ePaper Tribun Pontianak

Page 12

CMYK

12

JUMAT 22 JULI 2011

Daging Ayam Naik Rp 10 Ribu

■ Pemkab Landak Pantau Pasar Naiknya harga ayam dan beras, bukan karena pasokan yang menipis. Namun lebih karena dipengaruhi oleh sistem pasar. PA’DU PALIMBONG TRIBUN/DOK

KadisPertanian dan Peternakan Landak

puasa nanti harganya bisa naik,” ujar Jamal, penjual sapi. Dia menjelaskan, pasokan sapi diambil dari Pontianak, bukannya sapi lokal Landak. Karena ternak sapi potong dari karantina Pontianak memiliki surat keterangan sehat yang dikeluarkan dokter hewan. Sementara untuk Landak hal tersebut tidak ada. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Landak, Pa’du Palimbong, menjelaskan naiknya harga ayam dan beras, bukan karena pasokan yang menipis. Namun lebih karena dipengaruhi oleh sistem pasar. “Seperti beras harganya naik bukan karena stok kurang, namun akibat reaksi pasar

Tindak Tegas CENDRA Sunardi menyambut baik aksi pemantauan yang dilakukan Pemkab Landak. Hal ini akan memberikan dampak psikologis pengawasan dan jaminan dari pemerintah. “Selain itu, kita minta Pemkab harus bisa mengambil langkah tegas, jika memang ditemukan pedagang yang melanggar aturan,” tegas Cendra. Perda untuk pengontrolan satuan harga barang,

juga harus digunakan oleh Pemkab Landak. “Untuk pedagang biasa maupun swalayan, kita minta agar tak menjual produk kedaluwarsa, karena membahayakan kesehatan,” tutur dia. Cendra sangat berharap, tidak sampai terjadi kasus keracunan karena konsumsi makanan kedaluwarsa. Bila perlu, Pemkab membentuk tim untuk menyita dan memusnahkan produk kedaluwarsa. (dng)

menjelang hari besar. Barangnya mencukupi tetapi tetap saja harganya naik,” kata Pa’du. Dia menjamin stok beras cukup, begitu juga kebutuhan ternak potong selalu mencukupi. Terkait pedagang sapi yang lebih memanfaatkan ternak asal Pontianak bukannya sapi lokal Landak, Pa’du menjelaskan itu pilihan pedagang. Sapi lokal Landak juga dikonsumsi dan dijual ke luar daerah. Status ternak sehat memang dikeluarkan oleh rumah potong hewan (RPH), yang memang belum dimiliki Landak. “Hewan itu sehat atau tidak memang melewati RPH, sedangkan di sini belum ada RPH. Dokter hewan hanya satu. Tenaga tak ada, jika ada tenaganya dan dana pada 2012 bisa buat RPH,” tandas Pa’du. Anggota Komisi B DPRD Landak, Cendra Sunardi, meminta agar Pemkab Landak selalu berkoordinasi dengan Pemprov Kalbar bagi menjaga stabilitas komoditas kebutuhan pokok. Karena Pemprov yang dapat memobilisasi penyalur kebutuhan pokok dalam jumlah besar. “Kita minta Pemkab berkoordinasi dengan provinsi untuk indikasi kekurangan stok. Agar dapat segera ditangani jika ada risiko satu komoditas kurang di pasaran,” ujar Cendra Sunardi. (dng)

10 Hand Tracktor Harus Dikembalikan MEMPAWAH, TRIBUN - Rapat kerja Komisi B DPRD Kabupaten Pontianak dengan Dinas Perkebunan, Perternakan, Pertanian, dan Kehutanan (P3K) pada Kamis (21/7) sempat memanas. Kedua pihak saling mempertahankan argumen. Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pontianak menghujani Dinas P3K dengan berbagai komentar pedas, mengenai kebijakan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Zakirin terkait pinjam pakai hand tracktor untuk pengembangan kawasan pertanian Food Estate di Kecamatan Siantan. “Niatan bapak baik, membantu para petani. Akan tetapi apa yang bapak lakukan menyalahi aturan,” kata Basri, anggota Komisi B. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, H Zakirin menjelaskan, kebijakan tersebut dia ambil selain untuk membantu para petani, juga menyukseskan program Food Estate agar tepat waktu. Jika tidak diambil kebijakan pinjam hand tracktor, maka petani tidak

SUSU NYARIS KEDALUWARSA Pegawai swalayan di Ngabang, Kabupaten Landak mengambil susu kental manis yang hampir kedaluwarsa, Kamis (21/7). Selain di supermarket, kornet kedaluwarsa ditemukan di Pasar Rakyat Ngabang.

TRIBUN/DIN

BERTEMU KOMISI B - Pertemuan Dinas P3K Kabupaten Pontianak dengan Komisi B DPRD Kabupaten Pontianak, Kamis (21/7).

bisa melakukan penanaman. Sedangkan Maret sudah masuk waktu tanam gaduh. “Kalau harus menunggu lelang, sampai sekarang belum tentu selesai, dan program bisa gagal,” jelas Zakirin. Dia menyatakan apa yang dilakukannya sudah diketahui oleh kepala dinas, dan juga sudah menyampaikan ke bupati. Tetapi Kepala Dinas P3K Kabupaten Pontianak, Asfahani Arsad, mengatakan apa yang dilakukan kepala bidang tana-

man pangan holtikultura, tidak melalui koordinasi dengannya. Akan tetapi kebijakan yang diambil tersebut tidak juga dipersalahkan, karena kebijakan tersebut untuk menyukseskan program Food Estate. Pada rapat yang selesai digelar sekitar pukul 14.00 WIB tersebut, disimpulkan bahwa 10 hand tracktor yang dipinjam akan dikembalikan. Karena barang yang dilelang haruslah barang baru. Saat ini proses lelang tender sedang berjalan. (din)

TRIBUN PONTIANAK/DASA NOVI GULTOM

Pedagang Jual Kornet Kedaluwarsa SAAT memantau pasar, tim Pemkab Landak masih menemukan produk makanan kedaluwarsa yang dijual pedagang. Seperti halnya di Pasar Rakyat Ngabang, tim mengingatkan pedagang masih menjual daging kornet kaleng kedaluwarsa. Bahkan saat monitoring dilanjutkan ke pusat perbelanjaan atau swalayan, juga ditemukan produk makanan kaleng kedaluwarsa. Makanan produksi luar Indonesia tersebut segera diturunkan oleh pemilik swalayan. “Kadang saat pengiriman barang kedaluwarsa berada paling bawah. Memang

harus teliti mengecek,” ujar pemilik swalayan. Selain itu produk susu kemasan yang mendekati masa kedaluwarsa juga diturunkan dari pajangan oleh sang pemilik. Di swalayan lainnya, tim pemantau banyak menemukan kemasan makanan yang tidak layak, yakni makanan kaleng yang sudah berkarat. Asisten I Pemkab Landak, Yohanes Meter, menyatakan untuk menindak lanjuti hasil pemantauan, pihaknya akan segera mengeluarkan surat edaran. Pemkab akan meminta agar pedagang menjaga stabilitas harga, mengamankan

pasokan, tidak melakukan penimbunan, serta menjaga kualitas dagangan. “Kita juga akan buat surat edaran, termasuk agar para pedagang tak menjual produk kedaluwarsa,” ujar Yohanes. Semua temuan produk kedaluwarsa, telah diminta oleh tim untuk diturunkan dari pajangan dan tidak dijual kembali. Yohanes menyatakan monitoring dilakukan, untuk mengawasi perkembangan komoditas, memasuki bulan puasa dan Idul Fitri. “Saat ini secara umum harga komoditas masih stabil. Tapi sudah ada beberapa terindikasi akan naik harganya,” pungkas Yohanes. (dng)

Wirausaha Belajar Percantik Produk MEMPAWAH, TRIBUN - Sebanyak 20 perempuan belajar mengemas produk usaha kecil dan menengah, pada 20- 27 Juli di aula Kursus Latihan Kerja (KLK) Mempawah. “Pelatihan ini merupakan kelanjutan program pelatihan tahun 2010, meliputi pengemasan produk pangan, bordir, dan menjahit. Dua hari teori, selanjutnya praktik,” kata Lely Harminsih, Kepala Bidang Perdagangan merangkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, Pertambangan dan Energi Kabupaten Pontianak, Rabu (20/7). Dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia nantinya, pelaku usaha mempunyai keunggulan daya saing mulai taraf

lokal dan nasional. Selain praktik, para peserta diberi pengetahuan tentang manajemen pemasaran produk. “Kalau mengenai rasa, produk kita tidak kalah. Tapi karena pengemasan tidak menarik, jadi harganya lebih murah dibanding daerah lain,” ujar Lely. Utin Royanti, produsen rengginang berbahan ubi kayu, mendapat manfaat dari pelatihan kewirausahaan yang dia ikuti bersama pelaku usaha kecil dan menengah. Dia dapat menambah wawasan, sekaligus meningkat usaha yang digeluti.

“Saya sudah dua kali mengikuti pelatihan ini. Jadi bisa memahami bagaimana cara mengemas produk dengan baik. Sekaligus belajar memanajemen usaha secara profesional,” katanya. Royanti menggeluti usaha rengginang sejak tahun 2009 sampai sekarang, di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur. Setiap hari memproduksi 50 kilogram rengginang berbahan dasar ubi kayu. Kini produknya sudah dipasarkan hingga Pontianak, Sanggau,

Sintang, dan Ketapang. Danang, pemateri latihan yang didatangkan dari Kota Pontianak, mengemukakan bahwa pengemasan produk sangat perlu. “Kemasan dalam pemasaran produk itu sangat penting, karena berpengaruh pada pangsa pasar. Agar harga barang bernilai tinggi, kita jangan jual bahan baku, melainkan menjual barang jadi,” jelas Danang kepada para peserta pelatihan. Dia memotivasi bahwa menjadi pengusaha minuman atau makanan, tidak harus memiliki modal besar. Asalkan ada kemauan, semua orang berpeluang untuk berusaha. Hanya dengan modal kuali dan kompor sudah bisa jadi pengusaha. Selain itu tidak perlu tempat khusus, di rumah sendiri bisa membuka usaha. (din)

LANDAK, TRIBUN - Kapolres Landak, AKBP Firman Nainggolan, melalui Kasat Reskrim, AKP Andi Yul Lapawesean, menjelaskan pihaknya masih mengambil keterangan pelapor terkait dugaan SPBU yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sesuai pernyataan pelapor, Dirut perusahaan yang menaungi SPBU di sekitar Sidas tersebut, mengeluarkan surat eda-

ran agar pegawai SPBU menerapkan harga di atas yang ditentukan pemerintah. “Masih dalam penyelidikan, sekarang ini kasus masih abu-abu, kita masih telusuri keterangan pelapor,” ujar Kasat Reskrim, AKP Andi Yul Lapawesean, Kamis (21/7). Kasat meluruskan, bahwa sebelumnya LSM bukannya laporan kepada polisi, namun

surat dari LSM kepada lembaga kepolisian terkait dugaan SPBU menaikkan harga BBM. “Kemarin bukan laporan, namun surat LSM ke lembaga kepolisian. Bentuknya informasi, sekarang baru laporan resmi,” tukas Andi. Jika keterangan dari pelapor sudah lengkap, Kasat Reskrim memastikan pihaknya akan meminta klarifikasi dari

manajemen SPBU. “Kita akan menelusuri, bagaimana pelapor menemukan bukti-bukti surat edaran dan kwitansi penjualan BBM,” tuturnya. Sementara terkait laporan mantan karyawati SPBU tersebut, yang merasa terancam karena pengungkapan dugaan praktik menaikkan harga BBM, Kasat menyatakan telah melayangkan surat panggilan. (dng)

Agar harga barang bernilai tinggi, kita jangan jual bahan baku, melainkan menjual barang jadi. DANANG Pemateri Latihan

Polisi Ambil Keterangan Pelapor SPBU

Yanto Mardino

TRIBUN/DNG

LANDAK, TRIBUN - Tim Pemkab Landak yang dipimpin Asisten I, Yohanes Meter, memantau komoditas di pasar Kota Ngabang, Kamis (21/7). Didapati kondisi bahwa beberapa komoditas di Pasar Rakyat Ngabang sudah melonjak naik, meski secara umum pasokan masih stabil. Seperti dading ayam potong, ternyata naik Rp 10 ribu per kilogram, dari harga Rp 28 ribu sebulan lalu menjadi Rp 38 ribu per kilogram. Menurut seorang penjual ayam potong, Daru, harga ayam sudah melonjak dari tingkat agen penyalur dan peternak. “Penjualan masih sama, tapi untungnya tipis karena kita hanya jual saja, tauke yang naikkan harga,” kata dia. Harga beras juga naik, kini beras termurah berada dalam kisaran Rp 8 ribu per kilogram. Uniknya daging sapi sampai saat ini belum mengalami perubahan harga. “Sapi belum ada perubahan harga, masih standar Rp 75 ribu per kilogram. Kita ikut instruksi pemerintah, mungkin masuk

Anggota DPRD Landak

Perjuangkan Hak Adat ADAT merupakan bagian kehidupan Yanto Mardino yang juga merupakan warga pedalaman. Dia memegang prinsip bahwa hak-hak masyarakat adat, tidak boleh terlupakan, meski pesatnya lokomotif pembangunan dan industri. “Kalau di tempat saya, Sompak, kita sudah memetakan kawasan adat. Di sana ada delapan Binua,” tutur Yanto. Binua merupakan tatanan pembagian wilayah berdasarkan adat Dayak, yang dipimpin seorang Timanggung. Berbeda dengan kondisi saat ini yang selalu kisruh tapal batas, Yanto melihat dahulu wilayah binua tertata jelas, didasari patok alam. “Jadi kita ajari masyarakat adat menggu-

nakan global positioning system (GPS), untuk menentukan kawasan adat mereka,” tutur dia. Alumnus Fisip Universitas Tanjungpura ini mencoba menggali kembali semangat adat di kalangan masyarakat, untuk menghargai alam pemberian Tuhan. Dengan mengerti teknologi untuk penentuan kawasan adat, maka masyarakat adat tidak mudah percaya janji investasi perkebunan yang semakin liar menggulung lahan di Kalimantan. “Sekitar 30 persen lahan di Sompak sekarang telah menjadi kebun sawit. Tapi kontribusi mereka tidak jelas,” katanya. Tak sedikit jalan masyarakat maupun jem-

batan yang rusak karena perusahaan sawit. Namun sulit untuk dituntut perbaikan. Maraknya status perusahaan sawit yang tak jelas, mengancam hak-hak masyarakat adat. “Masuknya perusahaan perkebunan harus memperhatikan eksistensi adat, menghormati dan menjaga alam, dan memberdayakan masyarakat,” pungkas Yanto. (dng)

PEGASUS Parfum

MENJUAL PARFUM ISI ULANG BERKWALITAS DENGAN HARGA MURAH Keuntungan beli Parfum di Pegasus

1. Pegasus Parfum hanya menjual Parfum yang Berkwalitas 2. Harga Parfumnya Termurah diPontianak 3. Harga botol Parfumnya Termurah di Pontianak 4. Semua Jenis botol Parfum yang di jual Bergaransi 5. Konsumen mendapatkan Kupon yang bisa ditukar dengan Parfum 6. Racikan Parfum sesuai dengan Keinginan Konsumen 7. Takaran Racikan Parfumnya Pasti Pas 8. Jenis Pafumnya Bervariasi (400 Parfum) 9. Dapatkan Parfum Gratis untuk 100 Pembeli Pertama

Jl. Imam Bonjol Komplek UNTAN No.P-10 (Di Samping Lesehan Pegasus) Jl. Gusti Hamzah (Pancasila) No.6 Pontianak - Kalbar

CMYK


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.