Waspada, kamis 2 januari 2014 revisi

Page 23

Opini

WASPADA Kamis 2 Januari 2014

Masalah Banjir Dan Penataan Kampung Aur Padatahun2007olehDinasPenataanRuangdanPermukimanSumutsudahmenawarkan rencana Peremajaan Kawasan Permukiman Kampung Aur di Medan. Namun karena pendekatan yang dilakukan sifatnya masih terbatas penjajakan dan dilakukan hanya kepada beberapa keluarga saja, waktu itu belum ada aksi di lapangan. Pertemuan berikut berlanjut pada tahun 2008, bertempat di Asrama Haji, oleh Deputy Formal Kementerian Perumahan Rakyat datang menawarkan konsep peremajaan Kampung Aur; “Membangun tanpa menggusur”. Namun masih di terima setengah hati oleh warga. indikatornya, karena antusias yang di ekspresikan oleh para warga yang datang pada waktu itu - lebih dari seratusan orang- kurang menun-jukkan sikap spontan yang bepihak. Posisi Mereka lebih menunggu dan melihat perkembangan selanjutnya. Dugaan itu diperkuat setelah seminggu acara sosisalisasi dilakukan, Saya datang ke lokasi lingkungan III. Persis debelah warung sebelah Masjid yang ada di sana terpasang spanduk bertuliskan ; Warga Aur Menolak Rumah Susun ! Kemudian pada tahun 2011 yang lalu, Pemko Medan melakukan suatu kajian –dengan melibatkan pihak Perguruan Tinggi-, tujuannya untuk mengetahui tentang pendapat para warga yang sesungguhnya, terkait adanya usulan rencana pembangunan rumah susun disana. Setelah Saya menanyakan langsung kepada Ketua tim kajian, hasil study menyimpulkan, bahwa 80% masyarakat menolak rumah susun. Tanpa ada keluaran atau opsi solusi apa yang akan dilakukan terkait usulan penataan yang ditawarkan. Lantas apa sebenarnya yang menjadi persoalan terkait dengan permukiman di bantaran sungai tepatnya di pemukiman Kampung Aur? Daribeberapa kali mengikuti pertemuan warga dan diskusi dengan beberapa warga Aur. Termasuk warga yang berada disisi barat jembatan yang Saya temui dan ajak bicara mengatakan, suara sebagian warga mau saja pindah asal bayarannya sesuai. Namun sebagian lagi ada juga yang menginginkan supaya Mereka tetap tinggal disana. Jikalaupun Pemko Medan mau menormalisasi sungai, ya silakan saja tanpa harus menggusur dan atau memindahkan hunian Mereka ke rumah susun. Begitulah isi singkat dari pembicaraan itu. Lantas apa sebenarnya yang harus dilakukan ? Menurut Saya harusnya kita kembalikan saja kepada persoalan pokoknya bahwa, sesuai dengan perkembangan kota saat ini dan yang akan datang. Serta arahan dari Tata Ruang Kota melalui RTRW Perda No. 13/2011 Medan, bahwa untuk mengantisipasi masalah banjir di kota Medan, akan dilakukan pembangunan drainase di sana. Kemudian normalisasi di kedua daerah Aliran Sungai (DAS) Babura dan Deli dan lima sungai lainnya. Serta pembuatan sudetan/kanal dari hulu (sungai Badera), sungai Babura hingga ke hilirnya (sungai Belawan). Serta pembuatan sempadan sungai. Dan sesuai arahan perwujudan pola ruangnya, antara lain akan dilakukan penghijauan (RTH) di sepanjang pinggiran sungai Deli dan Babura oleh Dinas BLH Medan. Termasuk pemanfaatan pola ruangnya, disesuikan dengan pengembangan wisata airkota Medan oleh dinas Pariwisata kota Medan. Terkait dengan masalah permukiman yang berada di kedua pinggiran sungai (koridor DAS) tersebut, memang menjadi pertanyaan kita adalah, apakah aka nada penataan sesuai dengan perkembangan kota dan perbaikan kualitas lingkungan pusat kota. Kalau iya, bagaimana konsep dan strateginya. Tentulah RTRW tidak menguraikan hal seperti itu, kecuali menegaskan beberapa titik-titik tertentu yang merupakan daerah banjir. Sementara kalaupun mau melihatnya penjabaran lanjutnya di RDTR, RDTR kota Medan masih dalam proses pembahasan legalisasi. Lepas dari belum diperdakannya RDTR kota Medan. Masalahnya adalah, apa konsep dan strategi Pemko Medan cq. Bappeda beserta SKPD terkait (Dinas PU, BLH, Pariwisata dan Dinas Perumahan dan Permukiman) tentang rencana untuk membangun system drainase di kedua sisi sungai tersebut. Dan detail tentang normalisasi sungai yang dimaksud. Serta konsep untuk menata permukiman di kedua koridor sungai tersebut. Itulah yang belum kita dapatkan rancangan dan rencana tindak dari Pemko Medan hingga hari ini, sehingga wajar saja jika masyarakat Kampung Aur belum bisa memberikan sikapnya. Artinya, sebaiknya Pemko Medan memanggil saja para Ahli untuk menawarkan solusi berupa konsep dan strategi yang akan dilakukan untuk menata permukiman di sepanang kedua koridor DAS tersebut. Mengingat Bapak Plt. Walikota Medan kan mempunyai beberapa staf Ahli dan juga sebuah Dewan Kota. Bukankah tidak demikian ? Miduk Hutabarat Konsultan Pembangunan (KP) Di Institut Perumahan Rakyat Indonesia (IPRI) Jl. Mesjid Syuhada 42 MEDAN 20131

Barus Sepanjang Bukit Barisan Oleh Prof. Usman Pelly. Ph.D Orang Portugis pertama sesudah Marco Polo datang ke Barus dipastikan bukan mencari kamper (kapur barus) tetapi mencari emas

P

PakansiNatalkaliini(2013),diniatkan untuk “sekali membuka pura dua tiga pulau terlampaui.” Pertama, memang telah lama keinginan untuk kembali ke Barus kota tua Nusantara itu, sejak perbincangan tahun 1960 dengan Dada Meuraxa, beliau tetap bertahan bahwa IslampertamakalimasukkeIndonesiamelalui Barus. Namun diskusi intensif dengan Buya Hamka, Mohd. Said, HA Thalib Lubis dan DR. Mukti Ali dalam seminar masuknya Islam ke Indonesia (1962), menyimpulkan bahwa Pasai adalah kota tempat Islam pertama bermukim di Indonesia. Memang seminar juga menyatakan bahwa Barus adalah kota internasionalpertamadimanaparataipanmanca negara bermukim sebelum kedatangan Islam. Sekarang telah terbit buku Barus Seribu Tahun yang Lalu (Jilid II, 2008) dari arkeolog Prancis Claude Guillot cs. yang mengemukakan bahwa (1) Kota Barus ada dua buah, (2) Ada kembaran Sriwijaya yang memiliki raja dan ibu kota yang berbeda, dan (3) Ditemukan sebaran mata uang emas Barus di nusantara danTimur Tengah (Iran, Mesopotamia dan Mesir), Timur Dekat (Gujarat, India). dan (4) Bahasa Melayu telah digunakan dipantai Barat Sumatra sejak abad ke 10, maka dorongan untuk ke Barus menjadi lebih kuat. Walaupun, dua tahun yang lalu kami sekeluarga telah ke Sorkam, kekampung Akbar Tanjung, mengawinkan anak angkat kami dengan seorang putri Sorkam. Dan kali inikamikembalikeSorkammenghadiriperkawinan adik kandungnya dengan seorang pemuda Jawa dengan upacara adat pesisir. Berada ditengah keluarga kaum kerabat Sorkam, memang sesuatu yang unik dan menarik. Bukan masalah kuliner, makanan yang serba lezat itu, tetapi yang menarik lagi, bahasa Melayu Pesisir dengan dealek Minang yang kental, sopan santun dan tegur sapa mereka, serasa dikampung halaman sendiri. Air terjun Pulau Mursala Siang tengah hari itu boat kami timbul tenggelam dibuai gelombang menghadap airterjunpulauMursalayanggagahmenjulang langit. Suasana seram dan ceria silih berganti antara gelombang yang menghayun badan dangelindingairterjunyangmenjamahtubuh. Kami berdiri terpukau. Air terjun pulau Mursala ini luar biasa. Boat kami kemudian meng-

Faks 061 4510025

hindaripulauMursalamenghadapBukitBarisan.Kaliinikamisungguhterkesimamenikmati keperkasaan deretan Bukit Barisan yang seakan muncul dari permukaan laut dari Utara sampaijauhkeSelatan,penakabarisanpasukan kehormatan yang rapi. Dititik Utara sebelah kananpandangankamiituterletakBarus.Itulah kotapenyairlegendarisHamzahFan-suri.Kami singgah dahulu di pulau Putri makan siang. Dua kota Barus KamimendaratdiBarusmembawatanda tanya dimana kembaran Barus yang baru? DalamcacatanGuillod“...namaBarusdipakai untuk kampung di daerah Minangkabau itu tidak muncul secara kebetulan. Menurut interpretasi yang masuk akal, setelah beberapaperistiwa,sejumlahpendudukIndrapura yang terpaksa melarikan diri memilih Barus sebagaitempatpengungsian...”Parapengungsi ini sebenarnya berasal dari Barus-Pancur. Semua ini menurut arkeolog Prancis itu menunjukkan keterlibatan Barus yang kuat dalam“collective memories” (ingatan bersama) masyarakat dibahagian Selatan daerah Minangkabau. Selain itu salah satu kronik Sejarah Barus yang berjudul“Sejarah Tuanku Batu Badan,” mencacat bahwa beberapa keluarga dari raja Indrapura telah berpindah ke Tarusan, sekitar 60 km diselatan Padang, disuatu tempat yang bernama”Ba-rus.” (Guillod, 2008) Kecendrungan munculnya Barus-Barus kembaran ini disebabkan karena kota Barus memiliki daya tarik yang multi demensi. Orang Timur Tengah dan Timur Dekat (India) lebih melihat Barus sebagai pelabuhan ekportir Kamper (Kapur Barus) dan Damar disamping barang tambang lainnya,sedangorangJawadanparapenguasa Sriwijaya, melihat Barus tidak hanya sebagai muara kapur barus, tetapi pusat eksportir barang tambang yang berharga, emas dan perak. Tambang-tambang emas sepanjang Bukit Barisan, terutama di Tapanuli (Batang Toru dan Padang Lawas), Minangkabau (Tiku dan Pariaman) serta Bengkulu (Rejang dan Lebong) mengirim hasil tambang emas mereka untuk di ekspor ke manca negara via Barus. Pedagang-pedagang emas dari Jawa sangat berperan meramaikan perdagangan emas di Barus dan di sepanjang “jalur emas” Bukit Barisan. Munculnya kota Barus abad ke 1719 diluar kawasan Lobu Tua oleh penduduk

Kerinci disebelah Timur Indrapura, dimungkinkan dalam kaitan perdagangan emas. Dua Sriwijaya Orang Portugis pertama sesudah Marco Polo datang ke Barus dipastikan bukan mencari kamper (kapur barus) tetapi mencari emas.Tome Pires juga mengemukakan daftar bahan perdagangan di Barus : emas, sutera, kemenyan, kapur barus, lilin dan madu serta berbagai jenis obat-obatan. Dari daftar diatas dapat disimpulkan bahwa Barus merupakan pelabuhan dan sumber bahan dagang yang terkaya pada abad-abad 9 dan 10 masehi. Tetapi jaringan perdagangan manca negara ini seakan hanya didukung oleh hinterland pedalaman yang kaya. Memang hubungan kepedalaman, menurut kronik Batak berjalan sangatbaik,merekamenghormatikepala-kepala suku apabuila datang berkunjung ke Barus. TetapisukaruntukdapatdimengertipebilaBarus tidak berada dalam kekuasaan kerajaan atau dilindungi oleh negara yang kuat ketika itu. Paraarkeologmemangbelummendapatkan bukti yang dapat menjelaskan hubungan Barus dengan Sriwijya, walaupun pada masa Lobu Tua (sebelum abad ke 9), kapur barus telah di ekspor dan dipasarkan di Sriwijaya dan keping-keping mata uang emas Barus telah ditemukan di Muara Jambi. Sumbersumber dari China yang banyak mengungkapkanbahwadalamperiodeyangbersamaan ada dua kerjaan Sriwijaya, satu di Palembang dan satu lagi di Jambi. Sriwijaya di Jambi inilah menurut catatan dinasti Tang (Xintang Shu) yang menguasai pelayaran Dunia Melayu sebelah Barat (Kerinci-Barus). Dinasti Tang inimenyebutnyasebagaiduaSriwijayadengan “...dua kerajaan yang pemerintahannya terpisah.”MemangChinamengimporkapurbarus dari Brunei, baru pada abad 15 mereka mengimpor kapur barus langsung dari Barus. JalurpantaiBaratSumatrainilahkemungkinan yang dianggap oleh China sebagai jaringan Sriwijaya kedua (Xintang shu : Lang-po-lusi atau Barus)? Bagaimana dengan keramik Cina yang banyak di dapati tidak hanya di Barus tetapi juga disepanjang pantai Sumatra bahagian Barat? Dalam kaitan ini Guillod mengemukakan walaupun hubungan langsung antara China dan Barus tidak terjalin sebelum abad ke 15, tetapi keramik-keranmik China dimpor ke Lobu Tua (Barus) melalui suatu sistem pelayaran komersial yang menggunakan beberapa pelabuhan perantara. Pedagang-pedagang Jawa banyak berperan dalam komuditas China ini. Penyebaran mata uang emas Barus Penyebaran mata uang Barus abad 79 diberbagai kota dunia tidak hanya menunjukan tingkat kota Barus sebagai sebuah“negara”adikuasa,tetapijugamenampilkanbeta-

pa luas jalur maritim yang telah dikuasai atau terkait dengan luasnya perdagangan yang telah terbina.Walaupun hubungan dengan Sriwijaya umpamnaya belum terungkap oleh artifak arkeologis lainnya tetepi penemuan tiga keping mata uang emas Barus dalam sumuran Candi Gumpung di Muara Jambi abad ke 10, sangat memberikan makna. Apakah Siwijaya dan barus menguasai tambang emas bersama di Muara Enim (Bengkulu) atau di Tiku dan Pariaman bersama Minangkabau?MatauangemasBarusdenganberhias “BungaCendana”ditemukanjugadikerajaankerjaan Jawa seperti Kerajaan Mataram Pertama pada abad 10 (Wonosobo). Mata uang Barus itu tidak hanya menunjuukan kekayaan dan kejayaan kota Barus tetapi juga dalam sejarah telah dicacat sebagai mata uang logam emas yang pertama dan terkuno di Indonesia. Begitu juga temuan mata uang Barus diTanah Genting Kra (Thailand),Teluk Benggala.Kemudianpenemuaniniterungkappula dalam penggalian-pengalian arkeologis di Persia, Irak, Mesir dan Mesopomia. Dapat dicacatat bahwa hubungan antara Barus dan Mesir pada masa dinasti Fatimid sangat kuat, ini dibuktikan temuan mata uang Barus di Fustat. Tetapi orang-orang Mesir di Barus selalu disebut sebagai orang Arab! Bahasa Melayu sebagai linggua franca Kota Barus merupakan sejenis republik kecilyangdikuasaisejumlahpedagang.Kesimpulan Guillod ini tidak berubah. Berbagai prasasti menunjukkan keberagaman budaya bangsa dikota tua itu. Ada prasasti dalam bahasa Jawa, Sansekerta.Arab dan Tamil. NahaisanTengah kota (down-town) dikuasai para pedagang besaryang telibat dalam perdagangan internasional dan menguasai kota. Dalamkesatuanmultietnisdanrasinimuncul problem “linggua franca” bahasa bersama yang dipergunakan untuk komunikasi. Barus menggunakan bahasa Melayu, ini terbukti denganparasastidariberbagaidaerahpertambangan dengan Barus (Padang Lawas : Lokanatha; Krui : Batu Bedil). Sepanjang pantai Barat Sumatra menggunakan Bahasa Melayu dialek Minang (salah satu dari tujuh dialek Melayu Nusantara), sejak abad ke 7, sehingga pujangga Hamzah Fansuri (abad 15) yang melantunkan syairnya dalam bahasa Melayu yang sejuk itu, dapat kita nikmati sampai sekarang. Jadi tidak benar b ahwa dealek Melayu Pesisir (yang digelari juga bahasa ogek-ogek Sibolga) adalah bahasa Melayu Barus (Batak Rusak). Barus adalah kota internasional yang melahirkan peradaban baru dan menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa nusantara pertama di Indonesia. Penulis adalah Antropolog Universitas Negeri Medan

Mutiara Di Pesisir langkat Suatu Tinjauan Strategi Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pesisir

APA KOMENTAR ANDA SMS 08116141934

B7

Facebook Smswaspada

+628136130XXXX Kab.Batu Bara.kaya dgn kata kata Retorika.Bermartabat.bertuah.Berjaya.hanyut dlm ilusi trah hang Tuah.hang Jebat.hang Lekir dll.wahai para stake holder.hentikan retorika itu.kerja nyata yg utama.(mhn tiga digit nmr dirahasiakan) +6281264690888 LHO..KPK masuklah ke daerah.lihat rakyat tertekan.semua nyogok.pokoknya di seluruh instansi dan instusi.baik di tingkat gubernur.bupati.camat sampai lurah jg di kejaksaan.dan kepolisian.tlg maju terus kpk.ok.trims waspada 6283191678648 saya dukung opini dr Arifin S.Siregar,bahwa warga cina Medan {tionghoa} ular berkepaladua,hati-hatiselaininginmenguasaiperekonomianmerekajugaakanmenguasai pusat pemerintahan,terbukti sudah..!,mereka perlahan akan menguasai negeri ini,mereka tidak mengakui sumpah pemuda,terbukti...! dengan selalu berbahasa mereka sendiri jelas bahwa bangsa indonesia pribumi tidak ada apa apanya bagi etnis mereka..sadarkah kita akan hal ini..? +6282167170674 Di Kota Medan Ini Banyak Sekali Orang Kaya Dan Mempunyai Mobil Dan Dari Berbagai Merek.Tetapi Sangat Di Sayangkan Orang Kaya Di Kota Medan Tidak Mengerti Tentang Hukum Berlalu Lintas Yang Baik Dan Benar.Banyak Lampu Lintas Yang Di Sengaja Dilanggar Peraturannya.Sudah Jelas Lampu Berwarna MERAH Tetap Saja Berjalan Bukan Berhenti Orang Kaya Yang Membawa Mobil Tersebut.Purapura Tidak Tahu Atau Memang Disengaja.Karena Bangsa Kita Bukan Takut Pada Undang Undang Atau Hukum Tetapi Takut Pada Petugasnya. +6281361506857 Kepada Dinkes kab Labusel agar kira nya mensosialisasi kan program BPJS kesehatan yg mana kami masyarakat tdk tau sama sekali program yg ada jangan tidur Dinkes Kab Labusel. +6282165591696 Kepada yth bapak Ketua DPRD Labura, Bupati Labura,dan instansi terkait disini kami atas nama masyarakat Labura menyampaikan keluhan kami mengenai kualitas bangunan2 baru yang ada setelah bapak menjabat Bupati Labura, kami melihat kualitasnya sangat rendah alias asal jadi saja terutama jalan2 hotmix baru +6281360050444 Penipuan melalui hand phone masih berjalan terus sampai hari ini.modus operandinya macam-macam. +6282167170674 Caleg Pemilu Tahun 2014 Sudah Sangat Dekat Sekali.Caleg Adalah Calon Anggota Legislatip.Jangan Menjadi Anggota Dewan Untuk Mencari Kekayaan Dan Popularitas Saja Tetapi Tidak Membela Kepentingan Rakyat Nya.Caleg Berebut Menjadi Anggota Dewan Sudah Jadi Lupa Daratan Lupa Kepada Tuhan Lupa Kepada Iman Nya Dan jangan Lupa Dengan Ajaran Agamanya.Jangan Pura Pura Jadi Caleg Hanya Untuk Menjadi Pelaku Korupsi Setelah Menjadi Anggota DPR. +6285297693299 Kepada yth bapak kepala PAM Tirtanadi P.Sidimpuan Jln.Cut Nya Dien..bagaimana pak air bersih pelanggan Jalan Iman Bonjol Gg.Mawar no 3 Sidimpuan Selatan. tidak pe nah hidup dan mengalir air bersih ke dlm rmh pelanggan. sdh bosan mendatangi kantor PAM tdk ada di tanggapi dan respon dr pihak PAM..tapi kalau uda tgl muda langsung datang mengutip uang air ke pelanggan.kalau telat di bayar uang air nya,di denda..berarti tdk adil kan.,tolonglah bapak kepala PAM tirtanadi tindak lanjuti keluhan dan laporan dr pelanggan air bersih..trims. +6285373491879 MENUJU NASIONALISME 2014 Menjadi kaya adalah isi kepala manusia umumnya sekarang ini ,untuk itu dipilih cara dan jalan dg berbagai akting .sekurang2nya aman dibidang keuangan. Diluar kaya, elemen yg populer adalah berkuasa dan terkenal dg visi dan misinya untuk lebih kaya dan kaya yg berlimpah yg berpangkal dan berujung pada agenda politik

Oleh Muhammad Taufiq, SSTP, MAP trend perkembangan masyarakat dunia dengan adanya perdagangan bebas dan mudahnya untuk berpindah tempat menjadikan minat untuk memperoleh sarana rekreasi/ wisata, perobatan, hingga sarana pendidikan baru sangat menjanjikan

S

umatera Utara sebagai salah satu ProvinsidiNegaraKesatuanRepublik Indonesia merupakan daerah yang kaya akan hasil bumi dan keindahan alam dari mulai kawasan menjulangnya pegunungan hingga hamparan pesisir pantai. Seiring dengan perkembangan pembangunan di berbagai wilayah/kawasan, pemanfaatan daerah pesisir dewasa ini menjadi menu hangatdiperbincangkankarenalayakmenjadi potensikhususnyadalammeningkatkanperekonomian masyarakat pesisir, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sebagai peningkat pertumbuhan investasi jika dikembangkan dengan baik. Khususnya wilayah pesisir timur Sumatera Utara yang memiliki panjang pantai 545 km berhadapan langsung dengan Selat Malaka di Kabupaten Langkat. Dimana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan penduduknya masih ada yang hidup dibawah garis kemiskinan. Maka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir di daerah tersebut diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah yang tepat guna. Kabupaten Langkat sebagai salah satu pemerintah daerah di jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi pesisir pantai yang menjanjikan untuk dipoles dengan sedemikian rupa sebagai kawasan potensial.Dengandikembangkannyawilayah pesisir akan berdampak positif bagi kesejahteraaan perekonomian masyarakat, diantaranya peningkatan sarana/prasarana umum, fasilitas umum, terlebih lagi akan meningkatkaninvestasidanpenerimaanPAD.Peningkatanperekonomianmasyarakatpesisirdapat dilakukan dengan penataan/pembangunan wilayahpesisir.Perkembanganpenataanwilayah pesisir Kabupaten Langkat juga akan berdampakpadameningkatnyaperputaranroda ekonomi (multiplier effect) dan aktifitas masyarakat, sehingga dengan otomatis daerah tersebut akan berkembang. Kabupaten Langkat memiliki bentangan kawasan pesisir yang potensial karena berbatasan dengan Selat Malaka sebagai jalur aktifitas perekonomian dalam dan luar negeri. Luas wilayah pesisir Kabupaten Langkat meliputi 8 (delapan) kecamatan yaitu: Kecamatan Stabat seluas 90,64 km, Kecamatan Secanggang seluas 248,73 km, Kecamatan Tanjung Pura seluas 165,78 km, Kecamatan Gebang seluas 16.299 km, Kecamatan Babalan seluas 101,80 km, Kecamatan Brandan Barat seluas 92 km, Kecamatan Besitang seluas 710,48 km dan Kecamatan Pangkalan Susu seluas 271,31 km. Lazimnya pertumbuhan ekonomi secara cepat terjadi di wilayah perkotaan/ibu kota kabupaten karena wilayahnya yang strategis merupakan pusat pemerintahan, populasi

penduduk yang tinggi dan dilalui oleh jalan protokol sebagai penghubung antar provinsi. Dapat dikatakan dengan kondisi tersebut maka daerah perkotaan akan dengan sendirinya berkembang karena sudah memiliki fasilitas yang memungkinkan perkembangan kawasan. Namun bagaimana halnya dengan kawasan pesisir, maka dengan demikian wilayah pesisir perlu dipoles/dibangun, dipenuhifasilitasnya,adarencanapembangunannya, ada tujuan pemanfaatan ruangnya dan ada perkiraan/memastikan peminat/ investor untuk perkembangan wilayah tersebut.Disiniperanpemerintahdaerahsebagai leading sector pembangunan untuk memanfaatkan keahlian dalam menyusun kebijakan pengembangan wilayah. Maka pemikiran visioner diperlukan dalam pengembangan kawasanpesisirdiKabupatenLangkat.Berikut beberapa tinjauan kebijakan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan perekonomianmasyarakatpesisirdiKabupatenLangkat melalui penataan daerah pesisir : a. Jaminan keberlangsungan ekosistem kawasan pesisir Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan ditentukan oleh interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi dan lingkungan. Khususnya pada masyarakat nelayan, karakteristik yang mencolok adalah ketergantungan pada musim dan ekosistem kawasan pesisir. Menurunnya populasi mangrove dan alih fungsi lahan pesisir yang menyebabkan terganggunya kawasan konservasi, empang paluh pesisir dan kawasan perlindungan setempat (sempadan pantai) yang mana idealnya meliputi minimal 200 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Sebagian besar alih fungsi lahan tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan karena merusak paluh-paluh alami yang menjadi mata pencaharian masyarakat setempat. Dengan demikian diperlukan tindakan tegas dan kepastian hukum terhadap praktek alih fungsi lahan pesisir illegal yang merugikan perekonomian masyarakat pesisir. Hal ini dapat dilakukan dengan mencegah dan menindaklanjutipelanggaranterhadappekerjaan illegal seperti reklamasi pantai, penebangan dan konversi mangrove menjadi lahan pertanian, tambak, kolam ikan dan daerah industri yang tidak sesuai dengan RTRW (rencana tata ruang wilayah). b. Pemanfaatan hutan mangrove dengan berwawasan lingkungan Hutan mangrove merupakan penyedia nutrien terbesar dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan baik yang hidup menetap (sedentary) di area mangrove tersebut maupun bagi ikan tidak menetap (migratory). Dengan rusaknya mangrove tentunyaakanberdampakpadamenurunnyapere-

konomian masyarakat pesisir khususnya bagi yang berprofesi sebagai nelayan karena menurunkan hasil tangkapan ikan. Pada daerah pesisir yang merupakan ekosistem mangrove, hal ini sarat dengan keindahan dan sekaligus konflik kepentingan, sehingga ekosistem di wilayah tersebut menghadapi berbagai ancaman dan masalah perusakan.Untukitudiperlukankebijakanpemanfaatan hutan mangrove yang berwawasan lingkungan seperti: (a) Silvofishery (wanamina), yakni suatu pola agroforestri yang digunakan dalam pelaksanaan program perhutanan sosial di kawasan hutan mangrove; (b) model hutan rakyat, yakni dengan pengelolaanyangberkelanjutandengansiklustebang 15-30 tahun atau tergantung dari tujuan penanaman; (c) pemanfaatan tambak secara tumpang sari yakni dengan mengkombinasikan tambak dengan penanaman mangrove; dan (e) bentuk kombinasi pemanfaatan mangrove yang simultan. Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan dapat meminimalisir kerusakan/berkurangnya hutan mangrove di Kabupaten Langkat. c. Bantuan fasilitas nelayan Bantuanfasilitasnelayansebagaikebijakan untuk merangsang masyarakat pesisir dalam melakukan usaha/bekerja.Yakni pemberian fasilitas nelayan seperti bantuan modal, bantuan kapal boat penangkap ikan dan berbagai bentuk alat penangkap ikan. Hal ini sangat berguna bagi nelayan yang tidak memiliki modal untuk bekerja. Pemberian bantuan dilakukan dengan tepat sasaran, agar penerima bantuan benar-benar merupakan masyarakat yang membutuhkan. d. Jaminan fasilitas umum Sebagian masyarakat pesisir memiliki tingkat perekonomian yang rendah akibat daritarafpendidikanyangrendah.Pemerintah daerah dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dengan memberikan beberapafasilitasdiantaranya: (1)Pembangunan sekolah hingga tingkat SMA/Sederajat didekatkan dengan masyarakat pesisir agar masyarakattidakjauhuntukmendapatfasilitas pendidikan. Sebagai contoh di Pulau Kampai dan Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu idealnya terdapat fasilitas pendidikan hingga tingkat SMA/Sederajat di kedua pulau tersebut, agar para siswa tidak perlu menyeberang laut untuk bersekolah; (2) Fasilitas jalan (aspal) maupun jembatan yang layak hinggakepelosokdusununtukmemudahkan mobilisasi masyarakat untuk bekerja dan mencari nafkah; (3) Mempersiapkan tenaga dan fasilitas kesehatan yang diam di tempat agar masyarakat mudah untuk berobat. Seperti adanya dokter khusus yang tinggal di daerah pesisir dan mobil ambulan khusus yang menangani daerah pesisir. Agar masyarakatyanginginsegeramendapatpenanganan medis dapat dilayani dengan cepat. e. Jaminan pasar hasil tangkapan Dalam hal ini pemerintah daerah perlu mengkondisikanpasaryanglayakbagimasyarakat pesisir. Hasil tangkapan nelayan adalah pasang surut sesuai dengan ketergantungan masyarakat pesisir terhadap lingkungan. Pada keadaan tertentu hasil tangkapan akan menurun dan pada saat yang lain hasil tangkapan akan melimpah. Ketika hasil tangkapan menurun bagi sekelompok masyarakat yang mendapat ikan akan terpenuhi nafkahnya,

namun bagi yang tidak mendapat hasil maka modalnya habis terbuang dan merugi. Pada saat hasil tangkapan melimpah biasanya nelayan dirugikan dengan mekanisme pasar yang berdasarkan supply (penawaran) dan demand (permintaan), karena hasil tangkapannya yang banyak akan terjual dengan hargayangrendah.Alhasilnelayantidakdapat membalikkan modalnya yang dikeluarkan pada saat hasil tangkapan sedikit. Pemerintah daerah dapat tanggap terkait hal tersebut dengan turun tangan terhadap pasar, yakni ketika hasil tangkapan meningkat pemerintah daerah menampung kelebihan hasil yang dimiliki nelayan dan mendistribusikannya ke pasar yang tidak terjangkau oleh nelayan, sehingga harga tidak turun dan nelayan tidak merugi. Juga pada saat hasil menurun pemerintah daerah dapat menolongnya dalam bentuk pemberian modal maupun pemberian pinjaman modal agar dapat kembali beraktifitas. f. Membuka kawasan pariwisata, ru-mah sakit hingga universitas bertaraf inter-nasional Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat dengan adanya kepastian pasar dapat membuka kawasan wisata, rumah sakit hingga universitas baru bertaraf internasional. Seperti halnya di wilayah Pantai Berawe Desa Pulau Kampai dan PantaiTanjung Apek Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu. Kedua pulau ini memiliki potensi untuk dikembangkan karena letaknya yang strategis dan merupakan daerah wisata menjanjikan. Hal ini didukung dengan letak wilayahnya yang berbatasan dengan selat Malaka yang memungkinkankemudahaneksodusmassatingkattinggi. Dewasa ini mode/trend perkembangan masyarakat dunia dengan adanya perdaganganbebasdanmudahnyauntukberpindah tempatmenjadikanminatuntukmemperoleh sarana rekreasi/wisata, perobatan, hingga sarana pendidikan baru sangat menjanjikan. Untukmemulaimemangperluberpikirseribu kali, namun dengan adanya manajemen yang tepat hal tersebut bukan merupakan suatu halyangmustahil.Sebagaimanayangdilakukan oleh Singapura dengan sarana pendidikan dan perobatan yang diminati warga dunia dan Malaysia dengan Pulau Penangnya sebagai referensi untuk memperoleh sarana/fasilitas pengobatan tingkat internasional. Pengembangankawasaninidapatdilakukan dengan intensif/terpadu baik melalui manajemeninternalmaupuneksternalseperti bantuan dari pihak swasta dalam negeri maupun luar negeri. Diperlukan sarana/prasarana yang mumpuni seperti pelabuhan, jalan raya hingga ke rumah-rumah penduduk, penerangan, air bersih, penataan pantai, hingga landasan pesawat terbang. Juga diperlukan kepastian dukungan dari pemerintah daerah agar pihak pengembang dengan mudah membangun daerah tersebut. Dengan berhasilnya peningkatan perekonomian masyarakat pesisir melalui pengembangan kawasan pesisir seperti dimaksud diatas, maka bagai menemukan mutiara yang terpendam sebagai aplikasi dari majunya/berkembangnya daerah tersebut yang manahalinibukanmerupakanmimpi,namun dapat menjadi kenyataan melalui kinerja yang nyata dan berkesinambungan. Penulis adalah PNS Pemkab Langkat


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.