Edisi 3238 Tahun X

Page 9

9 KAMIS, 12 MARET 2009

Wakil Direktur RSU Tasikmalaya Sambut Kedatangan Yani SEUSAI PEMERIKSAAN - Yani didampingi dr Reza sempat tersenyum seusai pemeriksaan di ruang Poliklinik Bedah RSU Tasikmalaya, Rabu (11/3).

TRIBUN JABAR/FIRMAN SURYAMAN

TASIKMALAYA, TRIBUN - Yani Suryani (42), penderita kanker kulit jinak yang seluruh tubuhnya dipenuhi gelembung daging, akhirnya bisa berobat ke RSU Tasikmalaya, Rabu (11/3). Yani yang datang bersama ibu kandung dan adiknya itu, langsung ditangani Poliklinik Bedah. Hari sebelumnya pihak RSU menolak Yani. Hasil diagnosa awal pihak RSU, penyakit yang diderita Yani memang tergolong ringan tapi tampaknya bakal sulit disembuhkan. Bahkan seiring dengan berjalannya waktu, benjolan yang berubah menjadi gelembong akan terus tumbuh. Yani sendiri hanya bisa pasrah mendengar penjelasan itu. Yani datang ke RSU sekitar pukul

Warga Antre Minyak Lagi Mengaku Masih Takut Gunakan Gas

TASIKMALAYA, TRIBUNWarga Kota Tasikmalaya sejak beberapa hari terakhir ini mulai kesulitan mendapatkan minyak tanah. Selain pasokan di pasaran berkurang juga harga melambung hingga Rp 5.000 per liter. Tingginya harga eceran karena pangkalan ratarata mematok harga Rp 4.000 per liternya. Pemantauan Tribun di sejumlah wilayah, Rabu (11/ 3), warga tampak mulai kesulitan mendapatkan minyak tanah. Kalau pun ada, pihak pengecer membatasi pembelian hingga tiga liter agar yang lain kebagian. Warga pun terpaksa mengeluarkan uang lebih karena harga sudah jauh dari HET sekitar Rp 2.800 per liternya. Warga mengaku masih

menggunakan minyak tanah karena masih takut menggunakan gas. Apalagi sudah banyak kecelakaan akibat salah memasang gas. Menurut sejumlah warga Jalan Nagarawangi dan Jalan Cikurubuk, warga sudah mulai antre mendapatkan minyak tanah. Harganya pun meroket antara Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per liter di tingkat eceran warung. “Kami terpaksa masih menggunakan minyak tanah karena masih belum faham cara-cara menggunakan kompor gas. Yang kami takutkan terjadi kebocoran kemudian terjadi kebakaran atau meledak,” ungkap Agus (37), warga Jalan Cikurubuk, seraya menyebutkan, warga terpaksa antre untuk membeli minyak tanah.

Pasokan Seminggu Sekali BUKAN hanya di Tasik. Dalam seminggu ini warga Ciamis masih mencari-cari minyak tanah. Warga rela antre berjam-jam di pangkalan minyak tanah Komplek Pasar Subuh Ciamis. Sementara harga di warung eceran melejit dari normalnya Rp 3.200/liter naik seribu lebih, jadi Rp 4.500/liter. “Tapi hari ini

kosong, paling juga dipasok besok,” ujar Vera (40), pemilik warung kelontong di Jl Karya Bakti Ciamis, kemarin. Menurut Vera, warungnya mendapat pasokan minyak tanah dari mobil tangki Pertamina setiap dua hari sekali. “Sekarang sekali seminggu. Itupun dibatasi. Harganya pun sudah naik,” tuturnya.(sta)

Pembatasan pembelian minyak tanah juga dilakukan di sebuah pangkalan di Jalan Bantar. “Pembatasan penjualan dilakukan agar yang lain kebagian. Pasokan dari agen mulai dikurangi dan harganya pun naik. Makanya saya terpaksa mematok harga Rp 4.000 per liternya,” ujar sang pemilik yang tak mau disebutkan identitasnya. Sementara sejumlah warga yang mulai memanfaatkan gas bantuan pemerintah, mengaku lebih irit menggunakan gas ketimbang minyak tanah. “Saya sudah membeli regulator yang baru dan lebih aman. Satu tabung berisi tiga kilo itu bisa dipakai selama seminggu dengan harga Rp 5.000 per tabung,” tutur Elis (47), warga Jalan Argasari. Dengan menggunakan gas, lanjut Elis, ia bisa mengirit biaya bahan bakar antara Rp 2.000 hingga 3.000 dalam seminggunya. Hanya saja ia mengeluhkan bervariasinya harga gas 3 kg. Harga di pasaran mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 7.000 per tabung. Salah seorang petugas Wira Penjualan Pertamina Depo Priangan Timur, mengakui pasokan minyak tanah mulai dikurangi hingga 40 persen seiring dengan terus bergulirnya pelaksanaan konversi. (stf)

10.00 dan langsung disambut Wakil Direktur Bidang Pelayanan dr H Cecep Khozin. Ia kemudian dibawa ke Poliklinik Bedah dan diterima dokter ahli bedah, dr Reza Farsa. Kedatangan Yani sempat menarik perhatian ratusan pengunjung RSU. Apalagi ia terus dikuntit wartawan cetak dan elektronik. Di ruang poli bedah, dr Reza melakukan diagnosa secara kasat mata. Ia kemudian menyimpulkan sementara, Yani menderita kelainan syaraf kulit luar yang mengakibatkan tumbuhnya bejolan-benjolan yang terus membesar menjadi gelembung-gelembung berisi daging. “Dari pengalaman medis selama ini, penyakit ini sulit disembuhkan. Pihak medis paling juga hanya bisa

melakukan tindakan medis terhadap gelembung yang mulai mengganggu organ luar. Seperti misalnya menutup pandangan atau pernapasan,” jelas dr Reza kepada wartawan. Yani mengakui beberapa tahun lalu sudah pernah menjalani operasi untuk mengangkat gelembung yang mulai menghalangi matanya. “Alhamdulillah, hingga kini benjolan di sekitar mata tidak membesar lagi,” ujarnya. Perempuan yang rajin mengikuti berbagai pengajian termasuk pengajian di Mesjid Agung Kota ini, datang ke RSU mengenakan jilbab setelan warga biru muda. Menanggapi hasil diagnosa sementara dokter, Yani mengatakan,

ia bisa menerima kenyataan itu. Karena pada dasarnya sejak awal ia sudah pasrah terhadap kondisi kulitnya tersebut. “Tidak apa-apa. Yang penting saya telah berusaha,” tuturnya. Namun ia tetap berharap pihak RSU lebih dalam lagi melakukan pemeriksaan. Setelah selesai didiagnosa, Yani beserta keluarganya pulang kembali. Maskiyah (60), ibu kandung Yani, mengatakan, ia sudah kemana-mana membawa Yani berobat dan tidak satu pun yang sanggup mengobati penyakit anak keduanya itu. “Sampai-sampai pernah ditusuk jarum di Bogor tapi tetap tidak membawa hasil. Sudah banyak biaya yang terkuras,” lirihnya. (stf)

TOUR DE PRIANGAN Rombongan pebalap sepeda peserta Tour de Priangan yang start dari Pangandaran, Rabu (11/3) siang tiba di Ciamis pukul 11.35. Dalam lomba ini pebalap nasional, Tonton Susanto finish paling depan. TRIBUNJABAR/ANDRI M DANI

Tonton Rebut Etape Pangandaran-Garut GARUT, TRIBUN - Pebalap asal Jabar Tonton Susanto berhasil merebut etape Pangandaran-Garut dalam Tour Priangan Cup 2009 Pangandaran-Garut, Rabu (11/3). Tonton meninggalkan jauh para pesaingnya, baik dari sesama pebalap nasional maupun dari mancanegara seperti Singapura dan Malaysia. Tonton tiba di garis finish Jalan Ahmad Yani (depan DPD KNPI Garut) dengan catatan watu 4,38,9,56 jam. Para juara berhak mendapatkan piala dari Bupati Ciamis dan panitia, uang pembinaan serta berbagai hadiah menarik lainnya. Khusus dua pembalap dari tim Picnic, yaitu Riyan dan Kurniawan, selain mendapatkan uang pembinaan dari panitia dan sponsor, juga mendapatkan bonus dari Direktur Perusahaan Dodol Picnic H Ato Hermanto, masingmasing Rp 1,5 juta. Ato, yang juga ketua panitia, mengatakan

Tour Priangan Cup 2009

Tour Priangan Cup 2009 dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Garut dan Kabupaten Ciamis di samping pembinaan rutin Pengcab ISSI tersebut. Dikatakan, etape Pangandaran-Garut yang startnya di Pangandaran, kemarin pukul 09.00 itu diikuti 125 atlet atau 35 tim pemalap Nasional ditambah dua tim dari Malaysia dan Singapura. Namun, jelas Ato, berdasarkan catatan panitia, pembalap yang berhasil melintasi garis finish di kabupaten Garut hanya tercatat sekitar 75 atlet saja. Menurut rencana, lanjutnya, Kamis (12/3) seluruh pebalap akan kembali diberangkatkan dari garis start di depan gedung KNPI Garut menuju Kawah Darajat pukul 09.00. Rute ini

menggunakan jalur Bayongbong dengan jarak tempuh 33 km untuk memperebutkan Piala Bupati Garut. (set)

PARA JUARA Juara I: Tonton Susanto dengan catatan waktu 4,38,9,56 jam. Juara II: Kuswanto dari Pal (4,39,11,57 jam) Juara III: Riyan Arihaan dari Tim Picnic (4,43,27,6 jam). Juara IV: Low Ji Wen, pebalap Singapura (4,43,27,06 jam). Juara V: Kurniawan alias Timbul dari Tim Picnic Garut (4,43,27,10 jam) Juara VI: Hasan Basir dari Putra Perjuangan Bandung (4,44,37,80 jam)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.