RPP Biologi Berkarakter

Page 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: : : : : :

Biologi X (Sepuluh)/ Genap 1 dan 2 4 X 45 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan

Indikator : 3.1.1. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk hidup melalui kegiatan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya. 3.1.2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis dan ekosistem 3.1.3. Mengenali berbagai tingkat keanekaragaman dilingkungan sekitar 3.1.4. Menjelaskan peran keanekaragaman hayati terhadap kestabilan lingkungan 3.1.5. Menganalisis kemungkinan yang dapat terjadi jika ada perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati terhadap keseimbangan lingkungan.

I. Tujuan : Pertemuan 1 1. Siswa mampu menentukan persamaan dan perbedaan masing-masing makhluk hidup yang diamati (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Rasa ingin tahu, Komunikatif,Menghargai prestasi,Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mampu membedakan ciri keanekaragaman hayati makhluk hidup pada tingkat gen, jenis dan ekosistem (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Rasa ingin tahu, Komunikatif,Mengharga,Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa mampu menentukan tingkat keanekaragaman hayati dilingkungan sekitar (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Rasa ingin tahu, Komunikatif,Menghargai prestasi,Tanggung ,Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 2 1. Siswa mampu menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan terutama terhadap kestabilan lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Rasa ingin tahu, Komunikatif,Menghargai prestasi,Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mampu menjelaskan dampak negatif bagi kehidupan biila keanekaragaman hayati tidak dijaga kelestariannya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Rasa ingin tahu, Komunikatif,Menghargai prestasi,Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa mampu menganalisis hal-hal yang mungkin terjadi jika terjadi perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi,Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Karakter siswa yang diharapkan :  Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan. Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :  Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. II. Materi Ajar 1. Keanekaragaman Hayati a. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu : 1. Keanekaragaman gen Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. misalnya : - variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau - variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung

Yunis- RPP Biologi X

1


Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L F = fenotip G = genoti L = lingkungan Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.

Gbr. Variasi morfologi dalam satu jenis gandum akibat persilangan 2. Keanekaragaman jenis (spesies) Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. misalnya : - variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat. 3. Keanekaragaman ekosistem Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau. Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai keanekaragaman hayati. Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati 1. Dengan mengetahui adanya keanekaragamaan gen merupakan modal dasar untuk melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk mendapatkan bibit unggul yang diharapkan. 2. Dengan mengetahui adanya kenaekaragaman jenis dapat menuntun kita untuk mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan, juga dapat menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat dibudidayakan. 3. Dengan mengetahui adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. III. Metode Pembelajaran  Ceramah - Pengamatan – Diskusi IV. Strategi Pembelajaran Tatap Muka

Terstruktur

Mandiri

 Mengamati gejala keanekaragaman  Mencatat ciri-ciri hasil pengamatan  Menyimpulkan tingkat keanekaragaman berdasarkan hasil pengamatan  Menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati  Menjelaskan dampak negatif berkurangnya keanekaragaman hayati  Menganalisis hal-hal yang mungkin terjadi,bila ada perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati

 Mengamati keanekaragaman spesies hewan dan tumbuhan  Diskusi mendeskripsikan pengertian keanekaragaman hayati  Diskusi mendeskripsikan keanekaragaman pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem  Diskusi manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan  Diskusi dampak negatif akibat berkurangnya keanekaragaman hayati  Diskusi hal-hal yang mungkin terjadi, bila ada perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati

 Siswa dapat Mengamati adanya gejala keanekaragaman hayati  Menyimpulkan pengertian keanekaragaman hayati  Menentukan tingkat keanekaragaman berdasarkan hasil pengamatan  Menjelaskan manfaat keanekaragaman hayati  Menganalisis hal-hal yang mungkin terjadi bila ada perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati

Yunis- RPP Biologi X

2


V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (5 menit) 

Guru menanyakan dan berdiskusi dengan siswa mengenai persamaan dan perbedaan makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitar.

B. Kegiatan inti (80 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru meminta siswa untuk mengamati keanekaragaman hayati dengan menggunakan Kegiatan pada LKS (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mengamati keanekaragaman hayati yang ada pada dilingkungan sekitar (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menjawab pertanyaan dan menyusun laporan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru dan siswa berdiskusi untuk menyimpulkan pengertian keanekaragaman hayati dan tingkat-tingkat keanekaragaman hayati. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (5 menit)  Siswa mengumpulkan laporan hasil kerja siswa. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan ke 2 A. Kegiatan awal (5 menit) 

Guru berdiskusi dengan siswa mengenai manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan

B. Kegiatan inti (80 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru meminta siswa untuk mendiskusikan tentang manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan, dampak negatif berkurangnya keanekaragaman hayati,serta menganalisis berubahnya jumlah dan jenis keanekaragaman hayati (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mendiskusikan manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan, dampak negatif berkurangnya keanekaragaman hayati,serta menganalisis berubahnya jumlah dan jenis keanekaragaman hayati (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menjawab pertanyaan dan menyusun laporan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru dan siswa berdiskusi untuk menyimpulkan peran keanekaragaman dan menganalisis hal-hal yang mungkin terjadi akibat perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati. (nilai yang ditanamkan: Yunis- RPP Biologi X

3


Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (5 menit)  Siswa mengumpulkan laporan hasil kerja siswa. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); VI. Alat/ Bahan/ Sumber  Buku kerja Biologi , Viva Pakarindo  Buku Biologi, SMA kelas X, Aneka Ilmu, Bab VI  Buku Biologi, SMA kelas X, Pusat perbukuan Depdiknas, Bab 9  Berbagai makhluk hidup yang ada di sekitar sekolah VII. Penilaian  Laporan hasil pengamatan  Uji kompetensi tertulis Soal 1. Jelaskan pengertian keanekaragaman hayati ! 2. Jelaskan 3 tingkat keanekaragaman hayati dan contohnya ! 3. Jelaskan manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan ! 4. Jelaskan dampak berkurangnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan ! 5. Jelaskan hal-hal yang mungkin terjadi bila terjadi perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman hayati ! Lembar Kerja untuk KD 3.1

Tingkat Keanekaragaman Hayati

Tujuan : - Mengetahui persamaan dan perbedaan pada makhluk hidup - Mengetahui Tingkat keanekaragaman hayati, yaitu tingkat gen, jenis dan ekosistem Alat dan bahan 1. Alat tulis (mistar, pensil, pena) 2. Daun dari berbagai macam tanaman pohon, masing-masing pohon 5 lembar daun. 3. Siswa Langkah kerja 1. Amati teman sebangkumu dan anggota keluargamu tuliskan ciri-ciri fisiknya (rambut, mata, hidung, telinga, mulut, dagu, bentuk muka, warna kulit). 2. Tuliskan hasil pengamatanmu 3. Ambil lima lembar daun dari pohon yang sama, ukurlah panjang dan lebar daun serta pertulangan daunnya, lakukan hal yg sama pada jenis tanaman lain 4. Bandingkan persamaan dan perbedaan masing-masing organisme yang kamu amati Tabel Identifikasi ciri fisik siswa dan anggota keluarga

Yunis- RPP Biologi X

4


No 1 2 3 4 5 6 7 8

Yang diamati Warna dan bentuk rambut Warna dan bentuk mata Bentuk hidung Bentuk telinga Bentuk mulut dan bibir Bentuk dagu Bentuk muka Warna kulit

Hasil pengamatan

Keterangan

Tabel Pengamatan bentuk dan ukuran daun No

Nama Tanaman I

1

Jambu air

2

Jagung

Panjang (cm) II III IV

V

I

Lebar (Cm) II III IV

V

Pertulangan Daun

Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5.

Tuliskan persamaan dan perbedaan ciri fisik anggota keluarga yang kamu amati ! Tuliskan persamaan dan perbedaan daun tanaman yang kamu amati ! Jelaskan mengapa terjadi perbedaan dan persamaan tersebut ! Jelaskan termasuk tingkat keanekaragaman manakah organisme yang kalian amati tsb ! Buat kesimpulan hasil pengamatan tersebut !

Mengetahui, Kepala SMA N 6 OKU

Pengandonan, Januari 2012 Guru Mata Pelajaran,

Wahyu Eko Romadhon, S.Pd, M.M.Pd

Yunis Andriani, S.T.P.

Yunis- RPP Biologi X

5


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: : : : : :

Biologi X (Sepuluh)/ Genap 3 dan 4 4 X 45 menit 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.2. Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam

Indikator 3.2.1. Memberikan contoh keanekaragaman hayati di Indonesia 3.2.2. Menjelaskan fungsi hutan hujan tropis di Indonesia 3.2.3. Menjelaskan usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia I. Tujuan : Pertemuan 3 1. Siswa dapat memberikan contoh keanekaragaman hayati masing-masing wilayah di Indonesia (Nilai yang ditanamkan : Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan) 2. Siswa dapat memberi contoh flora dan fauna endemik masing-masing daerah di Indonesia (Nilai yang ditanamkan : Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan) 3. Siswa dapat menjelaskan keanekaragaman flora dan fauna pada hutan hujan tropis (Nilai yang ditanamkan : Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan) Pertemuan 4 1. Siswa dapat menjelaskan fungsi hutan hujan tropis di Indonesia (Nilai yang ditanamkan : Jujur, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan). 2. Siswa dapat menjelaskan aktivitas manusia yang dapat melestarikan dan merusak keanekaragaman hayati. (Nilai yang ditanamkan : Jujur, Rasa ingin tahu, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan). 3. Siswa dapat menjelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati (Nilai yang ditanamkan : Jujur, Kerja keras, Menghargai prestasi,Tanggung Jawab, Peduli lingkungan). Karakter siswa yang diharapkan :  Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan. Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :  Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. II. Materi Ajar Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati tinggi dibandingkan dengan daerah sub tropis maupun daerah kutub, misalnya Indonesia memiliki hutan hujan tropis, yang terdiri dari 300 jenis pohon , maka pada iklim sedang hanya ditemukan satu atau dua jenis pohon. Oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Faktor-faktor penyebab keanekaragaman hayati : 1. Iklim 2. Relief tanah 3. Faktor tanah Jenis-jenis flora di Indonesia 1. Wilayah Indonesia Bagian Barat : terdapat tumbuhan berdaun lebar dan kecil, mahkota bunga yg bertingkattingkat,serta suasana didalamnya yg lembab. 2. Wilayah Indonesia Bagian Timur : Kelembaban kurang dibandingkan wilayah Indonesia Bagian Barat, pada musim kemarau daun-daun berguguran , pohon-pohon lebih rendah daripada hutan hujan tropis , pohonpohon lebih jarang. Contoh pohon jati di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Yunis- RPP Biologi X

6


3. Wilayah Indonesia Bagian Tengah : terdapat daerah padang rumput yang dikelolingi oleh semak-semak , yang dinamakan savana. di pulau Flores, Sumbawa dan Timor, terdapat hutan dengan rumput-rumput yang pendek akibat curah hujan sedikit. Jenis-jenis fauna di Indonesia Keanekaragaman fauna di Indonesia yaitu 8000 jenis reptil di dunia sehingga 25% diantaranya terdapat di Indonesia. Jenis organisme lain berupa fauna bertulang belakang 20%, serangga 20% dan cacing 10%. Terdapat pula bermacam-macam jenis burung, ikan dan amfibi. Keunikan Keanekaragaman Hayati di Indonesia a. Zona Oriental (Wilayah Barat Indonesia) Didominasi oleh pohon dari famili Dipterocarpaceae. Contohnya : kayu kruing, kayu meranti, kayu kapur, kayu garu, mangga, durian, duku dan tumbuhan memanjat (liana). Jenis-jenis fauna terdiri dari mamalia berukuran besar seperti gajah, banteng, badak dan harimau, berbagai macam kera seperti orang utan, bekantan, tarsius dan loris hantu. b. Zona Australasia (Wilayah Timur Indonesia) Banyak terdapat pohon-pohon rendah dan berada didaerah datar seperti matoa dan ficus (famili beringin). Hewan-hewannya memiliki kemiripan dengan hewan di benua Australia terdiri atas mamalia berukuran kecil atau hewan berkantung seperti kuskus, bandicot,oposum dan kangguru jenis berkantung dan musang berkantung. Jenis burungnya memiliki beragam warna seperti burung cendrawasih yang banyak terdapat di Papua dan sedikit di Maluku, jenis burung yang terdapat didaerah ini ada 28 jenis burung berbulu , misalnya burung cendrawasih, kakaktua berjambul dan kasuari. c. Zona Peralihan (Wilayah Tengah Indonesia) Zona peralihan merupakan wilayah yang terdapat keanekaragaman hayati berasal dari zona oriental dan Australasia. Pada Wilayah ini terdapat pohon Eucalyptus dan hewan Oposum yang lebih mirip dengan tumbuhan dan hewan zona Australasia. Tumbuhan dan Hewan Endemik di Indonesia Indonesia banyak memiliki banyak tumbuhan dan hewan endemik artinya tumbuhan dan hewan itu hanya terdapat di wilayah Indonesia dan tidak terdapat dinegara lain. a. Tumbuhan Endemik 1) Di Sumatera terdapat bunga bangkai dan bunga Rafflesia arnoldi 2) Di Kalimantan terdapat anggrek hitam dan Rafflesia borneesis 3) Di Jawa terdapat terdapat bunga Rafflesia horsfilldi, Rafflesia patma, Rafflesia rochussenii 4) Di Nusa Tenggara terdapat kayu cendana 5) Di Sulawesi terdapat kayu eboni 6) Di Papua terdapat Matoa dan sagu b. Hewan Endemik 1) Di Sumatera terdapat harimau Sumatera, orang hutan dan siamang 2) Di Kalimantan terdapat kera belanda, burung rangkong dan orang utan 3) Di Jawa terdapat macan tutul jawa, banteng dan landak bercula satu 4) Di Nusa Tenggara/ pulau Komodo terdapat Komodo 5) Di Sulawesi terdapat babirusa, anoa, dan burung maleo 6) Di Papua terdapat burung cendrawasih Usaha-Usaha melestarikan keanekaragaman hayati Berbagai tipe bioma yang ada di Indonesia meliputi: 1. Hutan hujan tropis 2. Hutan musim 3. Sabana 4. Stepa Berbagai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia. a. Sebagai sumber pangan b. Sebagai sumber plasma nutfah c. Sebagai bahan bangunan dan furnitur d. Menyeimbangkan ekosistem e. Sumber sandang f. Sumber keilmuan g. Sumber pendapatan Konservasi (perlindungan) keanekaragaman hayati meliputi In situ dan Ex situ In situ : Perlindungan keanekaragaman hayati dengan membudidayakan dan memeliharanya pada habitat aslinya. Yunis- RPP Biologi X

7


Ex situ : Perlindungan keanekaragaman hayati dengan membudidayakan dan memeliharanya diluar habitat aslinya. III. Metode Pembelajaran  Diskusi – Penugasan Strategi Pembelajaran Tatap Muka

Terstruktur

Mandiri

 Membaca peta tipe keanekaragaman flora Indonesia  Membaca peta tipe keanekaragaman fauna Indonesia menurut Wallace dan Weber  Mendeskripsikan ciri-ciri bioma yang ada di Indonesia  Mengumpulkan informasi arti penting keanekaragaman hayati bagi manusia  Mengumpulkan informasi berbagai jenis flora dan fauna Indonesia yang terancam kepunahan dan dilindungi  Mengumpulkan informasi berbagai cara konservasi untuk melindungi flora dan fauna dari kepunahan.

 Diskusi pembagian wilayah flora dan fauna Indonesia  Diskusi tipe-tipe bioma yang ada di Indonesia  Diskusi arti penting keanekaragaman hayati bagi manusia  Mengumpulkan informasi tentang tanaman yang berkhasiat obat dan mengoleksi tanamannya  Tugas membuat kliping tentang organisme khas daerah

 Siswa dapat Menggambar pembagian wilayah flora dan fauna Indonesia  Siswa dapat Mendeskripsikan pembagian wilayah flora dan fauna Indonesia  Siswa dapat Mendeskripsikan berbagai tipe bioma yang ada di Indonesia  Siswa dapat Memberikan alasan arti penting keanekaragaman hayati perlu dilstarikan  Siswa dapat Membedakan pelestarian in-situ dan e-ksitu

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 3 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (5 menit)  Guru menanyakan kembali pengertian keanekaragaman hayati dan tingkat-tingkat keanekaragaman hayati. B. Kegiatan inti (80 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru bersama siswa mendiskusikan pembagian flora Indonesia . (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi :  Guru bersama siswa mendiskusikan pembagian fauna Indonesia menurut garis Weber dan Wallace. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskusikan flora dan fauna endemik yang ada diberbagai propinsi di Indonesia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskusikan berbagai keanekaragaman hayati flora dan fauna dihutan hujan tropis (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Yunis- RPP Biologi X

8


 

Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.); Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan

C. Kegiatan akhir (5 menit)  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan tentang keanekaragaman hayati Indonesia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 4 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (5 menit)  Guru menanyakan kembali flora dan fauna endemik diberbagai tempat di Indonesia dan keanekaragaman hayati di hutan hujan tropis. B. Kegiatan inti (80 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru bersama siswa mendiskusikan fungsi hutan hujan tropis. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi :  Guru bersama siswa mendiskusikan aktivitas manusia yang dapat merugikan dan menguntungkan keanekaragaman hayati . (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskusikan beberapa cara untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (5 menit)  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan pelestarian keanekaragaman hayati. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); VI. Alat/ Bahan/ Sumber  Buku kerja Biologi , Viva Pakarindo  Buku Biologi, SMA kelas X, Aneka Ilmu, Bab VI  Buku Biologi, SMA kelas X, Pusat perbukuan Depdiknas, Bab 9  Internet

VII. Penilaian  Laporan hasil diskusi Yunis- RPP Biologi X

9




Uji kompetensi tertulis

Soal 1. Tuliskan contoh keanekaragaman hayati masing-masing wilayah di Indonesia (minimal 5 ) ! 2. Jelaskan yang dimaksud dengan flora dan fauna endemik dan beri contoh flora dan fauna endemik masing-masing daerah di Indonesia ! 3. Tuliskan keanekaragaman flora dan fauna pada hutan hujan tropis ! 4. Jelaskan fungsi hutan hujan tropis di Indonesia ! 5. Jelaskan aktivitas manusia yang dapat melestarikan dan merusak keanekaragaman hayati ! 6. Jelaskan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati !

Mengetahui, Kepala SMA N 6 OKU

Pengandonan, Januari 2012 Guru Mata Pelajaran Biologi

(Wahyu Eko Romadhon, S.Pd, M.M.Pd)

(Yunis Andriani, S.T.P)

Yunis- RPP Biologi X

10


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: : : : : :

Biologi X (Sepuluh)/ Genap 5, 6, 7 6 x 45 menit 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.3. Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

Indikator 3.3.1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum plantae 3.3.2. Menyusun klasifikasi dunia tumbuhan 3.3.3. Mendeskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan lumut (Bryophyta) 3.3.4. Membedakan tumbuhan lumut, paku dan biji berdasarkan cirinya 3.3.5. Menyajikan data contoh plantae Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk berbagai kebutuhan 3.3.6. Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan tumbuhan lumut,paku dan biji. 3.3.7. Menemukan peranan berbagai jenis plantae tertentu yang ada dilingkungannya terhadap ekonomi dan lingkungan. I. Tujuan Pertemuan 5 1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum plantae (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa dapat menyusun klasifikasi dunia tumbuhan (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa dapat menjelaskan Ciri-ciri umum tumbuhan lumut (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 4. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi tumbuhan lumut (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 5. Siswa dapat menjelaskan reproduksi tumbuhan lumut (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 6 1. Siswa dapat menjelskan perbedaan tumbuhan lumut, paku dan biji berdasarkan cirinya (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mendeskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan paku (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi tumbuhan paku (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 4. Siswa dapat menjelaskan reproduksi tumbuhan paku (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 7 1. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan biji (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi tumbuhan biji (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa dapat menjelaskan reproduksi tumbuhan biji (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 4. Siswa dapat menyajikan contoh plantae Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk berbagai kebutuhan (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 5. Siswa mampu menjelaskan peranan plantae tertentu terhadap ekonomi dan lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur,Toleransi,Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Karakter siswa yang diharapkan :  Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.  Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :  Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. Yunis- RPP Biologi X

11


II. Materi Ajar PLANTAE Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mampu: 1. berfotosintesis, 2. multiseluler dan 3. eukariotik. Memiliki beberapa kesamaan dengan ganggang.Namun, tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mengkolonisasi daratan dengan sempurna.

Gymnosperm (e.g., conifer)

Tumbuhan berpembuluh tak berbiji (Pterydophyta / Paku)

Bryophytes (Lumut)

Charophyceans (sekelompok dengan alga hijau)

Klasifikasi filogeni tumbuhan

Radiation of flowering plants

Tumbuhan berbiji pertama

Tumbuhan berpembuluh pertama

Tumbuhan nenek moyang

Karakteristik dan Ciri-ciri : 1. Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik 2. Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus) 3. Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem) 4. Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit) 5. Reproduksi seksual dan aseksual (spora) Pengangkutan Air dan Mineral - Pengangkutan Air, melalui peristiwa Osmosis : Pergerakan air dari konsentrasi tinggi ke konsenterasi rendah melewati membran semi permeabel. - Pengangkutan mineral, melalui difusi : Pergerakan zat terlarut (mineral & ion) dari konsentrasi tinggi ke konsenterasi rendah.

Pergiliran Keturunan / Metagenesis Tumbuhan Lumut

Klasifikasi Tumbuhan Lumut 1. Lumut hati (Hepatycopsida) 2. Lumut tanduk (Anthoceratopsyda) 3. Lumut daun (Bryopsida) Ciri – ciri Kelompok Hepaticopsida - Talus berbentuk lembaran, dan tidak dapat dibedakan akar, batang dan daunnya - Tumbuh dikotom (bercabang dua) - Reproduksi secara : a. aseksual, melalui pembentukkan gemma, fragmentasi dan spora Yunis- RPP Biologi X

12


b. seksual, melalui peleburan sel spermatozoid dengan sel ovum

Macam-macam lumut hati 2. Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk Ciri – Ciri : 1. Gametofit berbentuk lembaran 2. Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti tanduk 3. Di dalam “tanduk” dihasilkan spora lumut tanduk

Tumbuhan Paku Ciri – Ciri : 1. Gametofit berbentuk lembaran 2. Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti tanduk 3. Di dalam “tanduk” dihasilkan spora

Tumbuhan Paku

Pergiliran/ Metagenesis Paku Klasifikasi Tumbuhan Paku 1. Lycopsida 2. Sphenopsida 3. Psylopsida 4. Pteridopsida Ciri-ciri Lycopsida 1. Memiliki daun yang berukuran kecil (mikrofil) 2. Spora dihasilkan oleh strobilus (kumpulan sporofil yang berbentuk kerucut) 3. Pada selaginella, jenis spora yang dihasilkan ada 2 macam, yaitu mikrospora dan megaspora 4. Mikrospora akan berkembang menjadi gametofit jantan, sedang megaspora akan berkembang menjadi gametofit betina

Contoh Lycopsida Ciri-ciri Sphenopsida 1. Hidup di daerah sub tropis, terutama di rawa 2. Memiliki daun mikrofil 3. Spora dihasilkan oleh strobilus 4. Batang keras dan berongga, mengandung silika Contoh : Equisetum palustre

Sphenopsida

Ciri-ciri Psylopsida 1. Daun mikrofil 2. Batang bercabang dikotom, dan berfungsi dalam fotosintesis 3. Pada ruas-ruas batang dihasilkan sporangium Yunis- RPP Biologi X

13


4. Spora dihasilkan oleh sporangium Contoh : Psilotum nudum

Psylopsida

Ciri-ciri Pterydopsida 1. Telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya 2. Spora dihasilkan pada sporofil, terutama di bawah daunnya 3. Daun mudanya tumbuh menggulung (circinatus) Contoh : Pteris, Adiantum cuneatum, Semanggi (Marsilea sp) dll Manfaat Tumbuhan Paku

III. Metode Pembelajaran  Pengamatan – Diskusi – Ceramah - Penugasan IV. Strategi Pembelajaran Tatap Muka  Mengamati tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji  Menggambar struktur tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan spermatophyta

Terstruktur

Mandiri

 Diskusi mendeskripsikan ciri tumbuhan paku

 Siswa dapat Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji

V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 5 A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru bersama siswa tanya jawab tentang ciri-ciri tumbuhan.  Guru membagi siswa menjadi enam kelompok.  Guru menjelaskan yang akan dikerjakan siswa (Lembar Kegiatan Terlampir)  Guru memberi petunjuk lokasi di sekolah yang banyak terdapat lumut .  Guru meminta siswa melakukan pengamatan tumbuhan lumut B. Kegiatan inti (75 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Siswa mengamati tumbuhan lumut secara berkelompok. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa menuliskan hasil pengamatan pada lembar kegiatan siswa  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa menyelesaikan laporan kegiatan pengamatan tumbuhan lumut. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) Yunis- RPP Biologi X

14


C. Kegiatan akhir (5 menit)  Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatan . (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru meyimpulkan hasil kegiatan pengamatan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 6 A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru dan siswa tanya jawab tentang ciri-ciri tumbuhan paku  Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.  Guru menjelaskan yang akan dikerjakan siswa  Guru meminta siswa mengamati tumbuhan paku yang ada dilingkungan sekolah . B. Kegiatan Inti (75 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Siswa mengamati tumbuhan paku yang ada dilingkungan sekolah (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa menuliskan hasil pengamatan pada Lembar Kegiatan Siswa (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Guru bersama siswa mendiskusikan reproduksi dan siklus hidup tumbuhan paku. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskusikan peranan paku bagi manusia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (5 menit)  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan tentang ciri umum tumbuhan paku. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 7 A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru dan siswa tanya jawab tentang ciri-ciri tumbuhan biji.  Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.  Guru menjelaskan yang akan dikerjakan siswa  Guru meminta siswa mengamati tumbuhan paku yang ada dilingkungan sekolah . B. Kegiatan Inti (75 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Siswa mengamati tumbuhan biji yang ada dilingkungan sekolah (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa menuliskan hasil pengamatan pada Lembar Kegiatan Siswa (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Yunis- RPP Biologi X

15


 Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Guru bersama siswa mendiskusikan perbedaan tumbuhan lumut, paku dan biji (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskusikan peranan tumbuhan biji bagi manusia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (5 menit)  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan tentang ciri umum tumbuhan biji. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); VI. Alat/ Bahan/ Sumber  Buku kerja Biologi , Viva Pakarindo  Buku Biologi, SMA kelas X, Aneka Ilmu, Bab VI  Buku Biologi, SMA kelas X, Pusat perbukuan Depdiknas  Internet  Lingkungan sekitar sekolah  Lup/ kaca pembesar VII. Penilaian  Laporan hasil diskusi  Uji kompetensi tertulis  Tugas mandiri : Mengumpulkan informasi tentang peranan lumut, paku dan biji Soal 1. Jelaskan ciri-ciri umum plantae ! 2. Susunlah klasifikasi dunia tumbuhan ! 3. Jelaskan Ciri-ciri umum tumbuhan lumut ! 4. Jelaskan klasifikasi tumbuhan lumut ! 5. Jelaskan reproduksi tumbuhan lumut ! 6. Jelskan perbedaan tumbuhan lumut, paku dan biji berdasarkan cirinya ! 7. Deskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan paku ! 8. Jelaskan klasifikasi tumbuhan paku ! 9. Jelaskan reproduksi tumbuhan paku ! 10. Deskripsikan ciri-ciri umum tumbuhan biji ! 11. Jelaskan klasifikasi tumbuhan biji ! 12. Jelaskan reproduksi tumbuhan biji ! 13. Jelaskan peranan plantae tertentu terhadap ekonomi dan lingkungan !

Yunis- RPP Biologi X

16


Lembar Kegiatan Siswa Untuk KD. 3.3. Tumbuhan Lumut Tujuan : 1. Mengetahui ciri-ciri tumbuhan lumut 2. Mengetahui klasifikasi tumbuhan lumut Alat dan Bahan 1. Lup/ kaca pembesar 2. Alat tulis 3. Tumbuhan lumut yang ada dilingkungan sekolah Cara Kerja 1. 2. 3. 4.

Temukanlah habitat tumbuhan lumut yang ada disekitar sekolah Amatilah akar, batang dan daunnya dengan bantuan lup atau kaca pembesar Tuliskan hasil pengamatanmu Gambarlah lumut yang kamu amati dan buat keterangan bagian menyerupai akar, batang dan daun.

Pertanyaan 1. Tuliskan ciri-ciri Lumut ! 2. Tuliskan klasifikasi tumbuhan lumut dan ciri-cirinya masing-masing ! 3. Tuliskan daur hidup tumbuhan lumut ! 4. Jelaskan peranan tumbuhan lumut bagi kehidupan ! Tumbuhan Paku Tujuan : 1. Mengetahui ciri-ciri tumbuhan paku 2. Mengetahui klasifikasi tumbuhan paku Alat dan Bahan 1. Lup/ kaca pembesar 2. Alat tulis 3. Tumbuhan paku yang ada dilingkungan sekolah Cara Kerja 1. 2. 3. 4.

Temukanlah habitat tumbuhan paku yang ada disekitar sekolah Amatilah akar, batang dan daunnya Tuliskan hasil pengamatanmu Gambarlah paku yang kamu amati dan buat keterangan

NO 1 2

Nama

Struktur

Kelas

Pertanyaan 1. Tuliskan ciri-ciri tumbuhan paku ! 2. Tuliskan klasifikasi tumbuhan paku dan ciri-cirinya masing-masing ! 3. Tuliskan metagenesis tumbuhan paku ! 4. Jelaskan peranan tumbuhan paku bagi kehidupan ! Tumbuhan Biji

Tujuan : 1. Mengetahui ciri-ciri tumbuhan biji Yunis- RPP Biologi X

17


2. Mengetahui klasifikasi tumbuhan biji Alat dan Bahan 1. Alat tulis 2. Tumbuhan paku yang ada dilingkungan sekolah Cara Kerja 1. 2. 3. 4.

Carilah tumbuhan biji yang ada disekitar sekolah Amatilah akar, batang dan daunnya Tuliskan hasil pengamatanmu Gambarlah tumbuhan biji yang kamu amati dan buat keterangan

NO 1 2

Nama

Struktur

Kelas

Pertanyaan 1. Tuliskan ciri-ciri umum tumbuhan biji ! 2. Tuliskan klasifikasi tumbuhan biji dan ciri-cirinya masing-masing ! 3. Jelaskan peranan tumbuhan biji bagi kehidupan !

Mengetahui, Kepala SMA N 6 OKU

Pengandonan, Januari 2012 Guru Mata Pelajaran Biologi

(Wahyu Eko Romadhon, S.Pd, M.M.Pd)

(Yunis Andriani, S.T.P)

Yunis- RPP Biologi X

18


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: : : : : :

Biologi X (Sepuluh)/ 2 8,9 dan 10 6 X 45 menit 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati 3.4. Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

Indikator 3.4.1. Mengenal ciri-ciri umum animalia 3.4.2. Mengidentifikasi karakteristik berbagai filum anggota kingdom animalia 3.4.3. Menyajikan data (gambar,foto, deskripsi) berbagai invertebrata yang hidup dilingkungan sekitarnya berdasarkan pengamatan 3.4.4. Mengidentifikasi anggota insecta menggunakan kunci determinasi sederhana 3.4.5. Membuat data berbagai spesies hewan invertebrata dari berbagai golongan yang bermanfaat bagi kehidupan I. Tujuan Pertemuan 8 - Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri animalia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); - Siswa mampu menyusun klasifikasi kingdom animalia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 9 - Siswa mampu menjelaskan perbedaan vertebrata dan invertebrata (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); - Siswa mampu menjelaskan ciri khas masing-masing filum anggota kingdom animalia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 10 - Siswa mampu menjelaskan klasifikasi Arthrophoda (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); - Siswa mampu menjelaskan ciri khas masing-masing ordo insecta (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); - Siswa mampu menjelaskan peranan masing-masing golongan vertebrata dan invertebrata yang bermanfaat bagi kehidupan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Karakter siswa yang diharapkan :  Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.  Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :  Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. II. Materi Ajar Animalia Ciri-ciri animalia : a. Bersifat eukariot, multiseluler,dan heterotrof b. Tidak memiliki dindimg sel komponen terbesar sel-sel hewan terdiri dari protein struktural kolagen c. Jaringan yang berperan dalam menghantarkan impuls dan pergerakan adalah jaringan syaraf dan otot. d. Sebagian besar reproduksinya secara seksual dengan tahapan diploid mendominasi siklus hidupnya . e. Habitatnya didarat maupun diair Berikut beberapa Phylum dalam kingdom animalia A. Porifera Porifera adalah hewan air yang hidup di laut. Hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil) dan tidak dapat berpindahtempat secara bebas. Ciri utama Þ memiliki iubang (Pori) yang banyak dan membentuk suatu Sistem Saluran air dan makanan yang larut didalamnya diarnbil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang Ostium, kemudian masuk ke dalam rongga Yunis- RPP Biologi X

19


tubuh. Setelah makanan diserap air yang berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut Oskulum. Terdapat sel dengan bentuk khusus yang disebut Koanosit atau Sel Leher yang berfungsi untuk pencemaan makanan.Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel. Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka Þ pencernaan Intrasel. Mempunyai Eksoskeleton (Rangka Luar): terdiri dari serabut-serabut lentur yang disebut Spongin dan terdiri dari duriyang disebut Spikula. Pembiakan dengan cara generatif (kawin), hewan ini mempunyai daya Regenerasi yang tinggi. Golongan 1. Calcarea , contoh : Sycon dan Cluthrina 2.. Hexactinellida , contoh : Pheronima 3. Demospongia , contoh : Euspongila, Spongila (bertubuh lunak) Þ digunakan orang untuk alat pembersih kaca dan lainnya. Tipe Pembuluh yang dimiliki oleh porifera Gambar Struktur Tubuh 1. Ascon 2. Sycon 3. Rhagon (Leucon) Coelenterata Mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi seperti Usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga Gastrovaskuler. Simetri tubuhnya radial dan terdapat tentakel disekitar mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang mengandung racun sengat disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga). Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapisan lembaga yaitu: 1. Ektoderm Þ bagian luar 2. Endoderm Þ bagian dalam Diantara dua lapisan tersebut terdapat lapisan tipis yang disebut Mesoglea. Karena dinding tubuhnya terdiri dari dua lapisan lembaga maka hewan itu disebut Hewan Diploblastik . Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa jenis lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip dan fase Medusa.Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah) sedangkan medusa adalah fase saat hewan dapat bergerak bebas. Kelas-kelas yang termasuk di dalam filum Coelenterata adalah:Hydrozoa Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Hydra, yang hidup di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat pada dasar disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh lain adalah Obelia. Scypozoa Sebagian besar hidup dalam bentuk medusa. Bentuk polip hanya pada tingkat larva.Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Aurelia sp. (ubur-ubur kuping) yang sering terdampar di pantai-pantai. Larva disebut Planula, kemudian menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang disebut Efira. Anthozoa Tidak mempunyai bentuk sebagai medusa (sepanjang hidupnya Polip).Contoh jenis dari kelas tersebut adalah anemon laut (Cribinopsis fernaldi). Mempunyai alat pernafasan sederhana disebut Þ Sifonoglifa. Ctenophora Satu-satunya Coelenterata yang tidak memiliki nematokis. Platyhelminthes Disebut Þ Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: • Tubuh simetri bilateral • Belum memiliki sistem peredaran darah • Belum memiliki anus • Belum memiliki rongga badan Þ termasuk kelompok Triploblastik Aselomata • Memiliki basil isap (sucker) Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dan saraf-saraf tepi Þ Saraf Tangga Tali. Beberapa ada yang mempunyai alat keseimbangan Statotista. Terdiri dari 3 kelas yaitu : 1 Turbelaria (Cacing Berambut Getar) Satu-satunya kelas yang hidup bebas (non-parasit), contohnya adalah Planaria yang mempunyai sistem ekskresi dari sel-sel api (Flame Cell). Bersifat Hermafradit dan berdaya regenerasi cepat. 2 Trematoda (Cacing Isap) Yunis- RPP Biologi X

20


Jenis-jenis kelas ini adalah : 1. Fasciola hepatica (cacing hati ternak), bersifat hetmafrodit. Siklus hidupnya adalah : Telur Þ Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea , Sporokista , berkembang menjadi Larva : Redia , Larva : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air (Nasturqium officinale)) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis. 2. Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis (cacing hati manusia) Siklus hidupnya adalah: Telur , Larva ,Mirasidium ,Sporokista Larva : Redia , Larva : Serkaria ,Larva : Metaserkaria, masuk ke dalam tubuh Ikan kemudian termakan oleh Orang Cacing dewasa,menyebabkan Clonorchiasis. 3. Schistosoma Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan parasit darah. Memiliki hospes perantara Siput. Menyebabkan Schistosomiasis. 4. Paragonimus westermani (cacing paru) Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tetumbuhan air.Menyebabkan Paragonimiasis. 5. Fasciolopsis buski Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus. Hospes perantaranya adalah tetumbuhanair. Menyebabkan Fasciolopsiasis. 3. Cestoda (Cacing Pita) Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang masing-masing disebut Proglottid. Kepala disebut Skoleks dan memiliki alat isap (Sucker) yang memiliki kait (Rostelum) terbuat dari kitin. Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi. Contoh : Taenia solium (Cacing pita manusia) : Menyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya terdapat kait-kait Proglotid yang matang menjadi alat reproduksinya. Memiliki hospes perantara Babi. Siklus hidup : Proglottid Masak (terdapat dalam feses) bila tertelan oleh babi ,Embrio Heksakan, menembus usus dan melepaskan kait-kaitnya , Larva Sistiserkus (dalam otot lurik babi) tertelan manusia ,Cacing dewasa. Taenia saginata (Cacing pita manusia) Menyebabkan Taeniasis saginata. Pada skoleknya tidak terdapat kait-kait. Memiliki hospes perantara Sapi. Daur hidupnya sama dengan Taenia solium, Diphyllobothrium latum, Menyebabkan Diphyllobothriasis. Parasit pada manusia dengan hospes , perantara berupa katak sawah (Rana cancrivora), ikan dan Cyclops. Echinococcus granulosus : Cacing pita pada anjing. Himenolepis nana : Cacing pita yang hidup dalam usus manusia dan tikus. Tidak memiliki hospes perantara. Nemathelminthes • Tubuh simetribilateral, bulat panjang (gilig) disebut cacing gilig • Memiliki saluran pencernaan • Dioceous (berumah dua) reproduksi seksual (jantan dan betina) • Mempunyai saluran pencernaan • Memiliki rongga badan palsu Gbr. Irisan melintang tubuh - Triploblastik Pseudoselomata Nemathelminthes • Kosmopolitan, ada yang parasit dan ada pula yang hidup bebas Contoh : Ascaris lumbricoides : cacing perut manusia Cacing betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Tubuhnya licin karena terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein. Siklus hidup : Telur Masak (tidak sengaja) tertelan manusia Þ menetas menjadi Larva di saluran pencernaan ,menembus usus, peredaran darah .Jantung, Paru-Paru ,Trakea (tenggorokan) Þ tertelan untuk kedua kalinya dengan gejala batuk-batuk , Usus Cacing dewasa. Sering didapati komensalisme di dalam tubuh, namun pada anakanak ( 10 th ) Ascaris megalocephala Persis sepeti Ascaris lumbricoides namun hospes tetapnya adalah hewan kuda di dalam ususnya. Ascaris suilae l Ascaris suum : Persis seperti Ascaris lumbricoides namun hospes tetapnya adalah hewan babi Yunis- RPP Biologi X

21


di dalam ususnya. Ancylostoma duodenale dan Necator americanus cacing tambang Hidup di dalam Duodenum manusia menyebabkan Ancylostomiasis Siklus hidup : Telur (keluar bersama feses) , menetas menjadi Larva Rhabditiform Larva Filariform aktif akan menembus kulit , aliran darah ,Jantung, Paru-Paru Trakea tertelan masuk ke Duodenum (usus 12 jari) , menghisap darah. Oxyuris vermicularis l Enterobius vermicularis (cacing kremi) Hidup di usus halus dan menyebakan Oxyuriasis. Penularan melalui udara, tanah dan autoinfeksi.. T iga marga tersebut (Ascaris, Ancylostoma dan Oxyuris) disebut Soil Transmitted Helminths . Wuchereria bancrofti (Filaria bancrofti) : Hidup di dalam kelenjar limfe menyebabkan penyakit kaki gajah Elefantiasis/Filariasis. Ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex sp. Loa loa hidup di daiam mata mamalia manusia menyebabkan Loasis Trichuris trichiura ( cacing camhuk,), Trichinella spirolis (cacing otot), Strongyloides stercoralis : hidup di usus halus menyebabkan Strongyloidiasis Annelida • Simetri bilateral, berbentuk seperti gelang ('anellus' = cincin) • Memiliki rongga badan Þ Triploblastik Selomata • Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah. • Sistem pencernaan lengkap/sempuna • Sistem peredaran darah tertutup

Gbr. Struktur tubuh Annelida Terbagi menjadi 3 kelas (berdasarkan keadaan rambut di permukaan tubuh), yaitu :Polychaeta : Habitatnya di lautan, tubuhnya terdiri dari banyak rambut Þ (poly = banyak, chaeta = rambut/bulu. Contoh cacing tersebut adalah : Nereis viren, Eunice viridis (cacing wawo) dan Lysidiceoele (cacing palolo). Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh orangorang di Kepulauan maluku. Oligochaeta : Habitatnya di tanah, memiliki sedikit rambut (oligo= sedikit, chaeta = rambut/bulu). Contoh cacing tersebut adalah : Lumbricus terestris dan Pheretima sp. (keduanya disebut cacing tanah). Mempunyai organ KIitellum yang berisi semua kelenjar, termasuk kelenjar kelamin. Pernafasan dilakukan oleh pemukaan tubuhnya. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran darah. Contoh lain Moniligaster houtenii (endemik di Sumatera). Hirudinae Tidak memiliki rambut (chaeta) tetapi menghasilkan zat antikoagulasi (anti pembekuan darah) yang dinarnakan Hirudin.

Yunis- RPP Biologi X

22


Molusca Disebut pula sebagai hewan bertubuh lunak. Dibagi menjadi 5 kelas : 1. Lamellibranchiata atau Pelecypoda atau Bivalvia : Hewan berkaki pipih, cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Cangko tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu : • Periostrakum (luar) • Prismatik (tengah, tebal) • Nakreas (dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara) Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan, misalnya : • Mytilus viridis (kerang hijau) • Anadara granosa (kerang darah) • Asaphis derlorata (remis ) • Meleagrina margaritivera (kerang mutiara) • Tridagna gigas (kima) 2. Cephalopoda Kaki hewan tersebut, terletak di kepala (Cephalus = kepala, poda =kaki)Contoh jenis dari kelas ini adalah: • Loligo indica (cumi-cumi) mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin.Mempunyai 8 tangan dan 2tentakel. • Sepia s p. (sotong) mempunyai kantong tinta,cangkangn di dalam tubuh terbuat dari kapur. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel. • Nautilus pampilus tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar terbuat dari kapur. • Octopus vulgaris mempunyai kantong tinta, tidak memiliki cangkang. Mempunyai 8 tangan. 4. GastropodaKaki hewan tersebut, terletak di perut (Gaster = perut, poda = kaki), hemafrodit, kelenjar kelamin disebut ovotestes, bernafas dengan semacam paruparu dan sistem peredaran darah terbuka. Contoh jenis dari kelas lersebut adalah: • Vivipara javanica (kreco) • Limnaea trunchatula (Siput sebagai hospes perantara Fasciola hepatica) • Melania testudinaria (sumpil) • Achatina fulica (bekicot) • Murex siphelinus (cangkok berduri dan hidup di laut) • Vaginula sp. (siput telanjang) • Filicaulis sp. (siput lintah) 4. Scapopoda Hidup di laut, cangkok berbentuk pipa atau gading. 5. Amphineura/Poliplacophora Hidup di laut, cangkok berlapis-lapis, contoh: Chiton sp. Echinodermata • Dalam ekosistem berkedudukan sebagai hewan pemakan bangkai. • Semua jenisnya hidup di lautan. • Dewasa : simetri tubuhnya radial, larva : simetri tubuhnya bilateral. • Pergerakan dilakukan dengan sistem pembuluh air Þ kaki ambulakral (sistem ambulakral). • Sistem ambulakral Air - celah (madreporit) -saluran batu -saluran cincin - gelembung yang berotot (ampula). Dibegi menjadi 5 kelas: 1 Asteroidea (bintang laut) Mempunyai lengan sebanyak 5 atau kelipatan 5. Pada lengannya terdapat duri-duri tumpul dan juga duri-duri berbentuk catut yang disebut Pediselaria. misalnya: Asyterias foberi, Linckia sp., dll. 2 Echinoidea (landak laut) Berduri panjang dan tajam, misalnya: Diadema saxatile (landak laut). Ciri-Ciri Vertebrata Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki rangka tulang belakang. Tulang belakang adalah ruas-ruas tulang yang berderet sepanjang punggung mulai dari leher sampai ekor. Tulang belakang berfungsi sebagai penyokong tubuh dan melindungi sistem saraf. Anggota kelompok vertebrata telah memiliki sistem alat tubuh yang lengkap, antara lain: Yunis- RPP Biologi X

23


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Tubuh terdiri dari kepala, badan, dan 2 pasang alat gerak. Beberapa species mempunyai ekor. Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus, dilengkapi dengan kelenjar pencernaan. Sistem peredaran darah tertutup. Alat ekskresi berupa ginjal. Alat pernafasan berupa paru-paru, kulit, atau insang. Sepasang alat reproduksi (gonad) di kanan dan di kiri. Sistem endokrin berfungsi menghasilkan hormon. Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (serabut saraf). Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, dan sel-sel darah. Sistem gerak terdiri dari rangka sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak

Klasifikasi Vertebrata Vertebrata dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi 5. Pengelompokkan tersebut berdasarkan penutup tubuh, alat gerak, dan cara perkembangbiakannya, yaitu: 1. Ikan (pisces) 2. Burung (aves) 3. Amphibi (amphibia) 4. Reptil (reptilia) 5. Hewan menyusui (mammalia) Pisces Pisces atau ikan termasuk salah satu jenis hewan vertebrata, karena ikan memiliki rangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung kalsium fosfat. Ciri-ciri pisces lainnya, antara lain: a. Hidup di air, baik air laut, air tawar, atau air payau. b. Tubuh dilindungi oleh sisik. c. Bergerak dengan sirip dan ekor. d .Memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang. e. Tidak mempunyai daun telinga. f. Bernapas dengan insang. g. Ikan yang hidup di lumpur mempunyai alat bantu pernapasan berupa labirin. h.Jantung terdiri dari dua ruang. i. Berkembangbiak dengan bertelur. j. Pembuahan terjadi di luar tubuh induk (fertilisasi eksternal). k. Berdarah dingin. Contoh-contoh ikan, antara lain: a. Ikan mas (Cyprinus carpio), b. Ikan cupang (Betta splendens), c .Ikan kakap merah (Lutjanus bitaeniatus), dan d .Ikan bandeng ( Chanos chanos) Aves

Yunis- RPP Biologi X

24


Aves atau unggas memiliki bulu dan paruh yang terbuat dari zat keratin. Bulu yang membentuk sayap berperan untuk terbang. Ciri-ciri aves lainnya, antara lain: Hidup di darat., Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik. c. Alat pernapasan berupa paru-paru dan alat tambahan berupa pundi-pundi udara sebagai tete tempat cadangan udara pernapasan disaat terbang jauh. Jantung telah memiliki 4 ruang yang sempurna. Berkembangbiak dengan bertelur, ciri telur bercangkang dan kuning telur berukuran besar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh induknya (fertilisasi internal).

Amphibi Amphibia terdiri dari tiga kelompok, yaitu: Anura memiliki ciri tidak berekor saat dewasa. Kaki belakangnya lebih panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat. Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsa. Species jantan memiliki kantong udara di kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin. Contohnya: katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp.), dan kodok atau bangkong (Bufo sp.) 1. Urodela merupakan kelompok amphibia yang memiliki ekor saat larva, muda dan dewasa. Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depat yang sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat. Contohnya salamander. 2. Apoda (Caecilians) merupakan amphibia tak berkaki. Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau belut. Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah. Ciri-ciri amphibi, antara lain: a. Hidup di air (pada fase larva) dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab (pada fase dewasa). b. Penutup tubuh berupa kulit yang licin dan tidak bersisik. c. Alat pernapasan berupa insang, paru-paru, dan kulit. d. Jantungnya memiliki 3 ruang. e. Berkembangbiak dengan menghasilkan telur yang tidak bercangkang. f. Pembuahan terjadi di luar tubuh induk (fertilisasi eksternal), di air atau tempat yang lembab. g. Beberapa species kelompok amphibi mengalami perubahan bentuk tubuh selama proses pertumbuhan dan perkembangnya. Perubahan ini dikenal dengan proses metamorfosis. h. Berdarah dingin. Mamalia

Yunis- RPP Biologi X

25


Kelompok mammalia menghasilkan susu sebagai makanan anaknya. Susu dihasilkan oleh kelenjar (glandula mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Selain memiliki kelenjar susu, mammalia memiliki rambut, dan memiliki tiga tulang telinga tengah. Ciri-ciri lain dari mammalia, diantaranya: a. Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti paus, dan lumba-lumba. b. Struktur tubuhnya sesuai dengan cara hidupnya, ada yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali. c. Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak. d. Bernapas dengan paru-paru, dan mempunyai diafragma untuk membantu bernapas. e. Jantung terdiri dari 4 ruang yang sempurna. f. Otak berkembang lebih baik dibandingkan vertebrata lainya. g. Berkembangbiak dengan melahirkan anak. h. Pembuahan terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi internal). i. Berdarah panas. Mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu : 1. Mammalia bertelur (prototheria) 2. Mammalia berkantung (metatheria) 3. Mammalia berplasenta (eutheria) Mammalia Bertelur (Prototheria) Kelompok Prototheria berkembangbiak dengan cara bertelur. Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk ini tidak memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Monotremata, contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan echidna. Mammalia Berkantung (Metatheria) Kelompok Metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam marsupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan selanjutnya. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp.), koala (Phascolarctos cinereus), dan opposum (Pucadelphys andinus). Mammalia Berplasenta (Eutheria) Kelompok Eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta. Berikut ini adalah kelompok utama mammalia eutheria: Insectivora adalah kelompok mammalia pemakan serangga. Contohnya landak. Chiroptera adalah kelompok mammalia yang memiliki selaput kulit membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang. Struktur sayap untuk terbang ini merupakan modifikasi dari kaki depan yang ditunjang oleh empat jari. Sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal, yaitu mencari makanan pada malam hari. Selain sebagai pemakan serangga, beberapa jenis memakan buah-buahan dan vertebrata kecil seperti katak, tikus, dan burung. Contohnya kelelawar. Lagomorphamencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat, misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki depan. Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat. Perissodactylamencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah ganjil pada kakinya. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora. Contohnya: kuda (Equus caballus) yang berkuku satu, tapir (Tapirus indicus) dan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang berkuku tiga. Artiodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah genap masing-masing kakinya. Hewan ini juga herbivora. Contohnya adalah kambing, domba (Ovis aries), babi (Sus sp.), rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa camelopardalis). Sireniaadalah mammalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip.Kelompok mammalia ini tidak memiliki kaki belakang. Yunis- RPP Biologi X

26


Ekor besar dan pipih horizontal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang. Sirenia merupakan mammalia bertubuh besar tidak berambut. Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya. Contoh sirenia adalah duyung atau dugong (Dugong dugong). Proboscideamemiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus). Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan dan minum. Kulitnya longgar dan tebal. Gajah jantan memiliki gigi seri atas memanjang sebagai gading. Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi. Contohnya: Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca). Carnivora adalah kelompok mammalia yang memiliki gigi dan kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya. Kelompok ini disebut juga pemakan daging. Mammalia yang termasuk carnivore adalah anjing (Canislupus familiaris), Kucing (Felis silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo), dan anjing laut (Caniformia pinniped). Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang di atas dan sepasang di bawah. Ggi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus-menerus.Contoh rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus, dan mencit. Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, dan otak berkembang baik. Kelompok primata adalah beruk (Macaca sp.), orang utan (Pongo pygmaeus), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus) Manusia (Homo sapiens) digolongkan dalam primata. Peranan Vertebrata dalam Kehidupan Vertebrata banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal, diantaranya untuk: - Bahan makanan, misalnya daging kambing, telur ayam, dan susu sapi. - Bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol. - Objek penelitian, misalnya hewan mammalia. - Hewan peliharaan, misalnya anjing, kucing, kelinci, atau burung. - Alat transportasi, misalnya kuda, kerbau, dan sapi.

Beberapa species vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya tikus, dan babi hutan. Tikus dan babi hutan dapat menjadi hama karena merusak dan memakan tanaman pertanian.

III. Metode Pembelajaran  Ceramah – Diskusi informasi-Penugasan IV. Strategi Pembelajaran Tatap Muka  Mendeskripsikan ciri kingdom animalia

Terstruktur

Mandiri

 Menggambar struktur tubuh  Siswa dapat Mengumpulkan beberapa phylum dalam informasi tentang peranan kingdom animalia kingdom animalia bagi kehidupan.

Yunis- RPP Biologi X

27


V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 8 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru bertanya pada siswa perbedaan tumbuhan dan hewan ?  Guru dan siswa tanya jawab mengenai hewan invertebrata dan peranannya. B. Kegiatan Inti  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Siswa mendiskusikan secara berpasangan mengenai ciri-ciri kingdom animalia, klasifikasinya dan peranannya bagi kehidupan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru memfasilitasi interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan sumber belajar.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa menyelesaikan laporan hasil diskusi (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa menuliskan hasil diskusi pada papan tulis (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa dan guru mendiskusikan hasil diskusi yang dituliskan dipapan tulis (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) B. Kegiatan akhir (10 menit)  Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatan dengan mengumpulkan laporan hasil diskusi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru meyimpulkan ciri-ciri kingdom animalia berdasarkan hasil diskusi. Pertemuan 9 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal  Guru menanyakan kembali ciri-ciri invertebrata dan klasifikasinya  Guru dan siswa tanya jawab mengenai perbedaan vertebrata dan invertebrata B. Kegiatan Inti  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan menjelaskan tugas yang akan dikerjakan siswa  (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mencari informasi melalui buku dan mendiskusikan tugas yang diberikan guru  (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan kelompok (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Yunis- RPP Biologi X

28


 Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa menyelesakan laporan hasil diskusi (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)  Guru bersama siswa mendiskusikan peranan invertebrata bagi manusia  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan Akhir  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan hasil diskusi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 10 ( 2 jam pelajaran ) A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru menanyakan kembali klsifikasi invertebrata  Guru dan siswa tanya jawab mengenai phyllum arthropoda B. Kegiatan Inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan menjelaskan tugas yang akan dikerjakan siswa  (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mencari informasi mengenai phyllum Arthropoda terutama kelas insectra melalui buku dan mendiskusikan bersama teman kelompoknya (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)  Guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan kelompok (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa menyelesakan laporan hasil diskusi (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)  Guru bersama siswa mendiskusikan peranan Phyllum Arthropoda bagi kehidupan  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,  Guru dan siswa Tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan.  Guru memberikan konfirmasi terhadap kegiatan eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.  Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan dan isyarat maupun penghargaan (reward) pada peserta didik. Yunis- RPP Biologi X

29


C. Kegiatan Akhir  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan hasil pembelajaran. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru memberikan tugas yangakan dikerjakan siswa dirumah sebagai berikut : 1) Siswa mencari informasi melalui buku referensi, majalah dan internet mengenai kelas-kelas dalam Phylum Arthropoda 2) Siswa mencari informasi tentang ordo dalam kelas Insecta dan peranannya bagi kehidupan, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. VI. Alat/ Bahan/ Sumber  Buku Biologi SMA X , Erlangga  Buku Biologi SMA X, Aneka Ilmu  Buku kerja Biologi , Viva Pakarindo  Buku Biologi, SMA kelas X, Pusat perbukuan Depdiknas  Internet  Lingkungan sekitar sekolah VII. Penilaian  Laporan hasil diskusi  Uji kompetensi tertulis  Tugas mandiri

Mengetahui, Kepala SMA N 6 OKU

Pengandonan, Januari 2012 Guru Mata Pelajaran Biologi

(Wahyu Eko Romadhon, S.Pd,M.M.Pd)

(Yunis Andriani, S.T.P.)

Yunis- RPP Biologi X

30


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kelas/ Semester : Pertemuan : Alokasi Waktu : Standar Kompetens i: Kompetensi Dasar

Biologi X (Sepuluh)/ 2 11 , 12 dan 13 6 jam pelajaran 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 4.1.Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan

Indikator : 4.1.1. Menguraikan komponen ekosistem tertentu. 4.1.2. Mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta biotik dan biotik lainnya. 4.1.3. Menganalisis jika terjadi ketidakseimbangan hubungan antara komponen (karena faktor alami dan akibat perbuatan manusia). 4.1.4. Menjelaskan mekanisme aliran energi pada ekosistem terumbu karang dan laut dalam menganalisis kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan jika salah satu komponen musnah (misalnya semakin sedikitnya ular pemakan tikus di area persawahan akibat penagkapan). I. Tujuan Pembelajaran : Pertemuan 11 1. Siswa mampu mendefinisikan pengertian ekologi sebagai ilmu (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa dapat membedakan penggunaan istilah habitat, nisia, populasi, ekosistem, faktor biotik dan abiotik (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa dapat menjelaskan komponen-komponen yang menyusun ekosistem (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 4. Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem Pertemuan 12 1. Siswa dapat menghubungkan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi, siklus materi dan daur energi (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa dapat menjelaskan daur biogeokimia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa dapat menggambarkan bagan daur biogeokimia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 4. Siswa dapat menjelaskan kemungkinan yang dapat terjadi bila ekosistem tidak seimbang (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 13 1. Siswa dapat menganalisis faktor penyebab terjadinya ketidakseimbangan ekosistem (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa dapat menjelaskan peranan masing-masing komponen dalam daur biogeokimia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa dapat menjelaskan beberapa contoh ketidak seimbangan beberapa ekosistem sert akibat/dampaknya bagi kehidupan(nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras,Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Yunis- RPP Biologi X

31


4. Siswa dapat memberikan alternatif pemecahan masalah atas ketidakseimbangan ekosistem tersebut (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); ďƒ˜ Karakter siswa yang diharapkan :  Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan. ďƒ˜ Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :  Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. II. Materi Pembelajaran Ekologi Adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914). Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsipprinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponenkornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem. Prinsip-Prinsip Ekologi Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatantingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup dibumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut. Perhatikan gambar dibawah ini .

Gambar . Tingkat organisasi Makhluk Hidup A. Individu Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang Yunis- RPP Biologi X

32


jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi. Perhatikan Gambar 6.4. Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. B. Populasi Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi : 700 - 500 = 200batang 1990-1980 10 tahun = 20 batang/tahun Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi. Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi. Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama. C. Komunitas Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. D. Ekosistem Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Faktor Abiotik Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut. a. Suhu Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. b. Sinar matahari Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. c. Air Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. d. Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. e. Ketinggian Yunis- RPP Biologi X

33


Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. f. Angin Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

g. Garis lintang Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja. Interaksi Antar Komponen Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas. A. Interaksi antar organisme Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut. a. Netral Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi. b. Predasi Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus. c. Parasitisme Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. d. Komensalisme Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. e. Mutualisme Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan. B. Interaksi Antarpopulasi Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput. C. Interaksi Antar Komunitas Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacammacam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. D. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam Yunis- RPP Biologi X

34


ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

Perkembangan Ekosistem Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dariluar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru. Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya sebagai berikut. Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan makin gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis. Rantai Makanan Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. 1. Rantai Pemangsa Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivore sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. 2. Rantai Parasit Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu. 3. Rantai Saprofit Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan. 4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan. Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan Yunis- RPP Biologi X

35


tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat. 5. Piramida Ekologi Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi. a. Piramida jumlah Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik. b.Piramida biomassa Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem. c.Piramida energi Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. Aliran Energi Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organismee dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme yang menggunakan energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik disebut kemoautotrof Organisme yang menggunakan energi yang didapat dari reaksi kimia untuk membuat makanan disebut kemoautotrof. Energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen untuk aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang tersimpan dalam makanan dilakukan dengan cara oksidasi (respirasi). Golongan organisme autotrof merupakan makanan penting bagi organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri misalnya manusia, hewan, dan bakteri tertentu. Makanan organisme heterotrof berupa bahan organik yang sudah jadi. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam ekosistem. Siklus Biogeokimia Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumf. Materi yang berupa unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus karbon. 1. Siklus Nitrogen (N2) Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia Yunis- RPP Biologi X

36


diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

2. Siklus Fosfor Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dantanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

3. Siklus Karbon dan Oksigen Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan Yunis- RPP Biologi X

37


menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air. Lihat Gambar.

SUKSESI Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. 1. Suksesi primer Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. 2. Suksesi Sekunder Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin Yunis- RPP Biologi X

38


kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus. 1. Bioma gurun Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45째C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0째C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, digurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking. 2. Bioma padang rumput Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular 3. Bioma Hutan Basah Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25째C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

Gambar. Beberapa organisme air tawar dan cara hidupnya Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut. a) Daerah litoral Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat keatas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau. b. Daerah limnetik Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang Yunis- RPP Biologi X

39


udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan. c. Daerah profundal Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba. d. Daerah bentik Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Gbr. Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut : a. Danau Oligotropik Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun. b. Danau Eutropik Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. II. Metode Pembelajaran  Pengamatan – Diskusi III. Strategi Pembelajaran Tatap Muka  Mendeskripsikan struktur keilmuan Biologi  Menemukan contoh komponen biotik dan abiotik  Menemukan contoh individu, populasi, dan komunitas pada ekosistem yang ada di lingkungan sekitar  Menemukan ekosistem dan batas-batasnya  Menemukan adanya interaksi dalam ekosistem

Terstruktur

Mandiri

 Diskusi ruang lingkup ekologi sebagai ilmu  Mengamati komponen ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalamnya  Mengamati interaksi yang terjadi dalam ekosistem

 Siswa dapat Mendefenisikan pengertian ekologi sebagai ilmu  Siswa dapat Membedakan penggunaan istilah-istilah habitat, nisia, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik, faktor abiotik  Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem

Yunis- RPP Biologi X

40


IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 11 (2 jam pelajaran) C. Kegiatan awal (10 menit)  Guru meminta siswa untuk menunjukkan adanya interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskusikan ruang lingkup ekologi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru membagi kelas menjadi enam kelompok. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); D. Kegiatan inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru meminta siswa mengamati komponen abiotik dalam ekosistem dengan menggunakan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Guru dan siswa mendiskusikan komponen ekosistem. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru dan siswa mendiskusikan interaksi yang terjadi dalam ekosistem. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) E. Kegiatan akhir (10 menit)  Guru bersama siswa menyimpulkan pengertian eksosistem dan komponen-komponennya. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 12 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru menunjukkan interaksi yang paling menonjol adalah aktivitas makan. B. Kegiatan Inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi beberapa rantai makanan yang terjadi dalam ekosistem. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa menggambar rantai-antai makanan tersebut, sehingga akan membentuk jaring-jaring makanan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Yunis- RPP Biologi X

41


 

Siswa menggambar piramida ekologi berdasarkan jaring-jaring makanan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Siswa mendeskripsikan perjalanan energi dan materi dalam ekosistem serta daur biogeokimia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);

 Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (10 menit)  Guru bersama siswa mengambil kesimpulan tentang rantai makanan, perjalanan energi dan materi dalam ekosistem, serta daur biogeokimia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 13 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru mendeskripsikan contoh kerusakan lingkungan,  Guru menanyakan pada siswa mengapa kerusakan lingkungan dapat terjadi . B. Kegiatan Inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru meminta siswa mendiskusikan mengenai fenomena meledaknya populasi ulat bulu dan hama belalang yang menyerang tanaman pangan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mendiskusikan dalam kelompok mengenai masalah gangguan keseimbangan ekosistem, yang terjadi akibat ledakan populasi tertentu (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)  Siswa mendiskusikan dalam kelompok mengenai masalah gangguan keseimbangan ekosistem, yang terjadi akibat ledakan populasi tertentu dihubungkan dengan daur biogeokimia (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan)  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa menyelesaikan laporan diskusi. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Siswa mendeskripsikan perjalanan energi dan materi dalam ekosistem serta daur biogeokimia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) B. Kegiatan akhir (10 menit) Yunis- RPP Biologi X

42


Guru bersama siswa mengambil kesimpulan tentang rantai makanan, perjalanan energi dan materi dalam ekosistem, serta daur biogeokimia. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);

VI. Alat/ Bahan/ Sumber  Buku Biologi SMA X , Erlangga  Buku Biologi SMA X, Aneka Ilmu  Buku kerja Biologi , Viva Pakarindo  Buku Biologi, SMA kelas X, Pusat perbukuan Depdiknas  Internet  Lingkungan sekitar sekolah VII. Penilaian  Laporan hasil diskusi  Uji kompetensi tertulis  Tugas mandiri : Menggambar daur biogeokimia. Mengetahui, Kepala SMA N 6 OKU

Pengandonan, Januari 2012 Guru Mata Pelajaran

(Wahyu Eko Romadhon, S.Pd,M.M.Pd)

(Yunis Andriani, S.T.P.)

Yunis- RPP Biologi X

43


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

: : : : :

Biologi X (Sepuluh)/ 2 13 dan 14 4 jam pelajaran 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan : 4.2.1. Menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan lingkungan 4.2.2. Mengenali perilaku manusia yang tidak ramah atau beretika lingkungan 4.2.3. Memberikan contoh bahan-bahan polutan 4.2.4. Mengenal cara-cara pelestarian lingkungan

I. Tujuan : Pertemuan 13 1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah lingkungan dan pelestarian lingkungan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 14 1. Siswa mampu menganalisis kerusakan yang terjadi pada suatu lingkungan/lingkungan sekitar yang mengindikasikan adanya kerusakan/gejala kerusakan pada lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mampu menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kerusakan lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Karakter siswa yang diharapkan : ďƒ˜ Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan. ďƒ˜ Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif : Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. II. Materi Ajar Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia). Lingkungan hidup balk faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui Batas. Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponenkomponen yang ada terlibat dalam aksireaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi di samping faktor-faktor yang lain. Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Yunis- RPP Biologi X

44


Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbondioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat 3. berada pada tempat yang tidak tepat

Gbr. Lingkungan Dikelilingi Polusi Sifat polutan adalah: 1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi 2. merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak. Macam-macam Pencemaran Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran. a. Menurut tempat terjadinya Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah. 1. Pencemaran udara Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut. a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan dibumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca. c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan. d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih. Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk kedalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian. Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara. 2. Pencemaran air Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut. a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen Yunis- RPP Biologi X

45


mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air. c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang. Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. 3. Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini : a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng b. detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan) c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida. 4. Polusi suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran. b. Menurut macam bahan pencemar Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut. 1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak. 2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa. 3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet. c. Menurut tingkat pencemaran Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut : 1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih. 2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat. 3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir. 2. Parameter Pencemaran Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut : a. Parameter kimia Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat. b. Parameter biokimia Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm. c. Parameter fisik Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas. d. Parameter biologi Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.

Yunis- RPP Biologi X

46


III. Metode Pembelajarn Pengamatan – Eksperimen – Diskusi – Penugasan IV. Strategi Pembelajaran Tatap Muka

Terstruktur

Mandiri

 Mengidentifikasi tujuan berbagai aktivitas manusia  Mengidentifikasi dampak berbagai aktivitas manusia  Meneliti pengaruh zat pencemar terhadap organisme  Mengidentifikasi dampak berbagai zat pencemar terhadap lingkungan

 Dikusi pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan  Diskusi tentang pencemaran lingkungan, sebab, dampak, dan upaya pencegahannya  Melakukan eksperimen tentang pencemaran

 Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia  Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia  Siswa dapat Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap organisme tertentu  Siswa dapat Menyimpulkan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme  Siswa dapat Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan  Siswa dapat Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan  Siswa dapat Mengetahui penanganan limbah dengan cara daur ulang

V. Langkah Langkah pembelajaran Pertemuan 13 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru meminta siswa menunjukkan beberapa aktivitas manusia dan mengetahui tujuan dari aktivitas tersebut.  Guru dan siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. B. Kegiatan inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru bersama siswa mengidentifikasi sistem keseimbangan dalam lingkungan.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Guru bersama siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap keseimbangan lingkungan.  Guru bersama siswa mendefinisikan pengertian pencemaran lingkungan.  Guru bersama siswa mengidentifikasi berbagai pencemaran lingkungan, sebab, dan dampaknya.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Yunis- RPP Biologi X

47


Peduli lingkungan.); 

Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.)

C. Kegiatan akhir (10 menit)  Guru menyimpulkan pencemaran lingkungan sebab dan dampaknya.  Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang Pertemuan 14 (2 jam pelajaran) A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru meminta siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya.  Guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan untuk eksperimen tentang pengaruh bahan cemaran berupa deterjen terhadap gerakan operkulum ikan sungai B. Kegiatan inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Siswa membuat perlakuan eksperimen.  Siswa melakukan pengamatan.  Siswa menyusun laporan hasil pengamatan lalu mengumpulkan.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.) C. Kegiatan akhir (10 menit)  Guru menyimpulkan hasil kegiatan eksperimen. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru bersama siswa mendiskripsikan penanganan limbah dengan cara daur ulang dan produkproduk hasil daur ulang limbah. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);  Guru menugaskan siswa untuk membuat produk yang berguna dari limbah rumah tangga dengan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); I.

Alat/ Bahan/ Sumber  Buku Biologi SMA X , Erlangga  Buku Biologi SMA X, Aneka Ilmu  Buku kerja Biologi , Viva Pakarindo  Buku Biologi, SMA kelas X, Pusat perbukuan Depdiknas  Internet  Lingkungan sekitar  Bahan-bahan untuk eksperimen  Bahan-bahan untuk membuat produk daur ulang

Yunis- RPP Biologi X

48


II. Penilaian  Laporan hasil eksperimen  Uji kompetensi tertulis Mengetahui, Kepala SMA N 6 OKU

Pengandonan, Januari 2012 Guru Mata Pelajaran

(Wahyu Eko Romadhon, S.Pd,M.M.Pd)

(Yunis Andriani, S.T.P.)

Yunis- RPP Biologi X

49


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

: : : : :

Biologi X (Sepuluh)/ 2 15,16 dan 17 4 jam pelajaran 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem : 4.3. Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah : 4.3.1. Menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan lingkungan 4.3.2. Mempersiapkan alat dan bahan sesuai keperluan yang direncanakan melalui kerja mandiri 4.3.3. Membuat produk sesuai rancangan desain dengan bahan utama limbah 4.3.4. Mendesai produk baru yang berguna dengan bahan utama limbah 4.3.5. Tersedianya alat dan bahan untuk membuat produk 4.3.6. Dihasilkan produk baru yang berguna dengan bahan utama limbah

I. Tujuan : Pertemuan 15 1. Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mampu menganilis penyebab kerusakan lingkungan sekitar (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 3. Siswa mampu mencari solusi untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat limbah yang tak tertangani dengan baik Pertemuan 16 1. Siswa mampu menganalisis kerusakan yang terjadi pada suatu lingkungan/lingkungan sekitar yang mengindikasikan adanya kerusakan/gejala kerusakan pada lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa mampu menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kerusakan lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Pertemuan 17 1. Siswa dapat mengajukan solusi/pemecahan masalah terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas lingkungan (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); 2. Siswa dapat membuat berbagai macam produk yang berguna yang bahan bakunya berasal limbah,misalnya produk daur ulang (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu,Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan); Karakter siswa yang diharapkan : ďƒ˜ Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan. ďƒ˜ Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif : Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. II. Materi Ajar Perubahan Lingkungan Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya. 1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut. Yunis- RPP Biologi X

50


Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif. Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan pangs akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama. 2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak. Pengelolaan Lingkungan Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti: 1. manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang 2. manusia memiliki ilmu dan teknologi 3. manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut. 1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya. 2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. 3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup. 4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undangundang Lingkungan Hidup. Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah dikeluarkan belumlah berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi yang akan datang. Upaya pengelolaan limbah yang saat ini tengah digalakkan adalah pendaurulangan atau recycling. Dengan daur ulang dimungkinkan pemanfaatan sampah, misalnya plastik, aluminium, dan kertas menjadi barang-barang yang bermanfaat. Usaha lain dalam mengurangi polusi adalah memanfaatkan tenaga surya. Tenaga panas matahari disimpan dalam sel-sel solar untuk kemudian dimanfaatkan dalam keperluan memasak, memanaskan ruangan, dan tenaga gerak. Tenaga surya ini tidak menimbulkan polusi. Selain tenaga surya, tenaga angin dapat pula digunakan sebagai sumber energi dengan menggunakan kincirkincir angin. Di beberapa negara maju telah banyak dilakukan pemisahan sampah organik dan anorganik untuk keperluan daur ulang. Dalam tiap rumah tangga terdapat tempat sampah yang berwarna-warni sesuai peruntukkannya. Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan itu. Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas. Sumber daya alam ialah semua Yunis- RPP Biologi X

51


kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Menurut urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia, dibagi menjadi dua sebagai berikut. 1. Kebutuhan Dasar. Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman. Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan udara bersih. 2. Kebutuhan sekunder. Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan. Mutu lingkungan Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memang berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pertimbangan kebutuhan, sosial budaya, dan waktu. Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik pula mutu hidup. Derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam kondisi lingkungan disebut mutu lingkungan. Daya dukung lingkungan Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup. Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut : 1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara. 2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran). 3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan (recycling). 4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam. 1. Macam-macam sumber Daya Alam Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya. a. Berdasarkan sifat Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut : 1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan,tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali). 2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya. 3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut. b. Berdasarkan potensi Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut. 1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya. 2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain. 3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa. c. Berdasarkan jenis Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut : 1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin. 2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia. Uraian di sini hanya akan ditekankan pada sumber daya alam hayati,termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM). 2. Sumber Daya Tumbuhan Berbicara tentang sumber daya alam tumbuhan kita tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya. Misalnya berguna untuk pangan, sandang, pagan, dan rekreasi. Akan tetapi untuk Yunis- RPP Biologi X

52


bunga-bunga tertentu, seperti melati, anggrek bulan, dan Rafflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut sejak tanggal 9 Januari 1993 telah ditetapkan dalam Keppres No. 4 tahun 1993 sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut. 1. Melati sebagai bunga bangsa. 2. Anggrek bulan sebagai bunga pesona. 3. Raffiesia arnoldi sebagai bunga langka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan tepung melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Jika suatu spesies organisme punah, maka spesies itu tidak pernah akan muncul lagi. Dipandang dari segi ilmu pengetahuan, hal itu merupakan suatu ke rugian besar. Selain telah adanya sumber daya tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan, misalnya Rafflesia arnoldi (di Indonesia) dan pohon raksasa kayu merah (Giant Redwood di Amerika). Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis). b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan. c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya. d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak. e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain. f. Mencegah kebakaran hutan. Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali. Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut : a. Musim kemarau yang sangat panjang. b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan. c. Pembuatan arang di hutan. d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan. Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini. a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi. b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran. c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan. Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini : a. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air. b. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan puncak bukit. Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini : 1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman. 2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya. 3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen. 4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air. 3. Sumber Daya Hewan Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut : 1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat. 2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air. 3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara. Selain ketiga satwa nasional di atas, masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Yunis- RPP Biologi X

53


Misalnya Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu. Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain. Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacammacam burung, serangga, dan lainnya. Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput. Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik. Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia juga melakukan persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak. Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer. b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera. c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu. d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss. Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini : 1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu). 2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya. 3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan. 4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas sebagai tropy, misalnya tanduknya. 5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka. 6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur. 7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas buruannya lepas dalam keadaan terluka. Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya. Sumber Daya Mikroba Di samping sumber daya alam hewan dan tumbuhan terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis, yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) di dalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini : a. sebagai bahan pangan atau mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain, seperti tape, sake, tempe, dan oncom b. penghasil obat-obatan (antibiotik), misalnya, penisilin c. membantu penyelesaian masalah pencemaran, misalnya pembuatan biogas dan daur ulang sampah d. membantu membasmi hama tanaman, misalnya Bacillus thuringiensis e. untuk rekayasa genetika, misalnya, pencangkokan gen virus dengan gen sel hewan untuk menghasilkan interferon yang dapat melawan penyakit karena virus. Rekayasa genetika dimulai Tahun 1970 oleh Dr. Paul Berg. Rekayasa genetika adalah penganekaragaman genetik dengan memanfaatkan fungsi materi genetik dari suatu organisme. Cara-cara rekayasa genetika tersebut antara lain: kultur jaringan, mutasi buatan, persilangan, dan pencangkokan gen. Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan untuk tujuan berikut ini : 1. mendapatkan produk pertanian baru, seperti "pomato", merupakan persilangan dari potato (kentang) dan tomato (tomat) 2. mendapatkan temak yang berkadar protein lebih tinggi 3. mendapatkan temak atau tanaman yang tahan hama 4. mendapatkan tanaman yang mampu menghasilkan insektisida sendiri. Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena: a. pertambahan penduduk yang cepat b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan. 1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi pengelolaan sumber Yunis- RPP Biologi X

54


daya alam harus diusahakan agar produktivitasnya tetap berkelanjutan. 2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya alam. 3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya. 4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk pembaruannya. b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin pertumbuhan sumber daya alam hayati. c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang. d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya. 5. Sumber Daya Manusia Manusia dibedakan dari sumber daya alam hayati lainnya karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan. Berbeda dengan sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber daya manusia dibagi dua, yaitu sebagai berikut : a. Manusia sebagai sumber daya fisik Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya manusia dapat bekerja dalam berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian, transportasi, perkebunan, perikanan, perhutanan, dan peternakan. b. Manusia sebagai sumber daya mental Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan mampu mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan teknologinya. Nilai Biologi, Ekonomi Dan Budaya Dari Sumber Daya Alam Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem secara seimbang. Komponen-komponen dalam ekosistem senantiasa saling bergantung. Keseimbangan inilah yang harus tetap dijaga agar pelestarian keanekaragaman dalam sumber daya alam tetap terjamin. Keseimbangan akan terganggu jika komponen di dalamnya terganggu atau rusak. Terjadinya banjir, gunung meletus, gempa bumi, wabah penyakit, dan sebagainya dapat menyebabkan adanya kerugian dalam bidang ekonomi,biologi, bahkan perusakan peninggalan-peninggalan budaya. 1. Sejarah Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA) Gerakan perlindungan alam dimulai di Perancis, tahun 1853 atas usul Para pelukis untuk melindungi pemandangan alam di Fontainbleau di Paris. Sebagai peletak dasar atau gagasan perlindungan alam adalah FWH Alexander Von Humbolt (seorang ahli berkebangsaan Jerman, 1769-1859), sehingga beliau diakui sebagai Bapak Ekologi sedunia. Tokoh organisasi internasional di bidang ini adalah Paul Sarazin (Swiss). Oleh karena keadaan perang maka dasar-dasar organisasi ini baru terbentuk pada tahun 1946 di Basel, dan tahun 1947 di Brunnen. Perlindungan dan Pengawetan Alam di Indonesia lahir pada tahun 1912 di Bogor, tokohnya Dr. SH. Kooders. Menurut Undang-undang Perlindungan Alam, pencagaralaman di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut : 1. Cagar alam. Penamaan ini berlaku di daerah yang keadaan alam (tanah, flora, dan keindahan) mempunyai nilai yang khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta bagi kepentingan umum sehingga dirasa perlu untuk dipertahankan dan tidak merusak keadaannya. Cagar alam dapat diartikan Pula sebagai sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora dan fauna di dalamnya. 2. Suaka margasatwa. Istilah ini berlaku untuk daerah-daerah yang keadaan alamnya (tanah,fauna, dan keindahan) memiliki nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi. III. Metode - Ceramah-Diskusi kelompok-Eksperimen-penugasan

Yunis- RPP Biologi X

55


IV. Strategi Pembelajaran Tatap Muka  Mengidentifikassi faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.  Menganilis penyebab kerusakan lingkungan sekitar  Mencari solusi untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat limbah yang tak tertangani dengan baik

Terstruktur

Mandiri

 Dikusi pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan  Diskusi tentang pencemaran lingkungan, sebab, dampak, dan upaya pencegahannya  Melakukan eksperimen tentang pencemaran

 Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai tujuan aktivitas yang dilakukan manusia  Siswa dapat Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia  Siswa dapat Meneliti pengaruh bahan pencemar terhadap organisme tertentu  Siswa dapat Menyimpulkan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme  Siswa dapat Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan  Siswa dapat Mendeskripsikan upaya pencegahan pencemaran lingkungan  Siswa dapat Mengetahui penanganan limbah dengan cara daur ulang

A. Kegiatan awal (10 menit)  Guru meminta siswa menunjukkan beberapa aktivitas manusia dan mengetahui tujuan dari aktivitas tersebut.  Guru dan siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. B. Kegiatan inti (70 menit)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi :  Guru bersama siswa mengidentifikasi sistem keseimbangan dalam lingkungan.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,  Guru bersama siswa mendiskusikan dampak aktivitas manusia terhadap keseimbangan lingkungan.  Guru bersama siswa mendefinisikan pengertian pencemaran lingkungan.  Guru bersama siswa mengidentifikasi berbagai pencemaran lingkungan, sebab, dan dampaknya.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:  Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.);  Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.)

Yunis- RPP Biologi X

56


C. Kegiatan Akhir (10 menit)  Guru menyimpulkan pencemaran lingkungan sebab dan dampaknya.  Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang

Yunis- RPP Biologi X

57


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.