Waspada, Jumat 12 Oktober 2012

Page 6

A4

Medan Metropolitan

WASPADA Jumat 12 Oktober 2012

Waspada/Hamdani

TANPA HELM: Siswa SMP dan SMA mengendarai sepedamotor tanpa menggunakan helm saat melintas di Jln. Letda Sujono Medan, Kamis (11/10). Pelanggaran peraturan lalulintas seperti ini sering terjadi di kawasan Jln. Letda Sujono, Jln. STM, seputaran Stadion Teladan dan lain-lain. Bahkan, sejumlah pelajar SMP yang berusia berkisar 15 tahun, nekat mengendarai sepedamotor meski tidak memiliki SIM.

Waspada/Rudi Arman

KASAT Lantas Polresta Medan Kompol Risya Mustario memperhatikan anggotanya yang melakukan penindakan tilang terhadap dua pelajar yang tidak mengenakan helm di Jalan Gajah Mada Medan depan Perguruan Raksana, Kamis (11/10).

Polisi Didesak Tangkap Tersangka Perubuhan Masjid Al Khairiyah MEDAN (Waspada): Pengurus Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid Sumatera Utara Drs Leo Imsar Adnans mendesak penyidik Polresta Medan segera menangkap dan menahan pengurus BKM Masjid Al Khairiyah versi pengembang berinisial HK. “Sudah 8 tahun kasus ini dilaporkan ke Polresta Medan, namun HK belum juga ditahan meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka perubuhan Masjid Al Khairiyah,” ujar Ketua Aliansi Ormas Islam Pembela Masjid Drs Leo Imsar Adnans kepada Waspada, Kamis (11/ 10), terkait lambannya pengusutan kasus perubuhan Masjid Al

Khairiyah Jalan Bekiun, Kel. Silalas, Kec. Medan Barat, yang dilaporkan ke Polresta Medan sejak Juni 2004. Menurut Leo, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik, HK sudah ditetapkan sebagai tersangka. Bahkan, rencananya penyidik akan memeriksa HK pada 22 Oktober mendatang. “Pidananya sudah jelas dan juga merupakan penistaan terhadap agama serta melanggar HAM dan berpotensi ke SARA, maka seharusnya polisi segera menahan HK, apalagi sudah memenuhi persyaratan hukum sekaligus untuk menjaga citra kepolisian di mata publik,” sebutnya. Kata dia, seharusnya penyidik tidak mengulur-ngulur wak-

tu lagi untuk melakukan pemeriksaan atau menahan HK, apalagi kasus ini sudah berlarut dan tidak perlu mengulur-ngulur waktu lagi. “Jangan menunggu umat Islam hilang kesabarannya dan lepas kontrol, barulah polisi menahan HK,” tuturnya. Aliansi Ormas Islam, lanjut Leo, mengharapkan agar penyidik tidak hanya menangkap atau menahan HK, namun harus mengusut tuntas aktor intelektual perubuhan Masjid Al Khairiyah yang diduga melibatkan pihak pengembang PT Jatimasindo. “Selain menangkap HK, polisi juga harus menangkap dan menahan pihak pengembang yang diduga sebagai aktor intelektual perubuhan Rumah Allah itu,” sebutnya.

Leo menyesalkan lambannya penanganan kasus perubuhan Masjid Al Khairiyah hingga hampir 8 tahun belum juga menangkap pelakunya. Ironisnya, kasus pembacokan di lahan sirkuit otomotif di Jalan Pancing Medan sudah dilimpahkan ke kejaksan untuk disidangkan. “Kasus Masjid Al Khairiyah belum juga dilimpahkan ke kejaksaan, sementara kasus sirkuit otomotif Jalan Pancing secepatnya dilimpahkan ke kejaksaan berikut tersangkanya. Ada apa ini?,” katanya. Dia mensinyalir pihak kepolisian tidak begitu serius mengusut kasus perubuhan Masjid Al Khairiyah bahkan terkesan ada pembiaran dan mengulurngulur waktu. “Bayangkan saja,

untuk memeriksa seorang tersangka HK saja hampir setengah bulan lagi. Bagaimana pula kalau tersangkanya mangkir saat akan diperiksa,”? ujarnya. Pembongkaran secara paksa bangunan Masjid Al Khairiyah dan Madrasah Ibtidaiyah tanpa sepengetahuan pengurus BKM yang sah, dilakukan oleh orang-orang suruhan H Kasmo pada 27 Desember 2003 atau tiga hari menjelang bulan suci Ramadhan tiba. Kasus pembongkaran paksa tersebut telah dilaporkan ke Poltabes Medan (kini Polresta) sesuai No Pol LP/ 1655/K3/VI/2004/Ops Tabes tertanggal 8 Juni 2004 yang diterima oleh Briptu Eva Selly Pardede. (h04)

Dua Pengendara Sepedamotor Bawa Sajam Diringkus MEDAN (Waspada): Polsek Medan Helvetia yang menggelar razia untuk menekan aksi kejahatan jalanan dan geng kereta di Jln. Asrama dekat komplek perumahan Bumi Asri, Kel. Cinta Damai, Kec. Medan Helvetia, Kamis (11/10) dinihari, menangkap dua pengendara sepedamotor yang membawa senjata tajam (sajam) jenis kelewang dan pisau. Dari kedua tersangka Shd, 40, penduduk Jln. Karya, Komplek Pemda, Kel. Karang Brombak, Kec. Medan Barat, dan AS, 42, penduduk Jln. JermalVI, Medan Denai, disita barang bukti kelewang mirip pedang Samurai sepanjang 81 cm dan pisau panjangnya 24 cm, serta sepedamotor Yamaha Mio BK 6686 XY. Kapolsek Medan Helvetia AKP Azuar SH, MH, kepada Waspada di lapangan mengatakan, pihaknya yang menggelar razia di Jln. Asrama dengan menurunkan 25 personel melihat sepedamotorYamaha Mio yang dikendarai kedua tersangka berhenti di pinggir jalan menghindari razia.

Dia terus memerintahkan personelnya melakukan pengecekan kendaraan tersangka dan sekaligus minta memperlihatkan SIM dan STNK. Namun, gerak-gerik kedua tersangka mencurigakan. Ketika dilakukan penggeledahan, ternyata mereka membawa kelewang mirip pedang Samurai dan sebilah pisau. Petugas langsung mengamankan tersangka bersama barang buktinya. Menurut pengakuan tersangka, kelewang dan pisau itu mereka bawa untuk mencari seseorang bernama Adek alias Bilal alias Dedy, warga Jln. Medan-Binjai, karena disebut-sebut mengganggu istri salah seorang tersangka. “Saya membawa kelewang dan senjata tajam untuk menjaga diri,” kata Azuar meniru ucapan tersangka. Menurut Azuar, walaupun tersangka mengaku mencari orang yang mengganggu istrinya, tapi polisi tidak mempercayai begitu saja, diduga bisa saja mereka mencoba melakukan aksi kejahatan. “Melihat dari wajah mereka saja sudah

dicurigai diduga sudah pernah melakukan aksi kejahatan,” sebutnya. Selain menangkap kedua tersangka, dia mengakui, pihaknya juga mengamankan belasan sepedamotor karena

pemiliknya tidak bisa memperlihat surat-surat kelengkapan membawa kendaraan. Secara terpisah, Waka Polresta Medan AKBP Prayoto SH, SIK mengatakan, razia dengan sasaran aksi kejahatan

jalanan dan geng kereta tetap terus dilakukan secara rutin. “Kita terus meningkatkan razia dan apabila kendaraan tidak lengkap maupun dicurigai langsung diamankan,” tuturnya. (m36)

Waspada/Ismanto Ismail

KAPOLSEK Medan Helvetia AKP Azuar SH, MH menginterogasi dua tersangka sekaligus memperlihatkan kelewang mirip pedang Samurai.

Sepedamotor Pelajar Dirazia, 12 Ditilang MEDAN (Waspada): Sat Lantas Polresta Medan melakukan razia penertiban terhadap para pelajar SMA yang mengendarai sepedamotor di depan sekolah Perguruan Raksana Jln. Gajah Mada, Kamis (11/10). Razia yang dipimpin langsung Kasat Lantas Kompol Risya Mustario dan anggota menindak dengan tilang 12 pelajar pengendara sepedamotor yang tidak menggunakan helm. “Razia terhadap pelajar yang mengendarai sepedamotor merupakan instruksi Kapoldasu Irjen Wisjnu Amat Sastro,” ujar Risya Mustario. Masih ada pelajar yang mengendarai sepedamotor tidak menggunakan helm dan kelengkapan lainnya saat pergi ke sekolah, tentu hal ini membahayakan diri si pengendara maupun orang lain. “Selain di depan Perguruan Raksana Jalan Gajah Mada, razia juga akan dilaksanakan di depan jalan sekolah-sekolah lainnya yang ada di wilayah hukum Polresta Medan,” sebutnya.

Bagi pelajar yang tidak mengenakan helm saat berkendaraana, diberikan tindakan tilang dan nasehat agar memakai helm pengaman. “Polisi juga menempelkan stiker yang bertuliskan ‘Mentaati peraturan dan beretika di jalan raya adalah pelopor keselamatan’ di helm dan sepedamotor milik pelajar yang terjaring razia,” kata Risya. Penempelan stiker itu dilakukan agar pengendara sepedamotor setelah membaca imbauan tersebut tetap mematuhi peraturan lalulintas di jalan dan bisa menjadi pelopor keselamatan dalam berlalulintas. Selain terhadap para pelajar yang mengendarai sepedamotor, razia penertiban juga dilakukan terhadap para pengendara lainnya. “Sejak September 2012 sampai saat ini, sedikitnya Sat Lantas Polresta Medan mengeluarkan 6.425 set tilang dengan rincian barang bukti SIM 5.000, 1.300 STNK dan 125 sepedamotor,” tutur Risya Mustario. (m39)

Pasien Tak Sanggup Bayar Tagihan Rumah Sakit MEDAN (Waspada): Korban kecelakaan Khairul Anwar, 38, warga Tanjung Anom, Deliserdang, tak bisa pulang dari RS Bina Kasih Medan, karena tidak mampu membayar uang perawatan dan operasi pemasangan pen di kaki kirinya sebesar Rp20 juta. Akibatnya, Khairul yang bekerja sebagai sopir angkot, harus tetap berada di RS tersebut, sampai pihak keluarga bisa melunasinya. Saat dijumpai di Ruang Mawar 9 RS. Bina Kasih, Kamis (11/10), Khairul menuturkan, dirinya menjadi korban kecelakaan sekitar bulan Agustus 2012. “Saya ditabrak dari belakang hingga kaki sebelah kiri saya patah, waktu itu saya lagi jalan kaki untuk beli nasi goreng di dekat rumah saya.Yang nabrak pun kritis. Kejadiannya tanggal 12 Agustus kemarin,” katanya. Dia mengaku, pihak keluarga sudah mem berikan surat miskin kepada rumah sakit, lantaran kartu Jamkesmasnya tidak ada. “Ibu udah bawa surat miskin, tapi tetap tidak bisa karena yang berlaku di sini hanya Jamkesmas dan Medan Se hat. Sementara saya tidak ada surat itu,” tuturnya. Dia berharap, pihak rumah sakit memberinya keringanan biaya. “Saya mau pulang. Operasi saya udah selesai dan dilakukan tanggal 15 Agustus. Udah hampir dua bulan saya berada di RS ini. Memang pihak RS tidak meminta uang awal saat operasi dilakukan,” sebutnya. Sementara itu, pihak Manajemen Operasional RS Bina Kasih Rita Ginting menuturkan, pasien atas nama Khairul masuk ke RS Bina Kasih sebagai pasien umum, karena dia tidak bisa menunjukkan kartu Jamkesmas ataupun Medan Sehat. Namun, setelah diperbolehkan pulang pasien tidak sanggup membayar. “Kita coba tawarkan solusinya kepada keluarga agar dia mengurus Jasaraharja, tapi tidak dilakukan keluarga. Saya udah menyuruh pihak Jasaraharja ke sini, dan udah melihat pasiennya, namun pihak keluarga tidak mau mengurusnya,

Waspada/Mursal AI

KORBAN kecelakaan Khairul Anwar, 38, warga Tanjung Anom, Deliserdang, berada di Ruang Mawar 9 RS Bina Kasih Medan, Kamis (11/10). lantaran pihak yang menabrak dan ditabrak tidak mau berdamai, karena syarat agar Jasaraharja itu keluar, harus ada fotokopi STNK dari sipenabrak,” ujarnya. Selain Jasaraharja, lanjutnya, pihak RS Bina Kasih juga sudah menelepon pihak keluarganya atas suruhan orangtua dari pasien. “Katanya keluarga-keluarganya orang kaya. Dan saya pun udah menelepon keluarganya itu, tapi mereka tidak mau menolong sedikitpun,” tutur Rita. Dia membantah tidak pernah melakukan penahanan terhadap pasien Khairul. “Kita tidak pernah menahan, sampai saat ini kita kasih makan dan kita kasih tempat di ruang itu. Kalau mau pulang silakan, tapi buat surat perjanjian dulu dengan pihak RS itupun tidak mau dilakukan pihak keluarga, gimana coba kita mau buat,” katanya. (h02)

Dakwah Serukan Kebaikan Dan Larang Kemungkaran MRCS Otak Pelaku MEDAN (Waspada): Dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Dr. H. Abdullah Djamil, MSi mengatakan, dakwah sebagai seruan kebaikan dan melarang kemungkaran harus dilaksanakan dengan tepat dan secara humanis. “Dakwah merupakan ruh kehidupan agama Islam. Karena itu, keadilan, perdamaian dan kesejahteraan masyarakat tidak akan terwujud jika tidak ada dakwah,” kata Abdullah pada dialog “Dakwah Versus Terorisme” yang digelar Fakultas Dakwah IAIN Sumut, Kamis (11/10).

Waspada/M.Ferdinan Sembiring

DIREKTUR Bimas Polda Sumut Kombes Pol Hery Subiansauri saat memberikan sambutan pada acara dialog “Dakwah Versus Terorisme” di Fakultas Dakwah IAIN Sumut, Kamis (11/10).

Turut hadir Pembantu Rektor, Direktur Bimas Poldasu Kombes Pol Hery Subiansauri, PR-II IAIN Sumut Prof Dja’far Siddik, pimpinan fakultas dan para mahasiswa serta undangan lainnya. Tanpa dakwah, lanjut Abdullah, maka kemungkaran tidak lenyap dari kehidupan masyarakat. Konsep dakwah humanis ini dapat meredam semua konflik agama di negeri ini. Dakwah harus dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan. Dalam bahasa Islam, tindakan menyebarkan dan mengkomunikasikan pesan-pesan Islam merupakan esensi dakwah. Karena itu, aktivitas dakwah bukanlah tugas yang harus diemban oleh sekelompok pendakwah profesional atau kegiatan paruh waktu semata. “Setiap umat Islam bertanggungjawab melakukan pekerjaan dakwah, menyebarkan ajaran-ajaran Islam dan memastikan bahwa pesan-pesan Islam sampai kepada umat. Kegiatan dakwah harus mengambil nilai rahmat dan menghindari laknat. Pada prinsipnya, Islam sangat membenci kekerasan,” tegas Abdullah. Menurut Abdullah, dakwah humanis membuktikan Islam adalah agama kemanusiaan dan agama damai, baik dari sisi ajaran maupun sisi kenyataan. Segala bentuk teror, baik individu, kelompok maupun negara tidak sesuai dengan ajaran Islam. “Ke depan, umat Islam harus bisa mengindentifikasi dan mempublikasikan berbagai bentuk teror yang dilakukan orang-orang atau kelompok pihak-pihak dari luar Islam,” tegasnya. Hal senada disampaikan PR-II IAIN Sumut Prof. Dja’far Siddik. Budaya damai harus dijunjung tinggi dalam menjaga keharmonisan umat beragama. Kearifan dalam perbedaan agama, bisa direalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini. “Tanpa kearifan, akan terjadi konflik akibat benturan keyakinan. Benturan itu akan lebih tampak di permukaan karena keyakinan yang dimiliki suatu agama tertentu berusaha disiarkan kepada umat lain. Lebih-lebih ketika para pemeluk agama sering kali mengekspresikan keyakinan agamanya secara eksklusif dan berusaha menstransformasikannya secara monoliti,” kata Dja’far Siddik. (m49)

Dugaan Money Loundring MEDAN (Waspada): Mantan pegawai BNI Life berinisial MRCS, 29, warga Jln. Kiwi Raya, Perumnas Mandala, Medan, ditetapkan polisi sebagai otak pelaku dugaan pencucian uang (money loundring) milik nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) Life sebesar Rp3 miliar. “Hasil penyidikan tersangka memindahkan uang nasabah ke nasabah lainnya tanpa dibantu orang lain,” kata Wakil Direktur Dit Reskrimsus Poldasu AKBP Rudi Setiawan, Kamis (11/10). Kasus pencucian uang terungkap setelah HM Azmy melaporkan MRCS ke Mabes Polri atas dugaan penipuan dana premi milik korban. Kemudian beberapa korban lainnya juga melapor ke Polda Sumut. Menurut Rudi, tersangka memalsukan pernyataan pengembalian premi nasabah atasnama HM Azmy dari BNI Life, kemudian 9 Maret 2011 BNI Life Pusat, Jakarta melakukan pengembalian dana ke rekening HM Azmy di BNI sebesar Rp489.762.000 tanpa sepengetahuan korban. Pada hari sama sekira pukul 14:30, dana yang masuk ke rekening HM Azmy di transfer ke rekening atasnama Pek Yin Ing alias Ingrid di BNI sebesar Rp485.000.000 juga tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, dan tanpa persetujuan HM Azmy. Slip pemindahan buku dan surat pernyataan tidak pernah ditandatangani korban. Kemudian 10 Maret 2011 dana yang telah dipindahkan ke rekening Pek Yin Ing di BNI dipindahkan lagi kepada Kristian Santana di bank

lain Kantor Cabang Utama (KCU) Tanjung Duren, Jakarta. Tentang karyawan BNI Life Cabang Belawan berinisial PL, Wakil Direktur Reskrimum Rudi mengatakan sudah dimintai keterangannya. “Sudah diperiksa penyidik sebagai saksi minggu lalu. Dari keterangannya, BNI Life Cabang Belawan hanya tempat transaksi transfer saja. PL hanya saksi,” katanya. Hingga saat ini pihaknya masih mendalami kasus pencucian uang dilakukan tersangka terhadap 20 korban. Rudi mengatakan, tersangka berhasil meraup keuntungan hingga Rp3 miliar. “Kasusnya masih kita dalami,” sebutnya. Namun Julheri Sinaga SH, kuasa hukum MRCS menyebutkan, penanganan kasus kliennya terkesan ada diskriminasi. Dia menilai, yang memainkan kasus ini orang yang punya jabatan di perusahaan asuransi BNI Life. “Bayangkan saja fotocopy KTP klien saya bisa ada di kantor cabang lainnya,” kata dia. MRCS ditangkap polisi saat berada di warung internet Jln.Bromo Ujung Medan, Rabu (12/9) sore. Usai menjalani pemeriksaan, tersangka langsung dibantarkan ke RS Bhayangkara Jln. Wahid Hasim Medan, karena mengalami pembengkakan pada gusi giginya. Dia ditangkap atas tuduhan melakukan tindak pidana pencucian uang Rp3 miliar. Dari tersangka polisi mengamankan sejumlah dokumen sebagai petunjuk penyelidikan.(m27)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.