Waspada, Rabu 18 Januri 2012

Page 24

Aceh

B10

ASIA Ganti Nama Menjadi FPIA BANDA ACEH (Waspada) : Organisasi pedagang ikan di Aceh yang semula bernama Asosiasi Saudagar Ikan Aceh (ASIA) berganti nama menjadi Federasi Pedagang Ikan Aceh (FPIA). Sementara untuk Ketua dan Sekretaris dipercayakan kepada Abu Bakar dan Zulkifli. Keputusan perubahan nama ASIA menjadi FPIA dan pemilihan ketua dan sekretaris ini terjadi dalam Kongres II Asosiasi Saudagar Ikan Aceh (ASIA) yang berlangsung di Hotel Lading Banda Aceh, 12-13 Januari lalu, diikuti 23 peserta dari 14 kabupaten/kota di Aceh. “Perubahan nama ini merupakan hasil kesepakatan bersama para peserta dan pengurus yang terpilih ini untuk periode 20122017,” jelas Ketua FPIA terpilih, Abu Bakar di Banda Aceh, Selasa (17/1). Perubahan itu, kata Abu Bakar, disebabkan karena penyebutan kata “saudagar” menunjukkan bahwa para pedagang ikan Aceh ini merupakan pedagang besar semua yang melakukan ekspor ikan keluar negeri. “Kenyataannya, hanya beberapa orang yang melakukan ekspor ikan, sedangkan yang lain masih menjajaki dan merintis usaha ekspor ikan keluar negeri,” jelasnya. (b04)

Remaja Pemakai Ganja Diamankan Polres Aceh Singkil SUBULUSSALAM (Waspada): Lima orang remaja diduga pemakai ganja yang diciduk secara terpisah diboyong ke Mapolres Aceh Singkil. Bersama tersangka, turut diamankan 0,5 Kg ganja kering dalam plastik dan 2 Kg basah telah diamankan di Mapolres Aceh Singkil, Senin (16/1). Kapolres Aceh Singkil AKBP Helmi Kwarta melalui Kasat Narkoba AKP Sutrisman, Selasa (17/1) mengatakan, penangkapan menyusul laporan masyarakat. Dikatakan, persis di depan RSU Singkil Desa Gunung Lagan Kec. Gunung Meriah Kab. Aceh Singkil, Andika Rahman, 26 pekerja tukang dilaporkan sedang menikmarti ganja. Hasil gledah, tersangka bersama barang bukti (BB) 0,5 Kg ganja kering berhasil diamankan, Senin sekira pukul 14:00. Pengembangan pihaknya ke Desa Lae Langge, Kec. Sultan Daulat, Subulussalam pukul 18:00 hari yang sama, empat tersangka lain diciduk. Adi, 18 serta remaja usia 19 yakni Budi, Basir dan Barulah serta 2 kg ganja basah diboyong ke Mapolres Aceh Singkil untuk proses lebih lanjut. “Semua tersangka sudah di Polres,” pesan singkat Sutrisman. (b28)

Bappeda Luncurkan Aceh Info Versi 5 BANDAACEH (Waspada): Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh luncurkan Aceh Info versi 5, aplikasi database yang dapat dimanfaatkan secara terbuka berbagai pihak untuk mengetahui informasi kemajuan pembangunan Aceh “Aceh Info versi 5 ini merupakan aplikasi data base yang dapat dimanfaatkan secara terbuka oleh berbagai stakeholder untuk mengetahui berbagai informasi tentang kemajuan pembangunan Aceh,” sebut Taufiqurrahman, SP.MM, Selasa (17/1). Kepala Sub Bidang Data dan Pemantauan Evaluasi Pembangunan Bappeda Aceh ini mengatakan, data yang diinput Aceh Info versi 5 bersumber dari berbagai pihak, baik SKPA, instansi vertikal termasuk Badan Pusat Statitik. Kepala Bappeda, Ir Iskandar, MSc, saat peluncuran akhir pekan lalu mengatakan Pemerintah Aceh memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) maupun jangka panjang. “Ini dilakukan untuk mengawal pencapaian visi dan misi tersebut sehingga perlu dilakukan pengukuran dan pencatatan secara berkala terhadap output dan outcome pembangunan Aceh yang telah dicapai,” tandas Iskandar. Dikatakan, Bappeda Aceh tidak akan berhenti sampai di sini dalam hal penyediaan data dan informasi pembangunan. ‘’Kita akan mengintegrasikan Aceh Info dengan pusat data dan informasi (pusdatin) yang telah dilaunching Desember 2011,” katanya. Ke depan juga, tambah Iskandar, Bappeda akan menghasilkan kembali Aceh Info dengan versi selanjutnya yang lebih lengkap dan lebih sempurna sesuai dengan perkembangan kebutuhan data untuk pembangunan. (b06)

Bus Kurnia Terperosok BIREUEN (Waspada) : Bus Kurnia BL 7352 PB dari arah Banda Aceh menuju Medan, Senin (16/1) sekira pukul 23:00 terperosok ke luar bahu jalan dengan kedalaman mencapai satu meter di kawasan Gampong Raya Dagang, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen. Kendati demikian, semua penumpang bus dilaporkan selamat. “Hanya sopir yang dibawa ke Puskesmas,” ucap warga di lokasi kejadian. Data di UGD Puskesmas Peusangan, sopir bus yang mengalami kecelakaan, Basyaruddin Ahmad, warga Desa Aron Kuta Baro, Sigli, mengalami luka robek di bagian belakang kepalanya. “Kemudian Daus, kernetnya hanya mengalami luka lecet, keduanya sudah pulang,” ucap petugas di Puskesmas Peusangan. Sejumlah penumpang bus yang terperosok itu kemudian diover pada bus Kurnia lainnya untuk melanjutkan perjalanan. Anggota Satlantas Polres Bireuen yang dipimpin Kasat Lantas AKP H Suharmadi terjun ke TKP. (b17)

Bekerja Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat BIREUEN (Waspada) : Tanpa terasa kita sudah melewati tahun 2011 dan memasuki 2012 untuk memulai pelaksanaan pembangunan daerah di Kabupaten Bireuen tahun anggaran 2012. Upacara Hari Kesadaran Nasional yang dilaksanakan pertama kali memasuki tahun 2012, selaku abdi negara dan abdi masyarakat harus mempersiapkan diri bekerja bersama-sama menuju perwujudan kesejahteraan rakyat. Bupati Bireuen Nurdin Abdul Rahman menegaskan hal itu dalam sambutannya pada upacara Hari Kesadaran Nasional di halaman Pendopo Bupati Bireuen, Selasa (17/1). Hadir dalam upacara Wakil Bupati H Busmadar Ismail, Ketua DPRK Ridwan Muhammad, Sekretaris Daerah Razuardi MT, para Kadis, Badan, Kantor, Sekwan, Inspektur, para Kabag dan PNS di lingkungan Pemkab Bireuen. Di Aceh sudah ada tenaga honorer yang dirumahkan antara lain di Kabupaten Aceh Jaya. Terkait dengan hal itu bupati berharap PNS Kabupaten Bireuen dapat meningkatkan kinerja agar jumlah PNS yang besar seimbang dengan hasil kerja. (b12)

Rabu 18 Januari 2012

Jeumala Amal Butuh Jembatan Penyeberangan

Jalan Beureunun-Tangse Dibiarkan Tertimbun Longsor SIGLI (Waspada): Sepanjang 100 meter jalan negara lintas Berureunun-Tangse, persis di Dusun Geunie, Desa Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie dibiarkan tertimbun tanah longsor. Kondisi itu dibiarkan berlangsung satu minggu terakhir ini. Akibatnya masyarakat yang menggunakan roda dua yang datang dari dua arah, kesulitan melaju di atas badan jalan negara tersebut. Bahkan pasca tertimbunnya jalan itu, kendaraan roda empat juga kesulitan melewati ruas jalan itu. Anuar, 35, warga Desa Keutapang kepada Waspada, Selasa (17/1) mengatakan, jalan tertimbun tanah longsor yang turun dari perbukitan setempat saat hujan lebat terjadi beberapa hari lalu. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat yang kebetulan melitas harus dibantu dorong warga setempat. Namun, setelah dua hari berlangsung, tanah longsor yang sebelumnya becek kini telah mengeras. Meskipun begitu pada bagian tengah badan jalan masih berlumpur. Satuan Kerja (Satker) Jalan Provinsi Aceh, Ahmad Faisal, Selasa (17/1) mengatakan, besok (hari ini-red), Rabu (18/1) pihaknya akan menurunkan alat berat untuk membersihkan tanah longsor di badan jalan itu. Lambanya pihaknya menurunkan alat berat karena belum ada laporan dari masyarakat. “ Besok kita akan kerahkan alat berat untuk membersihkan tanah longsor ,” demikian Ahmad Faisal. (b10)

WASPADA

Waspada/Muhammad Riza

SEKIRA 100 meter jalan negara di Dusun Geuni, Desa Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse Pidie sudah satu minggu ini dibiarkan tertimbun longsor. Tampak di gambar sejumlah kendaraan kesulitan berjalan di lintas tersebut. Selasa (17/1).

Irwandi Segera Bahas Kasus Hengkangnya Warga Bulohseuma TAPAKTUAN(Waspada): Kasus hengkangnya 800 jiwa (197 kk) warga Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon, dari Kabupaten Aceh Selatan, bergabung ke Pemko Subulussalam yang selama ini mengaku dianaktirikan, mendapat perhatian serius dari Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.

Kepala Pemerintahan Aceh itu, dijadwalkan membahas kasus itu Jumat (20/1) mendatang, di kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh. Pembahasan dilakukan bersama pihak terkait seperti Bupati Aceh Selatan Husin Yusuf, Walikota Subulussalam T Marah Sakti, DPRA, DPRK Aceh Selatan dan aktivis mahasiswa serta dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Bulohseuma. Pegiat LSM Rimueng Lamkalut, Bestari Raden, kepada Waspada, Selasa (17/1), menyebutkan jadwal pembahasan merupakan hasil pertemuan tokoh masyarakat Bulohseuma, dipimpin Ketua Panitia Pemindahan Masyarakat Bulohseuma

(PPMB), Pawang Nasruddin dengan Gubernur Aceh, diwakili Asisten I Setdaprov Aceh Marwan Sufi, di Lantai III Kantor Gubernur Aceh, Senin (16/1). Langkah itu, kata Bestari yang mendampingi tokoh masyarakat daerah terpencil itu, merupakan alternatif terbaik, guna menyelesaikan kasus hengkangnya warga Bulohseuma ke Pemko Subulussalam, agar tidak berlarut. Mengingat tekad mereka bergabung ke Pemko daerah tetangga itu sudah bulat, setelah mereka menyerahkan KTP dan stempel desa/mukim kepada DPRK Aceh Selatan beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan dengan pejabat teras Pemprov Aceh itu, Pawang Nasruddin menyebutkan niat bergabung ke pemko Subulussalam telah bulat, guna merubah nasib warga Kemukiman Bulohseuma yang telah 66 tahun hidup di daerah terpencil, meski masih berada dalam satu kawasan daratan dan bukan daerah kepulauan. “Dengan perpindahan ini, kami berharap nasib kami bisa berubah, karena selama ini kami dianaktirikan,”sebut Panglima Laot Bulohseuma serya menambahkan sampai saat ini warganya masih menempuh jalur laut menuju ke pusat ke-

camatan, Keude Trumon sejaral 36 kilometer, dengan waktu tempuh selama tiga jam. Pemkab Aceh Selatan menurut dia, hingga saat ini baru membangun jalan tembus Keude Trumon ke Bulohseuma sejarak dua kilometer. Jalan tersebut letaknya persis antara gampong Ie Meudama ke Teupin Tinggi. Sedangkan dari Teupin Tinggi ke Bulohseuma hingga saat ini tidak jelas pembangunannnya, sehingga Kemukiman Bulohseuma hingga sekarang masih terisolir. Menanggapi itu, Asisten I Marwan Sufi mengungkapkan persoalan rencana pemindahan warga Kemukiman Bulohseuma ke Subulussalam harus dibahas secara matang. Karenanya pembahasannnya akan dilakukan Jumat mendatang dan langsung dipimpin Gubernur Irwandi Yusuf. Begitu pun ia mengingatkan perangkat mukim dan desa di Bulohseuma agar tetap melayani kepentingan masyarakat, meski stempel telah diserahkan kepada SPRK Aceh Selatan. ”Proses pemindahan antar kabupaten membutuhkan waktu lama, karena menyangkut pengurangan dan penambahan wilayah kabupatennya,”kata Marwan Sufi, sebagaimana dikutip Bestari Raden. (b30)

Aceh Sepakat Cabang II Medan Undang 3.000 Jamaah Kenduri Maulid MEDAN ( Waspada) : Keluarga besar Aceh Sepakat Cabang II Medan tahun 1433 H/ 2012, kembali mengadakan peringatan sekaligus kenduri Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Maulid rencananya akan dilaksanakan 25 Februari 2012, di komplek Masjid Raya dan Balai Raya Aceh Sepakat, Jalan Mangkara No:2 Petisah Medan. Suriadin Noernikmat, ST, (foto) selaku Ketua panitia didampingi Ketua DPC II Aceh Sepakat Medan HM Husni Mustafa, SE sebagai penanggung jawab, sekretaris panitia T Munthadar, wakil sekretaris Dinar Nyak Idin Waly dan Ida Fitriani, SE serta bendahara H Arbie Abdul Gani dan HT Johar Arifin, dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (17/1) menjelaskan, acara ini seperti tahun-

tahun lalu akan menjamu 2.000 hingga 3.000 jamaah. Panitia akan menyembelih empat ekor lembu dan dimasak di 5 tempat dengan menu kari khas Aceh serta akan disajikan dengan sistem penyajian kuah beulangong. Panitia juga akan menyajikan hidangan sajian mengguna-

kan beberapa dalong (talam khas adat Aceh), berisikan beraneka ragam masakan khas Aceh dan kuliner nasional untuk tamu-tamu tertentu. Sedangkan kebutuhan nasinya seperti tahun-tahun lalu, anggota Aceh Sepakat melalui pengurus Anak Cabang dalam lingkungan Cabang II Aceh Sepakat Medan, jumlahnya ada 6 anak cabang, menyumbang bu kulah (nasi bungkus khas Aceh), setiap bungkusnya disertai sebuah telur asin. “Karena acara peringatan maulid ini bersamaan dengan kenduri maulid dan semua jamaah makan serentak, panitia sengaja dibentuk dengan melibatkan banyak personel, terdiri dari para pengurus Anak Cabang dalam lingkup Cabang II Aceh Sepakat Medan,” kata Dinar Nyak Idin Waly. (m32)

Aminullah: Lembaga Keuangan Syariah Di Aceh Masih Minim BANDA ACEH (Waspada): Hampir sepuluh tahun Aceh menerapkan Syariat Islam, namun kehadiran Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di daerah ini dinilai masih minim. Baru 20 persen berpola Syariah, sedangkan 80 persen masih konvensional. “Mestinya saat ini posisinya sudah fifty-fifty. 50 persen konvesional dan 50 persen lagi sudah berpola Syariah,” kata Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh, H Aminullah Usman, SE.Akdi Banda Aceh, kemarin. Untuk menuju 80 persen Syariah dan 20 persen konvensional, menurut mantan Dirut Bank Aceh (dulu BPD Aceh) ini masih butuh waktu panjang. Bila dilihat perkembangan seperti sekarang ini, dia prediksikan Aceh masih butuh waktu

antara 15 hingga 20 tahun lagi. “Yang ideal bila komposisinya 80 persen Syariah dan 20 persen bank konvensional dikaitkan dengan pelaksanaan Syariat Islam, maka aktifitas ekonomi masyarakat juga perlu berpegang pada pola Syariah,” tegasnya. Terkait itulah, Ketua MES Aceh ini mengimbau kepada pemerintah untuk terus mendorong tumbuhnya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) baik mikro maupun makro ke depan jumlahnya harus terus diperbanyak di Aceh seperti halnya perbankan, asuransi, pegadaian, koperasi dan lainnya. Menurut Aminullah Usman yang maju sebagai calon Walikota untuk memperbaiki ekonomi warga kota Banda Aceh ini, prospek LKS ke depan cukup bagus. Dengan catatan, pemerintah dan pelaku bisnis

memberi apresiasi, dorongan dan sosialisasi kepada masyarakat luas. Sebaliknya, sebut Aminullah, sampai kini masih ada kab/kota di Aceh yang sama sekali belum memiliki LKS. “Ini harus menjadi perhatian bersama,” imbuhnya. Dalam kesempatan itu, Aminullah menyatakan, selain mempunyai suatu daya tahan yang kuat terhadap berbagai krisis, LKS jelas tidak bisa dipisahkan dari keseharian masyarakat yang bersyariat Islam. Karena itu, ia mengusulkan, untuk mendukung pengembangan lembaga keuangan syariah ini di Aceh perlu digodok qanun (peraturan) tentang LKS. “Saya yakin, bila sudah ada qanun maka keberadaan lembaga keuangan Syariah di Aceh akan cepat mau dan berkembang,” sebut Aminullah Usman menutup pembicaraan. (b01)

LUENGPUTU, Pijay (Waspada) : Menyusul semakin padatnya aktivitas dan arus lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Banda AcehMedan, membuat Pimpinan dan dewan guru semakin khawatir terhadap keselamatan ribuan santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Terpadu Dayah Jeumala Samal (DJA) Luengputu, Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay). Pimpinan, dewan guru dan para orangtua santri akhir-akhir ini semakin khawatir karena rentanya terjadi kecelakaan di jalan raya itu saat para santri ingin menyeberang jalan dari kampus A ke kampus B yang letak lokasinya berseberangan jalan, ungkap beberapa dewan guru DJA kepada Waspada, Selasa (17/1). Untuk mengatasi sering terjadinya kecelakaan di kawasan itu, pimpinan dan dewan guru di Dayah Jeumala Amal meminta kepada pemerintah hendaknya dapat membangun sebuah jembatan penyeberangan yang dapat menghubungkan kampus A dengan kampus B. Pimpinan Dayah Jeumala Amal (DJA) Luengputu, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Drs Tgk H Anwar Yusuf, MA, mengharapkan pemerintah membangun sebuah jembatan penyeberangan di sana. Sejauh jembatan penyeberangan belum ada, kami dan orang tua santri sangat was-was terhadap keselamatan anak-anak, karena saban hari santri yang menyeberangi jalan raya itu penuh

risiko, sebutnya. Menurut Tgk. Anwar, Dayah Jeumala Amal yang terletak di dua lokasi dibatasi jalan negara Banda Aceh-Medan. Kampus A berada di sebelah utara jalan negara, dikhususkan untuk santri wanita. Sementara Kampus B berada di belahan selatan ditempati santri pria. Bagi santri kedua kompleks berbeda saling berkaitan, terutama ketika hendak ke perpustakaan serta beberapa kegiatan rutin lainnya. Untuk menuju kedua kampus yang berbeda itu, santri terpaksa harus melintasi jalan raya yang nyaris tak pernah sepi setiap saat. Kondisi seperti itu berisiko tinggi terhadap kecelakaan lalu lintas. Bahkan, hampir setiap hari ada saja musibah yang terjadi di kawasan itu, walau hanya kecelakaan atau luka ringan. Kondisi sangat rawan kecelakaan itu diperparah lagi, karena tidak jauh dari lokasi penyeberangan para santri itu terdapat tikungan tajam dan kepadatan aktivitas Pasar Luengputu serta siswa sekolah SMPN 1 Luengputu. “Di sana sangat membutuhkan sebuah jembatan penyebarangan, “timpal Tgk Anwar Yusuf. Dengan adanya jembatan penyeberangan, bukan hanya dapat menghindari laka lantas saja. Tetapi, akses sekira 1.000-an orang santri yang menimba ilmu agama di dayah ternama di Aceh itu menjadi lancar dan para orang tua santri pun tidak risau atau gundah dengan keadaan selama ini, cetus Tgk Anwar.(b09)

Oknum Polisi Pidie Aniaya Sopir Asal Bener Meriah SIGLI (Waspada) : Muhammad Basyir, 37, warga Kecamatan Bandar Meriah, Kabupaten Bener Meriah, yang berprofesi sebagai sopir mobil pick-up pengangkut sayuran babak belur diduga dianiaya seorang oknum polisi, Selasa (17/1) sekira pukul 00:58 dini hari. Kasus penganiayaan itu terjadi di lintas jalan negara Banda Aceh-Medan, tepatnya di Desa Lilei, Kecamatan Mutiara Barat, setelah mobil pick- up BL 8441 LK yang ditumpangi Basyir (korban),menyenggol mobil sedan BK 1567 DM yang ditumpangi oknum polisi berinisial Bripka S, anggota Polsek Samalanga, Kabupaten Bireuen. Kasat Lantas Polres Pidie AKP M Dahlan, yang dihubungi wartawan untuk dikonfirmasi mengarahkannya untuk menghubungi Kabag Ops Polres Pidie Kompol H Nazaruddin. “Saya belum tahu aksi pemukulan terhadap M Basyir yang diduga dilakukan oleh oknum polisi. Kita akan chek. Nanti akan saya informasikan kembali,” kata Kompol Nazaruddin. Mobil pick-up yang ditumpangi korban sedang berjalan dari arah Banda Aceh bersama sejumlah penumpang menuju Lhokseumawe.

Di dalam mobil selain korban juga ada penumpang lainnya yaitu Win Saradewa, 21, dan Rinardi, 18, warga Bener Meriah. Sedang mobil pelaku melaju dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh. Namun setibanya di TKP mobil sedan pelaku diserempet mobik korban yang menyebabkan kaca spion mobil sedan milik oknum polisi itu pecah. Oknum polisi keluar dari mobil dan langsung memukul korban dengan menggunakan gagang pistol Colt 38. Kendati korban sempat minta maaf, tetapi oknum polisi itu tidak perduli dan terus memukul sopir mobil pengangkut sayur itu sampai roboh dan menahan kesakitan di bagian pinggang. Selain memukul, oknum polisi Bripka S juga meminta ganti rugi senilai Rp3 juta, untuk mengganti kaca spion mobil sedannya. Namun korban tidak menyanggupinya, lalu oknum polisi kembali membalbal korban. Kendati mendapat perlakuan kasar dari oknum penegak hukum, tetapi Muhammad Basyir hanya menyanggupi membayar Rp1 juta. Meski telah diberikan uang ganti rugi, oknum polisi itu malah memecahkan kaca mobil korban. (b10)

Kasus Penipuan STPDN Di Gayo Lues Terdakwa Tuding JPU Langgar Ketentuan BLANGKEJEREN (Waspada): Sidang kasus penipuan penerimaan calon Tatapraja STPDN yang dilakukan oleh oknum PNS Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gayo Lues, Abdiansyah kembali dilanjutkan di persidangan Pengadilan Negeri Blangkejeren, Selasa(17/1) dengan agenda pembelaan atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sidang dipimpin Ketua majelis hakim, Armansyah Putra,SH. Dalam nota pembelaan, terdakwa Abdiansyah menuding Jaksa Penuntut Umum Ramli, SH telah banyak melanggar berbagai ketentuan, antara lain, salah dalam pembuatan gelar, yang tidak dianjurkan KUHAP pasal 143 ayat 2 huruf (a). selain itu dalam dakwaan JPU, korban Alimsyah tidak pernah menyerahkan uang pada 23 Juli 2009. Terdakwa membantah pada 13 Agustus 2009 saksi korban Abdurahman tidak ada menyerahkan uang kepada terdakwa, melainkan korban mengirim langsung uang pada 11 Agustus 2009 Rp25 juta ke rekening Azhar,A.Pi.MM. JPU juga kata terdakwa, telah melanggar perintah pengadilan, karena dari alat-alat bukti yang diajukan JPU dalam persidangan telah melakukan pembangkangan atas perintah Pengadilan Negeri Blangkejeren, jelas melanggar pasal 4 (3) menyatakan, segala campur

tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain dari luar kekuasaan kehakiman dilarang kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam UUD RI 1945. “ Contohnya, dalam proses persidangan saksi JPU mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang saksi, seharusnya saksi yang menjawab bukan JPU yang menjawab pertanyaan tersebut, model seperti ini mirip seperti pengajaran anak-anak sekolah TK, karena JPU bukan guru TK, “ pungkas terdakwa. Bahkan kata terdakwa, JPU tidak mengindahkan prosedur KUHAP karena pada tingkat penyidik dasar pemanggilan pertama sampai terakhir salah membuat dasar hukum pemanggilan sebagai bukti pasal 111 ayat (1), (2) KUHAP, “ coba tolong pahami isi pasal, yang benar adalah pasal 11 KUHAP semestinya dicantumkan, mengapa JPU mau menerima berkas dari penyidik Polres,” ujarnya. Sementara, JPU menuntut terdakwa 2 tahun penjara sesuai pasal 378 KUHAP jo pasal 65 ayat (1) KUHAP jo pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHAP. Bersama bukti-bukti beberapa lembar kuitansi serta bukti penerimaan uang dari korban H Alipiah yang ditandatangani terdakwa sebesar Rp 80 juta. Dari korban Alimsyah Rp95 juta korban Abdurahman Rp105 juta semuanya di atas materai Rp6.000. (cjs)

Dua Posramil Di Aceh Tengah Dibangun TAKENGEN( Waspada): Masyarakat Kecamatan Kute Panang dan Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, sudah cukup lama meminta agar di daerahnya berdiri pos tentara. Permintaan yang disampaikan warga di sana sejak konflik Aceh itu, baru dapat terealisasi medio Januari 2012. Danrem 011 /LW Kol. Inf A. Rachim Siregar langsung meletakkan batu pertama pembangunan dua Posramil (Pos Rayon Militer) di kawasan berbukit, hamparan kopi dan tebu itu. “Terima kasih, sudah lama masyarakat di sini meminta agar di Kecamatan Ketol dan Kecamatan Kute Panang, ada pos TNI. Dengan adanya dua pos TNI masyarakat mulai nyaman, apalagi dikaitkan dengan situasi Aceh ahir-ahir ini,” sebut Kepala Kampung Pantan Sile Muhammad Saleh, ketika peletakan batu pertama pembangunan posramil di Kampung Pantan Sile, Kecamatan Kute Panang, Selasa (17/1). Dua Posramil di dua kecamatan itu, merupakan perpanjangan tangan dari Koramil yang terdekat. Belum seluruh kecamatan yang ada di Aceh Tengah telah berdiri Koramil. Karena luas wilayah, dengan tofograpi berbukit dan lembah, masyarakat meminta penambahan kekuatan militer. Untuk mempermudah dan menjawab permintaan masyarakat, ahirnya TNI menambah dua posramil di daerah dingin itu. Danrem yang didampingi Dandim 0106 Aceh Tengah Letkol Inf. Sarwoyadi, kepada masyarakat mengingatkan, agar meningkatkan kewaspadaan. “ Banyak aksi penembakan di

Aceh, tumbangnya tower listrik, aksi perampokan bersenjata, sengaja dilakukan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab untuk merusak perdamaian Aceh,” sebut Danrem. “Untuk itu,” sebut Danrem,” masyarakat jangan terpancing oleh isu yang tidak jelas kebenarannya. Aksi kejahatan yang terjadi di Aceh, jangan membuat masyarakat panik. Marilah kita saling berkoordinasi, sampaikan informasi kepada aparat keamanan, bila ada hal-hal yang mencurigakan.” Hadir dalam peletakan batu pertama ini, Danyonif 114/SM Letkol Inf. Handoko Prasetyo, Kasi Ops Rem 011/LW Letkol Kav. Kuswanto, Kasi Ter Rem 011/LW Mayor Inf. Jaka Sutanta S.Sos, Pasi Intel Rem 011/LW Mayor Arh. Donny Indiawan, Kasdim 0106/Ateng Mayor Inf. David, serta pewira jajaran Kodim 0106, dan Muspika setempat. Kecamatan Ketol dan Kute Panang, merupakan kawasan subur di Aceh Tengah, dengan tofograpi berbukit dan lembah. Di kawasan ini terhampar puluhan ribu areal perkebunan kopi rakyat dan tanaman tebu yang sangat luas. Lahan yang menghasilkan rupiah ini, telah menyulap warga di sana hidupnya lebih makmur bila dibandingkan dengan masyarakat yang mendiami kawasan pesisir Aceh. Namun saat konflik Aceh, daerah tanah surga ini sempat menjadi lautan api dan mayat yang bergelimpangan. Saat itu masyarakat sudah meminta kepada aparat keamanan untuk mendirikan pos keamanan di sana. Permintaan masyarakat itu baru terjawab pada tahun 2012 ini. (b32)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.