIONAL Seorang perajin tempe mendinginkan kedelai impor usai direbus pada proses pembuatan tempe di Kelurahan Sanan, Malang, Jawa Timur, Kamis (10/4). Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakopti) memperkirakan kebutuhan kedelai nasional tahun 2014 akan mencapai 2,5 juta ton dimana 80 persen untuk memenuhi kebutuhan produksi tahu dan tempe.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Industri segera mewajibkan produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki label Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun sampai saat ini, baru sebanyak 20 persen produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di Medan yang memiliki SNI. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Medan, Syafrizal Arif kepada wartawan mengatakan, hingga

Jelang Pilpres, Harga Komoditas Bakal Naik MEDAN (Waspada): Harga kebutuhan sejumlah komoditas usai Pileg menuju Pilpres diprediksi bakal mengalami kenaikan atau membentuk laju tekanan inflasi. Salah satu pemicu, konsumsi masyarakat masih akan meningkat seiring dengan hajatan Pilpres mendatang. Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, setidaknya ada beberapa masalah yang dihadapi ke depan, seperti perayaaan keagamaan, tahun pelajaran baru hingga tingkat keseimbangan harga yang terjadi di pasar sudah membentuk keseimbangan baru. “Setelah erupsi gunung Sinabung, harga kebutuhan pangan bergerak normal dengan menciptakan deflasi. Ini berarti harga pangan tersebut menemukan titik keseimbangan baru setelah sebelumnya mengalami kenaikan tajam akibat erupsi gunung Sinabung,” ujarnya, Jumat (11/4). Namun, lanjutnya, ke depan konsumsi masyarakat masih akan meningkat seiring dengan hajatan Pilpres. Hal ini turut menyumbang kenaikan harga pangan meskipun kecil. Yang paling signifikan adalah perayaan keagamaan yang memang setiap tahunnya memberikan sumbangan inflasi sangat besar. “Sudah saatnya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut bekerja lebih keras untuk mengantisipai kemungkinan lonjakan harga pangan tersebut. Kita tidak bisa menghindar

dari kemungkinan kenaikan laju inflasi, namun kita bisa meminimalisir dampaknya. Sehingga dibutuhkan kerja keras yang lebih besar agar inflasi di Sumut dapat terjaga dengan baik,” jelasnya. Pantauan di lapangan pasca Pileg, harga sejumlah komoditas di Kota Medan normal. Sementara, kekhawatiran akan stok barang yang berkurang karena pembelian dalam jumlah banyak yang dilakukan oleh calon legislatif dalam masa kampanye tidak terjadi. Harga komoditas yang masih stabil seperti di Pusat Pasar Medan, beras Jongkong lr64 Rp9.500 per kg, Ramos Rp11.000, Gula juga Rp11.000, minyak goreng Rp12.000, telur Rp900 sampai Rp1.000 per butir. “Harga-harga kebutuhan pokok masih stabil jelang Pileg. Pedagang tidak bisa memprediksikan akan stabil sampai kapan, tapi biasanya kalau menjelang Pemilu Presiden, harga akan naik meski sedikit,” kata R Hutabarat seorang pedagang di Pusat Pasar Medan. Sementara itu, seorang pedagang di pasar Simpang Limun, Rati mengatakan, harga cabai merah dan hijau masih normal sekitar Rp15.000 sampai Rp16.000 per kg. Harga bawang merah sekitar Rp16.000 per kg dan harga tomat Rp3.000. “Jahe yang mahal, dari harga Rp11.000 jadi Rp18.000, Rp20.000 sampai Rp24.000 per kilogram. Kalau alasan kenaikan, saya tidak tahu, karena memang sudah naik dari distributornya,” pungkasnya. (m41)

Tingkat Inflasi Di P.Siantar Sangat Dipengaruhi Inflasi Bahan Makanan

Baru 20 Persen Produk UMKM Berstandar SNI MEDAN (Waspada):

B7

saat ini baru 20 persen produk UMKM yang memiliki SNI. Persoalannya utamanya karena keterbatasan dana untuk mengurus standarisasi tersebut, serta berbagai faktor lainnya. “Kami ada bantu pelaku UMKM untuk mengurus SNI tapi belum banyak karena biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit jadi pelaku usaha kecil kesulitan. Karena itu sampai sekarang hanya berkisar 20 persen usaha kecil yang memiliki SNI dari total 1000-an lebih,” katanya di Medan, Jumat (11/4). Dia menyebutkan, persoalan keterbatasan dana mengurus SNI itu sudah disampaikan pelaku usaha kepada Disperindag Medan, namun pihaknya tidak bisa membantu karena untuk bantuan modal sudah diserahkan kepada Dinas Koperasi dan UKM sedangkan kemudahan pengurusan izin menjadi wewenang Badan Pelayanan

dan Perizinan Terpadu (BPPT). Jadi pihaknya hanya bisa melakukan pembinaan dan pengawasan. “Kami hanya bisa melakukan pelatihan untuk memudahkan pengurusan SNI. Itu salah satu upaya kami dengan memberikan pembinaan,” katanya. Namun demikian, lanjutnya, pihaknya tetap berupaya merealisasikan aturan penerapan SNI oleh pemerintah pusat yang berlaku Mei mendatang. Pelatihan-pelatihan akan dilakukan supaya kualitas produk pelaku usaha meningkat. Kalau mutu dan kualitas meningkat tentu akan lebih mudah mengurus SNI. “Peningkatan mutu dan kualitas penting untuk mengurus SNI. Jadi kami berupaya membantu dari sisi itu,” ujarnya. Sementara itu, Ketua UKM Center Sumut Denni Faisal Mirza mengatakan, penerapan SNI memang sudah disepakati negara-negara peserta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 agar produk UMKM bisa ber-

saing. Namun tentu harus melihat kesiapan produk usaha kecil terlebih dahulu. Pemerintah harus menetapkan prioritas, industri mana yang harus diutamakan. “Harus ditetapkan dulu prioritasnya. Kalau produk hasil industri pabrikan tentu bisa menetapkan aturan itu. Tapi bagaimana dengan produk hasil UMKM yang modal saja masih kecil tentu sulit untuk mengikuti aturannya,” ujar Denni. Sebab, katanya, untuk mendaftarkan merek, label halal dan lainnya pelaku usaha kecil sudah kesulitan karena butuh biaya besar, apalagi mendaftarkan SNI yang biayanya juga tidak sedikit. “Jadi aturan itu diharapkan diterapkan bertahap untuk industri menengah ke atas terlebih dahulu. Dan pemerintah harus melihat kemampuan industri kecil agar tidak disamakan dengan industri menengah ke atas,” jelasnya. Menurutnya, kalau harus langsung digeneralkan pene-

rapan aturan SNI untuk diikuti semua pelaku UMKM dikhawatirkan, hal itu akan mematikan usaha kecil. “Lakukan pembinaan dulu baru bisa diterapkan aturan itu secara keseluruhan kepada pelaku usaha kecil,” katanya. Harus dibantu permodalan, sehingga mereka bisa memenuhi semua permintaan pasar, kemudian dilakukan pembinaan, dibantu pemasaran produknya, dibantu peningkatan kualitas produknya agar laku dijual, dibantu peningkatan kualitas SDMnya, dan sebagainya. “Jadi jangan dulu kewajiban yang ditetapkan kepada pelaku usaha mikro kecil, sementara mereka tidak dibina. Kalau pemerintah sudah memberikan pembinaan dan bantuan, maka ke depannya pelaku usaha mikro kecil akan siap menerapkan standar SNI di semua produknya. Artinya produk yang dihasilkan UMKM di Sumut bisa bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia. (m41)

LHOKSEUMAWE (Waspada): Keberadaan waduk Lhokseumawe, selain untuk pengendali banjir, ternyata terdapat cukup banyak ikan mujair yang berkembang dengan sendirinya. Ikan jenis ini harganya berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kg, yang tidak jauh beda dengan harga ikan hasil tangkapan laut. Maka, penduduk sekitar memanfaatkan bendungan seluas 60 hektare ini sebagai tempat mencari rejeki. Setiap harinya ada saja orang yang menjala, menjaring,

dan memancing di tempat itu. “Namun, bila terus-terusan ditangkap tanpa ada penyebaran bibit baru, keberadaan ikan ini tidak bisa berkembang dengan baik. Seharusnya Pemko Lhokseumawe bersedia mengelolanya,” kata Sulaiman, penduduk setempat, Senin (7/4). Paling tidak, menurut Sulaiman, Pemko dapat melakukan tebar benih ikan ini, sehingga populasi hidup ikan mujair di waduk tetap terjaga. Perlu juga diingatkan, para penduduk dan juga nelayan tidak terus-terusan

menangkap ikan mujair yang ada di sana sampai-sampai dapat mengurangi habitat ikan. Waduk yang terkenal sebagai tempat wisata ini pada hari menjelang petang, banyak dikunjungi orang untuk menikmati detik tenggelamnya matahari, sambil menikmati berbagai makanan yang dijual para pedagang. “Menghabiskan sisa hari sambil bersantai, saya kira perlu untuk menghilangkan kelelahan pada pagi dan siangnya,” kata Fadhil, salah seorang pengunjung.(b14)

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Tingkat inflasi di Kota Pematangsiantar sangat dipengaruhi inflasi bahan makanan (volatile foods) dan sangat dipengaruhi arus barang, jalur distribusi dan perdagangan antar daerah di sekitarnya, hingga pengendalian inflasi mustahil dilakukan tanpa adanya keterkaitan dan kerjasama serta perdagangan antar derah, termasuk di dalamnya menata jalur distribusi setiap komoditas yang memiliki fluktuasi harga cukup tajam. “Tingkat inflasi di Pematangsiantar pada Maret 2014 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,59 pesen (mtm) atau 8,88 persen (yoy),” sebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Elly Tjan saat membuka seminar hasil penelitian model penguatan ketahanan pangan daerah Simalungun dengan komoditas beras dan analisa kerjasama perdagangan antar daerah, disparitas harga dan implikasi kebijakan

Kota Pematangsiantar di ruang pertemuan lantai V gedung BI, Jalan H. Adam Malik, Kamis (10/ 4). Menurut Elly, secara makro, perekonomian Sumut tahun 2013 tumbuh cukup tinggi meski sedikit melambat. “Pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 6,01 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,78 persen (yoy). Sementara, pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2012 mencapai sebesar 6,22 persen (yoy).” Di sisi penawaran, lanjut Elly, pertumbuhan ekonomi ditopang sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan dengan sumbangan masing-masing 1,47 pesen dan 0,82 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebesar 7,23 persen. Sementara, sektor industri pengolahan naik dari 3,63 persen di tahun 2012 menjadi 4,01 persen di tahun 2013.” (a30)

Kemendag Izinkan Bulog Impor Gula 350.000 T JAKARTA ( Waspada) : Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan izin importasi gula kristal putih kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) 350.000 ton yang diperuntukkan sebagai stok gudang. “Jadi sekarang ini, yang saya perintahkan untuk 350.000 ton itu fungsinya adalah untuk iron stock (stok di gudang),” kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Jumat(11/4). Lutffi menjelaskan, keputusan pemerintah yang menugaskan Perum Bulog untuk melakukan importasi gula 350.000 ton itu telah diputuskan dalam rapat menteri perekonomian pada akhir 2013 lalu. “Intinya, pemerintah tidak lagi

bisa dipojokkan, karena kita punya stok,” ujar Lutfi. Menurut Lutfi, langkah pemerintah memberikan importasi bukan untuk menghancurkan harga petani gula di dalam negeri, melainkan lebih sebagai langkah antisipasi dalam upaya agar tidak dipermainkan dengan para spekulan. “Jadi saya mau ingatkan, bukan untuk menghancurkan harga petani, tapi agar kita tidak dipermainkan dengan spekulan,” tegas Lutfi. Perum Bulog sendiri, beberapa waktu lalu telah mengambil langkah melakukan kesepakatan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk menyerap sebanyak 12.000 ton gula dan nantinya diperkirakan akan ditambah kembali sebanyak 150.000 ton. (ant)

Bukopin Jalin Silaturahmi Dengan BPKP Medan Waduk Datangkan Rejeki Bagi Penduduk

MEDAN (Waspada): Bank Bukopin Medan meningkatkan hubungan silaturahmi dengan pimpinan dan karyawan Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Medan melalui kegiatan senam dan sarapan pagi bersama, di Kantor BPKP Jl. Gatot Subroto Medan, baru-baru ini. “Kegiatan ini untuk meningkatkan hubungan silaturahmi yang sudah terjalin melalui kegiatan sarapan pagi, maupun senam bersama guna menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh,” kata Manager Consumer Bukopin Rismayanti, Rabu (9/4). Menurutnya, kegiatan yang diikuti sebanyak 50 orang ini baik dari Bukopin maupun karyawan BPKP Medan dapat dilaksanakan secara kontinu baik seminggu sekali maupun sebulan sekali. Rizmayanti mengatakan, sebelumnya antara Bukopin dan BPKP pernah menjalin hubungan kerjasama dan mempromosikan produk-produk terbari dari bank Bukopin. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan ke depannya akan ada kerjasama lainnya yang dapat dijalin,” ujarnya. (m41)

Pemuda Penjual Madu Bergaji Rp3 Juta Per Bulan PEMUDA berperawakan sedang berjenggot ini memang berjiwa wira usaha (intrepreunur). Dia menggeluti usaha untuk sukses dalam menciptakan peluang ekonomi baru ke depan agar bisa hidup mandiri. Pria wira usaha ini menamatkan sekolah MAN di Blang Pidie Aceh 2009, Muhammad Hafis, 23, Sebelumnya dia sempat memperdalam ilmu agama di Pesantren Al Fatih di Magetan Dasa Tembon Jatim yang mengasuh lebih kurang 18.000 orang santri dari Sabang hingga Mauroke bahkan asal Malaysia, Thailand dan Vietnam. Setelah memperdalam ilmu agama, dia balik ke Medan dan namun ilmu agama yang telah dia miliki menjadi amalan baginya karena ketika waktu senggang dia sering memberi ceramah dan menjadi imam di sejumlah masjid. Muhammad Hafis tinggal bersama kedua orang tuanya dan keluarga lainnya di Jalan Suka Aman Dalam Kampung Baru Medan, sementara dia anak sulung dari enam bersaudara memiliki jiwa dagang bergelora di dadanya. Inilah salah satu alasan menggiurkan menjadi intrepreunur yang tentunya harus mempunyai kegigihan untuk usaha keras serta keuletan, itulah cita-cita Hafis. Dalam suasana pertemuan santai di rumahnya, Senin (7/4), dia menceritakan awal terjun ke dunia usaha, yaitu dengan menjual madu lebah asli yang langsung didatangkan dari Jambi. Kenapa itu yang dilakukan, kata Hafis, suatu hari ibu dari sahabatnya sakit-sakitan berlangsung beberapa bulan, tidak sembuh-sembuh bahkan

sudah berobat ke luar negeri (Penang). Namun ada yang menyebutkan salah satu obat mujarab yaitu madu asli. Sahabatnya sudah mencari madu yang benar-benar asli hingga ke Tanah Karo dan Namorambe, namun madu asli untuk menyembuhkan ibunda sahabatnya tidak juga diperoleh. Satu hari terbetik kabar, madu asli yang mudah didapat ada di kawasan Jambi. Dia bersama sahabatnya naik pesawat ke Padang dan meneruskan jalan darat ke Muara Bungo tepatnya di Desa Lebuh Medrasuh, jaraknya lebih kurang 3 jam perjalanan dari Muara Bungo ke daerah itu. Beberapa hari di hutan Jambi, dia bersama rekannya akhirnya mendapat madu lebah asli lebih kurang 45 Kg. “Saya pikir kalau untuk konsumsi obat satu orang, tidak bakal habis, sebagian harus dijual,” katanya. Ternyata madu asli itu benar-benar mujarab, bukan hanya penyakit ibunya saja yang dapat disembuhkan bahkan kerabat ibunya juga disebuhkan. Padahal madu yang dihabiskan hanya berkisar 2 kg, jelas Hafis. Melihat hasil ini usaha madu itu, diteruskan dan saat ini dia sudah ke lima kalinya dari Medan berangkat ke Jambi dan terus kehutan tempat memesannya. Hasilnya dia bisa menghasilkan rata-rata Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta/bulan. Sementara 1 liter madu asli dijual antara Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Konsumen kita beri jaminan, jika tidak asli akan dikembalikan uangnya. Sementara bagi orang sakit yang tidak sembuh, setelah mengkonsumsi madu lebih kurang I liter, juga akan dikembalikan uangnya. Kenapa, kata Hafis, didalam Al qur’an diterangkan

Waspada/Abdullah Dadeh

Muhammad Hafis sedang memperlihatkan jenis madu asli yang dibawa dari Muara Bungo Jambi ke Medan. bahwa di dalam perut lebah keluar minuman dan madu bermacam-macam warnanya dan menjadi obat bagi orang yang sedang sakit. (m32)

Waspada/Zulkifli Darwis

Anggota ASITA melakukan foto bersama pada acara pembukaan Asita Travel Fair ke 2 di Hermes Palace Jalan Mogonsidi Medan, Jumat (11/4)

Sumut Butuh Even Besar Untuk Dongkrak Pariwisata MEDAN ( Waspada): Sumatera Utara membutuhkan even yang lebih besar agar kunjungan wisatawan lebih meningkat lagi karena pariwisata di daerah ini masih jauh tertinggal dengan provinsi lain di tanah air. ‘’Even yang dilaksanakan saat ini belum mampu mendongkrat kunjungan wisatawan oleh kar ena itu dibutuhkan even yang lebih besar lagi dari yang dilaksanakan selama ini, jelas Ketua Asosiasi Pariwisata (Asita) Sumut Solahuddin Nasution dalam kata sambutannya pada acara pembukaan Asita Travel Fair ke 2 di Hermes Palace Jalan Mogonsidi Medan, Jumat (11/4). Asita Travel Fair merupakan agenda setiap tahun ini merupakan edukasi bagi masyarakat mendapatkan paket-paket hiburan yang sesuai dengan keinginan dan menjadi ajang promosi bagi usaha pariwisata, lanjut Solahuddin Nasution. Menurut Solahuddin Nasution, even-even seperti ini perlu terus dikembangkan dan dilaksanakan secara rutin lagi karena dapat merangsang anggota Asita untuk terus berkreasi dan melahirkan ide-ide baru dalam memajukan dunia parawisata. Ketertinggal parawisata di Sumut ini justru karena kurangnya even-even seperti ini dan ini sangat berbeda dengan daerah lain yang rajin melaksanakannya sehingga kunjungan wisatawan ke daerah ini masih jauh jumlahnya dibanding daerah lain. Lihat saja Sumatera Barat dan Jawa dimana kunjungan wisatanya lebih baik, imbuhnya. Solahuddin mengakui pemerintah daerah telah melaksanakan even di Danau Toba, namun acaranya terlalu banyak sehingga perhatian kita terpecah-pecah akibatnya acara itu tidak mempu meningkatkan parawisata

yang berkunjung ke objek wisata itu. Ketua Asita Sumut ini, mencontohkan perkembangan parawisata di luar negeri yang selalu mengadakan kegiatan promosi secara besar –besaran dan akhirnya kunjungan wisatanya meningkat. ‘’Karena tidak ada suatu objek wisata dikenal tanpa ada promosi,’’ tegas Solahuddin. Agar promosi wisata dapat terlaksana dibutuhkan kerjasama antara semua pihak, terutama kepada pemerintah daerah/kota harus berkerjasama dengan pihak di provinsi atau kota Medan karena promosi sendiri-sendiri tidak akan membawa hasil yang baik. Untuk itu diharapkan peran serta pemerintah Provinsi untuk menyatukan potensi-potensi yang ada. Asita Travel Fair ke 2 ini dibuka Plt Kadis Parawisata Sumut Sri Hartini yang menyambut baik acara ini karena dapat mempromosikan wisata di Sumut dan berjanji akan melakukan kordinasi dengan pemkab/kota untuk meningkatkan parawisata di daerah ini. Dalam kesempatan terpisah, Sri mengakui kepada wartawan acara promosi memerlukan biaya yang cukup besar dibanding kegiatan lainnya sementara anggaran ke Dinas Parawisata Sumut hanya 10 miliar. Panca R Sarunggu dari pelaksana acara dalam kata sambutannya mengatakan peserta yang ikut dalan Asita Travel Fair ke 2 ini lebih banyak dibanding tahun lalu. Jumlah peserta saat ini mencapai 40 berasal dari agen perjalanan wisata, perusahaan penerbangan hingga perhotelan. Menurut Panca DPP Asita Pusat sangat mendukung acara ini karena Sumut merupakan pintu masuk bagian Utara Indonesia, sehingga diharapkan dengan Bandara Kuala Namu arus wisata baik domositik hingga luar negeri akan lebih baik lagi terutama dari India dan China.(m35)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.