5 minute read

Halaman

Next Article
Edisi

Edisi

Kedua, wanita dan kesuciannya “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS Al-Ahzab ayat 33). Maksudnya: Isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.

Yang dimaksud dari Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.

Advertisement

Ketiga, kedudukan wanita dalam beribadah a m a l s o l e h . “ M a k a T u h a n m e r e k a memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyianyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (QS Ali-Imran ayat 195).

Keempat, kedudukan wanita dalam harta warisan : “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An-nisa Ayat : 7 dan 32).

Maksud dari ayat di atas sebagaimana anak laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.

Kelima, wanita dalam kemuliaannya. Kemudian, seluruh anak adam, baik lelaki dan perempuan telah dimuliakan oleh Allah swt. Sebagaimana firmannya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS Al-Isra ayat 70).

Keenam, wanita dalam mencari ilmu : “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (AlMujadalah ayat 11)

Ketujuh, wanita dalam bekerja atau karir “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-taubah ayat 105).

Ayat-ayat diatas menjelaskan kepada kita semua, bahwa semua manusia itu sama, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Mereka memiliki hak dan kewajiban, kedudukan, peran, fungsi dan tugasnya. Di dalam Islam yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya hanyalah keimanan dan ketaqwaannya, baik lakilaki maupun perempuan itu sama, karena semuanya di muliakan secara sejajar atau setara di mata Allah SWT.

Kitab suci Al-qur’an bahkan memberikan perhatian terhadap kaum wanita/ perempuan dengan satu surat An-Nisa, serta surat-surat lainnya yang memiliki keterikatan dengan kaum wanita yang begitu jelas. Menurut Rateb bahwa Islam menjamin kebebasan dan hak wanita sebagi hak untuk menikmati hak alamiah yang miliki. Serta menjamin kesetaraan gender baik laki-laki maupun perempuan dalam hak dan kewajiban, peran dan tanggung jawab.

Jadi kesimpulannya, ajaran Islam merupakan ajaran manusiawi, yang memberikan kesamaan dan persamaan, hak dan kewajiban, peran tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya yang sesuai dengan nilai-nilai alamiah (Qodrati) kepada seorang wanita. Sehingga kaum wanita merupakan makluk Allah yang indah dan sempurna yang memiliki nilai yang mulia, sama dan setara dengan kaum laki-laki. (*)

SPACE AVAILABLE 0811-144-1966

Redaksi UNIS Weekly menerima tulisan dalam bentuk opini dan artikel populer. Panjang tulisan maksimal 800 kata atau 5000 karakter. Tulisan dikirim melalui email unisweekly@unis.ac.id atau ke redaksi UNIS Weekly, Jl. Maulana Yusuf No.10, Babakan, Kota Tangerang, 15118 dengan menuliskan identitas diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Dine Agustine Wisata yang Paling Indah adalah Mengajar

TANGERANG – Dr. Hj. Dine Agustine, S.Si., M.Si merupakan Dekan Fakultas Teknik (FT) Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang. Dine mengawali karir sebagai asisten dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unis pada tahun 1996. Lalu pindah ke Fakultas Teknik untuk menjadi dosen t e t a p . “ A w a l m e n g a j a r s a y a t i d a k menggunakan nama saya sendiri. Saat itu saya menjadi asisten dan membantu mengajar. Dan akhirnya sekarang diangkat menjadi dosen di FT,” kata Dine.

Wanita yang lahir di Bandung, 14 Agustus 1970 ini memiliki latar belakang keluarga yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai guru. Dine menjelaskan, salah satu sumber inspirasi dan motivasinya menjadi dosen adalah keluarga. “Saya lahir di keluarga yang hampir seluruhnya adalah guru. Bapak saya seorang dosen dan ibu saya seorang guru. Adik-adik bapak saya semuanya adalah guru. Motivasi saya menjadi dosen adalah dari keluarga. Tapi tidak karena paksaan,” jelas Dine.

Pada tahun 2017 , Dine diangkat menjadi Dekan Fakultas Teknik. Setelah habis satu periode, Dine dipercaya untuk kembali menjabat sebagai Dekan. Saat ini Dine memasuki periode kedua dari tahun 2021-2025.

Dalam hal mengajar, Dine sangat antusias dan bahagia menjalani profesinya sebagai dosen. Terlebih saat ini Dine menjadi dosen di Fakultas Teknik yang mayoritas mahasiswanya adalah laki-laki. Banyak tantangan, pengalaman, dan peran yang menurut Dine bisa dimainkan. “Karena mayoritas mahasiswanya laki-laki, banyak kejadian unik dan mengesankan bersama mahasiswa. Apalagi konotasi sifat mahasiswa laki-laki yang berbeda dari perempuan pada umumnya yang menjadikan tantangan bagi saya bagaimana cara membimbing mereka,” kata Dine.

Dine melihat banyak sekali peran yang bisa dimainkan oleh seorang guru atau dosen.

Mereka berperan layaknya sebagai orang tua khususnya seorang ibu bagi anak-anak di kampus. “Cara mengajar saya di kampus layaknya teman bagi mahasiswa. Sehingga mereka tidak merasa digurui. Kemudian di sisi lain saya harus tetap menegakkan disiplin kepada mereka,” jelas Dine. Menurut Dine, menjadi dosen sangat mengasikkan. Banyak kenangan yang didapatkan selama menjadi dosen. “Karena artinya belajar terus-menerus sepanjang hayat. Wisata yang paling indah adalah mengajar,” tutup Dine. (Linda)

This article is from: