Waspada, minggu 10 april 2016

Page 16

KILAS BALIK A17

WASPADA MINGGU Minggu, 10 April 2016

Pengantar: Pada 18 s/d 24 April 1955 adalah kali pertama diadakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Ada tiga kali pertemuan KAA yang berlangsung di Indonesia. Kilas Balik kali ini mengupas seputar KAA yang menjadikan Indonesia semakin dikenal dan berperan dalam pergaulan antar bangsa (Red)

SEJARAH DAN LATAR BELAKANG KONFERENSI ASIA-AFRIKA

Gedung Merdeka di Kota Bandung, tempat pertamakalinya KAA pada 1955.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negaranegara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan pertama kali oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. “Kita dipersatukan atas dasar kebencian terhadap kolonialisme, atau dengan bentuk-bentuk yang muncul darinya; kita dipersatukan atas dasar kebencian terhadap rasisme dan atas dasar keterbatasan bersama untuk memelihara dan menstabilkan perdamaian dunia..” (Nukilan pembukaan pidato Presiden Soekarno KTT-AA 1955) Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini mereleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kerusuhan dan kerjasama dunia”. Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip

dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961. Adapun tokoh pendiri KAA adalah Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Mohammad Ali Bogra (Pakistan), Jawaharlal Nehru (India), John Kotelawala (Sri Lanka) dan U Nu (Myanmar). Sedangkan tujuan utama KAA adalah menciptakan perdamaian dan ketenteramkan hidup bangsa bangsabangsa yang ada di kawasan Asia Afrika. pertemuan kedua (2005)

Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu. Sekjen PBB, Koi Annan juga ikut hadir dalam pertemuan ini. KTT Asia–Afrika 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika. pertemuan ketiga (2015) sepakati tiga Dokumen

72 Kepala negara hadir dalam pertemuan ketiga KAA tersebut. KAA dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta pada 19-23 April dan Bandung pada 24 April. Agenda KAA meliputi “Asia-Afrika Bussiness Summit” dan “Asia-Africa Carnival”. Tema yang dibawa Indonesia dalam acara yang dihadiri 109 pemimpin negara dan 25 organisasi internasional tersebut adalah peningkatan kerja sama negaranegara di kawasan Selatan, kesejahteraan, serta perdamaian. Peserta KAA kali ini antara lain Afganistan, Arab Saudi, Burma, Ceylon, Republik Rakyat Tiongkok, Ethiopia, India, Indonesia, Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Laos, Lebanon, Liberia,

Afrika dan menetapkan Bandung sebagai ibukota solidaritas Asia Afrika. Sidang di Konferensi Asia Afrika tambah Jokowi telah mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kondisi kehidupan dunia masih tidak seimbang dan jauh dari keadilan dan perdamaian. “Dalam rangka peringatan 60 tahun KAA, faktor hubungan antar masyarakat, hubungan antar pelaku bisnis dan upaya kerjasama budaya akan lebih terlihat,” papar Jokowi. Presiden Jokowi mengatakan para peserta Konferensi Asia Afrika juga mendukung berdirinya Asia Afrika Center di Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Asia Afrika Center atau pusat kajian kerja sama negara-negara Asia dan Afrika akan memberikan banyak potensi baik, khususnya dalam melakukan evaluasi hubungan bilateral maupun multilateral yang terjalin antara negaranegara pesertanya. Dia mengatakan, negara-negara yang turut serta dalam Konferensi Asia Afrika bisa menjadikan pusat kajian ini sebagai wadah bertukar informasi serta tempat diskusi untuk mengulas kerja sama terkait potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sosial maupun teknologi unggulan di berbagai sektor. Dari informasi itu tambahnya setiap pemerintah negara anggota akan memiliki pegangan jelas terkait keputusan kerja sama yang akan dijalankan, sehingga diharapkan keuntungannya dapat dirasakan kedua belah pihak. Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dalam pidato penutupnya menyoroti p e nt i ng ny a kerjasama yang telah Presiden Jokowi dan beberapa pemimpin negara peserta KAA sedang melakukan digagas senapak tilas menuju Gedung Merdeka, Kota Bandung padsa KAA 2015. jak 1955 oleh melakukan pertemuan dua tahun sekali negara-negara Asia Afrika. “Konferensi disela-sela sidang umum PBB untuk Asia Afrika ini akan menjadi sejarah bagi membahas perkembangan hasil konfer- kita. Dan orang-orang akan mendapatkan semangat Bandung seperti di tahun 1955,” ensi Asia Afrika 2015 di Jakarta. Negara-negara Konferensi Asia Af- ujar Mugabe. Dalam pembukaan konferensi Asia rika lanjut Jokowi juga sepakat dan siap membantu Palestina dalam pengemban- Afrika, Mugabe mengatakan menilai neggan kapasitas Sumber Daya Manusia dan ara-negara di Asia dan Afrika telah menkelembagaan bagi Palestina. “Penting- derita ketertinggalan dari negara-negara nya penguatan kerjasama selatan-selatan Barat karena penjajahan di masa lalu. Ia melalui inisiatif dan program pengemban- mengakui bahwa negara-negara Asia telah gan kapasitas kerjasama teknis. Negara- mampu berkembang lebih baik dari negnegara di sekitar ekuator mempunyai per- ara-negara Afrika setelah melewati masa an sentral untuk memperkuat kerjasama penjajahan. Presiden Mugabe menyayangini. Tentu saja Palestina memperoleh per- kan sistem yang ada di dalam PBB yang hatian khusus selain adopsinya deklarasi tidak melihat suara negara-negara di Asia khusus mengenai Palestina dan dukungan Afrika. Menurutnya, sistem PBB tidak peserta bagi kemerdekaan Palestina,” kata berlaku adil kepada semua negara-negara anggotanya, dengan mendahulukan suara Jokowi. Lebih lanjut Jokowi mengatakan dari negara-negara anggota permanen sidang konferensi Asia Afrika juga sepa(m05/net/berbagaisumber) kat menetapkan 24 April sebagai hari Asia Libya, Mesir, Nepal, Pakistan, Filipina, Siprus, Sudan, Suriah, hailand, Turki, Republik Demokratik Vietnam, Negara Vietnam (Republik Vietnam), Kerajaan Mutawakkilīyah Yaman, Yordania. Siprus yang belum merdeka dan masih berada dalam kolonialisme diwakili oleh tokoh yang di kemudian hari menjadi presiden pertamanya, Makarios III. Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menutup secara resmi peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Jakarta mengatakan, Konferensi Asia Afrika kali ini telah menghasilkan 3 dokumen yaitu pesan Bandung 2015, Deklarasi penguatan kemitraan strategis Asia dan Afrika dan Deklarasi kemerdekaan Palestina. Pesan Bandung berisi target-target yang harus dicapai serta rencana kerjasama yang akan dijalin negara Asia Afrika, mulai dari isu demokrasi, HAM, pemerintahan, sampai reformasi PBB. Konferensi Asia Afrika lanjut Jokowi juga mendorong tercapainya kerjasama yang saling menguntungkan agar dapat menjembatani kesenjangan pembangunan di kawasan dan merealisasikan kemerdekaan Palestina. Konferensi tersebut tambahnya juga berhasil menyusun kerangka operasional mekanisme pemantauan atas implementasi tiga dokumen tersebut. Para Menteri Luar Negeri kata Jokowi diminta untuk


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.