ribun Jogja MINGGU KLIWON 24 AGUSTUS 2014
HALAMAN 12
Akik Juga Digemari Anak Muda SAM
RAGAM batu mulia Indonesia sangat banyak dan tidak kalah menarik dengan batu mulia dari luar negeri. Salah satunya adalah jenis Kalsedon (chalcedony), yang sering disebut dengan akik. Istilah ‘akik’ berasal dari nama Latin dari varietas kalsedon yaitu Agate, yang lambat laun berubah penyebutannya menjadi akik. Yulian Noor seorang Gemologist di Gem Lab XT Square Jogja menjelaskan bahwa agate sendiri adalah jenis kalsedon yang dicirikan dengan garisgaris sejajar yang nampak seperti teratur, dan terlihat jelas karena gradasi warna dari garis-garis tersebut. Kadang membentuk pola seperti pangkat perwira sehingga disebut dengan batu
Iko
“junjung derajat”, kadang juga membentuk pola membulat dan ketika batuan digosok dan dibentuk mengikuti pola sirkular tersebut tampak seperti pusaran air, sehingga dinamai batu “puser bumi” atau ada juga yang menyebutnya sebagai batu “mata dewa”. Pola-pola garis dan warna ini, lanjutnya, dipadu dengan kepiawaian membentuk dan menggosok batu akan membentuk bermacam-macam pola warna yang terlihat menyerupai suatu huruf, angka, gambar pemandangan, hewan atau bahkan wajah dari tokoh terkenal. Warna batu akik sendiri sangat beragam, dari tidak berwarna atau transparan hingga hitam masif tidak tembus cahaya. Akibatnya identifikasi keaslian batuan dan warna jenis kalsedon, sangat sulit dan memerlukan tidak hanya peralatan yang lengkap tapi juga membutuhkan pengalaman dan sense atau kepekaan rasa. Kini batu akik tidak hanya digemari oleh para orang tua saja, banyak anak muda yang mulai berburu dan mengoleksi batu ini, satu di antaranya adalah musisi anak yang dikenal
dengan nama Kak Iko. Ia mengaku suka mengenakan batu mulia sejak masuk di dunia kerja. Menurut pria bernama lengkap Galih Rangga Albaryko ini perbedaan antara batu mulia dengan perhiasan lainnya adalah dari teksturnya. “Kalau perhiasan lainnya cuma begitu-begitu saja bentuk dan modelnya, akik itu beda dari yang lainnya,” katanya kepada Tribun Jogja. Ada beberapa batu mulia yang menjadi koleksi pria kelahiran Cilacap, 12 November 1986 ini, di antaranya kecubung (amethyst), saphir biru, dan phyrus. Sedangkan yang menjadi favoritnya adalah batu phyrus, karena selain punya tekstur yang beragam, juga menjadi para ulama. Batu mulia koleksi Iko pun didapat dari berbagai tempat, mulai dari teman ke teman, hingga berburu di toko gems. “Kalau di tempat lain yang jelas kita harus benar-benar hati-hati, karena banyak sekali batu akik masakan, jadi harus pintar-pintar memilih,” ujar pria yang sehari harinya sibuk mengajar, bermusik di dunia anak-anak, dan berbisnis property ini. (rap)
Kalsedon Larut dalam Temperatur Rendah Oleh: Yulian Noor Gemologist di Aviannoor Gem Lab XT Square Jogja KALSEDON (chalcedony) adalah bentuk kriptokristalin dari silika, terdiri dari mineral kuarsa dan moganite. Meskipun memiliki senyawa kimia SiO2 dan kekerasan 6-7 skala mohs, alias identik dengan kuarsa, tetapi kalsedon lebih larut pada temperature rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ukuran kristal kalsedon yang sangat kecil / kripto dan kandungan moganit yang relative lebih mudah terurai. Varietas batumulia kalsedon dibedakan berdasarkan warna, pola warna dan transparansinya. Kalsedon yang berwarna orange hingga kemerahan dan tembus cahaya disebut dengan karnelian atau biasa dikenal dengan nama akik yahman, tetapi jika karnelian tersebut mempunyai pola garisgaris relative sejajar maka disebut dengan karnelian agat. Kalsedon yang berwarna hijau adalah jenis kalsedon yang sekarang ini paling diburu penggemar akik. Lebih dikenal dengan nama akik Garut. Meskipun kalsedon hijau dari Garut mempunyai ciri inklusi yang khas, tetapi identifikasi setiap kalsedon berwarna hijau tidak selalu dari Garut. Kalau akik Garut dicirikan dengan
warna hijau, maka ada lagi jenis kalsedon yang juga sedang tren, yaitu batu Bacan. Berbeda dengan akik Garut, batu Bacan meskipun jika disenter dalamnya berwarna hijau tetapi jika diamati langsung seolah dipermukaannya ada warna kebiruan. Warna biru yang disebabkan oleh mineral chrysocolla, oleh karena itu batu Bacan sering diidentifikasi sebagai chrysocolla in chalcedony atau kalsedon yang mengandung krisokola. Keunikan dari jenis batu Bacan adalah transformasi warna yang terjadi jika batu ini direndam dalam air, perubahan yang terjadi karena reaksi krisokola pada kalsedon yang melarut pada temperatur rendah. Sekarang ini juga banyak beredar jenis kalsedon berwarna merah, hijau, oranye, hitam dan warna-warna vivid, meskipun batunya asli tetapi ada unsur penambahan warna buatan. Artinya kalau dipakai setiap hari, warnanya akan memudar atau berubah menjadi putih. Jenis treatmen ini disebut dengan dyed, yaitu penambahan warna pada batumulia yang sifatnya tidak permanen. Jika Anda suka menggunakan batumulia dengan treatmen dyed harus diatur pemakaiannya supaya warnanya bias lebih awet dan tidak cepat pudar. (rap)
SAM