Soccer Land Jogja
JUMA TW AGE 17 OKTOBER 2014 JUMAT WA
KIP Respon Laporan Forum Suporter Indonesia KEINGINAN forum suporter yang tergabung dalam Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) untuk meminta PSSI melakukan transparansi terkait keuangannya akhirnya direspons oleh Komisi Informasi Pusat (KIP). Rencananya FDSI dan PSSI bakal duduk bersama menggelar sidang pada 20 Oktober mendatang. Beberapa bulan lalu, sejumlah perwakilan dari FDSI mencoba mendatangi kantor PSSI. Mereka membawa surat yang berisi beberapa tuntutan yaitu meminta federasi sepakbola Indonesia itu untuk mau melakukan buka-bukaan terkait transparansi keuangan khususnya pada timnas U19. (dts)
HALAMAN 26
Jadi Diri Sendiri Evan Dimas belajar dari Pemain-pemain Kondang Dunia an dengan kemampuan dribling bola bagus dan passing akurat kepada pemain lain. Dan, Evan pun mengidolakan sosok pemain mungil asal Argentina itu. Nyaris setiap pasukan Blaugrana bertanding, Evan selalu menyempatkan diri menontonnya. Beberapa waktu lalu, Tribun Jogja sempat berbincang dengan kapten tim Garuda Jaya ini perihal hubungan gaya permainannya dengan Messi. Secara tegas, Evan menjelaskan dirinya sama sekali tak bermaksud meniru gaya bermain Messi di lapangan. “Mungkin kebetulan saja gaya permainan kami sekilas tampak sama. Lagipula saya tak bisa bermain sehebat Messi, dia sudah level dunia,” ucap Evan. Bagi Evan, menjadi diri sendiri di lapangan adalah pilihan terbaik. Apapun karakter seorang pemain di lapangan bisa
MELIHAT gaya bermain Evan Dimas di Timnas U19 tentu akan mengingatkan kita pada gaya permainan Lionel Messi di FC Barcelona. Sekilas, keduanya punya karakter sama yaitu kalem namun tampak garang di lapang-
BIODATA Nama Lengkap : Evan Dimas Darmono Alias : Evan Dimas Tanggal Lahir : 13 Maret 1995 Tempat Lahir : Surabaya Posisi : Gelandang Ayah : Condro Darmono Ibu : Ana
STORY HIGHLIGHT Membantah meniru gaya permainan idolanya, Messi Karakter bermain seorang pemain menjadi pembeda pemain lain Petik banyak pelajaran dari rangkaian uji coba di Eropa Gaya-gaya permainan pemainpemain Eropa menjadi inspirasi baginya saat beraksi di lapangan menjadi cerminan ciri khas pembeda dengan pemain lain. Begitupun Evan, yang ingin menunjukkan ciri khasnya di lapangan. “Baik buruk penampilan di lapangan, saya lebih senang jadi diri sendiri. Kurang nyaman kalau harus ikut-ikutan gaya pemain lain,” imbuh Evan. Meski demikian, tak dipungkiri dirinya banyak belajar dari beberapa pemain top Eropa, termasuk Messi. Misalnya saja, melalui siaran televisi saat Barcelona FC maupun tim-tim favoritnya bermain di liga top Eropa lainnya. Pun ketika bersama rekan-
rekannya Timnas U19 beruji coba dengan beberapa klub elit Eropa, Evan memanfaatkannya untuk belajar. Meski hanya tim lapis kedua semisal Barcelona, Real Madrid maupun Atletico Madrid, tim-tim tersebut banyak memberinya pelajaran. Tak hanya beradu skill individu dan kemampuan tim, Evan belajar dari gaya permainan lawan. Satu pengalaman, yang menurut Evan, juga jarang didapat pemain sepak bola seumuran dengannya. “Apalagi dengan Suarez, senang sekali bisa bermain bersama pemain level dunia misalnya dirinya meski beda tim,” terangnya. Dari situ, Evan bisa memetik banyak pelajaran dari cara bermain atau sekadar melihat skill individu para pemain Eropa. Kemudian saat latihan atau bertanding, Evan mempraktikkan apa yang telah ia pelajari itu tanpa menghilangkan karakter dirinya di lapangan. “Belajar bukan berarti meniru persis seratus persen. Saya ambil hal-hal positif dari para pemain kondang tersebut,” lanjutnya. (sus)
Fokus Tim Senior GAGAL membawa Timnas U19 bersua di ajang Piala Asia U19, Evan Dimas merasakan kekecewaan mendalam. Ini karena Garuda Jaya akhirnya juga gagal merengkuh mimpi lolos Piala Dunia U20 2015. Namun siapa sangka, Evan akhirnya dipanggil Alfred Riedl masuk Pelaatnas Timnas Senior. Satu capaian, yang menurut Evan, membuatnya bangga, sekaligus sedikit mengobati rasa kekecewaannya gagal di Piala Asia. “Tentu senang dan bangga, siapapun akan bangga membela tim sepak bola ne-
gara sendiri apalagi tim senior,” kata Evan. Bersama Maldini Pali, secepatnya Evan akan bergabung dengan Firman Utina dkk. Evan mengaku, kini fokus mempersiapkan diri mengikuti pelatnas. Tentu ada rasa deg-degan dirasakan Evan, karena baru kali ini ia bergabung latihan bersama Timnas Senior. Proses adaptasi, wajib dilakukan Evan demi menjaga konsistensi permainannya di skuat Garuda. “Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk Timnas, semoga hasilnya memuaskan,” tandasnya. (sus)
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Super Elja Pilih Stadion Kuningan SLEMAN, TRIBUN - Kuningan akhirnya menjadi pilihan PSS Sleman menggelar laga usiran menjamu Persiwa Wamena, Sabtu (18/10) besok. PSS harus rela terusir dari Sleman karena terkena sanksi dari Komisi Disiplin PSSI terkait penyerangan suporter PSCS Cilacap. PSS harus menggelar satu kali laga kandang mereka di luar Sleman radius jarak minimal 100 kilometer dan tanpa penonton. Kuningan memiliki stadion representatif dan sering digunakan untuk laga klub dari luar Kuningan, yakni Stadion Mashud Wisnu Saputra. Sekretaris Panpel PSS, Ediyanto menyebutkan, bahwa semua yang dibutuhkan segera diurus pihaknya. “Saya akan kesana (Kuningan) mengurus segala keperluan yang dibutuhkan, misalnya mengenai perizinan dan koordinasi dengan panpel setempat,” tutur Ediyanto, Kamis (16/10). Alasan memilih Kuningan, diantaranya dari segi biaya lebih murah, karena selang empat hari berikutnya PSS harus melakoni laga away ke Ciamis. Sehingga tak perlu bolak-balik lagi. PSS akan melawan Persiwa pada pertandingan keempat Babak Delapan Besar Divisi Utama Liga Indonesia, Sabtu (18/10). Selang empat hari, Rabu (22/10), Elja bertamu di Ciamis melawan PSGC pada lanjutan Delapan Besar.
Dipilihnya Kuningan sebagai tempat laga PSS melawan Persiwa pun sudah mendapat lampu hijau dari PT Liga Indonesia selaku operator Divisi Utama Liga Indonesia. “Liga memutuskan laga PSS vs Persiwa dilaksanakan di Stadion Mashud Wisnusaputra, Kuningan, Sabtu besok. Pertandingan hanya dapat disaksikan Perangkat Pertandingan,Tim Kesehatan, tim Kemanan dan Wartawan,” papar Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia dalam laman resmi Liga Indonesia. Sementara seorang Direksi PT PSS, Supardjiono menyebutkan, bahwa suporter PSS diharapkan tak datang ke Kuningan. Selain juga pada laga away ke Ciamis, suporter diharapkan tak melakukan lawatan karena berbagai pertimbangan dan melihat kondisi yang ada. Laga di Ciamis dinilai rawan karena sebelumnya juga terjadi bentrokan antara pendukung PSGC dengan pendukung Persis Solo pada babak 16 Besar Divisi Utama Liga Indonesia. Karena itu, PSGC juga dijatuhi hukuman Komisi Disiplin PSSI. “Saya harap supporter tak nekat datang, agar tak berpotensi menimbulkan hukuman tambahan. Lebih baik meredam suasana dulu dan pada laga terakhir di kandang melawan PSIS Semarang, suporter datang memenuhi stadion,” ujar Supardjiono. (dnh)
PSIM Masih Utang Rp 800 Juta YOG YA , TRIBUN - Pihak maOGY najemen PSIM Yogyakarta tengah mengebut proses audit keuangan tim sebagai bagian dari kebutuhan evaluasi pada musim kompetisi 2014. Dari hasil audit sementara, ternyata manajemen masih punya defisit dana Rp 800 juta berdasar perhitungan pemasukkan dan pengeluaran musim ini. Direktur Keuangan PT Putra Insan Mandiri (PT PIM), Iriantoko Cahyo Dumadi mengatakan, nominal Rp 800 juta tersebut merupakan utang kepada pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud tersebut adalah sejumlah donatur yang selama ini memberikan dana talangan demi menutup kebutuhan tim. “Jumlah donatur lebih dari satu dengan jumlah nominal pinjaman berbeda. Total masih ada tanggungan Rp 800 juta yang belum bisa kita tutup,” ujar
Iriantoko, Kamis (16/10) kemarin. Dijelaskan Iriantoko, kebutuhan PSIM selama satu musim lalu adalah kisaran angka Rp 1,26 miliar, termasuk gaji pemain dan pelatih. Sementara sumber pendapatan dari sponsor hanya menyentuh angka Rp 400 juta ditambah laba pemasukkan tiket pertandingan yang jumlahnya tak sampai Rp 100 juta. Praktis, dari perhitungan itu masih ada kekurangan yang akhirnya ditutup dengan pinjaman dari beberapa pihak yang peduli kepada PSIM. Namun manajemen, punya kewajiban mengembalikan nominal dana tersebut karena status di awal adalah ‘pinjaman’. “Tapi semua kebutuhan tim ini sudah kita tutup, termasuk katering, sewa stadion dan gaji pemain, pelatih dan ofisial,” paparnya. Perihal utang Rp 800 juta ini, menurut
Iriantoko, akan disampaikan kepada Ketua Umum PSIM, Haryadi Suyuti. Ia berharap, HS sapaan akrab Haryadi dan para pengurus PSIM bisa ikut memberikan usulan jalan keluar guna mengatasi permasalahan ini. “Kita minta saran dan masukan dari pak Haryadi, sekaligus melaporkan keuangan kita secara terperinci,” imbuhnya. Sementara Direktur Utama PT PIM, Dwi Irianto membenarkan, laporan keuangan tengah menjadi fokus utama manajemen untuk proses evaluasi. Kamis kemarin, para pengurus utamanya Direktur Keuangan, Direktur Teknik telah melakukan koordinasi untuk menyusun laporan keuangan ini. “Intinya kita sedang melakukan persiapan laporan keuangan, sebelum kita bertemu dengan ketua umum. Rencananya akan kita lakukan minggu depan,” kata Dwi. (sus)
TRIBUN JOGJA/DWI NOURMA HANDITO
MERIAH - Sambutan Bosse Holic ketika tim Tribun Jogja PAF 2014 berkunjung di SMKN 1 Seyegan, Sleman, Kamis (16/10).
Doa Bersama untuk Dimas Afrizal
SMKN 1 Seyegan Incar Juara TJPAF 2014 SLEMAN, TRIBUN - Tribun Jogja Putih Abu-Abu Futsal (PAF) melanjutkan roadshow sekolah peserta Regional Series Tribun Jogja PAF 2014. Kamis (16/10) kemarin, SMKN 1 Seyegan menjadi sekolah keempat yang dikunjungi Tribun Jogja PAF. Seperti roadshow sebelumnya, awak Tribun Jogja PAF langsung disambut meriah para suporter SMKN 1 Seyegan atau yang disebut Bosse Holic. Mereka menyanyikan yel-yel disertai tabuhan perkusi semakin menyemarakkan suasana. Bosse Holic suporter yang memiliki antusiasme tinggi saat babak kualifikasi, akhir September lalu. Ratusan Bosse Holic dengan setia mendukung timnya berlaga di Sasana Olahraga Among Raga. “Antusiasme di sini sangat tinggi, teman-teman ingin mendukung penuh tim futsal kami demi berprestasi di Tribun Jogja PAF 2014,” kata Aditya Nugraha, koordinator Suporter SMKN 1 Seyegan. Aditya mengatakan, Bosse Holic
siap all out mendukung timnya yang berstatus debutan pada PAF kali ini. “Kami ingin SMKN 1 Seyegan bisa berprestasi di TJPAF 2014 karena ini adalah even paling bergengsi di DIY. Kalau bisa berprestasi di TJPAF kan membawa nama Seyegan,” katanya yang juga mengungkapkan bahwa ia beserta teman-temanya ingin juga meraih predikat suporter terbaik TJPAF 2014. Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Seyegan, Suharianto menyebut, bahwa TJPAF adalah ajang positif bagi pelajar SMA sederajat di DIY-Jateng. “Dengan ajang ini semoga dapat kita manfaatkan untuk menggembangkan sportifitas dan kedisiplinan siswa. Juga para siswa yang menjadi suporter bisa memberikan dukungan positif,” ucap Suharianto. Pada debutan Tribun Jogja PAF 2014, SMKN 1 Seyegan hanya mengirimkan perwakilan tim futsal putra saja. Target yang diusung SMKN 1 Seyegan pun tak main-main yakni menjadi juara TJPAF 2014.
“Persiapan kita sudah sejak lama yakni sejak Agustus, dan alhamdulillah lolos ke Regional Series. Harapan kita tim dan suporter bisa menjadi juara,” kata perwakilan Manajer, Tri Handoko yang juga guru di SMKN 1 Seyegan. Pihak SMKN 1 Seyegan pun mengapresiasi dan mendukung penuh TJPAF 2014 sebagai kegiatan yang positif. Diharapkan TJPAF bisa menjadi agenda tahunan yang bisa membuat persatuan di antara pelajar DIY. Pada roadshow kemarin juga dilakukan doa bersama untuk almarhum Dimas Afrizal Mustofa, yang meninggal dunia karena menjadi korban penggeroyokan beberapa waktu lalu. Dimas Afrizal Mustofa adalah siswa dari SMKN 1 Seyegan. Selain itu, roadshow yang didukung Mie Sedap dan Yamaha tersebut dilakukan beberapa kegiatan menarik. Misalnya pertunjukan musik siswa SMKN 1 Seyegan, kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lain seperti Test Ride dari Yamaha. (dnh)