tribun samarinda Meet and Greet Aktor 3 Pejantan Tanggung
Sepanjang Syuting Ditempel Puluhan Nyamuk Hutan Pengambilan gambar film 3 Pejantan Tanggung di areal hutan Samboja, Kaltim menyisakan kesan tak terlupakan bagi Ringgo, Desta dan Dennis. Tiga aktor komedi itu mesti rela digigit nyamuk, hingga kehilangan kontak karena tak ada sinyal ponsel. Suasana alam Kaltim menjadi pengalaman tersendiri dan itu mereka ungkapkan saat Meet and Greet Artis dan Sutradara Film 3 Pejantan Tanggung di Samarinda Central Plaza (SCP), Minggu (2/12).
TRIBUN KALTIM/DWI ARDIANTO
Ringgo, salah seorang pemeran dalam film “3 Pejantan Tanggung” membubuhkan tanda tangan di SCP.
“SAYA belum pernah merasakan nasi kuning, seperti yang ada di Samarinda ini,” ungkap Ringgo, memuji nasi kuning asal Samarinda. Menurutnya, cita rasa nasi kuning di Samarinda berbeda dengan nasi kuning yang biasa ia cicipi di Jakarta. Kendati demikian, pemeran tokoh Harta dalam 3 Pejantan Tanggung mengaku cukup terganggu dengan nyamuknyamuk hutan Kaltim yang menempel di kulitnya, saat pengambilan gambar.
“Nyamuk yang nempel nggak hilang-hilang,” ujar Ringgo, saat menjawab pertanyaan salah satu fans. Lain lagi pengalaman Desta. Lelaki bernama lengkap Deddy Mahendra Desta ini mengaku selama syuting mesti bolak-balik menempuh dua jam perjalanan dari SamarindaSamboja, karena jarak hotel ke lokasi syuting yang cukup jauh. “Begitu sampai di Samboja, sinyal (ponsel, red) juga hilang,” ujarnya, sambil tersenyum kecut. Meski
SENIN 3 JANUARI 2011
begitu, Desta yang memerankan tokoh Angga dalam 3 Pejantan Tanggung terkesan dengan suasana alam Kaltim. Kehadiran Ringgo, Desta dan Dennis di atrium SCP memang menjadi ajang temu sekaligus tanya jawab fans. Namanya saja komedian, suasana akrab dan penuh tawa pun berlangsung selama Meet and Greet Artis dan Sutradara 3 Pejantan Tanggung. Pengunjung mal mulai dari remaja, ibu-ibu hingga anakanak juga tak ragu mendekat ke arah panggung dan mengabadikan ketiga aktor melalui ponsel masing-masing. Selain ketiga aktor, hadir pula sang sutradara film Iqbal Rais. Sutradara muda asal Kaltim ini mengungkapkan, beberapa kawasan di Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong menjadi lokasi syuting film 3 Pejantan Tanggung. “Saya ingin pulang
15
kampung dan mengenalkan film kepada teman-teman di Kaltim. Nah, karena tema cerita juga di hutan dan itu identik dengan Kaltim maka jadilah pengambilan gambar di Kaltim,” kata Iqbal. Film 3 Pejantan Tanggung, kata Iqbal sempat mengalami tiga kali pergantian judul. Awalnya film produksi Rapi Film ini berjudul Dunia Dalam Negeri, lalu berubah menjadi Pejantan Tanggung namun kembali direvisi menjadi 3 Pejantan Tanggung. Pemilihan judul pejantan tanggung, kata Iqbal melihat dari sisi komersil sekaligus gambaran akan ketiga tokoh yang tidak punya tujuan hidup. Film film berdurasi 82 menit itu telah diputar di bioskop sejak 30 Desember lalu. Jadi bila Anda ingin menyaksikan akting ketiga artis idola Anda sembari menyaksikan keindahan alam Kaltim, jangan lewatkan film 3 Pejantan Tanggung. (may)
Pengunjung KRUS 13.000 Orang ■ Jajaki Kerjasama dengan Taman Impian Jaya Ancol ”Hari minggu biasa hanya 500-1.000 orang. Saat tahun baru fantastis, mencapai 13.000 orang” Syarif Effendi Kepala BP KRUS
SAMARINDA, TRIBUN Hari libur di awal tahun menjadi momen bagi keluarga untuk berlibur ke lokasi wisata. Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) salah satunya. Tak tanggungtanggung, jumlah pengunjung KRUS tepat di awal tahun mencapai hingga 13.000 pengunjung. Minggu (2/12), jumlah pengunjung tetap meningkat dibandingkan hari biasa yakni mencapai 5.000 pengunjung. Dari pantauan Tribun, Minggu (2/12), hampir semua lokasi di areal KRUS dipadati pengunjung, baik di kebun binatang maupun di arena permainan. Kandang-kandang yang dihuni 24 jenis binatang seperti beruang madu, rusa orang utan hingga burung cendrawasih menjadi lokasi favorit pengunjung. Arena permainan seperti sepeda air dan komidi putar juga dipadati
pengunjung. Antrean cukup panjang untuk menaiki sepeda air, tidak mengurangi antusiasme pengunjung. Syarif Effendy, Kepala Badan Pengelola KRUS menuturkan, jumlah pengunjung KRUS di hari libur tahun baru memang cukup fantastis. “Di hari biasanya atau hari minggu, pengunjung berkisar 500-1.000 orang. Nah, saat tahun baru memang cukup fantastis karena mencapai 13.000 orang. Puncaknya tanggal 1 Januari, karena hari ini (kemarin, red) hanya berkisar 5.000 pengunjung,” kata Syarif. Tingginya animo pengunjung KRUS, kata Syarif terus membuat KRUS berbenah dan memperbaiki pelayanan. Rencananya, KRUS akan mengembangkan rekreasi buatan sembari terus memelihara rekreasi alam yang telah dimiliki saat ini. Salah satu rekreasi buatan yang rencananya akan dibangun di KRUS adalah waterboom dan kandang burung raksasa. Namun, rencana ini masih terus dijajaki dengan pengelola Taman Impian Jaya Ancol. “Kami akan jajaki di tahun ini. Sebelumnya, sudah ada MoU antara Pemkot dengan
pihak Taman Impian Jaya Ancol, tapi MoU masih belum sempurna. Nantinya konsepnya seperti Ancol, tapi mini. Itu semua tergantung kerjasama antara Pemkot dan pihak Ancol,” kata Syarif. Syarif juga memaparkan rencana KRUS sebagai pusat informasi Kaltim, khususnya di bidang pariwisata. Menurut Syarif, peluang sebagai pusat informasi wisata di Kaltim bagi wisatawan lokal maupun luar negeri, terbuka cukup besar, sehingga KRUS tertarik untuk mengembangkan diri sebagai penyedia informasi. “Jadi nanti wisatawan cukup ke KRUS saja. Kami akan menghadirkan film singkat mengenai berbagai lokasi wisata di Kaltim. Selanjutnya, wisatawan akan diberikan petunjuk sesuai dengan waktu dan keinginan mereka masing-masing,” paparnya. Rencana KRUS sebagai pusat informasi Kaltim, ternyata telah disepakati bahkan telah dianggarkan dalam APBD sebesar Rp 5 miliar. “Untuk sementara ini, kami fokus ke arah KRUS sebagai pusat informasi. Tetapi, kami tetap akan jajaki kerjasama dengan Ancol,” kata Syarif. (may)
Tegaskan Jadi Partai Terbuka
● Sarwono Pimpin Kembali PKS Samarinda SAMARINDA, TRIBUN Sarwono kembali dipercaya menjabat Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Samarinda untuk lima tahun ke depan. Hal itu berdasarkan keputusan Musyawarah Daerah (Musda) PKS Samarinda yang berlangsung selama dua hari dan berakhir Minggu (2/1) kemarin. Wakil Ketua DPRD Samarinda tersebut mengungguli tujuh kandidat lainnya, yang sebelumnya telah melalui proses penjaringan di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) atau ditingkat Kecamatan. “Alhamdulillah karena masih dipercaya, tapi juga ini
adalah satu amanah besar yang harus saya emban selama lima tahun ke depan. Karenanya saya berharap dukungan semua pihak, khususnya pengurus dan kader PKS Samarinda, untuk kita samasama membesarkan PKS,” kata Sarwono, Minggu (2/1). Dikatakannya, selama kemimpinannya nantinya, Sarwono akan lebih mempertegas jika PKS yang kini sudah menjadi Partai Politik terbuka. Kepada masyarakat manapun yang berkeinginan untuk terjun dikancah politik, dia mengimbau untuk bergabung bersama PKS, siapapun dan dari latar belakang manapun dia.
“Siapapun dia, ayo kalau mau bergabung, kami sudah membuka kepada siapapun dia. Dan inilah juga yang nantinya akan menjadi visi dan misi saya memimpin PKS lima tahun ke depan, diantara programprogram pengembangan partai dan kader lainnya,” ujarnya dengan tegas. Menjadi partai terbuka ini adalah hasil Musyawarah Nasional (Munas) PKS beberapa waktu lalu, menurut Sarwono, sebagai manifestasi hasil Munas, maka daerahdaerah pun berkewajiban untuk melaksanakannya. Selain itu yang menjadi program adalah, PKS sebagai partai yang mengusung
pasangan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda terpilih yakni Syaharie JaangNusyirwan Ismail, akan bersinergis dalam melaksanakan programprogram pembangunan yang menyejahterakan masyarakat Samarinda. “Ini adalah kewajiban kami untuk terus mengawal Walikota dan Wakil Walikota yang kami usung,” ujarnya. Komposisi DPD PKS Samarinda periode 2010-2015, adalah Sarwono (Ketua), Nursobah (Wakil Ketua), Mursyid Abdurrasyid (Sekretaris), Muhammad Ilham (Bendahara), dan Muhammad Sutami (Bidang Kaderisasi). (aid)
Pemkot Samarinda Bentuk Forum CSR SAMARINDA,TRIBUN Pemkot Samarinda tahun ini berencana membentuk forum CSR (Corporate Social Responsbility). Forum semacam ini sudah dibentuk di Kutai Timur (Kutim) dan dananya dikelola oleh mereka. Menurut Wawali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail di Samarinda, Sabtu (1/1), pembentukan forum ini untuk maping (pemetaan) dan
optimalisasi program CSR perusahaan yang ada di wilayah Samarinda. Potensi dana CSR Kota Samarinda cukup besar, mengingat Samarinda merupakan daerah basis industri dan perdagangan. Namun pengelolaan CSR di kota ini belum maksimal, karena belum terkoordinir dengan baik. “Bahkan dari sekian banyak perusahaan,
baru sebagian kecil saja yang sudah melaksanakan program ini,” ungkapnya. Masih minimnya perusahaan yang melaksankan CSR, kata Nusyirwan karena program CSR belum ada payung hukum yang jelas. Memang Undang-undang tentang CSR sudah ada, tapi sampai sekarang petunjuk teknisnya tentang pelaksanan belum dikeluarkan oleh
pemerintah pusat,” tuturnya. Karena lanjut dia, tahun ini pemkot akan membentuk forum CSR yang tugasnya melakukan pemetaan dan koordinasi masalah pelaksanaan program CSR.”Tahun ini kita akan bentuk forum. Mudah program CSR akan menjadi alternatif dalam rangka mensejahterakan masyarakat,” tandasnya. (m28)