Tribunjogja 14-08-2016

Page 11

MINGGU LEGI

Sentuhan Lurik pada Kebaya Mak Nong www.tribunjogja.com

S

UKSES memodifikasi desain kebaya dengan potongan yang trendi, kini Lemari Lila memperkenalkan lagi produk barunya. Berbeda produk-produk terdahulunya, kini Lemari Lila memberanikan diri mengkombinasikan kain lurik pada kebaya melayu. Agustus 2016 menjadi timing tepat bagi Lila Imelda Sari, pemilik brand Lemari Lila untuk mencoba bermain dengan kain-kain tradisional Indonesia. Jika biasanya masyarakat lebih familiar dengan kain lurik bermotif garis-garis, Lila ingin memberikan aksen berbeda dengan penggunaan kain lurik motif kotak-kotak. Dominasi motif kotak kecil-kecil ini dikombinasikan dengan desain Kebaya Mak Nong yang memiliki potongan lebih lurus dan panjang dibanding kebaya pada umumnya. Sekilas, desain ini menyerupai kebaya khas Sumatera atau Melayu. Inspirasi penciptaan Kebaya Mak Nong ini rupanya datang dari sang nenek yang merupakan orang Sumatera asli. “Saya suka sekali melihat nenek memakai kebaya panjang khas Sumatera. Kebaya Melayu ini banyak dipengaruhi oleh kentalnya agama Islam di sana, sehingga potongannya lebih panjang, lurus dan tidak ketat,” ujar Lila, sapaan akrabnya. Potongan lurus ini juga mengingatkan kita pada baju kurung. Karena memiliki panjang yang melebihi pinggang, pemakainya bisa mengkreasikan baju ini sebagai terusan ataupun atasan. Outer juga dapat menjadi pilihan pemakainya dengan tabahan tali di bagian pinggang. “Namun tak semua orang merasa pantas memakai kebaya jenis ini, karena umumnya mereka khawatir terlihat besar,” katanya. Menjawab kekhawatiraan itu, Lemari Lila pun menghadirkan produk baru lainnya dengan tetap mengedepankan desain kebaya khasnya. Kebaya Puti pun diluncurkan seminggu setelah Kebaya Mak Nong dikenalkan ke pembongkarnya. Masih menggunakan bahan kain tenun motif kotak-kotak kecil, Kebaya Puti ini merupakan modifikasi dari Kebaya Kutubaru yang sempat menjadi tren beberapa tahun belakangan. Dalam produk Kebaya Kutubarunya kali ini, Lila memberikan aksen yang lebih tinggi di bagian penutup dada. Hal ini menyelaraskan dengan konsep Kebaya Melayu yang lebih Islami. Untuk mempercantik Kebaya Mak Nong dan Kebaya Puti, Lila membubuhkan tenun selendang di bagian tangan.

www.tribunjogja.com/epaper

Potongan kain cantik akan menghiasi tangan jika pemakainya ingin menggulung lengan bajunya. Inspirasi sederhana ini datang dari baju-baju tradisional khas Tibet yang seringkali mengaplikasikan kain berbeda pada lengan bajunya. “Sekarang di tiap-tiap baju Lemari Lila akan ada aksen ini supaya produk-produk semakin khas,” paparnya. Penamaan Mak Nong dan Puti pun tak terlepas dari Bahasa Melayu yang menjadi inspirasinya. Mak berarti ibu-ibu dan Nong merupakan panggilan untuk anak kecil di Sumatera. Inang atau Inong juga dikenal sebagai panggilan ibu di sana. Sedangkan Puti merupakan panggilan Putri di wilayah Sumatera. Saat diluncurkan, Kebaya Mak Nong dan Kebaya Puti ini ingin membidik wanita berusia di atas 20 tahunan. Penerimaan pelanggan terhadap kedua produk inipun sangat positif. Dukungan banyak datang dari kalangan hijaber yang selama ini menunggu produk-produk yang bisa mereka pakai. “Sewaktu di-launching, kami menyediakan 90 potong Kebaya Mak Nong dan Kebaya Puti, namun Kebaya Mak Nong masih lebih banyak diminati,” imbuhnya. (gya)

Alihkan Order Melalui Website BERDIRI sejak 2009 silam, Lemari Lila kini mulai menseriusi strategi bisnisnya. Termasuk dengan mengalihkan sistem order atau pemesanan yang semula melalui Facebook dan Whatsapp ke Website. Keputusannya mengalihkan sistem order ke website ini dilatarbelakangi, karena akun Facebook Lemari Lila yang selama ini menjadi kanal ordernya sempat diblock Facebook. Usulan penggunaan website pun akhirnya diambil lantaran pembeli dapat melihat semua koleksi ready stock dan langsung memesannya. Menurut Lila Imelda Sari, pemilik Lemari Lila, website menyediakan informasi yang komplit dan cara order yang mudah. Melalui website, pembongkar Lemari Lila dapat memesan sekaligus mengecek ongkos kirim. “Namun karena pelanggan sudah terbiasa dilayani, mereka masih merasa ribet untuk membuka website. Sedikit demi sedikit pelanggan diberikan pengertian, bahwa pemesanan kini hanya dilayani melalui website,” paparnya. Beralihnya sistem order inipun berdampak signifikan pada bisnisnya. Jika biasanya Lila upload Facebook setiap ada koleksi baru, produk tersebut langsung ludes dalam hitungan hari. Namun, sejak sistem order melalui website diaktifkan, penurunan pembelian pun terasa pelan. “Sejak pakai website, sehari bisa terjual tujuh, kadang 12. Memang terasa pelan, tapi tiap hari ada pembelinya,” lanjutnya. Lila pun tak mengkhawatirkan jika nanti permintaan terhadap produknya berkurang. Ia optimistis, bahwa hubungannya dengan pelanggan selama ini sudah terjalin baik. Lemari Lila juga mencantumkan nomor telepon jika ada pelanggan yang merasa ku-

rang terhadap produk yang dibelinya. Hingga saat ini, Lemari Lila telah memperkaya koleksinya dengan koleksi kebaya, atasan, rok, celana ubet, outwear, koleksi anak serta dress. “Website ini merupakan langkah maju, jadi jangan mundur lagi. Jika pelanggan benar-benar menginginkan produk ini, mereka akan belajar menggunakan website,” imbuhnya. Lemari Lila kini juga telah memiliki toko offline agar pelanggan bisa berinteraksi dan mencoba langsung produk-produk yang diinginkan. Terletak di Jalan DI Panjaitan nomor 45 Mantrijeron, Yogyakarta, pelanggan prianya juga lebih nyaman untuk melihat cocok tidaknya mengenakan produk-produk Lemari Lila. Brand yang sempat menjadi incaran aktris “Ada Apa Dengan Cinta 2” inipun menggunakan media sosial Instagram sebagai album foto pelangannya. Tak jarang, setiap pelanggan yang mampir ke toko dan mention ke akun Lemari Lila, akan langsung direpost sebagai wujud terima kasihnya kepada pelanggan. Kedepan, Lila masih ingin menciptakan motif batik sendiri pada produk-produknya. Bahan kain yang memiliki standar yang sama pun masih menjadi pekerjaan rumahnya di kemudian hari. Impian untuk membuka toko lagi pun sempat terbersit di kepalanya, namun ia berusaha untuk me-maintance produknya agar bisa bersaing dengan produk lain terlebih dahulu. (gya)

follow us: @tribunjogja

likes: tribun jogja

14 AGUSTUS 2016

11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.