Soccer Land Jogja
Persebaya, PSIS dan Persires Disanksi FIFA KOMISI Disiplin FIFA menjatuhkan sanksi terhadap tiga klub Indonesia. Ketiga klub tersebut terbukti bersalah setelah mempublikasikan data Transfer Matching System (TMS) FIFA yang bersifat rahasia di sosial media. Ketiga klub yang disanksi adalah Persebaya Surabaya, Persires Bali Devata, dan PSIS Semarang. Persebaya dan Persires dijatuhi sanksi berupa denda sebesar 25.000 Swiss Franc atau sekitar Rp 318 juta, sementara PSIS didenda 15.000 Swiss Franc (Rp 191 juta). (tribunnews)
KAMIS WAGE 11 DESEMBER 2014
HALAMAN 22 GRAFIS/SULUH PRASETYA
Ali Barkah Mengaku Sudah Didekati Klub Selain PSS SAAT ini, kondisi PSS Sleman dalam situasi kurang bagus. Meski begitu, klub ini masih memiliki daya pikat menarik, meski label sepak bola gajah melekat dengan tim bermarkas di Stadion Maguwoharjo Sleman tersebut. Beberapa penggawa PSS yang ditemui Tribun Jogja menyampaikan, bahwa mereka masih memiliki keinginan untuk membela PSS pada musim depan. Pemain yang menyatakan ini adalah penjaga gawang asal Banyumas, Ali Barkah. Pemain bertinggi badan 179 sentimeter ini menyebut, bahwa ia akan mengedepankan Super Alja sebagai tujuan utama tim musim depan. “Saya baru berpikir mencari tim lain, jika PSS sudah tak menggunakan jasa saya musim depan,” ujar Ali Barkah kepada Tribun Jogja, Rabu (10/12). Ada dua hal menjadi alasan kuat Ali menunggu kabar PSS. Pertama masalah keuangan PSS cenderung “sehat” dibanding klub lain Divisi Utama. Kedua mengenai atmosfer sepak bola di Sleman, menurutnya, luar biasa dan jarang ditemui di
tempat lain. Meski menempatkan PSS di prioritas pertama, Ali juga tetap menyiapkan opsi lain jika PSS ternyata tak menggunakan jasanya lagi pada musim depan. Ada dua opsi Ali Barkah, yakni bergabung klub lain DU dan mencoba seleksi di tim ISL. “Saya sudah mendapat tawaran dari satu klub DU, jika PSS tak gunakan jasa saya maka bisa terima tawaran tersebut. Atau mungkin saya akan coba seleksi di tim ISL,” ujarnya.
STORY HIGHLIGHTS Mengaku masih minat bela PSS Sleman Anggap PSS klub dengan kondisi finansial cenderung sehat Siap ikuti seleksi di tim ISL bermodal pengalaman di Persela dan Pelita Bandung Raya Rasakan kenyamanan berada di skuat Elja
Ali pun enggan menyebutkan nama klub DU yang sudah menawarinya tersebut. Namun ia menyebutkan bahwa klub tersebut adalah klub dari Jawa. Sementara soal seleksi tim ISL, Ali sebenarnya sudah memiliki modal cukup, karena ia pernah membela sejumlah klub ISL, misalnya Persela Lamongan dan Pelita Bandung Raya. Di Persela Ali bermain selama satu musim 2012/ 2012, sebelum pindah ke PSS pada musim berikutnya. Sebelum di Persela, Ali juga sudah melanglang buana di kompetisi ISL dengan bergabung bersama Pelita Jaya selama tiga musim mulai dari 2008 hingga 2011. “Intinya lihat PSS dulu, baru akan berpikir cari tim jika PSS tak pakai jasa saya lagi,” ujarnya. (dnh)
Berikan Semangat Penggawa PSS HAMPIR sebagian besar penggawa PSS terkena sanksi dari Komisi Disiplin PSSI terkait sepak bola gajah yang dilakukan pada babak delapan besar Divisi Utama 2014. Namun ada beberapa nama yang tak terkena sanksi tersebut, karena pada saat pertandingan tak masuk daftar susunan pemain, diantaranya Ali Barkah. Kala itu, ia bersama penjaga gawang PSS lainnya, Herman Batak tak masuk daftar line up pemain PSS kontra PSIS Semarang itu. Saat itu, pos penjaga gawang diisi dua penjaga gawang muda, Riyono dan Grateo. Ali menyebutkan, bahwa sampai saat ini ia masih menjalin komunikasi dengan rekanrekannya yang terkena sanksi. Hal tersebut ia lakukan dengan media pesan melalui blackberry message (BBM).
Ali pun mengaku, dirinya terus mendukung rekan-rekannya. “Saya berikan support untuk teman-teman. Semoga hukumannya bisa dicabut,” ujar mantan pemain Persela Lamongan tersebut. Sementara itu, terkait kasus yang menimpa PSS, Ali mengaku selalu memantau perkembangan yang ada. Beragam cara ia lakukan untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai klub yang sudah dua musim ia bela tersebut. Salah satunya melalui berita yang ada di media sosial yang
tergolong cepat. “Saya selalu mengikuti, saya juga mengikuti twitternya Tribun,” ujarnya sembari tersenyum. (dnh)
Tak Main Tarkam SAAT ini pasca-diskualifikasi PSS dari Divisi Utama membuat para pemain tak bermain lagi di kompetisi resmi. Pemain pun harus putar otak agar kondisi staminanya tetap terjaga saat tak ada pertandingan. Beragam cara diambil, diantaranya mengikuti turnamen antar-kampung atau tarkam. Berbeda dengan pemain lain yang memilih ikut tarkam, Ali memilih tak mengikuti even sesaat itu. Tak ada alasan pasti yang dikatakan Ali terkait hal tersebut. Namun ia menjawab ia lebih memilih menjaga kondisi badan dengan melakukan jogging dan hanya ikut berlatih dengan tim sepak bola di
tempat ia berdomisili. “Saya nggak tarkaman. Untuk latihan saya pilih jogging dan ikut sparing kalau tim kampung main,” ujarnya. Sementara waktu luang Ali lebih sibuk bermain dengan burung merpati, hobi yang sudah ia sukai sejak lama. Hampir sama hobi para pemain PSS lainnya yang juga gemar dunia burung. Sebut saja Agus “Awank” Setyawan, Waluyo, Rasmoyo, Wahyu Gunawan dan beberapa nama lain. (dnh)
Persibas Promosi Divisi Utama BANTUL, TRIBUN - Tim Divisi Satu asal Jawa Tengah, Persibas Banyumas memastikan diri naik kasta level Divisi Utama musim depan. Capaian ini didapat setelah pada laga penentuan Persibas berhasil mengalahkan lawannya, PS Batam dengan skor meyakinkan 5-1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Rabu (10/ 12) sore kemarin.
Pada pertandingan babak delapan besar Liga Nusantara tersebut, Persibas berhasil mengumpulkan empat poin hasil satu kali menang, sekali imbang dan satu kali kalah. Dengan capaian ini, paling tak Persibas berada di posisi tiga besar Grup 12 dan layak ke DU musim mendatang. Pelatih Persibas, Putut Wijanarko
SELEBRASI Para pemain, pelatih, ofisial dan suporter Persibas merayakan kemenangan seusai mengalahkan PS Batam 5-1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Rabu (10/12). TRIBUN JOGJA/SUSILO WAHID NUGROHO
mengaku, bersyukur atas raihan kemenangan ini. “Dari awal kita memasang target lolos divisi utama musim depan, dengan memenangkan pertandingan terakhir ini,” kata Putut. Secara singkat, Putut menyatakan kunci kemenangan timnya kali ini karena anak asuhnya tampil sabar dan tak mudah terprovokasi lawan. Selain itu, anak asuhnya juga tampil percaya diri, meski tiga pemain inti absen lantaran akumulasi kartu termasuk ekspemain PSIM Yogyakarta, Abda Ali. Soal rencana persiapan berpartisipasi di ajang DU musim depan, Putut masih belum bisa membeberkannya secara detail. Namun planning awal, pihaknya akan melakukan penambahan pemain, utamanya pemain muda agar bisa menjaga konsistensi permainan tim. “Pemain senior tetap kita pakai, namun mungkin akan kita kurangi dan digantikan pemain muda yang punya recovery fisik bagus,” kata Putut. Pada laga kemarin, Persibas sudah unggul 2-1 pada babak pertama melalui sepasang lewat gol David Aprelianto pada menit ke-6 dan Subagiono menit ke-23. PS Batam sempat memperkecil ketertinggalan pada menit ke-11 melalui gol Prabudi melalui skema cantik. (sus)
Atletik Sumbang Medali Pertama DIY di PON Remaja SURABA YA , TRIBUN - Ravi Putra Rahman, SURABAY atlet atletik DIY berhasil menjadi penyumbang medali pertama bagi kontingen DIY pada gelaran PON Remaja 2014. Rabu (10/12) kemarin, Ravi berhasil meraih medali perunggu di nomor 3.000 meter putra di Lapangan Atletik Oentoeng Poedjadi FIK Unesa. Pelari asal Gunungkidul tersebut meraih medali perunggu dengan catatan waktu 9.20.39. Catatan waktu tersebut kalah dari dua atlet yang meraih medali emas dan perunggu. Adapun untuk medali emas diraih oleh Sumatera Barat, sedangkan medali perak diraih oleh Nusa Tenggara Barat. Pelatih atletik DIY, Tupar menyebut diraihnya medali pertama kontingen DIY ini diharapkan bisa membuka kran medali selanjutnya. “Selanjutnya tak hanya cabang atletik, namun untuk cabang lainnya juga,” ujarnya. Menurut Tupar, raihan yang dicapai Ravi bisa lebih baik jika pelari Gunungkidul itu lebih berani dan fight. Meski begitu, ia tetap mengapresiasi raihan yang dicapai anak
asuhnya tersebut. Ravi sendiri berpeluang menambah pundi medalinya pada nomor berbeda, yakni nomor 2.000 meter putra. Peluang medali juga masih bisa diraih oleh kontingen DIY dinomor yang lainnya yakni di nomor 10.000 meter jalan cepat putra putri dan lari halang rintang 2000 meter putra putri. Raihan medali cabang atletik diikuti cabang lainnya, cabang panahan kemarin menyumbang dua medali perak untuk kontingen DIY. Dua medali tersebut didapat dari nomor pertama yang dipertandingkan yakni olympic round 60 meter pura dan putri. Atlet yang berhasil meraih medali perak dari nomor tersebut adalah Dian Ramadhan untuk kategori putra dan Fauziah Putri untuk kategori putri. Dian harus puas di posisi kedua setelah kalah dari atlet asal Riau yang mendapat emas. Sementara Fauziah kalah dari atlet Jabar. Untuk medali perunggu dua nomor tersebut diraih oleh atlet Jatim. (dnh)