Waspada, Sabtu 10 Februari 2018

Page 14

WASPADA

B6

Sabtu 10 Februari 2018

Sempat Tutup, Pemerintahan AS Kembali Beroperasi WASHINGTON, AS (Waspada): Setelah sempat berhenti beroperasi (shutdown) semalaman, Kongres akhirnya menyepakati anggaran semen-tara pemerintahan Amerika Serikat. Keputusan itu telah dikirim ke Presiden Donald Trump untuk ditandatangani, Jumat (9/2). Ke s e p a k a t a n d i c a p a i dengan perbandingan suara 240-186. Majelis yang didominasi Partai Republik membutuhkan suara dari Partai Demokrat untuk meloloskan anggaran tersebut. Senat lebih dulu meloloskan anggaran pada Jumat pagi. Pemerintahan federal tutup untuk kedua kalinya dalam rentang waktu kurang dari sebulan setelah Senator Partai Republik, Rand Paul (foto), mencegah anggaran diloloskan jelang tenggat. Pada awalnya, baik Partai Demokrat dan Republik samasama menyetujui batas pengeluaran pemerintah selama dua tahun ke depan.

Total, pengeluaran hingga 2020 bakal mencapai US$288 miliar (sekitar Rp3.929 triliun). Rinciannya, program dalam negeri bakal menerima kucuran dana US$128 miliar sekitar Rp1.746 triliun. Sedangkan sisanya, US$160 miliar (Rp2.183 triliun), digunakan untuk membiayai militer. Namun, Paul langsung menyatakan keberatannya atas anggaran tersebut. Sebab, bujet yang diajukan bakal membuat defisit AS semakin membengkak hingga US$20 triliun (Rp272.909 triliun). Karena Senat membutuhkan seluruh jawaban “Ya” dari anggotanya yang berjumlah 100 orang, maka bisa dibilang

kesepakatan bujet kembali kolaps. Dalam pidatonya, senator asal Kentucky itu mengatakan bahwa selama ini partainya, Republik, selalu mengritik anggaran yang diajukan mantan Presiden Barack Obama. Namun, ketika Trump mengajukan anggaran yang sama besarnya, Republik malah diam saja. “Bukankah ini yang merupakan definisi dari kemunafikan?” kecam Paul. “Saya tidak bisa diam saja ketika melihat partai saya mendukung hal ini,” lanjutnya. Dikutip dari New York Times, Paul mengatakan bahwa dia ingin agar setiap wakil rakyat bisa lebih kritis dalam menyikapi anggaran pemerintah. “Saya ingin membuka mata semua orang. Bagaimana mungkin mereka bisa melawan Obama, namun di sisi lain, mendukung pengeluaran besar Trump,” tutur Paul.

Sebelumnya, AS mengalami shutdown pada 20 Januari lalu. Saat itu, Demokrat tidak mencapai kata sepakat soal isu penanganan imigrasi. Demokrat ingin agar pemerintah memasukkan Program Penangguhan Tindakan bagi Imigran Anak-anak (DACA). Namun, Republik yang dikenal konservatif menentang rencana tersebut, dan berniat menggantinya dengan program kesehatan bagi warga kurang mampu. (afp/nyt/And)

Beritakan Unjukrasa, Sudan Sita 3 Surat Kabar KHARTOUM, Sudan (Waspada): Pasukan keamanan Sudan menyita seluruh surat kabar milik tiga media yang terbit pada Kamis (8/2) setelah ketiga media tersebut memberitakan aksi unjukrasa. Aksi demonstrasi yang dilakukan di ibu kota Khartoum dan sejumlah kota lainnya di Sudan itu didasari kenaikan harga pangan. Protes diorganisir kelompok oposisi dan telah berlangsung beberapa kali sejak awal Januari 2018, menyusul keputusan pemerintah Sudan yang menyerahkan impor gandum kepada pihak swasta dan memicu kenaikan tajam harga tepung. Media banyak yang mengritik keputusan pemerintah dan memberitakannya melalui surat kabar. Namun Badan Keamanan dan Intelijen Nasional (NISS) menyita hasil cetakan surat kabar tersebut. Tiga surat kabar yang disita pada Kamis yaitu surat kabar Al-Tayar, Al-Midan dan Al-Jadida. “Agen NISS menyita seluruh salinan surat kabar kami hari ini dan mereka tidak memberikan alasan apapun,” kata Editor Al-Jadida, Ashraf Abdelaziz kepada AFP. Media di Sudan kerap menjadi sasaran pemerintah lantaran pemberitaan yang mereka lakukan. Lembaga kebebasan pers internasional telah menempatkan negara itu di peringkat terendah untuk kebebasan pers. Sejumlah wartawan juga sempat ditahan saat meliput aksi demonstrasi di Khartoum pada bulan lalu, meski sebagian besar sudah kembali dibebaskan. (afp/And)

Ratusan Ribu Siswa Didiskualifikasi Karena Mencontek AP

KIM Yo-jong (tengah), adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tiba di bandara Incheon, Korea Selatan, Jumat (9/2), untuk menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

Adik Kim Jong-un Jadi Sorotan SEOUL, Korea Selatan ( Waspada): Nama Kim Yojong, adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, terus menjadi sorotan menyusul kunjungan bersejarahnya ke Korea Selatan untuk menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang. Yo-jong tiba di Bandara Internasional Incheon, Korsel, Jumat (9/2) siang, menggunakan jet pribadi. Perempuan yang diyakini berusia 30 tahun itu didampingi sejumlah utusan lain, termasuk kepala delegasi sekaligus kepala pemerintahan seremonial Korut, Kim Yong-nam. Lawatan ini bersejarah karena Yo-jong menjadi anggota keluarga pemimpin Korut pertama yang berkunjung ke Korsel, sejak kedua negara berperang pada 1950 lalu. Sampai saat ini, kedua negara secara teknis masih berperang karena konflik saat itu hanya

diakhiri oleh gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Kim Yo-jong adalah anak dari Kim Jong-il dan istri ketiganya yang merupakan seorang penari, Ko Yong Hui. Sama seperti sang kakak, Yojong sempat hidup dan bersekolah di Swiss. Dia dikabarkan sangat fasih berbahasa Inggris dan Prancis. Jabat tangan bersejarah Sementara itu, Presiden Korsel Moon Jae-in dan Kim Yong-nam bertemu dan berjabat tangan menjelang pembukaan Olimpiade Pyeongchang. Presiden Moon menjamu Kim Yong-nam dalam sebuah resepsi. Namun dalam resepsi ini Yo-jong, tidak tampak. Kim Yong-nam adalah pejabat level tertinggi dari Korut yang pernah menyambangi Korsel. Dia sudah bertemu dengan tiga presiden Korsel yang berbeda sejak 2000 dan 2007, dalam KTT Korut-Korsel di

Pyongyang. Masih pada hari yang sama, sedikitnya 800 demonstran anti-Korea Utara terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara di luar stadion Olimpiade Pyeongchang. Para demonstran membakar bendera Korut dan gambar Kim Jong-un. Mereka mengritik Presiden Moon Jae-in yang berupaya memanfaatkan ajang Olimpiade untuk memperbaiki relasi dengan Korut. Sebagian pengunjuk rasa juga mengkritik Korsel karena membuka kembali upaya dialog dengan Korut yang terus berambisi mengembangkan peluru kendali dan senjata nuklirnya. Sejumlah poster lainnya yang dibawa bahkan menyerukan Amerika Serikat, yang dijadwalkan turut hadir dalam pembukaan olimpiade, untuk mengebom Korut. (yonhap/afp/And)

NEW DELHI, India (Waspada): Sebanyak 500.000 murid Kelas 10 dan 12 dilaporkan didiskualifikasi pada dua hari pertama penyelenggaraan ujian di Negara Bagian Uttar Pradesh, India, Laman Hindustan Times, Kamis (8/2) melaporkan, mereka didiskualifikasi setelah ketahuan berbuat curang dengan menyontek. Seorang anggota Departemen Pendidikan Menengah berkata, otoritas pendidikan Uttar Pradesh memberlakukan inspeksi ketat ke semua pelajaran. Kebanyakan, siswa yang dikeluarkan karena mencontek berasal dari mata pelajaran bahasa Hindi, dan Sains Terapan. Wakil Menteri Utama Uttar Pradesh, Dinesh Sharma mengatakan, pemerintah ingin agar ujian digelar secara berkualitas dan jujur. “Kami memastikan tidak ada siswa yang menyontek, atau meniru siswa lainnya,” tegas Sharma yang juga bertindak sebagai ketua bidang pendidikan. IANS via Hindustan Times melaporkan, pada hari pertama, terdapat 69.201 murid dari Kelas 10. Sedangkan Kelas 12 tercatat ada 220.107 orang murid yang didiskualifikasi. (ht/And)

Selfie Di Rel, Tewas Disambar Kereta Api BANGKOK, Thailand (Waspada): Dua orang di Bangkok, Thailand, disambar kereta saat tengah berswafoto (selfie), Kamis (8/2), di Stasiun Samsen. Saksi mata yang merupakan teman korban, Amornthep Tipnongwaeng berkata, awalnya dia dan dua temannya minum-minum di dekat rel pukul 04.00 waktu setempat. Namun, Walailak Sukama dan Amnaj Nawantib yang tengah mabuk kemudian beranjak ke arah rel. Mereka berdua awalnya bermaksud selfie di atas rel. Namun, mereka tidak mengetahui jika ada kereta datang dari arah belakang. Akibatnya, Sukama tewas di tempat setelah terseret kereta. Sedangkan Nawantib terpental, dan mengalami luka parah. “Saat ini, mereka sudah dibawa menuju Rumah Sakit Vajira,” ujar Kapten Polisi Wisanusak Sueb In dalam keterangan resmi. Sueb In melanjutkan, polisi tengah menggelar investigasi untuk menentukan penyebab kejadian. (cna/ts/And)

Myanmar Lanjutkan Pembersihan Etnis Rohingya LONDON, Inggris (Waspada): Dalam sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh lembaga pengawas hak asasi manusia, Amnesty International (AI), pasukan militer Myanmar telah melanjutkan pembersihan etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Laporan tersebut disiapkan terkait kelaparan, penjarahan, dan kekerasan seksual yang memaksa ratusan orang melarikan diri dalam beberapa pekan terakhir. Sebanyak 19 pria dan wanita Rohingya, yang tiba di Cox’s Bazar, Bangladesh, baru-baru ini, menggambarkan bagaimana mereka menghadapi siksaan di rumah mereka dalam beberapa pekan terakhir, ketika agen kemanusiaan juga mendokumentasikan ribuan pendatang baru selama Desember dan Januari. Hampir 700.000 orang Rohingya melarikan diri dari kekejaman pasukan Myanmar sejak 25 Agustus tahun lalu, setelah Tentara Pembebasan Rohingya Arakan dilaporkan menyerang sekitar 30 pos keamanan di Rakhine. Kejahatan yang dilakukan oleh militer Myanmar mencakup pembunuhan

secara meluas; pemerkosaan, deportasi massal dan pembakaran desa secara sistematis. Menghadapi kritik global yang tajam, Myanmar menandatangani kesepakatan repatriasi dengan Bangladesh dan sedang mempersiapkan kembalinya orang-orang Rohingya, namun badan hak asasi manusia PBB mengatakan situasi di Rakhine sama sekali tidak

kondusif untuk keamanan, sukarela dan kembalinya martabat. “Terlindungi oleh penolakan dan kebohongan resmi, dan upaya bersama untuk menolak akses ke penyelidik independen, militer Myanmar terus lolos dengan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Matthew Wells, penasihat krisis senior di AI.

Penindasan yang sedang berlangsung tampaknya dirancang untuk membuat Rakhine utara tidak dapat dibenarkan karena puluhan ribu orang Rohingya masih ada di sana, kata AI. “Tanpa tindakan internasional yang lebih efektif, kampanye pembersihan etnis ini akan melanjutkan perjalanannya yang berbahaya,” ujar

AP

DALAM foto bertanggal 18 September 2017 ini tampak pengungsi Rohingya berebut bantuan makanan di penampungan di Cox Bazar, Bangladesh.

Matthew Wells. AI mendokumentasikan tiga insiden terbaru militer Myanmar yang menculik anak perempuan atau perempuan muda. Pada awal Januari, tentara memaksa masuk ke sebuah rumah di desa Hpoe Khaung Chaung, Kota Buthidaung. Saat tentara menggeledah rumah tersebut, Hasina, 25, mengatakan bahwa mereka menodongkan senjata agar pamannya menyerahkan sepupunya yang berusia 15 tahun, Samuda. Keluarga belum melihat gadis itu lagi. “Sejak awal krisis, respon masyarakat internasional terhadap kekejaman yang dialami penduduk Rohingya telah lemah dan tidak efektif, gagal untuk memahami tingkat keparahan situasi di negara bagian Rakhine utara atau memberi tekanan yang cukup besar pada militer Myanmar untuk menghentikan pembersihan etnis,” Kata Matthew Wells. Dia mengatakan embargo senjata dan sanksi yang ditargetkan sangat dibutuhkan untuk mengirim pesan bahwa pelanggaran ini tidak akan ditolerir. (tds/And)

BF

MOHAMMED Emwazi (Jihadi John) bersiap membunuh pekerja lembaga bantuan Inggris David Haines.

Dua Anggota Bengis ISIS Ditangkap WASHINGTON, AS ( Waspada): Dua anggota kelompok Negara Islam di Irak dan Syria (ISIS) asal Inggris ditangkap oleh pasukan Syria. Keduanya dikenal bengis dengan peran mereka melakukan sejumlah penyiksaan dan pembunuhan sandera asal Barat. Dua orang ini adalah bagian dari empat militan yang dikenal dengan sebutan “The Beatles” karena berbahasa Inggris dengan akses Inggris yang kental. Mereka dikenal karena video pemenggalan kepala sandera. Penangkapan algojo yang diidentifikasi bernama Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times,. Pada Kamis (8/2), pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi penangkapan dua anggota ISIS tersebut. Tanpa menyebutkan namanya, pejabat AS mengatakan Pasukan Demokratik Syria (SDF) telah menangkap keduanya pada awal Januari ini di Syria sebelah timur. Koalisi yang dipimpin AS itu telah mendorong ISIS keluar dari sebagian besar wilayah yang dikuasai di Irak dan Syria. Namun, pemimpin ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, masih menjadi buronan militer. Kementerian Luar Negeri AS pernah memberi sanksi kepada Kotey pada Januari 2016 atas perannya menjadi penjaga dan kemungkinan terlibat dalam eksekusi

sandera. Dia diduga menggunakan metode penyiksaan yang kejam, yermasuk kejutan listrik dan waterboarding (teknik interogasi dengan menutup kepala kemudian disiram dengan air). Kotey juga bertanggung jawab atas perekrutan beberapa warga Inggris untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Pada Maret 2017, Elsyekh juga menerima sanksi karena turut terlibat dalam penyiksaan sandera dengan waterboarding hingga penyaliban, ketika bertugas sebagai sipir di ISIS. Di antara anggota kelompok “Beatles” ISIS lainnya adalah Mohammed Emwazi atau yang sangat terkenal dengan julukan ‘Jihadi John’. Dia terbunuh pada 2015 dalam serangan pesawat tanpa awak oleh koalisi AS. Anggota keempat kelompok tersebut bernama Aine Davis, yang kini telah ditahan di Turki. Emwazi merupakan pemimpin kelompok tersebut. Dia mendapat ketenaran setelah memenggal sandera dan menyebarkan rekaman di internet. Korbannya termasuk jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, jurnalis asal Jepang bernama Kenji Goto, dan pekerja lembaga bantuan Inggris David Haines dan Alan Henning. Kelompok “Beatles” menangani lebih dari 20 sandera asing sepanjang 2014-2015. Mereka menghasilkan jutaan dolar AS dari pembayaran uang tebusan. (cna/afp/And)

Bankir Pembunuh WNI Dihukum Seumur Hidup H O N G KO N G , C h i n a (Waspada): Pengadilan Hongkong, Jumat (9/2), menolak banding yang diajukan bankir Inggris, Rurik Jutting, yang membunuh dua wanita Indonesia. Dengan demikian, Jutting tetap harus menjalani hukuman penjara seumur hidup yang telah dijatuhkan kepadanya. Dalam sidang banding yang digelar Desember 2017, Jutting melalui pengacaranya bersikeras bahwa persidangan yang dipimpin hakim Michael Stuart-Moore berjalan dengan tidak adil. Saat itu, pengacara Jutting menyebut hakim menyesatkan juri dalam mengambil keputusan. Pengadilan Banding Hongkong memutuskan menolak argumen itu dan menguatkan dua vonis penjara seumur hidup yang harus dijalani secara bersamaan oleh Jutting. “Tidak ada kepatutan apapun dalam dasar banding ini,” demikian bunyi putusan Pengadilan Banding Hongkong.

Diketahui bahwa pada November 2016, Jutting dinyatakan bersalah atas dakwaan penyiksaan dan pembunuhan dua wanita Indonesia bernama Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih. Jutting dijatuhi dua vonis penjara seumur hidup oleh pengadilan Hongkong. Dalam argumennya saat sidang banding, pengacara Jutting, Gerard McCoy, menyebut hakim Stuart-Moore telah ‘secara keliru’ mengarahkan para juri dalam persidangan putusan pada 2016. McCoy menegaskan, hakim menyatukan ‘abnormalitas pikiran’ dengan ‘gangguan kejiwaan’. Hal itu terjadi saat sang hakim meminta para juri menilai apakah kondisi p i k i r a n Ju t t i n g s a a t i t u menghilangkan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Namun dalam putusan banding, Pengadilan Banding Hongkong dengan tegas menolak argumen pengacara Jutting itu. Putusan banding

dijatuhkan oleh hakim Michael Lunn selaku Wakil Ketua Pengadilan Banding Hongkong, kemudian hakim banding Andrew Macrae dan hakim Pengadilan First Instance Kevin Zervos. Kajian dari Kementerian Kehakiman London, yang diwakili oleh pengacara hukum John Reading SC juga menegaskan kepada ketiga hakim pengambil keputusan bahwa arahan oleh hakim Stuart-Moore dalam sidang Jutting adalah ‘pantas’. Atas ditolaknya banding yang diajukannya, Jutting yang hadir dengan kaos biru ini hanya mengangguk. Jutting masih bisa mengajukan kasasi ke pengadilan yang lebih tinggi lagi, Pengadilan Banding Final. Namun ditolaknya banding pada Jumat berarti dia harus terus menjalani masa hukuman penjara seumur hidup di Stanley Prison di Hong Kong bagian selatan. (cnn/scmp/And)

Perokok Di Saudi Akan Didenda Rp18 Juta RIYADH, Arab Saudi (Waspada): Komite Nasional Pengendalian Tembakau Arab Saudi tengah dalam proses memberlakukan aturan sanksi anti-perokok yang akan menjatuhkan denda hingga 5.000 riyal (sekitar Rp18 juta) bagi perokok di kawasan yang dilarang. Laman Al Arabiya, Rabu, melaporkan, diatur dalam peraturan anti-perokok di Arab Saudi, tindakan merokok akan dilarang di sejumlah tempat umum. Di antaranya, lapangan di sekitar masjid dan tempat ibadah, fasilitas pendidikan, kesehatan, olahraga, kebudayaan, sosial dan amal, serta tempat kerja di perusahaan, institusi, pabrik, bank dan sejenisnya. Merokok juga dilarang di moda transportasi umum, baik di darat, laut maupun udara, di tempat-tempat yang menawarkan makanan dan minuman, serta pabrik pengolahan maupun pengemasan. Larangan merokok juga berlaku di

tempat distribusi produk minyak, transportasi, lokasi penyulingan, termasuk stasiun distribusi bahan bakar dan gas, tempat penyimpanan, lift dan toilet. Aktivitas merokok yang dilarang tidak hanya mengisap rokok, namun juga jenis dan turunan lainnya, seperti cerutu, rokok pipa, shisha, tembakau dalam bentuk permen karet, maupun dalam bentuk dan penyimpanan lainnya yang relevan. Selain pada perokok, peraturan yang disahkan pemerintah Saudi juga menyetujui menghukum siapapun yang terbukti bersalah melakukan budidaya atau pembuatan tembakau dan turunannya di wilayah negara itu. Pelanggar untuk budidaya tembakau bakal dituntut dengan denda hingga 20.000 riyal atau lebih dari Rp72 juta. Sumber informasi yang didapat Al Arabiya, juga tengah disiapkan klinik keliling yang akan merawat para perokok. (al-arabiya/And)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.