No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Setengah Hati untuk Paralel
Foto Fitri Wahyuningsih
2
Comment
SALAM KAMI
Jalan Ninja
S
iapa yang tidak kenal dengan anime Naruto, tentu kebanyakan rema ja tahu benar akan kisah yang satu ini. Ya, cerita yang dicip takan oleh Mashasi Kisimoto ini bercerita tentang seorang anak yang terlahir dengan se tumpuk ketidak-beruntungan di era ninja. Dimulai dari tertananmnya monster yang akan menyerang desa di dalam tubuhnya, kes endirian tanpa teman mau pun keluarga, hingga cap yang diterimanya sebagai anak pem bawa sial. Semua kepahitan itu harus ia tanggung sendirian. Ia harus melakukan tinda kan-tindakan bodoh dan meng ganggu hanya untuk sekadar mendapatkan perhatian dari warga desa. Berbagai cercaan, hinaan, bahkan pukulan diter ima karena kelakuannya. Na mun, meski yang ia dapat ada lah pukulan, ia tetap senang sebab setidaknya ia mendapat
perhatian warga. Hal itu terus ia lakukan setiap hari setiap saat, sampai-sam pai warga desa akhirnya kapok dengan polahnya. Hingga akh irnya ia menemukan hal untuk diperjuangkan. Guru Iruka, ya bermula darinya Naruto mene mukan jalan ninjanya. Dengan keteguhan jalan ninja yang mementingan ke setiakawanan, pengorbanan, kasih sayang, dan perjuangan inilah, lambat laun Naruto diakui oleh desa. Bahkan ber kat cita-cita sintinginya untuk melindungi Desa Konoha, ia menjadi pahlawan yang sangat dikagumi. Memang, hidup tak semu dah cerita dalam Shonen Jump, atau manga lainnya. Namun, sebagaimana Naruto, kita ha rus memiliki jalan ninja kita sendiri. Menetapkan cita-cita setinggi langit dan berkorban menggapainya adalah hal mut lak yang harus dijalankan. Mes
TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www. teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembina: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana, Retno Wulandari Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Enindita Prastiwi (Non Aktif), Ariz Nisrina, Faiza Ukhti A Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H, Ariz Nisrina Redaktur Artistik: Defika Putri Nastiti Staf Artistik: Retnoningayu JU Kameramen: Fitri Ardiani, Redaktur Daring: Yola Septika (Non Aktif) Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina (Non Aktif), Luvita Wilya H Staf Pemasaran: Yola Septika(Non Aktif) Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Wawan Taryanto Staf Pengkaderan dan SDM: Fajar Nurrohmah Magang: Agung M, Ari A, Arif S, M. Ghufroni A, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N, Ade S, Andre PH, Arham AA, Della SA, Dewi SR, Evita YR, Ginanjar, Maryadi BW, Milsa SD, Rachmawati R, Ruri SMS, Sonny K, Sopian A, Abdullah M, Alfanny P F, Atsila H, Dinda PC, Elliyen S, Hendi NP, Kalista S, Khusnul A, Putri LMNG, Rian M, Rocky I, Silviana, Tuti NK, Yayu Isnaini, Zahra Qurrotu’aini
ki perih terasa, berat di dada, semua harus dilalui untuk dapat mencapai kebahagiaan di akhirnya. Di pojok PKM, kami sekum pulan mahasiswa yang memi lih berproses di sini sepertinya telah menemukan jalan ninja kami sendiri. Jalan kami mem perjuangkan sesuatu, seperti perjuangan kami menerbitkan tabloid edisi 146 ini. Pada edisi kali ini, kami menyoroti SPI mahasiswa paralel yang tahun ini makin tinggi. Selain itu, kami juga menyajikan wawancara khu sus dengan Rektor Unila yang baru dilantik, untuk men getahui program apa yang akan dilaksanakan di periode kepemimpinannya. Serta, info lainnya seputar Kampus Hijau Unila yang dibutuhkan sivitas akademika Unila. Dari ruang redaksi, tak bosan kami me nerikkan kalimat Tetap Berpikir Merdeka!
Banyaknya jalur masuk di Universitas Lampung (Unila) membuat nya masuk dalam sepuluh universitas paling diminati di Indonesia. Hal ini sebetulnya belum bisa dikatakan sebagai prestasi, karena bisa diperkirakan karena daya saing jalur masuk perguruan tinggi yang sangat ketat sehingga Unila menjadi alternatif pilihan karena berada di level menengah. Menyoal Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang sejak sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) diterapkan pada tahun 2013, malah memberatkan mahasiswa yang masuk lewat jalur paralel. Meskipun, bertujuan sebagai subsidi silang yang membantu opera sional pendidikan bagi mahasiswa yang tidak mampu. Komentar pe das dari para petinggi kampus, terkait keluhan para mahasiswa para lel yang merasa mendapat pelayanan yang tidak sesuai dengan yang dibayarkan, menimbulkan penilaian minus terhadap jalur paralel. Pihak kampus seharusnya lebih memikirkan jalur masuk yang ada di Unila. Jangan sekadar menerima banyak mahasiswa dengan membuka banyak jalur tanpa diikuti pelayanan yang pantas. Keluhan mahasiswa paralel seharusnya tetap didengarkan, mengingat mereka juga memiliki hak yang sama dengan mahasiswa lainnya. Meski, dika takan nilai akademik tetap menjadi yang utama dalam penerimaan mahasiswa jalur paralel, tetap saja bagi mahasiswa yang lolos tes aka demik tapi tak mampu membayar SPI akan gugur dengan mahasiswa yang mampu membayar SPI paling tinggi. Penentuan besaran SPI seharusnya juga menjadi tanggung jawab pihak fakultas dan rektorat, bukan saling lempar ketika ditanyai soal transparansi dana SPI. Mahasiswa juga berhak mengetahui, kemana uang yang mereka bayarkan digunakan, mendapatakan pelayanan yang sama dengan yang lainnya. Serta, tidak dideskriditkan karena kemampuan akademiknya yang dianggap kurang. Bukankah unive rsitas tempatnya mendidik seseorang menjadi pintar dan terpelajar? Dengan dilantiknya Rektor baru, Unila harus berbenah dalam hal penerimaan mahasiswa baru selanjutnya. Mengingat tantangan di ta hun depan seperti penerapan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang menuntut Unila meningkatkan kualitasn sumber daya manusia, baik dosen maupun mahasiswa. Percuma saja jika menjadi perguruan tinggi yang paling diminati jika kualitas mahasiswanya menurun. =
Sampul
Judul :
SPI Melambung Mahasiswa Limbung
Ide & Desain : Defika Putri Nastiti
KYAY JAMO ADIEN
Oleh Defika Putri Nastiti