Medan Metropolitan
A4
WASPADA Kamis 11 Juni 2015
SUDUT TEMPOE DOELOE PENGANTAR Dalam rangka peringatan wafatnya Singamangaraja 17 Juni 1907, Sudut Tempo Doeloe menampilkan berbagai hal berkaitan dengan tokoh besar yang sebenarnya menyisakan banyak misteri dalam hidupnya yang belum terungkap. Misteri itu antara lain tentang fotonya yang sengaja tidak berani dibuat Belanda, tentang keislamannya, kematian dan makamnya, hubungannya dengan Aceh, hubungannya yang tidak harmonis dengan misionaris serta suratsurat, stempel dan bendera yang digunakannya. SURAT SINGAMANGARAJA PADA NOMMENSEN
Waspada/Rizky Rayanda
PARKIR SEMBARANGAN: Sejumlah dump truk parkir sembarangan di Jl. Guru Patimpus Medan sehingga terjadi penyempitan badan jalan, Rabu (10/6). Truk milik proyek Podomoro City itu menjadi penyebab kemacatan arus lalulintas.
Bongkar Kuburan Tanah Wakaf
Pengembang Zolimi Umat Islam MEDAN (Waspada): Pengurus Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara Pembela Masjid menilai pembongkaran tanah wakaf yang di atasnya terdapat ratusan kuburan kaum muslim di Jl. Sedap Malam, Lingk. III, Kel. Asam Kumbang, Kec. Medan Selayang, yang dilakukan pihak pengembang merupakan penzoliman terhadap umat Islam, apalagi tanah wakaf tersebut terdaftar di Pemko Medan. “Membongkar tanah wakaf dan mengalihfungsikannya merupakan tindakan yang melanggar Undang Undang Wakaf dan masuk dalam kategori pidana pencurian mayat,” ujar Ketua Umum Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara Pembela Masjid Drs H Leo Imsar Adnans kepada Waspada, Rabu (10/6), terkait aksi pengembang PT Berkah Wira Garuda (BWG) yang telah membongkar dan menggusur sejumlah kuburan yang berada di areal tanah wakaf tersebut. Tanah wakaf selama ini dikelola oleh pengurus Serikat Tolong Menolong (STM) Asoka Jl. Palem, Lingk. III, Kec. Medan
Selayang, dan telah terdaftar di Pemko Medan. Selain itu, kata dia, masih banyak ahli waris yang tidak menyetujui pembongkaran atau pemindahan kerangka mayat, namun pihak pengembang melalui ‘orang-orang’ suruhannya tetap membongkar paksa sejumlah kuburan di atas tanah wakaf tersebut. Menurut Leo Imsar, berdasarkan hasil penyelidikan pihaknya, puluhan kuburan sudah dibongkar oleh pihak pengembang bekerjasama dengan oknum pengurus STM Asoka, banyak ahli waris yang tidak mengetahui pembongkaran tersebut, sehingga bisa menjadi gejolak yang berkepanjangan, apalagi menjelang datang bulannya bulan suci Ramadhan ini, banyak ahli waris dan kerabat keluarganya akan melaksanakan ziarah ke pemakaman. “Dikhawatirkan akan terjadi keributan di lokasi tanah wakaf tersebut karena ahli waris akan kebingungan untuk mencari keberadaan kuburan kerabat keluarganya. Pembongkaran kuburan secara paksa itu merupakan bentuk penzoliman terhadap umat Islam, apalagi sudah diketahui bahwa tanah
PALAVA Gelar Jumat Bersih MEDAN (Waspada): Memperingati Hari Lingkungan Hidup, mahasiswa Pencinta Alam Univa (PALAVA) Medan bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar Jumat bersih diawali dengan membuang sampah ke tempatnya oleh Rektor Univa diwakili Wakil Rektor II Drs H Hairul Arifin Ritonga MM, baru-baru ini. “Tepatnya hari ini diperingati Hari Lingkungan Hidup, kendatipun temanya lebih ditujukan pada penyelamatan hutan, namun tidak menyalahi kalau kita membersihkan lingkungan sekitar kita. Karena itu, saya atas nama pimpinan Univa Medan menghargai niat baik para mahasiswa yang tergabung dalam Pencinta Alam Univa Medan (PALAVA),” ujarnya. Kiranya niat baik ini, kata dia, dapat diikuti para mahasiswa lainnya untuk sama-sama menjaga kebersihan di lingkungan Univa. Apalagi, Hari Lingkungan Hidup ini diperingati berketepatan pada hari Jumat, hari yang mulia bagi umat Islam, mudahmudahan pahala lebih berlipat ganda. Koordinator Jumat bersih PALAVA Pardiansyah Putra menuturkan, sebagai bentuk kecintaan kepada Indonesia, khususnya Univa Medan, PALAVA dan BEM melaksanakan Jumat bersih seluruh lingkungan kampus yang akan dimulai dari Asrama Putri sampai ke gerbang Univa. (cwan)
wakaf tidak bisa diperjualbelikan apalagi demi kepentingan bisnis,” tegas Leo Imsar. Dia mensinyalir, pembongkaran pekuburan di atas tanah wakaf merupakan pengalihan isu yang terjadi selama ini yakni pembongkaran masjid-masjid,
karena tidak mudah lagi membongkar atau memindahkan masjid-masjid, maka pihak pengembang beralih profesi menjadi pembongkar lahanlahan pekuburan. Leo Imsar meminta sudah saatnya aparat penegak hukum
melakukan penyelidikan motivasi dari pembongkaran kuburan sekaligus menggusur tanah wakaf tersebut, bahkan pengurus Majelis Ulama Indonesia harus mengambil sikap tegas terhadap pembongkaran kuburan tersebut. (h04)
4.470 Siswa SMP Tidak Lulus UN Siswa SMP Eria Lulus 100 Persen MEDAN (Waspada): Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud mencatat sebanyak 4.470 siswa SMP sederajat di Sumatera Utara, tidak lulus Ujian Nasional (UN) 2015. “Data kolektif UN Puspendik Kemendikbud tercatat 4.470 siswa SMP di Sumut tidak lulus UN,” kata Koordinator UN Sumut August Sinaga kepada wartawan di Medan, Selasa (9/6). Sedangkan pengumuman resmi kelulusan UN dari masing-masing tingkat satuan pendidikan/sekolah berlangsung Rabu (10/6). Dia menjelaskan, jumlah peserta UN SMP sederajat tahun 2015 dari 3.420 sekolah, sebanyak 272.198 orang. “Dari jumlah itu, 4.470 siswa dinyatakan tidak lulus UN,” ungkapnya. Peserta tidak lulus karena tidak mengikuti UN pada 4-7
Mei 2015. “Mereka tidak ikut UN, maka secara otomatis mereka tidak lulus UN,” tegasnya. Meski tidak lulus UN, siswa tetap menerima ijazah karena UN bukan lagi penentu kelulusan. “Mulai tahun ajaran 2015, kelulusan100 persen ditentukan masing-masing sekolah melalui hasil rapat dengan dewan komite sekolah,” ucapnya. Namun, peserta yang gagal UN, harus mengulang UN pada mata pelajaran yang tidak lulus pada UN tahun depan. 100 Persen Pengumuman kelulusan bagi siswa SMP sederajat di Medan berjalan lancar, Rabu (10/6).Wakil Koordinator Perguruan Eria Drs. H. Rukzaidan menyebutkan, siswa SMP Eria lulus 100 persen. Sedangkan nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) diraih siswa bernama
Salshabilla Fatin dengan nilai 372,0. “Nilai tertinggi yang diraih siswa ini diharapkan menjadi motivasi bagi adik kelasnya yang akan naik kelas tiga, dengan harapan prestasi akademik mereka lebih meningkat lagi,” kata Rukzaidan. Menurutnya, nilai akademik siswa di Perguruan Eria mengalami peningkatan setiap tahun. “Semua keberhasilan siswa tidak terlepas dari peran para guru. Diharapkan keseriusan guru dalam memberikan pendidikan akan disahuti siswa dengan giat belajar, sehingga nilai akademik dan non akademik cukup baik,” kata Rukzaidan seraya memperlihatkan data, siswa nilai tertinggi klasifikasinya, Bahasa Indonesia 94,0; Bahasa Inggeris 100,0; Matematika 100,0 dan IPA, 100,0. (m49/m37)
MEDAN (Waspada): Sebanyak 20 dari 80 perguruan tinggi swasta (PTS) Kesehatan di Sumatera Utara dinyatakan tidak sehat. Secara nasional, 146 dari 636 PTS Kesehatan, masuk katagori tidak sehat. “Jumlah itu, merupakan data dari Kemenristek Dikti tanggal 31 Januari 2015,” kata Ketua Asosiasi Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Pusat Prof. Dr. Thomas Suyatno dalam seminar tentang PTS Kesehatan menghadapi MEA 2015 di Hotel Madani Medan, Rabu (10/6).
Hadir dalam acara itu sekaligus narasumber Dirjen Dikti Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Prof. Dr. Mansyur Ramly, Ketua Umum Himpunan PTS Kesehatan (HMPTS) Pusat M. Budi Djatmiko. Turut hadir Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut Prof. Dian Armanto, Ketua Aptisi Sumut Dr. H. Bahdin Nur Tanjung , Rektor USM Indonesia Dr. Ivan Elisabeth, M.Kes. Prof. Suyatno mengatakan, banyak PTS Kesehatan di Indonesia tidak sehat karena status
akreditasi, Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), rasio dosen dan pangkalan data Dikti juga banyak belum beres. Begitu juga dengan jumlah dosen berkualifikasi S-1 dan infrastruktur pendidikan banyak belum menyesuaikan dengan kemajuan teknologi sebagaimana ketentuan Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). “Semua persoalan tersebut menjadikan rapor merah di dunia pendidikan tinggi hingga sekarang ini,” ujarnya.(m49)
Pengacara Serahkan Rekaman CCTV
Waspada/Ist
MEDAN (Waspada): Pengacara tersangka IDL aliasWawan, 26, warga warga Jl. Besar Delitua, Gg Suryo, Delitua Induk, menyerahkan rekaman CCTV kepada polisi yang menunjukkan tersangka masih bekerja di pabrik saat pembunuhan terjadi di kediaman korban pada 29 Mei. “Rekaman CCTV tersangka yang masih berada di tempat kerjanya kita serahkan ke Polsek. Inilah alibi kami kalau tersangka
bukan pelaku pembunuh Rahma Daniar Tanjung, 21, yang masih tetangganya,” kata Husni Thamrin Tanjung, SH dari Law Office Lihardo Sinaga kepada wartawan, Selasa (10/6). Saat kejadian, kata Husni, anak kami ini lagi bekerja di pabrik. Banyak juga saksi yang tahu, jika anak kami ini beristirahat di tempat kerjanya. Sementara itu, Kapolsek Delitua AKP Daniel Marinduri
membantah semua tudingan pihak keluarga tersangka. “Penyelidikan kasus ini berjalan sesuai prosedur,” kata Daniel. Dijelaskannya, untuk mengungkap fakta dalam kasus ini, penyidik telah melakukan gelar rekonstruksi. “Kita juga sudah menggelar rekonstruksi yang dihadiri pihak Koramil, Kepling. Jadi tidak ada kita arahkan. Keluarganya juga hadir waktu rekonstruksi,” jelas Daniel.(m39)
PRT Dipaksa 200 Kali Naik Turun Tangga MEDAN (Waspada): Terdakwa Shamsul pernah memaksa pembantu rumah tangga (PRT) nya 200 kali naik turun tangga sebagai hukuman karena tidak tahan bekerja di rumah H Kaka (abang terdakwa). Hal itu diungkapkan Rukmiyani, 42, salah satu PRT, saat dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kasus penganiayaan dan pembunuhan PRT di Jl. Beo Medan, dengan terdakwa Shamsul, di PN Medan, Selasa (9/6). “Tanggal 16 September 2014,soreharinyasayabarengdengan Cici disetrap (dihukum) dengan naik turun tangga sebanyak
200 kali dan itu atas perintah Shamsul,” ujar Rukmiyani. Dihadapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sindu Hutomo, saksi Rukmiyani mengaku, setelah menghukum naik turun tangga, Shamsul langsung pergi. Mereka dihukum karena tidak tahan bekerja di rumah milik H Kaka selaku abang kandung Shamsul. “Kami tidak tahan, karena rumah pak H Kaka besar,” katanya. Selain itu, Rukmiyani mengaku pernah ditampar oleh Shamsul. “Kepala kanan saya ditampar di dekat kandang kucing,” sebutnya.
Anggota DPRDSU Kecewa
20 PTS Kesehatan Di SumutTidak Sehat Terminal Gudang Merah Belum Beroperasi
Kasus Pembunuhan Di Delitua
WAKIL Rektor II Univa Medan H Hairul Arifin Ritonga (empat kiri) foto bersama mahasiswa PALAVA dan BEM, usai melaksanakan Jumat bersih.
Pada 27 Nopember 2008 Pusat Studi Sejarah dan Ilmuilmu Sosial Universitas Negeri Medan mengundang ProfDr Uli Kozok dari Universitas Hawaii untuk berceramah tentang “Misteri Surat-surat Singamangaraja 12”. Ceramah ini ternyata memancing diskusi berkepanjangan sampai saat ini di internet karena telah membuat orang terkejut. Dalam ceramahnya Uli Kozok menyebut bahwa ada surat Singamangaraja 12 kepada Nommensen yang menganggap misionaris utusan Rheinische Missions-Gesselschaft (RMG) dari Jerman itu adalah bawahan atau kaki tangan Pemerintah Belanda yang ia anggap tidak sopan karena datang ke Tanah Batak tanpa melapor dulu padanya. Suratsurat Singamangaraja selalu dibubuhi cap yang berbeda antara satu surat dengan surat yang lain. Bentuknya bulat dengan sisi luar yang dihiasi gerigi. Setiap cap memiliki jumlah gerigi yang berbeda, masing-masing 10, 11 dan 12. Inti dari surat-surat Sisingamangaraja pada Nommensen adalah merintis upaya perdamaian dengan pihak Belanda, di mana Nommensen dianggap Singamangaraja sebagai perantaranya. Dalam suratnya Singamangaraja menurut Uli Kozok tidak pernah setuju untuk tunduk pada Belanda karena ia merasa sebagai Raja Batak dan mengklaim diri sebagai penguasa Sumatera. Dikatakan Uli Kozok waktu itu, ada empat surat Sisingamangaraja XII yang sedang ditelitinya. Tiga surat d i t u j u k a n k e p a d a ze n ding Kristen Nomensen dan satu surat ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda. Nomensen sendiri sebenarnya sangat tidak suka terhadap Sisingamangaraja XII karena sangat menentang kehadirannya di Tanah Batak. Bahkan menurut Kozok, Nomensen pernah mengatakan bahwa musuh abadi pemerintah Belanda dan zending Kristen adalah Sisingamngaraja XII. Nomensen pula yang memanggil tentara Belanda agar masuk ke tanah Batak dengan menggunakan pasukan yang terdiri dari orang-orang Jawa, Manado dan Maluku. Menurut Uli Kozok stempel dan surat-surat Sisingamangaraja XII tersebut menggunakan campuran aksara Batak Mandailing Angkola, Arab Melayu dan huruf Kawi. Lebih lanjut ia mengatakan, Sisingamangaraja XII sendiri sebenarnya tidak mengenal huruf. Untuk itulah ia mempekerjakan dua juru tulis dalam persoalan surat-menyurat yakni Heman Silaban dan Manse Simorangkir. Kedua juru tulisnya tersebut merupakan alumni zending Nomensen yang kemudian berbelok arah memihak Sisingamangaraja karena tidak lulus dalam ujian untuk menjadi guru. Di Rumah Sejarah Ichwan Azhari saat ini terdapat repro 6 surat Singamangaraja yang didapat langsung dari Wuppertal, Barmen Jerman pada tahun 2010.
Bahkan, kata dia, PRT lain yakni Yanti pernah ditendang oleh Shamsul. “Bagian tangan Yanti yang ditendang gara-gara ngambil saos saja waktu makan,” tuturnya mengaku, dirinya bersama PRT lain tidak diperbolehkan keluar rumah. Namun, disela-sela persidangan saat Rukmiyani mengatakan hape miliknya dirampas oleh Ferry Sahputra selaku sopir di rumah tersebut, terdakwa Shamsul spontan marah. “Siapa yang merampas,” katanya. Hampir seluruh keterangan saksi dibantah oleh Shamsul. “Keterangan yang menyangkut
dengan saya semua tidak benar. Saya tidak ada memukul,” ujarnya. Setelah mendengarkan keterangan saksi, majelis hakim yang diketuai M Aksir menunda sidang dan dilanjutkan pada minggu depan. Diketahui Shamsul Anwar dijerat Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sindu Hutomo dengan Pasal berlapis, yakni Pasal 1, Pasal 2 Undang Undang No 21/ 2007 Tentang Tindak Pidana Pemberantasan Perdagangan Orang jo Pasal 44 ayat (1) dan ayat (3) jo UU RI No 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga jo Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, dalam dakwaan primer. Bukan hanya itu, dalam dakwaan subsider, Syamsul Anwar dijerat dengan Pasal 1 UU No 21/2007 Tentang Tindak Pidana Pemberantasan Perdagangan Orang jo Pasal 44 ayat (1) dan ayat (3) jo UU RI No 23/ 2004 tentang Penghapusan KDRT jo Pasal 338 KUHPidana tentang Pembunuhan jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana dan Pasal 351 ayat (3) KUHPidana tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian. Dengan ancaman kurungan penjara seumur hidup. (m38)
MEDAN (Waspada): Anggota DPRDSU Leonard Samosir mengaku kecewa. Dia menilai koordinasi antara Kantor Syahbandar Belawan dengan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I sangat lemah. Pasalnya, terminal baru penumpang sudah lama selesai, namun pihak Syahbandar belum memberi izin pelayaran untuk kapal penumpang. Anggota Komisi D DPRDSU Leonard Samosir berbicara kepada wartawan di gedung dewan, Rabu (10/6). Dia menyoroti tentang terminal baru penumpang di Gudang Merah Belawan yang sampai saat ini belum juga dioperasikan. Padahal, pembangunannya sudah selesai dikerjakan. Leonard menyebutkan, terminal baru untuk penumpang kapal laut di Belawan dibangun PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I dengan biaya Rp10 miliar lebih. Terminal itu dibangun sebagai pengganti terminal penumpang yang selama ini beradai di Ujung Baru, Belawan.
Katanya, terminal penumpang baru itu dibangun karena selama ini terminal penumpang di Ujung Baru dinilai telah kumuh dan kurang nyaman. Sementara terminal baru dikonsep layaknya pelayanan Bandara, dengan daya tampung sekitar 3.000 orang. “Tapi, walau sudah selesai, terminal itu belum juga dioperasikan. Ini kan aneh,” kata Leonard. Sebagai Anggota Komisi D yang salah satu bidang tugasnya masalah pembangunan dan perhubungan, Leonard Samosir, mengaku sudah pernah mempertanyakan masalah ini kepada Kepala Kantor Syahbandar Utama Belawan. Pihak Syahbandar, kata Leonard, mengaku mereka belum memberikan izin pelayaran kepada kapal-kapal penumpang. Alasannya, karena kapal tidak bisa sandar di dermaga Gudang Merah. Karena di lokasi itu ada bangkai kapal yang tenggelam dan belum diangkat. Menanggapi hal ini, Leonard Samosir, merasa heran. Itu
menunjukkan kalau koordinasi antara PT. Pelindo-I dengan Kantor Syahbandar sangat lemah. “Masak keberadaan kapal yang tenggelam itu tidak diketahui dari awal. Sekarang baru muncul masalah,” tambahnya. Komisi D DPRDSU, menurut Leonard, akan terus menindaklanjuti persoalan ini dengan mengundang pihak terkait untuk melakukan klarifikasi terhadap persoalan yang sebenarnya. Katanya, dewan sangat berharap setiap pelaksanaan pembangunan yang dilakukan harus berjalan sesuai rencana, sekalipun anggaran untuk pembangunannya menggunakan dana APBN, bukan APBD Sumut. “Kalau benar apa yang diucapkan pihak Syahbandar kepada saya tentang adanya kapal tenggelam, ini sangat luar biasa. Artinya, sejak awal pembangunan dermaga itu benarbenar tidak ada koordinasi. Masing-masing instansi jalan sendiri-sendiri,” katanya.(m12)
Kriminalitas Dan Narkoba Marak Akibat Angka Pengangguran Tinggi MEDAN (Waspada): Ketua DPC Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kota Medan Sastra, SH, MKn (foto) mengatakan, maraknya kriminalitas dan penyalahgunaan narkoba lebih cenderung disebabkan tingginya angka pengangguran. Sastra mengemukakan hal itu, Selasa (9/6), di Kantor Citra Keadilan Medan Peduli Lingkungan terkait dengan makin maraknya kriminalitas dan penyalahgunaan narkoba. Menurutnya, perlu peran besar Pemerintah Kota Medan untuk menanggulanginya. ‘’Hendaknya persoalan kejahatan narkoba jangan semata-mata dibebankan kepada pihak kepolisian, tetapi juga
menjadi menjadi tanggungjawab Pemko/Pemda bekerjasama dengan organisasi pegiat anti narkoba,” ujarnya. Artinya, Pemerintah Kota Medan perlu memberi peran dan kerja kepada pengangguran
sehingga kelak mereka mempunyai produktivitas atau pekerjaan. ‘’Menjadi tugas pemerintah menstimulus mereka sehingga terjadi peran aktif yang positif,’’ katanya. Sastra yang juga Ketua Banteng Muda Kota Medan ini menambahkan, dari sisi budaya dan seni, kita juga masih lemah. Karena itu, perlu alokasi anggaran lebih besar. Sedangkan minimnya lapangan kerja, lanjut Sastra, akan teratasi dengan tumbuh dan berkembangnya industri maupun perusahaan. Sementara, muncul dan hadirnya industriindustri baru tidak terlepas dari infrastruktur yang baik serta kemudahan perizinan.(m34)