Rampai Cerpen Minggu - Agustus 2012

Page 109

Bunga Rampai Cerpen ~ Minggu Ke-VI ~ Agustus 2012

cara. Dan keadaan seperti itu semakin parah karena ternyata yang mereka bicarakan semata bualan! Bualan belaka! Pada waktu itu, entah darimana, seseorang yang konon adalah wali Tuhan, sampai ke kota itu. Si wali begitu terkejut mengetahui betapa orang-orang di kota itu teramat suka membual. Namun si wali tahu, lidah bisa membual, namun tidak halnya dengan mata. Mata selalu jujur perihal apa yang ada di dalam hati. Segala yang ada di hati, yang sebenarnya, seperti tersirat dari pandangan mata. Mata seolah telaga bening dengan dasar berupa hati. Itu pula sebabnya orangorang menyebut mata sebagai jendela jiwa. Konon, kemudian si wali yang prihatin berdoa. Berdoa agar semua orang di kota itu berhenti membual. Agar orangorang di kota itu tidak lagi bicara dengan mulut dan lidah. Melainkan dengan mata. Semenjak itu pula, semua orang menjadi bisu. Bisu hingga turun temurun. Hingga hari ini. Aku tidak tahu cerita versi mana yang benar. Dan itu tak penting benar bagiku. Aku datang ke kota ini dengan niat awal untuk tinggal di sini. Tinggal bersama kekasihku. Kekasih yang pada awal-awal percintaan kami berkata bahwa dia akan selalu mencintaiku. Kekasih yang bersumpah hanya akan mengucap cinta kepadaku. Waktu itu, aku percaya. Hingga kemudian, beberapa waktu yang lalu, aku tahu, ia menggunakan lidah dan mulutnya 100


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.