Waspada, minggu 26 juni 2016

Page 14

Kilas Balik

B6

WASPADA Minggu 26 Juni 2016

Pengantar: Marco Polo, pelaut dan petualang terkenal Italia lahir 26 Juni 1254. Tetapi sebagian menyebut Marco Polo lahir 15 September 1254. Pada usia 17 tahun, Marcopolo mengikuti ayah dan pamannya melakukan perjalanan ke China dan mengaku tinggal di negeri tersebut selama belasan tahun. Perjalanan Marco Polo ke China menjadi kontroversi karena sebagian meragukan. Tidak hanya Marco Polo juga ada Ibnu Battuta memulai perjalanannya di usia 20 tahun. George Sarton, sejarawan Barat, mencatat bahwa perjalanan Ibnu Battuta mencapai 120.000 kilometer ( tiga kali lebih jauh dari perjalanan Marco Polo) melintasi 44 negara dalam waktu 30 tahun. Menariknya lagi, Marco Polo dan Ibnu Battuta singgah di Indonesia. (Red)

Marco Polo Dan Ibnu Battuta, Petualang Sejati Marco Polo lahir di Venesia, Italia, Dia merupakan seorang penjelajah dan pedagang berkebangsaan Eropa. Kisah petualangan Marco Polo begitu terkenal karena gambaran Marco Polo akan tempat-tempat yang ia singgahi begitu memikat. Marco Polo memulai perjalanannya ketika ia berusia 17 tahun. Ketika itu ia melakukan perjalanan bersama dengan ayahnya, Niccolo dan pamannya, Maffeo. Mereka merupakan orang barat pertama yang melakukan perjalanan ke China dan mengunjungi Kublai Khan. Marco Polo kemudian mencatat perjalanannya dalam sebuah buku Il Milione.

Buku Il Milione, Buku inilah yang mencuatkan namanya. Dari Venesia, Marco Polo melanjutkan perjalanannya ke Irak, Iran, Afghanistan, menyusuri Jalur Sutera ke China, dan kembali ke Venesia melalui Indonesia, Sri Lanka, dan India. Semua tempat yang ia kunjungi berikut masyarakat dan budayanya diabadikan Marco Polo. Berkat perjalanannya itu, maka terbukalah rute dagang antara Eropa ke Asia yang sebelumnya pada masa itu masih dianggap berbahaya dan uncharted, alias belum terpetakan. Berkat Marco Polo pula, kerajaan-kerajaan di Eropa mendapat informasi detil yang sangat berharga mengenai Asia. Salah satu pencapaian Marco Polo adalah ketika dia berhasil diterima dengan baik oleh Kubilai Khan di China, bahkan menurut beberapa sumber, dia dianugerahi jabatan oleh Khan. Selain itu, Marco Polo tercatat pernah melakukan perjalanan hingga ke wilayah India. Perjalanannya itu dituangkan oleh Marco Polo dalam “The Travels”, kumpulan catatan perjalanannya ke Asia. Dibanding sebuah buku yang memang ditulis dan dipersiapkan dengan baik, “The Travels” lebih merupakan kompilasi jurnal-jurnal Marco Polo yang (menurut beberapa kritikus) kurang terorganisir dengan baik dan cenderung sangat subyektif sifatnya. Adalah Laurence Bergreen, penulis Amerika yang pernah memenangkan penghargaan, serta penulis beberapa buku best selling, seperti Magellan, Al Capone, Irving Berlin dan Louis Armstrong (dua yang terakhir adalah musisi kenamaan), mencoba menulis sebuah biografi Marco Polo berdasarkan data langsung dari buku “The Travels”. Salah satu kisah Marco Polo yang menarik untuk bangsa Indonesia adalah cerita tentang unicorn atau

kuda bertanduk satu yang menurutnya dijumpainya di pulau Sumatra. Tetapi, ilmu pengetahuan membuktikan bahwa yang ditemukan Marco Polo itu bukanlah unicorn melainkan badak Sumatra. Beberapa nama tempat di Indonesia yang disebutkan dalam buku perjalanan Marco Polo, antara lain: Pulau Jawa Besar (pulau Jawa); diperkirakan sangat luas karena pantai selatannya tidak sempat dikunjungi oleh Marco Polo. Juga diceritakan mengenai ekspedisi penyerangan Kubilai Khan ke Jawa dan kegagalannya. Pulau-pulau Sondur dan Condur diperkirakan merupakan pulau-pulau kecil di Laut Cina Selatan yang pernah digunakan sebagai patokan pelayaran. Pulau Pentam (pulau Bintan) disebutkan mengenai letak pulau ini dari selat Singapura. Kota Malaiur (Melayu, atau Palembang) diceritakan pula tentang raja-raja Melayu, diantaranya adalah Paramasura. Pulau Jawa Kecil (pulau Sumatra) diperkirakan sebutan untuk Sumatra, karena ciri-ciri komoditas dan hewan (gajah, badak, elang hitam) yang disebutkannya. Kerajaan Ferlec (Perlak) dan Basman diceritakan tentang beberapa kerajaan bertetangga dan keberadaan suku Battas (Batak) di pedalaman. Kerajaan Samara (Samudra) dan Dagroian disebutkan mengenai pohon kelapa (palem Melayu) dan legenda kanibalisme famili yang meninggal. Di kerajaan Samara, Marco Polo menemukan kacang India sebesar kepala orang, yang enak dimakan ketika segar, rasanya manis dan putih seperti susu. Kacang yang dimaksud Marco Polo ternyata adalah buah kelapa (palem Melayu).Kerajaan Lambri (Lamuri) dan Fansur (Barus); disebutkan mengenai legenda manusia berbulu dan berekor (orangutan), kapur barus, dan sagu kelapa.

Arkeolog Meragukan Marco Polo Perjalanan Marco Polo ke China dan Timur Jauh yang menobatkan dirinya sebagai salah seorang penjelajah terbesar dalam sejarah diragukan oleh arkeolog Daniele Petrella dari University of Naples, pemimpin proyek arkeologi Italia di Jepang. Daniele Petrella menilai pedagang Venesia itu menulis cerita tentang China, Jepang, dan Kekaisaran Mongol bersumber dari cerita pedagang Persia yang ia temui di tepi Laut Hitam, yang berjarak ribuan mil dari negeri-negeri di Timur Jauh itu. Marco Polo kemudian melengkapinya dengan informasi lain untuk menjadikannya sebuah catatan laris, Description of the World, salah satu buku perjalanan pertama. Arkeolog merujuk pada inkonsistensi dan ketidakakuratan dalam deskripsinya tentang upaya invasi Kubilai Khan ke Jepang pada 1274 dan 1281. “Dia keliru terhadap kedua hal itu, mencampur perincian tentang ekspedisi pertama dengan yang kedua. Dalam catatannya tentang invasi pertama, ia menjelaskan armada Kubilai Khan meninggalkan Korea dan dihantam topan sebelum mencapai pantai Jepang,” ujar Daniele Petrella. “Padahal itu terjadi pada 1281. Apakah mungkin seorang saksi mata keliru terhadap peristiwa yang terpisah tujuh tahun?” Deskripsi Marco Polo tentang armada Mongol sangat bertentangan dengan sisa-sisa kapal yang digali tim itu di Jepang. “Pedagang Venesia itu menulis kapal bertiang lima, padahal sebenarnya mereka hanya memiliki tiga tiang,” kata Profesor Petrella. “Keraguanraguan kami terkait tulisannya mulai muncul selama penggalian,” katanya kepada edisi terbaru Focus Storia, sebuah majalah sejarah Italia. “Ketika menjelaskan armada Kubilai Khan, Marco Polo berbicara tentang aspal yang digunakan untuk membuat lambung kapal kedap air. Dia menggunakan kata Chunam, yang dalam bahasa China dan Mongol tak berarti apa-apa. Sebenarnya itu adalah kata Persia untuk aspal. Yang juga aneh, seperti yang banyak dilakukannya, ia tidak menggunakan nama lokal untuk menggambarkan tempat. Dia menggunakan istilah Persia untuk nama tempat Mongol atau China,” tutur Petrella lagi. Marco Polo juga mengklaim telah bekerja sebagai seorang utusan ke istana Kubilai Khan, tapi namanya tidak muncul dalam salah satu catatan Mongol atau China yang masih ada, hal ini sama

dengan kerajaan Majapahit yang diklaim memiliki kekuasaan besar tapi tidak pernah muncul dalam catatan sejarah bangsa lain. Sikap skeptis para arkeolog Italia terkait tulisan Marco Polo juga mendukung apa yang dikemukakan oleh seorang akademisi Inggris. Dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 1995, Dr. Frances Wood, Kepala Bagian Cina di Perpustakaan Inggris, juga berpendapat Marco Polo mungkin tidak pernah keluar dari Laut Hitam. Dia menunjukkan bahwa meskipun Marco Polo seorang pengamat kehidupan seharihari, tidak disebutkan dalam tulisan Marco Polo tentang kebiasaan perempuan China yang mengikat kaki, sumpit, minum teh, atau bahkan Tembok Besar. “Tidak ada sama sekali dalam arsip Venesia yang mengatakan bahwa keluarga Polo memiliki kontak langsung dengan China,” kata Dr. Wood kepada The Daily Telegraph. “Tidak ada barang-barang dari Cina yang pernah ditemukan dalam harta yang mereka tinggalkan.” “Sebuah teori menyatakan Marco Polo menyalin semacam buku panduan tentang Cina yang ditulis oleh seorang pedagang Persia.” Katanya. Walau ditentang dan dianggap berdusta atas informasi tak masuk akal, tulisan dalam Description of the World ternyata mempengaruhi para penjelajah Eropa untuk menguak kebenaran kisah tersebut. Dari sinilah mata Barat terbuka untuk menjelajah ke dunia Timur yang mereka anggap masih barbar dan sangat primitif. Sampai ujung hayatnya di tahun 1324, Marco Polo yang diminta salah satu Pastor untuk mengaku dosa atas pandangannya terhadap timur justru berucap bahwa apa yang dituturkannya dalam buku Description of The World hanyalah sebagian kecil dari pengalamannya di wilayah Timur (Tiongkok dan sekitarnya). Pada 8 Januari 1324 Marco Polo meninggal dunia di Venesia, Italia dan menandai akhir petualangan hidupnya sebagai seorang penjelajah dunia.

selama rentang waktu 13251354 M atau tiga kali lebih panjang dari jarak yang telah ditempuh oleh Marco Polo. Seluruh catatan perjalanan dan pengalaman Ibnu Battuta selama pengembaraan ditulis ulang oleh Ibnu Jauzi seorang penyair dan penulis buku kesultanan Maroko. Ibnu Jauzi menuliskannya berdasarkan paparan lisan yang didiktekan langsung oleh Ibnu Battuta. Penulisan buku ini diprakarsai oleh Sultan Maroko saat itu, Abu Inan. Buku ini disusun selama dua tahun dan diberi judul “Tuhfat al-Nuzzar fi Ghara’ib al-Amsar wa-’Aja’ib al-Asfar” atau lebih dikenal dengan “Rihla Ibnu Battuta”. Pada usia sekitar dua puluh tahun, Tujuan awal perjalanan Ibnu Battuta adalah menunaikan ibadah haji pada tahun 1325 M, tetapi tujuan awalnya itu telah membawanya menuju penjelajahan 30 tahun yang gemilang. Perjalanan awal Ibnu Battuta di mulai dari Tangier menuju Mekkah. Untuk Menghindari berbagai resiko buruk seperti diserang perampok, selama perjalanan Ibnu Battuta bergabung dengan kafilah yang akan menuju Mesir. Bersama Kafilah itu, Ibnu Battuta dengan menyusuri hutan, bukit dan pegunungan bergerak menuju Tlemcen, Bejaia lalu kemudian tiba di Tunisia dan tinggal di sana selama dua bulan. Dari Tunisia, Ibnu Battuta dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Libya. Sejak meninggalkan Tangier hingga Libya Ibnu Battuta telah menempuh perjalanan darat sejauh hampir 3.500 km melintasi Afrika Utara. Delapan bulan sebelum musim ibadah haji dimulai Ibnu Battuta memutuskan untuk mengunjungi Kairo. Pada tahun 1326 M, Ibnu Battuta dan rombongannya tiba di Pelabuhan Alexandria di ujung barat delta sungai Nil. Ibnu Battuta sangat terkesan melihat pelabuhan Alexandria dan menurutnya Alexandria adalah satu dari lima tempat paling menakjubkan yang

Marco Polo

Setelah beberapa pekan di Alexandria lalu Ibnu Battuta singgah di Kairo beberapa saat dan langsung melanjutkan perjalanannya ke Damaskus dengan pengawasan ketat dari Kerajaan Mamluk. Di Damaskus Ibnu Battuta menghabiskan bulan Ramadhan dan menggunakan waktunya untuk belajar, bertemu dengan beberapa guru, orang-orang terpelajar dan para hakim setempat. Selama 24 hari di Damaskus, kemudian Ibnu Battuta melanjutkan perjalanannya ke Mekkah melalui Jalur Suriah. Sepanjang jalur itu Ibnu Battuta banyak mengunjungi tempat-tempat suci. Al-Khalil (Hebron), Al-Quds (Jerusalem), Bethlehem adalah beberapa tempat yang dikunjunginya. Selama seminggu di Jerusalem, Ibnu Battuta mengunjungi Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu. Menjelang musim haji dimulai dan setelah bulan ramadhan selesai, Ibnu Battuta meninggalkan Damaskus dan bergabung kembali dengan rombongan haji lainnya untuk melanjutkan perjalanannya ke Madinah. Di bawah pengawasan Kerajaan Mamluk yang menjamin keamanan para jemaah haji, maka Ibnu Battuta dan rombongannya dapat tiba di Madinah dengan selamat. Setibanya di

Ibnu Battuta (1304 – 1377) Ibnu Battuta, nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim al-Lawati atau Shams ad - Din lahir pada 24 Februari 1304 M (723 H) di Tangier Maroko. Ibnu Battuta dikenal karena petualangannya mengelilingi dunia. George Sarton, sejarawan Barat, mencatat hampir 120.000 kilometer telah ditempuh Ibnu Battuta

Ibnu Battuta pernah dia kunjungi. Saat itu Alexandria merupakan pelabuhan yang sangat sibuk dengan berbagai aktifitas dan berada di bawah kendali Kerajaan Mamluk.

Madinah Ibnu Battuta tinggal selama empat hari lalu bergegas menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah hajinya. Setelah menyempurnakan ritual hajinya, Ibnu

Battuta tidak pulang ke Tangier tetapi dia memutuskan untuk melanjutkan pengembaraannya ke Irak dan Iran. Setelah pengembaraannya dari Irak dan iran, Ibnu Battuta kembali lagi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah Hajinya yang kedua. Garis besar perjalanan Ibnu Battuta berawal dari Maroko menuju Aljazair, Tunisia, Mesir, Palestina, Suriah dan tiba di Mekkah. Setelah mengembara ke Irak, Shiraz dan Mesopotamia Ibnu Battuta melaksanakan ibadah haji yang kedua dan tinggal di Mekkah selama tiga tahun. Kemudian dia pergi ke Jeddah dan melanjutkan ke Yaman melalui jalur laut kemudian singgah di Aden dan meneruskan perjalanannya ke Mombasa Afrika Timur. Pada tahun 1332 setelah dari Kulwa, Ibnu Battuta pergi ke Oman melalui Selat Hormuz, Siraf, Bahrain dan Yamama untuk kembali melaksanakan ibadah haji di Mekkah. Setelah itu Ibnu Battuta memutuskan untuk pergi ke India melalui Jeddah, namun dia berubah pikiran dan memutuskan untuk kembali mengunjungi Kairo, Palestina dan Suriah.Setibanya di sana, Ibnu Battuta melanjutkan kembali perjalanannya ke Asia Kecil (Aleya) melalui jalur laut menuju Anatolia dan meneruskan petualangannya dengan melintasi laut hitam. Setelah beberapa lama dan berada dalam perjalanan yang penuh bahaya, akhirnya Ibnu Battuta tiba di Turki melalui Selatan Ukraina. Ibnu Battuta kemudian meneruskan penjelajahannya ke Khurasan dan mengunjungi kota-kota penting seperti Bukhara, Balkh, Herat dan Nishapur. Ibnu Battuta melintasi pegunungan Hindukush untuk tiba di Afghanistan untuk selanjutnya ke India melalui Ghani dan Kabul. Dia terus menyusuri Lahri (dekat Karachi Pakistan), Sukkur, Multan, Sirsa dan Hansi akhirnya Ibnu Battuta tiba di Delhi. Selama beberapa tahun di sana Ibnu Battuta disambut keramahan Sultan Mohammad Tughlaq. Setelah kunjungannya di Delhi Ibnu

Battuta kembali meneruskan perjalanannya melewati India Tengah dan Malwa kemudian dia menggunakan kapal dari Kambay menuju Goa. Setelah mengunjungi banyak tempat sebelumnya, kemudian Ibnu Battuta tiba di Pulau Maladewa melalui jalur Pantai Malabar dan selanjutnya terus menyeberang ke Srilanka. Ibnu Battuta masih terus melanjutkan penjelajahannya hingga mendarat di Coromandal dan kembali lagi ke Maladewa hingga akhirnya dia berlabuh di Bengal dan mengunjungi Kamrup, Sylhet dan Sonargaon dekat Dhaka. Ibnu Battuta berlayar sepanjang Pantai Arakan dan kemudian Ibnu Battuta tiba di Aceh, Indonesia. tepatnya di Samudera Pasai. Di sana Ibnu Battuta tinggal selama 15 hari dan berjumpa dengan Sultan Mahmud Malik Zahir. Setelah kunjungannya di Aceh Ibnu Battuta lalu meneruskan perjalannya ke Kanton lewat jalur Malaysia dan Kamboja. Setibanya di Cina, Ibnu Battuta terus berpetualang ke Peking melalui Hangchow. Setelahnya Ibnu Battuta kemudian kembali ke Calicut dan dengan menggunakan kapal dia tiba di Dhafari dan Muscat untuk meneruskan perjalanan kembali ke Iran, Iraq, Suriah, Palestina dan Mesir lalu kembali beribadah haji untuk yang ketujuh kalinya di Mekkah pada November 1348 M. Setelah ibadah haji terakhirnya itu Ibnu Battuta pulang ke kampung halamannya, Fez. Namun, perjalanannya tidak berhenti sampai di sana, setelah pulang ke Fez, Ibnu Battuta kembali mengembara ke negeri muslim lainnya seperti Spanyol dan Nigeria melintasi gurun sahara. Tahun 1369 pada usia 65 tahun Ibnu Battuta meninggal dunia.12 tahun setelah dia selesai menulis rihla. Ibnu Battuta meninggalkan warisan berharga bagi dunia berupa catatan perjalannya yang akan selalu dikenang oleh umat manusia. (m05/net/ berbagaisumber)

26 Juni 1927

27 Juni 1993

29 Juni 1913

29 Juni 1974

Film Sinema Bersuara Diproduksi

AS Serang Bagdad

Perang Balkan Kedua Meletus

Isabela Peron Diangkat Sebagai Presiden

Era baru dalam perfilman dengan diproduksinya film bersuara pertama berhasil pada 26 Juni 1927. Era sinematografi diawali dengan

Amerika Serikat melakukan penelitian untuk pembuatan film bersuara. Akhirnya, pada tahun 1927, film bersuara pertama berhasil diproduksi

Film bersuara pertama atau talking picture diproduksi perusahaan film Warner Brothers

produksi film-film bisu yang diiringi dengan suara musik. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan khususnya dari Perancis, Jerman, dan

dengan judul Jazz Singer. Film ini pertama kali diputar untuk umum pada tanggal 6 Oktober 1927 di New York.

Dengan menggunakan 23 rudal jarak jauh, AS menyerang kota Bagdad dan sekitarnya pada 27 Juni 1993. Serangan ini dilancarkan

Senior, ketika dia tengah melakukan kunjungan ke Kuwait pada bulan April tahun yang sama. Dalam serangan ini enam warga

Perang Kedua Balkan antara Bulgaria melawan Serbia, Yunani, Montenegro, Romania, dan Imperium Ottoman pada 29 Juni 1913. Perang Balkan Pertama terjadi setahun sebelumnya antara Bulgaria, Serbia, Yunani, dan Montenegro yang berada di bawah kekuasaan Ottoman melawan pemerintahan pusat Ottoman, dengan tujuan untuk memerdekakan diri. Dalam perang tersebut, 80 persen wilayah Ottoman berhasil memerdekakan diri, namun di antara mereka

Pesawat tempur AS sedang dipersiapkan untuk menyerang Baghdad

karena AS menuduh rezim Sadam terlibat dalam usaha pembunuhan terhadap Presiden AS saat itu, George Bush

sipil Irak tewas dan sebuah kantor badan keamanan Irak rusak. Suasana perang Balkan kedua

timbul perselisihan tentang pembagian wilayah dan meletuslan Perang Balkan Kedua. Dalam perang ini, Bu l g a r i a a k h i r n y a m e nawarkan perdamaian dan ditandatanganilah perjanjian Bukares yang isinya penyerahan sebagian wilayah yang dikuasai Bulgaria keapda Serbia, Rumania, Yunani, dan Montenegro. Perang Balkan Kedua merupakan bibit perseteruan yang akhirnya menimbulkan pecahnya Perang Dunia Pertama tahun 1914.

Setelah kematian Presiden Argentina, Juan Peron, istrinya, Isabela Peron yang sebelumnya menjebat sebagai Wakil Presiden, diangkat sumpahnya untuk menjadi Presiden Argentina pada 29 Juni 1974. Namun, Isabela Peron Isabela Peron tidak mampu menyelesaikan kekacauan ekonomi dan politik yang diwariskan oleh suaminya. Ia juga tidak mampu menggalang dukungan dari kekuatankekuatan dalam negeri. Mendiang suaminya, Juan Peron, meraih kekuasaan pada tahun 1943 melalui sebuah kudeta. Namun dua

tahun kemudian, Juan Peron giliran dikudeta dan dipenjarakan. Atas usaha keras istri pertamanya, Evita Peron, Juan Peron dibebaskan dan kembali menjadi presid e n . Pa d a tahun 1952, Evita Peron meninggal dunia dan Juan Peron menikahi Isabela Peron. Isabela Peron hanya mampu bertahan dua tahun di kursi kepresidenan dan pada tanggal 24 Maret 1976, dia digulingkan dalam sebuah kudeta oleh kelompok militer dan dipenjarakan selama lima tahun.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Waspada, minggu 26 juni 2016 by Harian Waspada - Issuu