Waspada, jumat 3 oktober 2014

Page 27

Mimbar Jumat

WASPADA Jumat 3 Oktober 2014

C3

Marwa El-Sherbini Martir Hijab Kematian Marwa merupakan satu bentuk tindakan ketakutan tanpa dasar terhadap Islam atau islamofobia. MARWA Ali El- Sherbini adalah seorang wanita Mesir tinggal di Jerman yang dibunuh selama berlangsungnya pengadilan di Dresden. Ia dibunuh Alex Wiens, seorang imigran Jerman dari Rusia. Suami Marwa hadir bersama putra mereka yang mencoba membela istrinya ketika diserang Wiens dengan menggunakan pisau dapur. Sedangkan Marwa mengalami luka parah karena 18 tusukan yang dilakukan Wiens menyebabkan kematiannya. Tewasnya Marwa mengundang reaksi internasional khususnya dari dunia muslim. Masyarakat dan media Mesir menyebutkan serangan itu sebagai pembunuhan yang memiliki aspek relijius dan kebencian ras karena Marwa mengenakan hijab. Sebagai respon sentimen anti Jerman dan protes publik di Mesir dan negara-negara lain, pemerintah Jerman menyerukan berkabung selama sembilan hari setelah insiden itu. Persidangan terhadap Wiens atas tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan berlangsung dibawah pengamanan ketat pihak keamanan dan mendapat perhatian yang luas dari media nasional dan internasional serta para diplomat dan ilmuan. Marwa El- Sherbini lahir tahun 1977 di Aleksandria dari orangtua seorang ahli kimia bernama Ali El- Sherbini dan Laila Shams. Tahun 1995, Marwa lulus dari El Nasrs’ College dimana ia mendapat posisi sebagai wakil mahasiswa. Wanita ini meneruskan studi farmasi di univeristas Aleksandria dan meraih predikat sarjana dalam ilmu pengetahuan farmasi tahun 2000. Dari tahun 1992 sampai 1999, Marwa adalah anggota tim nasional handball. Tahun 2005, Marwa pindah dengan suaminya , Elwy Ali Okaz ke Bremen, Jerman.

Tahun 2008, pasangan ini dan putra mereka berusia dua tahun pindah ke Dresden dimana Okaz menjadi dosen di Minufiya University dengan mencomot gelar doktor di Max Planck Institute dalam bidang Molecular Cell Biology and Genetics. Marwa bekerja di University Carl Gustav Carus di Dresden dan pada farmasi lokal sebagai bagian program praktek farmasi di Jerman. Pada 21 Agustus 2008, Wiens dan El- Sherbini bertemu di taman liburan di distrik Johannstadt, Dresden dimana kemenakan Wiens dan putra Marwa sedang bermain. Anak-anak itu bertengkar memperebutkan ayunan di taman itu. Tiba-tiba Wiens berteriak-teriak ke arah Marwa. Marwa yang sedang mengenakan hijab Islam di makimaki dan dihina Wiens sebagai orang-orang Islam teroris. Menurut saksi mata yang berada di lokasi itu Wiens terus menghina dan menyerang Marwa dengan bahasa Rusia dan Jerman. Marwa memanggil polisi dan beberapa menit kemudian petugas keamanan datang ke lokasi itu dan membawa keduanya ke kantor polisi. Wiens dituduh melakukan aksi kriminal dan penghinaan yang mengharuskannya membayar denda 330 mark Jerman. Namun Wiens keberatan membayar denda itu dan melakukan banding ke pengadilan distrik Dresden. Di pengadilan itu, Wiens tetap dinyatakan bersalah dan harus membayar denda yang lebih besar yaitu 780 mark pada November 2008. Pada 1 Juli 2009, sembilan orang dihadirkan menjadi saksi dalam persidangan banding, tiga hakim, jaksa, Wiens sebagai terdakwa dan Marwa sebagai penggugat. Tidak ketinggalan, suami dan putra Marwa juga hadir dalam persidangan itu. Selama persidangan Wiens selalu menge-

luarkan penyataan ekstrim. Ia mengatakan bahwa orang-orang Muslim adalah monster dan memita pengadilan untuk mengusir orang-orang Muslim setelah serangan 11 September. Wiens menyatakan masyarakat Jerman tidak harus menerima orang asing di negaranya dan mengatakan ia akan memilih partai sayap kanan Nasional Demokratik Jerman untuk dapat menyalurkan aspirasinya. Wiens terus menyatakan bahwa ia pernah mengunjungi kamp konsentrasi. Ketika masa reses, Marwa tidak bermaksud menunggu sampai akhir persidangan dan mencoba untuk pergi. Namun ketika ia, suami dan putranya berdiri di pintu, Wiens tiba-tiba menyerang Marwa dengan pisau dapur berukuran panjang 18 sentimeter. Marwa ditikam sampai 18 kali dan ia dalam kondisi kritis yang menyebabkan kematiannya. Suaminya, Okaz yang ingin membantu istrinya ditusuk 16 kali di kepala, leher, tubuh bagian atas dan tangan yang membuatnya juga terluka parah. Putra mereka juga terluka, tapi dapat diselamatkan. Pengadilan dengan tuduhan pembunuhan terhadap Marwa dan percobaan pembunuhan terhadap Okaz bagi Wiens berlangsung di pengadilan Dresden mulai 26 Oktober 2009. Pada 11 November 2009, Wiens dinyatakan bersalah telah melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan tehadap Okaz dan dipejanrakan. Hakim Birgit Wiegand menyatakan bahwa pengadilan menjatuhkan hukuman tidak hanya dengan tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan, namun juga menyebarkan kebencian terhadap orang asing. Wiens menerima hukuman maksimum untuk kejahatannya. Pembunuh ini melakukan banding, tapi ditolak pengadilan

Hikmah Wukuf Di Arafah Oleh Heri Firmansyah Staf KUA Kec. Sirandorung Kab. Tapanuli Tengah

P

ada tanggal 9 Zulhijjah Tahun hijriah, kaum kesetaraan, persatuan dan kesatuan umat Islam. muslimin yang menjadi tamu Allah SWT (dhuSeluruhnya memakai pakaian yang sama dan yufur rahman) yang sedang melaksanakan melalukan ibadah secara bersama-sama. Dalam pelaksanaan ibadah haji tidak ada satupun yang ibadah Haji di Makkah al-Mukarramah wukuf di Aradiistimewakan dari yang lainnya. Saling berdesakan, fah. Mereka datang dari segala penjuru dunia. Memusaling mencurahkan segenap tenaga dan lain ji, memohon ampun dan mengharapkan ridha Allah sebagainya untuk melakukan ritual ibadah haji, SWT. Di padang Arafah yang luas itu, berbaur bermakhususnya saat wukuf di Arafah. cam-macam suku bangsa, warna kulit dan bahasa, Berkumpulnya umat Islam di Arafah mengingatnamun tujuan mereka sama yakni ridho AllahSWT. kan kita pada sabda baginda Rasulullah SAW dalam Mereka seluruhnya menggunakan pakaian yang salah satu hadisnya yang berbunyi : “Perumpamaan sama, kain putih yang tak berjahit. Tidak ada lagi terorang mukmin itu dalam saling mencintai, saling lihat pakaian kebesaran, sekalipun ia adalah seorang mengasihi dan saling menyayangi adalah seperti satu pembesar di negaranya. Sulit pula untuk mengenal anggota tubuh. Jika ada salah satu anggotanya merasa rakyat biasa meskipun statusnya hanyalah seorang sakit, maka sekujur tuburuh kasar pada negebuh yang lain juga ri asalnya. Padahal bukan mustahil ada di anAgaknya tidak berlebihan jika akan merasakan medan demam ikut tara yang hadir di sana dikatakan “Padang Arafah” ada- ring merasakan sakit. (H.R adalah seorang Presiden, Menteri Negara, lah sebagai miniatur kecil “Pa- Bukhari dan Muslim). Persatuan dan kepejabat tinggi pemerindang Mahsyar”, kelak yang dijan- satuan umat Islam initah dan lain sebagaiyang saat sekarang nya. Di sana leburlah jikan Allah swt sebagai tempat lah ini amat dibutuhkan segala tanda-tanda keberkumpulnya seluruh anak cucu agar kita menjadi golohormatan, pangkatumat yang mempangkat buatan manuNabi Adam as, setelah mereka ngan peroleh kemuliaan dan sia dan nuansa kesendibangkitkan dari alam kubur. keagungan. Ukhuwah jangan sosial yang islamiyah yang menjadi diciptakan gemerlappengejewantahan dari nya dunia. sikap persatuan dan kesatuan seharusnya tetap Setidaknya ada beberapa hikmah penting yang terus dipertahankan agar umat ini memiliki kedapat kita ambil dari pelaksanaan wukuf di Arafah. wibawaan dan disegani dalam percaturan politik Pertama, Warna putih pada pakaian ihram itu dunia. Karena jika hal ini dijaga dijamin tidak akan mengandung suatu arti dan pelajaran yang mendalagi ada kesewenang-wenangan terhadap umat Islam untuk dapat kita cermati. Pakaian ihram yang lam seperti yang terjadi di Bosnia, Irak, Afghanistan, serba putih yang membalut sekujur tubuh jemaah haji Palestina dan negeri muslim lainnya. seakan-akan mengingatkan manusia akan kematian, Sesungguhnya kekuatan terbesar yang dimiliki mengindikasikan kedekatan manusia akan hari pemumat Islam terletak pada nilai ukhuwah Islamibalasan. Sehingga mereka dengan khusyu dan penuh yahnya. Ini seperti yang tertuang dalam Alquran surah kepasrahan melakukan zikir, bertafakkur dan memujial-Imron ayat 103 : “Dan berpegang teguhlah kamu muji Allah SWT. Ini diharapkan memun-culkan pribadi semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah yang memiliki keimanan yang kuat saat menapaki likakamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah liku kehidupan di dunia. Menjadi seorang hamba yang kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) selalu ingat bahwa sesungguhnya kehidupan yang bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan kekal abadi adalah saat manusia dituntut untuk memhatimu, maka menjadilah kamu karena nikmatnya pertanggungjawabkan amal ibadahnya di dunia. Ini menjadi orang yang bersaudara.” akan memunculkan sikap seorang muslim yang selalu Praktek ukhuwah islamiyah ini pernah diconberusaha dan bekerja dalam jalur yang sesuai dengan tohkan oleh Rasulullah SAWdan para sahabatnya di tuntutan Allah SWT, mencari rezeki yang halal dan kota Madinah. Ketika Rasulullah dan kaum Muhajirin menghindarkan memperkaya diri dengan cara-cara baru sampai ke Madinah, ia mempersaudarakan yang tidak terpuji. Seperti dengan cara korupsi, kaum Muhajirin dengan kaum Anshor untuk memnepotisme, kolusi dan lain sebagainya. perkuat ikatan ukhuwah mereka. Ikatan ukhuwah Agaknya tidak berlebihan jika dikatakan “Padang saudara seiman yang terjalin antara mereka melebihi Arafah” adalah sebagai miniatur kecil “Padang ikatan saudara sedarah. Bahkan kaum Anshor rela Mahsyar”, kelak yang dijanjikan AllahSWT sebagai temmembagikan sebagian harta bahkan isteri yang pat berkumpulnya seluruh anak cucu Nabi Adam as, dimilikinya untuk saudaranya tersebut jika ia mesetelah mereka dibangkitkan dari alam kubur. Di sana nginginkannya. Dalam keseharian mereka saling bamanusia akan dihisab amal ibadah shaleh dan thahu membahu dan tolong menolong untuk menelehnya yang dilakukan selama hidup di dunia. Manusia gakkan nilai dan ajaran Islam. pada saat itu terlihat persamaannya, tidak ada satupun Sikap seperti inilah yang hendaknya kita contoh dari mereka yang berbeda dari sisi kemuliaan kecuali sebagai seorang muslim. Saling tolong menolong ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal ini seperti tercermin dalam berbuat kebajikan, saling menghormati dan dalam Alquran surah al-Hujurat ayat 13: “Hai manusia, memberikan kasih sayang. Menghindarkan diri dari Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang mencemooh sesama muslim, menghina, memfitnah laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan dan menceritakan keburukannya. Dalam salah satu kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya hadisnya Rasulullah saw bersabda : seorang muslim kamu saling kenal-mengenal. Sesung-guhnya orang adalah jika selamat muslim lainnya dari gangguan yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah lidah dan tangannya. Dalam sabdanya yang lain orang yang paling taqwa diantara kamu. SesungRasulullah saw menyatakan: “Tidak beriman salah guhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. seorang di antara kamu sampai saudaranya lebih Kedua, Selain mengingatkan kepada kematian, dicintainya daripada dirinya sendiri.” wukuf di Arafah juga memberikan hikmah kepada

federal. Penyerangan terhadap Marwa berindikasi sebagai perilaku rasis di Jerman. Pembunuhan terhadap Marwa dilaporkan pada 1 juli 2009. Media massa Jerman menerbitkan beritanya pada hari berikutnya. Menulis di suratkabar The Guardian, Anja Seeliger berkomentar bahwa kemarahan masyarakat dunia makin meningkat karena kebungkaman pemerintah Jerman terhadap kasus ini, Sekretaris umum dewan Muslim dan Yahudi Jerman mengunjungi suami Marwa di rumah sakit pada 6 Juli 2009. Dewan pusat muslim di Jerman menyatakan kematian Marwa merupakan satu bentuk tindakan ketakutan tanpa dasar terhadap Islam atau islamofobia. Satu asosiasi Islam di Dresden menyatakan bahwa rencana utama mereka untuk pertukaran kebudayaan yang dinamai dengan Marwa El- Sherbini untuk mempromosikan rasa saling pengertian antara muslim dan non muslim. Pada Juli 2009, sekitar 2000 Muslim masyarakat Mesir dan bangsa lain di Jerman ikut melakukan shalat jenazah Marwa di masjid Dar Al-Salam, Berlin. Lima hari kemudian satu peringatan publik untuk mengenang Marwa yang diorganisasi oleh group hak-hak sipil di Dresden dihadiri lebih dari 1000 orang termasuk duta besar Mesir dan pejabat-pejabat dari negara Saksoni. Pada Desember 2009, Ministry of Justice di Saksoni mengumumkan rencana untuk mengenang tewasnya Marwa dengan plakat kenangan di setiap bangunan pengadilan regional. Plakat bertuliskan dalam bahasa Jerman dan Arab yang berisi: Marwa El- Sherbini menjadi korban islamofobia dan xenofobia. Pada Juli 2010, setahun setelah kasus pembunuhan itu, satu asosiasi

warga lokal menyelenggarakan peringatan terhadap serangan terhadap Marwa di seluruh Dresden. Pada Oktober 2012, perkumpulan para sarjana memberi penghargaan padaa Marwa. Kegiatan itu didanai administrasi kota Dresden dan pemerintah negara Saksoni. Aksi The Marwa Marwa Stipendium fur Wel-toffeinheit und Toleranz bertujuan untuk mengembangkan pemimpin-pemimpin masa depan yang mendukung kebebasan demokrasi dan hak azasi manusia. Reaksi internasional Tewasnya Marwa mendapat perhatian publik dan media internasional di Mesir dan berbagai negara di dunia diiringi sentimen anti Jerman yang kuat. Jaksa umum Mesir, Abdel Meguid Mahmud mengumumkan bahwa jaksa dari Aleksandria dikirim ke Jerman untuk membantu investigasi dan asosiasi farmasi Mesir memboikot obatobat produksi Jerman. Ketika menghadiri penguburan Marwa di Aleksandria, para pelayat menjuluki wanita itu sebagai martir hijab dan menuduh pemerintah Jerman bertindak rasis dan islamofobia. Menulis di suratkabar AlAhram Weekly, Abdel-Moneim Said menjelasakan bahwa pembunuhan terhadap Marwa bukan hanya serangan terhadap seorang wanita, tapi kasus ini menjadi simbol kebencian terhadap Muslim Arab di Eropa sejalan dengan agama yang mereka anut serta perlakuan fanatisme dan diskriminasi. Mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyalahkan pemerintah Jerman atas kasus pembunuhan Marwa dan meminta dunia internasional untuk mengutuk Jerman. Dalam suratnya kepada sekjen PBB, Ban Ki Moon, Ahmadinejad meminta aksi nyata terhadap Jerman dan

Marwa El- Sherbini dan keluarganya. menyatakan bahwa pihak keamanan Jerman juga melakukan tindakan kriminal dalam kasus Marwa. Negeri para mullah itu juga menerbitkan perangko menonjolkan Marwa yang dilarang peredarannya di Mesir. Al-Wafd, suratkabar Mesir menuduh Iran mengeksploitasi kasus pembunuhan Marwa untuk meningkatkan ketegangan antara Muslim dan Arab terhadap Eropa dan Amerika Serikat. Hari hijab sedunia. Organisasi perlindungan hijab sedunia juga mengenang tewasnya Marwa. Kejadian tersebut menyulut kemarahan dan perhatian publik tentang kebebasan hak asasi manusia. Tercetuslah opini publik di dunia maya, 4 September merupakan peringatan hari hijab sedunia untuk mengenang tra-gedi Marwa yang disebut sebagai martir hijab. Tanggal 4 September diperingati sebagai hari hijab sedunia. Peringatan ini bentuk

solidaritas atas pertama kali munculnya peraturan dilarang berjilbab di Prancis pada 4 September 2002. Muslimah di seluruh dunia terus menderita karena dilarang berhijab. Seperti di Prancis, Jerman, Tunisia, Maroko dan Turki. Mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dimana mereka tinggal. Tanggal 4 September juga menandai kembalinya anak perempuan ke sekolah di Prancis, di mana larangan berjilbab dimulai. Larangan tersebut bertujuan menjauhkan hijab dari setiap wanita muslimah. Kasus Marwa diusulkan juga menjadi bagian dari kasus-kasus pelarangan dan penghinaan karena memakai hijab di dunia. Usulan ini didengar organisasi Islam dunia. Menurut Abeer Pharaon, selaku ketua organisasi perlindungan hijab, peristiwa Marwa bukan sebatas martir hijab .

Mengenang Alm. Alustadz H.OK. Mas’ud Oleh Dra. Hasnil Aida Nasution, MA Dekan FAI UNIVA Medan, Ketua Bid.Pendidikan dan Kaderisasi PW Muslimat Al Washliyah Sumut

K

alau kita berbicara tentang Ulama, terbayang di benak kita adalah seseorang yang memiliki ilmu yang dalam, luas dan mantap, ulama adalah seseorang yang memiliki keperibadian, dan akhlak yang dapat menjaga hubungan dekatnya dengan Allah dan memiliki benteng kekuatan untuk menghalau dan meninggalkan segala sesuatu yang dibenci oleh Allah, tunduk dan patuh kepadaNya.Ulama dengan sifat-sifatnya merupakan hamba Allah yang berakhlak Qur’ani dan berperan sebagai “warasatul anbiya” (pewaris para nabi),”qudwah” (pemimpin dan panutan), kha-lifah, pengemban amanah Allah, penerang bumi, pemelihara kemashlahatan dan kelestarian hidup manusia. Gelar dan Atribut Ulama tidak didasarkan atas pengakuan orang yang bersangkutan , dan bukan berasal dari pengakuan pemerintah.Otoritas dan atribut keulamaan bersumber dari pengakuan masyarakat.Karena pengakuan itu berasal dari masyarakat,maka otoritas Ulama itu termanifestasi secara riil jika dibarengi dengan pemunculan sifat pribadi yang pantas mereka miliki kedalam ilmu agama dan keshalehan sekaligus. Para ulama adalah pewaris para nabi . mungkin dalam benak kita berfikir apakah yang diwariskan Nabi kepada Ulama? Yang jelas warisannya bukan harta benda, namun lebih kepada fungsi dan tugas para Nabi. Bisa dikatakan kalau ulama adalah pengemban tugas generasi sesudah para Nabi. Tugas utama adalah mengawal Aqidah, menegakkan syari’ah, beramar ma’ruf nahi munkar, menjawab dan menentukan hukum yang belum tersurat dalam Alquran maupun hadis Sungguh para ulama memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT. Sangat banyak pujian dan sanjungan terhadap mereka dalam Alquran maupun Hadis Rasul. Salah satunya firman Allah dalam surat Faathir ayat 28 “Sesungguhnya yang memiliki rasa takut kepada Allah dari kalangan hambahambanya adalah para ulama.” Sungguh para ulama juga

merupakan pelita bagi umat. Keberadaan mereka sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan umat ini ke jalan yang hidayah, dengan berpedoman kepada Alquran dan As Sunnah berdasarkan pemahaman para generasi as salafush shalih. Mereka adalah orangorang terpercaya ,pewaris Nabi, yang mengemban tugas besar menjaga agama ini dari berbagai penyelewengan dan penyimpangan. Masih terbayang lagi dibenak kita beberapa waktu yang lalu, tepatnya 29 Desember 2007, seorang Ulama di kalangan akademisi dan juga akrab di tengah masyarakat Sumatera Utara yaitu Alm.Prof. DR.H.Lahmuddin Nasution, MA dipanggil Allah swt, baru-baru ini kita dikejutkan lagi dengan wafatnya se-orang ulama kharismatik yang mempunyai segudang ilmu juga telah dipanggil oleh Allah swt pada tanggal 2 Oktober yang lalu. Dialah K.H.OK Mas’ud. Beliau pergi dengan membawa ilmu. Beliau bukanlah seorang sarjana,bukan akademisi, tetapi ilmu yang beliau miliki melebihi sarjana. Beliau diibaratkan Kitab Berjalan, pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau dijawab dengan tenang. Rasanya kita merasa rugi ketika bertemu dengan beliau tidak melontarkan satu pertanyaanpun. Pernah suatu ketika di awal Beliau diminta untuk menjadi dosen di Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah Medan, dengan wajah yang tenang beliau balik bertanya pula kepada kami (penulis): Apakah saya bisa menjadi dosen. Saya kan tak tamat kuliah (sarjana), apalagi Profesor, Tapi kami menganggap bahwa beliau ini profesornya Profesor atau gurunya Profesor. Banyak orang yang datang berguru kepada beliau, bahkan juga dari kalangan akademisi, salah satunya yang mengaku berguru kepada beliau adalah Prof.DR.H.Ramli Abdul Wahid, Direktur Pascasarjana IAIN Sumatera Utara dan sekaligus juga Pengurus Majelis Ulama Indonesia Sumut. Walaupun beliau Ulama yang dihormati dan disegani dengan ketinggian

Allah tidak akan mencabut ilmu itu dengan sekali cabut, tapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan mengabil (mewafatkan) para ulamanya, sehingga ketika tak ada lagi ulama, manusia akan menjadikan pemimpinnya orang yang jahil. ilmunya, beliau tetap memperlihatkan wajah yang tenang, sikap yang santun, sederhana, ramah dalam bergaul, tak merasa lebih pandai dari orang lain dan yang terpenting beliau tidak terpengaruh dengan glamournya kehidupan dunia, padahal para pembesar (pejabat ) berusaha dekat dengan beliau. Sekarang beliau telah diambil kembali oleh Allah SWT. Allah tidak akan mencabut ilmu itu dengan sekali cabut, tapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan mengambil (mewafatkan) para ulamanya, sehingga ketika tak ada lagi ulama, manusia akan menjadikan pemimpinnya orang yang jahil, suatu saat mereka ditanya tentang Islam, tentang syariat, mereka berfatwa tanpa dengan ilmu. Merekalah orang yang sesat lagi pula menyesatkan (Hadis Riwayat Muslim). Hadis ini memberikan pemahaman kepada manusia bahwa ilmu itu ada di dalam diri ulama. Kalau Ulama itu banyak, maka ilmu juga banyak, sebaliknya apabila ulama banyak yang wafat dan dipanggil Allah,tanpa diwarisi atau dipelajari oleh generasi berikutnya, maka ilmu itu lambat laun akan hilang dari permukaan bumi ini. Memang sarjana Agama bertambah, jumlah muballig dan dai meningkat, tetapi mereka jarang yang memiliki kriteria ulama. Saat sekarang sulit mendapatkan orang yang pandai membaca kitab kuning, menguasai ilmu-ilmu agama serta warak mengamalkan ilmunya Semua kita merasakan kelangkaan ulama, namun upaya untuk

mengatasi kelangkaan Ulama tersebut kelihatannya masih sedikit. Pesantren-pesantren yang dahulunya memang dipersiapkan untuk menciptakan kader-kader ulama dengan pemberian ilmu agama secara utuh, sekarang menjadi pesantren modern yang harus mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pengkaderan ulama merupakan sebuah keharusan (sebuah keniscayaan), hal ini dilakukan untuk menjaga agar kader-kader ulama setiap saat terpelihara. Secara berkesinambungan, sehingga menghadirkan ulama yang memiliki wawasan dan komitmen yang kuat untuk menciptakan umat yang menyadari peringatan Allah SWT bahwa manusia diciptakan adalah untuk mengabdi kepadaNya, oleh karenanya poses pengkaderan itu adalah untuk menciptakan ulama yang terampil secara metodologis menyampaikan ajaran-ajaran Islam melalui sebuah pendekatan yang berdemensi paedagogis. Kita sangat apresiasi terhadap usaha yang dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia untuk mengatasi kelangkaan Ulama dengan membuat Pendidikan Kader Ulama (PKU). Semoga dengan Pendidikan Kader Ulama yang dilaksanakan Majlis Ulama ini bisa dilakukan dengan intensif dan berkesinambungan untuk mengatasi kelangkaan Ulama dan menggantikan Ulama yang telah dipangggil Allah seperti Prof. DR.H.Lahmuddin Nasution dan Al Ustaz H.Ok Mas’ud. Semoga ilmu mereka menjadi” ‘ilmun yuntafa’u bihi” bagi mereka. Amin


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.