Rampai Cerpen Minggu - Agustus 2012

Page 342

Bunga Rampai Cerpen ~ Minggu Ke-VI ~ Agustus 2012

AWALNYA aku tak pernah mengerti mengapa Afriani, setiap kali melintas di Jalan Ridwan Rais, selalu menyebut patung sepasang petani itu sebagai patung Kristus dan Bunda Maria yang disamarkan. Akan tetapi, setelah kecelakaan maut pada Minggu terkutuk itu, segala hal ganjil itu tersibak. Pun ceritanya yang berulang-ulang tentang persembahan agung yang diminta Jibril kepadanya sebagai mahar sebuah nubuat.

SETELAH menandaskan sihir setengah butir pil ekstasi dan beberapa linting ganja di XXL Club yang dibalut hangat entakan musik seorang DJ itu, Afriani, yang kupastikan mengemudi sambil tertidur, memulai lagi racauannya tentang Jibril yang kembali datang dan menagih kesediannya untuk menjadi wanita pilihan. Jibril dan wanita pilihan? Aku yakin, kau pun akan menganggap perempuan yang sehari-hari sebagai asisten produser di sebuah production house itu telah kehilangan kesadarannya karena pengaruh obat-obatan. Tetapi akan lain ceritanya jika kau sudah pernah mendengarnya mengisahkan hal itu di saat ia benar-benar sadar, bersih dari pengaruh alkohol dan obatobatan apa pun. Iya, aku tak hanya mendengarnya sekali ini saja. Bahkan, sudah berkali-kali. “Kau pikir aku hanya membual? Hei, kepalaku taruhannya jika ternyata tawaran nubuat itu hanya omong kosong. Sungguh! Jibril sendiri yang datang kepadaku, dan.... 333


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.