Money & I Vol 32

Page 1

Vol. 32 Aug - Sept 2012

Shinta Chrisna

Cultivating Talent That Fascinate and Retain Highly Promising Design

James Gwee Discover the Nation with Social Entrepreneurship

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

Vol. 32 | Agustus - September 2012

1


2

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus - September 2012

3


4

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus - September 2012

5


cRazy cRaBs

contents Agustus - September 2012 | Volume 32 8 EDITOR’ S NOTE 12 QUOTES OF THE MONTH 13 PIN UP

sTaRT youR fRiday nighTs off RighT

14 Event Gen L 3th Edition 16 Market Research Akun Tabungan Tumbuh 32% 18 Road To Wealth Menjadi Kaya itu Gampang 20 Outlook Badung Underwater Cultural Park 22 Info Property Portrait Property di Bali

26

SPECIAL FEATURE

36 Interview James Gwee

Hermawan Kartajaya dan Phillip Kotler mengenalkan istilah Human Spirit dalam model marketing 3.0, yakni era pemasaran dimana lanskap bisnis dibalut diatas semangat kemanusiaan untuk saling berbagi. Terlebih ketika sistem kapitalisme yang dianggap paling mujarab dalam dunia ekonomi global selama satu dekade terakhir justru mulai “linglung” bak kehilangan arah. Muncullah pranata baru yang dinilai lebih fair, dengan semangat sosial untuk berbagi, baik kepada individu maupun korporasi lainnya. Inilah Social Entrepreneurship.

42 Profile Office BPR Lestari Gatsu

50 Literature Stop Mencari Uang

24 Note From the Guru Pemasar ditantang Aktif dalam Komunitas

45 Lestari First Wastu Motor 48 Smart Family Arti Kemerdekaan

52 Book Review 56 Insight Employee is Brand Ambassador

59 Lestari Institute Selling Skills 66 Front of Mind Phil Knight 68 Growth Strategies Parkir Khusus Dokter

choose yoUR favoRIte flavoR anD savoR a DelIcIoUs concoctIon of IRIan jaya KIng cRabs. yELLoW cuRRy

Lucky you

wIth coconUt cReam & sweet basIl

IDR 300,000 ++ peR peRson choIce of IRIan jaya flavoReD

ThREE fLavoR saucE

KIng cRab seRveD wIth RIce

sweet, soUR & spIcy BaLinEsE sTyLE samBaL lemongRass, gIngeR, galangal &

avaIlable eveRy fRIDay fRom 6pm

chIlI sambal sTaRfish BLoo sTyLE chiLLi cRaB javanese chIllI base, KafIR lIme leaf, sweet basIl & coconUt mIlK aRomaTic BoRnEo cRaB cuRRy yellow cURRy bRoth, sweet coRn, coRIanDeR & gaRlIc chIps

70 Gallery Nissan Evalia

LET us knoW you’RE coming t +62 361 4738 106 e b&f.wbalI@whotels.com EXPLoRE whotels.com/balIsemInyaK faceboooK.com/wRetReatbalI twItteR @wbalI

staRfIsh bloo was nomInateD foR

72 Notes From A Friends Generasi Lestari

36 6

Socialita : Shinta Chrisna Cultivating talent that fascinate and retain highly promising design Vol. 32 | Agustus - September 2012

74 Inspiration Hotel Kontainer

© 2012 starwood hotels & Resorts worldwide,Inc. all Rights Reserved. w hotels and its logos are trademarks of starwood hotels & Resorts worldwide, Inc., or its affiliates.

CC - M&I BPR Lestari Mag.indd 1

Vol. 32 | Agustus - September 2012

7 8/31/12 12:36 PM


Editor’s Note Arif Rahman

Managing Editor, Money & I

Social Entrepreneurship

MANAGEMENT PUBLISHER

Alex P. Chandra MARKETING COMMUNICATION

I Putu Agus Ariawan

program sosial dari berbagai perusahaan maupun individu mulai dilakukan lebih inten, baik dalam bentuk community maupun CSR.

T

ahun 2006 lalu dunia dikejutkan oleh seorang banker bernama Muhammad Yunus, ketika pemilik Grameen Bank ini menerima sebuah Nobel. Menariknya, nobel yang diterima bukan dari kategori ekonomi, namun perdamaian. Sebagai seorang banker, dirinya melakukan gerakan masif seorang entrepreneurship social, yang saat itu berhasil menyalurkan kredit mikro kepada sekitar 8 juta nasabah rakyat miskin di hampir 80 ribu desa di Bangladesh. Kejadian itu boleh dikatakan sebagai momentum bangkitnya kewirausahaan sosial. Dalam sejarahnya, kewirausahaan sosial sebenarnya sudah ada sejak lama, namun baru belakangan menjadi trending topic. Saat ini,

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Wahyu Sari Pande

EDITORIAL

Money & I edisi kali ini, mencoba memetakan bagaimana perkembangan social entrepreneurship di Indonesia dewasa ini, khususnya Bali. Bahkan salah satu narasumber kami James Gwee saat ini melakukan hal yang sama dengan mendirikan divisi Champion Teens Team yang gencar membangun gerakan bantuan kewirausahaan ke anak-anak remaja. Apa dan bagaimana programnya bekerja, bisa Anda simak lebih detil di rubrik interview.

MANAGING EDITOR Arif Rahman

Di rubrik socialita, kami menampilkan Shinta Chrisna, sosok wanita muda yang dalam beberapa tahun terakhir namanya melejit sebagai designer terkemuka, dimana berbagai hasil rancangannya saat ini bahkan sudah melanglang buana ke manca negara.

Hendrik

Semoga sajian ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk melakukan hal yang sama, dan menjadi kekuatan yang sanggup memberikan peluang dan kesempatan bagi orang lain.

SUPPORTED BY

Jabat Erat, Arif Rahman

Send your letter to PT BPR Sri Artha Lestari, Jl. Teuku Umar 110 Denpasar or mail to M&I Magazine: redaksi@money-and-i.com

8

PUBLIC RELATION

CONTRIBUTORS Alex P. Chandra Hermawan Kartajaya Pribadi Budiono Suzanna Chandra Yuswohady I Made Wenten B. MANAGING SUPPORT

Anton HPT CONTENT EDITOR

Kinan Setya DESIGN

MARKETING & CIRCULATION

Aan Evarudin PHOTOGRAPHY

Gus Baruna

Alamat Redaksi: PT. BPR SRI ARTHA LESTARI Jl. Teuku Umar 110 Denpasar T. (0361) 246706 F. (0361) 246705 E. redaksi@money-and-i.com marcomm@bprlestari.com Direct Sales & Marketing for Advertisement T. 0361 7843244 www.money-and-i.com Vol. 32 | Agustus - September 2012

9


Advetorial

10

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus - September 2012

11


Pin Up

“Seorang ilmuwan

“Banyak yang

“Sudah seharusnya

Korea pernah

menghubungkan Sandiaga

perguruan tinggi di Indonesia

mengatakan, jalur yang

Uno dengan peringkat dan

didorong untuk melahirkan

kekayaan. Namun yang lebih

technopark semacam

penting adalah kontribusi

Silicon Valley. ITB harus

yang ingin kita berikan

melahirkan ”Priangan Valley”,

imitasi. Sedangkan

kepada masyarakat, yang kita

Universitas Indonesia, Institut

bagi masyarakat

perjuangkan. Manfaat apa

Teknologi 10 Nopember

Amerika, imitasi

yang ingin kita wariskan bagi

Surabaya, Universitas

adalah perbuatan

dunia. Suatu saat peringkat,

Hasanuddin, Universitas

kekayaan, saham, dan

Sumatera Utara, dan

network tidak akan dapat

seterusnya harus melahirkan

memotivasi kita. Namun yang

sejumlah technopark yang

akan men-drive kita adalah

menghasilkan berbagai

menghancurkan daya

impact, legacy, dan kontribusi

inovasi”

saing bangsa karena

yang akan kita tinggalkan bagi

imitasi menghalangi

dunia.”

niat orang lain

Sandiago Uno

harus mereka lalui adalah inovasi melalui

kriminal yang berarti mencuri kekayaan orang lain dan bisa

"Money was never a big motivation for me, except as a way to keep score. The real excitement is playing the game."

Anindya Bakrie

Donald Trump

berinovasi” Rhenal Kasali – Tentang Konflik Apple & Samsung

12

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus September 2012 Vol.-30 | Juni - Juli 2012

13


Event

sebelumnya beasiswa yang diberikan berjumlah Rp. 5 juta per mahasiswa setiap semester, kini beasiswa yang diberikan meningkat menjadi Rp. 6 juta per mahasiswa setiap semesternya. “Tahun ini nilainya meningkat dari Rp 5 juta menjadi Rp 6 juta per semester, karena kita melihat adanya inflasi terhadap biaya hidup dan biaya perkuliahan, sehingga ada peningkatan bantuan beasiswa,” terang Wahyu melanjutkan. Untuk program ini, secara keseluruhan Lestari mengelontorkan dana mencapai Rp 1,7 M. Panitia mensyaratkan bagi para calon penerima beasiswa untuk dapat menunjukan prestasi selama duduk dibangku SMA/SMK, dan dibuktikan melalui nilai rapot yang baik serta memiliki nilai IPK min 3.0 selama perkuliahan.Wahyu juga menambahkan, sasaran utama dari GEN L sendiri ialah mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi, namun memiliki prestasi yang cukup baik secara akademik.

3 Edition th

T

ahun ini BPR Lestari kembali memberikan beasiswa kepada 12 orang mahasiswa Universitas Udayana. Beasiswa dalam program Generasi Lestari atau GEN L ini menarik minat serta antusiasme para mahasiswa. Terlihat dari pengajuan yang diterima panitai GEN L tahun ini yang mencapai ratusan aplikasi. Panitia kemudian melakukan seleksi ke 78 orang mahasiswa yang berhak untuk mengikuti proses wawancara.

Menurut Wahyu Sari Pande, Public Relation BPR Lestari, jumlah calon penerima beasiswa yang banyak membuat proses wawancara yang bertempat di kantor 14

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Bagi mereka yang lolos mendapatkan beasiswa, serta bergabung dalam GEN L, juga mendapatkan pelatihan profesional yang diberikan Lestari, pendidikan yang setara dengan karyawan BPR Lestari selama ini. Pelatihan itu meliputi leadership, sales marketing, human communication, psychology in selling, service excellence serta pelatihan lain yang menunjang kemampuan individu para GEN L nantinya.

Visi Lestari untuk membantu para mahasiswa dalam merengkuh pendidikan ini juga tidak lepas dari arahan Chairman Lestari Alex P. Chandra, yang memandang pendidikan merupakan prasyarat untuk mencapai kesejahteraan setiap manusia. Dalam proses wawancara ini, Lestari juga menggandeng salah satu guru besar ekonomi Unud, Prof. Dr. Ing. Ir. Made Merta, DAA, sebagai penilai. Menurut Prof. Merta, ia sangat kagum akan dedikasi Lestari untuk membantu pendidikan di Bali. Selama ini menurutnya belum ada perusahaan di Bali yang memberikan beasiswa penuh seperti yang diberikan oleh Lestari. “Saya kagum dengan Lestari, sebuah BPR dapat memberikan bantuan seperti ini, karena sampai saat ini saya belum melihat perusahaan di Bali yang memberikan beasiswa seperti yang diberikan oleh Lestari,” terangnya.

kas WR Supratman ini berlangsung selama 2 hari. “Kita melakukan tes seleksi selama 2 hari, mulai tanggal 7 dan 8 Agustus. Bagi mereka yang lolos wawancara, akan dilakukan survei ke rumah mereka masing-masing untuk mencocokkan dengan data yang ada,” terangnya.

Prof. Merta juga menyampaikan gagasan untuk membentuk konektifitas antara penerima beasiswa melalui GEN L akan memberikan nilai lebih dari program beasiswa ini. Selama ini banyak pemberian beasiswa hanya diberikan begitu saja, tanpa ada tidak lanjut serta pengembangan bagi para penerima beasiswa. Namun bagi mereka yang ada di GEN L, mereka dikoneksikan dan diberikan pelatihan pemberdayaan agar dapat bersaing dengan kemampuan kompetisi yang tinggi. “Ini merupakan hal yang luar biasa, jadi bukan hanya sekedar memberikan beasiswa, namun juga menjalin konektifitas antar generasi, dan tidak begitu saja lepas setelah lulus kelak,” ungkapnya.

Beasiswa Lestari merupakan program full scholarship, yakni bantuan biaya perkuliahan mencakup biaya hidup, dimana program ini sudah diberikan sejak tahun 2010, wujud force of good dari BPR Lestari. Sebuah program kepedulian Lestari akan dunia pendidikan khususnya di Bali. Tahun ini jumlah bantuan yang diberikan juga mengalami peningkatan. Bila tahun

Prof. Merta menyatakan harapannya, agar perusahaanperusahaan lain khususnya di Bali, melakukan hal yang sama, mencontoh langkah Lestari dalam memberikan bantuan beasiswa putra-putri Bali. “Saya berharap, kelak ada juga perusahaan lain di Bali yang seperti Lestari memberikan bantuan beasiswa. Sebuah BPR saja bisa, masak yang lain tidak bisa,” harapnya. Vol. 32 | Agustus - September 2012

15


Market Research

Market Research

Survey Nielsen: Selama 4 Tahun, Akun Tabungan Tumbuh 32%

B

ank akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara, begitulah pendapat sejumlah pengamat. Jika perekonomian membaik, maka performa lembaga keuangan seperti bank pun semestinya mengalami hal yang sama. Nampaknya pandangan tersebut tidak meleset sedikit pun, karena berdasarkan hasil riset Nielsen, jumlah pemilik akun tabungan hingga kuartal 1 ditahun 2012 ini mencapai lebih dari 9,8 juta. Angka ini naik sebesar 32 persen sejak 2008. Merupakan indikasi baik bagi industri keuangan khususnya bank. Dalam data hasil research Nielsen tersebut disebutkan, bahwa penetrasi kepemilikan akun tabungan menjangkau satu dari lima konsumen di 14 kota yang disurvei di Indonesia, termasuk 9 kota besar dan 5 wilayah sekitar di Jawa. Sekalipun penetrasi semua kota cenderung rendah, namun kepemilikan akun tabungan di empat kota besar di Jawa menunjukkan angka yang lebih tinggi. Yogyakarta memiliki

Konsumen di kota besar mengandalkan bank untuk membantu mengamankan uang mereka.

penetrasi tertinggi, 40% konsumen mengatakan bahwa mereka memiliki tabungan, diikuti oleh 35% konsumen di Jakarta, 31% di Surabaya dan 33% di Semarang. Hal ini diperkirakan terjadi karena tingkat pendidikan dan pekerjaan dari penduduk di kota-kota besar telah mendorong bank untuk memiliki penetrasi yang lebih tinggi di area tersebut dibandingkan di area marginal, terutama dengan kegiatan perekonomian yang terpusat pada kota besar. Baik sebagai media untuk menerima gaji bulanan atau sebagai tempat menabung untuk bekal di masa tua. Dari data tersebut juga bisa dilihat bahwa konsumen di kota besar mengandalkan bank untuk membantu mengamankan uang mereka. Research ini juga menunjukkan bahwa akses mudah dan keamanan merupakan kunci untuk memenangkan konsumen. Hal ini terlihat dari proporsi bahwa tiga dari empat konsumen (76%) menyatakan bahwa

16

Vol. 32 | Agustus - September 2012

keamanan merupakan faktor utama ketika memilih bank. Kemudian 61% konsumen memilih bank yang memiliki banyak cabang sebagai alasan kedua dan ditempat ketiga 52% konsumen memilih bank dengan ATM sebagai alasan mereka memilih bank. Walaupun ada sebesar 37% konsumen mengatakan bahwa lokasi strategis adalah faktor utama ketika memilih sebuah bank, namun analisa ini memberikan faktor “tak sadar� bahwa konsumen terdorong untuk memilih brand. Keamanan dan lokasi strategis mendapatkan nilai tinggi pada emotive importance untuk rata-rata semua kota. Itu sebabnya saat ini, bank dengan jumlah cabang atau kantor kas yang banyak dan tersebar diberbagai lokasi strategis dipastikan memiliki keunggulan karena mudah dijangkau nasabah. Selain juga brand yang kuat untuk penetrasi dipasar yang lebih jauh. Vol. 32 | Agustus - September 2012

17


Road to Wealth sulit dibandingkan dengan orang yang rules menjadi kayanya, cukup bahwa pasif incomenya melampaui living expense nya.

Alex P. Chandra Chairman BPR Lestari

Menjadi Kaya Itu

Gampang! S

Saya tanya lagi apanya yang tidak sesuai, bukankah apa yang didapatnya hari ini sudah melampaui apa yang dicita-citakannya ketika kita di bangku kuliah dulu. Kenapa ingin berbisnis kalau senang dengan pekerjaannya? Apakah benar-benar ingin menjadi seorang entrepreneur, ataukah hanya kepingin kaya? Akhirnya saya mendapatkan jawaban bahwa kawan saya itu tidak benar-benar ingin menjadi entrepreneur, 18

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Jadi saya bilang, jangan bikin rules yang susah-susah. Semakin sederhana kita membuat rules ‘kaya’ itu, semakin mudah kita menjadi kaya. Menurut saya rules atau definisi kaya adalah pasif income kita melebihi living expense kita. Dengan demikian kita bisa memutuskan mau bekerja atau tidak bekerja sesuai dengan selera kita. Menjadi kaya dengan defenisi tadi berarti kita memperoleh kebebasan. Dan kebebasan tidak ternilai harganya. Kalau definisinya mengikuti definisi saya, kan tinggal disetel, living expense-nya mau berapa besar? Semakin tinggi life style-nya semakin besar living expense-nya, semakin sulit menjadi kayanya. Semakin sederhana life style nya semakin mudah dia menjadi kaya. Yang kedua saya katakan adalah tidak mungkin orang menjadi kaya tanpa berinvestasi. Ingat pasif income datangnya dari investasi. Tidak ada orang yang menjadi kaya hanya karena gajinya. Saya tanyakan berapa besar porsi incomenya yang di-investasikan setiap bulannya?

aya punya seorang kawan baik. Kami lulus dari sekolah yang sama, Universitas Trisakti. Kemudian memulai karir secara bersamaan pula. Kawan saya itu sekarang karirnya sudah tinggi sekali, selevel dibawah Board of Director. Namun dia merasa resah. Seringkali curhat kepada saya, bahwa apa yang dikerjakannya tidak mendapat reward sebagai mana mestinya. Dia kepingin sekali ‘berbisnis’. Mungkin dia melihat saya. Menurutnya dengan berbisnis, apa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang dikerjakan. Akhirnya pada suatu kesempatan yang baik, saya bertanya apakah dia tidak senang dengan pekerjaannya. Kawan saya menjawab bahwa dia menyenangi pekerjaannya. Cuma dia merasa hasilnya tidak sesuai dengan ‘kerja kerasnya’.

Road to Wealth

melainkan ingin kaya. Dia merasa bahwa pekerjaannya sekarang tidak akan memberikan kekayaan yang dicitacita-kannya. Jadi dia ingin pindah kuadran menjadi seorang businessman. Karena dipikirnya dengan cara itulah dia bisa menjadi kaya. Saya meresponnya dengan mengatakan bahwa menjadi pebisnis, adalah salah satu cara untuk menjadi kaya, namun bukan satu-satu-nya cara. Tantangannya pun tidak mudah. Banyak pula pengusaha yang miskin. Untuk menjadi kaya tidak perlu menjadi entrepreneur. Bahkan saya bilang menjadi kaya itu gampang. Pertama, definisikan dengan jelas, term kaya menurut kita itu apa? Setiap manusia punya rules sendiri-sendiri. Dan hidupnya secara tidak sadar akan dipengaruhi oleh rules yang diciptakannya sendiri. Jika rules, menjadi kaya adalah dengan mempunyai pendapatan 1 juta USD setahun, maka tentu susah sekali mencapainya. Lebih

Jadi untuk menjadi kaya, tidak perlu menjadi ‘entrepreneur’. Menjadi kaya itu gampang. Tetapkan rules yang tidak terlalu tinggi untuk menjadi kaya, dan start investing. Spend less than you earn is the first step to build wealth. Selisihnya ditabung dulu. Walaupun tabungan tidak akan membuat anda kaya, namun tabungan adalah benih buat investasi lain yang lebih signifikan. Tanpa menabung, tidak akan ada investment. Tanpa investment tidak akan ada pasif income. Tanpa pasif income kita tidak akan pernah kaya. Jawaban kawan saya itu mengejutkan. Katanya tidak ada porsi income-nya yang secara sistematis disisihkan buat investasi. Wow…kawan saya ini adalah eksekutif yang gajinya pasti sudah tinggi sekali, namun tidak secara sistematis menyisihkan pendapatannya buat investasi. Saya katakan, tanpa investasi, dia tidak akan pernah kaya. Tak peduli berapapun besar gajinya. Saya mencontohkan, kenapa tidak beli ruko saja dengan mencicil. Toh gajinya pasti cukup besar untuk bisa mencicil sebuah ruko. Rukonya kemudian disewakan. Dengan demikian dia sudah mempunyai pasif income. Cicilan KPR untuk membeli ruko tadi diambil dari gaji bulanannya. Saya bilang, “ini namanya forced saving, menabung yang dipaksa”. Nanti kalau gajinya naik, atau dapat bonus, beli ruko lagi. Setahun beli ruko 1. Dalam 5 tahun sudah punya 5 ruko. Jika per-ruko sewanya 100 juta, maka sudah 500 juta pasif income nya. Jika sudah begitu, nanti setahun bisa dua unit. Dalam 10 tahun, kalau lifestyle nya tidak tinggi-tinggi amat, dengan teknik yang sangat sederhana ini, kawan saya itu akan kaya. (Ini contoh yang disederhanakan, tentunya perhitungan investasi sebenarnya harus memperhitungkan penghasilan tiap bulannya, bonus yang diterimanya setiap tahun, hasil sewa, bunga dan lain sebagainya). Jadi untuk menjadi kaya, tidak perlu menjadi ‘entrepreneur’. Menjadi kaya itu gampang. Tetapkan rules yang tidak terlalu tinggi untuk menjadi kaya, dan start investing. Vol. 32 | Agustus - September 2012

19


Outlook

Outlook bahan khusus yang berfungsi sebagai substrat karang hidup dan habitat baru bagi biota laut lainnya.

BADUNG UNDERWATER CULTURAL PARK

Art & Conservation B

umi sebagai rumah yang kita tinggali ini, dikenal dengan sebutan “planet biru”, karena 70,8 % atau dua pertiga permukaannya terdiri dari lautan, sehingga tampak biru dari luar angkasa. Laut menyimpan kekayaan alam luar biasa, dan sebagian besar masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.

20

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Menyadari pentingnya fungsi terumbu karang sebagai salah satu penyangga penting kehidupan di planet ini, Nusa Dua Reef Foundation bekerja sama dengan BTDC, pemerintah kabupaten Badung, masyarakat lokal, dan stakeholder penting lainnya melakukan rehabilitasi terumbu karang di kawasan pesisir Nusa Dua sejak tahun 2009-2011. Sebanyak 77 struktur terumbu karang buatan telah ditempatkan di bawah laut dan telah menunjukkan perkembangan yang baik. Program rehabilitasi terumbu karang yang berjalan sejak tahun 2009-2011 telah mendorong terbentuknya suatu rencana pembangunan Badung Underwater Cultural Park (BUCP) yang dirancang untuk menyatukan seluruh inisiatif rehabilitasi yang sudah ada dengan pendekatan kearifan lokal Bali.

Salah satu kekayaan laut yang sangat penting nilainya adalah terumbu karang. Terumbu karang adalah ekosistem laut dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif di planet ini. Di seluruh dunia, luasnya diperkirakan mencapai 284.300 km2. Ekosistem lain yang sangat penting dan terkait dengan terumbu karang adalah padang lamun dan mangrove. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan. Sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomi penting ditemukan di terumbu karang. Karena begitu banyaknya spesies hidup, terumbu karang dikenal sebagai gudangnya keanekaragaman hayati dan menjadi sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi. Terumbu karang juga berfungsi sebagai pencegah abrasi atau pelindung pantai.

Dampak terbesar dan paling merusak yang mungkin terjadi atas ekosistem terumbu karang adalah pembangunan pesisir yang pesat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya berbagai kebutuhan manusia. Hal ini memicu peningkatan tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya hayati yang terkandung di dalamnya.

Namun disatu sisi, terumbu karang rentan terhadap perubahan lingkungan. Tekanan yang dialami terumbu karang semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Tingginya tekanan ini diakibatkan oleh kebutuhan manusia yang terus bertambah sepanjang waktu, sementara daya dukung terumbu karang terbatas.

Sebagai gagasan baru pengembangan rehabilitasi terumbu karang, BUCP dibangun bertujuan untuk menunjukkan interaksi antara karya seni Bali dan konservasi alam yang dilandasi konsep Nyegara-gunung, Tri Hita Karana, dan Sad Kerti(h) dalam kehidupan masyarakat Bali. BUCP sendiri adalah taman bawah laut berisi kumpulan karya seni artificial reef (terumbu buatan) berbentuk patung dengan latar belakang budaya Bali berinteraksi dengan science lingkungan dan konservasi alam. Setiap patung membentuk struktur terumbu yang kompleks untuk biota laut hidup dan berkoloni. Setiap patung dibuat dari

Setiap patung dalam BUCP akan memiliki tema yang sesuai dengan tagline yakni art + conservation. Patung-patung dengan figur manusia Bali dengan latar belakang kisahkisah Ramayana, tarian Bali, dan epik lainnya dibuat dari bahan kerangka beton dengan campuran khusus kalsium karbonat dan ornament dari karang-karang mati. Pengerjaan patung dilakukan oleh para seniman Mas Ubud, yang dipimpin oleh seniman muda dan berbakat, I Gde Sarantika. Setiap figur yang dibentuk sebagai substrat karang buatan diharapkan dapat menjadi semacam oceanmark yang mengingatkan kita akan perlunya menjaga kelestarian lingkungan dan budaya sebagai warisan bagi generasi berikutnya. Kumpulan patung BUCP ditempatkan di sejumlah lokasi yang berada di dalam areal Kawasan Konservasi Perairan Nusa Dua dan Tanjung Benoa seluas ± 3.111,7 hektar, yang saat ini sedang dalam proses pembentukan. Pada tahap awal dibangun patung Cak dengan tema “Harmony” dengan total patung sebanyak 74 buah. Sebanyak 26 patung Kecak dengan tokoh Waruna-Waruni di tengahnya telah diturunkan di Pantai Samuh, Nusa Dua pada bulan Maret-Juni 2012, dan 22 patung Kecak berikutnya pada bulan Oktober 2012. Pada akhir tahun 2012 juga akan diturunkan Candi Bentar dan Patung Selamat Datang di perairan Tanjung Benoa. Manfaat dan fungsi yang didapatkan dari karya seni patung terumbu buatan BUCP antara lain sebagai media penempelan karang baru alami, sebagai rumah ikan, melindungi pantai dari gelombang laut, daya tarik wisata bahari (snorkeling, diving, dive walker), promosi kawasan, mengangkat kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap laut dan budaya Bali serta sebagai sarana pendidikan dan penelitian ekosistem laut. Artikel: Pariama Hutasoit Kredit Foto: Pariama Hutasoit (foto-foto bawah laut) dan Patrick Lumbanraja (penjelasan KKP ke MenKP), Tinong Maharde (Tandatangan prasasti patung BUCP) Vol. 32 | Agustus - September 2012

21


Info Property

“S

udah ada RAB (Rencana Anggaran Bangunan) untuk proyek Bu? Budget-kan kenaikan biaya membangun sekitar 15% dari sekarang, karena kenaikan bahan-bahan bangunan plus susahnya nyari kontraktor. Banyak sekali proyek di Bali sekarang sehingga kontraktor jual mahal tuh, kebanyakan kerjaan”. Demikian pembicaraan saya dengan salah satu direktur pengelola hotel. Kenaikan harga bahan bangunan 15% itu lumayan mengerikan untuk seorang developer. Belum lagi, karena banyaknya proyek, mencari kontraktor yang “genah” akan semakin sulit deh.

Sepanjang jalan terutama di lokasilokasi komersial dan strategis, kita melihat berbagai proyek berlangsung seakan berlombalomba. Yang membangun villa, hotel berbintang, hotel budget sampai rumah kos, perumahan hingga komersial building, semuanya campur aduk. Hampir tidak ada jalan yang “tidak dihiasi besi dan beton”. Kayaknya saya melihat lebih banyak besi dan beton dibandingkan canang dan penjor di Bali ini. Fenomena yang luar biasa. Bali has been voted as one of the most beautiful holiday destination in the world. Bukan hanya mereka yang dari luar negeri, pulau Dewata juga merupakan the best holiday destination untuk turis domestik. Deregulasi di bidang penerbangan, membuka kesempatan pada swasta untuk ikut meramaikan persaingan di jasa penerbangan. Semakin banyaknya rute airlines ke Bali dan semakin murahnya tiket pesawat

22

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Info Property

PORTRAIT PERKEMBANGAN PROPERTY DI BALI

mendapatkan cash flow, diperlukan usaha-usaha untuk memberikan value added dari suatu properti. Dengan kata lain, kalau mau investasi di tanah, perlu dipastikan sudah ada tujuan mau diapakan itu tanah. Kalau investasi di ruko, perlu dilihat berapa besarnya nilai potensi sewa dari ruko tersebut plus potensi kenaikan nilai ruko tersebut. Kalau investasi di villa, perlu dipastikan untuk apa villa tersebut, siapa yang akan mengelola managementnya, siapa pangsa pasarnya dan bagaimana re-sale value dari unit tersebut.

terbang, menyebabkan semakin menariknya berwisata ke pulau Bali. Melihat pangsa pasar yang demikian besarnya, para International Hotel Brand sekarang juga seakan berlomba-lomba merambah Bali. Sebut saja Sea Sentosa (yang mengelola Sentosa Island Resort Singapore) yang sedang dalam proses membangun resort di daerah Echo Beach, Upmarket Villa/Hotel operator Al Jumaerah dan Ritz Carlton juga sedang membangun di daerah Jimbaran, W Resort dan spa juga mulai mengoperasikan bisnisnya di daerah Seminyak tahun lalu. Mereka adalah sebagian kecil dari bisnis International yang mulai menancapkan kakinya di Pulau Bali. Belum lagi berbagai bisnis mulai dari hotel, restauran, sekolah, kesehatan dan lainnya yang masih mengantri mencari perijinan untuk beroperasi di Bali. Mulai dari pengusaha lokal kecil, menengah,

besar sampai kaliber international, semuanya “ngiler” mau masuk ke Bali. Properti menjadi suatu komoditi yang “Hot Banget”. APA YANG MESTI DILIHAT DARI INVESTASI PROPERTI? Disamping lokasi dan siapa developer/management-nya, cash flow merupakan salah satu kriteria penting pada saat menentukan investasi properti. Oleh karena itu, bank jarang mau membiayai investasi tanah. Karena tidak ada cash flow yang dihasilkan oleh tanah tersebut. Oleh karena itu, kebanyakan investasi tanah dilakukan oleh mereka yang memiliki hard cash, bukan dibiayai oleh bank atau KPR. Ditengah-tengah inflasi yang seperti sekarang ini, sah-sah saja berinvestasi di tanah. Tetapi sebagai rule of tumbs biasanya saya sangat memperhitungkan cash flow sebagai salah satu kriteria dalam memilih investasi. Nah, biasanya untuk

RENON SQUARE-KOMBINASI INCOME DAN PRESTIGE ONLY 2 UNITS LEFT Dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk yang bertambah, kebutuhan atas komersial space semakin besar. Daerah yang dulunya merupakan tempat permukiman bisa bergeser menjadi daerah komersial. Dengan kenaikan harga tanah yang luar biasa (karena demand yang jauh lebih banyak dari supply) dan pembangunan, beberapa lokasi yang tadinya nyaman untuk rumah tinggal, menjadi terlalu ramai. Misalnya Teuku Umar dan Puputan Renon yang merupakan bisnis centre untuk daerah Denpasar. Masih terlihat ada beberapa rumah pribadi disana. Tidak terbayang bagaimana tidak nyamannya tinggal di jalan Teuku Umar tersebut, dengan keramaian dan kebisingan yang nonstop. Belum lagi, berbagai gedung tinggi

dibangun disekitarnya. Mana ada privacy lagi? Disamping itu, mereka tinggal ditanah yang nilainya sudah miliaran per arenya. Tanpa menerima hasil atas tanah tersebut. Sama saja dengan under usage of capital. Personally, saya bilang itu sangatlah tidak nyaman dan efektif. Salah satu produk komersial yang sedang dalam pembangunan adalah Renon Square, sebuah kluster 6 Ruko (Commercial Properties) yang terletak di jantung kota Denpasar dengan lokasi yang sangat premium, yaitu di jalan Raya Puputan Renon. Dengan design modern classic dengan tambahan balinese touch. Ruko ini dibangun sebagai gedung 3 lantai dengan parkir yang luas. Sejumlah 6 ruko/rukan ini akan memiliki space parking (designated parking) masingmasing, akan tetapi untuk estetika dan kenyamanan bersama, lapangan parkir tidak boleh dipagar ataupun disewakan kepada “wisata kuliner”. Renon Square merupakan lokasi yang sangat strategis dan prestigious untuk bisnis seperti bank, insurance office, up market beauty/hair salon, showroom, prestige office. Sebagai investasi, Renon Square memang ditujukan untuk mereka, medium size investor, yang mau berinvestasi atau berbisnis dan menikmati booming property market di daerah tersebut. Di Renon Square ada 2 kombinasi potensi yang ditujukan untuk mendapatkan return, yang pertama

adalah dari cash flow (yang berasal dari bisnis penyewaan ruko atau income dari bisnis yang akan berlokasi disitu) dan capital gain (yang berasal dari nilai ruko-rukan tersebut yang meningkat karena adanya kenaikan harga tanah/ properties didaerah tersebut). Jadi ada cash flow dari bisnis dan ada capital gain dari apresiasi nilai ruko. Mengenai capital gain dari apresiasi harga atau nilai properti, sebagai background saja, tanah sekitar area Renon dan sekitarnya tersebut harganya naik 300% dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sebidang tanah dilokasi sekitar, nilainya 13 kali lipat dibandingkan 10 tahun yang lalu.

LIMITED UNIT

AVAILABLE Pada saat inI HANYA 2 (dua) unit Ruko yang masih tersedia. Harga akan terus disesuaikan dengan progress yang terjadi di lapangan. HUBUNGI SEKARANG JUGA, 081916 268 868 untuk informasi lebih lanjut. NOTE Pada saat ini hanya 2 unit Ruko available for sale. FREE HOLD Ruko. Vol. 32 | Agustus - September 2012

23


Note from The Guru Hermawan Kartajaya

Asia’s Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc

Pemasar Ditantang Aktif Dalam Komunitas

S

etiap saya membicarakan komunitas, ada pertanyaan mendasar yang selalu dilontarkan kepada saya. Apa bedanya komunitas dan segmen? Kita berangkat dulu dari pemahaman lama tentang segmen. Dulu, pemasar sering melakukan segmentasi pada konsumen. Konsumen diperlakukan sebagai objek yang bisa dikotak-kotakkan sesuai dengan kemauan pemasar. Tapi, itu dulu, sebelum era Internet terjadi seperti sekarang ini. Kita tahu dengan kehadiran internet saat ini, orang dengan lebih gampang saling berinteraksi dan berkomunikasi. 24

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Bahkan, orang-orang yang sebelumnya telah belasan tahun tidak terhubung, sekarang menjadi terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Mereka yang sudah lama tidak berjumpa, bisa disatukan lagi dalam media-media sosial. Dengan internet, satu kebutuhan orang-orang kontemporer yang muncul adalah berkomunitas. Dalam komunitas, orang berinteraksi satu sama lain. Mereka saling mengenal dan berbagi. Interaksi inilah yang menjadi pondasi dari pembentukan ikatan antar anggota komunitas tersebut. Bahkan, dari perjumpaan online, banyak yang kemudian meneruskannya dalam

Note from The Guru Prinsipnya, pemasar harus teliti mengenali komunitas masing-masing. Bila dikira-kira kurang cocok, janganlah masuk karena akan susah diterima. Sebab itu, disinilah pentingnya permisi lebih dulu sebelum masuk komunitas.

perjumpaan offline atau yang populer disebut dengan kopi darat. Sementara, dalam segmen, orang-orang di dalamnya lebih cenderung pasif dan menjadi objek semata. Di dalamnya juga tidak ada interaksi satu sama lain. Segmen sering menjadi sasaran bombardir iklan dan promosi tanpa ampun. Namun era sekarang, model bombardir informasi ini sudah tidak relevan lagi. Sebab itu, pemasar saat ini harus bisa masuk dan berinteraksi dengan komunitas Bagaimana caranya masuk ke komunitas? Saya tawarkan strategi VIP, yakni mengenal Values, Identity, dan Personality dari komunitas tersebut. Mengetahui Values yang dalam tiap-tiap komunitas adalah sangat penting supaya bisa dipilih mana yang akan dimasuki. Berbeda dengan Legacy Marketing yang vertikal, di New Wave Marketing yang horisontal, Anda tidak perlu masuk ke suatu komunitas yang kira-kira Values-nya sangat bertentangan dengan Anda. Setelah mengenal Values, pemasar harus bisa mengenali identitas. Komunitas arisan tentu berbeda dengan komunitas pengajian. Komunitas Harley Davidson, tentu berbeda dengan komunitas Bike to Work. Dan sebagainya. Lalu, pemasar perlu memahami apa yang menjadi Personality dari masing-masing komunitas. Kepribadian komunitas alumni sekolah tentu lebih fleksibel. Sedangkan komunitas pengajian lebih terkesan religus. Komunitas Harley Davidson lebih terkesan fun, solider, dan sebagainya. Prinsipnya, pemasar harus teliti mengenali komunitas masing-masing. Bila dikira-kira kurang cocok, janganlah masuk karena akan susah diterima. Sebab itu, di sinilah pentingnya permisi lebih dulu sebelum masuk komunitas. Begitu masuk, pemasar juga harus lincah untuk berinteraksi dan menjadi bagian dari komunitas tersebut. Ini era komunitas dan bukan segmen lagi!

Vol. 32 | Agustus - September 2012

25


Social Special Feature

Special Feature

Entrepreneurship

Tujuannya jelas, agar model social entrepreneurship bisa diaplikasikan oleh lebih banyak pengusaha dan mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan pendidikan atau masalah kesehatan masyarakat.

S

ecara historis, social entrepreneurship sebenarnya sudah ada sejak lama. Misalkan nama seperti Florence Nightingale yang mendirikan sekolah perawat pertama atau koperasi yang dibangun oleh Robert Owen, adalah orang-orang yang mulai memperkenalkan kewirausahaan sosial. Kemudian menjadi ilmu yang dipelajari sekitar tahun 1980-an, namun baru populer setelah Muhammad Yunus, melalui Grameen Bank-nya mampu memberikan bantuan kredit ke 8 juta nasabah miskin di hampir 80 ribu desa pada tahun 2006 lalu, dan menjadikan dirinya mendapat ganjaran nobel Perdamaian, ya.. nobel Perdamaian, bukan nobel Ekonomi. Bisa dikatakan, sejak saat itulah social entrepreneurship mulai mendapat ruang dan perhatian lebih serius di mata publik, bahkan berbagai lembaga khususnya pemerintahan kerap memberikan award bagi pebisnis yang usahanya memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Tujuannya jelas, agar model social

26

Vol. 32 | Agustus - September 2012

entrepreneurship yang berhasil bisa diaplikasikan oleh lebih banyak pengusaha dan mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan pendidikan atau masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia sendiri, soko guru perekonomian kita adalah koperasi, sebuah sistem usaha yang prinsipnya dari masyarakat untuk masyarakat, namun selama ini belum mampu memberikan dampak positif pengentasan kemiskinan secara masif. Yang ada saat ini justru koperasi kian ditinggalkan. Namun demikian, di Indonesia khususnya Bali, jumlah social entrepreneurship diyakini terus bertambah, sekalipun tidak ada data pasti berkaitan dengan hal ini, namun semangatnya demikian terasa, dan dampaknya pun perlahan terlihat lebih nyata. Untuk Bali social entrepreneurship, kami memetakannya dengan lebih detail kepada Anda disepanjang liputan Special Feature kali ini.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

27


Special Feature

Special Feature

Social Driven

Sekalipun pemerintah kian melek akan potensi kekuatan wirausahawan, namun belum cukup untuk mem-booster munculnya kalangan entrepreneur yang mampu berkontribusi positif pada lingkungannya. Pihak swasta pun selama satu dekade terakhir terlihat secara nyata mencoba memfasilitasi munculnya kelas pengusaha baru yang mandiri. Hal ini terlihat dari berbagai program dan award yang ditujukan bagi para start up. Salah satu yang cukup konsisten melakukan ini misalkan Wismilak yang menggelar Diplomat Success Challenge yang pada tahun ini merupakan gelaran ketiganya. Perusahaan ini akan memberikan bantuan sejumlah modal bagi para calon wirausaha dengan ide bisnis kreatif, dan bisa mewujudkan ide bisnisnya tersebut.

D

alam bukunya marketing 3.0, Hermawan Kartajaya dan Phillip Kotler mengenalkan istilah Human Spirit, era pemasaran baru dimana lanskap bisnis dibalut diatas semangat kemanusiaan untuk saling berbagi. Terlebih ketika sistem kapitalisme yang dianggap paling mujarab dalam dunia ekonomi global selama satu dekade terakhir justru mulai “linglung� bak kehilangan arah. Muncullah pranata baru yang dinilai lebih fair, dengan semangat sosial untuk berbagi, baik kepada individu maupun korporasi lainnya.

Inilah yang kemudian disebut sebagai social entrepreneurship, yang digambarkan sebagai wirausaha yang social driven, melakukan aktivitas bisnisnya tidak semata untuk profit, namun untuk kemaslahatan orang lain, mengatasi masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan ataupun keterbelakangan pendidikan. Wujudnya bisa bermacam-macam, namun yang saat ini lebih terlihat adalah kolaborasi antara 28

Vol. 32 | Agustus - September 2012

kearifan lokal yang dibalut dalam manajemen modern. Mulai dari komunitas sampai dengan layanan gratis ke masyarakat tidak mampu. Sekalipun disatu sisi social entrepreneurship dari social enterprise yang murni bergerak dibidang sosial sangat banyak seperti LSM. Di kelas internasional misalkan, semua orang mengenal Green Peace, komunitas pecinta lingkungan hidup yang gerilya mengkampanyekan bumi yang bersih dan hijau. Di Indonesia ada nama Mer-C, sekumpulan dokter yang meninggalkan rumah sakit besar yang bisa menggaji mereka dengan mahal, dan justru berjibaku di klinik-klinik kecil untuk memberikan bantuan medis ke lapisan masyarakat terbawah, bahkan tidak jarang harus terjun di wilayah konflik. Masih banyak lainnya, namun demikian sampai sejauh ini tidak ada data pasti tentang berapa jumlah social entrepreneurship di tanah air, namun beberapa praktisi meyakini proporsi idealnya adalah 1 orang social

Wismilak menyadari perlunya peningkatan jumlah wirausaha dimana Indonesia kaya akan potensi para pebisnis kreatif namun paradoksinya, justru saat ini jumlah wirausaha Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain di ASEAN yang hanya sekitar 1.55% dari seluruh jumlah populasi. Padahal sosiolog David Mc Clelland menyampaikan, idealnya perlu minimal 2% wirausaha dari jumlah penduduk untuk mendukung perekonomian negara. Dengan memiliki populasi 2% penduduknya yang berprofesi sebagai wirausahawan, dengan asumsi satu pengusaha bisa mempekerjakan 8 orang lainnya, maka diyakini tidak ada lagi pengangguran dalam negara tersebut karena kekurangan lapangan kerja. Dan nantinya mampu menciptakan social entrepreneurship. Sementara di negara-negara maju, yang jumlah populasi pengusahanya demikian besar, memiliki deretan social entrepreneurship yang cukup banyak. Di Inggris misalkan, ditaksir memiliki setidaknya 62.000 social enterprise yang menyumbang ÂŁ24 milyar bagi ekonomi Inggris, bahkan setiap tanggal 19 November

Foto: suarademartha.blogspot.com

entrepreneurship diantara 10 juta penduduk. Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 230 juta, maka setidaknya diharapkan muncul 23 orang social entrepreneurship setiap tahunnya untuk melakukan perubahan. Namun tentu saja hal itu sulit dilakukan, karena disatu sisi untuk menciptakan entrepreneur saja Indonesia masih kekurangan stok.

Para relawan Mer-C saat membantu korban gempa di Padang diperingati sebagai Social Enterprise Day. Di negara tetangga Singapura pun setali tiga uang, kekuatan social entrepreneurship yang demikian masif hingga mampu menghimpun modal besar, berhasil menciptakan sejumlah gerai retail store di daerah yang dikelola secara militan oleh masyarakatnya, dan belakangan mampu menumbangkan Carrefour, sebuah hypermart jejaring internasional. Di negara-negara maju, social enterprise telah diatur dalam undang-undang, dimana sebuah perusahaan bisa mendaftarkan dirinya bergabung sebagai perusahaan dengan visi sosial, mulai dari negara Finlandia sampai negara Italia memiliki undang-undang tersebut. Sementara di Inggris perusahaan yang tergabung dalam komunitas sebagai social enterprise (community interest company) mendapat perlakuan khusus dalam hal pajak. Sedangkan Indonesia yang memiliki soko guru perekonomian berupa koperasi seharusnya jauh lebih unggul dalam hal ini, namun belum sanggup berbuat banyak bagi masyarakatnya. Masih ada jutaan orang yang tidak bisa sekolah, putus sekolah, kesulitan berobat dan hidup dibawah garis kemiskinan. Inilah saatnya untuk berbenah dan membuka cakrawala lebih luas. Segelintir orang dan juga perusahaan di Bali telah melakukannya, perlahan mereka mencoba menyeruak dan bersuara untuk menunjukkan sikap peduli dan berbaginya. Siapa saja mereka, kami mengupasnya untuk Anda! Vol. 32 | Agustus - September 2012

29


Special Feature

Special Feature

Thinks social benefits, not just profit

D

i Bali ada ungkapan terkenal dengan istilah menyama braya, kearifan lokal yang mengajarkan setiap orang adalah saudara. Prinsip ini mendorong tumbuhnya perkoperasian dan tata kerja lainnya seperti Subak, yaitu sistem pengairan yang memiliki konsep untuk kemaslahatan para petani. Kedua filosofi ini sejatinya bisa menjadi landasan dari berkembangnya social entrepreneurship. Dan menariknya, bukan hanya Bali yang memiliki filosofi serupa, diberbagai daerah lainnya kearifan lokal juga menjadi penunjang tata kerja yang sama.

Jika social wisdom ini benar-benar diaplikasikan, maka bukan tidak mungkin perkembangan social entrepreneurship semakin melejit, sekarang tinggal bagaimana merumuskan kearifan lokal tersebut dalam balutan manajemen modern yang produktif, yang pada akhirnya menjadikan sebuah perusahaan atau aktifitas kerja masyarakat tidak hanya berorientasi pada profit, tapi social benefit, keuntungan yang dialokasikan untuk masyarakat banyak.

Jawa

Sunda

• Tepa selira Saling menghormati. • Jer basuki mawa bea Setiap kesejahteraan yang diinginkan harus mengeluarkan pengorbanan. • Sambatan Kegiatan gotong royong memperbaiki rumah warga.

• Sabilulungan Gotong royong membangun sarana dan pra sarana sosial • Nulung kanu butuh, nalang kanu susah Peribahasa yang mengajarkan soal memberikan pertolongan dan bantuan kepada yang membutuhkan, seperti lumbung desa, arisan keluarga, jimpitan dan kegiatan sosial lainnya.

Sumatera

NTT & NTB

• Rambate rata hayo Gotong royong • Meuseuraya Kerjasama yang diwujudkan seperti kegiatan untuk menanam atau memanen padi • Goro Basamo Gotong royong untuk masyarakat banyak • Gadang kayu gadang bahannyo, ketek kayu ketek bahannyo Peribahasa yang artinya besar kayu besar bahannya [iuran], tapi kecil kayu kecil bahannya [andilnya]. Mengandung arti hasil sesuai dengan kontribusi dan peran. Peribahasa ini menjadi landasan dari sistem bagi hasil pada rumah makan padang. • Meu’rap Gotong royong untuk kepentingan bersama • Sakai Sambayan Sikap kebersamaan dan gotong royong • Kamo Bamo Kekeluargaan dan mengutamakan kepentingan orang banyak.

• Gemohing Kerja bersama, nikmati hasil bersama • Rukun Mengharum Membangun kerukunan masa depan • Saling Ajinin Sumbatan Saling membantu dan bekerjasama

Gotong royong membuat jalan, di NTT

Maluku • Pela Gandong Persaudaraan lewat gotong royong • Kalwedo - Kidabela Kerjasama dalam persaudaraan

Bermusyawarah untuk mencapai satu tujuan terbaik untuk banyak orang

Salah satu kegiatan Sambatan di Jawa

Gotong royong membangun prasarana desa di Sunda

Bali • Menyama Braya Memperlakukan orang lain seperti saudara sendiri • Subak Sistem pengairan teratur yang diselenggarakan oleh rakyat secara bersama, dan baru saja dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia oleh Unesco 30

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Subak di Bali

Pela Gandong di Maluku

Kalimantan

Sulawesi

• Rumah Betang Bermakna hidup dilandasi cinta kasih, persaudaraan dan kerukunan • Handep Habaring Hurung Menjunjung nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan • Gawi Sabumi Saling membantu untuk mencapatkan hasil optimal

• Sipakalebbi Saling menghormati • Solata Persaudaraan dengan sesama • Samaturu Bersatu dan saling menghormati • Mapalus Saling bahu membahu, menjadi model ekonomi kerakyatan usaha kecil.

Kegiatan handep habaring hurung

Bahu membahu memperbaiki rumah warga, di Sulawesi

Vol. 32 | Agustus - September 2012

31


Special Feature

Special Feature

Personal & Corporation Spirit to Society

S

ekalipun gaungnya belum cukup nyaring, namun di Bali gerakan social entrepreneurship perlahan sudah banyak dilakukan. Mulai dari gerakan social responsibility dari berbagai perusahaan raksasa, sampai dengan upaya entitas bisnis kecil merangkul masyarakat yang membutuhkan. Bahkan sampai dengan perusahaan yang bergerak fokus untuk penghijauan lingkungan. Di tingkat nasional, bentuk social enterprise ini juga terlihat nyata, misalkan dari upaya Wismilak Diplomat yang menggelar Diplomat Success Challenge sebagai salah satu bentuk CSR mereka ke masyarakat, dengan memberikan bantuan modal kepada pebinis dengan ide kreatif. Namun di tingkat lokal, rupanya Bali memiliki sederet pengusaha atau perusahaan yang telah berperan sebagai social entepreneurship. Sedikit dari mereka yang berhasil kami data dan sajikan untuk Anda adalah sebagai berikut : Jeff Kristanto Mengejar equal opportunity bagi para penyandang cacat Survey dari 9 propinsi di Indonesia ke 299.203 jiwa yang dilakukan PT. Surveyor Indonesia awal tahun 2009 membuktikan bahwa 10,5% dari penduduk Indonesia adalah penyandang cacat yang mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sekitar 67,33% penyandang cacat dewasa tidak mempunyai keterampilan dan pekerjaan. Jeff Kristanto adalah salah satu tokoh di Bali yang mengabdikan diri untuk memperkecil persentase tersebut dan kini beliau dikenal luas melalui dedikasinya dalam kegiatan sosial para penyandang cacat di Bali. Dalam kesehariannya, Jeff Kristanto adalah pengusaha sukses yang bergerak dibidang usaha kerajinan tangan dibawah bendara Asia Line yang ia dirikan 10 tahun silam. Di perusahaannya inilah Jeff mempekerjakan para penyandang catat dengan harapan bisa meningkatkan taraf hidup dan derajat mereka.

32

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Eco Bali Bisnis pengelolaan sampah Eco Bali adalah perusahaan swasta (bukan LSM) yang bergerak dibidang pengumpulan sampah non-organik bagi pelanggan-pelanggannya. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2006, dimotori oleh I Ketut Merta Adi sebagai direktur utama bersama Paola sebagai pengamat program khusus pendidikan, daur ulang dan pelatihan tentang lingkungan dibantu oleh beberapa staff ahli dan lapangan. Pekerjaan rutin Eco Bali adalah mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah pelanggannya dan juga membuka kesempatan bagi sekolah-sekolah dasar yang ingin memberikan kelas khusus bagi muridmuridnya tentang pengetahuan sampah, dampaknya terhadap lingkungan dan mengajarkan pengelolaan sampah yang baik dengan metode khusus yang dapat diterima oleh anak-anak. Dalam skala yang lebih luas Eco Bali juga terus berupaya mendorong perusahaanperusahaan besar untuk menggunakan produk daur ulang.

BPR Lestari Force of Good for Bali Bank perkreditan rakyat ini memiliki sejumlah program pengentasan kemiskinan, baik yang sifatnya edukasi, maupun charity. Salah satunya adalah program Generasi Lestari. Saat ini beasiswa yang diberikan untuk generasi III mencapai Rp 1,7 miliar, meliputi semua biaya pendidikan untuk 12 orang mahasiswa. Program Generasi Lestari sudah dimulai sejak tahun 2010 dan sudah ada 36 mahasiswa yang mendapat beasiswa. Bantuan pendidikan ini tidak hanya berhenti sampai kelulusan saja. Bagi mahasiswa yang memiliki keinginan menjadi wirausaha, Lestari memberikan bantuan permodalan dalam program Lestari Young Entrepreneur. Kedua program ini merupakan salah satu upaya agar masyarakat dapat keluar dari jurang kemiskinan dan kemelaratan. Lestari juga memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu yang ditanggung biaya pendidikannya sampai dengan tingkat SMU, dan program Lestari Kid untuk anak-anak panti asuhan sebanyak 1 ton beras setiap bulannya yang secara rutin dibagikan ke 10 panti asuhan dikotakota Denpasar. Program lainnya adalah Lestari Berbagi berupa bantuan 100 unit shelter box untuk korban bencana gunung merapi dan korban Tsunami di Mentawai yang sudah dimulai sejak tahun 2010 lalu.

Yayasan Wisnu Selamatkan hutan lewat kertas daur ulang

Wisata Treking Sekar Wana Lestari Bukti Eksistensi Ekonomi Masyarakat Adat

Unit usaha Yayasan Wisnu mengelola beberapa kegiatan usaha antara lain pertanian, peternakan sapi dan ayam, budidaya belut dan lele, warung organik dan pengolahan kertas daur ulang. Dari lahan seluas 1 hektar milik yayasan dikelola dengan menggunakan konsep one close system. Disana ada sawah, ada tempat kompos, ada kandang sapi. Dari kotoran sapi diolah menjadi biogas untuk memasak, kemudian ampas kotoran sapi dijadikan pupuk untuk sawah dan kebun. Hasil produk organik lalu dimasak di warung sebagai makanan sehat. Itu semua menjadi satu sistem yang tertutup sehingga tidak ada yang terbuang. Sisa-sisa olahan di dapur pun tidak ada yang terbuang. Daun-daunan dikomposting, makanan sisa menjadi makanan ayam. Sampah-sampah kering yang dihasilkan dari kantor diolah menjadi kertas daur ulang. Disamping itu sebagai pusat pengolahan kertas daur ulang, Wisnu juga menjadi pusat belajar setiap orang yang peduli terhadap lingkungan. Banyak siswa yang telah berkunjung ke sini. Mereka senang sekali melihat dan ikut mencoba proses daur ulang kertas. Dan itu melekat dalam bayangan mereka bahwa sampah itu dapat menjadi sumber daya yang menghasilkan. Dan dari kegiatan tersebut telah membuka peluang kerja bagi puluhan orang. Disatu sisi bisnis ini menjanjikan keuntungan, sementara disisi lain juga menyelamatkan lingkungan, khususnya penebangan hutan yang membabi buta. Bisnis lancar dan alampun lestari.

Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat adat di Bali untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warganya. Wisata Treking Sekar Wana Lestari adalah sebuah unit usaha yang dimiliki oleh masyarakat adat Banjar Sekartaji, Desa Sesandan, Tabanan, yang masih memiliki hutan adat seluas delapan hektar yang masih terpelihara dengan baik. Dimana hutan tersebut saat ini dijadikan wahana rekreasi treking. Kini Wisata Treking Sekar Wana Lestari telah menjadi unit usaha desa adat yang bisa kita nikmati bersama semua masyarakat. Karena manajemen usaha berdasar komunitas di bawah naungan Desa Adat. Para pengelola Wisata Treking saat ini masih menganggap pekerjaan ini sebagai bentuk ngayah untuk kepentingan adat. Meski demikian bila ada tamu yang berkunjung dijamin tetap ada yang melayani. Manajemen juga memiliki kelengkapan struktur. Terdiri dari Pelindung, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan bidangbidang. Pengelola memberikan laporan perkembangan unit usaha Wisata Treking setiap ada paruman (rapat) adat dimana keuntungan dari usaha ini nantinya menjadi milik masyarakat desa.

Krisna Oleh-Oleh Rekrut SDM dari panti Asuhan Hanya dalam tempo singkat, Krisna menjadi salah satu pusat oleh-oleh yang demikian berkembang. Namun seiring dengan perkembangannya, Cok Anom selaku pemiliknya berupaya berkontribusi pada lingkungan, dan menunjukkan integritas dan karakternya dengan memprioritaskan untuk merekrut tenaga kerja dari panti asuhan. Selain itu, Krisna OlehOleh juga memberikan banjar-banjar setempat disemua cabang Krisna untuk mengelola parkirannya, termasuk semua uang hasil parkiran tersebut menjadi milik banjar. He grow with character, dan sangat menyadari bahwa business is more than just making money. Sebuah bisnis akan survive dalam jangka waktu yang panjang jika usaha tersebut melayani kepentingan yang lebih tinggi daripada sekadar mengejar uang. Krisna juga dipastikan tidak akan menambah cabang lagi di Bali yang domainnya oleh-oleh, hal ini dilakukannya setelah omzet dipasar Sukawati mengalami penurunan hampir 50% sejak Krisna di buka. Atas dasar kepentingan yang lebih tinggi dan berbagi rejeki itu pula maka Pak Cok kedepan akan fokus pada ekspansi di luar Bali. Dan ini sudah dilakukannya pada cabang Krisna ke 8 di Summarecon Serpong Jawa Barat. Bahkan tawaran lainnya pun saat ini sudah antri, termasuk salah satunya dari real estate terkemuka seperti Lippo Karawaci di Tangerang.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

33


Special Feature Joger Garing, Konsep Tiga Piring sehari ala JOGER Nama Joger sudah dikenal hingga mancanegara. Beberapa tahun terakhir ini Mr Joger, owner Joger Pabrik Katakata tengah membawa perusahaannya kian egaliter dan familiar, dengan memberikan prioritas agar segenap karyawannya terpenuhi kebutuhan untuk makan tiga kali dalam sehari, dalam program yang disebutnya dengan Garing, sehari 3 piring. Joger juga mengajak beberapa staffnya untuk melakukan “perjalanan” ke pelosok Bali untuk men “survei” keluarga miskin kebutuhan makan tiga kali seharinya tidak terpenuhi. Dari hasil perjalanan itulah Joger mendapatkan data keluarga miskin yang pantas mendapatkan santunan dari Joger supaya kebutuhan makan tiga kali seharinya terpenuhi. Joger meyakini semakin banyak kita memberi dengan rasa tulus dan ikhlas, maka semakin banyak pula pendapatan yang akan kita peroleh dalam perjalanan karir kita, dan hal ini menjadi nilai utama dalam pengoperasian Joger hingga saat ini.

Pemkot Denpasar Program Wirausaha Muda Pemerintah kota Denpasar juga tidak mau ketinggalan. Melalui sub divisi kecilnya, pemkot Denpasar rutin menggelar program bantuan modal kepada remaja dan mahasiswa dalam program wirausaha muda. Selain itu, 34

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Kopi Kupu Kupu bola dunia Fair Trade dengan para Petani Kopi

Green School Bersahabat dengan Alam

Menyadari bahwa produk kopi yang dijualnya dengan brand Kupu-Kupu Bola Dunia berasal dari petani-petani kopi di Bali, maka Wirawan Tjahjadi selaku pemilik perusahaan tersebut mulai menggandeng petani sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosialnya. Baginya, hal terpenting dari industri hulu kopi ini adalah pada sistem cara tanamnya. Ia menyatakan, kedepannya ada 2 cara tanam dan satu cara dagang yang harus dilakukan oleh setiap orang yang berkecimpung di industri ini. Cara tanam yang pertama adalah organik farming, sistem ini diyakini dapat menyajikan lingkungan yang lebih aman bagi setiap mahluk yang ada, dan sistem kedua adalah rain forest, cara tanam ini merupakan cara tanam yang selaras dengan keberadaan hutan sehingga diharapkan tidak akan membuka lahan hutan secara tidak terkendali. Sementara untuk sistem dagangnya, maka yang harus diterapkan adalah sistem dagang adil (fair trade), agar setiap petani dapat merasakan keuntungan, dan tidak menjadi rugi saat menjual produk kopinya. “Yang terpenting, lingkungan jangan dirusak dan petani jangan dirugikan,” terangnya. Sebuah filosofi indah tentang kopi, yang membawa kupu-kupu bola dunia dikenal hingga mancanegara.

Green School yang berdiri di atas lahan seluas 8 hektar dan membelah Sungai Ayung ini dibuka pertama kalinya pada bulan September 2008. Sekolah ini adalah satu-satunya sekolah di dunia yang bangunannya terbuat dari batang bambu yang ramah lingkungan, dilengkapi dengan atap alang-alang, kebun tanaman organik tempat anak-anak belajar menanam dan kolam aquaculture. Bagian tengah bangunan ‘heart of school’ adalah struktur bangunan bambu terbesar di dunia yang menonjolkan keindahan arsitektur yang hanya bisa Anda lihat di Katedral atau rumah opera. Ruangruang kelas dibuat terbuka tanpa dinding menciptakan harmonisasi antara manusia dan alam, pendingin udaranya tidak menggunakan AC (Air Conditioner), melainkan dengan kincir angin melalui terowongan bawah tanah. Tenaga listrik menggunakan bio gas yang terbuat dari kotoran hewan untuk menyalakan kompor. Di dalam area sekolah, anda akan mendapati tidak hanya fasilitas pendidikan umumnya seperti perpustakaan, arena olahraga, auditorium, laboratorium, namun juga tambak udang dan pelataran sawah hijau yang menyejukkan di sekeliling bangunan sekolah termasuk Green Warung yang menyediakan menu-menu organik yang sehat.

pemkot juga secara rutin menggelar pelatihan-pelatihan kepada mereka yang tertarik untuk berwiraswasta. Program yang sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang memuaskan sekalipun belum mampu menjangkau lebih banyak masyarakat menjadi pengusaha dan hidup lebih mandiri. Vol. 32 | Agustus - September 2012

35


Interview

Interview trainer untuk mengajar komputer dan membentuk trainer-trainer baru dan mengajarkannya kepada orang lain juga.

James Gwee

Dari sanakah awalnya mulai menjadi public speaking?

Social Entrepreneurship Through Champion Teens Care

Ya, nampaknya seperti itu, dan saya sangat menikmati itu. Lembaga komputer saya yang bernama Microskills saya buat bersama teman-teman tahun 1986. Dan menariknya, hanya dalam waktu dua tahun kita tumbuh pesat sekali, sehingga bisa tampil menjadi Lembaga kursus komputer nmer dua terbesar di Singapore. Di sana kita punya 7 cabang dan rata-rata dalam seminggu ada 4000 anak ikut program kami. Saat itulah ada seorang teman dari Indonesia yang berkeinginan untuk membuka lembaga kursus komputer tersebut di Indonesia, dan akhirnya kita bekerja sama dan membuka franchise di Jakarta. Kerja sama kita sukses dan melanjutkan lagi buka kursus di Surabaya.

James Gwee, rasanya kebanyakan orang sudah mengenal baik nama tersebut, seorang public speaking yang telah dipercaya banyak perusahaan untuk berbagi pelatihan khususnya berkaitan tentang sales. Namun siapa sangka bahwa lulusan National University Singapura ini dulunya expert di bidang IT? Peluang sebagai trainer kemudian ditekuninya setelah melihat profesi ini di Indonesia belum banyak diminati. Dan benar saja, profesi tersebut mengantarkan dirinya sebagai pembicara kelas wahid. Saat ini, dengan segudang pengalaman dan kemampuannya, James Gwee mencoba berbagi melalui kegiatan sosial untuk kalangan remaja. Bagaimana sesungguhnya perjalanan karir pria ini dan apa yang menjadi cita-citanya saat ini? Kepada Arif Rahman, disela-sela aktivitas seminarnya, pria ini bertutur akan visinya?

Ceritakan bagaimana Anda mengawali karir? Saya lulus dari National University di Singapura dengan background gelar IT, jadi ada dua pilihan waktu itu untuk berkarir, pilihan pertama adalah seperti umumnya jalur utama yaitu bekerja sebagai seorang programmer, kemudian nanti karir tersebut berlanjut menjadi specialist IT atau manager IT Departement. Dulu sambil saya kuliah, saya juga terlibat di lembaga kursus komputer milik teman yang saat itu kami masih di Singapore. Waktu itu saya freelance mendemokan pentingnya komputer untuk anak SMP dan SMA. Saat itu tahun 1985, di Singapore masih banyak sekolah belum punya laboratorium komputer. Meski begitu, murid-murid sudah sadar pentingnya ilmu komputer dan saya senang memberi pengajaran kepada mereka. 36

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Apakah menempuh kuliah programming tersebut merupakan pilihan sendiri? Sewaktu menempuh kuliah programming ada pengaruh dari orang tua, karena mereka menyadari bahwa dimasa depan penguasaan teknologi khususnya komputer itu sangat diperlukan. Oleh karena itu bila ada kesempatan untuk mengikuti kursus komputer, maka manfaatkanlah karena memang ilmu komputer ke depannya menjanjikan. Setelah setengah tahun, seorang teman mendirikan lembaga kursus komputer sendiri dan mengajak saya untuk joint dan turut mengembangkannya. Teman saya yang orang marketing ini nyaman bekerja dengan saya karena spesialisasi saya di bidang komputer khususnya security development, dan saya memiliki keahlian lainnya seperti menjadi

Selang tiga tahun kemudian kita melebarkan sayap ke kota Medan, di kota inilah lembaga kursus kami mengalami kemajuan pesat, dari yang semula hanya lembaga kursus komputer biasa, step by step di upgrade menjadi perguruan tinggi. Jadi boleh dibilang franchisee lebih hebat dari franchisor, dan ini adalah salah satu buktinya. Dan yang terpenting dalam mengembangkannya itu serius dan dengan cara-cara yang briliant. Untuk perguruan tinggi komputer di Medan ini, akhirnya secara struktur terlepas dengan Microskills Singapore karena modul belajar yang digunakan sudah jauh berbeda. Meski begitu persahabatan tetap berjalan dengan baik dan saling mendukung satu sama lain. Kemudian saat itu saya juga sudah lebih fokus dengan segudang kegiatan saya di Indonesia. Selanjutnya saya menjual saham Microskills ke pihak yang bersedia mengembangkannya lebih lanjut. Begitulah cerita tentang lembaga kursus komputer Microskills dan sekarang berkembang dengan sangat baik di kota Medan dengan bentuk yang baru berupa perguruan tinggi. Sukses melahirkan dan mengembangkan Microskills, kenapa kemudian dilepaskan? Karena waktu itu saya ingin mengembangkan diri saya sendiri di Indonesia, makanya saya melepaskan

saham saya di Singapore, dan saya lihat di Indonesia saya lebih exciting. Kemudian berlanjut aktifitas saya dengan memberi consulting kepada lembaga-lembaga kursus komputer yang ada di Indonesia dengan dukungan channel saya yang berada di Inggris. Pada waktu itu tahun 1990-an banyak lembaga kursus yang ala kadarnya, tidak didukung oleh manajemen yang baik dan tidak terakreditasi, sehingga mutu alumni yang dihasilkan sekedarnya dan saya memberitahu mereka bahwa saya bisa meningkatkan kualitas kursus komputer dengan mendapat sertifikasi dari Inggris. Dari sini saya belajar lebih banyak lagi tentang sifatsifat bisnis yang ada di Indonesia, saya memulai ini dari nol, saat itu dari segi pendapatan beda jauh, antara income saya di Singapore dengan income saya sebagai konsultan di Indonesia. Di Singapore saya sudah bisa bawa Jaguar dan saya harus melepas itu semua dan berganti mengunakan bus di Jakarta, ya itu semua adalah perjuangan. Apa yang mendorong Anda menjadi konsultan dan trainer? Saya selalu memperhatikan service yang diberikan lembaga kursus komputer saat itu. Saya lihat kebanyakan resepsionis belum bisa menjawab telepon dengan baik, dan menjelaskan tentang lembaga kursus juga kurang baik, dan cara untuk menangani komplain pun masih berantakan. Itu yang membuat saya berkeinginan mentraining mereka dengan menghadirkan pelatihan service excellent di lembaga kursus tersebut. Selanjutnya owner dari lembaga kursus komputer tersebut banyak yang mengatakan bahwa training semacam itu sangat diperlukan di Indonesia. Sekalipun training serupa sebenarnya sudah ada di Indonesia, tapi jumlahnya belum banyak. Saya pun mulai mengadakan workshop dan memarketingkan keahlian saya di bidang training. Pada waktu itu tidak banyak perusahaan lokal yang sadar pentingnya hal-hal seperti itu, sehingga pada umumnya hanya perusahaan asing yang mengirimkan karyawannya untuk menghadiri workshop saya, seperti Coca Cola, DHL dan LG. Jumlahnya pun hanya sekitar 20 orang dan itu sudah cukup luar biasa. Saya lihat disini waktu itu perusahaan asing sudah lebih aware dan rela mengeluarkan budget untuk biaya study karyawannya. Pada waktu itu tahun 1990-an perusahaan lokal masih menganggap remeh Vol. 32 | Agustus - September 2012

37


Interview training study semacam ini, kebanyakan para pemilik perusahaan berpikir untuk apa membiayai karyawannya untuk belajar kalau sudah pintar kemudian hengkang dari perusahaannya. Tapi kemudian ada juga perusahaan lokal yang mengirimkan orangnya, tapi langsung ownernya sendiri, kemungkinan nanti dia sendiri yang akan mengajarkannya kepada karyawannya. Berangkat dari sanalah saya merasa confident untuk membangun perusahaan saya sendiri dan membuka kantor di Indonesia dengan personality brand diri saya. Selanjutnya saya lebih gencar untuk menyebar iklan dan brosur, dan saya beruntung salah satu peserta didik saya waktu itu adalah manager marketing dari radio Smart FM di Jakarta. Dia menawari saya untuk mengisi talkshow di radio, waktu itu masih gratis. Saya bilang oke dan tidak masalah. Karena talkshow yang saya bawakan sangat bermanfaat, maka intensitas pendengar makin meningkat dan orang makin mengenal saya. Apakah Anda masih ingat saat tampil perdana dengan brand sendiri sebagai motivator ? Oh ya, saat itu yang hadir hanya 11 orang, dan foto albumnya pun masih saya simpan. Saat itu masih sepi, diantara penyebabnya karena waktu itu masyarakat masih belum mengenal saya, yang kedua karena masyarakat belum tahu manfaatnya. Kemudian masa 10 tahun belakangan ini tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan diri makin meningkat. Dari brand James Gwee kemudian meningkat menjadi Akademia, perusahaan apakah itu ? Akademia yang dimaksud ini adalah PT. Academia Education & Training yang bersifat open company, kepunyaan saya untuk men support kegiatan saya. Jadi kalau soal brand itu James Gwee, sedangkan PT adalah Academia Education & Training. Selain itu saya juga

Interview membuka divisi lain seperti budget training dan Grab Your Audience. Sekarang divisi budget training ini kita ubah menjadi James Gwee Succes Center yang mau saya dirikan sebanyak mungkin di kota-kota Indonesia. Keunggulan dari James Gwee Succes Center itu modulnya langsung dari saya yang sudah teruji 16 tahun di Indonesia dengan tidak banyak menggunakan teori dan lebih kepada ide-ide cemerlang yang masuk akal. Pada umumnya orang ikut training karena sudah bosan dengan beragam teori seperti di bangku kuliah dan mereka menginginkan tips-tips yang bisa dibawa pulang untuk memajukan perusahaan mereka. Yang kedua, trainer-trainer yang saya rekrut adalah trainer yang praktisi, yang enjoy dengan training dan tentunya yang fun, orang seperti inilah yang telah memiliki syarat untuk bisa tampil di depan, selanjutnya tinggal konten yang saya berikan. Selanjutnya saya juga menyuruh mereka untuk menonton video saya dan silakan untuk meniru mana yang bisa, dan selebihnya silakan improvisasi. Sehingga 70 % dari konten, contoh, gaya dan suasana berasal dari saya, dan seperti inilah duplikasi yang saya lakukan. Dengan begini masyarakat luas yang mengikuti training di cabang-cabang, saya yakin sudah memakai resep saya. Saat ini sudah ada berapa orang trainer? Sudah berjalan dengan 20 trainer, semoga tahun ini bisa buka sekaligus 5 cabang di beberapa kota di Indonesia. Menariknya adalah, selama saya menjalankan training yang membuat orang termotivasi, sering muncul pertanyaan, apakah saya juga menyediakan training untuk usia remaja? Karena banyak orang-orang kaya dan sudah sukses tapi memiliki anak yang cuek sehingga ada keinginan mereka untuk membangkitkan semangat anaknya agar tidak malas-malasan. Setelah bertahun-tahun banyak sekali permintaan tersebut, akhirnya saya membuka divisi James Gwee Champion

“Pertama kali perform, pesertanya hanya 11 orang, sampai sekarang masih ingat dan saya simpan fotonya� 38

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Mengingat daya beli mereka yang kurang, maka kita

memutuskan program teens ini gratis

Teens Team yang kontennya saya pakai untuk remaja, dengan contoh dan gaya juga ala remaja dan ini sudah berjalan. Apa perbedaannya dengan audience orang dewasa? Segmen teens ini bisa dibilang gampang, bisa dibilang sulit, karena dikalangan ekonomi atas orang tua yang peduli dengan anaknya, menginginkan anaknya untuk belajar dan mereka memiliki dana. Tapi karena anaknya masih remaja dan terkadang menjadi decision maker adalah orang tua, maka kedua pihak harus sepakat untuk menentukan pendidikan si anak dan seperti inilah yang sulit. Tapi kita sudah memiliki pola yang tepat, apalagi kita sudah ada brand nya, dan nanti kita bikin workshop live selama dua hari khusus tentang usia remaja ini, yang kami perkirakan pesertanya 1200 anak dari seluruh Indonesia. Saya dengar Anda juga memiliki program Champion Teens CARE? Iya, waktu itu kami berpikir bahwa anak-anak dari kalangan mampu cenderung diberdayakan, tapi dari kalangan tidak mampu cenderung diabaikan. Karena pada umumnya anak-anak dari kalangan tidak mampu setelah lulus sekolah ada 3 kemungkinan, satu dia dapat kerja dan kemudian maju karena sikap dan kerjanya yang baik. Kedua, dia dapat kerja tapi karena sikapnya yang biasa-biasa saja maka kehidupannya juga biasabiasa saja. Ketiga, karena lama menanti kerja dan akhirnya menjadi pengangguran terus frustasi. Bila sudah begini, maka cepat sekali pengaruh negatif menyerang dirinya, bila sudah terlanjur rusak biasanya baru kita perbaiki, kalau sudah begini kan kurang tepat.

Jadi saya berpikir program ini harus segera dilakukan terutama ditujukan untuk anak-anak SMK, karena setelah lulus mereka berpotensi besar untuk langsung diterima kerja. Bagaimana dengan biayanya? Mengingat daya beli mereka yang kurang, maka kita memutuskan program teens ini gratis. Dananya dari donatur yang biasanya kesulitan mengadakan event untuk pemberdayaan masyarakat kurang mampu. Nama program ini kita sebut Champion Teens CARE for the Nation. Akan diadakan selama satu hari, dan dihari berikutnya kita beri para peserta tantangan untuk memberdayakan barang-barang yang ada dirumah dan lingkungan mereka dalam bentuk ide bisnis. Jadi kita membantu mereka untuk mengarahkan ide bisnis yang masuk akal dan bisa dijalankan dilingkungan mereka. Apakah program ini berkelanjutan? Ya, bila mereka berhasil kita akan bimbing mereka ke tahap selanjutnya dan kita akan sediakan trainertrainer terbaik untuk mendampingi mereka. Setidaknya dalam waktu sebulan mereka sudah matang dan tinggal menjalankan ide bisnisnya. Bila bisnisnya sudah terbentuk dan sudah berjalan, akan kita beri modal 300 ribu sampai 500 ribu. Tahun 2011 kita sudah mencoba ini dan berhasil men training 10.000 anak di 8 kota di Indonesia termasuk Bali. Dari 10.000 anak yang akhirnya bisa jalan dan memiliki usaha bisnis sendiri sejumlah 1000 dan yang benar-benar bertahan hingga sekarang ada 700 orang. Rata-rata penghasilan mereka bisa mencapai 2-5 juta perbulan dan itu dikerjakan sambil kuliah oleh mereka. Vol. 32 | Agustus - September 2012

39


Interview Apa saja bentuk usaha mereka? Ada yang berjualan pulsa, ada yang membuat nugget dan jamu. Ada juga yang membuat kerajinan tangan berupa gantungan kunci. Ada yang lucu, yaitu membuat peternakan landak mini yang mereka jual di pasar, harganya lumayan mahal, kisaran 600 ribu hingga 1 juta rupiah. Jadi menurut saya anak-anak di Indonesia ini punya potensi yang bagus untuk mandiri tapi belum tahu harus memulai darimana. Ya mereka sebenarnya sumber daya yang memiliki banyak potensi? Rata-rata mereka ingin jadi pegawai negeri karena faktor pekerjaan yang santai, bila pensiun mendapat uang pensiun. Mereka adalah anak muda yang penuh potensi tapi maunya bekerja ringan dan mendapat banyak uang, ini salah. Maka tugas kami untuk membuka impian mereka dengan memberikan contoh orang-orang biasa yang telah sukses karena kerja keras dan kreatifitas mereka. Mereka terbelalak dan

40

Vol. 32 | Agustus - September 2012

menyadari hal itu, dan ingin tumbuh menjadi seorang entrepeneur. Mungkin ini sebuah paradigma umum, dimana orang tua ingin anaknya seperti mereka? Ya, seperti itulah. Karena itu kami berkomitmen tahun ini ingin melayani 40.000 anak di 9 provinsi di Indonesia. Program ini sudah ada kerjasama dengan beberapa pemimpin daerah di Indonesia seperti Palembang, Banten dan Banjarmasin. Saya lihat pemerintah daerah kadang belum memiliki program semacam ini, maka kami tawarkan kepada siapa saja, ayo siapa saja yang mau ikut silakan gabung! Anda memiliki begitu banyak program dan impian, adakah yang belum tercapai ? Yang belum tercapai seperti yang diawal saya sampaikan adalah membentuk James Gwee Succes Center Go National di seluruh kota di Indonesia, mudah-mudahan bisa didukung oleh Money & I ya.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

41


Lestari Gatsu

Lestari Gatsu

BPR Lestari Gatsu

P

ertumbuhan BPR Lestari selama satu dekade terakhir sangat mengesankan, bahkan sejak awal tahun ini berhasil masuk dalam kategori BPR dengan aset ketiga terbesar di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari kontribusi kantor cabang yang tersebar diberbagai titik strategis di seputaran kota Denpasar. Salah satunya adalah Lestari kantor kas Gatsu. Kantor kas ini berada pada jalur utama dan satu kawasan niaga di pusat kota. Gedung berlantai tiga ini memiliki parkir di area sendiri yang memudahkan customer untuk mendapatkan accessibility dan mobility yang baik saat datang ke cabang ini. Menurut Joko Wiyanto selaku Brand Manager Lestari Gatsu, kantor yang didukung oleh 13 karyawan ini

memang sangat strategis. Selain merupakan kawasan niaga, kantor kas ini juga menjadi salah satu kawasan dengan jaringan bisnis yang sangat baik. Oleh karena itu, saat Anda melakukan transaksi bisnis di bilangan Gatot Subroto, anda tidak perlu pusing untuk mencari bank, tinggal datang saja langsung ke kantor Lestari cabang Gatsu ini yang tepatnya berada di seputaran Gatot Subroto Tengah. Joko juga menambahkan, selama ini Lestari dengan tagline “Cepat bersahabat� sangat diterapkan untuk memberikan service prima kepada para nasabahnya. “Disini kami memiliki SDM yang baik untuk memudahkan para nasabah dalam bertransaksi, disamping itu, kami memiliki service yang lebih cepat untuk mengambil keputusan dibandingkan dengan

bank-bank lain,� terangnya. Kantor kas ini optimis bisa mencapai target pertumbuhan aset yang diberikan, sekalipun saat ini proporsi terbesar yang berhasil dicapai berada pada produk kredit, namun tim BPR Lestari Gatsu tetap berupaya meningkatkan dana pihak ketiganya melalui tabungan. Dengan durasi waktu yang baru berjalan satu semester, dilengkapi dengan tim kerja yang berpengalaman, maka target tersebut diyakini bisa tercapai. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa datang ke Lestari Gatsu yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 356 Denpasar, nikmati pelayanan Lestari yang ramah, cepat dan bersahabat untuk memudahkan transaksi keuangan Anda.

LESTARI GATSU Jl Gatot Subroto No. 356 Denpasar Telp 0361.8450016 [Hunting] 42

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus - September 2012

43


Lestari First

Lestari First

Wastu Motor D

omain pebisnis muda memang kebanyakan di otomotif, tapi yang satu ini melihat celah yang lebih sempit, yakni aksesoris kendaraan roda dua ber cc besar. Perbaikan ekonomi Indonesia yang meningkatkan lifestyle masyarakat kita salah satu faktor penunjangnya. Dialah Herry Watjika, nahkoda Wastu Motor yang jeli melihat celah ini, sekalipun awalnya karena terlanjur “utang�, namun justru kini bisnisnya kian berkembang. Ikuti petikan wawancara kami dengan pengusaha ini yang ditemui reporter Anton HPT di gerainya Jl. Mahendratta. Bagaimana Anda mengawali bisnis ini? Ini sebenarnya usaha keluarga, family punya dan saya first generation yang mengelolanya. Kami dari keluarga pebisnis, papa saya dulu kontraktor, dari beliaulah saya belajar. Tapi saya diajarkan dulu untuk bekerja dengan orang lain, baru boleh buka sendiri.

44

Vol. 32 | Agustus - September 2012

“

Tantangannya memulai bisnis ini awalnya karena sudah terlanjur ngutang, dan juga karena sudah terlanjur buka. Tapi ternyata hasil yang didapatkan lumayan besar terutama dari sepeda motor yang ber cc besar. “

Awalnya kita punya ruko disini, waktu itu ada channel dari Jakarta yang siap memberikan hutang untuk mendirikan usaha. Lalu kita coba untuk terjuni bisnis ini. Sekitar 4 bulan pertama masih susah, namun setelah empat bulan selanjutnya baru membaik. Sampai saat ini kita sudah buka sekitar 1,5 tahun. Apa saja yang ditawarkan oleh gerai ini, karena saya lihat sepertinya bukan hanya aksesoris? Saat ini kita bergelut khususnya di variasi sepeda motor, spare part sepeda motor juga ada, kalau untuk mobil masih sedikit, paling untuk melengkapi saja. Kalau sekarang memang sedang banyak motor yang bermesin besar. Kelas motor 250 cc seperti ninja mulai banyak dan yang paling ramai adalah motor matic.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

45


Lestari First

Lestari First

Apakah didorong hobi? Kalau dibilang hobi juga tidak, tapi lebih karena saat itu ada kesempatan. Tantangannya memulai bisnis ini awalnya karena sudah terlanjur ngutang, dan juga karena sudah terlanjur buka. Tapi ternyata hasil yang didapatkan lumayan besar terutama dari sepeda motor yang ber-cc besar. Dan sekarang Wastu Motor lebih condong menyasar motor yang ber cc besar. Termasuk yang sekelas Harley Davidson? Moge [motor gede.red] sih belum, kita masih lebih condong ke 250 cc, seperti Ninja dan CBR. Paling besar IR6 yang berkapasitas 600 cc. Saat ini dunia otomotif di Bali apa yang sedang banyak dicari? Saat ini di Bali sedang booming motor matic seperti Vario dan motor kelas 250 cc. Dan saat ini penjualan kita lebih banyak ditopang dari variasi motor dibandingkan spare part. Untuk barangnya sendiri, Anda datangkan dari mana? Sekarang ini kita lebih banyak mendatangkan barang dari Thailand. Di Indonesia sebenarnya ada, namun kualitasnya lebih bagus yang built up. Jadi lebih baik kita ambil dari sana, hal ini juga karena trendsetter nya masih banyak dari Thailand, sekarang hampir semua pabrik motor juga ada di Thailand. Bagaimana dengan skills Anda di otomotif? Sebenarnya background pendidikan saya di bidang perhotelan sebagai suplier. Saat ini juga masih menjadi suplier di beberapa hotel di Denpasar, tapi saat ini lebih fokus untuk mengelola Wastu Motor. Selain variasi saya lihat di belakang juga ada bengkel, apa Anda juga mengerjakan perbaikan? Selain menyediakan suku cadang dan variasi kita juga menerima order mengerjakan airbrush untuk body motor. Ini bisnis yang persaingannya sangat ketat, apa strategi Anda? 46

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Pertama begini, memang benar saat ini makin banyak pesaing di bisnis ini, tapi kalau saya melihat tiap orang itu rejekinya sendiri-sendiri. Yang kedua, saya menempatkan Wastu Motor bukan sebagai variasi motor murahan, tapi kita menyediakan service yang lebih baik, contohnya seperti bengkel Wastu Motor yang ada di belakang sedang kita renovasi, hendak kita buat ada ruang tunggunya, ada TV serta disediakan minuman dan makanan agar customer merasa nyaman. Kalau soal harga, banyak bengkel variasi ditempat lain yang lebih murah dari kita. Tapi kita menempatkan customer service sebagai prioritas utama, sehingga kita melayani dengan lebih baik dan lebih cepat. Itu yang jadi poin utama Wastu Motor. Sama dengan BPR Lestari, kita meniru dari sana juga.

Selama 1.5 tahun ini, sudah sesuai dengan ekspektasi Anda? Yang pasti jauh lebih berkembang, saya prediksi selama 2 tahun untuk BEP, tapi ternyata lebih cepat dari yang kita perkirakan, growth-nya bagus. Untuk kedepannya target apa yang ingin dicapai? Saya masih fokus menyempurnakan pelayanan dan memperbaiki bengkel dibelakang. Kita juga ingin menambah jumlah mekanik, kalau dulu cuma 4 orang, saya rencanakan tambah jadi 10 orang semuanya. Sehingga antrian tidak banyak, kuantitas barang juga ingin saya lengkapi sehingga orang belanja dapat semua barangnya disini. Disamping itu ada juga rencana untuk membuka cabang baru.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

47


Smart Family

Smart Family “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”

Suzana Chandra

Managing Director, Lestari Living

Soekarno kehendak kita dan bahwa anggota DPR adalah wakil rakyat yang bekerja untuk kita pembayar pajak. Jangan takut menggugat mereka kalau bukan kepentingan rakyat banyak yang didahulukan. Saya cuma bisa menjawab bahwa saya ini adalah pengusaha swasta, dengan ikut-ikutan menyuarakan pendapat seperti demikian maka kemungkinan besar terjadi adalah “kelancaran bisnis terancam, ijinijin yang berkaitan dengan usaha “mungkin tidak keluar”. Mendengar ini teman saya tertawa dan berkata ”Ternyata kamu masih terjajah ya, kita belum merdeka donk.” Saya bilang “ini adalah wujud lain dari penjajahan”.

Arti Kemerdekaan

Yang Sebenar - Benarnya Bagi Kita

“M

erdeka…Merdeka…Merdeka…!” dengan kepalan tangan diajukan ke udara. Melihat ini semua, biasanya orang-orang (mungkin maksudnya saya) cuma nyengir saja sambil berlalu ”kamu pikir jaman penjajah Belanda apa?” Sebagai seseorang yang lahir di jaman kemerdekaan, arti merdeka terkesan begitu jauh dari makna merdeka dibandingkan mereka yang sempat mengalami masa penjajahan. Seorang kawan senior, menyampaikan bahwa “kemerdekaan” memiliki suatu makna yang mendalam. Ongkos untuk menghasilkan kemerdekaan adalah mondok di camp Jepang, dibuang di Pulau Buru, menyingkir ke hutan dan bergerilya, kehilangan keluarga, kehilangan anggota tubuh dan bahkan nyawa sendiri. Hanyut dalam emosinya, beliau mengatakan bahwa “generasi sekarang lupa bahwa merdeka bukanlah pemberian, melainkan hasil dari perjuangan” 48

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Presiden Soekarno dalam orasinya sering mengatakan “Kemerdekaan sebuah bangsa yang sesungguhnya hanya bisa tercapai ketika setiap anak bangsa mampu me-MERDEKA-kan dirinya dalam arti yang sebenarbenarnya. Itu juga berarti tidak terjajah oleh materi, kebendaan dan keduniawian yang bersifat semu dan sementara sehingga tidak berpamrih atau mengharapkan sesuatu imbalan atas setiap apa yang dilakukannya. Wow, kalau begitu berarti kita yang merasa sudah hidup di jaman merdeka ternyata “belum merdeka sebenarbenarnya”. Dimasa kini kita memiliki wajah baru dari penjajahan yaitu kemiskinan, penderitaan, ketidakadilan dan yang sekarang merajalela adalah korupsi. Kalau sudah ngomong korupsi, maka rasa sedih, geram dan tidak berdaya biasanya langsung menyerang. Kalut rasanya memikirkan begitu merajalelanya korupsi di negara kita Indonesia tercinta ini. Seorang sahabat yang merupakan ahli politik ekonomi mengatakan, bahwa kita pembayar pajak harus berani menyuarakan

Kemerdekaan bagi keluarga Indonesia Fenomena kemiskinan menjadikan begitu banyaknya anak-anak Indonesia yang lahir di jaman kemerdekaan ini banyak menderita kekurangan gizi. Tidak adanya jaminan sosial dan kesehatan, menjadikan mereka yang terlahir dikeluarga miskin tidak mendapatkan gizi yang baik. Otomatis perkembangan mental dan fisik mereka jauh lebih terbelakang dari mereka yang menerima asupan gizi yang cukup. Dibeberapa daerah di Indonesia yang termasuk maju ekonominya, ternyata masih dijumpai anak-anak usia 5-6 tahun yang ukuran badannya tidaklah lebih besar dari balita berumur 3 tahun. Gizi dan asupan nutrisi yang sangat kurang menyebabkan pertumbuhan yang terhambat. Sedih rasanya melihat fenomena ini terjadi ditengah gegap gempitanya perekonomian Indonesia yang katanya merupakan negara gemah ripah loh jinawi. Saya melihat kemiskinan sebagai sebuah rupa dari penjajahan. Kemiskinan menyebabkan ketidakberdayaan untuk hidup layak, makan dengan gizi yang baik, menikmati pendidikan yang layak, mendapatkan kesempatan untuk bersaing yang layak, dan seterusnya dan seterusnya. Mata rantai itu tidaklah berhenti disitu. Banyak orang menyebutnya sebagai ‘Lingkaran Setan dari

Kemiskinan”, karena belenggunya sedemikian kuat, sangat susah untuk keluar dari lingkaran tersebut. Baru-baru ini saya membaca buku Sepatu Dahlan yang dituturkan dengan sangat menarik, menceritakan perjuangan seorang anak yang terlahir dari keluarga miskin, tetapi dengan tekad, iman dan dukungan keluarga plus komunitas, bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses dan akhirnya menjadi Menteri. Novel ini diinspirasikan oleh kisah hidup Menteri BUMN kita Dahlan Iskan. Buku tersebut sangat menarik dan mengharukan. Tetapi seberapa banyak anak-anak terlahir miskin, bisa mempertahankan tekad yang begitu luar biasa dan akhirnya keluar dari lingkaran setan kemiskinan? Saya rasa tidaklah banyak. Bisa dibilang, persentasenya sangat kecil. Walaupun demikian, saya tetap bermimpi bahwa suatu saat kita bisa terbebas rupa penjajahan ini. Kalau boleh saya menyimpulkan, kemerdekaan dijaman sekarang, haruslah mampu untuk meniadakan kemiskinan. Ini berarti semua anak dan orang Indonesia berhak atas gizi dan nutrisi yang layak, memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan memiliki kesempatan untuk bersaing dan menyuarakan hati nuraninya tanpa ada ketakutan penculikan, penganiayaan dan pembungkaman. Saya jadi teringat pidatonya Bung Karno diawal tahun 60-an yang mengatakan” “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” Benar sekali pidatonya Bung Karno, perjuangan kita sekarang lebih berat karena kita harus melawan kemiskinan, ketidakadilan, korupsi dan lain sebagainya, yang notabene pelakunya adalah oknum bangsa sendiri yang lalim. Next time kalau saya lihat orang meneriakan “Merdeka...Merdeka!” Saya akan ikut mengepalkan tangan keudara dan ikut menyerukan “MERDEKA” dalam arti sebenar-benarnya. Salam Merdeka! Vol. 32 | Agustus - September 2012

49


Literature

Literature

Pribadi Budiono

Setiap pencapaian besar merupakan akumulasi dari pencapaian kecil

Direktur Utama BPR Lestari

STOP

Mencari Uang S

ewaktu kita masih kuliah, kita diberi uang saku sebesar Rp.300 ribu sebulan. Uang tersebut cukup untuk kebutuhan selama sebulan. Setelah bekerja dan mendapatkan income pertama sebesar Rp.1 juta, ternyata income tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sebulan. Dengan perjalanan waktu income seseorang setiap tahunnya akan selalu meningkat. Bahkan ada beberapa orang yang mempunyai penghasilan diatas Rp.10 juta per bulan. Anehnya income tersebut habis hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup bahkan sebagian besar masih minus. Sebagian besar orang akan mengalami hal seperti ini walau seberapapun besarnya income seseorang. Mengapa? “Pengeluaran Naik Menyesuaikan dengan Pendapatan” Berapapun jumlah uang yang diperoleh, sebagian besar orang cenderung lebih banyak menghabiskan dari pada menabungnya. Pengeluaran semakin bertambah seiring jumlah penghasilan. Banyak penghasilan orang saat ini berlipat beberapa kali dari gaji pertama. Berapapun penghasilan yang diperoleh, kita tidak pernah merasa cukup. Ini merupakan penyakit kronis dimana-mana dan perlu penanganan segera. Tanpa terasa, setiap saat Anda mendongkrak gaya hidup seiring dengan peningkatan pendapatan. Namun yang sulit dihindari, peningkatan gaya hidup (life style) biasanya lebih tinggi ketimbang penambahan pendapatan. Maka berlangsunglah era pola hidup “Besar Pasak daripada Tiang”. Golongan 50

Vol. 32 | Agustus - September 2012

ini maka hidup sangat berbahaya. Untuk itu perlu dilakukan pergeseran kesenangan, dari senang belanja menjadi senang untuk menabung.

ini sangat berbahaya namun sangat menyenangkan. Mengapa bisa menyenangkan? Berbelanja Membuat kita Senang Ketika kita masih anak-anak dan menerima uang, baik itu uang jajan atau hadiah dari saudara. Hal pertama yang dipikirkan untuk melakukan adalah membelanjakan uang itu untuk membeli makanan atau barang mainan. Berbelanja membuat anak-anak senang. Saat kita sudah dewasa dan mendapatkan pekerjaan pertama serta menghasilkan uang. Reaksi otomatis dan pemikiran kita pertama sama ketika kita masih anakanak. “Bagaimana saya bisa membelanjakan uang ini untuk mendapatkan kesenangan segera?” Kadangkala membelanjakan bukan hanya menggunakan uang sendiri, bahkan memakai uang lain baik menggunakan kartu kredit atau pinjaman. Berbelanja membuat orang dewasa senang. Saat berlibur, kita banyak membeli barang yang saat di rumah kita tidak akan pernah memikirkan untuk membelinya. Mengapa bisa begitu? Sederhana. Saat berlibur, kita senang. Kita memiliki respons yang sudah terkondisikan untuk mengasosiasikan kesenangan dengan pembelanjaan uang. Semakin senang kita, semakin terdorong pula kita untuk keluar dan membelanjakan uang untuk keperluan apa saja. Terkadang kita membeli banyak barang yang secara khusus tidak kita butuhkan. Hal ini terjadi karena kita mengasosiasikan tindakan berbelanja dengan kesenangan. Kalau kita mengikuti kesenangan seperti

Mulai saat ini bukannya mengatakan, “Kita merasa senang ketika membelanjakan uang,” Kita akan mengatakan, “Kita merasa senang ketika menabung uang”. Ketika kita memulai menabung, sesuatu yang penuh mukjizat terjadi dalam diri kita. Kita mulai merasa senang dengan gagasan mempunyai uang di Bank. Bahkan meskipun kita membuka rekening hanya dengan uang Rp.100.000,- tindakan ini memberi kita perasaan akan pengendalian diri dan kekuatan pribadi yang lebih besar. Kegiatan menabung sangat berat sekali, bukan berarti kita tidak mampu. Bagaimana cara untuk melakukan hal tersebut? Hidup dengan Sisa Setiap penghasilan yang diperoleh, pergunakan terlebih dahulu untuk membiayai investasi Anda (pembelian melalui hutang bank) dan menabung. Baru sisanya untuk hidup Anda. Jika Anda memiliki penghasilan sebesar Rp.5 juta. Pergunakan pertama kali untuk pembiayaan investasi Anda dan menabung. Katakan sisanya sebesar Rp.1 juta. Maka uang Rp.1 juta harus cukup untuk membiayai hidup Anda. Harus cukup untuk biaya sekolah, biaya listrik, beli BBM, dan biaya hidup lainnya. Banyak orang akan mengatakan uang tersebut tidak cukup untuk kebutuhan hidup. Kalau memang tidak cukup, maka Anda akan semakin kreatif untuk menutup kekurangannya agar Anda tetap bertahan hidup. Bertahan hidup dengan uang seadanya. Hidup dengan Sisa. Walaupun pendapatan Anda besar sekali, tetaplah Hidup dengan Sisa agar gaya hidup Anda tidak berubah. Memang berat Hidup dengan Sisa. Namun semua orang bisa melakukannya. Bagaimana Cara melakukan Hidup dengan Sisa.

Tabung 1%, Hidup 99% Memulai tidak harus dengan jumlah yang besar, tapi bisa dimulai dari yang kecil. Mulai hari ini, untuk menabung 1% dari pemasukan Anda dan belajarlah hidup 99%. Ini jumlah yang bisa diatur. Contoh penghasilan Anda Rp.2 juta sebulan. Anda akan keberatan untuk menyisihkan secara langsung 10% atau Rp.200 ribu untuk investasi atau menabung. Maka mulailah menyisihkan sebesar 1% atau Rp. 20 ribu sebulan. Sisanya 99% atau Rp.1.980.000,- untuk hidup Anda. Ada 2 cara bagaimana kita bisa menabung sebesar Rp. 20 ribu per bulan secara konsisten. Yaitu menambah penghasilan atau menghemat pengeluaran. Namun tindakan yang lebih mudah bisa kita lakukan adalah dengan cara menghemat pengeluaran daripada menambah pendapatan. Mengapa? Karena dengan menghemat pengeluaran, uang Rp. 20 ribu tadi sudah ada ditangan kita. Beda halnya jika kita menambah penghasilan berarti kita harus mencari lagi uang tersebut. Dalam waktu singkat, Anda akan biasa dan nyaman hidup dengan 99% pendapatan Anda. Gaya hidup Anda secara otomatis menyesuaikan pada tingkat 99% dari pendapatan. Pada titik itu, Anda bisa menaikkan lagi tingkat tabungan Anda menjadi 2% (Rp.40 ribu) dan hidup 98% (Rp.1.960.000). Dalam waktu singkat, ini akan menjadi kebiasaan baru Anda. Bulan demi bulan, Anda selanjutnya menaikkan tingkat tabungan sebesar1%. Di akhir tahun atau tahun kedua, Anda akan menabung 10% bahkan lebih. Dalam waktu singkat, Anda akan nyaman hidup dengan 90% atau 85% dari pendapatan Anda. Gaya hidup Anda pun akan berubah, mengikuti Hidup dengan Sisa. Dengan perjalanan waktu, hidup Anda akan berubah. Investasi atau tabungan Anda akan terakumulasi. Setiap pencapaian besar merupakan akumulasi dari pencapaian kecil. Anda akan heran dengan hidup anda yang luar biasa. Bernhard Limbong melalui bukunya Stop! Mencari Uang, akan menuntun Anda untuk memulai Hidup dengan Sisa. Selamat membaca dan semoga terinspirasi. Vol. 32 | Agustus - September 2012

51


Book Review

The Leader in Me

50 Gagasan Luar Biasa yang Mengubah Dunia

Consumer 3000: Revolusi Konsumen Kelas Menengah Indonesia

Oleh John Farndon

Oleh Stephen R. Covey

Oleh Yuswohady

D

unia memasuki era perubahan yang paling besar dan menantang dalam sejarah manusia. Sebagian besar anak-anak kita tidak siap, dan kita tahu itu. Orangtua tahu anak-anak mereka harus menjadi lebih bertanggung jawab, kreatif, dan toleran terhadap perbedaan. Mereka harus meningkatkan kemampuan berpikir untuk diri sendiri, bergaul dengan orang lain, dan memecahkan masalah. Pemimpin bisnis tidak menemukan orang-orang yang memiliki keterampilan dan karakter yang sesuai dengan tuntutan ekonomi global masa kini, antara lain keterampilan komunikasi yang kuat, kerja sama tim, analitis dan organisasi. Mereka membutuhkan orangorang muda yang mempunyai motivasi diri, sifat kreatif, dan etos kerja yang kuat. Bagaimana kita menjembatani jurang yang semakin lebar ini? The Leader in Me adalah kisah tentang sekolah, orangtua, dan pemimpin bisnis luar biasa yang semakin banyak jumlahnya di seluruh dunia yang mempersiapkan satu generasi anak-anak untuk benar-benar menjalani kehidupan dan menghadapi tantangan serta peluang besar yang timbul di dunia masa kini yang rumit. Hasilnya antara lain adalah meningkatnya nilai ujian secara signifikan, kepuasan orangtua dan guru, serta kepercayaan diri siswa.

G

agasan itu penting. Gagasan membentuk pengalaman kita tentang dunia, memberikan pilihan agar kehidupan bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk. Gagasan mengubah kepercayaan dan harapan kita untuk masa depan. Gagasan seperti Api, Logam, Gerabah, dan Internet secara luar biasa telah mengubah cara kita menjalani kehidupan. Penghapusan perbudakan dan Feminisme merupakan usaha penting untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Demokrasi dan Kapitalisme memberikan prinsip-prinsip dasar yang mendukung cara masyarakat dikelola. Setiap gagasan tersebut berdampak besar pada dunia. Buku ini menyajikan 50 gagasan luar biasa—baik yang mendasar seperti selokan maupun yang tinggi muluk seperti teori kuantum—yang telah mengubah kehidupan manusia. Anda akan tercengang mendapati bahwa gagasan yang kita anggap sepele ternyata memberi dampak luar biasa bagi manusia dan dunia.

“Consumer 3000 merupakan revolusi terbesar dalam sejarah pemasaran di Indonesia�

K

onsumen kelas menengah (pengeluaran US$2-20 per hari) telah mencapai 134 juta atau hampir 60% dari jumlah penduduk Indonesia dan bertambah 8-9 juta setiap tahun. Sebuah pasar yang luar biasa. Penulis lewat karyanya menguak fenomena kelas menengah di Indonesia dan mengajak para pembaca untuk menyelami 40 fenomena perilaku konsumen kelas menengah Indonesia, dan kemudian mengeksplorasi 40 ide luar biasa untuk menggarap pasar kelas menengah di Indonesia. Buku ini membawa Anda untuk merenung, mengeksplorasi, dan akhirnya menemukan ide-ide breakthrough untuk memenangkan pasar paling besar dan paling menguntungkan di Indonesia. Revolusi kelas menengah adalah fenomena baru di Indonesia. Hai para pemasar! Enduslah perubahannya, tangkap peluangnya, dan... be the first! Menjadi yang pertama di benak konsumen akan menentukan apakah Anda menjadi pemenang atau pecundang.

Dengan mengacu pada banyak teknik dan contoh yang sudah menuai kesuksesan luar biasa di seluruh dunia, The Leader in Me menunjukkan betapa mudah menerapkan keterampilan ini ke kehidupan sehari-hari. Ini adalah jawaban yang tepat atas banyak tantangan yang dihadapi kaum muda, pebisnis, orangtua, dan pendidik masa kini—jawaban yang cocok dengan tuntutan global abad ke-21.

52

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus - September 2012

53


Snapshot Vol. 29 Mei - Jun 2012

Navnit Anand

The Mind Of Body & Soul

Ayu Laksmi ISSN: 2087-5975

Coming Out of The Dark

www.money-and-i.com Vol. 29 | Mei - Juni 2012

Pick Up Point

54

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Lestari Teuku Umar Jl. Teuku Umar 110 Denpasar

Krisna Kuta Jl. Sunset Road

Lestari Thamrin Jl. Thamrin No. 31 Denpasar

Krisna Denpasar 1 Jl. Nusa Kambangan

Lestari Gatsu Jl. Gatot Subroto No. 356

Krisna Denpasar 2 Jl. Nusa Indah

Lestari Renon Jl. Letda Tantular 1 Blok A 16

Krisna Tuban Tuban

Lestari Melati Jl. Melati No. 69 Denpasar

Gramedia Duta Plaza Jl. Dewi Sartika

Lestari Tohpati Jl. Wr Supratman No. 311

Gramedia Nikita Jl. Gatot Subroto Timur

Lestari Sanur Jl. By Pass Ngurah Rai

Apotik Anugrah Jl. Pattimura

Auto Bridal 1 Jl. Sunset Road

Kopi Bali House Jl. By Pass Ngurah Rai

Auto Bridal 2 Jl Sudirman

Hotel Aston Denpasar Jl. Gatot Subroto Tengah

Orange Bakery Jl. Teuku Umar

Pop Harris Hotel Jl. Teuku Umar

Salon New Melati Jl. Badak Agung

Fave Hotel Jl. Teuku Umar

Joger Kuta

Cempaka Lounge Airport Bandara Ngurah Rai

Warung Subak Jl. Astasura

Mandiri Lounge Airport Bandara Ngurah Rai

CNI Pertokoan Kuta Galleria

Padma Lounge Airport Bandara Ngurah Rai

1

There is no limit, when foreigners celebrate the Independence Day of Indonesia

Photo by. I.B Baruna

Vol. 32 | Agustus - September 2012

55


Insight

Insight

Yuswohady

Praktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

Employee Is Brand Ambassador

Every Employee Is Ambassador

Twitter diblok

Melalui cerita kecil di atas saya ingin menunjukkan betapa luar biasanya peran karyawan sebagai brand ambassador dengan adanya media sosial. Ambil contoh ada 100 orang karyawan GI yang ngetwit acara tersebut, lalu pukul rata mereka memiliki masing-masing 100 followers, maka potensi audiens yang mengetahui acara tersebut mencapai 10.000 orang. Itu belum termasuk kalau ada followers yang meng-RT atau memberikan komentar. Itu baru dari Twitter, belum lagi yang dari Facebook, blog, atau YouTube. Luar biasa!

Tapi sayang, di Indonesia saya mengamati sangat sedikit perusahaan yang sadar akan potensi karyawan sebagai brand ambassador ini. Jarang saya temui perusahaan di Indonesia menganjurkan karyawannya untuk aktif bermedia sosial melalui Twitter, Facebook atau blog. Lebih jarang lagi perusahaan di Indonesia yang secara sadar dan sistematis menempatkan karyawannya sebagai social media channel bagi pesan-pesan positif perusahaan ke publik.

Karena itu saya berani mengatakan, di era media sosial, “your most powerful ambassador is your employees”. Anda tak perlu lagi menyewa Dian Sastro, Agnes Monica, atau Sule ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk menjadi brand ambassador Anda. Cukup pakai karyawan Anda yang gratis, lebih powerful, dan lebih genuine. Karyawan adalah aset tersembunyi yang akan menjadi penyebar informasi positif, pencipta conversations, dan pembela fanatik di media sosial. Departemen Komunikasi Tutup Melalui twit di Twitter, status update di Facebook, posting di blog, atau upload video di YouTube, setiap karyawan dapat berkontribusi menyebarkan pesan-pesan positif perusahaan ke publik. Mulai dari event dan kegiatan perusahaan, informasi produk dan layanan, kampanye pemasaran yang sedang gencar dilakukan, fungsi customer service, hingga mengomunikasikan nilai-nilai budaya perusahaan ke publik.

H

#Experiential Marketing. Selang dua menit kemudian belasan retweet (RT) dan komentar datang bertubi-tubi. Untungnya seluruh RT dan komentar itu positif, sehingga saya tidak akan dimarahi GI.

Survei global yang dilakukan di 35 negara mengenai perilaku menggunakan media sosial (2011), ditemukan bahwa sekitar 61% karyawan bangga terhadap perusahaan tempatnya bekerja dan mau secara sukarela menyebarkan informasi positif perusahaan di media sosial. Di Indonesia saya melihat karyawan akan dengan senang hati menjadi employee evangelist. Masalahnya justru terletak di perusahaan yang acuh tak acuh dan tak mau memfasilitasi mereka untuk mempromosikan perusahaan. Apabila seluruh karyawan bisa difasilitasi dan diberdayakan untuk menjadi employee evangelist maka mereka akan menjadi barisan laskar pemasaran yang luar biasa. Ingat satu hal ini: “It’s not mass communications that matter. It’s masses of communicators that matter.”

Di tengah acara tersebut saya iseng ngetwit. Saya kutip pernyataan pak Dirut GI, begini bunyinya: @yuswohady: Emirsyah Satar: “GIA uniqueness is ‘proud of Indonesia’ thru Indonesian sound, sight, taste n touch of hospitality”

Iseng-iseng saya tunjukkan RT dan komentar dari para followers tersebut ke Pak Pujobroto, VP Corporate Communication GI, yang kemudian memicu obrolan seru. Saya bilang ke pak Pujo, andaikata saya adalah karyawan GI dan ada seribu karyawan GI lain melakukan hal yang sama, maka viral dan dampak PR-nya di media sosial akan luar biasa. Komunikasi event tersebut saat itu juga akan sampai ke publik secara luas, sehingga GI bisa ngirit tak perlu pasang iklan event tersebut di koran atau TV esok paginya.

Kalau masses of communicators lebih ampuh dari mass communications, maka saya mengkhawatirkan keberadaan fungsi corporate communications. Jangan-jangan kini sudah waktunya departemen komunikasi dan PR di perusahaan dihapuskan karena sudah “diambil alih” fungsinya oleh seluruh karyawan (upsss!!!). Tak peduli Anda karyawan di pemasaran, produksi, HRD, atau akunting. Tak peduli Anda CEO, manajer, sekretaris, atau OB. Siapapun Anda akan membawa misi sebagai brand ambassador bagi perusahaan.

ari Kamis (26/7) lalu saya menghadiri acara peluncuran CD inflight music Garuda Indonesia (GI) bertajuk The Sounds of Indonesia, yang berisi lagulagu daerah Nusantara (mulai dari Rasa Sayange, Manuk Dadali, hingga Cublak-Cublak Suweng), yang ditata apik dalam format orkestra oleh Addie MS. Lagu-lagu ini awalnya hanya diputar di pesawat GI namun karena banyaknya permintaan konsumen, kemudian diproduksi massal dan didistribusikan di toko-toko CD untuk masyarakat luas.

56

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Sangat jarang perusahaan di Indonesia yang menempatkan karyawan sebagai agent of conversations yang menjembatani interaksi perusahaan dengan konsumen dan pihak-pihak luar. Yang terjadi adalah perusahaan melarang karyawannya Twitter-an dan Facebook-an di kantor karena dianggap mengancam produktivitas kerja. Yang terjadi karyawan Twitter-an dan Facebook-an dicurigai sebagai koruptor jam kerja. Social Media Policy Karena itu melalui tulisan ini saya ingin menggugah perusahaan-perusahaan di Tanah Air untuk mulai mengubah mindset komunikasi ke publik dari pendekatan mass communications menjadi masses of communicators dengan menempatkan karyawan sebagai ujung tombak. Caranya, perusahaan harus memberdayakan dan mendorong seluruh karyawannya menggunakan media sosial untuk mengabarkan pesan-pesan positif ke seluruh stakeholders di luar perusahaan. Untuk mewujudkannya perusahaan harus memiliki apa yang disebut social media policy, yang memberikan panduan dan pagar-pagar agar interaksi karyawan di media sosial tidak kebablasan. Harus diingat, ketika karyawan menjadi brand ambassador di Twitter atau Facebook, maka tulisannya, ucapannya, perilakunya merupakan representasi dari perusahaan. Dengan sendirinya reputasi si karyawan di Twitter dan Facebook merupakan reputasi perusahaan. Secara strategis social media policy mengawal karyawan sehingga interaksi mereka di media sosial sesuai dengan positioning, nilai-nilai, dan karakter yang dianut perusahaan. Secara teknis social media policy mengatur apa yang boleh (do) dan tidak boleh dilakukan (don’t) karyawan sebagai brand ambassador di media sosial. Tunggu apalagi, cepat bikin social media policy di perusahaan Anda. Tapi sebelum itu jangan lupa, bebaskan karyawan Anda untuk ber-Twitter dan ber-Facebook ria. Jangan main larang seenaknya, pamali kata orang Sunda. Bebaskan mereka berekspresi, ekspresi sebagai evangelist sejati.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

57


Lestari Institute

SELLING SKILLS

T

idak semua peluang akan berubah menjadi transaksi, dan ada kalanya peluang harus diciptakan untuk tercapainya target penjualan. Selling skills merupakan sebuah seni yang mampu merubah sebuah keraguan konsumen menjadi deal. Teknik menjual adalah pengetahuan dasar yang harus dikuasai, terlebih jika yang ditawarkan adalah barang dengan produk yang memang sulit untuk dijual. Menjual pada dasarnya adalah kemampuan untuk bisa memberikan persepsi yang baik akan produk yang kita tawarkan, karenanya dikenal prinsip dasar dalam upaya memberikan saran dan penyelesaian masalah terbaik (offer best solution) sehingga customer dapat membuat keputusan untuk membeli produk yang Anda tawarkan, hal ini dapat dilakukan melalui 3 tahapan. Solve (memecahkan masalah) Saat customer datang, mereka ingin kebutuhan atau keinginannya terpenuhi atas persoalan yang dihadapi. Misalkan konsumen datang untuk mencari alat-alat berkebun, karena kebun yang dimilikinya tengah dalam kondisi tidak terawat. Maka Anda atau karyawan sudah semestinya menguasai knowledge produk yang hendak dijual sehingga bisa memberikan informasi apa yang sebetulnya dibutuhkan oleh konsumen tersebut. Sell (menjual) Selanjutnya berikan produk yang dicari customer tersebut dan biarkan customer mempelajari produk tersebut, melihat dan menimbang, dan Anda harus menjelaskan tentang fungsi dan keuntungan produk yang Anda tawarkan. Suggest (memberikan saran) Anda juga bisa menyarankan konsumen tersebut kepada produk lain yang masih berkaitan dengan produk yang dicari oleh customer tadi, misalkan pupuk bunga yang juga Anda jual di outlet, atau produk pelengkap lainnya yang sekiranya masih berhubungan. • Teknik menjelaskan produk Saat Anda menjelaskan produk, ada beberapa teknik sederhana sehingga penjelasan Anda efektif dan memiliki peluang terjadinya transaksi : • Tunjukan produknya (show the product) • Terangkan keunggulan produk tersebut misalnya melalui : - Label dan kemasan - Informasi penggunaan - Garansi yang diberikan - Petunjuk pemasangan - Petunjuk perawatan Vol. 32 | Agustus - September 2012

• Tekankan pada: - Fitur (karakteristik fisik produk) - Fungsi (bagaimana cara kerjanya) - Manfaat (keuntungan dari produk tersebut) Close the sales Untuk memastikan bahwa transaksi akan terjadi dan juga membuat customer yakin akan keputusannya, maka Anda atau karyawan yang bertugas bisa menyampaikan arahan melalui beberapa teknik misalkan seperti berikut: • Direct close dengan cara menawarkan membawa produk yang dibeli customer ke kasir. • Assuming the close, dengan menyarankan konsumen untuk misalnya membeli lebih dari satu varian dan item produk. • Customer choice close, menawarkan pilihan lain baik itu warna atau kualifikasi tertentu • Bonus offer, sampaikan program bonus jika ada, misalkan jika customer membeli lebih dari satu maka akan mendapatkan jam dinding atau sejenisnya sebagai hadiah. • Impending event close , dengan menyampaikan kepada customer bahwa produk yang tengah atau hendak dibelinya tersebut persediannya tidak banyak, jadi Anda menyarankannya untuk segera membelinya sebelum kehabisan.

Dipersembahkan oleh:

Vol. 32 | Agustus - September 2012

59


Shinta Chrisna

Socialita

“Kalau saya mau merancang kebaya, saya ambil gitar, sambil dengerin lagu Rolling Stone, dan kemudian mulai berkreasi..�

Cultivating talent that fascinate and retain highly promising design

W

ell, jelas bukan kebiasaan bagi wanita kebanyakan, terlebih dirinya adalah seorang designer, tapi percaya atau tidak, inilah yang disampaikan wanita kelahiran Bali, 28 Mei 1981 bernama I Gusti Ayu Shinta Chrisna. Beberapa tahun terakhir namanya melejit sebagai start up yang diperhitungkan di kancah nasional. Kini karya-karyanya tersebar mulai dari Surabaya, Jakarta, Bandung dan Medan bahkan mancanegara seperti California, Kuala Lumpur, Brunei, Cape town (Afrika Selatan) dan Maroko. Pada acara Wedding Romance Week, The Biggest Wedding & Party Expo yang digelar 4-6 Mei di Grand Pacific Hall Yogyakarta lalu, menjadi ajang pagelaran karya indahnya. Disandingkan dengan dua desainer kondang Ivan Gunawan dan Intan Avantie, Shinta Chrisna menampilkan sesuatu yang beda, berani dan terkonsep. Tampilan 18 gaun indahnya

dimana salah satunya dikenakan top model yang juga bintang iklan Lux, Renata, terbalut dalam sebuah pertunjukan The Epic of Ramayana in a Balinese Cultural Heritage. Pernah menimba ilmu di Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budiharjo, Shinta Chrisna mulai merambah dari panggung ke panggung, undangan demi undangan diterimanya, seperti merancang busana untuk malam grand final Pemilihan Putri Bali 2010 sampai 2012, Health Ambassador 2011, Miss Emvee Beauty 2011, Bali Magical Wedding Vaganza 2011, Anugerah Mode 2009, Putri Kebaya 2009, Fashion show di Kamasutra, fashion show dengan High End Magazine and MNC Life Style dan juga fashion show dalam Denpasar Festival bersama Putri Bali. Karya-karyanya digunakan artisartis ibukota seperti Donna Agnesia, Saipul Jamil dan istri (almarhum),

Bagaimana awalnya menekuni bidang design? Sejak lulus kuliah, saya menikah dan mulai membangun bisnis dengan suami, banyak sekali jenis usaha yang pernah kita coba, mulai dari digital printing, otomotif termasuk pernah menerbitkan tabloid otomotif juga dan beberapa usaha lainnya. Total saya pernah memiliki 5 perusahaan sekaligus. Tapi karena semuanya nggak fokus, maka satu persatu kita tutup, yang terakhir kita punya usaha interior design yang menjual wallpaper, korden dan sejenisnya. Waktu diawal memulai usaha, saya sendiri yang kadang turun tangan langsung ke konsumen untuk memasangkan korden yang mereka pesan. Nah di toko interior design itulah mulai memajang koleksi kebaya saya, awalnya dipajang karena suka aja. Saya mulai mencoba mengenakan baju koleksi kebaya milik pribadi. Perlahan para pelanggan yang datang mulai banyak yang 60

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Kirana Larasati dan Kaemita. Termasuk pernah menjadi undangan khusus dari perancang idolanya, Anne Avantie dalam fashion show Anne Cinta dan Sahabat, termasuk salah satu yang terbaru di Keraton Kasunanan Solo dan Indonesian Fashion Week dan pagelaran Tribute to Titik Puspa pada tanggal 20 Mei lalu di Jakarta. Lulusan terbaik S-1 Ekonomi di Undiknas Denpasar tahun 2003 dan S-2 di Magister Manajemen Unud dengan predikat cum laude ini, awalnya terjun ke dunia jahit menjahit secara tidak sengaja. Perjalanan bisnisnya pun unik, dirinya pernah memiliki 5 perusahaan sekaligus yang saat ini nyaris semuanya kolaps. Ibu dari 3 orang bocah ini menceritakan pengalamannya hingga mencapai prestasi yang diraihnya sekarang dikediamannya yang asri kepada Arif Rahman.

menanyakan baju-baju kebaya itu. Akhirnya mulailah lebih serius dengan memajang lebih banyak baju kebaya lagi, dan akhirnya mulai menerima pesanan. Sudah mulai ikut fashion show? Awalnya mulai dilirik untuk diajak fashion show. Kemudian saya disuruh mensponsori majalah InDesign untuk membuat event Putri Kebaya di Tiara, dan itu saat pertama kali saya fashion show dan mulai menyadari bakat saya ternyata disana, I am designer. Sudah ada karya khusus yang dibikin saat itu? Sudah, saya sudah membuat kebaya dengan motif bulu-bulu, pokoknya berbeda, being different lah, saya nggak membuat desain yang dipakai satu jagad satu umat, tapi karya-karya yang sangat berbeda. Vol. 32 | Agustus - September 2012

61


Socialita

Socialita kesana memang harus dilalui seperti ini. Kalau kita sekadar mengikuti pasar, ya nggak ada bedanya dengan berbisnis biasa.

...karena kalau sekarang mau bikin kebaya ala Anne Avantie gitu, siapapun bisa, you can found it everywhere. Tapi yang dilakukan dengan heart dan tidak sekadar mengikuti pasar, itu yang membuat kita beda.

Lalu konsep apa yang hendak dikenalkan oleh Shinta Chrisna? Kalau kemarin-kemarin itu saya lebih banyak membuat satu baju untuk satu orang, memang hal ini bagus untuk idealisme saya, tapi kalau dari segi bisnis itu konyol, karena di Bali pasarnya belum bisa menjangkau ratusan juta untuk sebuah kebaya, kalau karya bunda Anne bisa, kalau saya masih belum. Jadi kalau kita mengerjakan satu baju yang harganya satu dua juta tapi berhari hari itu ya nggak lucu. Itu sebabnya sekarang saya sudah mulai mengerjakan karya untuk koleksi, yang kira-kira 4 bulanan rentang waktunya. Dan saat ini kita tengah prepare kesana, makanya butik saya di WR Supratman sedang saya kosongkan, its gonna be a new brand Shinta Chrisna Maksudnya, lebih profesional?

Sudah dipasarkan kemana saja? Oh banyak, sudah kemana-mana. Ada ke Jakarta, Surabaya, Malaysia dan saat ini orang yang membutuhkannya pun dari kalangan beragam, seperti artis yang membutuhkan kebaya untuk keperluan photoshoot misalnya. Pada umumnya banyak yang berminat hasil karya saya untuk wedding karena memang sentuhannya detail dan tidak biasa. Kapan mulai ikut eksebisi? Saya mulai ikut eksebisi tahun 2009, dan momentum yang paling tinggi buat saya saat menjadi official designer Putri Bali untuk ajang Putri Indonesia, itu sesuatu yang sangat luar biasa. Idola saya Bunda Anne Avantie dan saya diajak oleh pihak sponsor untuk meramaikan ajang tersebut mewakili dari daerah. Inilah yang membuat saya makin dekat dengan idola saya itu, beliau bahkan sempat datang ke rumah, beliau sudah seperti ibu saya sendiri.

bahkan dari my idol sendiri Bunda Anne Avantie. Para senior melihat saya memiliki karakter, karena itu mereka mau membantu saya. Karena kalau hanya menjadikan ini sebagai bisnis semata, maka banyak orang bisa diajak bekerjasama, tapi untuk support, itu nggak banyak, kecuali jika kamu punya karakter. Jika kemudian nantinya berhasil, maka seseorang bisa dikenal dengan karakternya itu. Terutama support dari Bunda Anne Avantie yang meyakinkan saya bahwa dengan karakter tersebut akan sangat membantu untuk berhasil dan membuat karya saya berharga. Bukan hanya soal bisnis? Iya, karena kalau sekarang mau bikin kebaya ala Anne Avantie gitu, siapapun bisa, you can found it everywhere. Tapi yang dilakukan dengan heart dan tidak sekadar mengikuti pasar, itu yang membuat kita beda.

Tahun 2009 bukan rentang yang lama, berarti saat ini sudah mulai menjadikan design sebagai pilihan hidup?

Berarti kalau ada trend kebaya 2013 seperti apa, maka Shinta Chrisna tidak akan mengikuti kesana ya?

Melalui profesi sebagai designer saya juga bisa menjadi diri sendiri, merasa merdeka dalam berekspresi dan tidak menjadi orang lain. Jadi design itu buat saya bukan hanya sekadar urusan bisnis saja. Makanya kegiatan sehari-hari saya sekarang mengkhayal mencari inspirasi. Apalagi saat ini saya sudah banyak sekali mendapat support dari banyak designer,

No..no..no.. tidak, tidak, saya tidak akan mengikutinya, sama seperti bunda Anne Avantie juga seperti itu. Makanya saya nggak pernah nonton atau melihat trend-trend kedepan itu akan seperti apa, kalau bisa kita yang menentukan trend. Menjadi terkenal sebagai seorang designer itu adalah perjalanan yang panjang, its long journey dan jalan menuju

62

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Iya kira-kira begitu, untuk saat ini saya sedang renovasi tempat usaha, hendak mengkonsep lebih baik lagi for new born Shinta Chrisna dan ingin menuju lebih profesional. Karena kemarin itu saya masih seperti anak kecil, terlalu idealis, tapi jika saya tidak melewati tahap itu, maka saya tidak akan mencapai apa yang saya raih sekarang. Di apresiasi oleh banyak orang dan dikenal hingga keluar daerah, dan untuk saat ini orang yang datang mencari kita. Kalau tidak ada merek dan masih begitu-begitu saja, maka tidak ada yang spesial, walaupun dari segi bisnis bisa saja laris, karena membuat kebaya yang bisa dipakai sehari-hari kan banyak peminatnya. Tapi dengan konsep saya saat ini, justru bisa melayani pasar dari luar, saat ini sudah banyak yang minta saya untuk memproduksi sampai 1000 pieces, bahkan di Australia sudah ada yang mau membukakan saya outlet, ada juga yang dari Maroko dan negara-negara di Afrika dan Malaysia yang sudah banyak jadi langganan saya. Semua karya saya sudah dikirim ke berbagai negara tersebut sekalipun pembelinya adalah personal. Bahkan baru-baru ini ada teman dari Turki yang datang ke butik dan memesan kebaya saya. Berarti ini fase branding, what next? Sekarang sebagai designer saya mulai tahu kalau desain itu ada kelas-kelasnya, jadi nanti produk itu ada layer harganya, dengan klasifikasi berbeda-beda, misalnya ini produk Shinta Chrisna yang kelas berapa dan seterusnya, high-nya segini, medium segini namun dangan kisaran masih terjangkau. Saya mau bikin brand image yang berbeda, nggak sematamata jahitan biasa tapi lebih terkonsep dan tertata, saya ingin customer yang menggunakan karya saya merasakan bahwa ini memang dari produk Shinta Chrisna. Saya saat ini juga Vol. 32 | Agustus - September 2012

63


Socialita belajar untuk care dengan pelanggan, misalnya saat proses fitting pakaian terutama pada model kebaya yang kadang harus dikecilkan lagi untuk memenuhi penampilan yang lebih bagus. Nyaris tidak ada kendala ya.. Sebenarnya banyak kendala saya sebagai designer di Bali, mereka suka melihat baju-baju saya tapi saat mereka mencoba memakainya merasa tidak pede, mereka hanya menikmati untuk melihatnya saja. Sejatinya saya ingin membuat produk yang masterpiece, tapi setelah jadi mereka merasa bentuk tubuh mereka tidak cocok untuk desain baju yang saya buat. Komplain seperti inilah yang kadang datang ke saya. Makanya saya ingin membuat kebaya yang sudah jadi dan mereka tinggal beli, jadi ya mereka tidak boleh komplain karena sudah lihat produknya kan, paling saya bisa kecilin atau menambahkan aksesoris tambahan yang diinginkan. Harus pandai membaca keinginan pelanggan? Jadi designer itu memang harus semi ‘balian’ kali ya, jadi kita harus pandai membaca keinginan pelanggan. Disatu sisi terkadang pelanggan tersebut yang tidak pandai menjelaskan dan mengurai apa keinginannya. Disisi lain kita juga harus pandai membaca kepribadian mereka dari segi berbusana dan corak kesukaan yang diminatinya sehari-hari. Karena kadang pelanggan datang ke butik memakai baju warna merah, ternyata itu cuma pas sekali dia pakai karena kehabisan baju misalkan, nah kalau tidak bisa membaca kepribadian dia

Socialita yang terlihat “merah” itu, dan kita justru membuat kebaya dengan nuansa merah, maka kita salah memberikan karya yang diinginkan customer. Apa mungkin sebaiknya ada tes psikologis dulu untuk mengenal kepribadian customer :) ? Ha..ha.. Iya, jangan-jangan mesti begitu, supaya tahu model kesukaan, warna pakaian dan lain-lain. Ok, untuk sekarang berapa harga kebaya yang Anda kreasikan? Saat ini untuk baju wedding berkisar 7-10 juta. Sedangkan untuk second line-nya mulai 700 ribu hingga Rp. 1,5 juta. Sedangkan baju-baju yang sudah digunakan saat fashion show, karena itu biasanya berbahan yang agak beda, saya lepas dengan harga 4-5 juta. Saya berusaha memilah diri saya dalam bentuk turunan-turunan dari karya tersebut, jadi saya bisa menjangkau pasar. Walaupun saat ini kelihatan pangsa pasar saya itu lebih ke menengah atas, namun kelas menengah atas yang memiliki karakter diri kuat, jadi bukan hanya sekadar ikut-ikutan. Jadi saya tidak akan menerima pelanggan yang datang untuk dibuatkan kebaya hasil karya designer siapa misalkan, ya mending pelanggan itu pergi saja ke designer tersebut, jangan ke saya.

yakin mampu mencapai kesana, bukannya over confident juga ya, tapi selama ini tawaran yang datang kesaya sangat banyak, dan kita di Bali ini jualan yang paling murah lho dan masyarakat yang membutuhkan kebaya sangat banyak, beda dengan daerah lain. Tapi susahnya pasar disini buat ngeluarin duit, seorang designer kebaya kondang juga kesulitan membuka pasar disini untuk kebaya, padahal di Jakarta, karya dari designer itu dijual dengan harga awal Rp. 40 juta, karena disana pasarnya memiliki daya beli yang kuat, disini nggak bisa. Tetapi orang yang membeli kebaya dengan harga semahal itu pun tidak menggunakan kebayanya pada kegiatan sehari-hari. Jadi bisa dibilang sekarang ini saya berkarya dengan hati, dengan passion tapi lebih terarah dan sesuai dengan apa yang saya inginkan. Berarti tidak menerima pesanan? Tetap menerima pesanan, tapi sedikit. Karena begini, kalau semata dari pesanan maka pelanggan berkata, “mbak Shinta saya mau dibuatin kebaya untuk saya pakai undangan tanggal sekian,” saya nggak bisa seperti itu, jangankan manage hal itu, untuk ngurus diri saya sendiri pun susah, sebagai ibu rumah tangga, mesti jemput anak, belum lagi kalau nggak ada mood. Makanya saya ingin punya waktu misalkan 3 bulan khusus untuk berkarya dan hanya berkarya, nggak mau di ganggu dan disana bisa menonjolkan ciri khas saya.

Pasar dengan segmen high end, apalagi dengan identitas yang kuat, populasinya menjadi terbatas sekali?

Bila ada tawaran untuk mengembangkan sayap dan harus pindah ke Jakarta?

Sedikit memang, tapi dengan passion yang saya miliki, saya

Sebenarnya sudah ada tawaran untuk saya ke Jakarta dan banyak penawaran lainya, tapi kembali bahwa saya seorang ibu dan ingin memberikan yang terbaik dengan selalu mendampingi anak-anak. Kalau ingin cepat meraih sukses dan bergelimang duit, saya sebenarnya bisa memenuhi keinginan untuk pergi ke Jakarta atau Australia, tapi itu bukan saya. Ok.., lets talk about you, saya melihat dirumah ini ada perangkat musik, mulai gitar sampai keyboard, siapa yang hobi disini? Oh.. Iam a musician, ha..ha.. sedari kecil sudah senang bermain gitar, I love music, saya sangat menyukai hal-hal yang berbau seni. Sejak kelas 6 SD saya sudah bisa mainkan gitar, saya suka memainkannya di teras rumah sambil santai. Saya suka musik-musik seperti Aerosmith, The Beatles, Frank Sinatra, Rooling Stones dan yang sejenisnya sampai sekarang, dan tidak pernah tertarik dengan musik-musik saat ini yang lebay. Bahkan saat SMA saya pernah diajak oleh Balawan untuk rekaman, itu pengalaman yang sangat mengesankan. Malah teman-teman bermusik saya saat ini sudah banyak yang jadi, ada yang personelnya Maharaja, ada yang saat ini punya proyek dengan Indy Barend di Jakarta.

64

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Tapi kegemaran saya bermusik tidak berlanjut ke jenjang profesional karena mood saya naik turun, dan kedua saya tidak punya motivator saat itu. Saya juga pernah rekaman dengan Mas Indra Lesmana sebagai director-nya dan kursus dari Mbak Bertha dari Jakarta. Seabrek aktifitas saya ini dulu waktu muda sangat kental dengan musik. Tapi nggak nyesel juga kan, sukses jadi designer? Nyesel banget…!!! Ha..ha.. jujur secara pribadi ada rasa penyesalan meninggalkan hobi saya di musik, inginnya terus berkarya di bidang musik dan fashion, tapi untuk berkarir di bidang musik mungkin tidak. Karena memang kita tidak akan bisa memenuhi semuanya, harus ada spesialisasinya di bagian mana. Kita tidak bisa memaksakan diri berada disemua segmen, we have an identity, kamu mau dimana, kalau mau dipasar yang bebas lepas dan mudah menghasilkan duit, ya jangan susah mikir. Jadi makelar misalkan, kita sewa tempat, biar orang lain produksi dan kita tinggal jual, jadi nggak pusing mikir produksi dan lainnya. Saya juga melihat ada banyak patung Budha disini? Iya, Yesus dan sang Budha itu idola saya, dari sang Budha saya belajar tentang filosofinya untuk selalu merendah dan itu sudah diajarkan dari kakek dulu. Terima kasih atas waktunya, semoga sukses dengan Shinta Chrisna nya yang baru!

Vol. 32 | Agustus - September 2012

65


Front of Mind

Front of Mind

PHIL KNIGHT

I

ngatkah Anda saat kecil sering mendapat pertanyaan “cita-citamu besar nanti mau jadi apa?” Pertanyaan jamak yang sudah ditanamkan sejak dini agar kita mempunyai mimpi dan terus mengejar mimpi atau cita-cita tersebut. Namun seiring bertambahnya waktu, kesibukan setiap hari, terkadang kita lupa dengan mimpi tersebut. Bahkan ada yang mengatakan “sudah yang penting cari uang saja, daripada ngikutin mimpi yang tidak ada ujungnya”. Apa yang terjadi pada diri seseorang saat ini sebenarnya tergantung pada apa yang pernah diimpikannya di masa kecil dulu. Sebenarnya banyak hal yang bisa diambil dari mimpi-mimpi kita. Untuk itu, kita harus menghargai mimpi tersebut setinggi apapun.Banyak orang-orang sukses yang memulai perubahan dengan cara bermimpi. Karena tetap menjaga mimpi itulah yang membawa hati seorang akunting dari Oregon, Amerika Serikat untuk banting setir menjadi seorang penjual sepatu keliling buatan Jepang. Dialah Phil Knight, pebisnis ulung dengan merk dagangan sepatunya sekarang sangat mendunia Nike. Berawal dari hobi berolahraga saat masih kuliah di University of Oregon. Pada waktu itu Phil Knight sangat tertarik pada sepatu olahraga, tapi sayangnya mempunyai kualitas yang jauh lebih buruk 66

Vol. 32 | Agustus - September 2012

dari sepatu saat ini. Impiannya untuk mewujudkan the service of human potential yang dalam istilah olahraga berarti menolong setiap orang untuk meraih potensi mereka lewat sepatu olahraga senantiasa membayangi tidurnya. Beruntung ia memiliki sahabat yang berkenan membantunya. Adalah Bill Bowerman, rekannya yang sejak muda sudah menggeluti dunia sepatu dan kerap membuat design untuk kalangan terbatas. Tidak ingin membuang waktu lebih lama Phil Knight dan Bill Bowerman pada tahun 1966 sepakat mendirikan Blue Ribbon Sports yang pada awalnya berperan sebagai distributor untuk produk sepatu dari Jepang.

di Portland, Oregon ini menjadikan Nike sebagai merk kepada publik. Nike sendiri berasal dari nama dewi kemenangan bagi bangsa Yunani. Pada tahun 1978, Ribbon Sports secara resmi berganti nama menjadi Nike Inc.

berbagai tim sepak bola dunia seperti Manchester United, F.C. Barcelona, Arsenal, Juventus, Clube de Regatasd Flamengo, Inter Milan, Borussia Dortmund, PSV Eindhoven,Valencia CF, Atletico Madrid, FC Porto, Paris Saint-Germain dan Boca Juniors.

Menginjak tahun 1979, Nike telah menguasai setengah pasar di AS dan dengan pendapatan mencapai US $ 149 juta. Pada pertengahan tahun 1980-an posisi perusahaan tampaknya tak tergoyahkan, namun secara mendadak muncul serangan dari pihak Reebok, pesaingnya yang sukses menggeser posisi Nike di puncak teratas produk sepatu di Amerika Serikat. Upaya meraih kembali posisi teratas dilakukan Nike dengan masuk ke pasar NBA yang digandrungi remaja Amerika, tahun 1990 akhirnya kembali memimpin pasar melalui sepatu “Air Jordan” yang menggandeng bintang basket kenamaan Michael Jordan.

Menariknya, proses pembuatan sepatu Nike sendiri selalu dibuat di Asia, awalnya di Jepang, kemudian di Korea Selatan dan Taiwan, dan baru-baru ini di China dan Asia Tenggara. Untuk di Indonesia, Nike telah beroperasi sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu Nike yang ada dibelahan dunia saat ini, merupakan hasil kerja anak bangsa. Hubungan antara Nike dan koleganya di Indonesia cukup dekat. Setiap pekerja Nike di Indonesia selalu mempertahankan kualitas dan pengerjaan yang memenuhi persyaratan ketat dari Nike. Kesuksesan berjualan sepatu kini menggoda Phil Knight untuk berjualan perlengkapan olahraga lainnya. Maka muncullah berbagai varian produk olahraga untuk basket, tenis, pakaian renang, kaos kaki, celana olahraga, berbagai bola untuk bermacam-macam jenis olahraga (sepak bola, rugby, basket, dll)

Saat ini, Nike berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar sepatu olahraga, dan merupakan pemain penting dalam pakaian dan aksesoris olahraga lainnya. Majalah Fortune melaporkan penjualan sebesar US $ 3,7 miliar pada tahun 1994 dan laba US $ 299 juta (Fortune 1995).Sekitar 60 persen dari penjualan perusahaan di Amerika Serikat, sekitar 30 persen di Eropa dan 5 persen di Asia (1993). Merk Nike sangat mendunia karena mensponsori beberapa olahragawan terkenal di dunia seperti Tiger Woods, Cristiano Ronaldo dan Michael Jordan. Selain itu Nike juga memiliki kontrak kerjasama dengan

Sampai detik ini, Nike dengan logo Swoosh dan taglinenya yang sangat terkenal "just do it" tidak hanya identik sebagai produsen perlengkapan olahraga. Sekarang, sudah banyak produk-produk Nike yang meluncur ke pasar dengan fungsi yang bahkan tidak selalu terkait dekat dengan olahraga. Jam tangan, kaca mata, jaket, jumper, hingga parfum adalah beberapa diantaranya.

Dengan kelihaiannya memasarkan sepatu tersebut, maka laba perusahaan semakin meningkat pesat. Cerita sukses pertama terjadi pada tahun 1966, saat Blue Ribbon Sports membuka toko ritel pertama yang terletak di Pico Boulevard di Santa Monica, California. Pada tahun 1971, hubungan antara Blue Ribbon Sports dan pabrikan sepatu asal Jepang sudah mendekati akhir, dan Blue Ribbon Sports sudah bersiap untuk memulai perusahaan dengan alas kaki sendiri. Produk pertama yang dijual adalah sepatu sepak bola bernama "Nike", yang dirilis pada musim panas 1971. BAru pada Februari 1972, pria kelahiran 24 Februari 1938 Vol. 32 | Agustus - September 2012

67


Growth Strategies

Growth Strategies

I Made Wenten B.

kalau semakin banyak customer yang parkir di depan kantor maka bisnis akan semakin bagus. Kalau bisnis semakin bagus maka gaji akan semakin gede.

Kabid Support & Operation BPR Lestari

Ada, tetapi saya tidak boleh parkir disana. Ditempat tersebut ada plang dengan tulisan “Parkir Khusus Dokter” atau “Parkir Khusus Direktur”. Akhirnya saya ketemu tempat parkir, bukan di area rumah sakit. Tapi diluar, 200 meter dari rumah sakit.

Parkir Khusus Dokter

B

eberapa waktu yang lalu, anak pertama saya sakit perut. Saya pikir ini hanya sakit perut biasa. Tetapi ternyata satu minggu sakit perutnya nggak beres-beres, kadang hilang kadang muncul. Tidak pernah sembuh benar. Jadi saya ajak dia ke rumah sakit. 68

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Setelah menyampaikan keluhan ini maka kami di rujuk ke rumah sakit pusat yang letaknya di Denpasar, karena ada beberapa pemeriksaan khusus yang diperlukan. Dan peralatannya hanya ada di pusat. Namun rupanya, untuk memeriksakan anak saya ke

rumah sakit pusat ternyata perlu perjuangan. Perlu 3 kali berputar untuk mendapatkan parkir kendaraan. Sementara anak saya sudah meringkuk seperti udang yang digoreng karena kesakitan. Apakah ada tempat parkir kosong?

Di dalam rumah sakit, di ruang tunggu saya lihat ada standing poster. Gambarnya seorang wanita muda cantik, menggunakan seragam kerja, tangannya tercakup didada. Dan ada tulisan besar “Pelayanan dan Kenyamanan Anda adalah Hal Utama”. Senang juga melihat poster itu, artinya mereka mengutamakan pelayanan dan kenyamanan kepada kita sebagai customer. Heh! Ntar dulu! Tadi saya kan nggak dapat parkir. Berputar tiga kali untuk mencari tempat parkir itu bukan kenyamanan. Itu namanya ketidaknyamanan, dan bagi anak saya yang sakit itu namanya kesengsaraan.

Dan saya sebagai customer ternyata bukan yang utama. Buktinya tadi di tempat parkir saya gak diberi parkir. Beberapa bagian parkir sudah di blok untuk dokter, jadi dokter lebih utama dari customer. Setelah dipikir-pikir, mungkin saya yang salah. Mungkin saya ke-GRan. Jangan-jangan poster wanita yang berisi tulisan “Pelayanan dan Kenyamanan Anda adalah Hal Utama” bukan ditujukan kepada saya atau juga bukan untuk customer lainnya. Mungkin ditujukan kepada dokter atau pimpinan rumah sakit itu. Don’t Park In The Front of Your Store! Saat itu saya ingat saran dari Paul Arden, “Don’t park in the front of your store!”. Jangan parkir di depan toko. Atau, jangan rebutan parkir dengan customer, berikan parkir kepada customer Anda. Arden punya alasan yang sangat bagus

kenapa kita tidak disarankan untuk memarkir kendaraan kita di depan toko kita sendiri. Alasan pertama, pendapatan toko datang dari penjualan, yang terjadi apabila ada customer yang datang berkunjung. Dan banyak customer yang mau berkunjung apabila ada tempat parkir tersedia. Kira-kira customer akan belanja ditempat yang ada are parkirnya atau tidak? Alasan kedua, toko kita pasti bisa digunakan sebagai alat untuk promosi. Kita tata barang yang kita jual agar terlihat menarik bagi orang yang lewat di jalan depan toko. Dan kemudian kalau mereka tertarik maka mereka akan mampir ke toko bukan? Kalau kita parkir di depan toko kita, maka mobil akan menutupi pandangan orang yang lewat. Rugi kan? So! Don’t Park in the front of your store! By the way, BPR Lestari memiliki parkir yang letaknya kira-kira 500 meter dari gedung kantor. Parkir tersebut kita alokasikan buat parkir mobil dinas, mobil operasional, mobil dan kendaraan karyawan. Sedangkan parkir di depan kantor kita berikan untuk customer. Capek dong kita jalan dari parkiran, nggak apa apa, kalau semakin banyak customer yang parkir di depan kantor maka bisnis akan semakin bagus. Kalau bisnis semakin bagus maka gaji akan semakin besar. Amiin.

Vol. 32 | Agustus - September 2012

69


Galleri

Galleri

Rasa Nissan Evalia, Penantang Baru Mobil Keluarga P

asar mobil Indonesia untuk jenis multipurpose vehicle (MPV) demikian padat, bahkan boleh dibilang menjadi pilihan utama bagi keluarga Indonesia. Hampir separuh dari seluruh permintaan konsumen masih didominasi oleh kendaraan keluarga. Namun rupanya fakta ini tidak menyurutkan niat pabrikan otomotif Nissan untuk meluncurkan mobil bergenre sama. Bulan Mei lalu Nissan meluncurkan Evalia, yang siap berseteru dengan brand-brand mapan dikelas ini.

Setidaknya ada 3 hal yang coba dijadikan pamungkas oleh Evalia untuk bersaing di kelas MPV, menurut Toshinori Tamura, Chief Product Specialists Nissan Motor Co Ltd. Nissan Evalia memiliki daya tarik 70

Vol. 32 | Agustus - September 2012

dari desainnya yang menarik. Kedua, nyaman untuk perjalanan keluarga, dan ketiga hemat bahan bakar. Mobil low MPV ini memang tampak lebih gagah setelah ada penambahan beberapa aksesori eksterior. Beberapa aksesori tambahan yang dilengkapi pada Evalia tipe XV A/T meliputi, Lower grille chrome ornament, Wind deflector set (door visor), Door edge protector, Roof spoiler, Aerokit, Luggage tray dan Rubber mat. Sekalipun semua aksesori itu terpisah, namun pihak Nissan meyakini modifikasi dari para konsumen bisa lebih baik lagi. Nissan Evalia ditawarkan dalam tiga varian utama, S, SV dan XV dengan bandrol direntang Rp 145 juta - Rp 185 juta- on the road Jakarta. Vol. 32 | Agustus - September 2012

71


Notes from a Friend

Seorang guru yang berdedikasi mendidik, karena miskin, tidaklah dihormati lagi.

Alex P. Chandra

Publisher of Money & I Magazine

GENERASI LESTARI “M

y name is Ted Oparowski, and I make a living for 25 years as professional fire fighter�, demikian Ted memperkenalkan dirinya dalam Konvensi Partai Republik di Amerika sana baru-baru ini. Konvensi ini mengajukan Mitt Romney dan Paul Ryan sebagai capres dan cawapres dari Partai Republik untuk bersaing dengan Presiden Barrack Obama dalam pemilu November depan. Peserta konvensi berdiri dan bertepuk tangan sebagai tanda penghargaan dan apresiasi kepada Ted yang petugas pemadam kebakaran itu. Ted mendapatkan penghargaan dan diberi kesempatan untuk berbicara di podium konvensi yang bergengsi karena dedikasi dan kesetiaan terhadap profesinya yang pemadam kebakaran itu. Di sana, orang-orang bangga terhadap pekerjaan dan 72

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Notes from a Friend

profesinya. Dan masyarakat memberikan penghargaan yang selayaknya. Kalau Anda seorang polisi yang baik, masyarakat akan menghormati dan respek. Kalau Anda seorang pemadam kebakaran yang berdedikasi, masyarakat akan berdiri memberikan salut. Kalau Anda seorang guru, yang mendedikasikan waktu dan hidupnya untuk mendidik, masyarakat juga akan memberikan penghargaan dan penghormatan yang layak. Polisinya akan bangga mengatakan dirinya seorang police officer, sang guru akan mengatakan bahwa profesinya adalah teacher, demikian pula dengan profesi lain, bus driver, football coach dan seterusnya. Masyarakat dan sistem sosialnya juga memberikan

penghargaan yang pantas dan penghormatan yang selayaknya terhadap para professional tersebut, sepanjang mereka benar-benar professional dan berdedikasi terhadap profesinya. Agak menjadi masalah dengan kondisi sosial di negara kita Indonesia tercinta ini. Disini kelihatannya sistem sosialnya sangat materialistis. Masyarakat kita melihat status sosial seseorang bukan dari profesinya. Melainkan dari hartanya. Berapa besar rumahnya, berapa banyak mobilnya. Semakin kaya, semakin tinggi status sosialnya. Semakin masyarakat menghormatinya. Tidak ada yang mempersoalkan dari mana asal kekayaannya itu. Seorang jendral polisi, sudah pasti tidak akan bisa kaya, dengan ukuran yang kita kenal sekarang. Punya rumah mewah berbiji-biji, anaknya mengendarai Humvee yang harganya miliaran. Secara logis kita bisa berhitung, dari gaji, bonus dan pendapatan-pendapatan resmi lainnya, tidak mungkin sang jendral mengumpulkan kekayaan begitu besarnya. Tapi masyarakat kita tidak pernah mempersoalkannya. Sang bapak jendral tetap saja terhormat dan dihormati. Kalau ada undangan, duduknya masih di VVIP .

Para pejabat negara, bupati, gubernur, sudah pasti tidak akan bisa kaya dengan gajinya. Namun masyarakat pun tidak pernah mempersoalkan darimana asal kekayaannya. Sang pejabat tetap saja terhormat. Hakim yang merupakan wakil Tuhan karena kekuasaannya untuk memutus, juga tidak bisa kaya kalau hitungannya adalah gaji. Namun masyarakat tetap menghormati hakim yang kaya-raya. Jaksa pun demikian. Darimana asal usul kekayaannya, tidak pernah ada yang mempersoalkannya. Seorang guru yang berdedikasi mendidik, karena miskin, tidaklah dihormati lagi. Seorang polisi yang jujur, hakim yang tidak korup, jaksa yang lurus, tidak mendapatkan penghargaan yang selayaknya, karena mereka tidak kaya raya. Untuk memutus lingkar korupsi yang makin menjadijadi, saya pikir, masyarakat kita harus mulai memilahmilah, bahwa kekayaan yang tidak wajar akibat korupsi bukanlah prestasi. Tidak perlu kita menghormati pejabat negara yang kaya karena korupsi. Dan masyarakat kita harus mulai menghargai jasa-jasa pejabat, polisi, jaksa, sopir taksi, dan sebagainya atas prestasi dan dedikasi mereka. Status sosial seseorang bukan semata berdasarkan berapa besar rumahnya, berapa mewah mobilnya. Status sosial dan penghormatan yang tinggi harus kita berikan kepada setiap orang yang profesional di profesinya masing-masing. BPRLestari mensponsori program beasiswa kepada para mahasiswa yang berbakat. Nama programnya Generasi Lestari. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang secara intelektual sangat berbakat namun secara ekonomi terbatas. Kepada mereka yang mendapat beasiswa, saya minta mereka berjanji, bahwa nanti kalau mereka jadi pengusaha tidak boleh menipu, dan kalau jadi pejabat tidak boleh korupsi. Semoga mereka nanti menjadi profesional-profesional yang tangguh. Menjadi dokter profesional, menjadi hakim yang adil, menjadi jaksa profesional, polisi yang berani dan berdedikasi, menjadi bupati yang bermanfaat. Semoga pula, ketika masanya tiba, masyarakat Indonesia bisa menghargai mereka atas apa yang dikerjakan oleh profesinya, bukan semata dari berapa besar hartanya. Vol. 32 | Agustus - September 2012

73


Inspire

Container Hotel

Demi Olimpiade, Dibangun Dalam 48 Jam

D

ecak kagum mengiringi pagelaran raksasa Olimpiade 2012 yang berlangsung di London beberapa bulan lalu, mulai dari sajian pembukaan yang memukau, rekor jumlah penonton yang hadir mengalahkan raihan olimpiade sebelumnya 窶電an menyiratkan seolah ekonomi Eropa baik-baik saja- serta pesta penutupan yang dramatis, setragis kegagalan timnas sepak bola Brasil merebut emas di ajang tersebut. Namun bukan hanya ditengah arena saja yang menjadi perhatian dunia. Perhelatan akbar ini mengakibatkan permintaan akomodasi seperti hotel meningkat tajam, dan peluang ini tidak disia-siakan oleh The Snoozebox yang begitu hebatnya membangun Container Hotel hanya dalam tempo 48 jam saja. The Snoozebox Container Hotel merupakan hotel yang mengandalkan ruangan kamarnya dari kontainer. Karena sifatnya yang portabel, maka hotel kontainer ini dapat dengan mudah berdiri di mana saja sesuai permintaan konsumen. Bahkan mampu mencapai 40 hingga 400 kamar. Dengan sekali bangun, lahan yang tadinya kosong bisa menjadi tempat wisata. Namun demikian hotel ini tidak dibuat sembarangan, karena suasana di dalamnya tetap menghadirkan kenyamanan ala hotel untuk ratusan tamunya. Tidak lupa tersedia pula restauran dan bar, layanan wifi, televisi layar datar dan stopkontak untuk barang-barang elektronik di dalam kamar. Di setiap kontainer juga dilengkapi kamar mandi berisi toilet dan shower. The Snoozebox Container Hotel di kawasan Hainault Forest Country Park ini menjadi alternatif lokasi nyaman bagi mereka yang menikmati Olimpiade. Tertarik membawa konsep ini ke Bali? 74

Vol. 32 | Agustus - September 2012

Vol. 32 | Agustus - September 2012

75


76

Vol. 32 | Agustus - September 2012


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.