Jta fix konten all 2014 040414

Page 24

Brunnengraber, 2007) jadi contoh terang bagaimana proses-proses negosiasi antarnegara berjalan alot dan mencapai kompromi-kompromi yang lunak karena kepentingan memajukan kapital. Jalan keluar yang ditawarkan lantas terintegrasi ke dalam logika pasar, seperti pada ide carbon trade, carbon offsets, dan carbon tax. Di Indonesia, program Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD), program kerja sama antara UNDP, FAO, dan UNEP untuk mengerem laju kerusakan hutan secara global menggambarkan itu. Tanpa menyentuh akar masalah, yakni kontradiksi antara kapital dan alam, inisiatifinisiatif di atas tidak lebih sebagai siasat para baron karbon saja. Apa pun programnya, tidak menyelesaikan krisis, kecuali mengakui prosesproses perusakan lingkungan hidup sebagai problem yang tertanam dalam kapitalisme. Dengan kata lain, mengabaikan aspek ekonomi politik ini dalam rencana aksi adalah bukan jalan keluar. Oleh karena itu, ikhtiar memajukan lingkungan hidup global yang sehat harus dimulai bersamaan dengan memajukan sebuah tatanan masyarakat global yang adil, tanpa eksploitasi. Dengan kata lain, kita memerlukan sebuah agenda perubahan sistem.

JURNAL TANAH AIR / FEBRUARI - APRIL 2014

2013). Juga, ketika masih beroperasi, PT Newmont Minahasa Raya (NMR) dituding membuang tailing sebanyak 2.000 ton setiap hari di Teluk Buyat, Sulawesi Utara, sejak 1996 (Tempo, 12 September 2004; Petrominer, September 15, 2013). Penambangan biji besi di Pantai Selatan Jawa (Kulon Progo, Jepara, Kebumen, Jember, Ciamis) dan di Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow Timur) juga telah merusak lingkungan yang serius (Kompas, 29 Oktober 2013). Di Kalimantan Timur, akibat aktivitas pengerukan dan pengangkutan batubara yang ramai melalui Sungai Mahakam diduga menjadi faktor penyebab pesut mahakam (Orcaella brevirostris) – mamalia air tawar yang hanya bisa hidup di Sungai Mahakam – kini menjadi langka (Tambang, September 2013). Dari Pulau Bangka, Organisasi lingkungan hidup terkemuka di Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menuding kegiatan penambangan timah telah merusak 65% hutan di pulau itu dan 70% terumbu karang di sekitarnya. Juga, 15 sungai tercemar oleh limbah dari kegiatan penambangan (Tambang, Mei, 2013).3 Penambangan di areal hutan sudah jadi soal serius. Tahun 2012 saja, Kementerian Kehutanan mencatat terjadi 1.707 kasus di sektor pertambangan, dengan total penyalah-gunaan hutan mencapai 8 juta hektar, sehingga perkiraan kerugian negara mencapai IDR 362 triliun (Tambang, Mei 2013). Tetapi, soal degradasi lingkungan yang timbul dari produksi kapitalis tidak saja berskala lokal, tetapi juga regional dan global semenjak deforestasi menyumbang terhadap problem perubahan iklim. Apalagi laju deforestasi di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan signiď€ kan: dari 10.000 km2/tahun dari tahun 2000 ke tahun 2003 menjadi 20.000 km2/tahun dari tahun 2011 ke tahun 2012. (M.C. Hansen, et.al., 2013). Tak salah lagi, industri ekstraktif menjadi penyumbang utama deforestasi di negeri ini, termasuk karena metode penambangan terbuka yang tumbuh subur semenjak terbitnya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara. Jalan keluar krisis lingkungan hidup global juga terkerangkeng dalam skema geopolitik kapitalisme. Protokol Kyoto (lihat Achim

III. PERUBAHAN SISTEM, BUKAN PERGANTIAN REGIM ELEKTORAL BORJUIS DEWASA ini, di tengah hiruk pikuk politik elektoral 2014, kita menyaksikan antusiasme terhadap perebutan kekuasaan di antara partai-partai politik borjuis. Jajak-jajak pendapat dilakukan oleh berbagai lembagalembaga bisnis jajak pendapat atau oleh lembaga-lembaga penelitian yang didanai oleh kelas kapitalis yang mengisyaratkan kemenangan atau kekalahan partai A, B, atau C. Dalam waktu yang sama percakapan soal pemilihan umum sama sekali menghindar dari debat yang menyoal kapitalisme dan akibat turunannya, termasuk soal atau krisis lingkungan hidup.

3. Karena dampak pertambangan timah yang meluas ini telah mendorong lahirnya sebuah kampanye internasional yang dimotori oleh Friends of the Earth. Organisasi ini berhasil mengajak 15.000 orang di seluruh penjuru dunia untuk mengirim surat protes ke Samsung, perusahaan asal Korea Selatan, produsen (di antaranya) Galaxy Tab dan Galaxy Note. Samsung menjadi sasaran protes, karena perusahaan yang juga mensponsori klub sepakbola terkenal Inggris Liverpool mengakui sebagai salah satu importir timah dari Pulau Bangka. Samsung juga mengakui penambangan di Pulau Bangka dilakukan dengan cara yang membahayakan lingkungan dan masyarakat. Perusahaan ini lantas berjanji untuk menginvestigasi rantai pasokan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan di mana peran Samsung. Lihat Tambang, Mei, 2013.

18


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.