Soccer Land Jogja
RABU WAGE 13 AGUSTUS 2014
Timnas U19 Dinilai Mudah Dibaca Lawan BRUNEI Darussalam U21 memberikan pelajaran penting kepada Indonesia U19 dengan menundukkan tim besutan Indra Sjafri itu 3-1. Pelatih Brunei, Kwon Oh-Son, menilai bahwa Timnas U19 sangat lemah dalam melakukan transisi permainan sehingga mudah dibaca. Dalam pertandingan yang digelar di Track & Field Sport Complex, Bandar Seri Begawan, Senin (11/8), Timnas U19 sudah kebobolan tiga gol di babak pertama melalui hattrick Adi Said. Indonesia hanya mampu membalas satu gol dari Ilham Udin Armayn di babak kedua, meskipun tampil mendominasi penguasaan bola dan mengurung pertahanan Brunei. (dts)
HALAMAN 22 TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
● Eko Pujianto Kenang Kehangatan Bang Maman EMPAT BELAS hari sudah Manajer Tim PSIM Yogyakarta, Maman Durachman, pergi untuk selamanya. Namun, kenangan serta kesan almarhum selama mencurahkan waktu, semangat dan tenaganya di dunia sepak bola, khususnya Yogyakarta masih diingat para pemain. Terutama, bagi penggawa PSIM yang sejak beberapa musim terakhir berada
di bawah asuhan Maman. Ada kesan khusus yang mereka rasakan mengingat intensitas pertemuan dengan almarhum kerap terjadi, baik ketika latihan maupun pertandingan resmi. Menyebut satu pemain di PSIM, Eko Pujianto, menjadi seseorang yang merasa sangat kehilangan atas kepergian mantan pemain Perkesa 78 itu. Ini
karena banyaknya cerita sekaligus kenangan bersama Maman selama sama-sama menjadi bagian dari Laskar Mataram. “Satu kenangan yang selalu saya ingat, beliau (Bang Maman, Red) selalu memeluk saya jika saya akan pulang ke Padang,”
ucap Eko. Hal itulaj yang juga terjadi ketika latihan terakhir PSIM digelar sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba, beberapa waktu lalu, tepatnya pada Senin (21/7). Seusai latihan di Lapangan Futsal PSIM, almarhum sempat menyapa sekaligus memeluk Eko. Tak lupa, seperti adat kebiasaan almarhum juga berbincang ringan dengan Eko. Di tengah perbincangannya itu, almarhum sempat menitipkan salam untuk ibunda Eko yang berada di Padang. Tak terkecuali, doa agar keluarga Eko sehat selalu di Padang.
“Memang biasanya seperti itu kalau saya akan pulang ke Padang. Tapi momen kemarin adalah kali terakhir, sekaligus pelukan perpisahan selamanya almarhum,” imbuhnya. Sampai kini, Eko masih terkenang dengan cerita dan memori bersama almarhum. Banyak hal, yang menurutnya, akan terus selalu ia ingat meski kini ia tak bisa lagi berbincang, apalagi bertatap muka di lapangan maupun luar lapangan. Masih lekat dalam ingatan Eko beberapa pesan singkat yang disampaikan almarhum. Baik melalui perkataan langsung maupun
melalui SMS di handphone, ketika Eko sedang tak berada di Yogyakarta dan menghabiskan waktu libur di kampung halamannya. Sempat membuka beberapa SMS lama dari almarhum, ada satu pesan yang terus diingat Eko sampai sekarang. “Eko jangan lupa latihan sendiri di rumah” begitulah kirakira isi SMS almarhum kepada Eko, beberapa waktu terakhir, ketika ia sedang berada di Padang. “Memang cuma pesan pendek, tapi bagi saya itu punya arti sangat dalam dan demi kebaikan saya juga agar tetap bisa bermain baik,” terang Eko. Kini, Eko tak akan merasakan petuah dan pesan berharga dari almarhum itu lagi. Tinggal dirinya saja yang akan
STORY HIGHLIGHT ● Selalu memeluk setiap kali Eko akan pulang kampung ● Selalu diingatkan almarhum agar latihan sendiri saat berada di Padang ● Sempat membuka lagi SMS yang dikirim Bang Maman ● Almarhum sempat doakan ibunda Eko sebelum pulang ke Padang terus akan mengingat kenangan, kesan sekaligus pesan dari almarhum demi masa depannya nanti di dunia sepak bola. (sus)
Langsung Ziarahi Makam Setiba di Yogyakarta EKO Pujianto adalah satu diantara pemain yang tak bisa datang saat pemakaman almarhum Maman Durachman, Sabtu (26/8) lalu. Satu yang sedikit disesalkan Eko karena ia tak bisa ikut melayat kala itu. Ia sudah telanjur berada di Padang. Sementara, kalau kembali ke Yogyakarta sulit jika harus dilakukan dalam waktu singkat karena faktor jarak. “Inginnya saya pulang ke Yogyakarta, tapi kondisi tak memungkinkan. Saya hanya mengirim doa dari rumah,” tutur Eko. Namun begitu tiba di Yogyakarta, Eko mengaku langsung menyem-
patkan diri menengok makam almarhum, yang letaknya tak jauh dari Wisma PSIM. Bersama sejumlah pemain PSIM lainnya, termasuk Eko Kancil, Eko datang berziarah di makam almarhum. Tribun Jogja sempat berbincang sejenak sesaat setelah Eko pulang dari ziarah. Tampak raut muka sedih muncul dari Eko, ketika ia sedikit berbagi cerita mengenai kenangannya saat bersama PSIM sejak tiga musim terakhir. “Bang Maman adalah sosok yang sangat saya hormati. Dia sudah saya anggap seperti bapak sendiri,” terang Eko kala itu. (sus)
Selalu Ingat Pesan Maman SECARA tim, Eko begitu kehilangan sosok almarhum Maman sebagai satu diantara anggota tim kepelatihan PSIM. Ini karena petuah dan pesan berharga Maman yang kerap diberikan kepada Eko, begitu berarti baginya. Satu pesan almarhum yang menurut Eko selalu diingat adalah perihal kehendak Tuhan. Bahwa menurutnya, apapun kehendak Tuhan akan terjadi saat itu juga, termasuk ketika Eko bertanding bersama PSIM. “Ibarat kalau Tuhan berkehendak menang, maka kita akan menang. Begitupun sebaliknya,” kata Eko menirukan ucapan
almarhum. Menurut Eko, ia mengenal sosok almarhum sebagai pelatih yang tak banyak bicara di ruang ganti saat pertandingan. Namun setiap perkataan almarhum, menurutnya, sangat memotivasi dirinya agar bermain maksimal. Apalagi, ketika saat-saat genting terjadi dalam tim kala bertanding. Apapun perkataan almarhum, meskipun singkat, akan sangat mendongkrak motivasi pemain. “Saya masih ingat pesan-pesan almarhum, saya akan terus mengingatnya dan menjalankannya,” cetusnya. (sus)
BIODATA Nama : Eko Puji Yanto TTL : Elbe Basung (Padang) 1 Oktober 1989 Posisi : Stoper Tinggi/Berat : 175cm / 67 kg No Punggung 23
KARIER TERKENANG - Penampilan Eko Pujianto (kiri) ketika melawan Persenga Ngawi di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, 10 Mei 2014 lalu. PEMBETULAN : Pada Jogja Soccer Land edisi Selasa (12/8) terdapat kesalahan pada tulisan kredit foto. Yang benar adalah Antara.
Semen Padang 2007 - 2008 PSP Padang 2008 - 2009 PSIS Semarang 2009 - 2011 PSIM Yogyakarta 2011 -
GRAFIS/FAUZIRAKHMAN